Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK PEMERIKSAAN
Disusun Oleh: Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya) Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011
TEKNIK PEMERIKSAAN
Disusun Oleh: Adang Karyana Syahbana, S.ST. (Widyaiswara Madya) Ir. Agung Budi Laksono, S.E., M.M. (Widyaiswara Muda)
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PETA KONSEP MODUL A. PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4.
Deskripsi Singkat ...................................................................................... Prasyarat Kompetensi............................................................................... Standar Kompetensi.................................................................................. Kompetensi Dasar ....................................................................................
1 1 2 2
B. KEGIATAN BELAJAR KEGIATAN BELAJAR 1 Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat 1.1.) Uraian dan Contoh 1.1.1.) Pengertian alat-alat berat....................................................... 1.1.2.) Klasifikasi alat-alat berat ........................................................ 1.1.3.) Fungsi alat-alat berat ............................................................. 1.1.4.) Spesifikasi jenis alat berat...................................................... Latihan... Rangkuman ........................................................................................ Tes Formatif 1.................................................................................... Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 3 8 10 17 25 47 47 50 52
KEGIATAN BELAJAR 2 Pengertian, Klasifikasi, Fungsi, dan Spesifikasi jenis alat berat
2.2.) 2.3.)
ii
2.4.) Tes Formatif 2 ................................................................................... 82 2.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut .......................................................... 86
PENUTUP... TES SUMATIF .. KUNCI JAWABAN (TES FORMATIF DAN TES SUMATIF).......................... DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87 88 92 93 98
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 1.10. 1.11. 1.12. 1.13. 1.14. 1.15. 1.16. 1.17. 1.18. 1.19. 1.20. 1.21. 1.22. 1.23. 1.24. 1.25. 1.26. Dozer .............. 1 1 Backhoe ... 12 Kendaraan Truck . 13 Loader . 13 Tandem Roller . 14 Concrete Mixer Truck . 15 Aspalt Paver ... 15 Crawlercrane ... 16 Tower Crane 16 Alat Berat Kehutanan 17 Backhoe Loader .. 17 Excavator Hidrolic 18 Motor Grader .18 Skid Steer Loader .. 19 Skidder .... 0 2 Wheel Tractor Scrapper 20 Articuled Dump Truck 21 Off Highway Truck 22 Wheel Dozer .22 Track Type Loader .. 23 Wheel Loader ...23 Track Type Tractor .. 24 Telehandler .. 25 Komponen Excavator . 26 Operasional Unit Excavator .. 27 Skema Under Carriage .. 27
iv
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
1.27. 1.28. 1.29. 1.30. 1.31. 1.32. 1.33. 1.34. 1.35. 1.36. 1.37. 1.38. 1.39.
Excavator (1) .28 Excavator (2) 29 Excavator (3) 29 Alat Pengangkut .. 29 Operasional Unit Buldozer 30 Komponen Buldozer .. 31 Universal Blade 32 Straight Blade .. 33 Angling Blade ... 33 Cushion Blade . 34 Bowldozer Blade . 34 Light Material U Blade 34 Melakukan Slot Dozing .. 35
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan antara Crawel Tractor dan Wheel Tractor Dozer 12
vi
kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 80, maka peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 80. 7. Kerjakan Tes Sumatif apabila semua Tes Formatif dari seluruh kegiatan belajar telah dilakukan. 8. Lihat kunci jawaban Tes Sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini 9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 80, maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari kegiatan belajar
vii
PETA KONSEP
ii Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul. Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN BELAJAR 2
Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan Kunjungan Ke Lokasi Pabrik
Pemeriksaan fisik ekspor alat berat Pemeriksaan fisik impor alat berat Klasifikasi Barang Dalam Pemeriksaan Fisik Barang Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
viii
A. PENDAHULUAN
1.
