Professional Documents
Culture Documents
FREE
EDISI VI / 2007 1
www.thelightmagz.com
THEEDITORIAL THEEDITORIAL
Edisi ini kami menampilkan beberapa warna yang bisa bisa dipandang bertentangan namun kami lebih memilih untuk melihatnya sebagai perbedaan warna yang
memperkaya. Anda akan menemui foto-foto pemenang Salon Foto Indonesia yang kebetulan gayanya jauh berbeda dengan foto-foto beberapa orang nara sumber
ABOUT THE COVER kami. Nara sumber kami kali ini pun berasal dari 3 didikan negara asing yang berbeda (selain indonesia tentunya). Novijan Sanjaya yang lama belajar dii Jerman,
PHOTOGRAPHER: Suherry Arno yang banyak belajar di Amerika Serikat dan juga Nicoline Patricia yang berguru ke negeri Belanda. Semoga semuanya dilihat bukan untuk menghadirkan
NICOLINE PATRICIA pertentangan, namun memberi warna yang memperkaya.
MODEL:
KARYNA Selamat membaca.
@ PMG SHANGHAI Redaksi.
MAKE UP ARTIST:
NICOLINE PATRICIA “Hak cipta foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan, dan dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang menggunakan foto dalam
majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa seijin pemiliknya.”
PT Imajinasia Indonesia, Jl. Grinting II No.11, 7202495, www.thelightmagz.com, Pemimpin Perusahaan/Redaksi: Ignatius Untung,
Technical Advisor: Gerard Adi, Redaksi: redaksi@thelightmagz.com, Public relation: Prana Pramudya, Marketing: marketing@thelightmagz.com,
Sirkulasi: Maria Fransisca Pricilia, sirkulasi@thelightmagz.com, Graphic Design: ImagineAsia, Webmaster: Gatot Suryanto
NOVIJAN
SANJAYA:
MASTER
THE BASIC.
Dari semua cabang dalam fotografi, fotografi fashion mendapat penggemar paling banyak.
Tidak hanya di indonesia tapi juga di luar negeri. Ya banyak sekali kita temui fotografer fashion
dimana-mana. Ironisnya, fotografi still life yang diyakini banyak fotografer sebagai dasar
fotografi tidak menarik minat banyak fotografer. Still life sendiri berasal dari bahasa Belanda
”stilleven” yang berarti ”hidup yang diam”. Saat itu banyak sekali pelukis Belanda yang menda-
lami seni lukis dnegan obyek benda mati.
Untuk menggali lebih dalam mengenai fotografi still life, kami menemui Novijan Sanjaya seorang
fotografer yang banyak melakukan pemotretan still life.
Saya ingat waktu harus ”jadi orang” kalau tidak dia malu sama
itu orang tua saya tukang bakso di dekat rumah saya. Karena
bilang bahwa saya tukang bakso di dekat rumah saya saja punya
bakso di dekat
rumah saya. Kar- Akhirnya anda berhasil diterima di jurusan
hukum, jadi saya saya akan dipanggil untuk tes gambar. Tesnya
Mereka tidak yang kita lakukan jadi yang terbaik pasti akan
eka kerjakan akan Saya jalani terus. Saya ingat pesan orang tua
uang atau tidak. terus pindah jadi jualan bakso, kapan mau
kamu suka. Ketika Yang ketiga hal itu berada dalam satu paket
kan sesuatu
yang kamu suka Hal positif apa lagi yang anda pelajari di Jer-
hati. Jika sesuatu kelas lalu satu per satu yang ada di kelas itu
pasti jadi yang muridnya. Jadi kita diajak untuk berpikir dan
Kalau basicnya
kita kuasai motret Ada tips untuk mereka yang sedang belajar
Selanjutnya saya selalu bilang pelajari teknis dasar fotografi, master the basic! Kalau basicnya
kita kuasai motret apapun pasti bisa. Sayangnya memang justru basicnya itu susah. Hahaha...
Tapi tetap harus diingat bahwa fotografi bukan hapalan tiap object atau subject treatmentnya
beda, untuk itu diperlukan kepekaan. Ignorance is our biggest enemy. Dalam fotografi still life
kepekaan itu sangat penting. Kita bisa mulai belajar still life dengan hal-hal yang kita temui.
Kalau kita peka kita bisa menemukan banyak obyek disekeliling kita yang terabaikan padahal
ketika kita ambil dari angle tertentu akan menjadi menarik. Belajarlah lighting dari matahari.
Perhatikan jatuhnya kemana, bayangannya kemana. Kalau kita peka bungkus rokok di tempat
sampah pun bisa jadi menarik. Nah akhirnya ketika kita ingin memotret still life, kita harus
Hunting maksudnya?
Hunting itu bukan latihan, tapi fun buat saya.
Latihan itu artinya kita eksperimen, eksplorasi.
Tujuannya cari tahu apa yang bisa dilakukan.
Lihat saja fotografer-fotografer senior, setiap
mereka motret langsung jadi tanpa di crop,
tidak seperti fotografer sekarang yang hasil
JAMAN
menangi penghargaan mendapat poin yang
akan diakumulasi setiap tahunnya. ”mungkin
ini salah satu hal yang membuat Salon-
Foto bisa konsisten diadakan dan konsisten Ungkap salah seorang peserta yang sudah 3
mendapat sambutan dari peserta. Karena kali mengikuti SalonFoto.
dengan adanya sistem poin tersebut peserta ”SalonFoto mungkin salah satu lomba foto
Fotografi Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang naik turun. Penyebab-
jadi terpacu lagi untuk ikut lagi dan lagi.” yang mencoba menghargai pesertanya den-
nya beragam, mulai dari penemuan dan perkemabangan teknologi digital yang lebih memu-
gan system poinnya. Artinya apa yang pernah
dahkan pengguna kamera hingga pada tumbuh dan gugurnya media yang ikut menstimulir dan
dibuat oleh peserta tersebut tidak dilupakan
menginspirasikan peminat fotografi Indonesia. Beberapa majalah fotografi bertumbangan satu
dengan tetap mengakumulasi poin-poinnya
per satu. Komunitas fotografi konvensional pun berguguran. Namun di sisi lain komunitas online
dari tahun ke tahun.” Ungkap peserta yang
bertumbuhan. Acara-acara hunting, seminar, dan workshop makin variatif. Segala sarana dan
lain.
kesempatan semacam ini sangat dibutuhkan pehobi foto dalam memperkaya wawasan dan
kemampuan fotografi mereka.
