You are on page 1of 109

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN

Disusun Oleh: Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya) Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN

Disusun Oleh: Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya) Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PETA KONSEP MODUL A. PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4.

halaman i ii iv vi vii viii

Deskripsi Singkat ...................................................................................... Prasyarat Kompetensi............................................................................... Standar Kompetensi.................................................................................. Kompetensi Dasar ....................................................................................

1 1 2 2

B. KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR 1 Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat 1.1.) Uraian dan Contoh 1.1.1.) Pengertian alat-alat berat....................................................... 1.1.2.) Klasifikasi alat-alat berat ........................................................ 1.1.3.) Fungsi alat-alat berat ............................................................. 1.1.4.) Spesifikasi jenis alat berat...................................................... Latihan... Rangkuman ........................................................................................ Tes Formatif 1.................................................................................... Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 3 8 10 17 25 47 47 50 52

1.2.) 1.3.) 1.4.) 1.5.)

KEGIATAN BELAJAR 2 Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat

2.1.) Uraian dan Contoh............................................................................... 53


2.1.1.) Persiapan Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Secara Umum ........................................................................ 2.1.2.) Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor...................................................................................... 2.1.3.) Pemeriksaan Alat berat/Komponen Alat Berat Untuk Impor........................................................................................ 2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen Alat Berat ................................................................................ 2.1.5.) Penjelasan design dan Pengenalan alat berat/komponen Alat Berat di Lokasi Pabrik..................................................... Latihan... Rangkuman ........................................................................................ | DTSS Teknik Pemeriksaan 55 58 61 69 71 75 76

2.2.) 2.3.)

ii

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2.4.) Tes Formatif 2 ................................................................................... 82 2.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 86
PENUTUP... TES SUMATIF .. KUNCI JAWABAN (TES FORMATIF DAN TES SUMATIF).......................... DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87 88 92 93 98

| DTSS Teknik Pemeriksaan

iii

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 1.10. 1.11. 1.12. 1.13. 1.14. 1.15. 1.16. 1.17. 1.18. 1.19. 1.20. 1.21. 1.22. 1.23. 1.24. 1.25. 1.26. Dozer .............. 1 1 Backhoe ... 12 Kendaraan Truck . 13 Loader . 13 Tandem Roller . 14 Concrete Mixer Truck . 15 Aspalt Paver ... 15 Crawlercrane ... 16 Tower Crane 16 Alat Berat Kehutanan 17 Backhoe Loader .. 17 Excavator Hidrolic 18 Motor Grader .18 Skid Steer Loader .. 19 Skidder .... 0 2 Wheel Tractor Scrapper 20 Articuled Dump Truck 21 Off Highway Truck 22 Wheel Dozer .22 Track Type Loader .. 23 Wheel Loader ...23 Track Type Tractor .. 24 Telehandler .. 25 Komponen Excavator . 26 Operasional Unit Excavator .. 27 Skema Under Carriage .. 27

| DTSS Teknik Pemeriksaan

iv

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar

1.27. 1.28. 1.29. 1.30. 1.31. 1.32. 1.33. 1.34. 1.35. 1.36. 1.37. 1.38. 1.39.

Excavator (1) .28 Excavator (2) 29 Excavator (3) 29 Alat Pengangkut .. 29 Operasional Unit Buldozer 30 Komponen Buldozer .. 31 Universal Blade 32 Straight Blade .. 33 Angling Blade ... 33 Cushion Blade . 34 Bowldozer Blade . 34 Light Material U Blade 34 Melakukan Slot Dozing .. 35

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan antara Crawel Tractor dan Wheel Tractor Dozer 12

| DTSS Teknik Pemeriksaan

vi

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat diharapkan mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1 sampai dengan Kegiatan Belajar 2. Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap berikut ini: 1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut; 2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara membaca materi minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut); 3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus perhatian pada kegiatan belajar ini; 4. Kerjakanlah Tes Formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari; 5. Lihat kunci jawaban Tes Formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak pada bagian akhir modul ini. 6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata hasil Tes Formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka

kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 80, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 80. 7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan. 8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar

| DTSS Teknik Pemeriksaan

vii

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

PETA KONSEP
ii Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.

KEGIATAN BELAJAR 1

Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan

KEGIATAN BELAJAR 2

Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan Kunjungan Ke Lokasi Pabrik

Pemeriksaan fisik ekspor alat berat Pemeriksaan fisik impor alat berat Klasifikasi Barang Dalam Pemeriksaan Fisik Barang Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

| DTSS Teknik Pemeriksaan

viii

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

A. PENDAHULUAN

1.

Deskripsi Singkat Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat disusun untuk digunakan oleh para Teknis Substantif Spesialis

secara khusus peserta Diklat

Pemeriksaan Barang (DTSS-Pemeriksaan Barang). Dalam kurikulum diklat dijelaskan bahwa mata

pelajaran Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat merupakan mata pelajaran pendukung dengan jumlah jam pelajaran (JP) sebanyak 14 JP. Pada kegiatan belajar 1, pokok bahasan yang diuraikan adalah pengertian dan fungsi alat berat, spesifikasi jenis alat berat, suku cadang alat berat dan dilanjutkan dengan kegiatan belajar 2 dalam bentuk kunjungan ke lokasi pabrik untuk membandingkan antara teori dan praktek 2. Prasyarat Kompetensi

Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi awal dan minimal kualifikasi sebagai berikut : a. Lulusan DTSS, DTSD Kepabeanan dan Cukai, dan Prodip I dan III Kepabeanan Bea dan Cukai b. Memiliki pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b) dengan usia maksimal 50 Tahun c. d. e. f. g. Sehat jasmani dan Rohani Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin Tidak sedang ditunjuk mengikuti Diklat lain Ditunjuk oleh sekretaris DJBC

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Standar Kompetensi : Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu melaksanakan teknik pemeriksaan barang alat besar dengan baik dan benar 3. Kompetensi Dasar : Kompetensi dasar yang diharapkan kepada peserta setelah mempelajari modul ini, adalah sebagai berikut : a. b. c. 4. Peserta mampu menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi alat berat; Peserta mampu menspesifikasikan jenis alat berat Peserta mampu mengidentifikasi suku cadang alat-alat berat. Relevansi Modul

Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat adalah materi modul ini memberikan wawasan dan sudut pandang mengenai teknik pemeriksaan barang alat berat sehingga akan semakin melengkapi pengetahuan dan kemampuan calon Pemeriksa Barang khususnya yang berkaitan dengan tugas pelayanan pemeriksaan barang alat berat.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

B. KEGIATAN BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR - 1
Pengertian, Spesifikasi, dan Suku Cadang Alat Berat

Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian alat-alat berat 2. Menjelaskan klasifikasi jenis alat berat 3. Mengidentifikasi suku cadang alat berat

1.1.) Uraian dan contoh Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan impor alat berat Indonesia selama 20032008 cukup tinggi, baik volume (naik 48%) maupun nilainya (66%). Pada 2003, nilai impor alat berat tercatat US$167 juta, dan terus meningkat sehingga per Agustus 2008 sudah mencapai US$833,7 juta. Jika dilihat dari negara asalnya, impor alat berat selama dua tahun terakhir paling banyak datang dari Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Cina. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21) Di sisi lain, Indonesia pun mengekspor alat berat. Namun, menurut Indocommercial, ekspor itu sebagian diduga merupakan re-ekspor, terutama sejak pemerintah mengizinkan impor alat berat bekas (rekondisi). Menurut BPS, nilai ekspor alat berat Indonesia sepanjang 20032008 tumbuh cukup tinggi, yaitu 27,3%. Pada 2003, nilai ekspor alat berat tercatat US$46,6 juta, per Agustus 2008 sudah US$107,9 juta.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Cerahnya bisnis pertambangan, khususnya batu bara, mendongkrak kinerja pelaku bisnis alat berat, seperti PT United Tractors Tbk. Pada 2008, United Tractors diperkirakan menguasai 45% pangsa pasar, disusul PT Trakindo Utama (25%), dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (20%). Adapun 10% sisanya diperebutkan oleh 24 perusahaan lainnya. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21) Permintaan alat berat dari sektor pertanian/perkebunan juga cukup baik seiring perluasan lahan perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah, seperti Sumatera dan Kalimantan. Akan halnya peningkatan permintaan alat berat pada sektor konstruksi dipicu oleh dimulainya pembangunan proyek-proyek skala kecil di beberapa daerah, dan pertumbuhan sektor kehutanan karena penambahan area HTI di sentra kehutanan. Sektor pertambangan masih paling banyak menyerap alat berat. Pada 2008 lalu, sektor ini menyerap 54% dari total penjualan alat berat atau setara dengan 5.230 unit. Sementara itu, sektor perkebunan menyerap 24% (2.320 unit), sektor konstruksi 14%, dan kehutanan 8%. Perusahaan alat berat rata-rata merupakan agen atau kepanjangan tangan dari prinsipalnya di luar negeri. Misalnya, Hexindo yang berafiliasi dengan Hitachi, United Tractors dengan Komatsu, Trakindo Utama dengan Caterpillar, PT Intraco Penta dengan Volvo, Kobelco, Ingersol Rand, Bobcat, serta PT Tatindo Hexaprima dengan Sumitomo. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21) Industri alat berat pada tahun 2010 telah mampu kembali bangkit setelah terpuruk tahun 2009 yang lalu sebagai imbas krisis finansial dunia yang menyebabkan banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda dan sulitnya memperoleh pembiayaan untuk pembelian alat berat karena sektor keuangan saat itu sedang terkena imbas krisis finansial dunia sehingga kucuran kredit dari lembaga pembiayaan sulit didapat.

(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Industri alat berat sempat mengalami pukulan yang hebat akibat krisis finansial global pada tahun 2009. Produksi alat berat nasional menurun dari 5914 unit tahun 2008 menjadi hanya 1814 unit tahun 2009. Produsen utama alat berat

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

di Indonesia yaitu Komatsu, Caterpillar dan Hitachi sempat mengalami penurunan penjualan. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Jenis produk dan type alat berat yang diproduksi oleh tiga produsen alat berat di Indonesia, Komatsu paling banyak jenis produksinya yang meliputi excavator, Buldozer, Motor Grader dan dump truck. Caterpillar Indonesia (Natra Raya) yang memproduksi merk Caterpillar, memproduksi excavator, buldozer dan motor grader untuk type yang paling banyak dipakai di Indoesia. Misalnya excavator yang type 320 C yang bersaing dengan Komatsu type PC-200 yang berkapasitas sekitar 20 ton. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat, Komatsu meluncurkan produk excavator terbaru yaitu excavator seri PC 200-8, PC 400-8 dan PC 130-8 pada bulan Maret 2010. Tingkat kandungan dalam negeri industri alat berat pada tahun 2009 lalu berkisar antara 30% sampai 50%. Angka itu di targetkan meningkat pada tahun 2010 menjadi 50-60%. Local content untuk alat berat jenis ekskavator pada tahun lalu mencapai 50%, dump truck 30%, buldoser 45%, motor grader 40%, dan forklift 40%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Impor bahan baku alat berat, selama ini berupa center bracket, monitor panel, mesin, dan komponen hidrolis (hydrautic part). Sedangkan komponen alat berat seperti cutting plate, ban, baterai, dan under carriage part sudah mampu dipasok industri penunjang dalam negeri. Komatsu telah membangun fasilitas pengecoran yang kedua miliknya untuk memproduksi suku cadang yang berupa besi cor dengan kapasitas 1.800 ton untuk meningkatkan local content dari ondustri alat beratnya di Indonesia. Indonesia memiliki tiga produsen alat berat yang memproduksi excavator, bulldozers, motor graders dan dump trucks. Ketiga perusahaan itu adalah PT Komatsu Indonesia yang memproduksi lat berat dengan merk Komatsu, PT Caterpillar Indonesia (dahulu PT Natra Raya) dengan merk Caterpillar, PT Hitachi Construction Machinery dengan merk Hitachi. Ada produsen lain yaitu