Deskripsi Singkat Modul Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat disusun untuk digunakan oleh para Teknis Substantif Spesialis
Pemeriksaan Barang (DTSS-Pemeriksaan Barang). Dalam kurikulum diklat dijelaskan bahwa mata
pelajaran Teknik Pemeriksaan Barang Alat Berat merupakan mata pelajaran pendukung dengan jumlah jam pelajaran (JP) sebanyak 14 JP. Pada kegiatan belajar 1, pokok bahasan yang diuraikan adalah pengertian dan fungsi alat berat, spesifikasi jenis alat berat, suku cadang alat berat dan dilanjutkan dengan kegiatan belajar 2 dalam bentuk kunjungan ke lokasi pabrik untuk membandingkan antara teori dan praktek 2. Prasyarat Kompetensi
Sebelum mempelajari modul ini peserta diklat harus telah memiliki kompetensi awal dan minimal kualifikasi sebagai berikut : a. Lulusan DTSS, DTSD Kepabeanan dan Cukai, dan Prodip I dan III Kepabeanan Bea dan Cukai b. Memiliki pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (Gol. II/b) dengan usia maksimal 50 Tahun c. d. e. f. g. Sehat jasmani dan Rohani Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti Diklat Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin Tidak sedang ditunjuk mengikuti Diklat lain Ditunjuk oleh sekretaris DJBC
Standar Kompetensi : Setelah mempelajari materi modul ini peserta diharapkan mampu melaksanakan teknik pemeriksaan barang alat besar dengan baik dan benar 3. Kompetensi Dasar : Kompetensi dasar yang diharapkan kepada peserta setelah mempelajari modul ini, adalah sebagai berikut : a. b. c. 4. Peserta mampu menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi alat berat; Peserta mampu menspesifikasikan jenis alat berat Peserta mampu mengidentifikasi suku cadang alat-alat berat. Relevansi Modul
Relevansi modul terhadap tugas pekerjaan yang akan dijalankan peserta diklat adalah materi modul ini memberikan wawasan dan sudut pandang mengenai teknik pemeriksaan barang alat berat sehingga akan semakin melengkapi pengetahuan dan kemampuan calon Pemeriksa Barang khususnya yang berkaitan dengan tugas pelayanan pemeriksaan barang alat berat.
B. KEGIATAN BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR - 1
Pengertian, Spesifikasi, dan Suku Cadang Alat Berat
Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian alat-alat berat 2. Menjelaskan klasifikasi jenis alat berat 3. Mengidentifikasi suku cadang alat berat
1.1.) Uraian dan contoh Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan impor alat berat Indonesia selama 20032008 cukup tinggi, baik volume (naik 48%) maupun nilainya (66%). Pada 2003, nilai impor alat berat tercatat US$167 juta, dan terus meningkat sehingga per Agustus 2008 sudah mencapai US$833,7 juta. Jika dilihat dari negara asalnya, impor alat berat selama dua tahun terakhir paling banyak datang dari Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Cina. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21) Di sisi lain, Indonesia pun mengekspor alat berat. Namun, menurut Indocommercial, ekspor itu sebagian diduga merupakan re-ekspor, terutama sejak pemerintah mengizinkan impor alat berat bekas (rekondisi). Menurut BPS, nilai ekspor alat berat Indonesia sepanjang 20032008 tumbuh cukup tinggi, yaitu 27,3%. Pada 2003, nilai ekspor alat berat tercatat US$46,6 juta, per Agustus 2008 sudah US$107,9 juta.
Cerahnya bisnis pertambangan, khususnya batu bara, mendongkrak kinerja pelaku bisnis alat berat, seperti PT United Tractors Tbk. Pada 2008, United Tractors diperkirakan menguasai 45% pangsa pasar, disusul PT Trakindo Utama (25%), dan PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (20%). Adapun 10% sisanya diperebutkan oleh 24 perusahaan lainnya. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21) Permintaan alat berat dari sektor pertanian/perkebunan juga cukup baik seiring perluasan lahan perkebunan kelapa sawit di beberapa wilayah, seperti Sumatera dan Kalimantan. Akan halnya peningkatan permintaan alat berat pada sektor konstruksi dipicu oleh dimulainya pembangunan proyek-proyek skala kecil di beberapa daerah, dan pertumbuhan sektor kehutanan karena penambahan area HTI di sentra kehutanan. Sektor pertambangan masih paling banyak menyerap alat berat. Pada 2008 lalu, sektor ini menyerap 54% dari total penjualan alat berat atau setara dengan 5.230 unit. Sementara itu, sektor perkebunan menyerap 24% (2.320 unit), sektor konstruksi 14%, dan kehutanan 8%. Perusahaan alat berat rata-rata merupakan agen atau kepanjangan tangan dari prinsipalnya di luar negeri. Misalnya, Hexindo yang berafiliasi dengan Hitachi, United Tractors dengan Komatsu, Trakindo Utama dengan Caterpillar, PT Intraco Penta dengan Volvo, Kobelco, Ingersol Rand, Bobcat, serta PT Tatindo Hexaprima dengan Sumitomo. (Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21) Industri alat berat pada tahun 2010 telah mampu kembali bangkit setelah terpuruk tahun 2009 yang lalu sebagai imbas krisis finansial dunia yang menyebabkan banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda dan sulitnya memperoleh pembiayaan untuk pembelian alat berat karena sektor keuangan saat itu sedang terkena imbas krisis finansial dunia sehingga kucuran kredit dari lembaga pembiayaan sulit didapat.
