Professional Documents
Culture Documents
Biologi Molekuler Analisa Struktur Kimia Protein Matematika Ekonomi Komputasi atau Bio Informatika Biokimia
Dengan tujuan pengembangan protein untuk sesuatu yang berguna atau berharga di bidang industri, kesehatan, dsbnya.
Merubah struktur atau sifat protein sehingga dihasilkan perubahan pada produk protein dengan target struktur atau sifat yang diinginkan. Merubah protein sehingga dapat diterjemahkan memberikan informasi dan aplikasi lain. untuk
REKAYASA PROTEIN
Protein Engineering
Nature
Random Mutagenesis
REKAYASA PROTEIN
KEGIATAN REKAYASA PROTEIN : Peningkatan katalisis dengan substrat alami atau kofaktor Peningkatan katalisis dengan substrat nonnatural atau kofaktor Peningkatan katalisis di nonnatural pelarut Peningkatan ligan mengikat
STABILITAS PROTEIN: Peningkatan termostabilitas Peningkatan aktivitas pada pH alternatif Peningkatan aktifitas dalam kekuatan ion yang berbeda Peningkatan protein lipat Penurunan kerentanan terhadap proteolisis Farmakokinetik
REKAYASA PROTEIN
EKSPRESI PROTEIN: Peningkatan tingkat ekspresi di host nonnatural Target ekspresi ke lokasi selular yang berbeda Penambahan tag untuk mendeteksi ekspresi protein Perubahan modifikasi posttranslational SIFAT-SIFAT LAIN:
Menambahkan tag untuk memfasilitasi pemurnian
Mengubah kecenderungan untuk polimerisasi Menambahkan tag untuk memvisualisasikan lokalisasi
Mengidentifikasi susunan dan geometrik asam amino yang optimal untuk stabilisasi geometry backbone Mengembangkan algoritma yang powerful untuk solusi optimal Mendesain dan merekonstruksi Protein Sintetik menggunakan informasi dari Struktur 3D dari akumulasi Protein Alam dan Ikatan ikatan protein . Contoh: Methionine : Memperlihatkan segmen rigid, central part segmen helix dan daerah buried natural protein. Threonine : segmen flexible Lysine : pembentukan helix yang baik dan mengajukan pada Cterminal Leucine : Helices yang stabil, prefer buried region, ditemukan pada posisi tengah helix Menemukan susunan Asam Amino yang terbaik untuk memastikan ikatan pada struktur yang dipilih (Alpha helical bundel atau Betha barrel dan mempunyai energi rendah untuk target struktur
Desain komputasi protein dengan algoritme menemukan susunan asam amino untuk mengidentifikasi susunan asam amino yang memiliki energi energi rendah untuk struktur target.
X-RAY KRISTALOGRAFI
memberikan data resolusi tinggi tetapi tidak memberikan informasi waktu tergantung fleksibilitas konformasi protein.
X-RAY KRISTALOGRAFI
Sinar masuk (datang dari kiri atas) menyebabkan setiap scatterer memancarkan kembali sebagian kecil intensitas sebagai gelombang bola. Jika scatterers disusun simetris dengan pemisahan d, gelombang bola akan selaras (tambahkan konstruktif) hanya dalam arah perbedaan jalan-panjang 2d sin sama dengan multiple integer dari panjang gelombang . Dalam hal ini, bagian berkas yang masuk dibelokkan oleh 2 sudut, memproduksi tempat refleksi
Workflow for solving the structure of a molecule by X-ray crystallography.
X-RAY KRISTALOGRAFI
Diagram Pita ofmyoglobin struktur, menunjukkan alfa heliks berwarna. Protein panjang, molekul linier dengan ribuan atom, namun posisi setiap atom relatif telah ditentukan dengan resolusi sub-atom dengan kristalografi sinar-X.
Karena sulit untuk memvisualisasikan semua atom sekaligus, pita menunjukkan jalan kasar polimer protein dari Nterminus (biru) ke C-terminus nya (merah).
Struktur kristal protein pertama dari mioglobin paus sperma, ditentukan oleh Max Perutz dan Kendrew Sir John Cowdery tahun 1958, Hadiah Nobel dalam Kimia. Difraksi sinar-X analisis mioglobin awalnya dimotivasi oleh observasi kristal mioglobin di kolam kering dari darah di atas geladak kapal dari perburuan paus.
Protein NMR dilakukan pada sampel air dari protein yang sangat murni. Sampel terdiri dari antara 300 dan 600 microlitres dengan konsentrasi protein dalam rentang 0,1-3 milimol. Sumber protein dapat berupa alam atau dihasilkan dalam sistem ekspresi menggunakan teknik DNA rekombinan melalui rekayasa genetik.
Panah biru mewakili orientasi ikatan peptidaN - H obligasi yang dipilih dengan menentukan orientasi yang relatif cukup obligasi terhadap medan magnet luar, struktur protein dapat ditentukan, dari catatan 1KBH PDB
Penentuan Nuklir struktur magnetik resonansi menghasilkan ensemble struktur. Struktur hanya akan bertemu jika data cukup untuk mendikte lipatan tertentu. Dalam struktur ini, hanya untuk menjadi bagian dari kasus struktur, dari PDB 1SSU.