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

PT United Tractors Pandu Engineering yang memproduksi forklift dengan merk Patria. PT Komatsu Indonesia berdiri tahun 1982 di Cakung, Jakarta Utara. Perusahaan ini memililik fasilitas produksi yang terintegrasi disatu tempat meliputi area seluas 18,2 ha terdiri dari 15.876 m2 untuk fasilitas perakitan, 15.390 m2 untuk fasilitas pabrikasi 11.800 m2 fasiltas foundry plant 1 dan 10,000 m2 foundry plant 2 and 3. Semula perusahaan ini hanya mengerjakan perakitan alatb berat Kopmatsu yang komponennya diimpor dari Jepang. Kemudian pada tahun 1987

perusahaan mulai membangun fasilitas pembuatan komponen. Sejak itu Komatsu Indonesia berhasil meningkatkan local content-nya dan mulai

mengekspor komponen alat berat ke Jepang untuk digunakan oleh Komatsu Ltd. Selanjutnya pada tahun 1991, Komatsu Indonesia membangun fasilitas foundry untuk membuat komponen alat berat yang juga digunakan oleh pabrik Komatsu di seluruh dunia. Pada tahun 1995 PT Komatsu Indonesia menjadi perusahaan publik, namun kemudian kembali menjadi go private tahun 2006 setelah saham publik dibeli kembali oleh Komatsu Ltd termasuk membeli sebagian saham yang dimiliki oleh PT United Tractor sehingga saham UT tinggal 5%. Kapasitas prodksi Komatsu mencapai 3600 unit alat berat per tahun termasuk dump truck sebesar 240 unit per tahun. Sementara itu PT Caterpillar Indonesia (PT Natra Raya) memproduksi alat berat merk Catgerpillar dirakit di Indonesia oleh PT Caterpillar Indonesia yang sebelumnya bernama PT Natra Raya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. PT Caterpillar Indonesia sahamnya 80% dimiliki oleh Caterpillar dari amerika Serikat dan sisanya dimiliki oleh PT Marga Tiara Trakindo. Agen tunggal Caterpillar di indonmesia adalah PT Trakindo Nusantara. Di lain pihak PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) yang berlokasi di Cibitung, Bekasi, adalah joint venture antara Hitachi Construction Machinery Co. Ltd of Japan , Itochu Corporation dari Jepang, PT Murinda Iron Steel, PT Anggaputra Dhananjaya dan Hitachi Construction Machinery

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Singapore, Pte. Ltd. Dari Singapore. Perusahaan ini berdiri bulan ei 1991 dan beroperasi semenjak Oktober tahun yang sama. HCMI memproduksi excavator yang memiliki pasar yang besar di Indonesia. Sejak tahun 2000 permintaan terhadap excavator meningkat sehingga HCMI meningkatkan kapasitas produksi dari 700 unit/tahun menjadi 1000 unit pertahun. HCMI menginvestasikan US$ 10 juta untuk perluasan kapasitas tersebut. Pada tahun 2007 kapasitas produksi HCMI meningkat kembali menjadi 1200 unit/tahun. Akibat krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009 yang lalu maka industri alat berat mengalami pukulan yang cukup berat. Menurut data Himpunan Industri Alat-alat Berat Indonsia (Hinabi) sepanjang 2009 produksi alat-alat berat di Indonesia hanya mencapai 1.814 unit, atau turun 69% dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya sebanyak 5.914 unit.

(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Penjualan alat berat masih mengandalkan sektor pertambangan dengan kontribusi 70%, perkebunan dan kehutanan sekitar 10%, dan konstruksi 20%. Namun memasuki tahun 2010, industri alat berat mampu bangkit kembali sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia dan kenyataan bahwa ekonomi Indonesia mampu menghindari dampak buruk krisis finansial global dengan terus tumbuh perekonomiannya sekitar 4,5% tahun 2009 dan diperkirakan bisa mencapai 6% tahun 2010. (http://www.datacon.co.id/Alatberat2010Excavator.html) Penurunan produksi tahun 2009 terutama terjadi pada sektor kontruksi karena banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda pelaksanaanya. Sementara pembelian oleh sektor pertambangan dan perkebunan terhambat karena sulitnya pendanaan karena sektor keuangan sempat terganggu akibat krisis finansial. Sebenarnya sektor pertambangan terutama batubara tidak banyak terpengaruh oleh krisis finansial karena permintaan pasar batu bara tetap tinggi. Tahun 2010 ini, Hinabi memprediksikan produksi alat berat meningkat menjadi sekitar 4.000 - 5000 unit karena selama semester I tahun 2010 produksi

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

alat berat telah mencapai 2495 unit. (http://www.datacon.co.id/Alatberat2010Excavator.html) Namun, angka produksi sebesar itu, baru menyamai pencapaian produksi tahun 2007 sebanyak 4.785 unit. Sementara itu, realisasi 2008 yang tercatat tertinggi sepanjang masa sebesar 5.914 unit. Kemerosotan produksi pada tahun 2009 membuat tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) menurun tajam dari 90% pada 2008 menjadi 34% pada tahun 2009 dari total kapasitas terpasang 6.500 unit per tahun. Dengan kaspasitas terpasang yang sama, berarti utilisasi industri alat berat tahun 2010 akan naik ke kisaran 70%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-

2010Excavator.html) Beberapa jenis alat berat yang sudah dirakit di dalam negeri antara.lain excavator, bulldozer, motor grader, dump truck, serta forklift. Excavator masih mendominasi produksi alat berat di Indonesia. Selama semester I tahun 2010 dari produksi alat berat sebanyak 2495 unit, sebanyak 1324 unit atau 53% adalah produksi excavator. Baru disusul oleh buldozer sekitar 23 %. Produsen terbesar alat berat di Indoneswia adalah Komatsu. Pada tahun 2007 produksi Komatsu mencapai 2400 unit termasuk 1530 unit excavator.

1.1.1.) Pengertian Alat-alat berat Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Rostiyanti (2009) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

- dozer, - alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; - alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; - alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain. Sedangkan pengertian alat berat dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) adalah merupakan ketentuan penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang berkaitan dengan diri-gerak dan multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis, untuk mesin mendorong diri dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut:

a. Buldoser dan angledozers. Alat ini terdiri dari basis mendorong, dengan pisau
besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk pembukaan lahan.

b. Grader dan Leveller. Alat ini adalah mesin yang dirancang untuk meratakan
bumi atau smoothing (pada permukaan datar atau bank) dengan cara grading sebuah pisau dapat diatur, biasanya dipasang di dasar roda.

c. Pencakar. Alat ini ini menggabungkan pisau bermata tajam yang dirancang
untuk mengiris lapisan tanah atas yang kemudian masuk ke tubuh scraper atau dibuang oleh konveyor. Perlu dicatat bahwa pos ini hanya mencakup pencakar di mana penggerak motor dan craper bentuk unit mekanik terpisahkan, misalnya, lagu-pencakar meletakkan di mana tubuh scraper menggabungkan terletak canggih di antara dua rel. Pos ini juga termasuk pencakar diartikulasikan yang terdiri dari unit penggerak motor (bahkan dengan hanya poros tunggal) dan sebuah scraper tepat dilengkapi dengan pisau tetap atau lampiran mobile dengan beberapa blades.

d. Mekanikal sekop yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah


tingkat mesin, dengan cara penggalian sebuah ember, mengambil, dan lainlain, dioperasikan baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop excavator, tarik sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di televisi kabel atau dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines). Dalam jangka panjang excavator (draglines slackline), ember dioperasikan

| DTSS Teknik Pemeriksaan

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

pada kabel berjalan di antara dua struktur bergerak mengatur jarak beberapa terpisah.

e. Multi-ember ekskavator di mana ember penggali dipasang pada rantai tanpa


ujung atau di roda berputar. Mesin ini sering menggabungkan konveyor untuk pemakaian tanah digali, dan mereka sudah terpasang pada roda. Model khusus dirancang untuk menggali atau membersihkan parit, saluran drainase, selokan untuk digunakan di-cor terbuka (open-pit) pertambangan, dll

f. Shovel loader. Alat ini adalah roda atau mesin penjelajah dengan sebuah
front-mount ember yang mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi dan pembuangan itu. Beberapa "sekop-loader" mampu menggali ke dalam tanah. Hal ini dicapai dengan ember, ketika dalam posisi horisontal, yang mampu diturunkan di bawah tingkat satu roda atau track.

g. Loader-transporter yang digunakan di pertambangan. Mesin ini, dilengkapi


dengan ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran mereka ke dalam tubuh mesin.

h. Mesin pemadat, digunakan dalam pembuatan jalan, untuk kemasan ballast


rel-jalan, dll (tapi lihat ayat (a) pendahuluan Penjelasan Catatan untuk pos 84,30 mengenai terpasang pada mesin kendaraan dari Bab 86).

i.

Mesin giling jalan sebagaimana digunakan dalam pembangunan jalan atau pekerjaan umum lainnya (misalnya, untuk meratakan tanah atau rolling permukaan jalan).

1.1.2.)

Klasifikasi alat-alat berat

Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat Berat. 1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini. Rostiyanti (2009)

| DTSS Teknik Pemeriksaan

10

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

a. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.

Gambar.1.1 Dozer

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

11

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Tabel. 1.1 Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
Crawler Tractor Dozer Punya daya dorong besar, terutama pada tanah lunak karena bidang geser besar Dapat digunakan pada tanah lumpur maupun berbatu tajam Untuk membawa ke lokasi harus diangkut, karena jika berjalan di aspal dapat merusak aspal Memiliki jarak angkut yang pendek (maksumum 30 feet) Operator cepat lelah Jalan proyek tak perlu dipelihara Wheel Tractor Dozer Daya dorongnya lebih kecil tapi kecepatannya lebih besar Tak dapat digunakan pada tanah lumpur, jika digunakan pada tanah berbatu usia ban menjadi lebih pendek Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut Jarak angkutnya bisa jauh Enak dikendarai Jalan proyek harus dipelihara

Sumber: Wedhanto (2009)

b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. Gambar.1.2 Backhoe

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

c. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

12

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.3 Kendaraan Truk

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

d. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material. Gambar.1.4 Loader

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

e. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatictired roller, compactor, dan lain-lain. Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan

| DTSS Teknik Pemeriksaan

13

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah: Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator). Gambar.1.5 Tandem Roller

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

14

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar. 1.6. Concrete Mixer Truck

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

g. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. Gambar. 1.7 Asphalt Paver

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

| DTSS Teknik Pemeriksaan

15

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2. Klasifikasi operasional Alat Berat Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt. Gambar. 1.8 Crawlercrane

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

b. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant. Gambar. 1.9 Tower Crane

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html

| DTSS Teknik Pemeriksaan

16

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane. Beberapa jenis Crane banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi. 1.1.3.) Fungsi alat berat Dirancang untuk melakukan berbagai aplikasi kehutanan dengan konfigurasi Log Loader, Harvester/Processor, dan Road Builder. Gambar. 1.10 Alat Berat Kehutanan