(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Industri alat berat sempat mengalami pukulan yang hebat akibat krisis finansial global pada tahun 2009. Produksi alat berat nasional menurun dari 5914 unit tahun 2008 menjadi hanya 1814 unit tahun 2009. Produsen utama alat berat
di Indonesia yaitu Komatsu, Caterpillar dan Hitachi sempat mengalami penurunan penjualan. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Jenis produk dan type alat berat yang diproduksi oleh tiga produsen alat berat di Indonesia, Komatsu paling banyak jenis produksinya yang meliputi excavator, Buldozer, Motor Grader dan dump truck. Caterpillar Indonesia (Natra Raya) yang memproduksi merk Caterpillar, memproduksi excavator, buldozer dan motor grader untuk type yang paling banyak dipakai di Indoesia. Misalnya excavator yang type 320 C yang bersaing dengan Komatsu type PC-200 yang berkapasitas sekitar 20 ton. Dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat, Komatsu meluncurkan produk excavator terbaru yaitu excavator seri PC 200-8, PC 400-8 dan PC 130-8 pada bulan Maret 2010. Tingkat kandungan dalam negeri industri alat berat pada tahun 2009 lalu berkisar antara 30% sampai 50%. Angka itu di targetkan meningkat pada tahun 2010 menjadi 50-60%. Local content untuk alat berat jenis ekskavator pada tahun lalu mencapai 50%, dump truck 30%, buldoser 45%, motor grader 40%, dan forklift 40%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Impor bahan baku alat berat, selama ini berupa center bracket, monitor panel, mesin, dan komponen hidrolis (hydrautic part). Sedangkan komponen alat berat seperti cutting plate, ban, baterai, dan under carriage part sudah mampu dipasok industri penunjang dalam negeri. Komatsu telah membangun fasilitas pengecoran yang kedua miliknya untuk memproduksi suku cadang yang berupa besi cor dengan kapasitas 1.800 ton untuk meningkatkan local content dari ondustri alat beratnya di Indonesia. Indonesia memiliki tiga produsen alat berat yang memproduksi excavator, bulldozers, motor graders dan dump trucks. Ketiga perusahaan itu adalah PT Komatsu Indonesia yang memproduksi lat berat dengan merk Komatsu, PT Caterpillar Indonesia (dahulu PT Natra Raya) dengan merk Caterpillar, PT Hitachi Construction Machinery dengan merk Hitachi. Ada produsen lain yaitu
PT United Tractors Pandu Engineering yang memproduksi forklift dengan merk Patria. PT Komatsu Indonesia berdiri tahun 1982 di Cakung, Jakarta Utara. Perusahaan ini memililik fasilitas produksi yang terintegrasi disatu tempat meliputi area seluas 18,2 ha terdiri dari 15.876 m2 untuk fasilitas perakitan, 15.390 m2 untuk fasilitas pabrikasi 11.800 m2 fasiltas foundry plant 1 dan 10,000 m2 foundry plant 2 and 3. Semula perusahaan ini hanya mengerjakan perakitan alatb berat Kopmatsu yang komponennya diimpor dari Jepang. Kemudian pada tahun 1987
perusahaan mulai membangun fasilitas pembuatan komponen. Sejak itu Komatsu Indonesia berhasil meningkatkan local content-nya dan mulai
mengekspor komponen alat berat ke Jepang untuk digunakan oleh Komatsu Ltd. Selanjutnya pada tahun 1991, Komatsu Indonesia membangun fasilitas foundry untuk membuat komponen alat berat yang juga digunakan oleh pabrik Komatsu di seluruh dunia. Pada tahun 1995 PT Komatsu Indonesia menjadi perusahaan publik, namun kemudian kembali menjadi go private tahun 2006 setelah saham publik dibeli kembali oleh Komatsu Ltd termasuk membeli sebagian saham yang dimiliki oleh PT United Tractor sehingga saham UT tinggal 5%. Kapasitas prodksi Komatsu mencapai 3600 unit alat berat per tahun termasuk dump truck sebesar 240 unit per tahun. Sementara itu PT Caterpillar Indonesia (PT Natra Raya) memproduksi alat berat merk Catgerpillar dirakit di Indonesia oleh PT Caterpillar Indonesia yang sebelumnya bernama PT Natra Raya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. PT Caterpillar Indonesia sahamnya 80% dimiliki oleh Caterpillar dari amerika Serikat dan sisanya dimiliki oleh PT Marga Tiara Trakindo. Agen tunggal Caterpillar di indonmesia adalah PT Trakindo Nusantara. Di lain pihak PT Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) yang berlokasi di Cibitung, Bekasi, adalah joint venture antara Hitachi Construction Machinery Co. Ltd of Japan , Itochu Corporation dari Jepang, PT Murinda Iron Steel, PT Anggaputra Dhananjaya dan Hitachi Construction Machinery