2. Estimasi Energi pada desain protein Memperlihatkan perubahan energi selama proses folding. Hipotesa Thermodinamic : struktur asli protein diberikan oleh konformasi asam amino yang meminimalkan energi bebas molekul.
Estimasi energi memperlihatkan :
-- Hot spot residu untuk adanya interaksi energi -- Data Statistik terhadap fungsi efektif energi (SEEFs) database struktur protein -- Sifat sifat fisik terhadap fungsi efektif energi (PEEFs) analisa komputasi. -- Sifat sifat empiris terhadap fungsi efektif energi (EEEF) analisa single termodinamik dan multiple site mutasi. -- Kestabilan protein baris multiple ikatan dan daerah konservatis jenis protein (Current Opin. in Structural Biol. 2002, 12:441)
Disease
Model desain folding inverse (A) partisi protein didesign side-chains mengasumasikan multiple rotamer (merah) dan scaffold tetap (biru). (B-D) rotamer berbeda tritopan asam amino pada posisi tertentu di protein.
Desain komputer untuk faktor tumor nekrosis (TNF) varian pada depicted gold. Mutasi, merah, mencegah desain varian dari ikatan TNF reseptor, biru. Penambahan mutan hasil TNF pada campuran hetrogen trimer, memiliki aktivitas yang dikompromised. Penambahan mutat berlebih TNF menjanjinkan level renda homotrimer aktive native TNF. Gambar berdasarkan pada material suplemen reference 39. Struktur kristal 1TNR digunakan untuk menciptkan representatif struktur
STRATEGI DESAIN RASIONAL PROTEIN Mendapatkan produk produk gen yang baru dari protein yang ada Menemukan hubungan antara struktur dan fungsi protein serta stabilitas Molekul melalui informasi dari struktur 3 Dimensi protein. Mengidentifikasi susunan Asam Amino seperti mengetahui asam amino memiliki energi terendah untuk merubah struktur ikatannya. Mengembangkan pengetahuan pengetahuan baru tentang karakteristik protein. Merancang protein/enzym dengan sifat yang diinginkan melalui teknik Manipulasi berdasarkan penerapan/ peniruan teknik mutasi alam seperti :
Site Directed Mutagenesis , Error-Prone, PCR-based Penambahan atau penghilangan : PCR-based, nuclease, Kloning Perubahan Domain atau Fusions /penggabungan : Ligation, PCRbased
Sehingga dapat dilakukan analisa terhadap interaksi antara protein-protein, Ikatan DNA , aplikasi karakteristik antibodi , eksplorasi susunan protein, kontruksi hybrid protein, probing promoter dan regulasi regions, serta analisa aktifitas Enzim .
Jika kedua polarisasi keluar dari fase, gelombang resultan berhenti menjadi terpolarisasi linier. Misalnya, jika salah satu terpolarisasi keluar dari fase oleh gelombang-kuartal, resultan akan heliks dan dikenal sebagai cahaya terpolarisasi sirkular (CPL). Heliks dapat berupa- kanan (R-CPL) atau kidal (L-CPL) dan non-gambar cermin superimposable. Unsur optik yang mengkonversi cahaya terpolarisasi linier dan cahaya terpolarisasi sirkular disebut piring seperempat-gelombang. Piring seperempat-gelombang birefringent, yaitu indeks bias dilihat oleh horizontal dan vertikal terpolarisasi cahaya berbeda. Pelat berorientasi akan mengkonversi cahaya terpolarisasi linier ke sirkular cahaya terpolarisasi dengan memperlambat salah satu komponen linier balok sehubungan dengan yang lain sehingga menjadi fase keluar seperempat-gelombang . Menghasilkan berkas CPL kiri atau kanan.
Ketika pesawat berpotongan yang dilihat dari depan maka gambar berikut terlihat :
a. Penglabelan Serotonin N acetiltransferasi (AANAT) dengan fluoresen (FL) dan rhodamin (Rh) , yang mengharapkan terjadinya transfer resonansi energi fluoresen (FRET) untuk AANAT sebagai monomer (no FRET) dan sebagai oligomer (FRET). b . Pelabelan in vivo pada Glutatione S-transferasi (GST) yang mengandung residue sistein N-terminal dengan membran permiable tetrametilrhodamin thioester (TMR).
Keterbatasan :
Banyaknya Library pada Mutan
The first method of site-directed mutagenesis to be developed was the single-primer method (Gillam et al. 1980, Zoller & Smith 1983). As originally described the method involves in vitro DNA synthesis with a chemically synthesized oligonucleotide (720 nucleotides long) that carries a base mismatch with the complementary sequence. the method requires that the DNA to be mutated is available in single-stranded form, and cloning the gene in M13-based vectors makes this easy. However, DNA cloned in a plasmid and obtained in duplex form can also be converted to a partially single-stranded molecule that is suitable (Dalbadie- McFarland et al. 1982).
Memperlihatakn tetramer hemoglobin dengan empat daerah yang mengikat ligan dengan distal dan proksimal histidines dalam model tongkat biru cerah. Cincin heme porfirin ditampilkan dalam model tongkat merah dan putih.
Gambar ini memperlihatkan peledakan di kawasan yang mengikat ligan. Rantai samping dari asam amino asam amino kunci pada ikatan ligan (O2 dalam gambar) dan cincin heme porpirin ditunjukkan dalam model tongkat. Ruang kuning penuh molekul merupakan heliks sekitarnya yang membentuk hemoglobin.
