You are on page 1of 68

EDISI 6/2007

FREE

EDISI VI / 2007 1
www.thelightmagz.com
THEEDITORIAL THEEDITORIAL

break the rule


Demam “break the rule” walaupun sudah lama dikumandangkan, tapi tampaknya masih berjangkit. Untuk itu edisi ini kami mencoba untuk tidak ketinggalan dalam hal
break the rule. Hanya saja break the rule kali ini adalah break our own rule. Ya jika sebelumnya kami selalu menghadirkan 5 fotografer di tiap edisinya, untuk kali ini
dengan sangat terpaksa kami hanya menampilkan 3 orang fotografer.
Bukan karena kehabisan nara sumber, bukan juga karena tidak sempat menginterview nara sumber, namun hanya karena alasan sepele yang kami sebut “file size”.
Ya untuk menjaga majalahini tetap ramping untuk didownload bahkan oleh komputer jebot sekalipun kami terpaksa menyunat 2 space untuk fotografer dan masih
menyisakan 3 space.
Ya file size rupanya menjadi hal yang tidak bisa diabaikan, terutama ketika liputan utama kali ini memuat banyak sekali foto. Ditambah lagi ketika 3 orang nara sumber
kami kali ini memiliki foto-foto yang terlalu menarik untuk disortir. untuk itu, kami memilih untuk menaikkan kualitas walaupun harus dengan menurunkan kuantitas.
Bagaimana dengan edisi mendatang? kita lihat saja nanti, apakah akan hadir kembali dengan 5 fotografer, atau 3, atau jangan-jangan 10 orang fotografer?
Tapi yang jelas, berapapun fotografer yang kami tampilkan di sini, kualitas majalah ini akan tetap terjaga.

Edisi ini kami menampilkan beberapa warna yang bisa bisa dipandang bertentangan namun kami lebih memilih untuk melihatnya sebagai perbedaan warna yang
memperkaya. Anda akan menemui foto-foto pemenang Salon Foto Indonesia yang kebetulan gayanya jauh berbeda dengan foto-foto beberapa orang nara sumber
ABOUT THE COVER kami. Nara sumber kami kali ini pun berasal dari 3 didikan negara asing yang berbeda (selain indonesia tentunya). Novijan Sanjaya yang lama belajar dii Jerman,
PHOTOGRAPHER: Suherry Arno yang banyak belajar di Amerika Serikat dan juga Nicoline Patricia yang berguru ke negeri Belanda. Semoga semuanya dilihat bukan untuk menghadirkan
NICOLINE PATRICIA pertentangan, namun memberi warna yang memperkaya.
MODEL:
KARYNA Selamat membaca.
@ PMG SHANGHAI Redaksi.
MAKE UP ARTIST:
NICOLINE PATRICIA “Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang menggunakan foto dalam
majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin pemiliknya.”

PT Imajinasia Indonesia, Jl. Grinting II No.11, 7202495, www.thelightmagz.com, Pemimpin Perusahaan/Redaksi: Ignatius Untung,
Technical Advisor: Gerard Adi, Redaksi: redaksi@thelightmagz.com, Public relation: Prana Pramudya, Marketing: marketing@thelightmagz.com,
Sirkulasi: Maria Fransisca Pricilia, sirkulasi@thelightmagz.com, Graphic Design: ImagineAsia, Webmaster: Gatot Suryanto

2 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 3


STILLLIFE STILLLIFE

NOVIJAN
SANJAYA:
MASTER
THE BASIC.
Dari semua cabang dalam fotografi, fotografi fashion mendapat penggemar paling banyak.
Tidak hanya di indonesia tapi juga di luar negeri. Ya banyak sekali kita temui fotografer fashion
dimana-mana. Ironisnya, fotografi still life yang diyakini banyak fotografer sebagai dasar
fotografi tidak menarik minat banyak fotografer. Still life sendiri berasal dari bahasa Belanda
”stilleven” yang berarti ”hidup yang diam”. Saat itu banyak sekali pelukis Belanda yang menda-
lami seni lukis dnegan obyek benda mati.
Untuk menggali lebih dalam mengenai fotografi still life, kami menemui Novijan Sanjaya seorang
fotografer yang banyak melakukan pemotretan still life.

Sebenarnya apa arti dari still life?


Bagi saya pribadi still life merupakan cabang seni yang menangkap keindahan dan arti dari
subyek yang berupa benda-benda mati atau benda-benda yang sudah tidak bernyawa. Uniknya
seni still life mencoba memberikan cara pandang yang berbeda sehingga seolah-olah kita

4 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 5


STILLLIFE STILLLIFE

6 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 7


STILLLIFE STILLLIFE

memberikan “nyawa” pada benda tidak


bernyawa itu.

Apakah benar banyak seniman besar dunia


yang menjadikan still life sebagai disiplin
dasar dari dunia seni?
Betul. Mulai dari Vincent Van Gogh, Ver Meer,
Robert Maplethorpe, hingga Andy Warhol.
Hal ini karena kunci penguasaan still life
adalah penguasaan bentuk, tekstur, lighting, Sedikit kembali ke awal, bagaiman anda bisa
komposisi, kepekaan, kedalaman dan lain terjun ke dunia fotografi ini?
sebagainya. Dan memang semua hal tersebut Saya baru memegang kamera pada tahun
merupakan dasar dari seni. Buktinya ketika 1991, ketika saya belajar mechanical enginer-
kita mengambil sekolah seni, pasti hal dasar ing di Jerman. Waktu itu saya ingin sekali
awal yang diajarkan pada kita adalah pengua- menjadi desainer otomotif. Saya pikir jurusan
saan bentuk, tekstur, garis, komposisi dan lain itu bisa mengarahkan saya menjadi desainer
sebagainya. otomotif, ternyata tidak karena terlalu teknis.
Karena kesukaan saya pada visual akhirnya
saya menekuni fotografi. Pada tahun 1993
saya mulai mengajukan aplikasi untuk pindah
jurusan ke jurusan fotografi.

Orang tua mengijinkan anda pindah jurusan?


”kalau jualan ga- Waktu itu orang tua saya hanya bilang ”resiko
do-gado lalu nggak tanggung sendiri ya”. Saya pun percaya
enak terus pindah bahwa hidup itu tidak bisa selalu menuruti
jadi jualan bakso, apa kata orang. Hiduplah menurut apa yang
kapan mau enak terbaik menurut kamu sendiri. Saya ingat
gado-gadomu?” waktu itu orang tua saya bilang bahwa saya

8 EDISI VI / 2007 more about novijan: www.nvpd.net EDISI VI / 2007 9


STILLLIFE STILLLIFE

Saya ingat waktu harus ”jadi orang” kalau tidak dia malu sama

itu orang tua saya tukang bakso di dekat rumah saya. Karena

bilang bahwa saya tukang bakso di dekat rumah saya saja punya

harus ”jadi orang” tanah 10 hektar di kampungnya dan berhasil

kalau tidak dia menyekolahkan anaknya hingga jadi sarjana

malu sama tukang hukum, jadi saya harus berhasil.

bakso di dekat
rumah saya. Kar- Akhirnya anda berhasil diterima di jurusan

ena tukang bakso fotografi?

di dekat rumah Tidak semudah itu, saya sempat 1 tahun

saya saja punya mencoba hingga akhirnya diterima tahun

tanah 10 hektar di 1994. Itu pun prosesnya panjang. Saya harus

kampungnya dan kirim portfolio saya ke mereka, lalu kalau mer-

berhasil menyeko- eka suka mereka akan kirim formulir untuk

lahkan anaknya diisi dan dikasih project untuk dikerjakan.

hingga jadi sarjana Kalau project yang dikerjakan disukai maka

hukum, jadi saya saya akan dipanggil untuk tes gambar. Tesnya

harus berhasil. pun aneh, saya diminta gambar kertas.

Wah berarti harus bisa gambar dong?


Semua orang bisa gambar kok. Kita terlahir
dengan kreatifitas. Gambar kita tidak perlu
bagus, yang ingin mereka lihat adalah kreati-
fitas kita. Apakah kita bisa berfantasi? Apakah
kita bisa mengimajinasikan sesuatu dari sudut
pandang yang berbeda?
Maka dari itu saya pun merasa bahwa untuk
diterima di jurusan yang ada hubungannya
dengan seni dan kreatifitas di jerman jauh

10 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 11


STILLLIFE STILLLIFE

lebih susah daripada jurusan eksak seperti


yang saya ambil sebelumnya. Tapi pendidikan
di sana jauh lebih baik dari di Indonesia. Bisa
kita lihat dari bagaimana mereka menyaring
calon mahasiswa. Sementara di Indonesia
pendidikannya diarahkan untuk mengejar
nilai. Maka dari itu banyak siswa SMA yang
ketika lulus tidak tau mau jadi apa. Dan yang
juga sering kita lihat, pendidikan di Indonesia
membuat orang jadi takut salah. Akhirnya
tidak mau mencoba.

Jadi apa yang anda pelajari waktu berkuliah di


jurusan fotografi di Jerman?
Saya ambil jurusan photo design artinya saya
diajari untuk bisa membuat konsep, membuat
foto yang baik hingga mengerti kebutuhan
klien. Di awal masa kuliah saya banyak disu-
ruh motret bola, kubus, tekstur, batu. Sempat
bosan tapi karena saya senang motret tetap
saya jalani. Selain belajar fotografi saya
banyak belajar cara pikir dari orang Jerman.
Mereka tidak peduli yang mereka kerjakan
akan menghasilkan uang atau tidak. Yang
penting lakukanlah hal yang kamu suka.
Ketika kamu melakukan sesuatu yang kamu
suka pasti kamu akan melakukannya dengan
senang hati. Jika sesuatu kita lakukan dengan
senang hati pasti jadi yang terbaik. Dan kalau

12 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 13


STILLLIFE STILLLIFE

Mereka tidak yang kita lakukan jadi yang terbaik pasti akan

peduli yang mer- mendatangkan uang. Jadi saya nggak kapok.

eka kerjakan akan Saya jalani terus. Saya ingat pesan orang tua

menghasilkan saya ”kalau jualan gado-gado lalu nggak enak

uang atau tidak. terus pindah jadi jualan bakso, kapan mau

Yang penting laku- enak gado-gadomu?” Maka dari itu commit-

kanlah hal yang men, consistency dan hardwork itu harus.

kamu suka. Ketika Yang ketiga hal itu berada dalam satu paket

kamu melaku- bernama passion.

kan sesuatu
yang kamu suka Hal positif apa lagi yang anda pelajari di Jer-

pasti kamu akan man?

melakukannya Waktu saya kuliah, setiap project dinilai

dengan senang bersama. Foto semua siswa dipajang di dalam

hati. Jika sesuatu kelas lalu satu per satu yang ada di kelas itu

kita lakukan den- dimulai dari dosen memberikan penilaian dan

gan senang hati komentar terhadap foto itu termasuk murid-

pasti jadi yang muridnya. Jadi kita diajak untuk berpikir dan

terbaik. Dan kalau berargumen.

yang kita lakukan


jadi yang terbaik Oke kita kembali lagi ke fotografi still life. Apa

pasti akan menda- menariknya fotografi still life?

tangkan uang. Mungkin lebih banyak orang yang lebih suka


fotografi fashion. Tapi di fotografi fashion ada
make up ada kostum yang bisa membuat pe-
nilaian terhadap hasil foto tersebut jadi bias.
Sementara di still life yang ada hanya benda
mati tak bernyawa. Bahkan tantangan terbe-
sar fotografer still life adalah benda-benda

14 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 15


STILLLIFE STILLLIFE

16 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 17


STILLLIFE STILLLIFE

terabaikan seperti tong sampah. Tantangan-

pelajari teknis nya adalah bagaimana membuat benda-ben-

dasar fotografi, da yang terabaikan menjadi menarik dengan

master the basic! angle, komposisi dan lighting yang berbeda.