Singapore, Pte. Ltd. Dari Singapore. Perusahaan ini berdiri bulan ei 1991 dan beroperasi semenjak Oktober tahun yang sama. HCMI memproduksi excavator yang memiliki pasar yang besar di Indonesia. Sejak tahun 2000 permintaan terhadap excavator meningkat sehingga HCMI meningkatkan kapasitas produksi dari 700 unit/tahun menjadi 1000 unit pertahun. HCMI menginvestasikan US$ 10 juta untuk perluasan kapasitas tersebut. Pada tahun 2007 kapasitas produksi HCMI meningkat kembali menjadi 1200 unit/tahun. Akibat krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009 yang lalu maka industri alat berat mengalami pukulan yang cukup berat. Menurut data Himpunan Industri Alat-alat Berat Indonsia (Hinabi) sepanjang 2009 produksi alat-alat berat di Indonesia hanya mencapai 1.814 unit, atau turun 69% dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya sebanyak 5.914 unit.
(http://www.datacon.co.id/Alatberat-2010Excavator.html) Penjualan alat berat masih mengandalkan sektor pertambangan dengan kontribusi 70%, perkebunan dan kehutanan sekitar 10%, dan konstruksi 20%. Namun memasuki tahun 2010, industri alat berat mampu bangkit kembali sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di Indonesia dan kenyataan bahwa ekonomi Indonesia mampu menghindari dampak buruk krisis finansial global dengan terus tumbuh perekonomiannya sekitar 4,5% tahun 2009 dan diperkirakan bisa mencapai 6% tahun 2010. (http://www.datacon.co.id/Alatberat2010Excavator.html) Penurunan produksi tahun 2009 terutama terjadi pada sektor kontruksi karena banyaknya proyek konstruksi dan properti yang ditunda pelaksanaanya. Sementara pembelian oleh sektor pertambangan dan perkebunan terhambat karena sulitnya pendanaan karena sektor keuangan sempat terganggu akibat krisis finansial. Sebenarnya sektor pertambangan terutama batubara tidak banyak terpengaruh oleh krisis finansial karena permintaan pasar batu bara tetap tinggi. Tahun 2010 ini, Hinabi memprediksikan produksi alat berat meningkat menjadi sekitar 4.000 - 5000 unit karena selama semester I tahun 2010 produksi
alat berat telah mencapai 2495 unit. (http://www.datacon.co.id/Alatberat2010Excavator.html) Namun, angka produksi sebesar itu, baru menyamai pencapaian produksi tahun 2007 sebanyak 4.785 unit. Sementara itu, realisasi 2008 yang tercatat tertinggi sepanjang masa sebesar 5.914 unit. Kemerosotan produksi pada tahun 2009 membuat tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang (utilisasi) menurun tajam dari 90% pada 2008 menjadi 34% pada tahun 2009 dari total kapasitas terpasang 6.500 unit per tahun. Dengan kaspasitas terpasang yang sama, berarti utilisasi industri alat berat tahun 2010 akan naik ke kisaran 70%. (http://www.datacon.co.id/Alatberat-
2010Excavator.html) Beberapa jenis alat berat yang sudah dirakit di dalam negeri antara.lain excavator, bulldozer, motor grader, dump truck, serta forklift. Excavator masih mendominasi produksi alat berat di Indonesia. Selama semester I tahun 2010 dari produksi alat berat sebanyak 2495 unit, sebanyak 1324 unit atau 53% adalah produksi excavator. Baru disusul oleh buldozer sekitar 23 %. Produsen terbesar alat berat di Indoneswia adalah Komatsu. Pada tahun 2007 produksi Komatsu mencapai 2400 unit termasuk 1530 unit excavator.