Sumber: Wedhanto (2009)

Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan yang digunakan pada excavator Gambar. 1.11 BACKHOE LOADER

Sumber: Wedhanto (2009)

| DTSS Teknik Pemeriksaan

17

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar. 1.12 EXCAVATOR HIDROLIC

Sumber: Wedhanto (2009)

Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator). Excavator digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti : Excavating (menggali) Loading (memuat material) Lifting (mengangkat beban) Hammering (menghancurkan batuan) Drilling (mengebor), dan lain sebagainya Perbedaan mendasar antara Excavator dan Mass Excavator terdapat pada kapasitas implement yang digunakan Gambar. 1.13 MOTOR GRADER

Sumber: Wedhanto (2009)

Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain

| DTSS Teknik Pemeriksaan

18

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah: Perataan tanah (Spreading). Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada pekerjaan tanah. Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing). Pembuatan parit (Crowning Ditching) Pemberaian butiran tanah (scarifying)

Pada umumnya Grader digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan jalan, diantaranya : Grading, Spreading, Ditching Scarifying Side Sloping Dozing Ripping Gambar. 1.14 Skid Steer Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Tergantung attachment (perlengkapan kerja)nya, Skid Steer Loader, disingkat SSL, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya : Loading, Dozing, Digging, Clamping, Grading, Leveling, dan sebagainya.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

19

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar. 1.15 Skidder

Sumber: Wedhanto (2009)

Ada dua jenis Skidder yang digunakan yaitu : Wheel Skidder Track Skidder Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging) Gambar. 1.16 Wheel Tractor Scrapper

Sumber: Wedhanto (2009)

Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat, memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka

pemeliharaan jalan. Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai

| DTSS Teknik Pemeriksaan

20

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm pula. Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada: (1) kedalaman tanah yang digali, (2) kondisi mesin, dan (3) operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers). Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja dengan ditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi yang kecil, sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan jarak angkut yang ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang sedang (+ 5 km) efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi beaya tiap ton (m3) maupun kecepatannya; Gambar 1.17 Articulated Dump Truck

Sumber: Wedhanto (2009)

Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

21

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar 1.18 Off Highway Truck

Sumber: Wedhanto (2009)

Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T Gambar.1-19. Wheel Dozer

Sumber: Wedhanto (2009)

Machine ini merupakan wheel loader yang dilengkapi dengan blade, dimana kegunaanya hampir sama dengan dozer.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

22

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.20 Track Type Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Track Type Loader digunakan untuk memuat material, sama halnya dengan wheel loader, hanya saja menggunakan track dan kapasitasnya lebih kecil.

Gambar 1.21. Wheel Loader

Sumber: Wedhanto (2009)

Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggaktonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

23

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader. Kegunaan dari Wheel Loader adalah untuk memuat material ke dalam ADT atau OHT. Pada wheel loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk aplikasi lainnya (tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA (Waste Handling Arrangement) Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya. Gambar. 1.22 Track Type Tractor

Sumber: Wedhanto (2009)

Track Type Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas

permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai. Disamping itu ada kegunaan lainnya yang bisa dilakukan oleh machine ini, tergantung dari attachment yang dipasangkan, yaitu : Ripping, bila dilengkapi dengan Ripper Skidding, bila dilengkapi dengan Winch

| DTSS Teknik Pemeriksaan

24

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1- 23 Telehandler

Sumber: Wedhanto (2009)

Penggunaan Telehandler tergantung dari attachment yang dipasangkan pada machine tersebut. Misalnya bisa digunakan sebagai forklift dengan daya jangkau yang lebih jauh. 1.1.4.) Spesifikasi Jenis Alat Berat Dalam prakteknya petugas bea dan cukai juga perlu mengetahui spesifikasi dari alat-alat berat yang ada. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh ketepatan dalam menentukan HS dan tariffnya. 1. Excavator Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain: Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit) Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit) Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck).

| DTSS Teknik Pemeriksaan

25

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.24 Komponen Excavator

Gambar..1.26 Komponen Excavator


7 inc TFT liquid Crystal display

Kabin
Hydraulic control valve

Bucket

Radiator dan Oil Cooler Under carriage

Engine

Main Pump

Sumber: Hinabi

Unit Operasional Excavator Operasional kerja menggunakan sistem hidrolik Pergerakan arm bucket dan perputaran body kabin (swing) dapat dikontrol melalui dua tuas utama yang ada di kanan-kiri sheat operator dalam kabin Travelling dikontrol oleh dua tuas yang dilengkapi dengan dua pedal didepan sheat operator Penyetelan operasi mesin ( RPM) dapat melalui display panel di depan sheat operator

| DTSS Teknik Pemeriksaan

26

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.25 Operasional Unit Excavator

Tuas penggerak bucket dan swing (putaran)

Display panel control

Tuas penggerak roda

Tuas penggerak arm (hidrolik)

Gambar.1.26
Ske ma Unde r Carriag e

Car r ie r Ro lle r

F in al d riv e Id le r T r ac k s h o e T r ack Ro lle r Sp ro c ke t

Sumber: Hinabi

Spesifikasi Excavator Komatsu tipe PC 200 (contoh) Model Engine Horse power Rated RPM Main pump Max oil flow Steering control Max travel speed Kapasitas Bucket : komatsu SAA6D107E-1 : 110 Kw 148 HP (net) : 2000 rpm : untuk Boom, arm, bucket, swing dan travel : 439 Lt/ menit : dua lever ( tuas ) yang dilengkapi pedal : 5.5 Km/ jam : 0,5 1,2 M 3

| DTSS Teknik Pemeriksaan

27

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Pelumasan dan bahan bakar (contoh) Tanki solar Oli mesin Final drive Swing drive Oli hidrolik Greasing : 400 lt (full tanki) : 23 lt : 3.3 lt tiap sisi : 6.6 lt : 135 lt : Under carriage, swing, arm, bucket

Pembagian Excavator : Alat kendali attachment Roda Roda Rantai Roda Karet Gambar.1.27 Excavator Hydraulic Controlled Cable Controlled

Sumber: hinabi

Jenis-jenis attachment yang dapat digabungkan : Back Hoe Power Shovel Dragline

| DTSS Teknik Pemeriksaan

28

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Clamshell Loader Gambar.1.28 Excavator Gambar.1.29 Excavator

Sumber: Hinabi

Gambar.1.30 Alat Pengangkut

Sumber: Hinabi 2. Buldozer Pada dasarnya merupakan traktor sebagai penggerak utama , yang ditambahkan dengan dozer tambahan (blade, ripper dll ). Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o Memiliki gigi track shoe yang lebih panjang dibanding excavator untuk memperkuat cengkraman ke tanah. Bisa memanfaatkan bebannya sendiri untuk mendorong (menyeret) sesuatu yang sangat berat. Alat utama berupa blade dan ripper.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

29

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Penggunaan Umum Pembuatan rintis jalan Mendorong dan menarik benda - benda berat Menggaruk material ( stock pile) di quarry Pertambangan Perkebunan : Land Clearing/ replanting Pembuatan jalan Pembuatan teras kontur Pembuatan tapak bangunan

Operasional Kerja Operasional unit dikendalikan oleh tuas control yang ada di kanan-kiri sheat operator dalam kabin Travelling control dikendalikan oleh tuas sebelah kiri sheat operator Blade control dikendalikan oleh tuas yang ada disebelah kanan sheat operator Gambar.1.31 Operasional Unit Bulldozer

Panel control Pedal gas

Travel control joystick

Blade control joystick

Sumber: Hinabi Sumber: Hinabi

| DTSS Teknik Pemeriksaan

30

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Spesifiakasi Bulldozer Komatsu D65 (contoh) Model enggine Jumlah Silinder Tenaga Rated RPM Undercarriage Jumlah Track Roller : 8 Un tiap sisi Jumlah Shoe Lebar shoe : 45 Un tiap sisi : 915 mm : komatsu SAA6D114E-3 : 6 Cyl : Net 153 KW 205 HP : 1950 RPM

Ground contact area : 60115 cm 2 Ground pressure area: 29.8 Kpa atau 4.32 Psi

Pelumasan dan bahan bakar (contoh) Bahan bakar Oil mesin Oil final drive Oil transmisi Oil hidrolik Grease : 514 lt (full tanki) : 28 lt : 27 lt : 48 lt : 55 lt : untuk under carriage dan nipple

Gambar. 1.32 Komponen Buldozer

Sumber: Hinabi

| DTSS Teknik Pemeriksaan

31

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

1. Berdasarkan alat geraknya / mounted, Bulldozer dapat dibedakan : a. Crawler tractor Dozer [ roda rantai ] b. Wheel tractor Dozer [ roda karet ] c. Swamp Bulldozer [ untuk daerah rawa ] 2. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan: a. cable controlled b. hydraulic controlled 3. Berdasarkan blade / pisau a. Universal Blade ( U - Blade ) Universal Blade (U-Blade). Blade ini memungkinkan bulldozer membawa muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan relatif kecil dalam jarak yang sangat jauh, Jenis blade ini digunakan untuk reklamasi tanah dan penyediaan tanah. b. Straight Blade ( S Blade ) Straigt blade (S-Blade), paling cocok untuk segala jenis lapangan, blade ini merupakan modifikasi dari U-blade. Manuver lebih mudah dan dapat menghandel material dengan mudah. c. Angling Blade ( A Blade ) Angling blade (A-blade) : dibuat sedemikian rupa agar dapat berposisi lurus maupun menyudut. Blade ini digunakan untuk

pembuangan kesamping, pembukaan jalan (pionering road). Gambar..1.33 Universal Blade

Sumber: Hinabi

| DTSS Teknik Pemeriksaan

32

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.34. Straight Blade

Sumber: Hinabi

Gambar.1.35 Angling Blade

Sumber: Hinabi

4. Berdasarkan blade / pisau a. Cushion Blade ( C Blade ) Blade ini dilengkapi dengan rubber cushion/bantalan karet untuk

meredam tumbukan. Selain untuk mendorong muatan juga dipakai untuk perawatan jalan b. Bowl dozer Blade dibentuk sedemikian rupa untuk membawa/mendorong material untuk jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin dalam jarak yang cukup jauh, dalam hal ini memungkinkan karena blade dilengkapi dinding-dinding besi. c. Light material U Blade ( U Blade , material ringan )

| DTSS Teknik Pemeriksaan

33

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.36 Cushion Blade

Gambar.. Bowl Blade

Sumber: Hinabi

Gambar.1.37 Bowldozer Blade

Sumber: Hinabi

Gambar.1.38 Light Material U Blade

Sumber: Hinabi

4. Operasi Bulldozer : Pengoperasian bulldozer dapat dilakukan , dengan : a. Slot Dozing menaikkan prod. 20% menaikkan prod.15b. Side by side dozing atau blade to bladedozing 20 %

| DTSS Teknik Pemeriksaan

34

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.1.41 Melakukan Slot Dozing

Sumber: Hinabi

Bulldozer digunakan untuk : a. Land Clearing b. Stripping ( pengelupasan top soil ) c. Side Hill cut d. Dozing Rock e. Down Hill Slot Dozing f. Membuka jalan kerja & penggususran ( 100 m ) g. Meratakan timbunan tanah h. dll 3. Scrapper Pembagian Scrapper berdasarkan : Mesin penggerak Type Roda Semi trailler Full trailler Hydraulic Controlled Cable Controlled Scraper bermesin tunggal Scraper bermesin ganda

Alat kendali

| DTSS Teknik Pemeriksaan

35

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Roda Rantai Roda Karet

Fungsi Scraper : Stripping top soil, mengelupaskan lapisan tanah permukaan yang jelek Meratakan kontur sekeliling bangunan Menggali saluran Menggali dan mengurug badan jalan Jarak angkut 100 m - 1000 m merupan jarak ekonomis untuk scraper .

