You are on page 1of 1

Pria usia 74 tahun mengunjungi klinik dengan keluhan utama perawatan gigi tiruan.

Pemeriksaan oral mengatakan butuh dilakukan ekstraksi enam gigi. Pada usia 35 tahun dia diagnosis hipertensi. Pada usia 47 tahun, dia mengaku pada rumah sakit dengan diagnosa unstabil angina pectoris, hiperlipidemia dan intoleransi glukosa. Pada usia 63 tahun, dia mengaku pernah pingsan dan dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosa akut infark miokard dengan seringkali denyut ventricular yang tidak normal. Dari beberapa data yang didapatkan menunjukkan bahwa ia menderita infark miokard dan angina pectoris dari penyakit pembuluh darah dengan lemahnya fungsi ventrikel kiri. Akan tetapi, operasi arteri koronari atau percutaneous transluminal coronary angioplasty tidak dilakukan karena kesulitan dalam identifikasi penyebab utama angina pectoris. Dia mengaku 13 kali melakukan perawatan serangan jantung iskemik. Dia mengkonsumsi sembilan jenis obat : agen anti platelet, dua calcium channel blockers, satu nitroglycerin, satu diuretic, satu vasodilator koronari, satu anti aritmia, satu asam urat, satu benzodiazepine. EKG preoperative menunjukkan hipertropi ventrikel kiri dan infark miokardial inferior.

Pasien mempunyai nafas yang pendek, palpitasi, dan ketidaknyamanan pada dada saat beraktivas sehari-hari Ekstraksi gigi dilakukan tiga kali. Setiap prosedur dijadwalkan selama periode saat tidak ada serangan angina sekurangnya satu minggu. Kami menganjurkan ekstraksi gigi dibawah sedasi intravena dengan midazolam untuk lebih efektif mengurangi stress. Karena ia ketakutan dengan penanganan dental, ia menolak sedasi intravena dan memilih sedasi inhalasi. Oleh karena itu kami bekerja dibawah 30% nitrous oxide sedasi inhalasi dengan 3,6 5,4 ml 3% prilokain dengan 0,03 U/ml felypressin. Peralatan monitoring sepertin perekam otomatis tekanan darah, monitor EKG, dan oximeter pulse, dan jalur intravena untuk administrasi obat darurat telah disiapkan. Sebagai akibatnya, tidak ada komplikasi medis seperti serangan angina kecuali premature denyut ventrikel yang tidak membutuhkan perawatan medis selama prosedur dental. Dia juga tidak mengeluh sakit yang signifikan selama perawatan. Akan tetapi, selama mengikuti perawatan dental setelah pencabutan serial gigi, dia mengeluh lemah, pusing, palpitasi dan berkeringat dengan sedikit menurunnya tekanan darah hanya setelah mengeluh sakit selama perawatan saluran akar tanpa anestesi local dan sedasi. Pada monitor ECG tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Procedure terganggu seketika dan oksigen serta sublingual gliserin diberikan. Kami membawa dia ke klinik kardiologi untuk perawatan serangan atypical iskemik. Dia didiagnosa serangan angina dan segera mendapat perawatan.

You might also like