Gambar A. menggambarkan daerah yang mengikat atau "saku" dari subunit hemoglobin. Spasi warna hijau diisi domain memperlihatkan residu leusin wild type dan orientasinya pada pocket. Molekul berwarna merah adalah iksigen dan ditampilkan berikatan terhadap grup heme porfirin (molekul flat pada model tongkat).
Gambar B. memperlihatkan daerah yang mengikat setelah leusin wild type telah digantikan oleh sebuah fenilalanin. Strategi rasional fenilalanin mengisi saku hemoglobin dikonfirmasi pada gambar yang didasarkan dari x-ray kristalografi.
-DE3 lysogne: T7 RNA Pol gene, pada kontrol Promoter lacUV5 -pLysS or pLysE: T7 lysozyme, Inhibitor/ penghabat T7RNA Pol, u/pengkontrolan lebih ketat. e.g.,BL21(DE3), BL21(DE3)pLysS atau E
sebelumnya, oligonucleotides pendek (~ 20bp) dikembangkan dan dilengkapi untuk menyusun DNA target yang diapit . Oligonucleotides bertindak sebagai primers untuk menyalin DNA yang serupa (Replikasi DNA).
Amplifikasi Exponential
Mutagenesis Oligonukleotida mismatch (site pre-determined) dengan molekul DNA klone. Sel-base oligonukleotida mismatch (alternative PCR-base site directed mutagenesis). Penggunaan mutagenetik oligonukleotide langsung pada nukleotida tunggal yang disubstitusi pada gene. Gene dikloning pada M13 menciptakan rekombinasi DNA rantai tunggal. Primer oligonukleotida melengkapi susunan gen yang dimutasi (A) dan mengandung base non-komplementari yang diinginkan (C). Annealing primer mutagenik, sintesa rantai kedua diperpanjang dengan polimerasi DNA serta celah/gap ditutup dengan DNA ligase. Hasil heteroduplek ditransformasikan ke Ecoli, dua populasi rekombina dapat dikembalikan menjadi wilde type dan mutant homoduplek, yang kemudian diidentifikasikan dengan hibridisasi molecular (dengan primer mutagenic sebagai probe oligonuklotida alel spesifik).
Transkripsi
(A) Genome DNA, Exons 1-4 dapat diamplifikasi secara terpisah dari Genome DNA menggunakan pasangan primer intron yang spesifik (1F + 1R, 2F + 2R) (B) Reverse Transkripsi PCR. mRNA yang dipresentasikan pada sel secara mudah diakses seperti sel darah, memungkinkan konversi ke cDNA. cDNA kemudian digunakan sebagai template pasangan primer exon spesifk menciptakan Fragmen DNA yang overlapping/tumpang tindih.
Allele 1 mempunyai daerah, alelle 2 mempunyai nukleotida yang telah dirubah. PCR primer didesain sederhana dari susunan mengapit daerah restriksi untuk memproduksi produk pendek. Penghancuran Produk PCR dengan enzime R dan fraksinasi ukuran menghasilkan penulisan sederhana dua alelles.
PCR dapat digunakan untuk menghasilkan tandem pendek polimorps yang berulang (STRPs). Penulisan dari dinukleotida CA/TG mengulang polimorphs yang mempunyai tiga alel sebagai hasil variasi pada jumlah pengulangan CA. Pada autoradiograph setiap alel direpresentasikan dengan band utama bagian atas dan dua minor band bayangan. Setiap A dan B mempunyai genotipe A (1,3) dan B (2,2).
ASP1 mengikat sempurna, melengkapi susunan rantai alel 1, amplifikasi dengan primer yang dilindungi. Namun, ujung C-3 pada ASP2 primer mismatched dengan T susunan alel 1, sehingga amplifikasi tidak dapat dilakukan. Serupa dengan ASP2 mengikat sempurna alel 2 dan memulai amplifikasi, tidak seperti ASP1.
Kloning cDNA untuk porcine urate oksidase mneggunakan turunan oligonukleotida yang berhubungan dengan susunan asam amino yang diketahui. Primer sense dikonstruksikan terhadap kodon 7-11 dan dua base yang pertama dari kodon 12, dan primer antisense berhubungan dangan kodon 34-38 (Lee et.al, 1980). Susunan asam amino dipilih untuk mengkonstruksikan primer yang dipilih dari basis kandungan tinggi asam amino yang dispesifikan dengan hanya dua kodon (Asp, Tyr, Lys, Asn, His). Primer mempunya perpanjangan 5 mengandung susunan yang dikenali untuk restriksi nukleases, untuk memfasilitasi kloning subsekuen sel base.
Molekul Linked (adaptor) adalah rantai ganda oligonukleotida dibentuk dengan ligasi dua rantai tunggal oligonukleotida dilengkapi pada susunan kecuali yang memiliki kompatible tergantung 5 dengan retriksi nuklease tergantung/overhang (kasus ini, GATC 5 tergantung diproduksi oleh Mbol). Setelah ligasi linker terhadap target fragmen restriksi, primer linked-spesifik mengamplifikasi semua fragmen dengan mengikat dua molekul linker yang mengapit.