Produksi Scraper : 1. Kapasitas scraper ditentukan oleh volume material yang dimuat dalam bowl [m3], tanah yang dimuat ini dalam kondisi loose. 2. Produksi scraper dinyatakan dalam jumlah tanah yang dapat dipindahkan tiap jamnya, dan untuk menghitung cycle time-nya, ada 2 hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Waktu tetap waktu yang dibutuhkan untuk muat ,

mempercepat gerakan pindah gigi, membuang muatan, memutar balik, mempersiapkan utnuk mengambil muatan 2. Waktu tidak tetap waktu untuk berjalan menuju tempat

membuang dan kembali mengambil muatan

Komponen-komponen Alat Berat Berdasarkan ketentuan umum mengenai klasifikasi bagian (lihat Penjelasan Umum Catatan untuk Bagian XVI), bagian dari mesin dari pos ini, secara khusus, bekerja alat (pisau, ember, dll), yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan booming dan pneumatik atau hidrolik silinder, cocok untuk pemasangan langsung untuk dasar mendorong, diklasifikasikan dalam pos 84,31. Secara umum, tidak hanya mencakup pos tetap atau mesin stasioner, tetapi juga pada mesin mobile, atau yang tidak bergerak otomatis. Pengecualian dalam hal ini adalah mesin yang dipasang di kendaraan yang tepat untuk Bab 86. Penggalian, dll, mesin diklasifikasikan dalam pos 86,04 jika mereka sudah terpasang pada kereta atau truk, atau dari jenis yang cocok untuk kopling ke dalam kereta berjalan pada jaringan kereta api apapun.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

36

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Railroad pemberat mesin penggali-screening sering dipasang di gerobak atau truk sesuai dengan kondisi ini. Di sisi lain, penggalian, dan lain-lain, mesin yang dipasang di truk atau platform yang tidak memenuhi spesifikasi dari rollingstock kereta api, tetap diklasifikasikan dalam pos ini. Gerak sendiri kendaraan untuk pelayanan dan pemeliharaan kereta api rel terdapat dalam pos 86,04. Pos 84.31 merupakan bagian yang cocok untuk digunakan semata-mata atau terutama dengan mesin dari pos 84.25 sampai dengan 84.30. Contoh

Komponen-komponennya

1. Silinder Penggerak Bak


Silinder penggerak dengan sumber daya oli hidrolik HS No.8412.21.0000 (8431.49.0000) 1

2. Suspensi Belakang
Suspensi dengan isi Oli Hidrolik & Gas Nitrogen HS No.8708.80.1400 2

3. Propeller Shaft
Penerus daya dari mesin ke gardan (axle) HS No. 8708.50.1900 3

4. Platform untuk Deck


Komponen pelat dengan proses stamping dipermukaannya. Untuk lantai disamping Kabin kemudi. HS No. 7326.90.9000 4

5. Kompresor
Untuk sistem pendingin udara HS No. 8414.80.9190 5

6. Pompa Hidrolik
Relief Pressure 20.6 Mpa Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak 6

| DTSS Teknik Pemeriksaan

37

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

7. Pompa Injeksi BBM


Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail

8. Operator Seat
Dilengkapi dengan sabuk pengaman 2 titik

9. Platform RH
Platfrom untuk peletakan Filter Udara

10. Tangki Hidrolik


Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder

11. Front Support


Konstruksi penahan kabin

12. Vessel
Bak penampung material angkut

| DTSS Teknik Pemeriksaan

38

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Komponenkomponen Buldozer
1 1

Komponenkomponen Excavator

Komponenkomponen Dump Truck


1

Komponenkomponen Motor Grader


1

Komponen-komponen Utama (Impor)

| DTSS Teknik Pemeriksaan

39

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

1. Pompa Injeksi BBM


Pompa injeksi langsung Hs No.8431.49.9000
1

2. Kabin
Kabin operator dengan Tuas kendali hidrolik HS No.8431.49.9000
2

3. Drive Shaft
3 Untuk meneruskan daya dari mesin ke penggerak akhir. HS No.8431.49.9000 4. Transmisi Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft. HS No.8431.49.9000

5. Engine
Tipe Diesel dg Turbocharger Daya: 135 HP (nett) HS No.8408.90.5090

6. Silinder Hidrolik
Penggerak alat kerja (attachment) No.8412.21.0000 (8431.49.9000 HS

7. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik tandem tipe gear pump.Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak. HS No.8431.49.9000 7

8. Rear Axle
Axle dengan penggerak No.8431.49.9000 8 akhir Sprocket. Hs

| DTSS Teknik Pemeriksaan

40

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

9. Front Counter weight


Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan

10. Tangki Hidrolik


Untuk menyimpan oli sistem hidrolik silinder

10

11. Tire
Ban performa offroad dengan ukuran 3.00-24-10PR

11

12. Tandem case

12

Komponen-komponen Utama (Impor)

1. Hydraulic Cylinder Penggerak dengan tekanan oli hidrolik HS 8431.49.9000


1

| DTSS Teknik Pemeriksaan

41

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2. Track Link / Shoe Plate Rantai penggerak pengganti ban HS 8431.49.9000


2

3. Control Valve Komponen pengontrol aliran oli hidrolik yang menggerakkan Silinder dan Travel Motor HS . 8431.49.9000
3

4. Engine Mesin dengan bahan bakar solar HS No. 8408.90.1010


4

5. Travel Motor Motor penggerak track link HS 8431.49.9000


5

6. Cabin Parts Kabin operator HS 8431.49.9000 Note: imported on un-assemble condition


6

7. Teeth & Adapter Komponen yang berfungsi sebagai pengurai material yang akan diangkat HS No. 8431.49.9000
7

8. Upper Roller & Lower Roller Platform dari rantai HS 8431.49.9000

| DTSS Teknik Pemeriksaan

42

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

9. Track Frame Rangka bawah sebagai platform dari rantai penggerak dan motor penggerak
9

10. Boom Bagian dari mekanisme penggerak Arm


10

11. Arm Bagian dari mekanisme penggerak bucket


11

12. Main Frame Rangka atas sebagai platform mesin, kabin dan komponen lainnya
12

13. Bucket komponen pengeruk material

13

Komponen-komponen Utama (Impor)

1. Case & Frame HS 8431.49.9000

| DTSS Teknik Pemeriksaan

43

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2. Engine HS 8408.90.5090

3. Radiator
HS 8431.49.9000

Komponen-komponen Utama (Impor)

Track HS 8431.49.9000

Track Roller Frame HS 8431.49.9000

Roller HS 8431.49.9000

| DTSS Teknik Pemeriksaan

44

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Komponen-komponen Utama (Impor)

Rear Axle 8431.20.000

1
FORKS FOR FORKLIFT TRUCK

Fork 8431.20.000

Front Axle 8431.20.000

3
ENGINE

Engine Assy 7612.90.9000

R ADIATOR

Radiator 7318.16.9000

| DTSS Teknik Pemeriksaan

45

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Komponen-komponen Utama (Impor) 1 Rear Axle 8431.20.000

FORKS FOR FORKLIFT TRUCK

Fork 8431.20.000

Front Axle 8431.20.000

3
ENGINE

Engine Assy 7612.90.9000

R ADIATOR

Radiator 7318.16.9000

| DTSS Teknik Pemeriksaan

46

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

1.2.) Latihan Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Saudara diminta untuk me-review kembali pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan berikut. 1) 2) 3) Jelaskan mengapa Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek! Jelaskan apa itu Buldozer dan Excavator! Mengapa daya saing suatu negara menjadi salah satu faktor yang mampu meningkatkan kemajuan perdagangan ? Jelaskan ! 4) 5) Jelaskan alat berat berdasarkan fungsinya ! Jelaskan klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya!

1.3.) Rangkuman 1) Pertumbuhan industri spare part alat berat nasional pada tahun 2010 diproyeksikan mengalami peningkatan hingga 100 persen menjadi 4.400 unit. Peningkatan produksi ini didukung oleh bergairahnya beberapa sektor ekonomi, seperti perkebunan dan pertambangan. Namun demikian, peningkatan produksi tersebut belum mampu melewati produksi pada 2008 yang mencapai 5.914 unit dan 2007 yang mencapai 4.700 unit. 2) Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. 3) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang

diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. 4) Pengertian alat berat dalam BTBMI adalah merupakan ketentuan penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang berkaitan dengan diri-gerak dan multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis, untuk mesin mendorong diri dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut: Buldoser dan angledozers; Grader dan Leveller; Pencakar; Mekanikal sekop; Multi-ember ekskavator; Shovel loader; Loader-transporter; Mesin pemadat; Mesin giling

| DTSS Teknik Pemeriksaan

47

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

5)

Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat Berat.

6)

Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat Pengolah Lahan b. Alat Penggali c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pemindahan Material e. Alat Pemadat f. Alat Pemroses Material g. Alat Penempatan Akhir Material

7) Klasifikasi

operasional

alat

berat

adalah

alat-alat

berat

dalam

pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak b. Alat Statis 8) Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator). 9) Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. 10) Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging).

| DTSS Teknik Pemeriksaan

48

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

11) Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat, memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka pemeliharaan jalan. 12) Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. 13) Jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers). 14) Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur. 15) Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T. 16) Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. 17) Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). 18) Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai. 19) Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o 20) Berdasarkan alat geraknya/mounted, Bulldozer dapat dibedakan: Crawler tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor Dozer [roda karet], Swamp Bulldozer [untuk daerah rawa].

| DTSS Teknik Pemeriksaan

49

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

21) Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled dan hydraulic controlled. 22) Berdasarkan blade/pisau, dozer dibedakan menjadi: Universal Blade (U Blade), Straight Blade (S Blade), Angling Blade (A Blade), Cushion Blade (C Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U Blade , material ringan) 1.4.) Tes Formatif 1 1) Mesin yang terdiri dari basis mendorong, sering lagu-bertelur, dengan pisau besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk pembukaan lahan... a. Grader dan Leveller b. buldoser dan angledozers 2) c. pencakar d. Mekanikal sekop

Mesin yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah tingkat mesin, dengan cara penggalian sebuah ember, ambil, dan lain-lain, dioperasikan baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop excavator, tarik sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di televisi kabel atau dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines). a. b. Grader dan Leveller Buldoser dan angledozers c. Pencakar d. Mekanikal sekop

3)

Roda atau mesin penjelajah dengan sebuah front-mount ember yang mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi dan pembuangan itu. a. b. Gerak sendiri shovel loader Multi-ember ekskavator c. Loader-transporter d. Pemadat mesin

4)

Fungsi utama yang menangani dan tidak transportasi, dilengkapi dengan ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran mereka intothe tubuh mesin. digunakan di pertambangan. a. b. Gerak sendiri shovel loader Multi-ember ekskavator c. Loader-transporter d. Pemadat mesin

5)

Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan. a. Dozer c. Backhoe

| DTSS Teknik Pemeriksaan

50

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

b. 6)

Scraper

d. Excavator

Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali. a. b. Shovel. Dragline. c. Scraper D. Clamshell

7)

Crane termasuk dikategorikan kedalam... a. b. Alat Pemadat Alat Penggali c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pengolah Lahan

8)

Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali. a. b. Loader Tamping roller c. Pneumatic-tired roller d. Compactor

9)

Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. a. b. Alat Penempatan Akhir Material Alat Pemroses Material c. Alat Pemadat d. Alat Pemindahan Material

10) Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat. a. Alat Statis b. Alat dengan Penggerak c. Alat Penempatan Akhir Material d. Alat Pemadat

11) Concrete spreader termasuk kedalam alat. a. b. Alat Penempatan Akhir Material Alat Pemroses Material Dump Truck, merupakan c. Alat Pemadat, d. Alat Pemindahan Material alat yang digunakan untuk

12) Articulated

memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur. a. b. c. d. Kapasitas terbatas dan jalan berlumpur Kapasitas terbatas dan jalan berlobang-lobang Kapasitas menengah dan jalan berlumpur Kapasitas menengah dan jalan berlobang-lobang 20o 25o c. 30o d. 45o

13) Angle Bulldozer dapat bergerak serong pada sudut a. b.

