Professional Documents
Culture Documents
B :-
2. Anamnesa Keluhan Utama : klien mengeluh mual, muntah, nyeri mata kemerahan serta
penglihatan kabur. Riwayat kesehatan sekarang : -P : Hal apa saja yang telah dilakukan klien untuk mengatasi masalahnya? -Q : Jarak kekaburan penglihatan, apakah klien masih dapat membedakan warna? -R : Regio (mata)
- S : Berapa skala jarak pandang dan baca?
-T : Kapan saja klien merasa penglihatannya kabur? Hilang timbul atau menetap?
Riwayat kesehatan masa lalu : menanyakan apakah klien pernah atau sedang Riwayat kesehatan keluarga : menanyakan apakah ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit sistemik seperti DM, penyakit mata atau hipertensi? memiliki riwayat penyakit glaucoma, penyakit sistemik sperti diabetes militus, katarak? Karena kemungkinan besar masalah kesehatan yang dirasakan klien saat ini akibat dari factor keturunan/genetic.
Riwayat Pekerjaan : menanyakan apakah klien bekerja di daerah yang berhubungan Riwayat penggunaan obat : menanyakan apakah klien mengkonsumsi obat-obatan
dengan bahan kimia atau terpapar radioaktif /sinar-X? yang berpengaruh buruk pada matanya seperti obat-obatan steroid,dll? 1. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Kesadaran :
Tanda-tanda vital
i.
: N= 36,5-37,5oC : N= 60-80x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskopi untuk
mengetahui adanya cuping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadai lebih luas dan lebih dalam. Pada glaucoma akut primer, kamera interior dangkal, akueus humor keruh dan pembuluh darah menjalar keluar dari iris. Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat menurun secara bertahap. Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sclera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya. Sedengkan dengan palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding mata yang lain.
Uji diagnostic tonometry pada keadaan kronik atau open angle didapat nilai
22-32mmHg, sedangkan keadaan akut atau angle closure 30mmHg. Pada kasus didapatkan nilai tonometry sebesar 50mmHg. Uji dengan menggunakan gonioskopi akan didapat sudut normal pada glaucoma kronik. Pada stadium lanjut, jika telah timbul gonisnekia (perlengketan pinggir iris pada kornea/trubekula) maka sudut dapat tertutup. Pada glaucoma akut ketika TIO meningkat, sudut COA akan tertutup, sedang pada waktu TIO normal sudutnya sempit 2. Pemeriksaan Diagnostik
Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal pandang okuler, atropi lempeng optic, Kartu mata Snellen / mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan
papiledema perdarahan kornea, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina
A-Scan ultrasound (Echography) Hitung sel endotel : 2000 sel/mm3, merupakan kandidat baik untuk dilakukan Pengukuran Tonografi : TIO (12-25 mmHg) pada kasus 50mmHg Darah lengkap, LED: menunjukkan anemi sistemik, infeksi Tes Toleransi Glukosa : untuk mengontrol DM
Hasil pemeriksaan pada kasus : 1. TIO 50mmHg 2. Pupil terlihat membesar dan terfiksasi 3. Konjinctiva kemerahan dan kornea beruap 4. Iris terganggu fungsinya 5. Halo (+) 6. Penurunan lapang perifer.
ANALISA DATA
No 1.
DS : Klien mengeluh nyeri, Impuls saraf nyeri ke pusat nyeri Nyeri mata Nyeri Darah menyumbat COA Sudut mata tertutup mata klien Menghambat sekresi cairan aqueus humor Peningkatan TIO Tekanan pada saraf optik, retina Kerusakan saraf optik dan retina atrofi sel ganglion Penipisan lap.serat saraf inti & dalam retina Atrofi optik, iris silier Hilangnya pandangan perifer Gangguan persepsi sensori : 3. DO:DS:mekanisme tak efektif resiko cedera penglihatan Hilangnya pandangan perifer
2.
DO: Klien mengaku penglihatan kabur. DS: penglihatan kabur, halo (+), penurunan visus serata lapang pandang perifer.
persepsi penglihatan
penumpukan klien