You are on page 1of 20

MAKALAH Fase-Fase Perkembangan dan Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Secara Biologis, Didaktis dan Psikologis

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Peserta Didik Yang Diampu oleh

Disusun oleh : 1. Erlyta Intan P. 2. Murti Febriyanti 3. Putri Amelia Puspa Sari 4. Sardan Afghani K2309019 K2309051 K2309058 K2309068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang FaseFase Perkembangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan secara Biologis, Didaktis, dan Psikologis. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas semester genap mata kuliah Pengembangan Peserta Didik. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada : 1. Allah SWT yang tak henti-hentinya memberi kemudahan kepada kami. 2. Ayah dan ibu kami yang selalu mendukung dan mendoakan kami. 3. Ibu Elvin Yusliana Ekawati selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan peserta Didik. 4. Teman-teman semua yang telah memberikan semangat. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini maasih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kami berharap bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Surakarta, 22 Maret 2012 Penyusun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .i KATA PENGANTAR.. .ii DAFTAR ISI. .iii BAB I PENDAHULUAN. .1 BAB II PEMBAHASAN A. FASE-FASEPERKEMBANGAN.................................................................4 B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN....11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 16 DAFTAR PUSTAKA17

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Perkembangan adalah terwujudnya hakekat perubahan yang kearah bermartabat kemajuan atau menuju

manusia

berkualitas.

Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan. Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial),Perkembnagan mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan) Setiap individu yang normal dan berusia panjang akan mengalami fase-fase perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu.Fase perkembangan tersebut berlangsung secara bertahap atau tidak melompat-lompat. Fase-fase perkembangan itu meliputi fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir, fase remaja, fase dewasa dan fase tua. Oleh karena itu melalui makalah ini kita akan membahas tentang fasefase perkembangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis dan psikologis.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud fase perkembangan? 2. Apa sajakah yang termasuk dalam fase-fase perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis? 3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis?

C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian tentang fase perkembangan. 2. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis.

D. MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang fase-fase perkembangan peserta didik. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan secara biologis, didaktis, dan psikologis.

BAB II PEMBAHASAN

A. FASE-FASEPERKEMBANGAN Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri.Hampir sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing.Sebagai manusia, sctiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada -permainan fantasi pada niasa kanak-kanak dan belajar mandiri pada usia remaja. Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses: proses biologis, proses kognitif dan proses sosial. Proses-proses biologis meliputi perubahan-perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam

perkembangan. Proses kognitif meluputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa. Mengamati gerakan mainnn bayi yang digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal.puisi dan memecahkan soal-soal matematik mencerminkan peranan proses-proses kognitif dalam perkembangan anak. Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bayi srbagai respons terhadap sentuhan ibunya, sikap agiesif anak laki-laki terhadap teman

mainnya, kewaspadaan seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam perkembangan anak. Hendaknya selalu diingat bahwa antara ketiga proses, yaitu biologis, kognitif, dan sosial terdapat jalinan yang kuat. Anda akan mengetahui bagaimana proses sosial membentuk proses-proses kognilif. Akan sangat membantu untuk mempelajari berbagai proses yang mempengaruhi perkembangan anak dengan tetap mengingat bahwa Anda sedang mempelajari perkembangan anak yang terintegrasi sebagai manusia seutuhnya dan memiliki seutuhnya dan memiliki kesatuan jiwa dan raga. Perubahan pada perkembangan merupakan produk dari proses-proses biologis, kognitif dan sosial.Proses-proses itu terjadi pada perkembangan manusia yang berlangsung pada keseluruhan siklus hidupnya.Untuk memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan

fase.Berdasarkan Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk memperoleh gambaran waktu suatu fase itu dimulai dan berakhir. 1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) Adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran.Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari

satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampunn berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.Pertumbuhan dan perkembangan manusia dimulai sejak