PCR dengan ketelitian yang rendah! Dicapai dengan: - Peningkatan konsentrasi ion Mg2 + - Penambahan Mn2 + - Konsentrasi yang tidak sama pada keempat dNTPs - Penggunaan dITP - Meningkatkan jumlah Taq polimerase (Polymerase tanpa bukti fungsi pembacaan)
Random Mutagenesis
untuk menciptakan perbedaan genetik
- Seleksi atau Screening/penyaringan untuk memilih varian yang memiliki kualitas yang diinginkan. Beberapa tahapan Mutasi dan Seleksi, meniru evolusi alam. Digunakan untuk Menghilangkan mutasi neutral dan merusak.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN Faktor yang menentukan keberhasilan strategi adalah : - Kualitas dan desain Pustaka/Library
Susunan protein yang dikembangkan memiliki sifat yang hampir mirip dengan susunan induk/parental, sepanjang path evolusinya
- Kapasitas metode untuk menciptakan susunan fungsional yang baru sangat terbatas dan membutuhkan libraries yang besar.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE SPLICING GEN PCR OVELAPPED EXTENSION
Primer didesain hingga ujung produk mengandung urutan komplementer. Ketika produk PCR dicampur, alur memiliki urutan sesuai ujung rantai 3 yang tumpang tindih dan primer satu sama lain. Ekstensi polimerase DNA menghasilkan urutan asli dihubungkan untuk menggabungkan dua fragmen dalam satu langkah kloning, langkah kloning multiple dibutuhkan untuk melakukan swap domain internal. Variasi metode, Protokol PCR tiga langkah membentuk protein chimeric, hanya satu langkah kloning dibutuhkan untuk bertukar dari domain internal (Grandori et al 1997). Metode digunakan untuk menggantikan domain tertentu protein A oleh domain analog protein B. Studi tentang hibrida domain-bertukar dapat dihasilkan .
Gene splicing by overlap extension polymerase chain reaction (PCR). Arrows represent primers (14), the solid line and dotted lines represent DNA sequences from two different parent genes
sulit untuk dilakukan hanya dengan melakukan prediksi pada struktur 3 dimensi (3-D) untuk menentukan asam amino mana yang menentukan sifat ini
Dengan metoda ini dapat dilakukan mutasi pada berbagai tempat
untuk kemudian dilakukan identifikasi protein mutan yang mana yang dapat menghasilkan fungsi yang diinginkan
Hybrids between human GSTT1-1 and rat GSTT2-2. Susunan Asam amino dari manusia GSTT1-1 dan tikus GSTT2-2 ditunjukkan pada daerah hitam dan abu abu. Segments berhubunganan terhadap G site dan H site diidenkasi. R-h rathuman, H-r humanrat
memiliki perbaikan sifat yang ditelusuri Protokol diterapkan pada metoda kombinatorial: 1. Metoda pembuatan pustaka kombinatorial dengan keragaman yang tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan diperoleh protein dengan sifat yang diinginkan 2. Penentuan metoda yang digunakan untuk memisahkan protein dengan sifat yang diinginkan dan mengidentifikasi mutasi penyebab perubahan
DNA Shuffling
yaitu Teknik evolusi dengan karakterisik berbeda meniru proses desain atau rekombinasi alami reproduksi seksual dan mempercepat proses perancangan melalui seleksi langsung in vitro dengan mencampurkan dan menyesuaikan protein (match) untuk menghasilkan varian lebih, mempertimbangkan : Teknik ikatan/Folding Protein Termostabilitas Aktivitas Enzim
Fragmen menyelaraskan dan cross-prime satu sama lain untuk replikasi memberikan untai DNA hibrida dengan beberapa komponen dari gen induk yang asli.
- Keberadaan daerah Homologous memisahkan daerah daerah yang berbeda (perbedaan wilayah) - Struktur Scafford-like Protein yang memungkinkan proses yang sesuai untuk Shuffling / Pencampuran
PCR amplification
Valrie Abcassis, Denis Pompon and Gilles Truan* Centre de Gntique Mol?culaire du CNRS, UPR 2137, Avenue de la Terrasse, 91198 Gif-sur-Yvette Cedex, France Nucleic Acids Res. 2000, 28: e88
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING ENZIM RESTRIKSI SHUFFLING
Keuntungan Enzim Restriksi Shuffling: Menghasilkan frekuensi chimeras yang lebih tinggi karena tidak menggunakan DNaseI. (Hidrolisis DNaseI pada DNA beruntai ganda lebih memilih lokasi berdekatan nukleotida pirimidin dan akibatnya bisa memulai urutan bias ke rekombinasi tersebut. Kelemahan Enzim Restriksi Shuffling : Situs crossover bias bertepatan dengan pembatasan situs-situs yang sudah ada.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING ENZIM RESTRIKSI SHUFFLING
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLINGSTAGGERED EXTENSION PROSES (StEP)
Staggered extension proses (StEP) adalah variasi lain dari DNA
yang menggunakan terminal primer untuk meniru DNA target melalui PCR dengan ekstensi waktu yang sangat singkat untuk menghasilkan untai pendek DNA yang direplikasi. Rantai tumbuh DNA bertindak sebagai primer dalam siklus berturutturut dan perubahan template direplikasi beberapa kali, mengumpulkan Komponen dari gen induk yang berbeda. Pada proses ini dibutuhkan susunan DNA homolog tinggi
Gen hibrid dikonstruksikan dari dua gen homolog. Cloning dari gen hibrid menghasilkan produksi protein hibrid. Hanya satu rantai dari setiap gen ditunjukkan setelah langkah denaturasi awal.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING-INCREMENTAL TRUNCATION for THE CREATION HYBRID ENZYMES (ITCHY)
Teknologi pemotongan Tambahan chimeragenesis menghasilkan hubungan struktur dan fungsi protein yang lebih sesuai. Strategi pertama: -Pemotongan incremental untuk pembuatan enzim hibrida (ITCHY-Incremental truncation for the creation Hybrid Enzymes (ITCHY) menghasilkan perpustakaan protein hibrida single crossover antara dua gen induk.