SalonFoto kali ini diadakan di Jakarta yang
medali
medali perak
perak
medali
medali emas
emas Bram Lukito LRPS, A. FPSI**, E. FPSI, Anom Manik Agung, Denpasar,
Jakarta, Judul: Di balik Jendela, Medali Perak Judul: Menunggu Kelahiran, Medali Perak
medali
medali perunggu
perunggu
SEMARANG, Judul: It's My Life
2. MADE ARYA DWITA DEDOK
JAKARTA, Judul: Gawat
4. EDWIN RANTY
SURABAYA, Judul: Kecak Kolosal
penghargaan
penghargaan
SURABAYA, Judul: White On White
5. KAMSER LUMBAN RADJA
JAKARTA, Judul: Misty Miror Lake
penghargaan
penghargaan
Padahal jaman fotografi. Jangan sampai SalonFoto dianggap sebagai kerajaan masa lampau.”
Proses penjurian SalonFoto tahun ini di-
berubah terus. Be- Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang pengamat fotografi yang tidak ingin diung-
lakukan di pusat pelatihan Modern Group di
gitu juga dengan kapkan identitasnya, ”Ada kesan SalonFoto itu mulai tidak bisa mengikuti perkembangan tren
kawasan Ciawi Jawa Barat. Beberapa nama
fotografi. Jangan fotografi. Padahal salah satu hal yang menonjol dalam fotografi adalah flexibilitasnya mengikuti
besar seperti Oscar Matuloh dan Darwis
sampai SalonFoto tren. Bagaimana dengan obyek yang sama, kamera yang sama foto yang dihasilkan bisa lebih
Triadi terlihat dalam daftar juri. Hasil penjurian
dianggap seba- memperkaya referensi yang melihatnya.”
tersebut dipamerkan bersamaan dengan
gai kerajaan masa
acara FGD (Forum Grafika Digital) Expo di
lampau.”
Jakarta Convention Centre. Pada acara
”Ada kesan SalonFoto itu mulai
penutupan pameran terlihat beberapa orang
tidak bisa mengikuti perkemban-
fotografer besar tanah air seperti Lans Brah-
gan tren fotografi. Padahal salah
satu hal yang menonjol dalam
mantyo, Sigit Pramono dan Oscar Matuloh pemenang.
ikut menyerahkan penghargaan kepada para
fotografi adalah flexibilitasnya
mengikuti tren. Bagaimana dengan
Dalam beberapa kesempatan kami juga
melihatnya.”
proses penjurian ini. Pujian dan kritik yang
membangun pun bermunculan. Sebagian
besar yang kami temui sependapat bahwa
medali
medali emas
emas medali
medali perak
perak ADITHYA ZEN, BANDUNG, Judul: Aku "pispot" Mu Kah?, Medali Perak
medali
medali perunggu
perunggu
5. EFFENDY SURYAJAYA, A.FPSI*
JAKARTA, Judul: Bermain
46 EDISI VI / 2007
penghargaan
penghargaan EDISI VI / 2007 47
LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA
penghargaan
penghargaan
1. I B PUTRA ADNYANA
DENPASAR, Judul: Cucu Nan Setia
2. DEDY H. SISWANDI A.FPSI*
BANDUNG, Judul: Ladang Garapan
3. ANDREAS MESSAH
BATAM, Judul: Pantai Gading Tj-batu
4. BUDI DARMAWAN ARPS,ACPA, APSS,AFPSI***, Hon EFPSI
SURABAYA, Judul: Long Shadow
5. RICKY ALEXANDER
BATAM, Judul: Paddle To Market
6. HARTO SOLICHIN MARGO A, FPSI *, HON, PAF, PAF *
BANDUNG, Judul: Hard Job
7. BAMBANG EKOJANTO
MAGELANG, Judul: Gersang
8. CIPTO AJI GUNAWAN
DENPASAR, Judul: Diantara Ikan-ikan
9. SANTOSO AFPSI*
JAKARTA, Judul: Anak-anak Samosir
10. SAELAN WANGSA
JAKARTA, Judul:Pohon2 Kering
11. JOHANNES WINATA
JAKARTA, Judul: What's The Friend Are For
medali
medali emas
emas
medali
medali perak
perak STEPHANUS SETIAWAN, YOGYAKARTA, Judul: Toleransi Antar Agama, Medali Perak
1. ARBAIN RAMBEY
JAKARTA, Judul: Anggun
2. LAWMIN
JAKARTA, Judul: Motor Ku
3. ANDREAS SUSANTO
MALANG, Judul: After Finish
4. AGUS BAGJANA
BATAMA, Judul: Tragedi Pasar Pagi
medali
medali perunggu
5. RADITYA HELABUMI
penghargaan
penghargaan
1. HERRY WIYANTO A. FPSI **
MAGELANG, Judul: Dunia Milik Berdua
2. WILYA ELAWITACHYA ARPS
JAKARTA, Judul: Loncat
3. SUTRISNA RAMLI E. FIAP., A.FPSI*.,PSA3*CSD
JAKARTA, Judul: Kereta Gratis
4. ANDI WIJAYA A. FPSI *
BANDUNG, Judul: Lautan Sampah
5. MUKRI SULAIMAN A. FPSI
TANGERANG, Judul: Tradisi Rakyat Dibulan Maulud
1. NEDI PUTRA
MALANG, Judul: Amuk Massa
2. AGATHA ANNE BUNANTA ARPS, APSS (SPORE)
JAKARTA, Judul: "aku Akan Selalu Menghiburmu, Nak"
3. RADITYA HELABUMI
SURABAYA, Judul: Nenek Pasti Selamat
4. NUNU NUGRAHA
BANDUNG, Judul: Ruang Kelasku
5. RIZAL ADI DHARMA
JAKARTA, Judul: Jakarta February 2007
penghargaan
penghargaan
medali
medali emas
emas
medali
medali perak
perak
NURBINA HADISANTOSA A.FPSI*, SEMARANG, Judul: La Pieta, Medali Perak
medali
medali perunggu
perunggu
1. I B PUTRA ADNYANA
DENPASAR, Judul: Ayo Kita Comeon...
