You are on page 1of 10

EKONOMI MANAJEMEN

Anggaran Produksi
Definisi Dan Pola Produksi

C A B

Modul Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan Bagian Pertama Untuk Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Anggaran Produksi Secara umum yang dimaksud dengan pengertian produksi merupakan suatu penciptaan atau penambahan manfaat dari sesuatu, baik itu berupa bentuk dan lain lain untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Pada pengertian produksi diatas dapat dilihat terdapat kata penambahan penciptaan dan penambahan manfaat yang pada akhirnya bisa di gunakan, pada kata penambahan manfaat dapat diartikan sebagai kegiatan untuk merubah bahan baku menjadi barang jadi, contoh pada kegiatan nyata yaitu sebuah kayu gelondongan yang di rubah menjadi kursi, dengan alasan sebuah kayu tidak mungkin dapat langsung di duduki karena mesti diolah terlebih dahulu sehingga kayu gelondongan tadi dapat di jadikan tempat untuk duduk. Pada kata penambahan manfaat dapat mempunyai arti merubah bahan yang kurang berguna menjadi barang yang berguna sehingga dapat di jadikan manfaatnya, pada contoh nyata dapat di lihat pada pemanfaatan limbah pasir dan batu yang berada di sungai, pada saat limbah pasir dan batu yang dimaksud dapat dijadikan paduan dengan semen dan batu bata dengan tekhnik yang sedemikian rupa maka, tercipta manfaat baru dari keberadaan limbah pasir dan batu yang berada di sungai tersebut yaitu berfungsi sebagai alat tempat tinggal untuk kebutuhan manusia. Dilihat dari definisi istilah Produksi diatas lalu muncul istilah Proses Produksi, yang mana dapat diartikan sebagai suatu perubahan bentuk atau transformasi dari suatu faktor produksi menjadi produk, yang mana produk yang dihasilkan dalam proses produksi sudah dapat langsung di gunakan, atau dalam bahasa singkatnya proses produksi merupakan proses merubah input menjadi output. Produksi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1. Produksi Kontinyu. Produksi kontinyu merupakan suatu produksi yang dilakukan secara terus menerus. Yang menjadi ciri dari produksi kontinyu adalah : Produksinya di lakukan secara massal. Produk yang dihasilkan bersifat standar. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari produksi yang di lakukan secara kontinyu adalah : Apabila terdapat kerusakan pada suatu bagian maka bagian yang rusak tersebut dapat menghentikan proses pada bagian yang lainnya. Untuk jangka waktu yang panjang,produk yang di hasilkan akan sulit mengalami perubahan.

Dan yang menjadi keunggulan dari produksi secara kontinyu adalah : Pengawasan atas produk yang di hasilkan akan lebih mudah, karena hanya seragam. Proses produksi yang lebih cepat akan lebih menekan biaya, sehingga biaya pembuatan jadi lebih murah.

Contoh nyata produksi kontinyu secara nyata dapat dilihat pada perusahaan yang memproduksi batik cap atau batik printing. Sudah bisa di tebak jika di pasaran terdapat baju atau kain batik yang harganya lebih murah, bisa di pastikan itu merupakan batik printing atau lebih di kenal dengan batik cap, hal yang menjadi faktor penyebabnya karena perusahaan tersebut menggunakan produksi secara kontinyu, sehingga pengawasan terhadap produk yang di hasilkan dapat lebih murah dan bisa menghasilkan lebih banyak kain yang bermotif lebih banyak, karena dalam memproduksinya menggunakan blat atau cap yang sudah di tentukan ukurannya, sehingga bila blat atau cap tersebut rusak maka produksi akan terhenti dengan sendirinya dan menunggu sampai blat yang akan di pergunakan tersebut jadi di perbaiki. 2. Produksi Intermitend. Kebalikan dari produksi kontinyu tadi,produksi intermitend merupakan suatu kegiatan produksi yang menghasilkan barang dengan sifat terbatas. Yang menjadi ciri dari jenis produksi intermitend ini antara lain : Melakukan kegiatan produksi dengan berdasarkan pada pemesanan produk yang di hasilkan. Barang atau produk yang dihasilkan lebih bersifat khusus. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari produksi intermitend ini adalah : Karena barang yang dihasilkan bersifat khusus maka biaya yang di gunakan untuk menghasilkan barang menjadi lebih mahal. Karena barang yang diproduksi berdasarkan pada pesanan, maka sulit untuk melakukan perencanaan.