- Hasil ITCHY pada perpustakaan gen melalui pemotongan tambahan pada positi crossover yang didistrusi acak.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING-INCREMENTAL TRUNCATION for THE CREATION HYBRID ENZYMES (ITCHY)
Tambahan pemotongan (arrow pertama) dan penambahan pemotongan enzim hibrida (ITCHY) (Seluruh diagram). Dalam ITCHY, perpustakaan pemotongan inkremental dihasilkan oleh penghancuran DNA oleh exonuclease III.
Fragmen yang dihasilkan kemudian diligasikan bersama-sama untuk menghasilkan perpustakaan akhir
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING-INCREMENTAL TRUNCATION for THE CREATION HYBRID ENZYMES (ITCHY)
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING-INCREMENTAL TRUNCATION for THE CREATION HYBRID ENZYMES (ITCHY)
Thio-ITCHY, dengan Analog nukleotida trifosfat Pada PCR, dNTP -phosphothioate digabung acak pada frekuensi rendah ke wilayah target pemotongan DNA.
Internucleotide phosphothioate yang dihasilkan menghubungkan ketahanan terhadap hidrolisis exonuclease 3'-5 ', memberi ketahanan DNA target terhadap degradasi dalam pembuatan ExoI berikutnya. Thio-ITCHY berhasil digunakan untuk menggabungkan kembali gen dengan urutan identitas dengan hanya 36% untuk menghasilkan chimeras aktif Keterbatasan utama ITCHY dan Thio-ITCHY adalah Crossover hibrida tunggal hanya dapat dihasilkan dari dua orang tua , membatasi potensi keanekaragaman urutan.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING MIX ITCHY DAN DNA SHUFFLING (SCRATCHY)
Metode rekombinasi homolog berhasil digunakan kombinasi pada metode lain untuk menentukan faktor penentu spesifisitas substrat dan aktifitas enzim pada variasi family protein. Metode digunakan mencari hubungan struktur-fungsi dan mekanisme evolusi protein. Ketika dikombinasikan dengan skrining genetik /teknik pilihan, dapat digunakan untuk mendapat area baru pada enzim. SCRATCHY adalah teknik membuat perpustakaan crossover dengan menggabungkan ITCHY dan DNA Shuffling secara berurutan.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING HOMOLOGI URUTAN INDEPENDEN PROTEIN (SHIPREC)
Sieber,et al. mengembangkan teknik untuk menciptakan crossover satu perpustakaan chimeric antara dua gen parental tanpa bias untuk posisi crossover . Metode rekombinasi homologi urutan independen protein (SHIPREC), dimulai dengan produksi dimer gen yang kemudian terpecah-pecah oleh DNaseI. Fragment ukuran orangtua dipulihkan dan dibalikkan oleh ligasi melingkar dan restriction menghancurkan untuk menghasilkan sebuah perpustakaan enzim hibrida dengan distribusi yang merata dari posisi crossover.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN DNA SHUFFLING HOMOLOGI URUTAN INDEPENDEN PROTEIN (SHIPREC) Libraries of Hybrid proteins dari distantly related sequences
Volker Sieber, Carlos A Martinez & Frances H Arnold, Nature Biotech, 2001,19,p456-460
Gen yang berhubungan diamplifikasi dengan chimeric oligonukleotide pada primer dan template pada reaksi seperti PCR yang menyusun kembali Gen dengan panjang penuh. Step terakhir melibatkan penyaringan Pustaka Exon shuffling untuk fungsi atau property yang diinginkan.
Pemotongan Tambahan dan metode terkait tergantung pada exonuclease III (ExoIII) protein dan sifat-sifatnya. ExoIII mengkatalisis pencernaan fragmen gen dari 3 'ke ujung 5' pada dikontrol, seragam, dan sinkron tingkat (Wu et al 1976). Aliquots Kecil campuran reaksi dihapus selama langkah pencernaan untuk membuat perpustakaan gen dengan nomor berbeda dari pasangan basa DNA yang dihapus.
Antibiotic resistansi Librari generasi mutan acak enzim TEM-1 menggunakan P dan 8 -oxoG mutagenesis Kanan: A-TEM 1 mutan (3D.5) yang dihasilkan oleh random mutagenesis dengan 2.500 kali lipat aktivitas hidrolisis yang lebih tinggi terhadap antibiotic sefalosporin (dari Zaccolo dan Gherardi, J mol Biol 1999).
Merekayasa mutan HGF/SF dengan ikatan yang dikurangi untuk heparin sulfat proteoglikan dan meningkatkan aktifitas in vivo. Hartmann G., Prospero T., Brinkmann V., Ozcelik O., Winter G., Hepple J., Batley S., Bladt F., Sachs M.
