You are on page 1of 11

SATUUUUUUUUUUUUU A. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI, DAN TUJUAN PEMBELAJARAN KIMIA Standar Kompetensi: 1.

Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia Kompetensi Dasar: 1.1 Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Membandingkan perkembangan tabel periodik unsur untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya 2. Menganalisis tabel periodik unsur untuk menentukan golongan dan periode dengan menggunakan konfigurasi electron 3. Menentukan partikel dasar penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) 4. Menghitung jumlah partikel penyusun atom berdasarkan nomor atom dan nomor massa 5. Menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi dari atom unsur 6. Mengklasifikasikan unsur ke dalam isotop, isobar, dan isoton 7. Mengklasifikasikan unsur ke dalam logam, nonlogam, dan metalloid 8. Menganalisis tabel, grafik untuk menentukan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan 9. Menjelaskan perkembangan teori atom dari beberapa teori (dari teori atom Dalton sampai teori atom Bohr) 10. Menunjukkan kelemahan dan kelebihan masing-masing perkembangan teori atom berdasarkan fakta eksperimen Tujuan Pembelajaran Kimia: 11. Siswa dapat menjelaskan.............................. B. RUANG LINGKUP 1. Sejarah Perkembangan Tabel Periodik Pengelompokan unsur-unsur kimia dalam tabel periodik: a. Pengelompokan unsur cara Antonie Lavoisier berdasarkan sifat kimianya menjadi gas, nonlogam, logam, dan tanah. Pengelompokan unsur cara Dobereiner Tiap kelompok beranggota tiga unsur, sehingga disebut triad b. Pengelompokan unsur cara Newlands pengulangan sifat setiap unsur ke-8 maka disebut Hukum Oktaf. c. Pengelompokan unsur cara Meyer berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal membentuk kolom. d. Pengelompokan unsur cara Mendeleev berdasarkan kenaikan massa atom secara horisontal membentuk baris yang disebut periode. Unsur-unsur dengan sifat yang mirip akan membentuk kolom yang disebut golongan. e. Tabel periodik modern berdasarkan kenaikan nomor atom (Z) yang karakteristik untuk setiap unsure dan konfigurasi elektron dari atom unsur. 2. Golongan dan Periode a. Golongan utama (Golongan IA sampai VIIIA) b. Golongan transisi (golongan IB sampai VIIIB) 3. Partikel Dasar Penyusun Atom Model atom terdiri dari tiga partikel dasar yaitu proton, elektron, dan neutron. 4. Nomor Atom dan Nomor Massa Nomor atom (Z) = jumlah proton (p) = jumlah elektron (e) Nomor massa (A) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n) 5. Konfigurasi elektron dan elektron valensi Bohr kulit K, L, M,... 1. Isotop(NA, isobar(NM dan isoton(neutron

2. Sifat Fisik dan Kimia Unsur 3. Sifat Keperiodikan Unsur a. Jari-jari atom b. Afinitas elektron c. Energi ionisasi d. Keelektronegatifan 4. Perkembangan Teori Atom: Dalton, thomson, rutherford, bohr 5. MODEL PEMBELAJARAN 6. Diskusi kelompok dan presentasi 7. Penyampaian informasi 8. Tanya jawab 9. Demonstrasi 10. Diskusi informasi 11. Pemberian tugas C. SISTEM PENILAIAN Perkembangan Penjelasan tabel periodik

Dasar Pengelompok an

Kelebihan

Kekurangan

D. PENGETAHUAN KIMIA TAMBAHAN teori mekanika kuantum yang disebut mekanika gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli: a. Louis Victor de Broglie b. Werner Heisenberg c. Erwin Schrodinger DUAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA Standar Kompetensi: 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri) Kompetensi Dasar: 2.1 Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Menuliskan nama senyawa biner 2. Menuliskan nama senyawa poliatomik 3. Menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya Dimensi Kognitif Tata Nama Senyawa Kimia 1. Senyawa biner dari sesama non logam. 2. Senyawa biner dari logam dan non logam. 3. Senyawa poliatomik. Persamaan Reaksi Kimia aA (a) + bB (b) cC (c) + dD (d) Dimensi Afektif : 1. Kehadiran 2. Kerja sama 3. Ketelitian 4. Ketekunan 5. Keaktifan 6. Kemandirian 7. Kejujuran

