You are on page 1of 3

Definisi Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunialuar.

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi padakehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Wiknjosastro, 2007: 307). Abortus inkomplit ( keguguran tidak lengkap ) sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebagian ( biasanya jaringan plasenta ) masih tertinggal di dalam rahim.Abortus inkomplit adalah jika sebagian telur telah lahir tetapi sebagian tertinggal ( biasanya jaringan plasenta ). Anak baru mungkin hidup didunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu. Etiologi Ada beberapa factor penyebab terjadinya abortus, yaitu : Faktor Genetik Sekitar 5% abortus terjadi karena factor genetic. Paling sering ditemukannyakromosom trisomi dengan trisomi 16. Faktor Anatomi Faktor anatomi congenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15% wanita dengan abortus spontan yang rekuren. Lesi anatomi congenital yaitu kelainan duktus mullerian (uterus bersepta). Duktus Mullerianbiasanya ditemukan pada kegugran trimester ke dua. Kelainan congenitalarteri uterine yang membahayakan aliran darah endometrium. Kelainanyang didapat misalnya adhesi intrauterine (synechia), leimioma danendometriosis. Faktor Endokrin Faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20 % kasus. Insufisiensi fase luctal (fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak cukupnya produksi progesteron), hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom polikstik ovarium merupakan faktor kontribusi pada keguguran. Faktor Infeksi Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (toksoplasma,

rubella,cytomegalovirus) dan malaria.

Faktor Imunologi Terdapat anti bodi kardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari tersebut.

Manifestasi klinis Gejala-gejalanya sebagai berikut : Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan pendarahan berlangsung terusmenerus. Sering servix tetap terbuka, karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap corpus allienum. Maka uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan ini dibiarkan lama servix akan menutup kembali. Tandatandanya sebagai berikut, dapat berupa amenorea, sakit perut dan mulas-mulas. Perdarahan bias sedikit atau banyak dan biasanya berupa stolsel( darah beku ), sudah ada keluar fetus atau jaringan, pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokartus yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli. Sering terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi alat genital berupa demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yag baru saja terjadi didapati serviks terbuka. Kadangkadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteril serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.

Komplikasi Perdarahan Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya. Perforasi Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera

dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan alat-alat lain. Syok Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat. Infeksi Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu Staphylococci, Streptococci, Gram negatif Enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada Lactobacili, Streptococci, Staphylococci, Gramnegatif Enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas padsa desidua. Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium,tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli,Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcusaureus, Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lainyang kadang dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.

You might also like