1.1.1.) Pengertian Alat-alat berat Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Rostiyanti (2009) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :
- dozer, - alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; - alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; - alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain. Sedangkan pengertian alat berat dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) adalah merupakan ketentuan penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang berkaitan dengan diri-gerak dan multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis, untuk mesin mendorong diri dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut:
a. Buldoser dan angledozers. Alat ini terdiri dari basis mendorong, dengan pisau
besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk pembukaan lahan.
b. Grader dan Leveller. Alat ini adalah mesin yang dirancang untuk meratakan
bumi atau smoothing (pada permukaan datar atau bank) dengan cara grading sebuah pisau dapat diatur, biasanya dipasang di dasar roda.
c. Pencakar. Alat ini ini menggabungkan pisau bermata tajam yang dirancang
untuk mengiris lapisan tanah atas yang kemudian masuk ke tubuh scraper atau dibuang oleh konveyor. Perlu dicatat bahwa pos ini hanya mencakup pencakar di mana penggerak motor dan craper bentuk unit mekanik terpisahkan, misalnya, lagu-pencakar meletakkan di mana tubuh scraper menggabungkan terletak canggih di antara dua rel. Pos ini juga termasuk pencakar diartikulasikan yang terdiri dari unit penggerak motor (bahkan dengan hanya poros tunggal) dan sebuah scraper tepat dilengkapi dengan pisau tetap atau lampiran mobile dengan beberapa blades.
pada kabel berjalan di antara dua struktur bergerak mengatur jarak beberapa terpisah.
f. Shovel loader. Alat ini adalah roda atau mesin penjelajah dengan sebuah
front-mount ember yang mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi dan pembuangan itu. Beberapa "sekop-loader" mampu menggali ke dalam tanah. Hal ini dicapai dengan ember, ketika dalam posisi horisontal, yang mampu diturunkan di bawah tingkat satu roda atau track.
i.
Mesin giling jalan sebagaimana digunakan dalam pembangunan jalan atau pekerjaan umum lainnya (misalnya, untuk meratakan tanah atau rolling permukaan jalan).
1.1.2.)
Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat Berat. 1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini. Rostiyanti (2009)
10
a. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
Gambar.1.1 Dozer
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.