bertemunya sel telur dan sperma.Setelah terjadinya pembuahan timbullah masa yang dinamakan masa zigot atau germ sel yang berlangsung sejak perubahan sampai dua minggu.Setelah minggu ketiga dinamakan embrional yang berlangsung pada minggu ke tiga sampai minggu ke enam.Selanjutnya setelah minggu ke enam dinamakan masa fuetal yang berlangsung sejak minggu ke enam sampai lahir.Janin berada dalam kandungan selama 280 hari.Pertumbuhan janin dalam kandungan

dipengaruhi oleh factor kondisi fisik dan psikis dari ibunya.Oleh karena itu, ibu yang mengandung harus dijaga kondisi fisik dan psikisnya. 2. Fase bayi Adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan.Masa ini adalah masa yang sangat.Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi. 3. Fase kanak-kanak Fase kanak-kanak dibagi menjadi dua macam yaitu fase kanakkanak awal dan masa kanak-kanak tengah dan akhir.Masa kanan-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung.Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula. 4. Fase Remaja Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan, bcrkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut

pada bagian tertentu dan perubahan suara.Pada fase ini dilakukan upayaupaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri.Pemikirannya Iebih logis, abstrak dan idealis.Semakin lama banyak waktu dimanfaatkan di luar keluarga. Pada saat ini para ahli perkembangan tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat. Masa remaja ini pun terbagi menjadi tiga periode yaitu masa pueral, masa pubertas, dan adolesen. Masa pueral atau pra remaja berlangsung dari umur 12 tahun sampai 14 tahun, masa ditandai dengan adanya sifat suka menentang dan suka berkelompok. Masa pubertas atau remaja dari umur 14 tahun sampai 18 tahun, ciri yang menonjol pada masa ini adalah suka memuja dan merindukan sesuatu., sehingga masa ini dinamakan masa merindu puja yang tujuannya untuk mencari kegembiraan dan kepuasaan. Masa adolesensi atau masa remaja akhir berlangsung dari umur 18 sampai 21 tahun pada masa ini kepribadian anak mulai terbentuk sehingga tidak banyak kegoncangan. 5. Masa Dewasa 21,0 55 Pada masa individu telah menunjukkan kematangan jasmani dan rohani, keyakinan dan pendirian tetap, mulai memikirkan hidup berkeluarga secara sungguh-sungguh, merasa bahwa dirinya mempunyai tanggung jawab social baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. 6. Masa Tua 55,0 tak terhingga Masa ini ditandai dengan adanya kemunduran baik jasmani maupun rohani yang diikuti oleh berkurangnya tanggung jawab yang dipikul pada masa dewasa. Dari periodisasi tersebut anak setelah lahir akan mengalami perkembangan yang progresif sampai pada umur 21 tahun, sehingga dalam umur-umur ini semua fungsi biologis maupun psikis perkembangan sampai pada puncaknya. Setelah,umur 21 tahun

perkembangan stabil; pada umur ini ditinjau dari segi biologis manusia berada pada masa produktif, yang berarti masa yang baik untuk menurunkan keturunan. Masa yang terakhir dari perkembangan manusia adalah massa regresif yaitu mulai menurunnya fungsi biologis maupun psikis. Hal ini tidak berarti bahwa manusia manusia setelah usia 55 tahun tidak ada gunanya. Bagi orang yang perkembangan hidupnya berjalan normal maka pada usia tua mereka cenderung mempergunakan waktu luangnya untuk mengembangkan pendidikan rohaniah atau keagamaan untuk mendekatkan diri pada Allah Adapun fase perkembangan berdasarkan analisis biologis,didaktis dan psikologis sebagai berikut : I. Fase berdasarkan Biologis Yang dimaksud dengan fase berdasarkan biologis adalah : para ahli mendasarkan bahasanya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak. Yang termasuk kelompok ini antara lain : a. Menurut Kretschmer, bahwa perkembangan anak terbagi menjadi 4 fase, yaitu :

Fullungs periode I : umur 0 : 0 3 = o, pada masa ini dalam keadaan pendek, gemuk, bersifat terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.