2. I KETUT WIDIATMIKA, A.FPSI*, A.NPC, E.FPSI
DENPASAR, Judul: Terkejut
3. DIETER BEHRENS, A.FPSI **** ELDAF
MALANG, Judul: Dont Smoke
4. HERRY WIYANTO, A. FPSI **
MAGELANG, Judul: Window
5. JOSEPH LEO
JAKARTA, Judul: Pertarungan
penghargaan
penghargaan
penghargaan
penghargaan
1. SETIADY TANZIL, Hon.E.FPSI,
Hon.PAF, A.FPSI**
BANDUNG, Judul: Domba Per-
joangan
2. ANDI SUCITRA I.B.
DENPASAR, Judul: Resleting
3. TAN SIOE LAY, A.FPSI*, ANPC
SINGARAJA, Judul: Sepasang
Umbul-umbul
4. ROSA
BATAM, Judul: Maluaahhh..
5. EDWIN DJUANDA, ARPS, A.FPSI*
JAKARTA, Judul: Kechak 5000
6. AGATHA ANNE BUNANTA, ARPS,
APSS (SPORE)
JAKARTA, Judul: Dragon Boat
7. BUDI PURNOMO
SOLO, Judul: "wanita Terkekang"
8. W RAHARDJO
SOLO, Judul: Kelakar
9. ARIEF SETIAWAN PURWANTO
DENPASAR, Judul: Three Bull
Racers
SUHERRY
nasaran dan segera menanyakan perbedaan
”Fotografer tugas-
fotografer BW dengan print maker. ”Fotografer
nya hanya me-
tugasnya hanya memotret. Ia menjual jasanya
motret. Ia menjual
ARNO,
dalam memotret. Sementara print maker
jasanya dalam
menjual hasil akhir dari foto tersebut sehingga
memotret. Semen-
ia harus memproses sendiri fotonya karena
tara print maker
proses penciptaan foto tidak berhenti ketika
menjual hasil akhir
KONSISTEN
kita selesai memotret. Ada processing film
dari foto tersebut
kalau di analog atau olah digital kalau di
sehingga ia harus
media digital. Selain itu masih ada proses
memproses send-
DI JALUR
cetak sehingga didapat hasil output berupa
iri fotonya karena
bentuk fisik sebuah foto. Jadi fotografer
proses penciptaan
tanggung jawabnya bisa berhenti di tengah
foto tidak berhenti
ketika kita selesai
NON
setelah ia selesai memotret, sedangkan print
maker tanggung jawabnya baru selesai ketika
ia menghasilkan sebuah bentuk fisik sebuah memotret.
foto.” Jelasnya.
POPULER
Suherry Arno mengaku mendalami dunia
fotografi sama seperti kebanyakan orang yaitu
dengan media berwarna. Uniknya saat itu ia
tidak pernah melakukan hunting seperti ban-
Teknologi terus berkembang dari hari ke hari. Cara manusia memotret pun berpindah dari ana- yak fotografer yang sedang belajar. Ia memilih
log ke digital. Namun black & white photography tidak pernah kehilangan peminatnya. Ya black untuk memperdalam teori fotografinya sendiri.
& white photography atau yang biasa BW photography memang memiliki daya tarik tersendiri di Ia banyak membaca buku dan artikel-artikel.
tengah begitu semakin banyaknya warna yang bisa dihasilkan dan ditampilkan oleh perangkat Hingga akhirnya suatu saat ia bertemu den-
imaging yang ada. Pada edisi ini, untuk pertama kalinya kami menghadirkan seorang yang gan Warren Kiong (pengamat fotografi. Red).
banyak berkutat pada BW photography, walaupun sesekali ia juga melakukan pemotretan color. ”Warren bilang ke saya ”Tidak ada gambar
Namun status fotografer BW tampaknya terlalu sempit bagi Suherry Arno. ”Saya ingin menjadi yang lebih indah dari gambar BW. Maka dari
print maker bukan sekedar fotografer.” Ucapnya membuka pembicaraan kami. Kami pun pe-
itu kamu harus coba.” Ungkapnya. Suherry gal.” Tambahnya dengan sumringah. Suherry
pun sempat ragu-ragu untuk mendalami mengaku bahwa ia adalah tipe orang yang
fotografi BW karena ia sadar mendalami fo- perfeksionis. Artinya ketika ia ingin mempela-
tografi BW berarti harus belajar teknik kamar jari sesuatu ia akan mempelajari sampai bisa
gelap. Namun pada akhirnya ia menjawab dan harus bisa. ”Tapi bukan berarti harus
tantangan Warren untuk mendalami fotografi sampai jago, setidaknya sampai bisa lah.”
BW. ”saya orangnya tidak bisa ditantang. Ungkapnya. Mulai saat itu hingga kini Suherry
Bahkan setelah itu Warren pernah datang ke mengaku sering diprovokasi Warren & Kayus
saya dan menceritakan fotografi infra red. Dia Mulia untuk belajar hal baru. ”Belajar apa
bilang, Infra red itu susah. kalau orang motret saja, termasuk proses cetak dengan platinum
1 rol paling banyak jadinya hanya 1 buah. paladium.” Ungkapnya.