14) Di bawah ini adalah macam-macam jenis Bulldozer berdasarkan alat geraknya, kecuali a. b. Crawler Wheel c. Swamp d. Trowel

| DTSS Teknik Pemeriksaan

51

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

15) Off Highway Truck dapat digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas mulai dari... a. b. 20T 100T 40T 360T c. 40T 100T d. 100T 360T

1.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 1, disarankan agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci jawaban yang kami sediakan. Hitunglah persentase tingkat pemahaman (TP) anda, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TP =

Jumlah Jawaban Yang Benar x 100% Jumlah Keseluruha n Soal

Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan belajar 1 ini. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 2. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan tabel berikut :

Tingkat Pemahaman 90 < TP 100% 80 < TP 70 < TP 60 TP TP < 60 90% 80% 70%

Skala Nilai Amat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

| DTSS Teknik Pemeriksaan

52

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

KEGIATAN BELAJAR - 2
Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan Kunjungan Ke Lokasi Pabrik

Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan dapat melakukan pemeriksaan fisik alat berat dan dapat membandingkan antara teori dan praktek tentang alat berat.

2.1.)

Uraian dan contoh

Pemeriksaan fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor dan ekspor yang diperiksa. Untuk pemeriksaan barang ekspor didasarkan pada Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P- 27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor yang: a. akan diimpor kembali; b. pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali; c. mendapat fasilitas KITE; d. dikenai Bea Keluar; e. berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau f. berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan. Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di : a. b. Kawasan Pabean pelabuhan muat; gudang Eksportir; atau

| DTSS Teknik Pemeriksaan

53

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

c.

tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean. Sedangkan pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian dan penetapan nilai pabean. Kegiatan pemeriksaan ini mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor. 139/PMK.04/2007 tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor. Terhadap barang impor dilakukan pemeriksaan pabean berdasarkan pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh importir. Pemeriksaan pabean meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang. Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan analisis manajemen resiko. Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa dokumen dilakukan dengan untuk benar, memastikan dan bahwa pemberitahuan pelengkap pabean, yang

diberitahukan

dokumen

pabean

diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen oleh sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa

pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang disajikan oleh sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penetapan berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa dokumen hanya bertanggung jawab atas penetapan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara selektif terhadap barang ekspor yang:

a. mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk dan/atau cukai;


atau

b. dikenai Bea Keluar.


Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh

| DTSS Teknik Pemeriksaan

54

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

eksportir yang merangkap sebagai importir dengan kategori low risk dapat tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam hal terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan memperhatikan reputasi eksportir yang meliputi:

a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai


sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan
pajak;

c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur


Audit; dan

d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai wajib


pajak patuh. Terhadap eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau importir lain yang mendapat status yang dipersamakan dengan importir jalur prioritas diperlakukan sebagai Eksportir tertentu. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam hal terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau terdapat bukti permulaan yang cukup telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan yang dilakukan oleh Eksportir yang berstatus sebagai importir jalur prioritas atau importer yang mendapat status dipersamakan dengan importer jalur prioritas.

2.1.1.) Persiapan pemeriksaan alat berat/komponen alat berat secara umum Untuk keperluan kepustakaan maka seharusnya pemeriksa alat berat memiliki: 1. Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).

Pemeriksa barang hendaknya memperhatikan barang apa yang akan diperiksa dan menghubungkannya dengan pos-pos pada BTBMI. Hasil pemeriksaan agar mengacu ke BTBMI sehingga pemeriksaan dapat digunakan secara efektif oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen. 2. Buku pengetahuan barang.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

55

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Pemeriksa barang perlu melengkapi diri dengan literatur yang berkaitan dengan identifikasi barang 3. Menggali informasi lain dari situs internet. Pemeriksa barang haruslah kreatif dalam menggali sumber informasi tentang barang dalam hal ini alat berat yang akan diperiksa. Situs yang diddapat dari search engine seperti www.google.com juga sangat membantu pemeriksa barang dalam melakukan pengayaan informasi tentang barang yang akan diperiksa Selain yang bersifat soft skill maka pemeriksa barang juga harus melengkapi dirinya dengan hard skill atau hard tools. Perlengkapan dimaksud yaitu: 1. Cutter / pisau saku, berfungsi untuk membuka karton / pengemas barang (sebagai cadangan apabila pengurus/buruh tidak membawa cutter). 2. Senter kecil, berfungsi sebagai alat penerangan apabila barang tidak dikeluarkan dari kontainer, misalnya untuk melihat plate, atau

barang/kemasan tertentu dalam kontainer. 3. Alat tulis kantor berupa: Spidol (permanent marker) untuk menandai barang Ballpoint untuk menulis Laporan Hasil Pemeriksaan

4. Alat pengukur (meteran, macrometer dan sejenisnya) berfungsi untuk mengukur panjang barang / carton / kemasan. 5. Kacamata / sarung tangan / Topi / Helm pengaman (bila perlu), diperlukan apabila menghadapi barang yang perlu penanganan khusus. 6. Kalkulator, berfungsi untuk melakukan penghitungan jumlah barang atau konversi satuan barang. 7. Tas kecil (untuk menyimpan peralatan kerja selama proses pemeriksaan) Untuk melakukan identifikasi alat berat dalam rangka pemeriksaan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

| DTSS Teknik Pemeriksaan

56

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

1. Memperhatikan gambar yang tertera di masing-masing penjelasan identifikasi


pengertian alat berat untuk mengenali dan membedakan macam alat berat.

2. Perhatikan pengemas.
Salah satu tanda-tanda mesin dalam keadaan baru atau bekas dapat dilihat dari konsdisi pengemas barang. Pengemas yang dimaksud yaitu mesin

dimasukkan kedalam kemasan terbuat dari kayu (semacam krat) dan dibungkus plastik rapi. Krat/crate yang berisi lepasan-lepasan alat berat pengangkutannya dapat dimasukkan kedalam kontainer atau tidak, tergantung dari ukuran krat/mesin yang bersangkutan. alat yang ukurannya besar, melebihi ukuran kontainer yang ada, biasanya tidak dimasukkan kedalam kontainer.

3. Perhatikan bentuk fisik barang: Ketahui mesin diimpor dalam keadaan baru
atau bekas: Salah satunya dengan melihat apakah terdapat ceceran atau rembesan oli yang keluar dari seal mesin. Juga diperhatikan apakah terdapat pengecatan ulang (recolour) untuk mengelabui petugas sehingga tidak bias dibedakan antara yang baru dengan bekas. (silencer) tidak terdapat jelaga yang berlebihan. Pada knalpot

4. Perhatikan brosur, leaflet, manual books atau sejenisnya.


Setelah pengemas dibuka maka pada mesin dalam keadaan baru akan ditemukan adanya brosur, leaflet, manual books atau sejenisnya 5. Temukan/cari name plate barang bersangkutan Berbeda dengan brosur, leaflet dan manual books maka posisi name plate pasti melekat pada fisik barang tersebut. Name plate dibuat dari selembar

logam yang ditempel pada body mesin yang bersangkutan, lihat gambar di bawah ini. Informasi Name plate bisa jadi lebih berharga di banding dengan brosur. Informasi di name plate menggambarkan informasi sebagai berikut: a. Nama barang b. Merk c. Negara asal d. Pabrik pembuat

| DTSS Teknik Pemeriksaan

57

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

e. Spesifikasi barang bersangkutan (voltage/watt/ampere/RPM/PK/Horse Power) i. Kemampuan hisap serta kemampuan melontarkan air (untuk pompa air), atau kemampuan menghisap atau mengisi udara (untuk pompa udara atau kompresor) ii. Kemampuan menuai/menebah (untuk mesin tebah) padi per satuan waktu iii. Konsumsi bahan bakar yang dipergunakan per satuan waktu 6. Perhatikan antara brosur, name plate dengan fisik barang yang bersangkutan. Jika terdapat kecocokan antara ketiganya maka dapat dikatakan bahwa pengimporan barang impoir tersebut sesuai dengan pemberitahuan yang disampaikan importir

2.1.2.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang

dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan fisik barang yang mendapat kemudahan ekspor yang akan dikonsolidasi dapat dilakukan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir atau di tempat konsolidasi barang ekspor. Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi :

a. jenis barang; b. jumlah barang; c. spesifikasi teknis barang; d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

58

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurangkurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum

pemeriksaan dilakukan. Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik,

ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa, Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC. Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum tersedia pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan hingga eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang

diberitahukan dalam PEB. Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib membatalkan PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis barangnya sesuai dengan barang yang akan diperiksa. Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang tetap dilaksanakan dengan ketentuan : eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total nilai FOB; Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM. Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada. Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi (NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

59

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara : meneliti kemasan barang dan TPPBC; menghitung kemasan yang di-stuffing. Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti kemas, jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani PM. Untuk dapat memasukkan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Eksportir mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini (P30/BC/2009 tentang perubahan kedua atas peraturan Dirjen Bea dan Cukai nomor P-40/BC/2008 tentang tata laksana kepabeanan di bidang ekspor). Pemasukan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan PEB, NPPD, dan setelah mendapat izin dari Kepala Kantor Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya dan telah mendapat keterangan tertulis dari surveyor tentang telah selesainya pemeriksaan atas barang ekspor yang akan dimasukkan ke Kawasan Pabean. Mekanisme Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor 1. Pejabat di Kantor Pemeriksaan i. Menerima PPB dan PEB melalui faksimili atau melalui sarana komunikasi lainnya dari Kantor Pemuatan; ii. Mencantumkan nama Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan dan menetapkan tingkat pemeriksaan pada PPB; iii. Menerbitkan Surat Tugas; iv. Menyerahkan kepada Pemeriksa : a. PPB; b. Formulir PM; c. Surat Tugas.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

60

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

v. Menerima dari Pemeriksa PPB dan menatausahakannya. 2. Pemeriksa : i. Menerima dari Pejabat Kantor Pemeriksaan : a. PPB; b. Formulir PM; c. Surat Tugas; ii. Menerima dari eksportir/kuasanya : PEB yang telah mendapat Nomor Pendaftaran dan telah

ditandatangani serta dibubuhi cap perusahaan; Invoice dan packing list; Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan; PPB.

iii. Melakukan pemeriksaan fisik barang sesuai instruksi pemeriksaan yang tercantum pada PPB; iv. Meneliti pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor; v. Mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada bagian belakang PEB dan menandatangani PM; vi. Menyerahkan kepada eksportir/kuasanya : a. PEB yang telah berisi hasil pemeriksaan fisik barang; b. Invoice dan Packing list; c. Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan. vii. Menyerahkan PPB kepada Pejabat Kantor Pemeriksaan.