Strecungs periode I : umur 3 : 0 7 : 0, kondisi badan anak tampak langsing (tidak begitu gemuk) biasanya sikap anak tertutup, sukar bergaul dan sukar didekati.

Fullungs periode II : umur 7 : 0 13 : 0, keadaan fisik anak kembali gemuk. Strecungs periode II : umur 13 : 0 20, keadaan fisik anak kembali langsing.

b. Menurut Aristoteles, bahwa perkembangan anak terbagi dalam 3 fase, yaitu :

Fase I : umur 0-7 disebut masa nak kecil, kegiatan anak waktu ini hanya bermain.

Fase II : umur 7-14, masa sekolah, dimana anak mulai belajar di sekolah dasar.

Fase III : umur 14-21, disebut masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan (transisi)dari anak menjadi dewasa.

c. Sigmud Freud, membagi perkembangan anak menjadi 6 fase , yaitu :

fase Oral : 0-1 : pada fase ini mulut merupakan sentral pokok keaktifan yang dinamis.

fase anal : 1-3 : dorongan dan tahanan berpusat pada alat pembuangan kotoran.

fase phalis : 3-5 : pada fase ini alat kelamin merupakan daerah organ paling perasa.

fase Latent : 5-12/13 : impuls-impuls cenderung berada pada kondisi tertekan.

fase pubertas : 12/13-20: fase ini impuls-impuls (dorongan kembali menonjol).

fase Genital : umur 20 ke atas : seseorang telah sampai pada awal dewasa.

d. Jasse Feiring Williams Ia membagi perkembangan anak dengan :


Masa nursery dan kendergarden 0-6 Masa cepat memperoleh kekuatan/tenaga 6-10 Masa cepat perkembangan tubuh 10-14 Masa adolesen 14-19 masa perubahan pola dan kepentingan dan kemampuan anak dengan cepat.

II. Fase berdasarkan Dedaktis Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi keperluan/materi apa kiranya yang dapat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang metode yang paling efektif untuk

diterapkan dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu. Para ahli yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : a. Johann Amos Comenius (Komensky)

Scola maternal (sekolah ibu) usia 0-6, anak menggambarkan organ tubuh dan panca indera di bawah asuhan ibu (keluarga).

Scole vermacula (sekolah bahasa ibu) usia 6-12, mengembangkan pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah (bahasa ibu)

Scola latina (sekolah bahasa latin) masa anak mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing, pada usia 12-18.

Academia (akademi) adalah pendidikan yang tepat bagi anak usia 18-14 tahun.

b. Jean Jacques Rousseau Dalam karyanya Emile eu du Ieducation, memuat tahapan perkembangan anak antara lain :

Usia 0-2 tahun : masa asuhan (nursery) Usia 2 12 tahun : masa pentingnya pendidikan jasmani dan alatlat indera.

Usia 12-15 tahun : masa berkembangnya fikiran dan juga pubertas. Usia 15-20 tahun : masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan, juga pembinaan mental agama.

c. Maria Montessori, membaginya dengan :

1-7 tahun : masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat indra.

7-12 tahun : masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai fungsi perasaan ethisnya.

12-18 tahun : masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.

18-24 tahun : masalah pendidikan di perguruan tinggi melatih anak akan kepentingan realitas dunia.

III. Periode Berdasarkan Psikologis Para ahli membahas perkembangan jiwa anak, orientasi dari sudut pandang psikologis. a. Pendapat Kroh

Dari lahir hingga Trotz periode I disebut masa anak-anak awal (03/4 tahun)

dari Trotz periode I hingga Trotz periode II disebut masa keserasian bersekolah (3, 0/4-12/13)

Dari Trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa kematangan(12/13-21).

b. Charlotte Buhler, membagi perkembangan anak menjadi 5 fase :


Fase I (0-1) perkembangan sikap subyektif menjadi obyektif Fase II (I-4) makin luasnya hubungan dengan benda-benda sekitarnya atau mengenal benda-benda secara subyektif.