Wah saya makin tertantang.” Ungkapnya se- Dalam mempelajari fotografi, Suherry merasa
rius. ”Kebetulan waktu itu warren kasih saya 2 diuntungkan dengan statusnya yang hanya
rol film, saya ambil dua-duanya lalu saya cari fotografer amatir bukan profesional sehingga
buku tentang fotografi infra red, saya pelajari ia dapat dengan mudah memiliki akses untuk
setelah itu saya coba motret dengan 2 rol itu. belajar pada fotografer profesional. ”Kalau
Dan benar saja, dari 2 rol itu foto yang jadi saya fotografer profesional mungkin akan
ada 72, artinya jadi semua tidak ada yang ga- susah untuk belajar dari sesama fotografer
profesional karena akan dianggap pesaing.”
Perjalanan Suherry menjadi print maker bermulai ketika ia menemukan majalah foto yang
mengulas tiga orang printer BW terkemuka yang merupakan murid2 terbaik Ansel Adam. ”Saya
ingat ada 3 orang print maker hebat yang diulas dalam majalah itu, setelah membaca majalah
itu saya kirim email dan telepon ke mereka untuk minta diajari dan saya diterima oleh ketigan-
ya. Saya pun berangkat ke Amerika Serikat untuk kursus.” Kenangnya. Hingga saat ini Suherry
setiap tahunnya menyediakan waktu untuk ke US sedikitnya setahun sekali untuk belajar hal
baru tentang print making.
Berbicara mengenai fotografi BW dan print making, Suherry mengaku cukup bangga karena
bisa memproses fotonya dari A hingga Z. ”Banyak sekali fotografer bagus, tapi yang bisa
process hasil fotonya sendiri dengan benar tidak banyak.” ungkap lelaki yang memiliki galeri di
kawasan kemang, Jakarta ini.
Artinya ketika kita kita lihat menjadi hitam putih. ”Ansel Adams
harus bisa mem- motret BW itu sangat perlu. Artinya ketika kita
jadinya mau sep- nanti jadinya mau seperti apa. Bagian mana
erti apa. Bagian yang mau lebih hitam bagian mana yang mau
mana yang mau nya saya banyak pakai kamera large format
Nggak ada
masalah dengan
bracketing sejauh
kita tahu apa yang
kita mau bukan
asal bracketing.”
78 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 79
BLACK&WHITE BLACK&WHITE
Ditanya mengenai penggunaan software pengolah foto dalam memproses foto digital Suherry
menganggap hal itu sebagai salah satu yang wajar saja. ”proses pengolahan foto dengan soft-
ware itu mengadopsi teknik pengolahan foto dari kamar gelap konvensional jadi sah-sah saja.
Perlu diingat bahwa dalam mengolah foto salah satu yang menentukan bagus tidaknya adalah
masalah taste juga, jadi kalau hasil olahannya bagus pasti karena dia punya taste yang bagus
juga.” Ungkapnya. ”Hanya saja idealnya ketika yang mengolah dan memproses foto tersebut
bukan fotografernya dan bukan dengan arahan fotografernya sebaiknya kredit title foto tersebut
atas kedua nama yang bersangkutan tersebut. Namun jika arahan processing foto tersebut
berasal dari fotografernya maka boleh saja kredit titlenya hanya si fotografernya. Karena itu kan
seperti pinjam tangan saja, tapi otaknya dari fotografernya.” tambahnya.
Mengenai potensi menjadikan print maker sebagai profesi Suherry menganggap masih belum
terlaku menggembirakan di Indonesia. ”Print maker masa depannya masih suram di sini. Mung-
kin karena waktu yang tersita cukup banyak selain mahal. Pada akhirnya banyak yang frustasi
karena memang sulit untuk mendapatkan hasil yang bagus. Selain itu dengan adanya teknologi
Ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
barang-barang komoditas tanpa merk. Mereka membeli gula, beras, dan lain sebagainya tanpa
ada satu merk. Mereka tidak melihat perbedaan dari produk-produk komoditas tersebut. Karena
tidak ada perbedaannya, maka kontrol harga ada di tangan konsumen. Jika di satu toko gula
dijual lebih mahal dari toko lain maka secara otomatis orang akan membeli di toko lain yang
lebih murah. ”wong gulanya sama kok.”.
Era ini terus berlanjut hingga akhirnya pengusaha-pengusaha swasta membuat produk-produk
komoditas menjadi sebuah barang bermerk yang memiliki ciri khas yang tidak dimiliki merk
lainnya. Salah satunya mungkin mereka mengemas gula yang mungkin sama persis dalam satu
kemasan yang lebih menarik dan terlihat lebih higienis. Proses pengemasannya pun dilakukan
dengan lebih higienis pada tempat yang bersih, bukan di depan sebuah toko di pinggir jalan
yang dilewati banyak kendaraan. Pengemasan dilakukan oleh pekerja bersarung tangan higienis
bukan dengan tangan telanjang yang baru saja dipakai untuk garuk kepala, garuk punggung,
memegang uang dan lain sebagainya. Akhirnya, memang gula dalam kemasan dengan merk
tertentu ini bisa dijual sedikit lebih mahal karena memiliki nilai tambah tertentu. Awal dari usaha
diferensiasi yang dilakukan oleh pengusaha gula ini adalah dengan tujuan supaya gula mereka
lebih dikenali, lebih mudah diingat dan lebih diinginkan. Caranya, dengan cara break the rule.