Susunan Asam amino Alignment pada Subtilisin S41(Davail, et.al 1992), S39 (Narinx, 1992), SSII (Wati,1997), BPN (Wells, 1983), E (Stahl Ferrari ,84),Carlsberg (Jacobs,85) dan Termitase (Meloun, 85). Alignmen multiple dilakukan dengan CLUSTAK W (Thompson,94). Residu ditemukan frekuen >50% pada posisi (hitam). Mutasi pada 3-2G7 dilabelkan dengan Kotak terisi. Gap pada susunan (0)
Sebuah trade off antara aktivitas katalitik pada suhu dan thermostabililt rendah
Ar, Aktifiti residu; Ai, activitas inisial Red dots: wild-type clones Menunjukkan reprodukibilitas
Saturasi mutagenesis -> 7 dari 10 daerah ditemukan untuk memberikan peningkatan stabilitas Mutan: 10x lebih stabil daripada enzim asli dalam ketiadaan Ca 50 % lebih stabil daripada enzim asli dengan adanya Ca
Streptococcus streptokinase, 47 kDa protein yang melarutkan clot darah Komplex dengan plasminogen untuk merubah ke plasmin, yang menurunkan serat pada clot, Plasmin juga menurunkan streptokinase [feedback loop] Membutuhkano administer streptokinase pada 30-90 min infusi[heart attacks] A long-lived streptokinase diadministered sebagai single injection
www-s.med.uiuc.edu; JMorrissey: Med Biochem 10/30/06
Mushroom peroxidase
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
Glycosylation PEGylation as a Mimic of Glycosylation 1 Thiol Tag (X: SH) 1 Amine Tag (X: NH2) 2 Amine Tag (X: NH2) 2 Azide Tag (X: N3) 3 Carbonyl Tag (X: C=O) 3 NCL Assembly 4 Olefin Tag (X: =) 4 Hydroxyl Tag (X: OH) 5 Azide Tag (X: N3) 5 Thial Tag (X: SH) 6 Alkyne Tag (X: ) . 6 Disulfide Tag (X: SS) Lipidation 1 NCL Assembly 2 Hydroxyl Tag (X: OH) 3 Thiol Tag (X: SH) 4 Olefins (X: =)
Modifikasi bentuk kualitatif kimia , misalnya, biotinylation untuk tag afinitas, fluoresensi label untuk visualisasi, sering mengabaikan isu-isu strategis utama Tingkat Konversi - beberapa modifikasi metode kimia protein yang dipakai sekarang telah dioptimalkan untuk tingkat yang memungkinkan konversi lengkap. Partial konversi menciptakan kembali kebutuhan untuk pemurnian dimodifikasi dari yang tidak dimodifikasi. Selektivitas - metode yang dirancang untuk chemoselectivity jarang dilakukan dalam konteks protein, yang seringkali mengandung banyak kelompok fungsional sebagai potensial, kompetitif, reaktif partner.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
-Teknologi dengan cara: - Menghilangkan atau menambahkan daerah Glycosylation - Merubah sifat biokimia atau aktifitas Protein - Meningkatkan kestabilan protein Dengan Merubah Daerah Glycosylation:
-Menggunakan teknik Mutagenesis Site-Directed untuk menetapkan Daerah glycosylation yang baru. Sebagai contoh Erythropoietin.
-Hubungan direct/langsung antara Karbohidrat yang mengandung Asam Sialik dan serum half-life nya dan aktifitas biologi in vivo. -Hubungan Inverse/berlawanan antara ikatan Reseptor (contoh: Glycosylation yang lebih banyak menyebabkan lemahnya ikatan)
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI Glycosidase:
Glikosida digunakan utnuk mendapatkan informasi tentang group karbohidrat yang dilampirkan pada glikoprotein dan glikopeptida.
Glikosida ada pada dua variasi : =Endoglikosida yang memotong seluruh group karbohidrat dari protein dan exoglikosida yang menghilangkan monosakarida dari ujung nonreduced pada karbohidrat.
Pengurangan ujung diciptakan oleh endoglikosida Endoglikosida diikuti oleh satu atau lebih eksoglikosida dant menganalisa produk menggunakan SDS-PAGE atau beberapa tipe kromatografi cair.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
Pengobatan Anemia dengan perlakuan awal Hypothesis : Glikosilasi yang lebih banyak menyebabkan: > half life yang lebih panjang > Lebih aktif > mengurangi afinitas ikatan Produk pemrosesan : HyperglycosylatedEPO (Aranesp)
Hasil In vivo Tidak adanya kehilangan pada fungsi obat Penambahan serum halflife (3fold lebih panjang) Mengurangi frekuensi administrasi
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
Glycan dimulai dari penggabungan daerah baru yang untuk kebutuhan target sintesis reagen glycan kompleks dengan strategi untuk memulai situs-selektif. Meskipun peran glycans tersebar luas daam fungsi protein , ia hanya muncul pada kasus-kasus dasar. Metode untuk mengakses glycoforms murni atau meniru nya, saat ini mulai memainkan peranan kritis dalam aspek unpicking yang tepat untuk fungsi glycan.