Kalau basicnya
kita kuasai motret Ada tips untuk mereka yang sedang belajar

apapun pasti bisa. still life?

Sayangnya me- Sebelum masuk ke still life, kita diskusi

mang justru basic- mengenai fotografi secara umum dulu. Yang

nya itu susah. pertama saya selalu menyarankan untuk


menguasai alat. Pelajari betul apa yang bisa
dibuat oleh alat tersebut. Bukannya kita mau
diperbudak oleh alat tapi justru supaya ketika
kita mulai memotret alat ini nggak jadi ganggu
karena kita udah tau bagaimana mengguna-
kannya dan apa saja yang bisa dilakukan alat
itu sendiri.

Selanjutnya saya selalu bilang pelajari teknis dasar fotografi, master the basic! Kalau basicnya
kita kuasai motret apapun pasti bisa. Sayangnya memang justru basicnya itu susah. Hahaha...
Tapi tetap harus diingat bahwa fotografi bukan hapalan tiap object atau subject treatmentnya
beda, untuk itu diperlukan kepekaan. Ignorance is our biggest enemy. Dalam fotografi still life
kepekaan itu sangat penting. Kita bisa mulai belajar still life dengan hal-hal yang kita temui.
Kalau kita peka kita bisa menemukan banyak obyek disekeliling kita yang terabaikan padahal
ketika kita ambil dari angle tertentu akan menjadi menarik. Belajarlah lighting dari matahari.
Perhatikan jatuhnya kemana, bayangannya kemana. Kalau kita peka bungkus rokok di tempat
sampah pun bisa jadi menarik. Nah akhirnya ketika kita ingin memotret still life, kita harus

18 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 19


STILLLIFE STILLLIFE

20 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 21


STILLLIFE STILLLIFE

tau menguasai materi dasar, lighting dasar,


komposisi gambar dan komposisi warna. Kita
harus bisa mengeluarkan karakter material
dari obyek yang akan kita foto. Kita harus tau
pencahayaannya akan seperti apa, highlight
dan shadownya. Maka dari itu kalau kita
kuliah fotografi ada sesi shadow studi. Sesi
itu dimana kita hanya mempelajari tentang
bayangan. Jatuhnya seperti apa, karakternya
seperti apa, dan lain sebagainya. Sisanya
adalah kepekaan itu tadi. Dan jangan lupa
banyak latihan.

Hunting maksudnya?
Hunting itu bukan latihan, tapi fun buat saya.
Latihan itu artinya kita eksperimen, eksplorasi.
Tujuannya cari tahu apa yang bisa dilakukan.
Lihat saja fotografer-fotografer senior, setiap
mereka motret langsung jadi tanpa di crop,
tidak seperti fotografer sekarang yang hasil

Hunting itu bukan


latihan, tapi fun
buat saya. Latihan
itu artinya kita ek-
sperimen, eksplor-
asi. Tujuannya cari
tahu apa yang bisa
dilakukan.
22 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 23
STILLLIFE STILLLIFE

24 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 25


STILLLIFE STILLLIFE

fotonya banyak yang harus di crop. Hal ini


juga salah satunya karena mereka banyak
eksperimen jadi tahu apa yang mau mereka
hasilkan.

Bagaiman aplikasi still life?


Still life itu punya turunan yaitu food photo-
grahy dan product photography. Kalau food
tujuannya adalah untuk membuat makanan
menjadi enak. Sementara untuk produk tujuan
utamanya adalah shapenya kelihatan dan
karakter materialnya keluar. Selain itu kesan
yang ingin ditampilkan dari produk itu juga
harus keluar.

Yang ingin saya te-


gaskan di sini ada-
lah, apapun yang
ingin digeluti yang
penting disukai
dan tepat caranya.
Dan jangan lupa
eksperimen. Isti-
lahnya temukanlah
resep andalanmu
sendiri.

26 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 27


STILLLIFE STILLLIFE

Bagaimana potensi fotografi still life di masa


yang akan datang?
Pasar fotografi still life memang tidak seramai
fotografi fashion, tapi karena pemainnya
sedikit jadi lumayan juga. Yang ingin saya
tegaskan di sini adalah, apapun yang ingin
digeluti yang penting disukai dan tepat car-
anya. Dan jangan lupa eksperimen. Istilahnya
temukanlah resep andalanmu sendiri. Dulu
studio saya di bekasi tapi banyak klien besar
saya mau datang ke sana walaupun jauh.
Sama seperti makanan, walaupun jauh kalau
memang enak sekali pasti didatangi. Maka
dari itu cari resep andalan tadi itu. Caranya
eksperimen, perbanyak referensi untuk
memicu imajinasi, master the basic dan
kepekaan itu tadi.

Dulu studio saya


Kini Novijan Sanjaya mendirikan sebuah
di bekasi tapi ban-
sekolah fotografi di bilangan kelapa gading,
yak klien besar
Jakarta. Untuk info lebih lanjut: www.nvpd.net
saya mau datang
ke sana walau-
pun jauh. Sama
seperti makanan,
walaupun jauh ka-
lau memang enak
sekali pasti dida-
tangi.
28 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 29
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

SALON FOTO ”SalonFoto mung-


Sayangnya dari sekian banyak kesempatan
pembelajaran fotografi, hanya terdapat sedikit
kin salah satu lom-
lomba foto yang secara konsisten dari tahun
ba foto yang men-
INDONESIA, coba menghargai
ke tahun menjadi semacam tahap evaluasi
penerimaan rapor pehobi fotografi. Salah
pesertanya dengan
satu lomba yang masih secara konsisten
system poinnya.
KONSISTEN Artinya apa yang
diadakan tiap tahunnya adalah SalonFoto.
SalonFoto adalah sebuah lomba fotografi yang
pernah dibuat oleh
diadakan oleh FPSI yang pelaksanaannya
peserta tersebut
DI TENGAH tidak dilupakan
ditunjuk secara bergiliran dari antara anggota-
anggotanya.
dengan tetap men-
gakumulasi poin-
PERUBAHAN poinnya dari tahun
Keunikan SalonFoto dibandingkan lomba foto
sejenis adalah kekonsistenannya dan system
poin yang diberikan. Setiap peserta yang me- ke tahun.”

JAMAN
menangi penghargaan mendapat poin yang
akan diakumulasi setiap tahunnya. ”mungkin
ini salah satu hal yang membuat Salon-
Foto bisa konsisten diadakan dan konsisten Ungkap salah seorang peserta yang sudah 3
mendapat sambutan dari peserta. Karena kali mengikuti SalonFoto.
dengan adanya sistem poin tersebut peserta ”SalonFoto mungkin salah satu lomba foto
Fotografi Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang naik turun. Penyebab-
jadi terpacu lagi untuk ikut lagi dan lagi.” yang mencoba menghargai pesertanya den-
nya beragam, mulai dari penemuan dan perkemabangan teknologi digital yang lebih memu-
gan system poinnya. Artinya apa yang pernah
dahkan pengguna kamera hingga pada tumbuh dan gugurnya media yang ikut menstimulir dan
dibuat oleh peserta tersebut tidak dilupakan
menginspirasikan peminat fotografi Indonesia. Beberapa majalah fotografi bertumbangan satu
dengan tetap mengakumulasi poin-poinnya
per satu. Komunitas fotografi konvensional pun berguguran. Namun di sisi lain komunitas online
dari tahun ke tahun.” Ungkap peserta yang
bertumbuhan. Acara-acara hunting, seminar, dan workshop makin variatif. Segala sarana dan
lain.
kesempatan semacam ini sangat dibutuhkan pehobi foto dalam memperkaya wawasan dan
kemampuan fotografi mereka.
SalonFoto kali ini diadakan di Jakarta yang

30 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 31


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

medali
medali perak
perak

Syaharry Wibowo, Jakarta, Judul: Kemuning, Medali Emas

medali
medali emas
emas Bram Lukito LRPS, A. FPSI**, E. FPSI, Anom Manik Agung, Denpasar,
Jakarta, Judul: Di balik Jendela, Medali Perak Judul: Menunggu Kelahiran, Medali Perak

32 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 33


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

1. STEPHANUS HANNIE 3. SAELAN WANGSA 5. NOGO AGUSTO ALIMIN

medali
medali perunggu
perunggu
SEMARANG, Judul: It's My Life
2. MADE ARYA DWITA DEDOK
JAKARTA, Judul: Gawat
4. EDWIN RANTY
SURABAYA, Judul: Kecak Kolosal

DENPASAR, Judul: Lilin-lilin Harapan SURABAYA, Judul: Manusia Cicak

34 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 35


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

1. I KETUT WIDIATMIKA A.FPSI*, A.NPC, E.FPSI


DENPASAR, Judul: Gebuk Seraya
2. HERRY WIYANTO A. FPSI **
MAGELANG, Judul: The Mask
3. TONNY DJOHAN A. FPSI ** - A. RPS - PSA ***
MALANG, Judul: Barong
4. ANTONY SETIAWAN

penghargaan
penghargaan
SURABAYA, Judul: White On White
5. KAMSER LUMBAN RADJA
JAKARTA, Judul: Misty Miror Lake