2.1.3.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Impor Ketentuan impor barang modal bukan-baru (bekas) diperpanjang masa berlakunya menyusul diterbitkannya Permendag Nomor 63/M-

DAG/PER/12/2009. Permendag ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2010 dan merupakan perpanjangan dari ketentuan sebelumnya yaitu Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/12/2008 tanggal 24 Desember 2008.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

61

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Kebijakan memperpanjang masa berlaku Ketentuan Impor Barang Modal Bukan Baru ditujukan untuk mengimbangi daya beli sektor industri di tanah air yang masih lemah akibat belum kondusifnya perekonomian Indonesia.

Perusahaan rekondisi/remanufakturing, selain mengimpor untuk kebutuhan di dalam negeri juga dapat mengekspor hasil proses rekondisi/remanufakturingnya dan memenuhi pesanan pemakai langsung. Perusahaan yang melanggar ketentuan yang berlaku akan dikenakan sanksi, yaitu pencabutan Angka Pengenal Importir (API) dan/atau pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berkaitan dengan impor alat berat, terdapat ketentuan bahwa atas impor bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alatalat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 99/KMK.05/2000 tanggal 31 Maret 2000 oleh industri alat-alat besar diberikan fasilitas keringanan bea masuk dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Atas impor bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat
besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar diberikan keringanan bea masuk sehingga tarif akhir bea masuknya menjadi 5 % (lima persen).

2. Dalam hal tarif bea masuk yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia (BTBMI) 5 % (lima persen) atau kurang, maka yang berlaku adalah tarif bea masuk dalam BTBMI. Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk, apabila pada saat

pengimporannya tidak memenuhi ketentuan tentang jumlah, jenis, spesifikasi barang yang tercantum dalam daftar barang, dipungut bea masuk dan pungutan impor lainnya dan tidak dikenakan denda; Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah

| DTSS Teknik Pemeriksaan

62

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk hanya dapat digunakan untuk kepentingan industri yang bersangkutan. Penyalahgunaan bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar akan mengakibatkan batalnya fasilitas bea masuk yang diberikan, sehingga bea masuk yang terhutang harus dibayar dan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100 % (seratus persen) dari kekurangan bea masuk.

Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang adalah dalam rangka memperoleh data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk: a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription); b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported); c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang; d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan; e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar Untuk mempermudah pemahaman peserta akan pekerjaan pemeriksaan fisik yang dilakukannya dan bagaimana keterkaitannya dengan bagian lain, maka di bawah ini digambarkan bagan alur pemeriksaan barang. Pemeriksaan fisik Barang untuk setiap PIB dilakukan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pemeriksa Barang yang ditunjuk secara langsung melalui Sistem Aplikasi atau oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen. Pejabat Pemeriksa Dokumen dapat menunjuk Pejabat Pemeriksa Barang lebih dari satu orang, dalam hal jumlah dan atau jenis barang yang akan diperiksa mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga apabila diperiksa oleh satu orang Pejabat Pemeriksa Barang membutuhkan waktu yang cukup lama, dan menghambat kecepatan penyelesaian suatu importasi.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

63

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Gambar.2.1 Bagan Alur Penetapan Tarif Impor dan Posisi Pekerjaan Pemeriksaan Barang
PIB
Tidak masuk analyzing point dan payment verification /jalur prioritas Download P I B
Mandatory check/ Content Check

Tidak masuk payment verification

Payment Verification

Di sini pekerjaan pemeriksaan fisik barang

Analyzing Point

Nomor Pendaft. PIB Jalur Hijau Penetapan Jalur Jalur Merah

SPPB Berkas PIB Pendok PFPD INP / DNP 7 Hr Penetapan Keberatan

Hi Co Scan

SPJM Pendok Periksa Fisik LHP PFPD BPIB INP/DNP 7 Hr Penetapan SPPB

SPKPBM SSPCP/Jaminan

Sumber: Modul Pemeriksaan Dokumen Dengan Komputer

SPPB SPJM NIK

: Surat Persetujuan Pengeluaran Barang : Surat Pemberitahuan Jalur Merah : Nomor Identitas Kepabeanan

Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi Pemeriksaan menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang ditunjuk adalah pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan namanya sudah dientry oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir. Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik barang lebih dari satu PIB.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

64

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik barang : a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan pemeriksaan fisik barang. b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang. c. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada PFPDnya. Pemeriksaan fisik barang impor dilakukan oleh pejabat pemeriksa fisik berdasarkan instruksi pemeriksaan yang diterbitkan oleh pejabat bea dan cukai atau system komputer pelayanan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan di : a. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) atau tempat lain yang disamakan dengan TPS; b. Tempat Penimbunan Pabean (TPP);atau c. Tempat Penimbunan Berikat (TPB). Apabila dalam pemeriksaan fisik barang impor dibutuhkan pengetahuan teknis tertentu, pejabat bea dan cukai dapat meminta bantuan pihak lain yang memiliki pengetahuan teknis tersebut. Dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik, importir atau kuasanya mendapat pemberitahuan pemeriksaan fisik dari pejabat bea dan cukai atau dari sistem komputer pelayanan. Importir atau kuasanya wajib menyiapkan dan

menyerahkan barang impor untuk diperiksa, membuka setiap bungkusan, kemasan, atau peti kemas yang akan diperiksa serta menyaksikan

pemeriksaan tersebut. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan pemeriksaan fisik.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

65

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Dalam hal berdasarkan pemeriksaan pabean terdapat : a. Barang impor yang tidak diberitahukan;atau b. Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor, maka pejabat pemeriksa dokumen menyerahkan pemberitahuan pabean beserta dokumen pelengkap pabeannya tersebut kepada pejabat bea dan cukai yang bertanggung jawab dibidang pengawasan untuk dilakukan penyelidikan. Tingkat Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat :

a. Tingkat Pemeriksaan 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang


dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

b. Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang


dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli;

c. Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang


dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang; Mekanisme Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat Impor a. Alat berat/komponen alat berat impor yang diangkut dalam petikemas (container), Pejabat Pemeriksa Barang : 1) mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor yang akan diperiksa; 2) 3) 4) memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa; mengawasi stripping barang dari dalam petikemas; menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa: i. Dalam hal jumlah dan jenis kemasan kedapatan sesuai: (1) untuk party barang impor yang terdiri dari 1 (satu) jenis barang yang dikemas dalam kemasan standar (standard of packing), kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang

| DTSS Teknik Pemeriksaan

66

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah kemasan yang terdapat dalam setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa; (2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang, kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari tiap jenis barang yang terdapat dalam setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa; (3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen); (4) Terhadap jenis barang yang memerlukan penanganan khusus (diangkut dengan reefer container) pemeriksaan dapat dilakukan di gudang/tempat penimbunan milik importir; ii. Dalam hal jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen). b. Alat berat/komponen alat berat impor diangkut dalam kemasan lain dari petikemas, Pejabat Pemeriksa Barang: 1) Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa; 2) Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa :

a) Dalam hal jumlah dan jenis kemasan kedapatan sesuai:


(1) untuk party barang impor yang terdiri dari 1 (satu) jenis barang yang dikemas dalam kemasan standar (standard of packing), pemeriksaan fisik barang dilakukan sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah kemasan barang impor yang akan diperiksa; (2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang, pemeriksaan fisik barang dilakukan sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari tiap jenis barang yang akan diperiksa;

| DTSS Teknik Pemeriksaan

67

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

(3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen).

b) Apabila jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai,


maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen).

c. Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah


barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen, Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa; 2) merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa; 3) memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan pemeriksaan fisik; 4) dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai, pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen); 5) dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen).

e. Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang
diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean;

f. Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara


Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK, dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan yang berasal dari negara asal barang).

| DTSS Teknik Pemeriksaan

68

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Tata Kerja Pengambilan Contoh dan/atau Foto Alat Berat/Komponen Alat Berat

Pejabat Pemeriksa Alat Berat/Komponen Alat Berat: a. Memberitahu importir atau kuasanya tentang pengambilan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat; b. Menunjuk kemasan dimana barang contoh dan foto alat berat/komponen alat berat harus diambil; c. Menerima contoh dan foto alat berat/komponen alat berat dari importir atau kuasanya; d. Memperhatikan dan memastikan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat yang diajukan sudah memenuhi syarat dan kualifikasi untuk dapat digunakan dalam penetapan klasifikasi dan penetapan nilai pabean; e. Memberikan paraf dan mencantumkan tanggal pemeriksaan pada contoh barang; f. Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang Impor

g. Meminta kepada importir atau kuasanya untuk menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang Impor; h. Menyerahkan lembar ke-2 Berita Acara Pengambilan Contoh alat

berat/komponen alat berat kepada importir atau kuasanya; i. Menyerahkan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat bersama dengan lembar ke-1 Berita Acara Pengambilan Contoh Barang kepada staf Seksi Kepabeanan dan Cukai bersama-sama dengan packing list dan LHP. 2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen Alat Berat Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam LHP yang memuat :

1. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi : a) uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut; b) merek dan tipe barang, apabila ada; c) spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya : 2. kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI); 3. kondisi barang (baru, bekas, scrap);

| DTSS Teknik Pemeriksaan

69

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang.

4. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang


bersangkutan;

5. Jenis kemasan barang; 6. Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa
dengan copy invoice dan atau packing list;

7. Dalam hal hasil pemeriksaan memerlukan penelitian lebih lanjut dari


Laboratorium, memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;

8. Dalam hal hasil pemeriksaan memerlukan keterangan dari instansi terkait,


memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;

9. Dalam hal hasil pemeriksaan merupakan hasil pemeriksaan bersama,


memberikan keterangan tentang hal tersebut pada LHP;

10. Memberikan catatan nomor PIB, nomor petikemas/kemasan, tanggal


pemeriksaan dan mencantumkan nama dan NIP serta membubuhkan tanda tangan pada contoh barang dan atau foto barang. Laporan Hasil Pemeriksaan fisik (LHP) secara umum memuat isian beberapa unsur sebagai berikut : a) Nomor dan Tanggal PIB b) Tempat dan tanggal dilakukannya pemeriksan fisik c) nama importir atau kuasanya yang menyaksikan pemeriksan fisik, d) Waktu (menit, jam dan tanggal) mulai dan akhir pemeriksaan fisik serta kalau terdapat jeda waktu pemerikaan fisik karena kendala teknis seperti hujan atau sebab lainnya; e) Tingkat pemeriksaan, termasuk perubahan tingkat pemeriksaan menjadi 100% beserta alasannya; f) Nomor dan ukuran petikemas (container) yang diperiksa dalam hal barang dimuat dalam petikemas (container); g) Jumlah, nomor dan jenis kemasan barang impor yang diperiksa; h) Uraian jumlah dan jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi : i. jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang bersangkutan; ii. uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang bersangkutan; iii. merk dan tipe barang (apabila ada);

| DTSS Teknik Pemeriksaan

70

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

iv. spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang; v. kondisi barang (baru atau bukan baru); vi.keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang dalam rangka pengklasifikasian dan peneletian nilai pabean. i) Keterangan tambahan dalam hal : i. pengambilan contoh barang dan/atau foto barang dan/atau dokumen tentang spesifikasi produk yang menyertai barang; ii. pemeriksaan fisik memerlukan penelitian lebih lanjut dari Laboratorium; iii. pemeriksaan fisik memerlukan keterangan dari instansi terkait; iv. pemeriksaan fisik merupakan hasil pemeriksaan bersama; v. pemeriksaan fisik tidak dapat dilakukan berserta alasannya, j) Kesimpulan tentang jumlah dan jenis barang yang diperiksa sesuai dengan perintah pemeriksaan sebagaimana dituangkan dalam istruksi pemeriksaan. k) Nama dan NIP Pejabat Pemeriksa Barang. Dalam hal Kantor Pelayanan telah menerapkan PDE Kepabeanan, Pejabat Pemeriksa barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik (LHP) kedalam sistem aplikasi pelayanan. 2.1.5.) Penjelasan design dan pengenalan alat berat/komponen alat berat di lokasi pabrik Dalam kunjungan ke lokasi pabrik alat-alat berat akan dijelaskan mengenai rancangan macam-macam alat berat, sehingga peserta akan dapat memperluas cakrawala pemahamannya mengenai teori-teori yang pada kegiatan belajar satu telah didapatkannya. Dengan demikian peserta akan memperoleh pengetahuan yang lebih rinci berkaitan dengan alat-alat berat guna mereka melakukan pemeriksaan. Pengenalan akan di arahkan pada komponen-komponen seperti di bawah ini:

1. Komponen Engine yang terdiri dari :


a. Engine Assy (Assembly / komplit) b. Komponen yang ada di Engine, yaitu fuel injection pump, starting motor, alternator, turbocharger, compressor, power steering pump, oil pump, water pump, dll.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

71

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2. Komponen Chasis terdiri dari :


a. Transmission b. Torque Converter c. Coupling d. Axle e. Final Drive f. Travel Motor

g. Main Pump h. Hydraulic Pump i. j. Cylinder Assy (Arm, Boom, Bucket, Blade, dll) Dll

3. Komponen Work Equipment / Attachment terdiri dari :


a. Hydraulic Winch b. Hydraulic Breaker c. Bucket d. Log Clamp e. Ripper Pada prinsipnya komponen di atas tidak dirancang untuk rusak dan mengakibatkan harus dilakukan penggantian komponen tersebut. Beberapa alasan yang mengakibatkan harus dilakukan penggantian komponen, antara lain : 1. Fungsi dari alat berat tersebut berubah, misalkan Excavator sebelumnya berfungsi untuk mengeruk tanah menjadi pemecah batu, maka harus dilakukan penggantian work equipment / attachment dari bucket menjadi hydraulic breaker. 2. Mis-application (salah aplikasi dari alat berat), hal ini sering terjadi dikarenakan kecerobohan dari operator atau pimpinan lapangan. Misalkan bucket pada excavator dipergunakan untuk memecah batu yang besar maka dapat mengakibatkan kerusakan di bucket, arm, boom dan cylinder. 3. Mis-operation (salah pengoperasian dari alat berat), sama halnya misapplication kejadiannya dikarenakan kecerobohan. Misalkan excavator seharusnya bekerjanya lebih banyak statis dipergunakan untuk banyak jalan

| DTSS Teknik Pemeriksaan

72

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

(travelling), maka dapat mengakibatkan kerusakan di final drive atau travel motor. 4. Mis-maintenance (salah melakukan pemeliharaan dari alat berat), hal ini umumnya kecerobohan baik dari pihak mekanik maupun operator. Sebagai contoh, tidak sedikit kejadian engine block pecah terkena connecting rod. 5. Accident (kecelakaan), kejadian kecelakaan atas alat berat di Indonesia sudah menjadi sesuatu yang biasa karena keselamatan karyawan maupun alat berat bukan merupakan perhatian utama. Misalkan alat berat tertimpa pohon, terguling dari tebing, terbenam di lumpur, dll. Salah satu contoh kecerobohan yang terjadi tetapi berakibat fatal, bukan hanya terjadi di lapangan saja tetapi workshop / bengkel. Contohnya apabila palu tertinggal di axle atau kunci tertinggal di final drive, akan mengakibatkan terjadinya kehancuran gigi gigi dari gear. Kelihatannya sesuatu yang tidak masuk akal dan sesuatu yang keterlaluan, tetapi itulah kenyataan sebenarnya yang terjadi. Tidak jarang pula kebutuhan akan komponen tidak dipenuhi, namun komponen yang tersedia dapat dipergunakan dengan sedikit ataupun banyak modifikasi. Misalkan engine yang tersedia harus dilakukan modifikasi dengan memakai suku cadang dari engine yang rusak yaitu dengan cara mengganti housing flywheel, intake manifold, exhaust manifold, atau mengubah dudukan engine mounting, dll. Disinilah perlunya technical knowledge dalam melakukan modifikasi, tetapi tidak perlu khawatir bahwa banyak mekanik yang dapat dan sering melakukannya. Diharapkan dengan penjelasan-penjelasan rancangan alat berat oleh pengelola pabrik kepada peserta, maka pemahaman peserta akan semakin meningkat mengenai komponen-komponen alat berat. Kemudian dilakukan pengenalan pada bentuk fisik alat-alat berat, yang dapat dibagi ke dalam macam-macam alat sebagai berikut: a. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan

| DTSS Teknik Pemeriksaan

73

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. c. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. d. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.

e. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material

| DTSS Teknik Pemeriksaan

74

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant. g. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. Setelah peserta diperkenalkan dengan macam-macam alat berat, selanjutnya peserta akan diperkenalkan macam-macam alat berat namun ditinjau dari sudut alat yang menggerakkannya. Alat-lat tersebut adalah: a. Alat dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt. b. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.

2.2.)

Latihan

1) Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik barang untuk ekspor? Dan dimana saja dapat dilakukan pemeriksaan fisik barang ekspor? 2) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang ekspor? 3) Apa tujuan pemeriksaan fisik barang impor dan dimana saja tempat dilakukannya pemeriksaan fisik barang impor? 4) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang impor? 5) Bagaimana melakukan tahapan melakukan klasifikasi barang untuk

keperluan pos tariff?

| DTSS Teknik Pemeriksaan

75

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2.3.)

Rangkuman

1) Pemeriksaan fisik ekspor barang adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor dan ekspor yang diperiksa. 2) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor yang: a. b. c. d. e. f. akan diimpor kembali; pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali; mendapat fasilitas KITE; dikenai Bea Keluar; berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan. 3) Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di : a. b. c. Kawasan Pabean pelabuhan muat; gudang Eksportir; atau tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean. 4) Pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian

dan penetapan nilai pabean. 5) Pemeriksaan pabean meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang. 6) Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan analisis manajemen resiko. 7) Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa dokumen dilakukan untuk memastikan bahwa pemberitahuan pabean, diberitahukan dengan benar, dan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen oleh sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa

| DTSS Teknik Pemeriksaan

76

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang disajikan oleh sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penetapan berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa dokumen hanya bertanggung jawab atas penetapan. 8) Pemeriksaan fisik barang ekspor dilakukan secara selektif terhadap barang ekspor yang: (i) mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk dan/atau cukai; atau (ii) dikenai Bea Keluar. 9) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan

memperhatikan reputasi eksportir yang meliputi: a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir; b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan pajak; c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur Audit; dan d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai wajib pajak patuh. 10) Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. 11) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi : a. jenis barang; b. jumlah barang; c. spesifikasi teknis barang;

| DTSS Teknik Pemeriksaan

77

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan. 12) Laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC, meliputi : a. jenis barang; b. jumlah barang; c. spesifikasi teknis barang; d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan. e. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor; f. Klasifikasi barang berdasarkan HS;

g. Total nilai FOB. 13) Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurangkurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum pemeriksaan dilakukan. 14) Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik, ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa, Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC. 15) Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum tersedia pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan hingga eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang diberitahukan dalam PEB. 16) Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib membatalkan PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis barangnya sesuai dengan barang yang akan diperiksa. 17) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang tetap dilaksanakan dengan ketentuan : a. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total nilai FOB; b. Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM. Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

78

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

18) Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi (NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit. 19) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara : a. b. meneliti kemasan barang dan TPPBC; menghitung kemasan yang di-stuffing.

20) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti kemas, jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani PM. 21) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk: a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription); b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported); c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang; d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan; e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar 22) Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi Pemeriksaan menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang ditunjuk adalah pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan namanya sudah dientry oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir. 23) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik barang lebih dari satu PIB. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik barang : d. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan pemeriksaan fisik barang. e. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di

| DTSS Teknik Pemeriksaan

79

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang. f. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada PFPDnya. 24) Pemeriksaan fisik barang dilakukan di : (i) Tempat Penimbunan Sementara (TPS) atau tempat lain yang disamakan dengan TPS; (ii) Tempat Penimbunan Pabean (TPP); atau (iii) Tempat Penimbunan Berikat (TPB). 25) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; 26) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; 27) Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang; 28) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat Pemeriksa Barang : a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor yang akan diperiksa; b. memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa; c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas; d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa: 29) Dalam hal barang impor diangkut dalam kemasan lain dari petikemas, Pejabat Pemeriksa Barang: a. Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa;

| DTSS Teknik Pemeriksaan

80

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

b. Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa : 30) Dalam hal barang impor dalam bentuk curah, Pejabat Pemeriksa Barang : a. menghitung/mengukur jumlah atau volume barang; b. mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan packing list yang telah dilegalisir oleh Pejabat Penerima Dokumen. 31) Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen, Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa; b. merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa; c. memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan pemeriksaan fisik; d. dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai, pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen); e. dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen). 33) Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean; 34) Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK, dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan yang berasal dari negara asal barang). 35) Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk dapat mengklasifikasi suatu barang dengan benar: a. b. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi barang. Langkah kedua yaitu melakukan klasifikasi barang. Pada saat ini sistem pengklasifikasian barang di Indonesia didasarkan pada Harmonized

| DTSS Teknik Pemeriksaan

81

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

System dan dituangkan dalam bentuk suatu daftar tarif yang dikenal dengan sebutan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). 36) Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam LHP yang memuat : a. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :


b. c. d. e.

uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut; merek dan tipe barang, apabila ada; spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya :

kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI); kondisi barang (baru, bekas, scrap); keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang bersangkutan;

f. g.

Jenis kemasan barang; Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa dengan copy invoice dan atau packing list;

2.4.)

Tes Formatif

1) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor berikut, kecuali a. b. c. d. akan diimpor kembali; akan diekspor kembali; akan dikenai Bea Keluar; akan dikenai Bea Masuk;

2) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor, kecuali a. kawasan pabean pelabuhan muat; b. gudang perwakilan importir c. gudang Eksportir; d. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean. 3) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Berikut adalah dasar penetapan eksportir tertentu, kecuali

| DTSS Teknik Pemeriksaan

82

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir; b. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir; c. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan pajak; d. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur Audit; 4) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Berikut cakupan pemeriksaan fisik barang ekspor, kecuali a. kualitas barang; b. jenis barang; c. jumlah barang; d. spesifikasi teknis barang;

5) Berikut adalah isi laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC,
kecuali a. jenis barang, jumlah barang, spesifikasi teknis barang; b. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan. c. Total bea masuk d. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;

6) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda
dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang tetap dilaksanakan dengan ketentuan. Mana pernyataan yang salah berikut ini a. b. c. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang; eksportir membuat pemberitahuan perubahan total nilai FOB; pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM. d. petugas bea dan cukai memanggil eksportir yang bersangkutan untuk konfirmasi

7) Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh


a. b. Kakanwil dimana wilayah eksportir berada Kepala kantor bea dan cukai dimana wilayah eksportir berada

| DTSS Teknik Pemeriksaan

83

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

c. d.