Jika sebelumnya gula tanpa kemasan khusus, mereka membuat kemasan khusus. Jika sebel-
umnya gula dikemas oleh siapapun juga, kini Bagaimana dengan fotografi? Sejatinya
dikemas oleh pekerja yang memperhatikan fotografer juga sama seperti manusia ke-
betul kebersihan dan kesehatan. Itulah break banyakan, mereka break the rule karena
the rule versi mereka. menemukan dirinya terperangkap pada satu
aturan yang seolah-olah baku yang dianut
Era ini berkembang terus menerus. Pengu- banyak sekali pemain sejenis sehingga tidak
Banyak yang break the rule, tapi
saha yang tertarik untuk break the rule untuk ada yang lebih menonjol atau lebih terlihat.
tidak sebanyak itu yang berhasil
mendiferensiasikan gulanya makin bertambah Tujuannya jelas agar lebih terlihat, lebih
break the rule dalam arti positif
banyak. Ada yang lebih senang menjiplak dan dikenali karena beda dari yang lain. Menonjol
karena banyak juga yang justru
mengikuti formula pengusaha yang sudah di antara paritas.
dengan break the rule malah
lebih dulu break the rule ada yang meramu Banyak fotografer yang terkungkung pada
membawa mereka ke identitas
formulanya sendiri. Hingga pada akhirnya pakem dasar fotografi. Hingga muncul satu
yang tidak menguntungkan bagi
semua gula menjadi berkemasan khusus dan
mereka karena tidak bisa diteri-
bermerk. Masing-masing mencoba mencip-
takan diferensiasi dengan cara breaking the Ada yang lebih ma pasar.
rule walaupun pada akhirnya banyak juga senang menjiplak
yang mengikuti. Awalnya hanya satu dua dan mengikuti for-
pemain yang berusaha menciptakan aturan mula pengusaha
baru dan meninggalkan aturan lama. Namun yang sudah lebih dua orang yang merasa ingin lebih dikenal,
lama kelamaan semua pemain ikut dalam dulu break the rule ingin lebih menonjol dengan meninggalkan
aturan baru tersebut. Dan ketika semua ada yang meramu pakem lama itu dan menciptakan pakem baru
pemain yang ada sudah meninggalkan aturan formulanya sendiri. dengan ciri khasnya sendiri atau sekedar ingin
lama dan bermain pada area aturan baru mengejar kepuasan batin dalam mencipta
yang lebih menarik, maka aturan baru yang satu aturan di luar aturan yang sudah ada.
lebih menarik itu juga tidak menjadi menarik Banyak yang break the rule, tapi tidak seban-
lagi. Karena kembali ditemukan keseraga- yak itu yang berhasil break the rule dalam arti
man, tidak ada pembeda antara satu dengan positif karena banyak juga yang justru dengan
yang lain. Untuk itulah manusia tidak pernah break the rule malah membawa mereka ke
habisnya break the rule. identitas yang tidak menguntungkan bagi
mereka karena tidak bisa diterima pasar. Di beberapa komunitas online dan web blogger biasa Manakah break the rule yang benar dan mana
Artinya dalam
kita temui orang-orang yang mencoba membuat aturan baru dengan gaya dan seleranya yang salah?
menemukan for-
sendiri. Ada masa dimana foto-foto colorful dengan saturasi tinggi berjaya. Ada masa dimana Salah satu formula yang mungkin bisa digu-
mula breaking the
pakem itu didobrak dan muncul generasi dimana foto-foto yang menarik perhatian pengunjung nakan untuk mendeteksinya adalah dengan
rule yang benar
adalah foto-foto dengan saturasi rendah, tonal cenderung low key. Salah satu contoh yang ber- melihat mana yang dalam proses breaking the
kita harus melihat
hasil break the rule pada masanya adalah salah satu nara sumber edisi perdana kami, Rarindra rulenya mencoba menambahkan nilai tambah
apakah pada akh-
Prakasa atau yang lebih dikenal dengan RDP. Gaya foto dan olah digital RDP menjadi satu hal dari format sebelumnya. Nilai tambah di sini
irnya kita member-
yang baru bagi komunitas itu sehingga foto RDP selalu mendapat poin tinggi. Tidak jarang pula tentunya yang masih bisa dilihat dan diterima
ikan nilai tambah
yang tidak mau kalah breaking the rulenya dengan mengikuti gaya foto dan olah digital RDP oleh konsumen. Gula dalam kemasan plastik
dengan break-
walaupun mereka sadar, itu hanya akan membawa mereka kepada komentar ”wah foto lo RDP higienis dengan merk dan elemen grafis
ing the rule tadi?
banget ya!”. tertentu akan menimbulkan kesan modern,
Nilai tambah di
Di sisi lain banyak peminat fotografi yang justru berusaha untuk break the rule, namun sayang- bersih, dan menarik. Gula dengan kemasan
sini artinya bukan
nya masih salah alamat sehingga justru dibilang ”aneh”. daun jati mungkin saja memberi nilai tambah
nilai tambah yang
yaitu membuat harga gula menjadi lebih
bernilai bagi kita
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana caranya kita mengetahui bahwa kita sudah breaking the murah, namun pengemasan dengan daun
saja tapi bagi kon-
rule dengan benar? Ya fotografer dengan foto-foto unik sama-sama break the rule dengan
fotografer aneh dengan foto-foto anehnya.
jati tanpa alasan khusus justru mungkin akan
mengurangi nilai dan kesan higienis dari sumen kita.
gula tersebut. Sehingga bisa jadi dianggap
Jika kembali dalam kasus gula. Banyak cara
sebagai break the rule yang salah. Begitu
untuk break the rule. Ada yang mencoba
juga dengan gula yang dikemas dalam panci
break the rule dengan mengemas gula terse-
but dengan kemasan plastic yang lebih bersih, Ya fotografer den- emas, nilai tambahnya gula tersebut jadi lebih
lebih menarik dengan gambar dan merk di gan foto-foto unik mewah dan modern, hanya saja harga jualnya memberikan nilai tambah dengan breaking
depannya. Bisa juga break the rule dengan sama-sama break menjadi melambung dan tidak signifikan bagi the rule tadi? Nilai tambah di sini artinya
mengemas gula dengan daun jati yang besar the rule dengan konsumen tertentu. Artinya dalam menemu- bukan nilai tambah yang bernilai bagi kita saja
kemudian diikat tali rami. Ada pula yang tidak fotografer aneh kan formula breaking the rule yang benar tapi bagi konsumen kita.
mau tanggung-tanggung dalam breaking the dengan foto-foto kita harus melihat apakah pada akhirnya kita
rule dengan mengemas gula tersebut dalam anehnya. Apakah kita sebagai fotografer dalam melaku-
kan breaking the rule sudah memberi nilai
sebuah panci emas yang mahal dan mewah
tambah yang bisa diterima konsumen kita?
sehingga jelas terlihat bedanya.
