You are on page 1of 5

STRATIFIKASI SOSIAL Masyarakat manusia terdiri dari beragam kelompok-kelompok orang yang yang memiliki banyak ciri-ciri pembeda

bisa berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama atau politik, pendapatan atau pendidikan. Pembedaan ini sering kali dilakukan bahkan mungkin diperlukan. Ada pendapat mengatakan semua manusia dilahirkan sama seperti yang selama ini kita tahu, baik pendapat para orang-orang bijak dan orang tua kita atau bahkan orang terdekat kita. Pendapat tersebut hanyalah omong kosong belaka yang selalu ditanamkan kepada setiap orang entah untuk apa mereka selalu menanamkan hal ini kepada kita. Pada realitasnya, bukanlah persamaan yang ada melainkan yang ada adalah ketidaksamaan. Beberapa pendapat sosiologis mengatakan dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan di berbagai bidang misalnya saja dalam dimensi ekonomi: sebagian anggota masyarakat mempunyai kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya miskin dan hidup dalam kondisi yang jauh dari sejahtera. Dalam dimensi yang lain misalnya kekuasaan: sebagian orang mempunyai kekuasaan, sedangkan yang lain dikuasai. Suka atau tidak suka inilah realitas masyarakat, setidaknya realitas yang hanya bisa ditangkap oleh panca indera dan kemampuan berpikir manusia. Pembedaan anggota masyarakat ini dalam sosiologi dinamakan startifikasi sosial.

Pengertian Dalam masyarakat di lingkungan kita berada sering kali jumpai pembedaan sosial, mulai dari segi ekonomi, politik, jabatan, dan banyak yang lainnya. Secara harafiah stratifikasi berasal dari kata STRATUM = berarti

Lapisan. Sosial berasal dari kata Socius = kawan/ masyarakat, jadi Stratifikasi

Sosial yaitu perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat Berikut beberapa pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. statifikasi sosial menurut max weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Stratifikasi sosial menurut Soerjono Soekanto adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkt atau sistem berlapis-lapis.

Ada beberapa hal yang selalu terikut serta apabila kita membahas mengenai stratifikasi sosial, diantaranya: Status Sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Kelas Sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi jenjang

pendidikan dan jenis pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan atau perekonomian individu. Stratifikasi Sosial adalah pengkelasan, penggolongan, pembagian masyarakat secara vertikal atau atas bawah. Contohnya seperti struktur organisasi perusahaan di mana direktur berada pada tingkatan yang jauh lebih tinggi daripada struktur mandor atau supervisor di perusahaan tersebut. Diferensiasi Sosial adalah pengkelasan, penggolongan, pembagian masyarakat secara horisontal atau sejajar. Contohnya seperti pembedaan agama di mana orang yang beragama islam tingkatannya sama dengan pemeluk agama lain seperti agama konghucu, budha, hindu, katolik dan kristen protestan. Dalam hal ini disamakan dalam hal masing-masing memiliki kepercayaan, namun berbeda pada kepercayaan yang dianut.

Pembentukan Stratifikasi Stratifikasi dalam proses terbentuknya dibedakan atas dua, yaitu: Stratifikasi yang terjadi secara sendirinya dalam suatu masyarakat, hal ini dapat disebabkan oleh kepandaian, senior, umur, jumlah harta yang dimiliki. Stratifikasi sosial yang kedua adalah stratifikasi sosial yang terbentuk karena adanya kesamaan untuk meraih tujuan berdama, misalnya kepngkatan. Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Stratfication) Yaitu membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik gerak ke atas maupun gerak kebawah, bila akan

menjadi anggota biasanya berdasarkan kelahiran (contoh : Kasta dalam agama Hindu, Sistem Feodal, Sistem Rasial). Stratifikasi Sosial Terbuka (Closed Stratification) Yaitu setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan , atau bagi mereka yang tidak beruntung untuk jaatuh dari lapisan atas ke lapisan bawahnya.

Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial Kedudukan (Status) yaitu kedudukan sebagai tempat/posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial Peranan (Role) yaitu Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan.

Macam-Macam Kedudukan 1. Ascribed Status Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. 2. Achieved Status Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. 3. Assigned Status Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

Dasar-Dasar Pembentukan Pelapisan Sosial o Ukuran kekayaan Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan

anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. o Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. o Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat. o Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.

You might also like