You are on page 1of 15

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Tubuh manusia bekerja dengan suatu sistem, bagaikan suatu rangkaian komputer yang saling terkait satu sama lain. Dari mulai sistem pernapasan, sistem sirkulasi, sistem koordinasi, sistem ekskresi dan sistem pencernaan. Sistem-sistem tersebut terjadi akibat dari aktivitas kehidupan, baik dari tingkat seluler seperti pembelahan sel dan transpor molekul ke luar dan ke dalam sel, maupun sampai pada tingkat individu. Dalam rangkaian aktivitas kehidupan tersebut terjadi beribu-ribu proses kimia. Proses tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan satu sama lain dalam suatu rangkaian yang disebut metabolisme. Kumpulan reaksi kimia yang terjadi di dalam metabolisme memerlukan enzim untuk mempercepat laju reaksi. Kerja enzim perlu kita telusuri lebih lanjut karena metabolisme yang penting bagi tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh enzim. Sehingga dengan mengetahui enzim lebih mendalam lebih banyak pula kita mendapatkan segala informasi mengenai proses kimia yang terjadi dalam tubuh.

1.2Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. b. c. Bagaimana pengaruh enzim katalase dalam metabolisme tubuh? Faktor apakah yang mempengaruhi kinerja enzim katalase? Apakah pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase?

1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja enzim katalase, khususnya pengaruh pH terhadap reaksi kimia yang disertai oleh enzim tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut: a. b. c. Mengetahui pengaruh enzim katalase dalam metabolisme tubuh manusia. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja enzim katalase. Mengetahui pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase.

1.5Hipotesis
Hipotesis 0 : Tidak adanya pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase Hipotesis A : Adanya pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase

BAB 2 KAJIAN TEORI


2.1Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substrat, yaitu di bagian yang disebut sisi aktif (active site). Beberapa enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus prostetik agar dapat bekerja dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut disebut holoenzim. Secara kimia, enzim yang langkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organik kompleks disebut koenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam pantotenat (vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), biotin, asam folat dan kobalamin (vitamin B12) Enzim juga memiliki beberapa sifat antara lain, seperti: Biokatalisator Di dalam sel juga terdapat katalisator, salah satunya adalah enzim. Enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel makhluk hidup sehingga disebut sebagai biokatalisator. Protein Enzim adalah suatu protein. Dengan demikian, sifat-sifat enzim sama dengan protein, yang dapat rusak pada suhu tinggi dan terpengaruh oleh pH.

Bekerja secara khusus Enzim bekerja secara khusus, artinya enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi reaksi lainnya.

Dapat digunakan berulang kali Enzim dapat digunakan berulang kali karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul enzim dapat bekerja berkali-kali, selama enzim itu sendiri tidak rusak. Jika molekul enzim rusak, enzim tersebut harus diganti. Oleh karena itu, enzim pun hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.

Rusak oleh panas Enzim rusak oleh panas karena enzim adalah suatu protein. Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi. Kebanyakan enzim rusak pada suhu 50C. Jika telah rusak, enzim tidak dapat berfungsi lagi walaupun pada suhu normal.

Tidak ikut bereaksi Enzim hanya diperlukan sebagai pemercepat reaksi, namun molekul enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.

Bekerja dapat bolak-balik Umumnya, enzim bekerja secara bolak-balik. Artinya, suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain, dan sebaliknya dapat pula bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula. Ada dua teori mengenai cara kerja enzim, yaitu teori lock and key (gombok-

anak kunci) dan induced fit (kecocokan terinduksi). a. Teori gembok-anak kunci Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Untuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukkan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

b. Teori induced fit Reaksi antara substrat dengan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.

2.2 Enzim katalase Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badan mikro peroksisom. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O2) ditandai dengan Bentuk reaksi kimianya adalah: 2H2O2 --> 2H2O + O2 timbulnya gelembung.

2.3Faktor yang mempengaruhi enzim katalase


1.Suhu : enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi, karena enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.