11
Tabel. 1.1 Perbandingan antara Crawler Tractor Dozer dan Wheel Tractor Dozer
Crawler Tractor Dozer Punya daya dorong besar, terutama pada tanah lunak karena bidang geser besar Dapat digunakan pada tanah lumpur maupun berbatu tajam Untuk membawa ke lokasi harus diangkut, karena jika berjalan di aspal dapat merusak aspal Memiliki jarak angkut yang pendek (maksumum 30 feet) Operator cepat lelah Jalan proyek tak perlu dipelihara Wheel Tractor Dozer Daya dorongnya lebih kecil tapi kecepatannya lebih besar Tak dapat digunakan pada tanah lumpur, jika digunakan pada tanah berbatu usia ban menjadi lebih pendek Dapat dibawa ke lokasi tanpa diangkut Jarak angkutnya bisa jauh Enak dikendarai Jalan proyek harus dipelihara
b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. Gambar.1.2 Backhoe
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
c. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
12
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
d. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material. Gambar.1.4 Loader
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
e. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatictired roller, compactor, dan lain-lain. Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan
13
cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah: Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (Steel Wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator). Gambar.1.5 Tandem Roller
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
14
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
g. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. Gambar. 1.7 Asphalt Paver
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
15
2. Klasifikasi operasional Alat Berat Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt. Gambar. 1.8 Crawlercrane
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
b. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant. Gambar. 1.9 Tower Crane
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alat-berat.html
16
Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, crane kolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane. Beberapa jenis Crane banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab crane ini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi. 1.1.3.) Fungsi alat berat Dirancang untuk melakukan berbagai aplikasi kehutanan dengan konfigurasi Log Loader, Harvester/Processor, dan Road Builder. Gambar. 1.10 Alat Berat Kehutanan
Backhoe Loader merupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan yang digunakan pada excavator Gambar. 1.11 BACKHOE LOADER
17
Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator). Excavator digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti : Excavating (menggali) Loading (memuat material) Lifting (mengangkat beban) Hammering (menghancurkan batuan) Drilling (mengebor), dan lain sebagainya Perbedaan mendasar antara Excavator dan Mass Excavator terdapat pada kapasitas implement yang digunakan Gambar. 1.13 MOTOR GRADER
Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain
18
misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah: Perataan tanah (Spreading). Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada pekerjaan tanah. Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing). Pembuatan parit (Crowning Ditching) Pemberaian butiran tanah (scarifying)
Pada umumnya Grader digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan jalan, diantaranya : Grading, Spreading, Ditching Scarifying Side Sloping Dozing Ripping Gambar. 1.14 Skid Steer Loader
Tergantung attachment (perlengkapan kerja)nya, Skid Steer Loader, disingkat SSL, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya : Loading, Dozing, Digging, Clamping, Grading, Leveling, dan sebagainya.
19
Ada dua jenis Skidder yang digunakan yaitu : Wheel Skidder Track Skidder Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging) Gambar. 1.16 Wheel Tractor Scrapper
Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat, memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka
pemeliharaan jalan. Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebagkan dan diratakan. Scrapper mampu menggali/ mengupas permukaan tanah sampai
20
setebal + 2,5 mm atau menimbun suatu tempat sampai tebal minimum + 2,5 mm pula. Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Efisiensi penggunaan Scrapper tergantung pada: (1) kedalaman tanah yang digali, (2) kondisi mesin, dan (3) operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers). Down Scrapper Tractor adalah jenis Scrapper kuno, Scrapper ini bekerja dengan ditarik oleh Buldoser atau traktor sehingga punya kapasitas produksi yang kecil, sebab gerakan Buldoser sebagai alat penarik sangat lamban, dan jarak angkut yang ekonomis kurang dari 67 m. Self Propelled Scrappers adalah jenis Scrapper yang modern dan saat ini banyak digunakan. Scrapper ini memiliki mesin penggerak khusus sehingga gerakannya gesit dan lincah. Produksi Self Propelled Scrappers dapat tinggi, jika digunakan untuk mengangkut jarak yang sedang (+ 5 km) efektivitasnya dapat menyaingi truck, baik itu dalam produksi beaya tiap ton (m3) maupun kecepatannya; Gambar 1.17 Articulated Dump Truck
Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.
21
Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T Gambar.1-19. Wheel Dozer
Machine ini merupakan wheel loader yang dilengkapi dengan blade, dimana kegunaanya hampir sama dengan dozer.
22
Track Type Loader digunakan untuk memuat material, sama halnya dengan wheel loader, hanya saja menggunakan track dan kapasitasnya lebih kecil.
Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggaktonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain.
