Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
MATERIAL DENGAN
REAKSI
KARAT
(RUSTING)
ISTILAH
KHUSUS
UNTUK
KOROSI
KOROSI FISIKA,
ADALAH KIMIA,
SUATU
POKOK DISIPLIN
BAHASAN ILMU
YANG SEPERTI
MENYANGKUT
BERBAGAI
METALURGI,
ELEKTROKIMIA,
ELEKTRO KIMIA
REKAYASA
FISIKA KIMIA
KETAHANAN KOROSI
METALURGI
TERMO DINAMIKA
LINGKUNGAN KOROSIF
Pada umumnya semua lingkungan korosif dengan berbagai tingkatan. Contoh : Udara dan embun; air segar; air destilasi; air garam; air tambang;
DAMPAK KOROSI
Kasus nyata : Insitut Battelle (USA) tahun 1980 menaksir kerugian perekonomian USA akibat korosi sebesar US$ 70 milyar/tahun. Kasus nyata : Di Inggris telah dihitung bahwa 1 ton baja diubah seluruhnya menjadi karat setiap 90 detik. Padahal energi yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 ton baja dari bijih besi cukup memasok kebutuhan energi satu keluarga selama 3 bulan. Kasus nyata : Pada 1985, atap sebuah kolam renang di Swiss yang telah berusia 13 tahun roboh dan menewaskan 12 orang serta melukai banyak orang. Penyebabnya adalah korosi pada baja tahan karat yang mendukung 200 ton atap beton bertulang.
KLASIFIKASI KOROSI
MENURUT MEKANISME TERJADINYA :
REAKSI ELEKTROKIMIA : MISAL KOROSI DI MEDIA YANG MENGANDUNG UAP AIR ATAU AIR ATAU DI MEDIA ELEKTROLIT.
REAKSI KIMIA : MISAL KOROSI PADA RUANG BAKAR, SUDU TURBIN GAS
Pengurangan berat : g atau mg Berat per satuan luas permukaan logam : mg/mm2 Berat per satuan luas permukaan per waktu : mg/dm2.day (mdd); g/cm2.hour; g/m2.hour; mol/cm2.hour Kedalaman penetrasi per waktu : in/year; in/month, mm/year; mils/year (mpy). 1 mils = 1 milli inch = 0.001 inch. Ekspresi satuan mpy (mils per year) bisa dihitung dengan rumus :
mpy = 534 W/ . A . t
Dimana : W : berat spesimen yang hilang, mg : densitas spesimen uji korosi, g/cm3 A : luas permukaan spesimen, in2 t : waktu, hour
3.
4.
5. 6. 7.
Siapkan beberapa spesimen dari bahan yang akan diukur laju korosinya Ukur dimensi masing-masing spesimen, dan timbang berat masingmasing spesimen sebelum uji korosi (W0). Hitung luas permukaan spesimen (A) Masukkan spesimen dalam media elektrolit selama waktu tertentu (t1), setelah selesai keringkan dan timbang berat spesimen pasca uji korosi (W1) Lakukan kembali langkah 4 dengan waktu korosi berbeda Buat kurva hubungan antara selisih berat/luas vs waktu Tentukan persamaan laju korosi dari kurva korosi spesimen tersebut.
KOROSI
Metode untuk mempelajari korosi : Teori klasik Teori modern PEMILIHAN BAHAN
Pemilihan bahan yang tepat akan mengoptimumkan hambatan terhadap korosi dan sangat mengurangi biaya perawatan yang dibutuhkan selama waktu pakai dari komponen.
BIAYA PERAWATAN
Biaya
Waktu
KOROSI BASAH
KOROSI BASAH
TEORI KLASIK
Reaksi Elektrokimia
Katoda Anoda Elektrolit Kontak Pol. aktivasi Polarisasi Pol . konsentrasi
Elektrokimia
Pasivasi
Lingkungan (Elektrolit)
Oksigen/oxidizer Agitasi/pengadukan Suhu, bakteri, konsentrasi, pasangan galvanik, pH, elektrolit, komposisi Kondisi permukaan, struktur, pengotor, batas butir, kristal dual phases
Metalurgi (Logam)
ASPEK ELEKTROKIMIA
1. 2. 3.
REAKSI ELEKTROKIMIA
Anoda melepaskan elektron (terkorosi)
M n+ + n e H2
Evolusi Hidrogen : 2 H + + 2 e Reaksi Oksigen (di Udara) : O2 + 2 e Reaksi Oksigen (Asam) : O2 + 4 H + + 4 e Reduksi Logam : M 3+ + e M 2+
2-
2 H 2O
4 OH -
ELEKTRODA
Anoda Elektroda Katoda
Potensial Anoda lebih rendah dibandingkan potensial Katoda. Korosi akan terjadi bila ada 4 komponen : 1. 2. 3. 4.
1 3
ANODA
Karena Anoda terpaksa mengalirkan elektronnya via kontak metalik ke
Katoda, maka agar tidak kelebihan muatan positip, maka anoda terpaksa juga melepaskan proton (ion positip) yang bermassa ke elektrolit. Ion positip tersebut (M+) bereaksi dengan ion negatip dari elektrolit (X-) membentuk endapan yang melekat di anoda sebagai karat (MX) atau mengendap di elektrolit . Anoda berkurang massanya.
KATODA
Karena Katoda menerima elektronnya dari Anoda, maka pada permukaan
Katoda terjadi reaksi Katodik, dimana elektron akan berada di permukaan Katoda dan bereaksi dengan ion positip dari elektrolit misalnya H+ membentuk molekul H2 yang berupa gelembung gas. Dengan demikian Katoda terproteksi.
Fe Fe 2+ + 2 e Reaksi di Katoda : reaksi reduksi, menerima elektron Ada beberapa kemungkinan reaksi yang bisa terjadi M n+ + n e M (mengendap) Pembentukan gas Hidrogen : 2 H + + 2 e H2 Reduksi Oksigen (Asam) : O2 + 4 H+ + 4 e2 H2O Reduksi Oksigen (Basa/netral) : O2 + 2 H2O + 4 e4 OH Reduksi ion logam : Fe 3+ + e Fe 2+
Logam A = B dimasukkan dalam elektrolit yang berbeda yaitu elektrolit C dan D yang dipisahkan oleh sekat berpori.
Bila A dan B dihubungkan akan terjadi beda potensial karena dicelup dalam larutan yang berbeda (sel elektrokimia)
RANGKUMAN
Arus listrik (i) akan mengalir dari elektroda satu ke yang lain karena
adanya beda potensial antar elektroda. Sel Galvanik Sel Aerasi Diferensial Sel Elektrokimia
Aliran arus listrik (i) berlawanan arah dengan arah elektron. Logam dengan potensial elektroda (PE) yang lebih rendah terhadap
pasangannya akan berperan sebaga Anoda (terkorosi), yang PE nya tinggi sebagai Katoda (terproteksi).
(Anoda) berada dalam kondisi seimbang maka muatan (-) berupa ion M dilepaskan di dalam elektrolit.