2.pH : enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral. 3.Konsentrasi substrat : semakin tinggi konsentrasi substrat maka kinerja enzim akan meningkat. Namun pada kondisi tertentu (maksimum) kinerja ini tidak dapat dipercepat kembali. 4.Konsentrasi enzim : semakin tinggi konsentrasi enzim maka kinerja enzim akan meningkat. Namun pada kondisi tertentu (maksimum) kinerja ini tidak dapat dipercepat kembali. 5.Aktivator : merupakan zat yang memicu kerja enzim. 6.Inhibitor : merupakan zat yang menghambat kerja enzim.

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1Tempat dan Waktu Penelitian
Percobaan pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase ini diadakan di ruang laboratorium biologi SMA Negeri 3 Bogor, Jl. Pakuan No.4 - Bogor. Yaitu pada 17 September 2011 jam 07.00 08.30 WIB.

3.2Variabel Penelitian
Variabel yang ada dalam percobaan ini terdiri dari: - Variabel bebas - Variabel terikat : pH ekstrak hati (melalui larutan HCl dan NaOH) : Kecepatan gelembung memenuhi tabung reaksi dan jumlah letupan api dari lidi - Variabel terkontrol : Ekstrak hati, larutan H2O2, ketebalan lidi

3.3Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase antara lain adalah: Rak tabung reaksi 4 buah tabung reaksi 3 buah pipet ukur 3 buah tabung ukur Korek api 1 buah pyrex 1 buah kaki tiga 1 buah lampu spirtus Penjepit tabung Tissue Hati ayam (secukupnya) 1,5 ml larutan H2O2 1,5 ml larutan HCl 1,5 ml larutan NaOH Aquades secukupnya

3.4Prosedur Kerja atau Cara Kerja


Cara kerja dalam percobaan pengaruh pH terhadap kinerja enzim katalase adalah sebagai berikut:

a.

Siapkan alat dan bahan yang telah disebutkan dalan point

sebelumnya Proses I (membuat ekstrak hati ayam) - Haluskan (blender) hati ayam yang masih segar - Tuangkan ke dalam 2 tabung ukur masing-masing sebanyak 1,5 ml - Simpan di rak tabung reaksi Proses II (membuat ekstrak dengan pH) - Basa (tabung A) Masukkan larutan NaOH sebanyak 1,5 ml ke dalam gelas kimia, Lalu campurkan dengan ekstrak hati dan setelah itu ukurlah pHnya. Asam (tabung ukur B) Masukkan larutan HCl sebanyak 1,5 ml ke dalam gelas kimia, Lalu campurkan dengan ekstrak hati dan setelah itu ukurlah pHnya. - Masukkan larutan H2O2 sebanyak 3 ml ke dalam gelas kimia b. Campurkanlah larutan H2O2 dengan ekstrak hati bersifat basa (tabung A) c. Tutuplah tabung reaksi tersebut dengan tissue dan pegang tabung tersebut dengan bantuan penjepit d. Hitunglah berapa lama waktu yang dibutuhkan gelembung untuk memenuhi tabung dan juga ukur ketinggian gelembung pada tabung e. Bakarlah lidi dengan menggunakan korek sampai dapat terbentuk bara api f. Masukkan berulang-ulang bara api pada ujung lidi dan hitung jumlahnya sampai bara tidak dapat menyala lagi g. Ulangi kembali rangkaian proses b-f diatas dengan larutan ekstrak hati yang bersifat asam h. Catatlah data tabel dalam tabel pengamatan dan buatlah perbandingan diantara keduanya

3.5Teknik Pengumpulan Data


Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara studi literatur dan percobaan. Data yang didapat dengan studi literatur berasal dari beberapa website di internet dan buku-buku pelajaran yang kemudian digabungkan dan ditulis pada bab II.

Percobaan mengenai pengaruh pH terhadap enzim katalase ini dilakukan pada tanggal 17 September 2011, data yang diperoleh dari percobaan kemudian dikumpulkan dan ditulis dalam suatu karya ilmiah.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


.