23
Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader. Kegunaan dari Wheel Loader adalah untuk memuat material ke dalam ADT atau OHT. Pada wheel loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk aplikasi lainnya (tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA (Waste Handling Arrangement) Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya. Gambar. 1.22 Track Type Tractor
Track Type Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas
permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai. Disamping itu ada kegunaan lainnya yang bisa dilakukan oleh machine ini, tergantung dari attachment yang dipasangkan, yaitu : Ripping, bila dilengkapi dengan Ripper Skidding, bila dilengkapi dengan Winch
24
Gambar.1- 23 Telehandler
Penggunaan Telehandler tergantung dari attachment yang dipasangkan pada machine tersebut. Misalnya bisa digunakan sebagai forklift dengan daya jangkau yang lebih jauh. 1.1.4.) Spesifikasi Jenis Alat Berat Dalam prakteknya petugas bea dan cukai juga perlu mengetahui spesifikasi dari alat-alat berat yang ada. Hal ini dimaksudkan agar memperoleh ketepatan dalam menentukan HS dan tariffnya. 1. Excavator Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain: Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit) Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit) Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan. Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah: Crane, Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clam shell. Bagian bawah Excavator ada yang menggunakan roda rantai (Crawler truck) ada yang dipasang di atas truck (mounted truck).
25
Kabin
Hydraulic control valve
Bucket
Engine
Main Pump
Sumber: Hinabi
Unit Operasional Excavator Operasional kerja menggunakan sistem hidrolik Pergerakan arm bucket dan perputaran body kabin (swing) dapat dikontrol melalui dua tuas utama yang ada di kanan-kiri sheat operator dalam kabin Travelling dikontrol oleh dua tuas yang dilengkapi dengan dua pedal didepan sheat operator Penyetelan operasi mesin ( RPM) dapat melalui display panel di depan sheat operator
26
Gambar.1.26
Ske ma Unde r Carriag e
Car r ie r Ro lle r
Sumber: Hinabi
Spesifikasi Excavator Komatsu tipe PC 200 (contoh) Model Engine Horse power Rated RPM Main pump Max oil flow Steering control Max travel speed Kapasitas Bucket : komatsu SAA6D107E-1 : 110 Kw 148 HP (net) : 2000 rpm : untuk Boom, arm, bucket, swing dan travel : 439 Lt/ menit : dua lever ( tuas ) yang dilengkapi pedal : 5.5 Km/ jam : 0,5 1,2 M 3
27
Pelumasan dan bahan bakar (contoh) Tanki solar Oli mesin Final drive Swing drive Oli hidrolik Greasing : 400 lt (full tanki) : 23 lt : 3.3 lt tiap sisi : 6.6 lt : 135 lt : Under carriage, swing, arm, bucket
Pembagian Excavator : Alat kendali attachment Roda Roda Rantai Roda Karet Gambar.1.27 Excavator Hydraulic Controlled Cable Controlled
Sumber: hinabi
Jenis-jenis attachment yang dapat digabungkan : Back Hoe Power Shovel Dragline
28
Sumber: Hinabi
Sumber: Hinabi 2. Buldozer Pada dasarnya merupakan traktor sebagai penggerak utama , yang ditambahkan dengan dozer tambahan (blade, ripper dll ). Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o Memiliki gigi track shoe yang lebih panjang dibanding excavator untuk memperkuat cengkraman ke tanah. Bisa memanfaatkan bebannya sendiri untuk mendorong (menyeret) sesuatu yang sangat berat. Alat utama berupa blade dan ripper.