Fase III (4-8) masa pemasukan diri pada masyarakat secara obyektif, adanya hubungan sosial.

Fase IV (8-13)munculnya minat ke dunia obyek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan disekitarnya secara sadar.

Fase V (13-19) masa penemuan diri dan kematangan yakni synthesa sikap subyektif dan obyektif.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN 1. Kecerdasan Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu diwariskan (ditururikan).la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternel

twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari.penyesuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal.Karena itu tidaklah mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.

2. Temperamen Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons.Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi.Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak acuh..Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang. Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu: a. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru. b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.

c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.

Beberapa ahli

perkembangan, termasuk

Chess dan Thomas,

Berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut.Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar.Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada kesesuaian hubtingan antara anak dengan orang tuanya.Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh yang menennangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen.Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalani lingkungan.

3. Masalah Hereditas Yang dimaksud dengan hereditas adalah warisan yang dibaawa manusia sejak lahir.Warisan ini diperoleh sejak terjadinya perubahan yaitu pertemuan antara ovum dan sperma.Hereditas dalam lapangan jasmaniah lebih nampak jelas bila dibandingkan dengan lapangan mental. Hal ini bisa diketahui dari kehidupan dalam masyarakat, bahwa anak-anak banyak menunjukkan ciri-ciri jasmaniah yang sama dengan orangtuanya atau neneknya, sedang anak yang pandai atau cerdas belum tentu berasal dari orangtua yang pandai pula.

4. Masalah Lingkungan

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah keadaan sekeliling anak.Lingkungan dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan person dan nonperson. Lingkungan person berupa pergaulan dengan manusia lain, sedangkan lingkungan nonperson meliputi keadaan iklim, daerah, letak rumah, ekonomi, film bacaan, dan sebagainya. Pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak secara individual tidak selalu sama, tetapi secara umum lingkungan berpengaruh terhadap perkembangan anak, oleh karena itu kita harus mengusahakan lingkungan yang dapat mengarahkan anak kepada perkembangan yang positif menuju kedewasaan.

5. Kematangan Fungsi Organis dan Psikis Berkembangnya suatu fungsi didorong oleh suatu kekuatan dari dalam yang dinamakan kematangan atau kepekaan. Proses kematangan (maturation) ini ditandai oleh kematangan potensi dari organisme baik fisik maupun psikis untuk maju secara lancar menuju perkembangan yang maksimal.

Sehubungan dengan kematangan ini harus diusahakan agar pada saat kematangan tidak terjadi rintangan yang menghambat perkembangan fungsi tersebut. Sebab bila terjadi hambatan pada saat kematangan bias menyebabkan kemunduran bagi perkembangan anak, sehingga anak mengalami kerugian. Sebaliknya kita tidak bias memaksa perkembangan anak sebelum kematangan itu tiba, karena hal ini bias menyebabkan kerusakan pada organism. Kematangan ini berlangsung diluar kemauan anak, sehingga sebelumnya tidak dapat diramalkan kapan terjadinya.

6. Aktivitas Manusia Sebagai Subyek Bebas yang Berkemauan Anak dalam menerima pengaruh dari lingkungan tidaklah pasif, hal itu dikarenakaan manusia sebagai makhluk yang mempunyai cipta, rasa, dan karsa mampu mengadakan seleksi sehingga bias menerima atau menolak pengaruh yang datang pada dirinya. Sebagai pribadi yang aktif, anak ikut aktif menentukan arah perkembangannya.Hal ini tidak berarti bahwa anak dalam perkembangannya dapat dilepaskan begitu saja, tanpa adanya