8. Tanggung jawab Dimensi Psikomorik: 1. Gerak refleks 2. Gerak dasar 3. Kemampuan perseptual 4. Gerak fisik 5. Gerak terampil 6. Komunikasi non-diskursip B. Model Pendekatan 1. Model pendekatan induktif a. Peserta didik dapat menyetarakan reaksi sederhana dengan diberikan nama-nama zat yang terlibat dalam reaksi atau sebaliknya 2. Model Pendekatan deduktif a. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa biner b. Peserta didik dapat menuliskan nama senyawa poliatomik Metode Pembelajaran : a. Diskusi Informasi b. Tanya jawab c. Eksperimen d. Pemberian tugas Media : Papan tulis, LCD, alat-alat laboratorium, lembar diskusi, lembar soal Lembar Kerja PERCOBAAN Tujuan : Peserta didik dapat menganalisis persamaan reaksi kimia yang terjadi Alat : Bahan : 1. Tabung reaksi 1. Cangkang telur 2. piper 2. Asam cuka 20% Lambang atom dalton yg digunakan dulu;

Standar Kompetensi: 3. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri) Kompetensi Dasar: 2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar Kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan Kimia. Indikator Pencampaian Kompetensi : 1. Membuktikan Hukum Lavoisier melalui percobaan 2. Membuktikan Hukum Proust melalui percobaan 3. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya Hukum Dalton 4. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya Hukum Gay Lussac 5. Menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya Hukum Avogadro 6. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel , massa dan volum zat 7. Menentukan kadar zat dalam senyawa 8. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul 9. Menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi 10. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi

11. Menentukan rumus hidrat Dimensi Kognitif 1. Hukum-hukum dasar Kimia a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) c. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton) d. Hukum Penggabungan Volume (Hukum Gay-Lussac) e. Hipotesis Avogadro 2. Stoikiometri a. Mol b. Hubungan antara mol dengan massa zat, jumlah partikel, dan volume zat c. Rumus empiris, rumus molekul d. Perhitungan kimia dalam persamaan reaksi e. Pereaksi pembatas f. Rumus kimia hidrat B. Model Pembelajaran Pendekatan 3. Model pendekatan induktif b. Peserta didik dapat membuktikan Hukum Lavoisier melalui percobaan c. Peserta didik dapat membuktikan Hukum Proust melalui percobaan 4. Model Pendekatan deduktif a. Peserta didik dapat menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya Hukum Dalton b. Peserta didik dapat menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya Hukum Gay Lussac c. Peserta didik dapat menganalisis senyawa untuk membuktikan berlakunya Hukum Avogadro Model pembelajaran : 1. Praktikum 2. Diskusi kelompok dan presentasi 3. Ceramah 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas Media Papan tulis, LCD, alat-alat laboratorium, lembar diskusi, lembar soal a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Lembar Kerja Praktikum Tujuan : untuk mengetahui bahwa massa sebelum reaksi sama dengan massa setelah reaksi. Alat : Bahan : 3. Timbangan analitik 1. PbNO3 4. Kaca arloji 2. KI b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust) Lembar Kerja Percobaan Tujuan : siswa dapat membuktikan berlakunya hukum perbandingan tetap Alat : `Bahan : 1. Krus dan tutup 1. Pita magnesium 2. Penjepit krus 3. Kaki tiga 4. Lampu spiritus c. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton) Gas klorin ( Cl2) dan gas oksigen ( O2) dapat membentuk empat senyawa biner yang berbeda. Berikut komposisi massa O dan Cl dalam setiap senyawa yang terbentuk! Senyawa Massa O Massa Cl A 0,2256 1,00 B 0,9026 1,00

C D

1,3539 1,5795

1,00 1,00

a. Tunjukan bahwa Hukum Perbandingan Berganda berlaku untuk semua senyawa tersebut ! d. Hukum Penggabungan Volume (Hukum Gay-Lussac) Sebanyak 100 bagian volum gas X terurai menjadi 50 bagian volum gas Y dan 75 bagian volum gas Z. a. Hitung perbandingan volume dari gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut. b. Hipotesis Avogadro Berapakah jumlah molekul hidrogen dan oksigen yang diperlukan untuk menghasilkan 16 molekul uap air pada reaksi berikut : 2H2 + O2 2H2O 1. Stoikiometri a. Konsep mol (hubungan antara mol dengan massa zat, jumlah partikel, dan volume zat) Zat Massa (gram) Ar/Mr Jumlah Volume Mol Partike gas l (STP)( L) Na 11,5 Al 0,1