Amine Tag (X: NH2)
Fig. 5 Modification of a protein with a generic 2-methoxy-2-imino activated monosaccharide. a four equivalents of sodium methoxide; b pH 9.5, 2 h, 41 of 59 residues modified. BSA bovine serum albumin
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
Modification of HSA using squaratemediated coupling. a DMF, Et3N, 40%; b HSA, HCO3 buffer, pH 9.0, 25% of lysine residues modified
Modification ketone handle introduced in the Zdomain of staphylococcal protein A with oxyamine-functionalized N acetylglucosamine. Conditions are a NaOAc buffer, pH 5.5 and b (1) UDP-Gal, -1,4-GalT, (2) CMP-Sia, -2,3-SiaT (Olefin Tag)
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
Protein Kinases:
Penambahan reversible gugus fosfat pada protein penting untuk transmisi sinyal dalam sel eukariotik dan, sebagai akibat, fosforilasi protein dan dephosphorylation banyak mengatur proses seluler yang beragam. Karena jumlah kinase protein yang dikenal telah meningkat dengan kecepatan yang terus meningkat, maka menentukan protein kinase yang berinteraksi dengan substrat dalam sel dapat dilakukan. Penentuan motif situs konsensus fosforilasi oleh urutan asam amino selaras dari substrat yang dikenal telah terbukti bermanfaat dalam pengerjaan ini. Motif ini dapat membantu untuk memprediksi situs fosforilasi untuk kinase protein tertentu dalam substrat protein potensial.
Protein Phosphatases:
Protein fosforilasi memainkan peran dalam regulasi fungsi dan aktivitas faktor protein dan enzim. Protien fosforilasi dapat ditemukan pada tirosin, serin dan threonie residu. Analisis adanya fosforilasi tersebut, dan efek petugas nya, sering dibantu oleh penghapusan kelompok protein fosfat oleh fosfatase.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
-PEGylation (monomethoxypolyethyleneglycol)
-Kovalen lampiran polimer, poli (ethylene glycol) (PEG) secara khusus, untuk protein terapeutik adalah metode mapan (Harrisdan Catur 2003). -Digunakan untuk meniru beberapa efek alam glikosilasi dalam rangka meningkatkan perlindungan protein terhadap degradasi enzimatik, memperpanjang sirkulasi setengah hidup dan meningkatkan daya larut. Prinsip serupa dengan Glycosylation:
Aplikasi pada Protein Drugs menghasilkan : - Secara relatih memiliki half-lives yang singkat - Distribusi tissue/jaringan yang lebar - Potensial untuk Immunogenicity
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN REKAYASA PROTEIN METODE MUTASI KIMIA POSTMIMIK POST TRANSLASI KIMIA TRANSLASI
METODE LIPIDASI
Tipe dominan : myristoylation, prenylation dan palmitoylation. Protein prenilasi alam mengacu pada lampiran pasca-translasi rantai lipid farnesyl (C15) atau geranylgeranyl (C-20) urutan tertentu pada tulang punggung protein dan dimodifikasi di C-terminal protein.
Proses ini dikatalis oleh tiga enzim berbeda: protein farnesyltransferase dan protein geranylgeranyltransferase tipe I dan II. Prenylation memiliki efek dramatis pada lipophilicity target protein, membantu membran menahan protein, Ex.Ras G-protein membentuk kompleks dengan protein pendampingnya,REP, selanjutnya terprenilasi . Farnesylation Protein dan geranylgeranylation memainkan peran penyakit , seperti osteoporosis, penghambatan geranylgeranylation mencegah pembentukan dan fungsi normal osteoklas, sel-sel terlibat dalam penghancuran jaringan tulang, dan progeria Hutchinson-Gilford, penyakit dimana pasien mengalami penuaan cepat.
STRATEGI TEKNIK EVOLUSI YANG DIARAHKAN METODE MUTASI KIMIA POST TRANSLASI
Modification of a tyrosine residue with farnesyl or rhodamine by palladiummediated -allyl coupling of an allyl acetate or carbamate precursor. Conditions are a Pd(OAc)2, Triphenyl phosphine trisulfonate (TPPTS), H2O/dimethyl sulfoxide, pH 8.59.0
Carbenoid reactions with tryptophan as an aromatic tag. Although currently nonselective, these reactions highlight a useful new reaction type for protein modification
Protein intraseluler
Tahapan isolasi : Cuci jaringan/ sel dengan bufer salin : untuk menghilangkan pengotor/ bahan ekstraseluler Sel mikroba : sentrifugasi & resuspensi dalam bufer Lisis sel memecah/membuka sel ekstrak : homogenat Menggunakan mortar/pestle, homogenizer, sonicator, tissue grinder, cell disruptor, blender Menghasilkan : homogenat Sentrifugasi menghasilkan : pelet (mengandung protein membran) supernatan (crude extract)
penggunaan bentuk aktif jumlah langkah minimum Memungkinkan waktu yang singkat
JANGAN MEMBUANG BAHAN BAHAN MURNI PADA IMPUPRE PROTEIN PEMISAHAN DILAKUKAN BERDASARKAN KELARUTAN, UKURAN, MUATAN, DAN IKATAN AFINITAS
Metode Afinitas
Affinitas terhadap ligands Rekayasa afinitas sites, e.g. histidine tag
Kelarutan sensitif terhadap kekuatan ion. Awal "salting in" dan kemudian "salting out" pada kadar garam tinggi. Pelarut terikat dengan berinteraksi pada garam sehingga tidak cukup untuk melarutkan protein. Kadar garam maksimal pada target protein larut, sentrifuge dan membuang pelet. Tambahkan cukup garam untuk menurunkan protein. Kumpulkan pelet. Pelarut organik Mempunyai prinsip sama dengan penggaram; mengambil keuntungan dari kelarutan yang berbeda. Menghindari total protein denaturasi. pH Protein memiliki kelompok berionisasi berrentang pKs. Ketika muatan total protein nol (titik isoelektrik/pI). Protein paling larut pada pl karena interaksi mereka untuk meminimalkan muatan muatan. Kristalisasi Metode kelarutan dimana protein adalah ppt dapat digunakan untuk menumbuhkan kristal protein. Terjadi ketika protein relatif murni.