36 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 37


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

1. BUDI DARMAWAN ARPS,ACPA, APSS,AFPSI***, Hon EFPSI


SURABAYA, Judul: Water Festival
2. MUKRI SULAIMAN A. FPSI
TANGERANG, Judul: Ada Serangga Dibunga-ku
3. AGUS SUWARTO
SURABAYA, Judul: “ini Gigiku!”
4. GUNAWAN TJOKROSETIO
SOLO, Judul: Pulang Kerja
5. PETERS VINCEN E.FPSI
BATAM, Judul: Waktu Rokok

penghargaan
penghargaan

38 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 39


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

pelaksanaannya diorganisir oleh Lembaga


”yang saya takut- SalonFoto dan FPSI sebagai pemilik acara ini patut mendapat acungan jempol atas usahanya
Fotografi Candra Naya. Ditunjuknya Candra
kan, karena sudah yang terus menerus dalam mengadakan satu lagi kesempatan bagi pehobi foto indonesia dalam
Naya oleh FPSI juga melalui proses yang
mapan SalonFoto mengevaluasi kemampuan fotografi mereka. Usaha yang tidak habis secara terus-menerus ini
panjang. Hal ini terjadi ketika Munas FPSI di
punya peluang lah yang seharusnya menginspirasi komunitas dan pihak lain dalam mengadakan acara sejenis.
Bali tahun lalu. Ketika itu Jakarta dan Malang
untuk jadi stag- Namun tentu saja kekonsistenan dan kesenioritasan SalonFoto sebagai salah satu lomba foto di
mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah
nan, tidak berubah Indonesia bisa memunculkan hal negatif. Seperti yang diutarakan Oscar Matuloh, salah seorang
pelaksanaan FPSI tahun ini. Namun dengan
dan seolah-olah fotografer senior yang sudah beberapa kali terlibat sebagai juri SalonFoto, ”yang saya takutkan,
beberapa pertimbangan tertentu, Candra Naya
merasa tidak perlu karena sudah mapan SalonFoto punya peluang untuk jadi stagnan, tidak berubah dan seolah-
lah yang ditunjuk sebagai pelaksana tahun ini.
membaca jaman. olah merasa tidak perlu membaca jaman. Padahal jaman berubah terus. Begitu juga dengan

Padahal jaman fotografi. Jangan sampai SalonFoto dianggap sebagai kerajaan masa lampau.”
Proses penjurian SalonFoto tahun ini di-
berubah terus. Be- Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang pengamat fotografi yang tidak ingin diung-
lakukan di pusat pelatihan Modern Group di
gitu juga dengan kapkan identitasnya, ”Ada kesan SalonFoto itu mulai tidak bisa mengikuti perkembangan tren
kawasan Ciawi Jawa Barat. Beberapa nama
fotografi. Jangan fotografi. Padahal salah satu hal yang menonjol dalam fotografi adalah flexibilitasnya mengikuti
besar seperti Oscar Matuloh dan Darwis
sampai SalonFoto tren. Bagaimana dengan obyek yang sama, kamera yang sama foto yang dihasilkan bisa lebih
Triadi terlihat dalam daftar juri. Hasil penjurian
dianggap seba- memperkaya referensi yang melihatnya.”
tersebut dipamerkan bersamaan dengan
gai kerajaan masa
acara FGD (Forum Grafika Digital) Expo di
lampau.”
Jakarta Convention Centre. Pada acara
”Ada kesan SalonFoto itu mulai
penutupan pameran terlihat beberapa orang
tidak bisa mengikuti perkemban-
fotografer besar tanah air seperti Lans Brah-
gan tren fotografi. Padahal salah
satu hal yang menonjol dalam
mantyo, Sigit Pramono dan Oscar Matuloh pemenang.
ikut menyerahkan penghargaan kepada para
fotografi adalah flexibilitasnya
mengikuti tren. Bagaimana dengan
Dalam beberapa kesempatan kami juga

obyek yang sama, kamera yang


menyempatkan diri untuk berbincang-bincang

sama foto yang dihasilkan bisa


dengan beberapa orang peserta, pengamat

lebih memperkaya referensi yang


fotografi dan juga juri yang terlibat dalam

melihatnya.”
proses penjurian ini. Pujian dan kritik yang
membangun pun bermunculan. Sebagian
besar yang kami temui sependapat bahwa

40 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 41


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

JOSUA VICTOR TANUGERAH, A. FPSI*, SURABAYA, Judul: Kejar, Medali Perak

PETERUS, JAKARTA, Judul: Terlelap, Medali Emas

medali
medali emas
emas medali
medali perak
perak ADITHYA ZEN, BANDUNG, Judul: Aku "pispot" Mu Kah?, Medali Perak

42 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 43


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

1. SETIADY TANZIL, Hon.E.FPSI, HoN.PAF, A.FPSI**


BANDUNG, Judul: Menjaring Ikan
2. HANDOKO WONOADI
MAGELANG, Judul: Morning Activity
3. DIETER BEHRENS, A, FPSI **** ELDAF
MALANG, Judul: Santai Aja
4. CHRIS INDRIA
JAKARTA, Judul: Domba Yang Hilang

medali
medali perunggu
perunggu
5. EFFENDY SURYAJAYA, A.FPSI*
JAKARTA, Judul: Bermain

44 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 45


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

46 EDISI VI / 2007
penghargaan
penghargaan EDISI VI / 2007 47
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

penghargaan
penghargaan
1. I B PUTRA ADNYANA
DENPASAR, Judul: Cucu Nan Setia
2. DEDY H. SISWANDI A.FPSI*
BANDUNG, Judul: Ladang Garapan
3. ANDREAS MESSAH
BATAM, Judul: Pantai Gading Tj-batu
4. BUDI DARMAWAN ARPS,ACPA, APSS,AFPSI***, Hon EFPSI
SURABAYA, Judul: Long Shadow
5. RICKY ALEXANDER
BATAM, Judul: Paddle To Market
6. HARTO SOLICHIN MARGO A, FPSI *, HON, PAF, PAF *
BANDUNG, Judul: Hard Job
7. BAMBANG EKOJANTO
MAGELANG, Judul: Gersang
8. CIPTO AJI GUNAWAN
DENPASAR, Judul: Diantara Ikan-ikan
9. SANTOSO AFPSI*
JAKARTA, Judul: Anak-anak Samosir
10. SAELAN WANGSA
JAKARTA, Judul:Pohon2 Kering
11. JOHANNES WINATA
JAKARTA, Judul: What's The Friend Are For

48 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 49


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Oscar pun berpendapat bahwa SalonFoto dan


lomba-lomba semacam ini harus bisa mem-
beri referensi kepada pehobi foto bukan seke-
dar pameran. ”Peminat fotografi di Indonesia
ini miskin referensi. Majalah dan buku-buku
nggak banyak, untuk itu seharusnya lomba- ”Baik tidaknya sebuah lomba salah satunya dilihat dari entry yang
lomba semacam ini bisa kasih referensi yang masuk. Untuk itu doronglah supaya SalonFoto bisa makin baik lagi
segar bagi mereka. Bahkan kalau memung- dengan hanya mengirimkan foto yang benar-benar baik dan segar.
kinkan bisa melatih apresiasi setiap orang Bukan foto yang mirip-mirip dengan tahun sebelumnya.”
terhadap fotografi.” Ungkap Oscar.

Salah satu indikasi mulai terperangkapnya


SalonFoto pada kemapanan seperti yang
diungkapkan Oscar juga diungkapkan salah
seorang peserta yang sudah berkali-kali Oscar pun menambahkan ”tiap tahun pasti Pada akhir pembicaraan kami, Oscar berharap agar di kemudian hari SalonFoto bisa lebih
mengikuti SalonFoto namun memutuskan ada foto ruangan gelap dengan genteng yang membaca jaman dan lebih bisa mentrigger fotografer amatif untuk tidak mau kalah dengan pro-
untuk tidak mengikuti lagi pada beberapa sedikt terbuka, lalu ada cahaya masuk. sunset fesional. ”Amatir itu lebih dahsyat dari profesional. Mereka menekuni fotografi dengan dorongan
pelaksanaan terakhir. ”Kalau kita perhatikan di pantai, siluet, close up kakek atau nenek dari dalam hati, bukan karena uang. Artinya passionnya bisa lebih tahan banting. Selanjutnya
tiap tahun, selalu saja ada foto yang sama. dengan kerut-kerut di wajahnya, dan lain hanya perlu arahan agar amatir bisa menyentuh area kemampuan seorang profesional.” Selain
Sama obyeknya, mirip komposisinya, bahkan sebagainya. Nah ini perlu penyegaran.” itu Oscar juga berharap peserta yang ikut mau ikut mendorong SalonFoto ke perubahan yang
sampai olahannya. Ini menandakan belum positif. ”Baik tidaknya sebuah lomba salah satunya dilihat dari entry yang masuk. Untuk itu
ada kemajuan yang berarti dari para peserta.” Pada kategori Jurnalistik Oscar melihat ada doronglah supaya SalonFoto bisa makin baik lagi dengan hanya mengirimkan foto yang benar-
Ungkapnya. perkembangan yang menggembirakan. ”Yang benar baik dan segar. Bukan foto yang mirip-mirip dengan tahun sebelumnya.”
terakhir ini dari segi konten ada kemajuan,
hasilnya pun ada perkembangan. Foto jurnal- Pada akhirnya, bagi seluruh pelaksana dan peserta SalonFoto Indonesia, selamat atas keber-
istik yang masuk nggak terlalu harafiah saja. hasilannya dalam terus menyediakan kesempatan pengembangan fotografi Indonesia. Dan
Tapi juga mengutamakan unsur keindahan marilah sama-sama kita dukung SalonFoto dan acara sejenis untuk terus eksis dan menjadi
walaupun tidak meninggalkan esensi jurnalis- lebih baik lagi.
tik. Jadi fotonya lebih bisa berbicara.”