Dan yang menjadi keunggulan dari produksi intermitend ini adalah : Apabila terjadi kerusakan pada bagian yang satu maka tidak akan berpengaruh pada bagian yang lain untuk melaknjutkan kegiatan. Untuk hasil jangka panjang bisa dengan mudah mengalami perubahan.

Yang menjadi contoh nyata produksi intermitend ini salah satunya adalah batik tulis, sudah menjadi hal yang umum apabila kain batik tulis yang mempunyai corak pada warna kain yang beraneka ragam akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, hal ini di sebabkan karena faktor pembuatan dari kain batik tulis itu sendiri, yang mana pembuatnya harus membuat gambar pola tertentu secara manual pada kain mori, selain itu agar batik yang dihasilkan benar benar bagus, maka harus menyediakan juga peralatan pendukung yang lainnya, yaitu kompor, malam, canting, indigo, garam dan bak penyelaman warna, sehingga kain tersebut menjadi bermotif batik yang sempurna, dan sesuai dengan selera atau kebutuhan dari si pemesan. Oleh karena sebuah perusahaan dapat memiliki produksi yang berdasarkan atas ke dua jenis dari produksi diatas maka sudah seharusnya sebuah perusahaan yang ingin terus bertahan menyediakan sebuah pencatatan berupa anggaran produksi, yang mana anggaran produksi ini pada nantinya disusun jika anggaran penjualan yang di buat oleh perusahaan pada pertama kali berdiri sudah selesai, dan anggaran produksi ini berlaku sebagai catatan anggaran pembantu bagi perusahaan.

Meskipun tempatnya hanya sebagai anggaran pembantu untuk kegiatan perusahaan tetapi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh besar untuk kegiatan produksi pada suatu perusahaan, faktor faktor tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rencana penjualan. Kapasitas mesin dan peralatan pabrik. Tenaga kerja yang di miliki. Stabilitas bahan baku. Modal kerja yang dimiliki. Fasilitas gudang.

Sedangkan anggaran produksi selama satu tahun dapat di tentukan dengan format :

Tingkat Penjualan. Persediaan Akhir. _______________ + Jumlah. Persediaan Awal. _______________ _ Tingkat Produksi.
Didalam penganggaran suatu perusahaan kegiatan produksi juga tidak jauh terlepas sebagai alat bantu demi tercapainya sebuah keputusan oleh seorang manajer, sehingga dalam melakukan pencatatan suatu anggaran produksi terdapat beberapa pola produksi yang mendasari dalam melakukan perhitungan dan sebagai dasar bagi seorang manajer dalam membuat keputusan, Pola Produksi dapat pula diartikan sebagai tingkat perkembangan jumlah unit yang akan di produksi untuk jangka waktu yang akan datang dan untuk menghadapi pola penjualan dari perusahaan. Yang menjadi pola produksi di dalam anggaran produksi sebuah perusahaan adalah : 1. Pola Produksi Konstan. Sesuai dengan namanya yaitu konstan atau stabil, merupakan sebuah pola produksi yang bersifat konstan atau stabil terhadap tingkat produksi didalam perusahaan. Apabila pola produksi konstan pada perusahaan di tunjukkan dengan data grafik maka menjadi sebagai berikut :

Grafik Pola Produksi Konstan.


