Professional Documents
Culture Documents
Kasus Yogya, SBY Menggaruk yang Tidak Gatal INILAH.COM, Jakarta - Pernyataan Presiden SBY tentang keistimewaan Yogyakarta ibarat menggaruk bagian yang tidak gatal. Iritasi pun terjadi, baik sosial maupun kultural. Mengapa? Dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tegas menyatakan bahwa negara mengakui dan menghormati satuansatuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan UU. Gaya monarki Daerah Istimewa Yogyakarta bukanlah politis, tapi sebatas kultural. Karena itu, pernyataan SBY soal DIY ibarat menggaruk bagian yang tidak gatal. Lalu reaksi muncul dari GBPH Joyokusumo, Adik kandung Sultan Hamengku Buwono X. Ia mempertanyakan pernyataan SBY tentang Indonesia tidak menerapkan sistem monarki. Penyataan SBY bahkan dinilai Joyokusumo bisa menghancurkan kesatuan RI karena menamfikkan aspek historis
ANALISIS
Meski hanya sebuah kalimat dari presiden, implikasinya sangat luar biasa. Apalagi jika dikaitkan dengan kondisi Yogyakarta panasnya saat ini yang duka sedang dalam keadaan yang belasungkawa. Masyarakat Yogyakarta saat ini sedang panasmerasakan akibat letusan Merapi menewaskan ratusan orang dan begitu banyak korban harta
politis.
SOLUSI
1. Pemerintah harus lebih mementingkan kasus/persoalan yang penting 2. Rakyat harus memahami pernyataan dari pemerintah agar tidak ada salah pengertian 3. Media tidak menampilkan pernyataan yang setengah2 agar pernyataan tersebut tidak rancu sampai kepada masyarakat 4. Rakyat harus mempercayai berita yang akurat saja dan jangan terlalu cepat terpengaruh oleh pemberitaan media