Direktur verifikasi dan audit. Direktur penyidikan

8) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang, wajib


dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara berikut, kecuali a. b. c. d. meneliti kebenaran stuffing meneliti kemasan barang meneliti TPPBC; menghitung kemasan yang di-stuffing.

9) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan


penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan hal-hal berikut ini, kecuali.. a. b. c. d. Nomor peti kemas Tanggal pengiriman Jenis peti kemas; Nomor segel.

10) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh
data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription); b. mencegah kesalahan pemberitahuan negara tujuan barang c. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported); d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan; 11) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik barang lebih dari satu PIB. Mana pernyataan salah berikut ini a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan pemeriksaan fisik barang. b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan pemeriksaan jabatan. c. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan jabatan di tanggung oleh DJBC. d. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh pemeriksa ke dalam aplikasi ekspor. Dan bila LHP belum direkam maka dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa

| DTSS Teknik Pemeriksaan

84

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada PFPDnya. 12) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik barang dilakukan, kecuali a. Tempat Penimbunan Sementara b. Tempat Penimbunan Khusus; c. Tempat Penimbunan Pabean; d. Tempat Penimbunan Berikat. 13) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut, kecuali a. fotocopy invoice b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli; c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli; d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli; 14) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut, kecuali.. a. fotocopy invoice b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli; c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli; d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli; 15) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat Pemeriksa Barang : a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor yang akan diperiksa; b. melakukan pemeriksaan importir; c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas; d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa:

| DTSS Teknik Pemeriksaan

85

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

2.5) Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Untuk mengukur pemahaman anda terhadap materi modul ini, disarankan agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci jawaban yang kami sediakan. Hitung persentase tingkat pemahaman (TP) anda pada kegiatan belajar 3 ini, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

TP =

Jumlah Jawaban Yang Benar x 100% Jumlah Keseluruhan Soal

Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan belajar 2. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan untuk mengerjakan soal-soal test sumatif. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan tabel berikut : Tingkat Pemahaman 90 < TP 100% 80 < TP 70 < TP 60 TP TP < 60 s 90% 80% 70% Skala Nilai Amat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

| DTSS Teknik Pemeriksaan

86

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

PENUTUP

Teknik pemeriksaan alat berat adalah suatu bidang kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas-tugas pemeriksaan barang pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Sebagai bagian dari institusi DJBC hendaknya Anda memiliki pemahaman yang tepat mengenai konsep pemeriksaan barang, khususnya alat berat agar pemasukkan pajak Negara dari transaksi alat berat ini dapat berjalan secara optimal tanpa merugikan pihak-pihak pelaku perdagangan internasional terkait. Tujuannya adalah agar Anda dapat mengerti mengenai konsep pemeriksaan barang dan bagaimana keterkaitannya dengan unit-unit terkait lainnya, serta dapat melakukan pemeriksaan secara baik. Dengan demikian Anda dapat melakukan tindakan yang tepat dalam setiap pengambilan keputusan. Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mempelajari modul ini. Apabila Anda masih membutuhkan penjelasan terhadap materi pelajaran dalam modul ini, silahkan mengkonsultasikannya kepada fasilitator

atau waidyaiswara yang membawakan materi pelajaran Teknik Pemeriksaan Alat Berat ini.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

87

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

TES SUMATIF

Sebagai tolok ukur pemahaman Anda terhadap modul Teknik Pemeriksaan Alat Berat, silahkan Anda kerjakan soal-soal latihan berikut. Tingkat Pemahaman (TP) dapat Anda hitung sendiri menggunakan rumus yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya.

1)

Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan. a. dozer c. backhoe b. scraper d. excavator Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali. a. shovel. b. dragline. c. scraper. d. clamshell. Crane termasuk dikategorikan kedalam... a. b. Alat Pemadat Alat Penggali c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pengolah Lahan

2)

3)

4)

Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali. a. Loader c. pneumatic-tired roller b. tamping roller d. compactor Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. a. Alat Penempatan Akhir Material b. Alat Pemroses Material c. Alat Pemadat d. Alat Pemindahan Material

5)

6)

Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat. a. Alat Statis Material b. Alat dengan Penggerak c. Alat Penempatan Akhir d. Alat Pemadat

7)

Concrete spreader termasuk kedalam alat. a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat,

| DTSS Teknik Pemeriksaan

88

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

b. 8)

Alat Pemroses Material

d. Alat Pemindahan Material

Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak dan Alat Statis b. Alat Statis dan Alat Pemadat c. Alat dengan Penggerak dan Alat Penempatan Akhir Material d. Alat Pemroses Material dan Alat Pemadat

9)

Dump Truck termasuk kedalam alat. a. b. c. d. alat gusur alat gali muat Alat muat Alat angkut.

10) Bucket Whell Excavator termasuk kedalam alat. a. alat gali-muat-angkut c. Alat muat b. alat bor d. alat perata

11) Backhoe termasuk kedalam alat a. alat gali-muat-angkut b. Alat angkut

c. Alat muat d. alat gusur

12) Yang termasuk kedalam Alat Penempatan Akhir Material. a. concrete spreader c. concrete batch plant b. asphalt mixing plant d. pneumatic-tired roller 13) . Nama dari alat tersebut adalah a. clamshell c. dozer, b. Loader d. pneumatic-tired roller

14) Fungsi dari gambar no 13 adalah. a. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan b. untuk menggali tanah dan batuan c. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas d. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan

| DTSS Teknik Pemeriksaan

89

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

15) Termasuk kedalam alat apakah gambar no.13. a. b. c. d. Alat Penggali Alat Pengolah Lahan Alat Pengangkut Material Alat Pemindahan Material.

16) Gambar dari suspensi belakang ...

a.

c.

b.

d.

17) Gambar dari Pompa Injeksi BBM.

a.

c.

b.

d.

18) Fungsi dari Kompresor. a. Untuk sistem pendingin udara b. Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak c. Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail d. Penerus daya dari mesin ke garden (axle) 19) Fungsi dari Platform RH. a. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder b. c. d. Untuk lantai disamping Kabin kemudi peletakan Filter Udara Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder

20) Gambar dari front support.


a. b. c. d.

21) Vessel adalah . a. Bak penampung material angkut.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

90

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

b. c. d.

Konstruksi penahan kabin. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder. untuk peletakan Filter Udara.

22) Fungsi dari Tandem Case. a. Pelindung rantai penggerak akhir roda b. Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan c. d. Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft

23) Gambar Arm.

a. b.

c. d.

24) Nama dari a. Main Frame b. Bucket

. c. Boom d. Track Frame

25) Gambar Travel Motor.

a.

c.

b.

d.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

91

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Kunci Jawaban

Test Formatif KB. 1 1. B 2. S 3. S 4. B 5. B KB.2 1. D 2. B 3. B 4. A 5. C 6. D 7. C 8. A 9. B 10. B 11. D 12. B 13. B 14. B 15. B

6. S 7. S 8. B 9. B 10. B

11. D 12. B 13. C 14. B 15. C

Tes Sumatif 1 2 3 4 5 C B A D A 6 7 8 9 10 C C C A A 11 12 13 14 15 C D D A B 16 17 18 19 20 C B B D B 21 22 23 24 25 C B A B A

| DTSS Teknik Pemeriksaan

92

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

DAFTAR ISTILAH

Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas berlumpur. Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang mengenai kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled dan hydraulic controlled. BTBMI singkatan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia. Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o. Bulldozer dapat dibedakan: Crawler tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor Dozer [roda karet], Swamp Bulldozer [untuk daerah rawa]. Crawler loader adalah Loader dengan roda rantai. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undangundang mengenai kepabeanan. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku UndangUndang ini. Down Scrapper Tractor adalah Scrapper yang ditarik Buldoser. terbatas dan kondisi jalan

| DTSS Teknik Pemeriksaan

93

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean. Grader alat perata tanah yang berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan undang-undang mengenai kepabeanan. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah pemberian pembebasan dan/atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar. Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Kepabeanan .

| DTSS Teknik Pemeriksaan

94

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas alat dengan Penggerak dan alat statis. Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsifungsi utama alat. Klasifikasi operasional alat berat adalah alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T. Pembebasan adalah pembebasan Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor atau diserahkan ke Kawasan Berikat. Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Kepabeanan. Pemberitahuan Pabean Ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean di bidang ekspor, dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam undang-undang mengenai kepabeanan. PFPD merupakan Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD)

| DTSS Teknik Pemeriksaan

95

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan ekspor. Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Self Propelled Scrappers adalah Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri. Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging). Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang; Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; TPB adalah Tempat Penimbunan Berikat TPP adalah Tempat Penimbunan Pabean (TPP); TPS adalah Tempat Penimbunan Sementara (TPS) Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

96

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

Universal Blade ( U - Blade ), Straight Blade (S Blade), Angling Blade (A Blade), Cushion Blade (C Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U Blade , material ringan) Wheel loader adalah loader dengan roda karet. Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,

memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka pemeliharaan jalan.

| DTSS Teknik Pemeriksaan

97

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

DAFTAR PUSTAKA

Modul Teknik Klasifikasi Barang, Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai, 2008 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-07/BC/2007 tentang Pemeriksaan fisik barang impor. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga atas peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. Rasyid, Muhammad Rusli, 2008, Analisis Produsktivitas Alat-alat Berat Proyek: Studi Kasus Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Maros, Makassar Rostiyanti, Susy Fatena (2009), Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka Cipta Siswanto, Budi Tri (2008), Teknik Alat Berat untuk Sekolah menegah Kejuruan, Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Surat Edaran Direktur Jenderal bead an Cukai Nomor SE-05/BC/2003 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksa Fisik Barang Impor Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21 Wedhanto, Sonny, (2009), Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang).

| DTSS Teknik Pemeriksaan

98

Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Besar

LAMPIRAN

BERITA ACARA PEMERIKSAAN FISIK BARANG IMPOR


Nomor : Tanggal:
Terhadap impor barang dengan data sebagai berikut : 1. No/Tgl PIB : .........................., ...../...../2000.. 2. Lokasi Pemeriksaan : 3. Tgl/waktu penunjukan pemeriksa: ..../......./200. .....:...... 4. waktu pemeriksaan : a) Jam/Tgl dimulai pengeluaran kemasan (stripping) : .............., ..../..../200.. b) Jam/Tgl selesai pengeluaran kemasan (stripping) : .............., ..../..../200.. c) Jam/Tgl dimulai pemeriksaan barang : .............., ..../..../200.. d) Jam/Tgl selesai pemeriksaan barang : .............., ..../..../200.. 5. Foto : tidak / ya* ( ...... lembar) 6. Contoh barang a) jenis : b) jumlah : c) diminta kembali oleh importir/kuasanya : ya / tidak * 7. Kendala pemeriksaan a) Importir/kuasanya tidak ada di tempat pemeriksaan: X b) Barang tidak berada di tempat pemeriksaan : X c) Buruh tidak siap : X d) Peralatan tidak tersedia : X (sebutkan: ...................) e) Lain-lain : .................................................................................... .................................................................................... .................................................................................... 8. Keterangan : .................................................................................... .................................................................................... Mengetahui: Importir/Kuasanya*

Pejabat Pemeriksa Barang

...................................... Pengusaha TPS** ....................................... * coret yang tidak perlu ** diisi bila berkaitan dengan TPS

. ........................................ NIP

| DTSS Teknik Pemeriksaan

99

You might also like