NICOLINE
Beberapa saat lalu setelah majalah ini diterbitkan beberapa kenalan pehobi foto melontarkan
kritik kepada kami. ”Kok yang diinterview yang kalibernya kakap semua sih? Yang baru-baru
juga diinterview dong!” pinta salah seorang teman. Kami pun berusaha memenuhi permintaan
PATRICIA
tersebut sebisa mungkin. Namun memang mencari fotografer atau pehobi fotografi dengan jam
terbang relatif masih pendek namun memiliki kemampuan fotografi yang baik sangat susah.
Apakah memang kualitas dan kemampuan seorang pehobi foto berbanding lurus dengan jam
MALINA,
terbang? Kami sempat berpikir seperti itu, hingga akhirnya kami menemukan Nicoline Patricia
Malina, seorang pehobi fotografer yang jam terbangnya masih belum terlalu tinggi namun kary-
anya bisa disejajarkan dengan fotografer profesional dengan jam terbang panjang sekalipun.
BAWANG
2004.” Ungkapnya membuka pembicaraan-
nya dengan kami. ”Setelah punya kamera
sendiri, kebetulan bulan agustus di tahun
YANG
yang sama aku ke Belanda. Ya mulai seneng
motret di sana. Apa aja dipotret biarpun paling
banyak street documentary.” sambungnya.
BERJAYA
Tahun 2006 Nicoline mulai mempelajari fo-
tografi fashion. ”awalnya nggak punya model,
akhirnya ketemu sama model yang juga
DI NEGERI
masih belajar, jadi sama-sama belajar deh.”
Ungkap fotografer yang pernah belajar fashion
desain dan bisnis ini.
ORANG.
Kini Nicoline sedang menyelesaikan studi
Fine Artnya di Belanda. Ia mengaku sedikit
banyak mendapat manfaat dari kuliahnya itu
walaupun ia sendiri sering merasa tidak cocok
untuk berkuliah di jurusan itu. ”Dosenku
”Kerja itu paling enak kalau kita bisa melakukannya dengan senang
dan tanpa capek atau bosan. Dan aku dapet itu di fotografi. Aku
seneng banget motret, maunya motret terus tiap hari, dan sama
sekali nggak ngerasa capek.”
gan model itu san- model. Untuk model yang masih pemalu Nico-
itu sering dilupa- kan mood yang dimaui dari sang model.
nyaman dengan
kita sebelum kita Satu hal lagi yang membantu kemampuannya
mata dan kontak sudah lahir dan besar di keluarga yang ada
Berbicara mengenai hal teknis, Nicoline mengaku banyak berguru dari teman-temannya di In-
”Mungkin banyak
donesia. ”Aku di Belanda nggak punya siapa-siapa dan orang sana individualis, jadi nggak gam-
orang yang berpikir
pang belajar dari seseorang di sana. Makanya aku banyak chat dengan teman-teman di Indo-
bahwa foto harus
nesia.” Aku fotografer yang menyukai shadow keras dan continuous light ini. Mengenai lighting,
bagus detailnya.
Nicoline merasa tidak begitu banyak menemui kesulitan. ”Pada prinsipnya lighting equipment
Sayangnya mood
itu sama seperti matahari. Bahkan lebih mudah lagi karena kita bisa kontrol.” Tambahnya.
dan geraknya di-
Namun dari semua itu Nicoline menganggap mood sebagai salah satu yang paling penting da-
lupakan. Nah aku
lam fotografi fashion. ”Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa foto harus bagus detailnya.
Ditanya mengenai kesalahan yang sering dilakukan fotografer pemula Nicoline menjawab, ”Aku Karakternya dalam bicara.”
paling nggak suka dengan ucapan ”nanti di oldig (olah digital) saja. Aku selalu ingin merasakan dan yang paling
apa yang aku rasain waktu motret setiap kali aku lihat foto aku. Jadi jangan pikir segala sesuatu penting mereka
bisa dioldig apalagi kalau waktu yang dihabiskan di proses oldig lebih banyak. Lebih baik habis- nggak takut keliha-
kan waktu di sesi pemotretan kalau belum dapet ya terusin.” tegasnya. Nicoline juga mengang- tan jelek.”
”kerjasama lah
dengan make
up artis pemula,
stylist pemula,
model pemula
karena masih sa-
ma-sama butuh
jadi masih bisa
diajak bikin karya
yang bener-bener
bagus.”
”Pemanasan dulu,
jangan maunya
langsung jadi. Ka-
lau moodnya su-
dah mulai keluar,
baru mulai serius.”
116 EDISI VI / 2007 EDISI VI / 2007 117
FASHIONPHOTOGRAPHY FASHIONPHOTOGRAPHY
COLOR THEORY
intensitas tiap warnanya dinyatakan dalam
rentang 0 sampai 255.
Ketika warna Red memiliki intensitas seban-
yak 255, begitu juga dengan green dan blue.