TIGAAAAAAAAAAAAA Standar Kompetensi: 3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi. Kompetensi Dasar: 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Indikator Pencapaian Kompetensi : 1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan. 2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya. 3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik. 4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar. E. Ruang Lingkup Dimensi Kognitif 3. Daya hantar listrik larutan f. Larutan elektrolit g. Larutan nonelektrolit h. Pengujian adanya hantaran listrik i. Ionisasi j. Larutan elektrolit kuat k. Larutan elektrolit lemah l. Derajat disosiasi 4. Sifat hantar listrik larutan elektrolit g. Sifat elektrolit pada senyawa ion h. Sifat elektrolit pada senyawa kovalen polar Model pembelajaran : 1. Praktikum 2. Diskusi kelompok dan presentasi 3. Ceramah 4. Tanya jawab 5. Pemberian tugas Standar Kompetensi

Memahami sifat sifat larutan elektrolit dan

nonelektrolit serta reaksi oksidasi reduksi. 3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubunganya dengan tata nama senyawa serta penerapanannya. 1. Membedakan konsep oksidasi reduksi berdasarkan urutan perkembangan seperti penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. 2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion. 3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks. 4. Memberi nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi dan aturan IUPAC. 5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. A. RUANG LINGKUP PENGETAHUAN KIMIA DIMENSI KOGNITIF 1. Konsep oksidasi dan reduksi a. Reaksi penerimaan dan pelepasan oksigen 2. Reaksi penerimaan dan pelepasan elektron. 3. Kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi 2. Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion 3. Oksidator dan Reduktor 4. Tata nama menurut IUPAC 5. Aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan. 6. Lembar pengamatan: 7. Nama : 8. Kelas / semester : Sangat Pernyataan/ Sangat No. Tinggi Sedang Rendah rend Indikator tinggi ah 1. Kehadiran di kelas 2. Aktivitas di kelas 3. Ketepatan Waktu Kerapihan buku 4. bacaan 5. Mengumpulkan tugas Partisipasi dalam 6. praktikum Partisipasi laporan 7. praktikum Partisipasi kegiatan 8. kelompok 9. Beri tanda () pada kolom dengan intensitas sesuai kenyataan KIMIA TAMBHAN Lumpur Aktif Kompetensi Dasar : EMPATTTTTT Standar Kompetensi: 1. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Kompetensi Dasar: 1.1. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon. Materi Pembelajaran : 1. Identifikasi senyawa karbon. 2. Kekhasan atom karbon. Indikator Pencampaian Kompetensi : 1. Melakukan percobaan secara kelompok untuk mengetahui unsur penyusun senyawa karbon.

2. Membuat laporan hasil percobaan. 3. Mendeskripsikan kekhasan atom karbon. Ruang Lingkup Dimensi Kognitif 5. Kekhasan Atom Karbon a. Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi b. Atom Unsur Karbon Relatif Kecil c. Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon d. Posisi Atom Karbon Lembar Kerja Percobaan Tujuan :Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dalam senyawa organik. Alat dan Bahan : 1. tabung reaksi besar 2. sumbat gabus dan pipa/selang penghubun 3. penjepit tabung 4. pembakar spiritus 5. serbuk CuO 6. gula pasir 7. air kapur (larutan Ca(OH)2) 8. kertas kobalt (kertas saring yang direndam dalam larutan kobalt(II)klorida kemudian dikeringkan hingga berwarna biru) Cara Kerja 1. Masukkan 1 sendok teh gula pasir dan serbuk CuO ke dalam tabung reaksi pertama, kemudian tutup mulut tabung dengan sumbat gabus yang dihubungkan dengan pipa. 2. Isi tabung reaksi ke-2 dengan 10 mL air kapur, tutup dengan sumbat gabus. Hubungkan dengan pipa tabung pertama. 3. Panaskan tabung pertama di atas pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi pada tabung ke-2! 4. Buka sumbat gabus tabung pertama dan uji embun pada dinding tabung dengan kertas kobalt klorida. Amati perubahan yang terjadi! Kompetensi Dasar: 4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan hubungannya dengan sifatsifat senyawa. Materi Pembelajaran : 1. Hidrokarbon jenuh : Alkana. 2. Hidrokarbon tak jenuh : Alkena dan Alkuna. Indikator Pencapaian Kompetensi : 4. Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dan tata namanya. 5. Menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hirokarbon dengan massa molekul relatifnya dan strukturnya. 6. Menjelaskan konsep isomer dan penerapannya pada sifat senyawa hidrokarbon. 7. Menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi dan reaksi eliminasi) a. Ceramah b. Tanya jawab c. Pemberian tugas Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Kompetensi Dasar : 4.3 Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya. Materi pembelajaran: 1. Minyak bumi

2. 3. 4. 5.