4.1 Hasil Penelitian


Tabel Pengaruh pH Terhadap Kinerja Enzim Katalase Ekstrak hati Asam Basa Catatan : Perbandingan antara ekstrak yang bersifat basa dan asam memiliki perbedaan yang tidak begitu signifikan. Namun tetap enzim lebih bekerja efektif pada kondisi basa dibanding dengan kondisi asam. Waktu yang diperlukan bagi gelembung udara untuk memenuhi tabung reaksi oleh ekstrak basa lebih cepat dibanding ekstrak asam. Selain itu jumlah letupan bara api pun lebih banyak terjadi pada ekstrak basa dibanding dengan ekstrak asam. Sehingga enzim katalase lebih cocok pada kondisi basa dibanding dengan kondisi asam. pH 5 8 Waktu gelembung memenuhi tabung 20 detik 15 detik Jumlah letupan bara api 18 23

4.2 Tabel Hasil Penelitian


Tabel Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Enzim Katalase Jumlah Faktor Kelompok Kelompok 1 Suhu Kelompok 2 Kelompok 3 pH Kelompok 4 Kelompok 5 Substrat Kelompok 6 Kelompok 7 Enzim Kelompok 8 Indikator 40 10 40 10 Asam Basa Asam Basa 1 ml hati 1,5 ml H2O2 1,2 ml hati 1,5 ml H2O2 2 ml hati 1 ml H2O2 3 ml hati 1,5 ml H2O2 letupan bara api 16 kali 13 kali 21 kali 18 kali 15 kali 21 kali 18 kali 23 kali 15 kali 12 kali 50 kali 30 kali

4.3 Grafik Data


Grafik Perbandingan Ekstrak Hati Asam dan Basa

4.4 Analisis Data


Peroksid dihasilkan pada proses ekskresi, apabila tidak ada enzim katalase maka racun di dalam tubuh tidak akan terurai yang mengakibatkan racun akan tertimbun di dalam tubuh dan akan menyebabkan berbagai macam penyakit. Pada ekstrak hati yaitu H2O2, karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dari H2O2 menjadi H2O dimana hanya dapat bekerja optimal pada pH netral. Kita dapat bekerja optimal pada pH netral. Sedangkan pada campuran hati dengan NaOH dan HCl tidak akan menghasilkan gelembung yang terlalu banyak, karena pH larutan menjadi basa dan asam. Gas O2 oksigen produk dari enzim katalase yang dihasilkan di hati dicampur dengan H2O2 lalu dibuka, maka akan timbul gelembung gas O2 yang apabila di tempatkan bara di atas tabung tadi sehingga bara tersebut menyala yang membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi menghasilkan O2. Dalam percobaan tersebut waktu yang dibutuhkan setiap substrat baik asam dan basa tidak secepat pada ekstrak dengan pH netral, karena enzim katalase akan bekerja secara maksimal apabila pada kondisi netral. Namun diantara ekstrak asam dan basa waktu yang dibutuhkan ekstrak basa untuk memenuhi tabung reaksi lebih cepat dibanding dengan waktu yang dibutuhkan oleh ekstrak asam. O2 yang

dihasilkan oleh ekstrak basa juga lebih banyak dibanding dengan yang dihasilkan oleh ekstrak asam. Sehingga apabila kita memasukkan bara api ke dalam tabung reaksi maka letupan terbanyak pun terjadi pada tabung reaksi yang berisi larutan basa. Sedangkan perbandingan baik waktu maupun jumlah letupan bara api pada ekstrak basa dan ekstrak asam adalah 4:3. Sehingga dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa enzim katalase bekerja lebih efektif dalam keadaan basa dibanding asam, namun sebenarnya dibanding keduanya kondisi tersebut enzim katalase dapat bekerja lebih efektif yaitu pada kondisi netral.

BAB 5 SIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O2 dan O2, dimana kerjanya dipengaruhi oleh beberapa faktor suhu (dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi), pH (dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral), serta konsentrasi substrat dan enzim. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung dan nyala bara api. Dimana semakin banyak gelembung gas dan semakin terang nyala bara api berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya karena salah satu kerja enzim yaitu sebagai biokatalisator pemercepat reaksi dan melalui percobaan yang telah dilakukan ekstrak basa menghasilkan bara api lebih banyak (O2 yang dihasilkan lebih banyak) dibanding larutan asam.

DAFTAR PUSTAKA
Kistinnah, Idun. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya, Jakarta. BSE Khristiyono. 2007. Buku Kerja Biologi. Jakarta : Erlangga Priyatni, Tri Endah. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta; Bumi Aksara. Prawirihartono, Slamet. 2003. Sains Biologi, Jakarta : Bumi Aksara.

You might also like