50 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 51


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

MUKRI SULAIMAN A. FPSI, TANGERANG, Judul: Lumpur Lapindo, Medali Perak

ANDRY PRASETYO, SOLO, Judul: Relawan Gempa, Medali Emas

medali
medali emas
emas
medali
medali perak
perak STEPHANUS SETIAWAN, YOGYAKARTA, Judul: Toleransi Antar Agama, Medali Perak

52 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 53


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

1. ARBAIN RAMBEY
JAKARTA, Judul: Anggun
2. LAWMIN
JAKARTA, Judul: Motor Ku
3. ANDREAS SUSANTO
MALANG, Judul: After Finish
4. AGUS BAGJANA
BATAMA, Judul: Tragedi Pasar Pagi

medali
medali perunggu
5. RADITYA HELABUMI

perunggu SURABAYA, Judul: Hajar Suporter

54 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 55


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

penghargaan
penghargaan
1. HERRY WIYANTO A. FPSI **
MAGELANG, Judul: Dunia Milik Berdua
2. WILYA ELAWITACHYA ARPS
JAKARTA, Judul: Loncat
3. SUTRISNA RAMLI E. FIAP., A.FPSI*.,PSA3*CSD
JAKARTA, Judul: Kereta Gratis
4. ANDI WIJAYA A. FPSI *
BANDUNG, Judul: Lautan Sampah
5. MUKRI SULAIMAN A. FPSI
TANGERANG, Judul: Tradisi Rakyat Dibulan Maulud

56 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 57


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

1. NEDI PUTRA
MALANG, Judul: Amuk Massa
2. AGATHA ANNE BUNANTA ARPS, APSS (SPORE)
JAKARTA, Judul: "aku Akan Selalu Menghiburmu, Nak"
3. RADITYA HELABUMI
SURABAYA, Judul: Nenek Pasti Selamat
4. NUNU NUGRAHA
BANDUNG, Judul: Ruang Kelasku
5. RIZAL ADI DHARMA
JAKARTA, Judul: Jakarta February 2007

penghargaan
penghargaan

58 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 59


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

ADITHYA ZEN, BANDUNG, Judul: Stop Smoke, Medali Perak

MUKRI SULAIMAN, A.FPSI*, TANGERANG, Judul: Power Of Jakarta, Medali Emas

medali
medali emas
emas
medali
medali perak
perak
NURBINA HADISANTOSA A.FPSI*, SEMARANG, Judul: La Pieta, Medali Perak

60 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 61


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

medali
medali perunggu
perunggu
1. I B PUTRA ADNYANA
DENPASAR, Judul: Ayo Kita Comeon...
2. I KETUT WIDIATMIKA, A.FPSI*, A.NPC, E.FPSI
DENPASAR, Judul: Terkejut
3. DIETER BEHRENS, A.FPSI **** ELDAF
MALANG, Judul: Dont Smoke
4. HERRY WIYANTO, A. FPSI **
MAGELANG, Judul: Window
5. JOSEPH LEO
JAKARTA, Judul: Pertarungan

62 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 63


LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

penghargaan
penghargaan

64 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 65


LIPUTANUTAMA FASHIONPHOTOGRAPHY

penghargaan
penghargaan
1. SETIADY TANZIL, Hon.E.FPSI,
Hon.PAF, A.FPSI**
BANDUNG, Judul: Domba Per-
joangan
2. ANDI SUCITRA I.B.
DENPASAR, Judul: Resleting
3. TAN SIOE LAY, A.FPSI*, ANPC
SINGARAJA, Judul: Sepasang
Umbul-umbul
4. ROSA
BATAM, Judul: Maluaahhh..
5. EDWIN DJUANDA, ARPS, A.FPSI*
JAKARTA, Judul: Kechak 5000
6. AGATHA ANNE BUNANTA, ARPS,
APSS (SPORE)
JAKARTA, Judul: Dragon Boat
7. BUDI PURNOMO
SOLO, Judul: "wanita Terkekang"
8. W RAHARDJO
SOLO, Judul: Kelakar
9. ARIEF SETIAWAN PURWANTO
DENPASAR, Judul: Three Bull
Racers

66 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 67


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

SUHERRY
nasaran dan segera menanyakan perbedaan
”Fotografer tugas-
fotografer BW dengan print maker. ”Fotografer
nya hanya me-
tugasnya hanya memotret. Ia menjual jasanya
motret. Ia menjual

ARNO,
dalam memotret. Sementara print maker
jasanya dalam
menjual hasil akhir dari foto tersebut sehingga
memotret. Semen-
ia harus memproses sendiri fotonya karena
tara print maker
proses penciptaan foto tidak berhenti ketika
menjual hasil akhir

KONSISTEN
kita selesai memotret. Ada processing film
dari foto tersebut
kalau di analog atau olah digital kalau di
sehingga ia harus
media digital. Selain itu masih ada proses
memproses send-

DI JALUR
cetak sehingga didapat hasil output berupa
iri fotonya karena
bentuk fisik sebuah foto. Jadi fotografer
proses penciptaan
tanggung jawabnya bisa berhenti di tengah
foto tidak berhenti
ketika kita selesai

NON
setelah ia selesai memotret, sedangkan print
maker tanggung jawabnya baru selesai ketika
ia menghasilkan sebuah bentuk fisik sebuah memotret.
foto.” Jelasnya.

POPULER
Suherry Arno mengaku mendalami dunia
fotografi sama seperti kebanyakan orang yaitu
dengan media berwarna. Uniknya saat itu ia
tidak pernah melakukan hunting seperti ban-
Teknologi terus berkembang dari hari ke hari. Cara manusia memotret pun berpindah dari ana- yak fotografer yang sedang belajar. Ia memilih
log ke digital. Namun black & white photography tidak pernah kehilangan peminatnya. Ya black untuk memperdalam teori fotografinya sendiri.
& white photography atau yang biasa BW photography memang memiliki daya tarik tersendiri di Ia banyak membaca buku dan artikel-artikel.
tengah begitu semakin banyaknya warna yang bisa dihasilkan dan ditampilkan oleh perangkat Hingga akhirnya suatu saat ia bertemu den-
imaging yang ada. Pada edisi ini, untuk pertama kalinya kami menghadirkan seorang yang gan Warren Kiong (pengamat fotografi. Red).
banyak berkutat pada BW photography, walaupun sesekali ia juga melakukan pemotretan color. ”Warren bilang ke saya ”Tidak ada gambar
Namun status fotografer BW tampaknya terlalu sempit bagi Suherry Arno. ”Saya ingin menjadi yang lebih indah dari gambar BW. Maka dari
print maker bukan sekedar fotografer.” Ucapnya membuka pembicaraan kami. Kami pun pe-

68 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 69


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

itu kamu harus coba.” Ungkapnya. Suherry gal.” Tambahnya dengan sumringah. Suherry
pun sempat ragu-ragu untuk mendalami mengaku bahwa ia adalah tipe orang yang
fotografi BW karena ia sadar mendalami fo- perfeksionis. Artinya ketika ia ingin mempela-
tografi BW berarti harus belajar teknik kamar jari sesuatu ia akan mempelajari sampai bisa
gelap. Namun pada akhirnya ia menjawab dan harus bisa. ”Tapi bukan berarti harus
tantangan Warren untuk mendalami fotografi sampai jago, setidaknya sampai bisa lah.”
BW. ”saya orangnya tidak bisa ditantang. Ungkapnya. Mulai saat itu hingga kini Suherry
Bahkan setelah itu Warren pernah datang ke mengaku sering diprovokasi Warren & Kayus
saya dan menceritakan fotografi infra red. Dia Mulia untuk belajar hal baru. ”Belajar apa
bilang, Infra red itu susah. kalau orang motret saja, termasuk proses cetak dengan platinum
1 rol paling banyak jadinya hanya 1 buah. paladium.” Ungkapnya.
Wah saya makin tertantang.” Ungkapnya se- Dalam mempelajari fotografi, Suherry merasa
rius. ”Kebetulan waktu itu warren kasih saya 2 diuntungkan dengan statusnya yang hanya
rol film, saya ambil dua-duanya lalu saya cari fotografer amatir bukan profesional sehingga
buku tentang fotografi infra red, saya pelajari ia dapat dengan mudah memiliki akses untuk
setelah itu saya coba motret dengan 2 rol itu. belajar pada fotografer profesional. ”Kalau
Dan benar saja, dari 2 rol itu foto yang jadi saya fotografer profesional mungkin akan
ada 72, artinya jadi semua tidak ada yang ga- susah untuk belajar dari sesama fotografer
profesional karena akan dianggap pesaing.”

”Kalau saya fo-


tografer profesion-
al mungkin akan
susah untuk be-
lajar dari sesama
fotografer profe-
sional karena akan
dianggap pesaing.”
70 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 71
BLACK&WHITE BLACK&WHITE

72 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 73


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

Ungkapnya sambil tersenyum.

Perjalanan Suherry menjadi print maker bermulai ketika ia menemukan majalah foto yang
mengulas tiga orang printer BW terkemuka yang merupakan murid2 terbaik Ansel Adam. ”Saya
ingat ada 3 orang print maker hebat yang diulas dalam majalah itu, setelah membaca majalah
itu saya kirim email dan telepon ke mereka untuk minta diajari dan saya diterima oleh ketigan-
ya. Saya pun berangkat ke Amerika Serikat untuk kursus.” Kenangnya. Hingga saat ini Suherry
setiap tahunnya menyediakan waktu untuk ke US sedikitnya setahun sekali untuk belajar hal
baru tentang print making.

Berbicara mengenai fotografi BW dan print making, Suherry mengaku cukup bangga karena
bisa memproses fotonya dari A hingga Z. ”Banyak sekali fotografer bagus, tapi yang bisa
process hasil fotonya sendiri dengan benar tidak banyak.” ungkap lelaki yang memiliki galeri di
kawasan kemang, Jakarta ini.

Suherry mengaku menghasilkan foto BW

previsualisasi da- yang baik tidaklah mudah, hal ini mungkin

lam memotret BW disebabkan karena mata kita tidak bisa secara

itu sangat perlu. otomatis mengkonversi obyek berwarna yang

Artinya ketika kita kita lihat menjadi hitam putih. ”Ansel Adams

memotret BW kita pernah berkata: previsualisasi dalam me-

harus bisa mem- motret BW itu sangat perlu. Artinya ketika kita

bayangkan nanti memotret BW kita harus bisa membayangkan

jadinya mau sep- nanti jadinya mau seperti apa. Bagian mana

erti apa. Bagian yang mau lebih hitam bagian mana yang mau

mana yang mau lebih terang.” Ungkapnya. “Untuk itu saya

lebih hitam bagian selalu buat catatan ketika memotret. Untung-

mana yang mau nya saya banyak pakai kamera large format

lebih terang. dan ultra large format. Sehingga filmnya


satu-satu tidak dalam bentuk rol, sehingga

74 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 75


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

76 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 77


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

mudah mencatatnya.” Tambahnya. Suherry


mengakui terkadang ketika memotret ia
ingin memiliki beberapa alternative sehingga
sesekali ia melakukan bracketing. ”Bracketing
kan bisa depth of fieldnya, bisa fokusnya, bisa
diafragmanya bisa exposurenya. Nggak ada
masalah dengan bracketing sejauh kita tahu
apa yang kita mau bukan asal bracketing.”
Ungkapnya. Setelah melakukan pemotretan
Suherry biasanya memproses filmnya dan
membuat contact print. “Dari contact print
saya bikin coret-coretan mana bagian yang
ingin lebih gelap mana yang kurang terang
dan lain sebagainya.” Tambahnya.
Setelah itu proses pencetakan foto pun dimu-
lai. Tidak jarang memerlukan beberapa kali
karena Suherry selalu membiarkan foto yang
akan diolah untuk diendapkan dulu semen-
tara. “Kadang saya endapkan dulu beberapa
hari biar tidak jenuh dan bias.” jelasnya.