Komponen penyusun minyak bumi Fraksi minyak bumi Mutu bensin Dampak pembakaran bahan bakar

Indikator pencapaian kompetensi: 1. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam. 2. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi. 3. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan fraksifraksi minyak bumi. 4. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya. Menganalisis dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan. Dimensi kognitif 1. Minyak bumi Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa hidrokarbon, baik senyawa alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri atas alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya, dengan sedikit senyawa nitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-0,4%) dan senyawa logam dalam jumlah yang sangat kecil. 2. Komponen penyusun minyak bumi a. Golongan alifatik: alkana b. Golongan alisiklik: sikloalkana (metil siklopentana dan etil sikloheksana). c. Golongan aromatik: benzena dan turunannya. 3. Pengolahan minyak bumi a. (destilasi bertingkat). Fraksi pertama Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4) dan etana (C2H6). Fraksi kedua Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12 C6H14. Fraksi Ketiga Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C 6H14 C9H20. Fraksi keempat Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20C12H26. Fraksi kelima Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26C15H32. Fraksi keenam Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32C16H34. Fraksi ketujuh Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak pelumas (C16H34C20H42) digunakan untuk pelumas mesinmesin, parafin (C21H44C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya. b. Pengolahan tahap kedua 1) Perengkahan (Cracking) perengkahan (pemecahan rantai), alkilasi (pembentukan alkil), polimeraisasi (penggabungan rantai karbon), reformasi (perubahan struktur), dan isomerasi (perubahan isomer). 2) Ekstraksi : pemisahan produk dengan menggunakan pelarut, sehingga diperoleh hasil lebih banyak dengan mutu yang lebih baik. 3) Kristalisasi : pemisahan produk melalui perbedaan titik cairnya.

4) Pembersihan dari kontaminasi (Treating) : pembersihan kotoran dengan menambahkan soda kaustik (NaOH) tanah liat tau proses hidrogenasi. 4. Mutu bensin Angka oktan menyatakan mutu bensin (bahan bakar) yang dibandingkan dengan bensin standar yang berisi isooktan dan n-heptana. Bensin dengan angka oktan tinngi mempunyai mutu yang baik. Jika suatu bahan bakar, mempunyai angka oktan 80, artinya kualitasnya setara dengan kualitas bensin standar yang mengandung isooktan (2,2,4-trimetil pentana) 80 % dan n-heptana. Bahan aditif pada bensin yang berguna untuk menaikkan angka oktan adalah TEL (Tetra Etyl Lead). 5. Dampak pembakaran bahan bakar a. Penggunaan TEL TEL mengandung logam berat timbal (Pb) yang terbakar dan akan keluar bersama asap kendaraan bermotor melalui knalpot. Hal ini menyebabkan pencemaran udara. Senyawa timbal merupakan racun dengan ambang batas kecil, artinya pada konsentrasi kecil pun dapat berakibat fatal. b. Pembakaran tidak sempurna hidrokarbon Pembakaran tidak sempurna dengan reaksi sebagai berikut: CxHy + O2(g) C(s) + CO(g) + CO2(g) + H2O(g) Menghasilkan: karbon (arang) yang berupa asap hitam yang mengganggu pernapasan. gas karbonmonoksida yang merupakan gas beracun yang tidak berbau, tidak berasap, tetapi dapat mematikan. gas karbondioksida menyebabkan perubahan komposisi kimia lapisan udara dan mengakibatkan terbentuknya efek rumah kaca (treibhouse effect), yang memberi kontribusi pada peningkatan suhu bumi. c. Adanya belerang dalam minyak bumi Adanya belerang dalam minyak bumi, akan terbakar menghasilkan belerang dioksida. S + O2 SO2 Gas belerang dioksida (SO2) merupakan oksida asam yang dapat merusak zat hijau daun (klorofil), sehingga mengganggu proses fotosintesis pada pohon. Apabila SO2 bercampur dengan air hujan menyebabkan terjadinya hujan asam bersama-sama dengan NOx. NOx sendiri secara umum dapat menumbuhkan sel-sel beracun dalam tubuh mahluk hidup, serta meningkatkan derajat keasaman tanah dan air jika bereaksi dengan SO2. Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul. Kompetensi Dasar : 4.4 Menjelaskan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari dalam bidang pangan, sandang, papan, perdagangan, seni, dan estetika. Materi Pembelajaran : Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. Indikator Pencampaian Kompetensi : 1. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang pangan 2. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang sandang dan papan. Mendeskripsikan kegunaan dan komposisi senyawa hidrokarbon dalam bidang seni dan estetika. Beberapa hidrokarbon yang digunakan dalam berbagai bidang di kehidupan sehari-hari, antara lain : a. Bidang Pangan Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang pangan, antara lain : Propilena glikol : sebagai penyedap rasa, pelarut zat warna makanan, dan humektan bahan tambahan makanan. Gas asetilena (etuna) dan etilena : intik mempercepat pematangan buah Monosodium glutamate : penyedap makanan Dulsin, sakarin, siklamat : zat pemanis buatan

