You are on page 1of 3

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap makanan dan minuman tidaklah hanya terhadap penyediaan secara kuantitas saja, tetapi juga penyediaan secara kualitas. Tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi masyarakat, dirasakan semakin lama semakin besar terlebih untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Kesehatan menjadi sebuah kebutuhan, kesehatan adalah harta yang tak ternilai, demikian kata pepatah bijak. Kesadaran ini demikian mudah dimengerti mengingat begitu banyak hal bisa dilakukan dalam keadaan sehat dan sebaliknya begitu banyak hal akan tertinggal pada saat kita sakit. Hal inilah yang membuat kehadiran obat saja sering dirasakan tidak lagi cukup sehingga berbagai vitamin pun dikonsumsi. Ketika vitamin dirasakan masih kurang, maka meningkat lagi ke penggunaan multivitamin hingga ke penggunaan suplemen. Berkembangnya obat-obat fitoterapi dan semakin bertambahnya perusahaan obat tradisional di Indonesia menunjukkan bahwa, penduduk Indonesia makin menyadari pentingnya gerakan back to nature dan mengetahui efek samping dari penggunaan bahan kimia baik dalam makanan maupun obat-obatan. Apalagi mengetahui bahwa kekayaan hayati negeri kita banyak yang memiliki khasiat dan fungsi sebagai sumber pangan dan menunjang vitalitas tubuh, serta dapat mencegah dan mengobati suatu penyakit, di antaranya adalah bunga sepatu. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunganya besar, umumnya berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu. Kandungan kimia bunga sepatu adalah: daun, bunga dan akar bunga sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu, daunnya juga mengandung saponin, dan polifenol. Bunganya mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin dan saponin. Bunganya mengandung hibisetin, sedangkan batang dan daunnya mengandung Ca-oksalat, peroxidase, lemak dan protein. Bunga sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik. Bunga ini digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional seperti bronhitis, gonorhoeae, dan demam. Mahkota bunga sepatu yang dikeringkan juga dapat diminum sebagai teh. Pada hasil penelitian Sulistyawati dkk (2010), menunjukkan bahwa teh mahkota bunga sepatu memiliki kelebihan dibandingkan teh rosella (masih satu famili dan satu genus) dan teh biasa. Kadar glukosanya yang relatif tinggi mampu mengurangi kebutuhan gula dalam pengkonsumsiannya. Kadar vitamin C yang relatif sedang, sudah cukup untuk pemenuhan kebutuhan vitamin C sehari-hari. Kadar kafeinnya yang relatif rendah, sehingga tidak mengganggu kerja hormon adenosine dalam tubuh kita. Mahkota kembang sepatu juga diketahui mengandung pigmen antosianin yang tergolong flavonoid serta berpotensi digunakan sebagai zat pewarna sekaligus dapat berfungsi sebagai antioksidan yang efektif menyumbangkan warna alami pada produk minuman berkabonat, dan juga dapat ditepung/dibubukkan dengan bantuan bahan dekstrin. Dari karakter pigmen tersebut, maka mahkota kembang sepatu dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi effervescent, yang akhir-akhir ini direspon baik oleh kalangan konsumen di Indonesia. Minuman dalam bentuk effervescent banyak digemari oleh

masyarakat karena praktis, cepat larut dalam air, memberikan larutan yang jernih, dan memberikan efek sparkle atau seperti pada rasa minum air soda. Obat atau minuman suplemen dibuat dalam bentuk effervescent agar konsumen lebih menyukainya karena serasa seperti minum air soda atau soft drink yang sangat digemari oleh masyarakat. Dengan begitu diharapkan penyajian ekstrak mahkota bunga sepatu dalam bentuk effervescent tersebut dapat memenuhi permintaan konsumen yang cenderung mulai mengkonsumsi bahan-bahan yang alami dan menghindari bahan-bahan sintetik (back to nature) serta cara penyajian yang praktis, tanpa mengurangi khasiatnya karena mengandung pigmen antosianin dan vitamin C yang keduanya termasuk senyawa antioksidan. I.2 Perumusan Masalah Beberapa perumusan masalah yang akan dicoba diselesaikan dalam penelitian pengaruh komposisi asam sitrat dan natrium karbonat terhadap kualitas effervescent ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.): 1. Bagaimana pengaruh kombinasi asam sitrat dan natrium karbonat terhadap sifat fisik dan respon rasa effervescent ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) ? 2. Berapa perbandingan kombinasi asam sitrat dan natrium karbonat pada sediaan effervescent ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang paling baik? 3. Bagaimana hasil percobaan effervescent dari ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan variasi kombinasi asam sitrat dan natrium karbonat dibandingkan dengan standar sediaan effervescent yang ada? I.3 Batasan Masalah Dalam percobaan ini, batasan masalah yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Bahan yang digunakan adalah mahkota bunga sepatu, dekstrin, asam sitrat, natrium bikarbonat, pemanis alami. 2. Bahan yang digunakan sebagai variabel percobaan adalah komposisi asam sitrat sebagai asam dan natrium karbonat sebagai basa I.4 Tujuan Inovasi Produk Tujuan dari pembuatan effervescent dari ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan variasi komposisi asam sitrat dan natrium karbonat adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh kombinasi asam sitrat dan natrium karbonat terhadap sifat fisik dan respon rasa effervescent ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). 2. Mengetahui perbandingan asam sitrat dan natrium karbonat pada sediaan effervescent ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) yang paling baik 3. Mengetahui hasil percobaan effervescent dari ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan variasi kombinasi asam sitrat dan natrium karbonat dibandingkan dengan standar sediaan effervescent yang ada I.5 Manfaat Inovasi Produk Manfaat dari pembuatan effervescent dari ekstrak mahkota bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan kombinasi asam sitrat dan natrium karbonat adalah sebagai berikut: 1. Pemanfaatan mahkota bunga sepatu sebagai sediaan minuman berkarbonasi.

2. Memberikan pilihan alternatif lain kepada masyarakat dalam pemilihan produk minuman yang lebih ekonomis. 3. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dengan peningkatan budidaya bunga sepatu sebagai sumber bahan baku obat yang alami, dengan menyerap lapangan kerja baru, dengan berbasis kekayaan hayati lokal.

You might also like