7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6

Penjualan Produksi Persediaan

2. Pola Produksi Bergelombang. Pengertian dari pola produksi bergelombang merupakan suatu pola produksi di dalam perusahaan yang mengutamakan pada jumlah persediaan barang yang akan di produksi. Apabila pola produksi bergelombang di tunjukkan dengan grafik maka bentuk grafiknya akan menjadi seperti berikut :
6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 Penjualan Produksi Persediaan

3. Pola Produksi Moderat. Pengertian dari pola produksi moderat merupakan suatu pola produksi dari sebuah perusahaan yang mana pola produksi itu merupakan penggabungan dari dua pola produksi yaitu pola produksi konstan dan pola produksi bergelombang, sehingga di harapkan dengan adanya penggabungan dari kedua pola produksi tersebut maka dapat menghasilkan sebuah data yang lebih akurat. Dalam penggunaanya pola produksi moderat biasanya disusun berdasarkan dari serangkaian kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh perusahaan, apabila pola produksi moderat ini ditunjukkan dengan grafik maka akan tampak sebagai berikut :
6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 Penjualan Produksi Persediaan

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembuatan pola produksi yang ada di dalam perusahaan dapat melihat pada contoh soal dibawah ini : Pola penjualan dalam kuartalan adalah sebagai berikut : Kuartal l = 57.500 unit.

Kuartal ll = 42.500 unit. Kuartal lll = 42.500 unit. Kuartal lV = 57.500 unit.

Persediaan awal sejumlah 30.000 unit. Persediaan akhir sejumlah 20.000 unit.

Dari data tersebut buatlah : 1. Pola produksi konstan. 2. Pola produksi bergelombang. 3. Pola produksi moderat. Untuk itu berlaku ketentuan : o Tingkat produksi tidak boleh berfkuktuasi lebih dari 40 % dari tingkat produksi rata rata. Tingkat persediaan kuartal l dan kuartal ll berfluktuasi 3.000 unit, kuartal lll dan lV berfluktuasi 2.000 unit.

Jawab : 1. Pola Produksi Konstan. Langkah pertama untuk pola produksi secara konstan dari data diatas adalah yaitu mencatat semua jumlah penjualan dan menentukan total penjualan dari kuartal l sampai dengan kuartal ke lV Penjualan : 57.500. 42.500. 42.500. 57.500. _______ + 200.000. Langkah kedua yang harus dilakukan adalah memasukkan nilai dari persediaan awal di kuartal l dan nilai persediaan akhir di kuartal ke lV, dengan demikian nilai total dari persediaan akhir dapat diketahui yaitu sebesar 20.000. Karena nilai dari persediaan akhir sudah bisa di ketahui maka selanjutnya memasukkan format dari rumus pola produksi, sehingga nilai total selama satu tahun menjadi : 200.000. 20.000. ________ + 220.000. 30.000. ________ _ 190.000.

Langkah ketiga yaitu membagi data, karena ini merupakan pola produksi konstan perkuartal maka data jumlah kenutuhan produksi tersebut di bagi menjadi 4 bagian, 190.000 : 4 = 47.500. Cara ini sekaligus berfungsi untuk mencari pembagian perkuartal dengan format pola produksi diatas. Langkah keempat yaitu dengan menentukan nilai dari persediaan akhir dan persediaan awal serta nilai kebutuhan produksi perkuartal dengan format yang sudah ditentukan tadi, dan nilai persediaan akhir merupakan persediaan awal pada kuartal berikutnya, maka data tabel dari pola produksi konstan sudah dapat di buat,

Keterangan Penjualan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Produksi