Butilhidroksilanison (BHA) dan Butilhidroksiltoluena (BHT) : zat antioksidan yang ditambahkan pada minyak lemak agar tidak menjadi tengik Etil propanot : pemberi aroma pada minuman Propel asetat : member aroma pir Asam asetat : bahan cuka b. Bidang Sandang Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang sandang, antara lain : Etilena, propilena, benzena : bahan membuat pakaian dari polimer (jaket, sarung tangan, sepatu, rok wanita) c. Bidang Papan Beberapa senyawa hidrokarbon yang banyak digunakan dalam bidang sandang, antara lain : Polistirena : sebagai bus penahan panas yang dipasang pada rumah-rumah yang berada di daerah dingin (karet sintetis) d. Bidang Industri dan Perdagangan Etena/ etilena : bahan pembuatan plastic polietena/ polietilena (kantong plastic, botol, mainan anak-anak). Polietilena dibentuk dari senyawa etilena melalui reaksi polimerisasi. nCH2 = CH2 ( - CH2 CH2 - )n plastic polietilena selain mengandung polietilena juga mengandung berbagai bahan tambahan, misalnya bahan pengisi, plasticer, dan pewarna. Polistirena : bahan pembuatan gelas plastic untuk minum dan kemasan makanan Propena : bahan pembuatan plastic polipropilena (tidak tembus cahaya, kuat, dan keras) Polivinil asetat : sebagai zat perekat, bahan baku cat, disket computer Isopropyl : sebagai zat aditif bahan bakar dan cairan pembersih peralatan elektronik Aseton : sebagai pembersih kuku Benzene : menghasilkan fraksi nafta untuk pembuatan sabun dan sampo Selain itu, umumnya, sebelum digunakan benzene terlebih dahulu diubah menjadi stirena, kumeba, dan sikloheksana. - Stirena : untuk membuat karet sintesis, seperti SBR dan polistirena - Kumena : untuk membuat fenol, selanjutnya fenol digunakan untuk membuat perekat dan resin - Sikloheksana : untuk membuat nylon, misalnya nylon 66 dan nilon 6. Etilenaglikol atau glikol : sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin. Reaksi pembentukan glikol berlangsung secar adisi, yaitu : CH2=CH2 + O2 CH2 - CH2 Isobutilena : mengahsilkan MTBE (methyl tertiary butyl eter) yang digunakan untuk menaikkan nilai oktan bensin. MTBE dibuat dari reaksi isobutilena dengan methanol. Butadiena : sebagai bahan dasar produk petrokimia, diantaranya : - Karet sintesis, seperti SBR (styrene-butadiene-rubber) dan neoprene - Nilon yaitu nilon 66 e. Bidang Seni Propilena glikol : untuk membuat asap buatan pada pertunjukan teater dan music Plastic propilena dapat dibentuk menjadi bantuk-bentuk yang indah dan bernilai seni. f. Bidang Estetika Terpena (2-isoprena-2-metil-1,3-butadiena) : sebagai bahan minyak wangi Gliserol : Sebagai bahan kosmetika (pelembab) dan pelembut (40% formaldehida dalam air) A. PENGETAHUAN TAMBAHAN 1. Polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil a. Sumber bahan pencemaran - Pembakaran tidak sempurna - Adanya pengotor dalam bahan bakar - Bahan aditif dalam bahan bakar b. Asap buang kendaraan bermotor - Karbondioksida : menyebabkan pemanasan global/ efek rumah kaca

- Karbon monoksida (pembakaran tidak sempurna) : bersifat racun. Dapat mematikan jika konsentrasi di udara >0,1% - Oksida belerang dan Oksida nitrogen : pembakaran tidak sempurna pada suhu tinggi yang menyebabkan hujan asam dan smog fotokimia - Partikel timah hitam : terkandung sebagai senyawa aditif Pb dalam bensin dan bersifat racun c. Cara mengatasi - Penggunaan bensin ramah lingkungan, tanpa aditif Pb - Penggunaan EFI (Electronic Fuel Injection) untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna - Konverter Katalitik untuk mengubah gas buang CO dan NOx menjadi N2 dan CO2 - Melakukan penghijauan - Penggunaan bahan bakar alternative (fuel cell)

You might also like