Fotografi erat hubungannya dengan warna. Hampir setiap fotografer, terutama yang bukan Maka terjadilah warna putih. Sementara ketika
fotografer black & white pernah melakukan color correction atau dalam bahasa Indonesianya ketiga warna tersebut mencapai intensitas 0,
koreksi warna. Koreksi warna dilakukan baik karena keterbatasan kamera dalam mereproduksi maka terjadilah warna hitam, sama seperti
warna-warna persis seperti yang kita inginkan maupun karena memang ingin memperkuat atau ketika kita berada di ruangan gelap tanpa ca-
melemahkan kandungan warna tertentu pada foto kita. haya, yang tampak hanya warna hitam. Hal ini
Alasan lain orang melakukan koreksi warna adalah karena ada perubahan warna ketika kita bisa kita lihat ketika kita menonton di bioskop Bagaimana dengan CMYK? CMYK sering
melakukan konversi mode warna dari RGB ke CMYK dan sebaliknya. tua dimana proyektor yang digunakan masih disebut sebagai warna subtractive. Mode
menggunakan proyektor dengan 3 warna dari warna ini digunakan oleh alat-alat yang
Sayangnya tidak semua orang yang melakukan koreksi warna mengerti tentang teori warna. lubang yang terpisah, kita bisa melihat ketika mereproduksi warna dengan cairan atau
Memang benar, setiap orang boleh dan bisa melakukan koreksi warna walaupun tanpa menge- film menunjukkan ruangan gelap, cahaya pigmen buatan manusia seperti printer untuk
tahui teori warna yang baku. Namun alangkah baiknya jika kita mengetahui sedikit mengenai yang keluar dari ketiga celah proyektor terse- merepresentasikan warna yang diinginkan.
teori warna yang ada karena sedikit banyak akan membantu kita dalam melakukan koreksi but berkurang. Sementara ketika gambar di Pada awalnya mode warna CMYK berasal
warna. layar menunjukkan warna dominan dari salah dari color model CMY. Ilmuwan warna pada
satu dari ketiga warna RGB maka cahaya saat itu berusaha menemukan formula yang
Anda pasti familiar dengan nama ”RGB” dan yang keluar dari celah proyektor hanya kuat di tepat untuk menemukan mode warna yang
”CMYK”. Tapi apakah anda tahu apa arti dari salah satu celah saja. bisa menghasilkan warna seperti pada mode
kedua nama tersebut? RGB sering disebut warna RGB. Jika warna putih pada RGB dibuat
sebagai warna additive atau warna Tuhan. Hal dengan mencampur warna red, green dan
ini karena warna ini dihasilkan oleh cahaya blue pada skala maksimal, pada color model
yang ada. Beberapa alat yang menggunakan CMY warna putih dihasilkan ketika intensitas
color model RGB antara lain: mata manusia, warna Cyan, Magenta dan Yellow berada pada
projector, TV, kamera video, kamera digital, titik 0%. Hal ini berdasar pada asumsi kertas
dan alat-alat yang menghasilkan cahaya. yang digunakan putih. Maka dari itu anda
Proses pembentukan cahayanya adalah tidak pernah bisa menghasilkan warna putih
dengan mencampur ketiga warna tadi. Skala dengan printer anda ketika anda menggu-
nakan kertas berwarna. Sementara dengan RGB apapun warna dasar yang ada bisa berubah RGB COLOR MODEL CMY COLOR MODEL
menjadi terlihat putih, karena adanya cahaya.
Selanjutnya, ketika ilmuwan berusaha membuat warna hitam dengan color model CMY, mereka
menemui jalan buntu. Walaupun secara teori dengan mencampur warna cyan, magenta dan
yellow pada kadar 100% bisa didapatkan warna hitam, namun pada kenyataannya warna
yang didapatkan dengan mencampur ketiga warna tersebut pada kadar maksimal hanya akan
mendapatkan warna coklat tua mendekati hitam. Untuk itulah ditambahkan warna black. Dan
sejak saat itu mode warna CMY menjadi CMYK. Tapi jangan salah sangka K pada CMYK bukan
merupakan singkatan dari Black, melainkan singkatan dari “Key” yang kurang lebih artinya
warna tersebut adalah kunci dari masalah tersebut.
COLOR BALANCE
Mode warna CMY & RGB saling berhubun- balance di beberapa software seperti Adobe Photoshop. Misalnya, Yellow dengan Blue yang
gan dan saling bertentangan. Percampuran berseberangan, Green dengan Magenta, Red dengan Cyan. Masing-masing pasangan ini
warna-warna CMY bisa menghasilkan warna- berseberangan. Artinya penambahan warna yang satu akan berakibat pengurangan intensitas
warna RGB begitu juga sebaliknya. warna yang ada di seberangnya. Dengan mengetahui color balance ini anda bisa lebih leluasa
Pengurangan intensitas pada satu warna melakukan color correction.
tertentu akan berakibat pada menambahnya
intensitas pada warna lain yang diseberang-
COLOR GAMUT
nya. Hal ini bisa dilihat pada fasilitas color
Bagi anda yang memotret hanya untuk kep-
erluan website, atau hanya dilihat di monitor
tentunya anda banyak bekerja pada mode
warna RGB karena mode warna itu yang di-
gunakan oleh peralatan semacam itu. Namun
bagi anda yang memotret untuk keperluan
cetak offset tentunya anda harus mengkon-
versi warna dari mode RGB ke CMYK.
Masalah yang paling banyak terjadi adalah
Universitas Atma Jaya Jakarta M Jakarta Padupadankan Photography Jl Pleburan VIII No 2 karta INDONESIA UFO (united fotografer club)
CP PERFILMA (Film dan Fo- iBox eX’ - Bridge Jl. Lombok No 9s Semarang “UKM MATA” perum mastrip y-8 jember,
tografi Hukum UI) Plaza Indonesia Entertainment Bandung 8413991 Akademi Seni Rupa dan jawatimur
Freephot (Freeport Jakarta X’nter 2, 2nd Floor #EX-i082, 4232521 Ady Photo Studio Desain MSD JUFOC (Jurnalistik Fotografi
Photography Community) Jl. MH Thamrin Kav. 28-30 Laboratorium Teknologi Proses d/a Kanwil BRI (Modern SchooL of DEsign) Club)
PT Freeport Indonesia Jakarta Material Jl. Teuku Umar 24 Jalan Taman Siswa 164 Yog- Universitas Muhammadiah
Plaza 89, 6th floor iBox Ratu Plaza Jl. Ganesha 10 Labtek VI Semarang yakarta 55151, Malang
Jl. HR Rasuna Said Kav X-7/ Ratu Plaza 3rd Floor #7, Jl. Lt.dasar Bandung Contact Person: Ady UFO (Unit Fotografi UGM) student Centre Lt. 2 Universi-
No.6 Jend. Sudirman No 9, Jakarta CP: dwi karsa agung r. Agustian Gelanggang Mahasiswa UGM, tas Muhammadiyah Malang.