Nggak ada
masalah dengan
bracketing sejauh
kita tahu apa yang
kita mau bukan
asal bracketing.”
78 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 79
BLACK&WHITE BLACK&WHITE

Ditanya mengenai penggunaan software pengolah foto dalam memproses foto digital Suherry
menganggap hal itu sebagai salah satu yang wajar saja. ”proses pengolahan foto dengan soft-
ware itu mengadopsi teknik pengolahan foto dari kamar gelap konvensional jadi sah-sah saja.
Perlu diingat bahwa dalam mengolah foto salah satu yang menentukan bagus tidaknya adalah
masalah taste juga, jadi kalau hasil olahannya bagus pasti karena dia punya taste yang bagus
juga.” Ungkapnya. ”Hanya saja idealnya ketika yang mengolah dan memproses foto tersebut
bukan fotografernya dan bukan dengan arahan fotografernya sebaiknya kredit title foto tersebut
atas kedua nama yang bersangkutan tersebut. Namun jika arahan processing foto tersebut
berasal dari fotografernya maka boleh saja kredit titlenya hanya si fotografernya. Karena itu kan
seperti pinjam tangan saja, tapi otaknya dari fotografernya.” tambahnya.

Mengenai potensi menjadikan print maker sebagai profesi Suherry menganggap masih belum
terlaku menggembirakan di Indonesia. ”Print maker masa depannya masih suram di sini. Mung-
kin karena waktu yang tersita cukup banyak selain mahal. Pada akhirnya banyak yang frustasi
karena memang sulit untuk mendapatkan hasil yang bagus. Selain itu dengan adanya teknologi

Perlu diingat bahwa dalam


mengolah foto salah satu
yang menentukan bagus
tidaknya adalah masalah taste
juga, jadi kalau hasil olahan-
nya bagus pasti karena dia
punya taste yang bagus juga.

80 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 81


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

digital ini banyak fotografer yang puas


dengan melihat fotonya di layar monitor saja.”
Ungkapnya. ”Namun perlu diingat, profesi ini
masih sangat jarang sehingga pesaingnya
juga sedikit.” tambahnya.

Pada akhir pembicaraan kami, Suherry


membagikan tipsnya dalam mendalami
fotografi BW. ”Yang pertama, dalam mem-
pelajari fotografi BW sebaiknya memiliki dark
room sendiri. Akan lebih baik lagi kalau bisa
mempelajari teknik zone system-nya Ansel
Adams. Sementara untuk cetak digital semua
alat yang akan digunakan harus dikalibrasi
dengan benar. Monitornya, printernya, dan
lain sebagainya. Dalam mengkalibrasi monitor
perlu diperhatikan pencahayaan karena moni-
tor sensitif terhadap cahaya.” Ungkapnya.
Fotografer yang ingin menggeluti fotografi
BW sebaiknya mengerti dengan baik zone
system sehingga mereka tau mau diletakkan
dimana shadow dan highlightnya. Selanjutnya
Suherry juga menganjurkan fotografer untuk
merencanakan mengenai proses yang akan
dilakukan pada foto yang diambil. ”Dan yang
paling penting adalah previsualisasi. Kita
harus tau foto ini akan jadi seperti apa, distri-
busi tonalnya, harmonisasi dan gradasinya.”
Tutupnya.

82 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 83


BLACK&WHITE BLACK&WHITE

84 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 85


FOODPHOTOGRAPHY THELEPASAN

BREAK THE RULE


OR BLUNDER?
Menyambung omong kosong di edisi terdahulu mengenai breaking the rule, saya tertarik untuk
berbagi sedikit pengetahuan mengenai sejarah marketing yang saya tahu dan saya percayai
karena kebetulan ada hubungannya dengan topik omong kosong kita ini. Setidaknya ketika ikut-
ikutan break the rule, kita tahu mengapa dan untuk apa kita breaking the rule.

Ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
barang-barang komoditas tanpa merk. Mereka membeli gula, beras, dan lain sebagainya tanpa
ada satu merk. Mereka tidak melihat perbedaan dari produk-produk komoditas tersebut. Karena
tidak ada perbedaannya, maka kontrol harga ada di tangan konsumen. Jika di satu toko gula
dijual lebih mahal dari toko lain maka secara otomatis orang akan membeli di toko lain yang
lebih murah. ”wong gulanya sama kok.”.

Era ini terus berlanjut hingga akhirnya pengusaha-pengusaha swasta membuat produk-produk
komoditas menjadi sebuah barang bermerk yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki merk
lainnya. Salah satunya mungkin mereka mengemas gula yang mungkin sama persis dalam satu
kemasan yang lebih menarik dan terlihat lebih higienis. Proses pengemasannya pun dilakukan
dengan lebih higienis pada tempat yang bersih, bukan di depan sebuah toko di pinggir jalan
yang dilewati banyak kendaraan. Pengemasan dilakukan oleh pekerja bersarung tangan higienis
bukan dengan tangan telanjang yang baru saja dipakai untuk garuk kepala, garuk punggung,
memegang uang dan lain sebagainya. Akhirnya, memang gula dalam kemasan dengan merk
tertentu ini bisa dijual sedikit lebih mahal karena memiliki nilai tambah tertentu. Awal dari usaha
diferensiasi yang dilakukan oleh pengusaha gula ini adalah dengan tujuan supaya gula mereka
lebih dikenali, lebih mudah diingat dan lebih diinginkan. Caranya, dengan cara break the rule.
Jika sebelumnya gula tanpa kemasan khusus, mereka membuat kemasan khusus. Jika sebel-

86 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 87


THELEPASAN THELEPASAN

umnya gula dikemas oleh siapapun juga, kini Bagaimana dengan fotografi? Sejatinya
dikemas oleh pekerja yang memperhatikan fotografer juga sama seperti manusia ke-
betul kebersihan dan kesehatan. Itulah break banyakan, mereka break the rule karena
the rule versi mereka. menemukan dirinya terperangkap pada satu
aturan yang seolah-olah baku yang dianut
Era ini berkembang terus menerus. Pengu- banyak sekali pemain sejenis sehingga tidak
Banyak yang break the rule, tapi
saha yang tertarik untuk break the rule untuk ada yang lebih menonjol atau lebih terlihat.
tidak sebanyak itu yang berhasil
mendiferensiasikan gulanya makin bertambah Tujuannya jelas agar lebih terlihat, lebih
break the rule dalam arti positif
banyak. Ada yang lebih senang menjiplak dan dikenali karena beda dari yang lain. Menonjol
karena banyak juga yang justru
mengikuti formula pengusaha yang sudah di antara paritas.
dengan break the rule malah
lebih dulu break the rule ada yang meramu Banyak fotografer yang terkungkung pada
membawa mereka ke identitas
formulanya sendiri. Hingga pada akhirnya pakem dasar fotografi. Hingga muncul satu
yang tidak menguntungkan bagi
semua gula menjadi berkemasan khusus dan
mereka karena tidak bisa diteri-
bermerk. Masing-masing mencoba mencip-
takan diferensiasi dengan cara breaking the Ada yang lebih ma pasar.
rule walaupun pada akhirnya banyak juga senang menjiplak
yang mengikuti. Awalnya hanya satu dua dan mengikuti for-
pemain yang berusaha menciptakan aturan mula pengusaha
baru dan meninggalkan aturan lama. Namun yang sudah lebih dua orang yang merasa ingin lebih dikenal,
lama kelamaan semua pemain ikut dalam dulu break the rule ingin lebih menonjol dengan meninggalkan
aturan baru tersebut. Dan ketika semua ada yang meramu pakem lama itu dan menciptakan pakem baru
pemain yang ada sudah meninggalkan aturan formulanya sendiri. dengan ciri khasnya sendiri atau sekedar ingin
lama dan bermain pada area aturan baru mengejar kepuasan batin dalam mencipta
yang lebih menarik, maka aturan baru yang satu aturan di luar aturan yang sudah ada.
lebih menarik itu juga tidak menjadi menarik Banyak yang break the rule, tapi tidak seban-
lagi. Karena kembali ditemukan keseraga- yak itu yang berhasil break the rule dalam arti
man, tidak ada pembeda antara satu dengan positif karena banyak juga yang justru dengan
yang lain. Untuk itulah manusia tidak pernah break the rule malah membawa mereka ke
habisnya break the rule. identitas yang tidak menguntungkan bagi

88 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 89


THELEPASAN THELEPASAN

mereka karena tidak bisa diterima pasar. Di beberapa komunitas online dan web blogger biasa Manakah break the rule yang benar dan mana
Artinya dalam
kita temui orang-orang yang mencoba membuat aturan baru dengan gaya dan seleranya yang salah?
menemukan for-
sendiri. Ada masa dimana foto-foto colorful dengan saturasi tinggi berjaya. Ada masa dimana Salah satu formula yang mungkin bisa digu-
mula breaking the
pakem itu didobrak dan muncul generasi dimana foto-foto yang menarik perhatian pengunjung nakan untuk mendeteksinya adalah dengan
rule yang benar
adalah foto-foto dengan saturasi rendah, tonal cenderung low key. Salah satu contoh yang ber- melihat mana yang dalam proses breaking the
kita harus melihat
hasil break the rule pada masanya adalah salah satu nara sumber edisi perdana kami, Rarindra rulenya mencoba menambahkan nilai tambah
apakah pada akh-
Prakasa atau yang lebih dikenal dengan RDP. Gaya foto dan olah digital RDP menjadi satu hal dari format sebelumnya. Nilai tambah di sini
irnya kita member-
yang baru bagi komunitas itu sehingga foto RDP selalu mendapat poin tinggi. Tidak jarang pula tentunya yang masih bisa dilihat dan diterima
ikan nilai tambah
yang tidak mau kalah breaking the rulenya dengan mengikuti gaya foto dan olah digital RDP oleh konsumen. Gula dalam kemasan plastik
dengan break-
walaupun mereka sadar, itu hanya akan membawa mereka kepada komentar ”wah foto lo RDP higienis dengan merk dan elemen grafis
ing the rule tadi?
banget ya!”. tertentu akan menimbulkan kesan modern,
Nilai tambah di
Di sisi lain banyak peminat fotografi yang justru berusaha untuk break the rule, namun sayang- bersih, dan menarik. Gula dengan kemasan
sini artinya bukan
nya masih salah alamat sehingga justru dibilang ”aneh”. daun jati mungkin saja memberi nilai tambah
nilai tambah yang
yaitu membuat harga gula menjadi lebih
bernilai bagi kita
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya kita mengetahui bahwa kita sudah breaking the murah, namun pengemasan dengan daun
saja tapi bagi kon-
rule dengan benar? Ya fotografer dengan foto-foto unik sama-sama break the rule dengan
fotografer aneh dengan foto-foto anehnya.
jati tanpa alasan khusus justru mungkin akan
mengurangi nilai dan kesan higienis dari sumen kita.
gula tersebut. Sehingga bisa jadi dianggap
Jika kembali dalam kasus gula. Banyak cara
sebagai break the rule yang salah. Begitu
untuk break the rule. Ada yang mencoba
juga dengan gula yang dikemas dalam panci
break the rule dengan mengemas gula terse-
but dengan kemasan plastic yang lebih bersih, Ya fotografer den- emas, nilai tambahnya gula tersebut jadi lebih

lebih menarik dengan gambar dan merk di gan foto-foto unik mewah dan modern, hanya saja harga jualnya memberikan nilai tambah dengan breaking

depannya. Bisa juga break the rule dengan sama-sama break menjadi melambung dan tidak signifikan bagi the rule tadi? Nilai tambah di sini artinya

mengemas gula dengan daun jati yang besar the rule dengan konsumen tertentu. Artinya dalam menemu- bukan nilai tambah yang bernilai bagi kita saja

kemudian diikat tali rami. Ada pula yang tidak fotografer aneh kan formula breaking the rule yang benar tapi bagi konsumen kita.

mau tanggung-tanggung dalam breaking the dengan foto-foto kita harus melihat apakah pada akhirnya kita

rule dengan mengemas gula tersebut dalam anehnya. Apakah kita sebagai fotografer dalam melaku-
kan breaking the rule sudah memberi nilai
sebuah panci emas yang mahal dan mewah
tambah yang bisa diterima konsumen kita?
sehingga jelas terlihat bedanya.