dan mengendap keluar dari solusi: "salting out / penggaraman keluar" Endapan protein yang berbeda pada konsentrasi garam berbeda. pH, suhu dan kemurnian protein memainkan peran menentukan titik salting out. Amonium sulfat adalah garam yang dipilih karena menggabungkan banyak fitur yang berguna:
Efektifitas penggaraman / Salting out pH versalitas Kelarutan tinggi Larrutan dengan temperature panas Harga yang rendah
Amonium sulfat konsentrasi: persentasi kejenuhan Persamaan sederhana untuk perhitungan gram amonium sulfat yang
STRONG CATION SO3 Sulpho CH2SO3- Sulphomethyl C3H6SO3- Sulphopropyl WEAK CATION Carboxy
COO-
STRONG ANION CH2N+(CH3)3 Triethylaminomethyl C2H4N+(C2H5)3 Triethylaminoethyl C2H4N+(C2H5)2CH2CH(OH)CH3 Diethyl-2-hydroxypropylaminoethyl WEAK ANION C2H4N+H3 Aminoethyl C2H4N+H(C2H5)2 Diethylaminoethyl
CH2COO- Carboxymethyl
material yang berbeda. Ukuran pores dapat dikontrol. Molekul kecil cukup mudah untuk melalui beads yang lebih besar ukurannya dan berkeliling kemudian mengalir lebih cepat. Pengecualian pada semua protein yang terlalu besar untuk melalui pores. Dapat digunakan sebagai metode preparasi atau digunakan untuk menentukan ukuran molekul. Gels terbuat dari deekstran, agarose or polyacrylamide
terhadap protein ditempatkan pada matriks : Protein dengan ikatan yang diinginkan tetapi yang lain dapat melalui. Elute menggunakan larutan ligan. Selain molekul kecil, juga dapat menggunakan antibody Kemajuan biologi molekuler memerlukan rekayasa grup poli-nya yang mengikat Ni atau menggunakan bagian dari protein lain dan kolom yang mengikat ke protein lain
spectrophotometers mengukur intensitas cahaya beam sebelum dan sesudah cahaya melewati larutan solveent dengan sampel terlarut padanya, (in a cuvette)... Membandingkan intensitas dua cahaya terhadaap panjang gelombang yagn dilewati.
Percent transmittance...
Rasio dari intensitas cahaya melewati sampel terhadap intensitas cahaya yang bersinar pada sampel dikalikan 100%. Absorbance... adalah logaritma transmittans Instruments... Spectronic 20/ spectrophotometer UV/ Vis
Biuret test = mg quantities based on Copper ion binds stiochiometrically = violet color Bradford test = ug amounts based on dye Coomassie blue - binds to peptide Fluoroescamine dye = pg quantities... (10-12 M)
Quantifikasi jumlah protein ditampilkan berdasarkan hukum BEER-
LAMBERT linear relationship antara... light Absorbance vs. Conc Protein Standard Curve
Protein Purification
Figure 2. Keuntungan dan Kerugian produksi pretin pada setiap kompartemen Escherichia coli
untuk menargetkan ekspresi protein ke kompartemen selular tertentu, yaitu, dengan ruang sitoplasma, ruang periplasmic atau medium, terletak pada keseimbangan keuntungan dan kelemahan dari masing-masing kompartemen (Gambar 2).
Dalam vektor ekspresi pMal Fusion dan Sistem PemurnianbProtein, kloning gen dimasukkan ke dalam vektor vektor ekspresi pMal turun dari gen laki-laki, yang menyandikan protein-pengikat maltosa (MBP). Hal ini menyebabkan ekspresi protein fusi MBP-yang kemudian dimurnikan oleh pemurnian afinitas satu langkah khusus untuk MBP.
Secreted protein processing with K. lactis. In the nucleus, an integrated expression vector encoding a fusion between the -MF domain (blue) and a desired protein (black) is expressed. A signal peptide in the -MF domain directs entry of the fusion protein into the endoplasmic reticulum (ER) and is removed by signal peptidase (SP). The fusion protein is transported to the Golgi where the Kex protease removes the -MF domain. The protein of interest is then secreted from the cell.
Komponen Recombinant bebas mengkontaminasi exonucleases, RNases dan proteases Hasilnya protein yang bebas untuk dimoddifikasi dan degradasi Reaksi satu langkah membutuhkan pencampuran hanya dua tabung diikuti oleh penambahan Template DNA hanya beberapa jam Sintesa protein divisualisasikan dengan Pewarnaan Gel Coomassie