CANILENS iBox Pondok Indak Mal 1 STUDIO INTERMODEL Prisma UNDIP Bulaksumur Jl. Raya Tlogomas No. 246
Kolese Kanisius Jakarta Pondok Indah Mall 1st Fl. Fashion Design and Photography PKM (Pusat Kegiatan Maha- Yogyakarta malang, 65144
Nothofagus #118 A Course siswa) Joglo Fotografi Jurnalistik Klub VANDA Gardenia Hotel & Villa
PT Freport Indonesia Plaza Jl. Metro Pondok Indah Blok III Jl. Cihampelas 57 A - Bandung Jl. Imam Bardjo SH No. 1 Kampus 4 FISIP UAJY Jl Raya Trawas, Jawa Timur
895th Floor. Jl Rasuna Said B, Jakarta 40116 Semarang 50243 Jl. Babarsari Contact Person : Roy
Kav X-7 No. 6 Lassale College Perhimpunan Amatir Foto (PAF- Pandawa7 digital photo Yogyakarta SENTRA DIGITAL
V-3 Technologies Sahid Office Boutique Unit D- Bandung) studio ADVY Yogyakarta Pusat IT Plasa Marina Lt. 2
Mal Ambasador Lt. UG / 47 E-F (komp. Hotel Sahid Jaya). Kompleks Banceuy Permai Kav jl. Wonodri sendang raya Contact person: Sdr. Toddy Blok A-5. Jl. Margorejo Indah
Jl. Prof. Dr. Satrio - Kuningan Jl. Jend Sudirman Kav. 86, A-17, Bandung 40111 no. 1068 c, Semarang FOTKOM 97-99 Surabaya
Neep’s Art Institute Jakarta 1220 Jepret Jurusan Komunikasi Universitas Pembanungan Jurusan Komunikasi UNAIR
Jl. Cideng Barat 12bb FIKOM Universitas Al-Azhar Sekeretariat Jepret Lt Basement UNDIP Nasional (UPN) JL. Airlangga 4-6, Surabaya
Jakarta Indonesia Labtek IXB Arsitektur ITB Jl. Imam Bardjo SH. No. 1, Yogyakarta FIKOM Universitas PETRA
Cybilens Jl. Sisingamangaraja, Kebay- Jl. Ganesa 10 Bandung semarang Eventweb jl. Siwalankerto 121-131,
PT Cyberindo Aditama, oran baru, Jak-Sel, 12110 FSRD ITB Lembaga pendidikan seni Wisma Melati. Jl. KaliurangSurabaya 60236
Manggala Wanabakti IV, FSRD Universitas Trisakti, Contact: Genoveva Hega dan design visimedia km 14,4 no. 11, Sleman, BW Camera-accessories
6th floor. Jl. Gatot Subroto, Kampus A. Jl. Kyai Tapa, EcoAdventure Community college Yogyakarta jl. Jemursari VIII/ 32 surabaya.
jakarta 10270 Grogol. Surat menyurat: jl. Dr. Jl. Margasari No. 34 RT 2 RW 8 jl. Bhayangkara 72 Solo Toko (royal Plaza 2nd Floor Jl.
iBox Puri Imperium Susilo 2B/ 30, Grogol, Jakbar Rajapolah FIKOM UNDIP SURABAYA & JAWA TIMUR Ahmad Yani Surabaya
Puri Imperium Office Plaza Unit SKRAF (Seputar Kamera Tasikmalaya 46155 Jl. Imam Bardjo SH. No. 1, Hot Shot Photo Studio Malang Photo Club
G11-12 Fikom) SPEKTRUM (perkumpulan Semarang Ploso Baru 101 Jl. Pahlawan Trip No. 25
(Belakang Menara Imperium) Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. unit fotografi UNPAD) Himpunan Seni Ben- Surabaya
Jl. Kuningan Madya Kav. 5-6, 84, Jak-Sel 12870 jl. Raya Jatinangor Km 21 Sume- gawan 3817950 SUMATRA
Jakarta 12980 One Shoot Photography dang, Jabar Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ Toko Digital Batam Photo Club
iBox Senayan City FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro 011, Solo 57156 Ambengan Plasa B2 Perumahan Muka kuning indah
Senayan City 4th Fl. Unit #4-29 no. 74, JakPus SEMARANG & JAWA TENGAH 031-5313366 Blok C-3
Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta Cetakfoto.net Digimage Studio I YOGYAKARTA Himpunan Mahasiswa Batam 29435
iBox Mal Kelapa Gading 3 kemang raya 49D, jakarta
Jl Setyabudi 86a Atmajaya Photography club Penggemar Fotografi (HIM- Medan Photo Club
Mal Kelapa Gading 3 Lantai Selatan 12730 Semarang Gedung PUSGIWA kampus MARFI) Jl. Dolok Sanggul Ujung No.4
Dasar Unit. G-40 7461151 3 UAJY, Jl. Rungkut Harapan K / 4, Samping Kolam Paradiso
Jl. Bulevar Kelapa Gading Blok BANDUNG & JAWA BARAT Digimage Studio II jl. babarsari no. 007 yogya- Surabaya Medan, 20213 Sumut
SULAWESI
Sorowako Photographers
Society
General Facilities & Serv.
Dept - DP. 27
(Town Maintenance) - Jl.
Sumantri Brojonegoro
SOROWAKO 91984 - LUWU
TIMUR
SULAWESI SELATAN