90 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 91


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

NICOLINE
Beberapa saat lalu setelah majalah ini diterbitkan beberapa kenalan pehobi foto melontarkan
kritik kepada kami. ”Kok yang diinterview yang kalibernya kakap semua sih? Yang baru-baru
juga diinterview dong!” pinta salah seorang teman. Kami pun berusaha memenuhi permintaan

PATRICIA
tersebut sebisa mungkin. Namun memang mencari fotografer atau pehobi fotografi dengan jam
terbang relatif masih pendek namun memiliki kemampuan fotografi yang baik sangat susah.
Apakah memang kualitas dan kemampuan seorang pehobi foto berbanding lurus dengan jam

MALINA,
terbang? Kami sempat berpikir seperti itu, hingga akhirnya kami menemukan Nicoline Patricia
Malina, seorang pehobi fotografer yang jam terbangnya masih belum terlalu tinggi namun kary-
anya bisa disejajarkan dengan fotografer profesional dengan jam terbang panjang sekalipun.

ANAK ”Kamera pertamaku saya beli awal tahun

BAWANG
2004.” Ungkapnya membuka pembicaraan-
nya dengan kami. ”Setelah punya kamera
sendiri, kebetulan bulan agustus di tahun

YANG
yang sama aku ke Belanda. Ya mulai seneng
motret di sana. Apa aja dipotret biarpun paling
banyak street documentary.” sambungnya.

BERJAYA
Tahun 2006 Nicoline mulai mempelajari fo-
tografi fashion. ”awalnya nggak punya model,
akhirnya ketemu sama model yang juga

DI NEGERI
masih belajar, jadi sama-sama belajar deh.”
Ungkap fotografer yang pernah belajar fashion
desain dan bisnis ini.

ORANG.
Kini Nicoline sedang menyelesaikan studi
Fine Artnya di Belanda. Ia mengaku sedikit
banyak mendapat manfaat dari kuliahnya itu
walaupun ia sendiri sering merasa tidak cocok
untuk berkuliah di jurusan itu. ”Dosenku

92 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 93


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

94 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 95


www.nicolinepatricia.com, info@nicolinepatricia.com
FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

banyak yang memperhatikan proses, maklumlah namanya aja fine art.


Sementara aku lebih memperhatikan hasil akhir. Makanya aku disuruh ambil
jurusan fotografi. Tapi aku nggak mau karena dulu aku nggak berencana jadi
fotografer.” Ungkapnya.
Namun ia mengaku kini ia bercita-cita menjadi fotografer. ”Kerja itu paling
enak kalau kita bisa melakukannya dengan senang dan tanpa capek atau bo-
san. Dan aku dapet itu di fotografi. Aku seneng banget motret, maunya motret
terus tiap hari, dan sama sekali nggak ngerasa capek.” Tambahnya.

Nicoline merasa sedikit banyak kemampuan fotografinya terbantu oleh pen-


galamannya menekuni fashion desain di surabaya. ”Setidaknya aku belajar
teori warna, komposisi, pose, proporsi badan, banyak liat majalah fashion,
foto dll. Dan itu nyambung banget sama hobi fotografi-ku ini.” Ungkap
fotografer yang sempat berprofesi sebagai model ini.
Sementara pengalamannya sebagai model membantunya berhubungan den-
gan model pemotretannya. ”Aku pernah jadi model jadi tau rasanya gimana
jadi model. Jadi ketika ketemu model yang manja dan nggak mau susah
aku tau gimana cara ngedeketinnya.” Ungkapnya. ”aku merasa pendekatan
dengan model itu sangat penting, dan itu sering dilupakan banyak orang.
Hubungan personal dengan model harus dibangun. Bagaimana caranya
supaya model merasa aman dan nyaman dengan kita sebelum kita mulai
motret. Untuk itu aku selalu melakukan kontak mata dan kontak fisik dengan

”Kerja itu paling enak kalau kita bisa melakukannya dengan senang
dan tanpa capek atau bosan. Dan aku dapet itu di fotografi. Aku
seneng banget motret, maunya motret terus tiap hari, dan sama
sekali nggak ngerasa capek.”

96 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 97


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

98 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 99


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

mereka.” Ungkapnya sambil memberi contoh


bagaimana ia melakukan kontak fisik dengan
model. Nicoline percaya dengan melakukan

”aku merasa pendekatan yang pas dengan model ia bisa

pendekatan den- menangkap ekspresi dan karakter dari si

gan model itu san- model. Untuk model yang masih pemalu Nico-

gat penting, dan line selalu memasang lagu untuk mencipta-

itu sering dilupa- kan mood yang dimaui dari sang model.

kan banyak orang.


Hubungan person- Nicoline mengaku mood sangat penting dalam

al dengan model memotret fashion. ”Aku sendiri kalau lagi

harus dibangun. sedih juga fotonya bisa ikut sedih moodnya,

Bagaimana car- kalau lagi senang ya ikut senang moodnya.”

anya supaya model Ungkap gadis yang menguasai bahasa Ing-

merasa aman dan gris, Cina, Belanda dan Indonesia ini.

nyaman dengan
kita sebelum kita Satu hal lagi yang membantu kemampuannya

mulai motret. Un- sebagai fotografer fashion adalah pengala-

tuk itu aku selalu mannya mempelajari make up dari ibunya

melakukan kontak yang seorang make up artis. ”Aku memang

mata dan kontak sudah lahir dan besar di keluarga yang ada

fisik dengan hubungannya dengan fotografi, biarpun nggak

mereka.” secara langsung. Mamaku make up artis,


jadi sedikit banyak belajar make up juga dari
mama.”

Waktu memotret Nicoline mengaku jarang


merencanakan konsep, kecuali untuk peker-
jaan. Nicoline mengaku lebih senang melaku-

100 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 101


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

102 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 103


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

”Model itu kan


bukan manequin,
dia punya karakter,
dia punya emosi
jadi kenapa nggak
dieksplor saja.”
kan eksplorasi dari model yang akan dipotret.
”Model itu kan bukan manequin, dia punya
karakter, dia punya emosi jadi kenapa nggak
dieksplor saja.” Ungkapnya tegas. Sementara
jika bertemu dengan model yang agak susah
dieksplor emosi dan karakternya, Nicoline
biasa bermain dengan lighting dan lokasi.
Melihat foto-fotonya yang banyak menggu-
nakan model eropa, kami pun menanyakan
apakah hal itu ada pengaruhnya terhadap
hasil fotonya. ”Memang harus diakui, model
eropa ada nyawanya. Karakternya dalam
dan yang paling penting mereka nggak takut
kelihatan jelek.” Akunya.

104 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 105


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

106 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 107


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

Berbicara mengenai hal teknis, Nicoline mengaku banyak berguru dari teman-temannya di In-
”Mungkin banyak
donesia. ”Aku di Belanda nggak punya siapa-siapa dan orang sana individualis, jadi nggak gam-
orang yang berpikir
pang belajar dari seseorang di sana. Makanya aku banyak chat dengan teman-teman di Indo-
bahwa foto harus
nesia.” Aku fotografer yang menyukai shadow keras dan continuous light ini. Mengenai lighting,
bagus detailnya.
Nicoline merasa tidak begitu banyak menemui kesulitan. ”Pada prinsipnya lighting equipment
Sayangnya mood
itu sama seperti matahari. Bahkan lebih mudah lagi karena kita bisa kontrol.” Tambahnya.
dan geraknya di-
Namun dari semua itu Nicoline menganggap mood sebagai salah satu yang paling penting da-
lupakan. Nah aku
lam fotografi fashion. ”Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa foto harus bagus detailnya.

”Memang harus selalu ”kejar” 1


diakui, model ero- second yang bikin
Sayangnya mood dan geraknya dilupakan. Nah aku selalu ”kejar” 1 second yang bikin foto

pa ada nyawanya. foto tersebut jadi


tersebut jadi bicara.” Jelasnya.

Ditanya mengenai kesalahan yang sering dilakukan fotografer pemula Nicoline menjawab, ”Aku Karakternya dalam bicara.”
paling nggak suka dengan ucapan ”nanti di oldig (olah digital) saja. Aku selalu ingin merasakan dan yang paling
apa yang aku rasain waktu motret setiap kali aku lihat foto aku. Jadi jangan pikir segala sesuatu penting mereka
bisa dioldig apalagi kalau waktu yang dihabiskan di proses oldig lebih banyak. Lebih baik habis- nggak takut keliha-
kan waktu di sesi pemotretan kalau belum dapet ya terusin.” tegasnya. Nicoline juga mengang- tan jelek.”

108 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 109


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

Aku selalu ingin merasakan apa yang aku rasain waktu


motret setiap kali aku lihat foto aku. Jadi jangan pikir se-
gala sesuatu bisa dioldig apalagi kalau waktu yang diha-
biskan di proses oldig lebih banyak. Lebih baik habiskan
waktu di sesi pemotretan kalau belum dapet ya terusin.

110 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 111


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

”Di eropa orang


awam pun bisa be-
dain foto yang ba-
gus dan jelek, jadi
kalau mau motret
ya harus bagus.”

gap apresiasi masyarakat Indonesia terhadap


sebuah karya foto belum setinggi negara-
negara barat terutama eropa. ”Di eropa orang
awam pun bisa bedain foto yang bagus dan
jelek, jadi kalau mau motret ya harus bagus.”

Sementara untuk fotografer yang ingin


menekuni fotografi fashion lebih dalam lagi
Nicoline menyarankan untuk banyak mencari
referensi yang baik. ”contek saja dulu mum-
pung masih belajar. Kalau sudah bisa mulai
coba bikin karya sendiri.” ungkapnya. Nicoline

112 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 113


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

”kerjasama lah
dengan make
up artis pemula,
stylist pemula,
model pemula
karena masih sa-
ma-sama butuh
jadi masih bisa
diajak bikin karya
yang bener-bener
bagus.”