Kuartal l 57.500 20.000 77.500 30.000 47.500

Kuartal ll 42.500 25.000 67.500 20.000 47.500

Kuartal lll 42.500 30.000 72.500 25.000 47.500

Kuartal lV 57.500 20.000 77.500 30.000 47.500

Total 200.000 20.000 220.000 30.000 190.000

Keterangan: Merah : Langkah 1. Hijau : Langkah 2 dan Langkah 3. Biru : Langkah 4. 2. Pola Produksi Bergelombang. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menyusun pola produksi bergelombang masih sama denganlangkah yang dilakukan ketika menyusun pola produksi konstan yaitu mencatat semua jumlah penjualan dan menentukan total penjualan dari kuartal l sampai dengan kuartal ke lV Penjualan : 57.500. 42.500. 42.500. 57.500. _______ + 200.000. Langkah kedua yang harus dilakukan dalam penyusunan pola produksi bergelombang yaitu menentukan selisih persediaan yang akan digunakan pada setiap kuartal, sehingga nilai produksi perkuartal dapat di ketahui, untuk menentukannya dapat dilakukan dengan cara mengurangkan persediaan awal dengan persediaan akhir, serta membaginya ke dalam empat bagian, karena waktu yang di butuhkan disini merupakan perkuartal, apabila data yang dimaksudkan tadi sudah

diketahui baru data persediaan awal dari soal tadi dikurangkan dengan selisih yang sudah diketahui. Persediaan Awal = 30.000. Persediaan Akhir = 20.000. ___________________________ _ Hasil Selisih = 10.000. Jumlah waktu = 4. ___________________________ : 2.500. Maka nilai persediaan akhir per kuartal menjadi : Kuartal l. 30.000 2.500 = 27.500. Kuartal ll. 27.500 2.500 = 25.000. Kuartal lll. 25.000 2.500 = 22.500. Kuartal lV. 22.500 2.500 = 20.000. Dengan demikian data tabel dari pola produksi bergelombang sudah dapat di tentukan yaitu sebagai berikut :

Keterangan Penjualan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Produksi

Kuartal l 57.500 27.500 85.000 30.000 55.000

Kuartal ll 42.500 25.000 67.500 27.500 40.000

Kuartal lll 42.500 22.500 65.000 25.000 40.000

Kuartal lV 57.500 20.000 77.500 22.500 55.000

Total 200.000 20.000 220.000 30.000 190.000

Keterangan warna : Merah : Langkah Pertama. Hijau : Hasil Perhitungan Langkah Pertama. Coklat : Perhitungan Selisih Perhitungan. Biru : Nilai Persediaan Akhir Yang Menjadi Nilai Persediaan Awal. 3. Pola Produksi Moderat. Untuk menentukan perhitungan pada pola produksi konstan maka langkah pertama yang dilakukan sama dengan langkah pertama pada pola produksi konstan, yaitu menentukan nilai total terlebih dahulu. Langkah kedua yang harus dilakukan adalah menempatkan nilai persediaan akhir di kuartal lV dan nilai persediaan awal di kuartal l, langkah ini sekaligus sebagai pembuka perhitungan untuk

dikurangkan dengan nilai asumsi pada data yang ada di dalam soal yang berasumsi pada kuartal l dan kuartal ll berfluktuasi 3.000 unit serta pada kuartal lll dan pada kuartal iV 2.000 unit,berdasarkan asumsi tersebut maka perhitungan langkah yang ke dua sekaligus pembuatan data tabel dari pola produksi moderat menjadi seperti berikut :

Keterangan Penjualan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Produksi

Kuartal l 57.500 27.000 84.500 30.000 54.500

Kuartal ll 42.500 24.000 66.500 27.000 39.500

Kuartal lll 42.500 22.000 64.500 24.000 40.500

Kuartal lV 57.500 20.000 77.500 22.500 55.000

Total 200.000 20.000 220.000 30.000 190.000

Keterangan warna: Merah : Langkah Pertama. Hijau : Hasil perhitungan langkah pertama. Coklat : Hasil Perhitungan langkah ke dua dengan asumsi perkuartal 3.000 dan 2.000 Kuartal l 30.000 3.000 = 27.000. Kuartal lV 24.000 2.000 = 22.000. Biru : Nilai persediaan akhir yang menjadi nilai persediaan awal

You might also like