rangsangan-rangsangan yang dipersiapkan oleh pendidik.Yang penting dalam usaha pendidikan, pendidik harus memperhitungkan sifat-sifat individualitas dari anak. Sifat-sifat individualitas ini akan mengakibatkan perbedaan respons masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan dan usaha pendidikan. Selain faktor-faktor diatas, perkembangan juga dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis.Faktor hereditas yang bersifat alamiah dan diwariskan oleh orang tua. Pada faktor hereditas terdapat gen yang merupakan sifat bawaan yang nantinya akan ditularkan oleh satu generasi ke generasi berikutnya. Pertama, gen-gen dominant-resesif, yakni apabila gen dari suatu pasangan bersifat dominant dan yang satu bersifat resesif, maka yang dominant itulah yang nantinya akan tertanam dalam diri individu tersebut. Kedua, pewarisan poligenik. Sebenarnya, dalam satu sel terdapat banyak gen yang akhirnya menghasilkan karakteristik yang berbeda beda. Karena beberapa karakteristik psikologi merupakan hasil dari pasangan-pasangan tunggal, sedangkan kebanyakan ditentukan oleh interaksi dari banyak gen yang berbeda. Faktor ini dibagi menjadi 3, yaitu : a. Faktor-faktor sebelum lahir. Umpama: Peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus,keracunan sewaktu bayi di dalam kandungan, terkena infeksi bakteri syphilis, terkena penyakit gabag, TBC, kholera, typhus, gondok, sakit gula(diabetes melitus), dll b. Faktor ketika lahir. Antara lain ialah: Intracranial haemorrahage atau pendarahan pada bagian kepala bayi, disbabkan tekanan dari dinding leher rahim ibu sewaktu dia dilahirkan. Dan oleh defek pada susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tang (tangverlossing). c. Faktor sesudah lahir antara lain:

Oleh pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi jatuh, kepala terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari (zonnesteek). Infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dll. Kekurangan nutrisi atau zat makanan tertentu. Semua penyebab di atas membuat pertubuhan bayi terganggu. Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu dari golongan sosial ekonomis yang rendah pada umumnya tubuhnya lebih kecil dari pada bayi yang dilahirkan dari ibu-ibu kelas sosial ekonomi menengah dan tinggi. Hal ini disebabkan antara lain kekurangan gizi dan kurang sempurnanya perawatan kesehatan. Faktor psikologis.Antara lain bayi ditinggalkan ibu dan ayah atau kedua orangtuanya. Sebab lain adalah bayi atau anak dititipkan pada suatu institusi seperti yayasan perawatan bayi, panti asuhan, dll. Hal tersebut membuat anak kurang cinta kasih dan perhatian, sehingga mempengaruhi kondisi psikis anak atau mengalami innanitie psikis (kehampaan psikis, kering dari perasaan) sehingga mengakibatkan retardasi/kelambatan pertumbuhan pada fungsi jasmaniah.Juga ada hambatan fungsi rokhaniah, terutama pada perkembangan intelegensi dan emosi.

Bab III Penutup

A. Kesimpulan Fase perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Pola perkembangan melalui beberapa proses, antara lain proses biologis, proses kognitif dan proses sosial. Berdasarkan Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase remaja. Fase perkembangan digolongkan berdasarkan analisis biologis,didaktis dan psikologis. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan, antara lain kecerdasan,

tempramen, masalah hereditas, masalah lingkungan, kematangan fungsi organis dan psikis dan aktivitas manusia sebagai subyek bebas yang berkemauan.

Daftar Pustaka

Kartono, Kartini. 1990. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung : Mandar Maju. Suryabrata, Sumardi. 1982. Perkembangan Individu. Jakarta : C.V Rajawali. Baharuddin, H. 2009. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar Ruzz Media. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama. Poerwati, Endang dan Nurwidodo. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FKIP UMM. Poerwati, Endang dan Nurwidodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: FKIP UMM.
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465 http://ismanpunggul.blogspot.com/2011/08/fase-fase-perkembangan.html

You might also like