114 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 115


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

juga menyarankan fotografer pemula untuk


banyak bekerjasama dengan team pemula.
”kerjasama lah dengan make up artis pemula,
stylist pemula, model pemula karena masih
sama-sama butuh jadi masih bisa diajak bikin
karya yang bener-bener bagus.” Tambahnya.
Dalam menghadapi model Nicoline men-
yarankan untuk tidak memaksakan pose sulit
terutama kepada model pemula. ”Pemanasan
dulu, jangan maunya langsung jadi. Kalau
moodnya sudah mulai keluar, baru mulai
serius.” Ungkapnya.

”Pemanasan dulu,
jangan maunya
langsung jadi. Ka-
lau moodnya su-
dah mulai keluar,
baru mulai serius.”
116 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 117
FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

Di akhir pembicaraan kami Nicoline menceri-


takan kegigihannya untuk mendapat kesem-
patan dari majalah, ”Setiap harinya aku kirim
email ke majalah-majalah yang aku tahu.
Intinya memperkenalkan diri dan menawar-
kan jasa fotografi. Tiga bulan pertama nggak
ada yang balas. Akhirnya aku datangi saja.
Hingga akhirnya ada 1 majalah yang ngasih
kesempatan. Setelah itu yang lain ikutan kasih
kesempatan. Itu aku lakukan berulang-ulang.
Jadi tiap hari aku kirim email ke majalah.
Kalau belum dibalas aku kirim lagi.

118 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 119


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

120 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 121


FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY

Beberapa jam sebelum tulisan ini diturunkan


kami menyempatkan diri untuk chat den-
gan Nicoline sambil melakukan persetujuan
akhir sebelum tulisan dan foto-foto Nicoline
masuk dapur design kami. ”Aku baru menang
award loh.” Ungkap Nicoline waktu itu. Kami
pun kaget dan mencari tahu lebih jauh lagi.
Ternyata benar saja, Nicoline baru saja me-
menangkan penghargaan ”Iconique Societas
Excellence In Fashion Photography Award”
yang diadakan oleh Iconique.com, sebuah
majalah online fashion dengan pembaca yang
tersebar di seluruh penjuru dunia beker-
jasama dengan progressive creative agency
dan think tank Societas. Hebatnya, Nicoline
berhasil memenangkan award ini walaupun
seluruh nominatornya memiliki foto yang
luar biasa bagusnya. Juri yang terlibat pada
penilaian penghargaan ini berasal dari kalan-
gan designer topi termahal di dunia, fashion
designer, advertising company dan juga
pihak-pihak yang berhubungan dengan pe-
nyelenggara. Congratulation Nicoline, satu lagi
fotografer Indonesia yang berhasil membukti-
kan kehebatannya di tingkat internasional.

122 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 123


FASHIONPHOTOGRAPHY COMMERCIALPHOTOGRAPHY

124 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 125


DIGITALPROCESS DIGITALPROCESS

COLOR THEORY
intensitas tiap warnanya dinyatakan dalam
rentang 0 sampai 255.
Ketika warna Red memiliki intensitas seban-
yak 255, begitu juga dengan green dan blue.
Fotografi erat hubungannya dengan warna. Hampir setiap fotografer, terutama yang bukan Maka terjadilah warna putih. Sementara ketika
fotografer black & white pernah melakukan color correction atau dalam bahasa Indonesianya ketiga warna tersebut mencapai intensitas 0,
koreksi warna. Koreksi warna dilakukan baik karena keterbatasan kamera dalam mereproduksi maka terjadilah warna hitam, sama seperti
warna-warna persis seperti yang kita inginkan maupun karena memang ingin memperkuat atau ketika kita berada di ruangan gelap tanpa ca-
melemahkan kandungan warna tertentu pada foto kita. haya, yang tampak hanya warna hitam. Hal ini
Alasan lain orang melakukan koreksi warna adalah karena ada perubahan warna ketika kita bisa kita lihat ketika kita menonton di bioskop Bagaimana dengan CMYK? CMYK sering
melakukan konversi mode warna dari RGB ke CMYK dan sebaliknya. tua dimana proyektor yang digunakan masih disebut sebagai warna subtractive. Mode
menggunakan proyektor dengan 3 warna dari warna ini digunakan oleh alat-alat yang
Sayangnya tidak semua orang yang melakukan koreksi warna mengerti tentang teori warna. lubang yang terpisah, kita bisa melihat ketika mereproduksi warna dengan cairan atau
Memang benar, setiap orang boleh dan bisa melakukan koreksi warna walaupun tanpa menge- film menunjukkan ruangan gelap, cahaya pigmen buatan manusia seperti printer untuk
tahui teori warna yang baku. Namun alangkah baiknya jika kita mengetahui sedikit mengenai yang keluar dari ketiga celah proyektor terse- merepresentasikan warna yang diinginkan.
teori warna yang ada karena sedikit banyak akan membantu kita dalam melakukan koreksi but berkurang. Sementara ketika gambar di Pada awalnya mode warna CMYK berasal
warna. layar menunjukkan warna dominan dari salah dari color model CMY. Ilmuwan warna pada
satu dari ketiga warna RGB maka cahaya saat itu berusaha menemukan formula yang
Anda pasti familiar dengan nama ”RGB” dan yang keluar dari celah proyektor hanya kuat di tepat untuk menemukan mode warna yang
”CMYK”. Tapi apakah anda tahu apa arti dari salah satu celah saja. bisa menghasilkan warna seperti pada mode
kedua nama tersebut? RGB sering disebut warna RGB. Jika warna putih pada RGB dibuat
sebagai warna additive atau warna Tuhan. Hal dengan mencampur warna red, green dan
ini karena warna ini dihasilkan oleh cahaya blue pada skala maksimal, pada color model
yang ada. Beberapa alat yang menggunakan CMY warna putih dihasilkan ketika intensitas
color model RGB antara lain: mata manusia, warna Cyan, Magenta dan Yellow berada pada
projector, TV, kamera video, kamera digital, titik 0%. Hal ini berdasar pada asumsi kertas
dan alat-alat yang menghasilkan cahaya. yang digunakan putih. Maka dari itu anda
Proses pembentukan cahayanya adalah tidak pernah bisa menghasilkan warna putih
dengan mencampur ketiga warna tadi. Skala dengan printer anda ketika anda menggu-

126 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 127


DIGITALPROCESS DIGITALPROCESS

nakan kertas berwarna. Sementara dengan RGB apapun warna dasar yang ada bisa berubah RGB COLOR MODEL CMY COLOR MODEL
menjadi terlihat putih, karena adanya cahaya.
Selanjutnya, ketika ilmuwan berusaha membuat warna hitam dengan color model CMY, mereka
menemui jalan buntu. Walaupun secara teori dengan mencampur warna cyan, magenta dan
yellow pada kadar 100% bisa didapatkan warna hitam, namun pada kenyataannya warna
yang didapatkan dengan mencampur ketiga warna tersebut pada kadar maksimal hanya akan
mendapatkan warna coklat tua mendekati hitam. Untuk itulah ditambahkan warna black. Dan
sejak saat itu mode warna CMY menjadi CMYK. Tapi jangan salah sangka K pada CMYK bukan
merupakan singkatan dari Black, melainkan singkatan dari “Key” yang kurang lebih artinya
warna tersebut adalah kunci dari masalah tersebut.

COLOR BALANCE
Mode warna CMY & RGB saling berhubun- balance di beberapa software seperti Adobe Photoshop. Misalnya, Yellow dengan Blue yang
gan dan saling bertentangan. Percampuran berseberangan, Green dengan Magenta, Red dengan Cyan. Masing-masing pasangan ini
warna-warna CMY bisa menghasilkan warna- berseberangan. Artinya penambahan warna yang satu akan berakibat pengurangan intensitas
warna RGB begitu juga sebaliknya. warna yang ada di seberangnya. Dengan mengetahui color balance ini anda bisa lebih leluasa
Pengurangan intensitas pada satu warna melakukan color correction.
tertentu akan berakibat pada menambahnya
intensitas pada warna lain yang diseberang-
COLOR GAMUT
nya. Hal ini bisa dilihat pada fasilitas color
Bagi anda yang memotret hanya untuk kep-
erluan website, atau hanya dilihat di monitor
tentunya anda banyak bekerja pada mode
warna RGB karena mode warna itu yang di-
gunakan oleh peralatan semacam itu. Namun
bagi anda yang memotret untuk keperluan
cetak offset tentunya anda harus mengkon-
versi warna dari mode RGB ke CMYK.
Masalah yang paling banyak terjadi adalah

128 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 129


DIGITALPROCESS WHERETOFIND

JABOTABEK Kebayoran UNIKA Atma Jaya Jakarta Jl


Seasons Imaging eK-gadgets Centre Jendral sudirman 51
VISIBLE COLOR Jl Senopati no 37 Roxy Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Sekretariat Bersama Fakul-
Kebayoran Baru Jakarta tas Psikologi Atma Jaya
Jakarta selatan Lubang Mata Ruang G. 100
Focus Nusantara Jln. Pondok Cipta Raya B2/28 Kelompok Pelajar Peminat
RGB GAMUT KH Hasyim Azhari No 18 .Bekasi Barat 17134 fotografi SMU 28 (KPPF28)
Jakarta TELP: 8847105 Jl Raya Ragunan (depan RS
5804848 CONTACT PERSON: Rafi Indra Pasar Minggu)
Susan Photo Album Telefikom Fotografi Jakarta
Kemang raya no.15, LT 3 Universitas Prof. Dr. Moestopo (B). XL Photograph
CMY GAMUT
Jakarta Selatan Jln. Hang Lekir I Jak-pus. Grha XL, Jl. Mega Kuningan
12730 Indonesia Photographer Organiza- Kav. E 4 – 7 no. 1
E-studio tion (IPO) Jakarta Selatan
Wisma Starpage Studio 35 HSBC Photo Club
Jl Salemba tengah no 5 Rumah Samsara Menara Mulia Lantai 22,
3928440 Jl. Bunga Mawar, no. 27 Jl Jend Gatot Subroto Kav
Vogue Photo Studio Jakarta Selatan 12410 9-11, JakSel 12930
Ruko Sentra Bisnis Blok Unit Seni Fotografi IPEBI (USF- LFCN (Lembaga Fotografi
B16-17 IPEBI) Candra Naya)
Tanjung Duren raya 1-38 Komplek Perkantoran Bank Komplek Green Ville – AW /
Jakarta Indonesia , 58-59, Jakarta Barat 11510
5647873-75 Menara Sjafruddin Prawiranegara Klub Fotografi PT Komatsu
Shoot & Print lantai 4, Jl. Raya Cakung CIlincing
terjadinya distorsi warna atau perubahan warna. Hal ini juga sering kita temui ketika kita menc- Jl. Bulevard Raya Blok FV-1 Jl. MH.Thamrin No.2, Jakarta Km.4
etak foto kita dengan printer rumahan. No. 4 UKM mahasiswa IBII Jakarta Utara 14140
Kelapa Gading-Jakarta Fotografi Institut Bisnis Indonesia Style Photo
Perlu diketahui bahwa tiap color model memiliki keterbatasan menampilkan warna. Singkatnya TELP: 021-4530670 (FOBI) Jl Gaya Motor Raya No. 8
tidak semua warna yang bisa ditampilkan oleh color model RGB bisa ditampilkan oleh color QFoto Kampus STIE-IBII Gedung AMDI-B,
model CMYK, begitu pun sebaliknya. Warna-warna dengan saturasi tinggi yang bisa ditampilkan Jl. Balai Pustaka Timur No 17 Jl Yos Sudarso Kav 87, Sunter, Sunter Jakarta Utara 14330
Rawamangun, Jakarta Jakarta Utara Contact Person: Hasan
dengan bantuan system reproduksi cahaya tentunya tidak bisa ditampilkan oleh CMYK. Keter- 4706022 Perhimpunan Penggemar Fo- Supriadi
batasan menampilkan warna inilah yang disebut dengan color gamut. Dengan mengenali color Digital Studio College tografi Garuda Indonesia (PPFGA), Perhimpunan Fotografi
gamut anda, anda bisa bekerja lebih leluasa bukan? Jl. Cideng Barat No. 21A PPFGA, Gedung Garuda Indonesia Tarumanagara
Jakarta Pusat Lt.18 Kampus I UNTAR Blok M lt.
Tel/Fax : 021-633 0950 Jl. Medan Merdeka Selatan No.13 7 Ruang PFT
Darwis Triadi School of Pho- Jakarta Jl. Letjen S. Parman I Jak
tography Komunitas Fotografi Psikologi Bar
Jl. Patimura No.2 Atma Jaya Jakarta Studio 51

130 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 131


WHERETOFIND WHERETOFIND

Universitas Atma Jaya Jakarta M Jakarta Padupadankan Photography Jl Pleburan VIII No 2 karta INDONESIA UFO (united fotografer club)
CP PERFILMA (Film dan Fo- iBox eX’ - Bridge Jl. Lombok No 9s Semarang “UKM MATA” perum mastrip y-8 jember,
tografi Hukum UI) Plaza Indonesia Entertainment Bandung 8413991 Akademi Seni Rupa dan jawatimur
Freephot (Freeport Jakarta X’nter 2, 2nd Floor #EX-i082, 4232521 Ady Photo Studio Desain MSD JUFOC (Jurnalistik Fotografi
Photography Community) Jl. MH Thamrin Kav. 28-30 Laboratorium Teknologi Proses d/a Kanwil BRI (Modern SchooL of DEsign) Club)
PT Freeport Indonesia Jakarta Material Jl. Teuku Umar 24 Jalan Taman Siswa 164 Yog- Universitas Muhammadiah
Plaza 89, 6th floor iBox Ratu Plaza Jl. Ganesha 10 Labtek VI Semarang yakarta 55151, Malang
Jl. HR Rasuna Said Kav X-7/ Ratu Plaza 3rd Floor #7, Jl. Lt.dasar Bandung Contact Person: Ady UFO (Unit Fotografi UGM) student Centre Lt. 2 Universi-
No.6 Jend. Sudirman No 9, Jakarta CP: dwi karsa agung r. Agustian Gelanggang Mahasiswa UGM, tas Muhammadiyah Malang.
CANILENS iBox Pondok Indak Mal 1 STUDIO INTERMODEL Prisma UNDIP Bulaksumur Jl. Raya Tlogomas No. 246
Kolese Kanisius Jakarta Pondok Indah Mall 1st Fl. Fashion Design and Photography PKM (Pusat Kegiatan Maha- Yogyakarta malang, 65144
Nothofagus #118 A Course siswa) Joglo Fotografi Jurnalistik Klub VANDA Gardenia Hotel & Villa
PT Freport Indonesia Plaza Jl. Metro Pondok Indah Blok III Jl. Cihampelas 57 A - Bandung Jl. Imam Bardjo SH No. 1 Kampus 4 FISIP UAJY Jl Raya Trawas, Jawa Timur
895th Floor. Jl Rasuna Said B, Jakarta 40116 Semarang 50243 Jl. Babarsari Contact Person : Roy
Kav X-7 No. 6 Lassale College Perhimpunan Amatir Foto (PAF- Pandawa7 digital photo Yogyakarta SENTRA DIGITAL
V-3 Technologies Sahid Office Boutique Unit D- Bandung) studio ADVY Yogyakarta Pusat IT Plasa Marina Lt. 2
Mal Ambasador Lt. UG / 47 E-F (komp. Hotel Sahid Jaya). Kompleks Banceuy Permai Kav jl. Wonodri sendang raya Contact person: Sdr. Toddy Blok A-5. Jl. Margorejo Indah
Jl. Prof. Dr. Satrio - Kuningan Jl. Jend Sudirman Kav. 86, A-17, Bandung 40111 no. 1068 c, Semarang FOTKOM 97-99 Surabaya
Neep’s Art Institute Jakarta 1220 Jepret Jurusan Komunikasi Universitas Pembanungan Jurusan Komunikasi UNAIR
Jl. Cideng Barat 12bb FIKOM Universitas Al-Azhar Sekeretariat Jepret Lt Basement UNDIP Nasional (UPN) JL. Airlangga 4-6, Surabaya
Jakarta Indonesia Labtek IXB Arsitektur ITB Jl. Imam Bardjo SH. No. 1, Yogyakarta FIKOM Universitas PETRA
Cybilens Jl. Sisingamangaraja, Kebay- Jl. Ganesa 10 Bandung semarang Eventweb jl. Siwalankerto 121-131,
PT Cyberindo Aditama, oran baru, Jak-Sel, 12110 FSRD ITB Lembaga pendidikan seni Wisma Melati. Jl. KaliurangSurabaya 60236
Manggala Wanabakti IV, FSRD Universitas Trisakti, Contact: Genoveva Hega dan design visimedia km 14,4 no. 11, Sleman, BW Camera-accessories
6th floor. Jl. Gatot Subroto, Kampus A. Jl. Kyai Tapa, EcoAdventure Community college Yogyakarta jl. Jemursari VIII/ 32 surabaya.
jakarta 10270 Grogol. Surat menyurat: jl. Dr. Jl. Margasari No. 34 RT 2 RW 8 jl. Bhayangkara 72 Solo Toko (royal Plaza 2nd Floor Jl.
iBox Puri Imperium Susilo 2B/ 30, Grogol, Jakbar Rajapolah FIKOM UNDIP SURABAYA & JAWA TIMUR Ahmad Yani Surabaya
Puri Imperium Office Plaza Unit SKRAF (Seputar Kamera Tasikmalaya 46155 Jl. Imam Bardjo SH. No. 1, Hot Shot Photo Studio Malang Photo Club
G11-12 Fikom) SPEKTRUM (perkumpulan Semarang Ploso Baru 101 Jl. Pahlawan Trip No. 25
(Belakang Menara Imperium) Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. unit fotografi UNPAD) Himpunan Seni Ben- Surabaya
Jl. Kuningan Madya Kav. 5-6, 84, Jak-Sel 12870 jl. Raya Jatinangor Km 21 Sume- gawan 3817950 SUMATRA
Jakarta 12980 One Shoot Photography dang, Jabar Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ Toko Digital Batam Photo Club
iBox Senayan City FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro 011, Solo 57156 Ambengan Plasa B2 Perumahan Muka kuning indah
Senayan City 4th Fl. Unit #4-29 no. 74, JakPus SEMARANG & JAWA TENGAH 031-5313366 Blok C-3
Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta Cetakfoto.net Digimage Studio I YOGYAKARTA Himpunan Mahasiswa Batam 29435
iBox Mal Kelapa Gading 3 kemang raya 49D, jakarta
Jl Setyabudi 86a Atmajaya Photography club Penggemar Fotografi (HIM- Medan Photo Club
Mal Kelapa Gading 3 Lantai Selatan 12730 Semarang Gedung PUSGIWA kampus MARFI) Jl. Dolok Sanggul Ujung No.4
Dasar Unit. G-40 7461151 3 UAJY, Jl. Rungkut Harapan K / 4, Samping Kolam Paradiso
Jl. Bulevar Kelapa Gading Blok BANDUNG & JAWA BARAT Digimage Studio II jl. babarsari no. 007 yogya- Surabaya Medan, 20213 Sumut

132 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 133


WHERETOFIND

Telp : 061-77071061 Masyarakat Fotografi Gorontalo


CCC Caltex Camera Club Graha Permai Blok B-18, Jl. Rambutan, Huangobotu,
PT. Chevron Pacific Indonesia, Dungingi, Kota Gorontalo
SCM-Planning,
Main Office 229, Rumbai
Pekanbaru 28271
MAILING LIST (NOTIFIKASI)
Malahayati Photography
thelightmagz@yahoogroups.com
Club
pentax-indonesia@yahoogroups.com
Jl. Pramuka No. 27, Kemiling,
indonikon@yahoogroups.com
Bandar Lampung, 35153
indonesianphotographer@yahoogroups.com
CanonMania@yahoogroups.com
KALIMANTAN
artdirectorclub@yahoogroups.com
Badak Photographer Club
komunitas-fotografer@yahoogroups.com
(BPC)
kameradigital@yahoogroups.com
ICS Department
foto-id@yahoogroups.com
System Support Section
belajardesain@yahoogroups.com
PT BADAK NGL
fgd@yahoogroups.com
Bontang, KALTIM 75324
id_photographer@yahoogroups.com
KPC Click Club/PT Kaltim
bursakamera@yahoogroups.com
Prima Coal
DiPan@yahoogroups.com
Supply Department (M7
indomelb_fotografi@yahoogroups.com
Buliding), PT Kaltim Prima
WEBSITE
Coal, Sangatta
www.thelightmagz.com
FOBIA
www.estudio.co.id
Indah Foto Studio
www.forumkamera.com
Komplek Ruko Bandar Klan-
http://charly.silaban.net
dasan Blok A1
www.event.web.id
Balikpapan

SULAWESI
Sorowako Photographers
Society
General Facilities & Serv.
Dept - DP. 27
(Town Maintenance) - Jl.
Sumantri Brojonegoro
SOROWAKO 91984 - LUWU
TIMUR
SULAWESI SELATAN

134 EDISI VI / 2007

You might also like