29
Penggunaan Umum Pembuatan rintis jalan Mendorong dan menarik benda - benda berat Menggaruk material ( stock pile) di quarry Pertambangan Perkebunan : Land Clearing/ replanting Pembuatan jalan Pembuatan teras kontur Pembuatan tapak bangunan
Operasional Kerja Operasional unit dikendalikan oleh tuas control yang ada di kanan-kiri sheat operator dalam kabin Travelling control dikendalikan oleh tuas sebelah kiri sheat operator Blade control dikendalikan oleh tuas yang ada disebelah kanan sheat operator Gambar.1.31 Operasional Unit Bulldozer
30
Spesifiakasi Bulldozer Komatsu D65 (contoh) Model enggine Jumlah Silinder Tenaga Rated RPM Undercarriage Jumlah Track Roller : 8 Un tiap sisi Jumlah Shoe Lebar shoe : 45 Un tiap sisi : 915 mm : komatsu SAA6D114E-3 : 6 Cyl : Net 153 KW 205 HP : 1950 RPM
Ground contact area : 60115 cm 2 Ground pressure area: 29.8 Kpa atau 4.32 Psi
Pelumasan dan bahan bakar (contoh) Bahan bakar Oil mesin Oil final drive Oil transmisi Oil hidrolik Grease : 514 lt (full tanki) : 28 lt : 27 lt : 48 lt : 55 lt : untuk under carriage dan nipple
Sumber: Hinabi
31
1. Berdasarkan alat geraknya / mounted, Bulldozer dapat dibedakan : a. Crawler tractor Dozer [ roda rantai ] b. Wheel tractor Dozer [ roda karet ] c. Swamp Bulldozer [ untuk daerah rawa ] 2. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan: a. cable controlled b. hydraulic controlled 3. Berdasarkan blade / pisau a. Universal Blade ( U - Blade ) Universal Blade (U-Blade). Blade ini memungkinkan bulldozer membawa muatan lebih banyak, karena kehilangan muatan relatif kecil dalam jarak yang sangat jauh, Jenis blade ini digunakan untuk reklamasi tanah dan penyediaan tanah. b. Straight Blade ( S Blade ) Straigt blade (S-Blade), paling cocok untuk segala jenis lapangan, blade ini merupakan modifikasi dari U-blade. Manuver lebih mudah dan dapat menghandel material dengan mudah. c. Angling Blade ( A Blade ) Angling blade (A-blade) : dibuat sedemikian rupa agar dapat berposisi lurus maupun menyudut. Blade ini digunakan untuk
Sumber: Hinabi
32
Sumber: Hinabi
Sumber: Hinabi
4. Berdasarkan blade / pisau a. Cushion Blade ( C Blade ) Blade ini dilengkapi dengan rubber cushion/bantalan karet untuk
meredam tumbukan. Selain untuk mendorong muatan juga dipakai untuk perawatan jalan b. Bowl dozer Blade dibentuk sedemikian rupa untuk membawa/mendorong material untuk jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin dalam jarak yang cukup jauh, dalam hal ini memungkinkan karena blade dilengkapi dinding-dinding besi. c. Light material U Blade ( U Blade , material ringan )
33
Sumber: Hinabi
Sumber: Hinabi
Sumber: Hinabi
4. Operasi Bulldozer : Pengoperasian bulldozer dapat dilakukan , dengan : a. Slot Dozing menaikkan prod. 20% menaikkan prod.15b. Side by side dozing atau blade to bladedozing 20 %
34
Sumber: Hinabi
Bulldozer digunakan untuk : a. Land Clearing b. Stripping ( pengelupasan top soil ) c. Side Hill cut d. Dozing Rock e. Down Hill Slot Dozing f. Membuka jalan kerja & penggususran ( 100 m ) g. Meratakan timbunan tanah h. dll 3. Scrapper Pembagian Scrapper berdasarkan : Mesin penggerak Type Roda Semi trailler Full trailler Hydraulic Controlled Cable Controlled Scraper bermesin tunggal Scraper bermesin ganda
Alat kendali
35
Fungsi Scraper : Stripping top soil, mengelupaskan lapisan tanah permukaan yang jelek Meratakan kontur sekeliling bangunan Menggali saluran Menggali dan mengurug badan jalan Jarak angkut 100 m - 1000 m merupan jarak ekonomis untuk scraper .
Produksi Scraper : 1. Kapasitas scraper ditentukan oleh volume material yang dimuat dalam bowl [m3], tanah yang dimuat ini dalam kondisi loose. 2. Produksi scraper dinyatakan dalam jumlah tanah yang dapat dipindahkan tiap jamnya, dan untuk menghitung cycle time-nya, ada 2 hal yang harus diperhatikan adalah: 1. Waktu tetap waktu yang dibutuhkan untuk muat ,
mempercepat gerakan pindah gigi, membuang muatan, memutar balik, mempersiapkan utnuk mengambil muatan 2. Waktu tidak tetap waktu untuk berjalan menuju tempat
Komponen-komponen Alat Berat Berdasarkan ketentuan umum mengenai klasifikasi bagian (lihat Penjelasan Umum Catatan untuk Bagian XVI), bagian dari mesin dari pos ini, secara khusus, bekerja alat (pisau, ember, dll), yang dilengkapi atau tidak dilengkapi dengan booming dan pneumatik atau hidrolik silinder, cocok untuk pemasangan langsung untuk dasar mendorong, diklasifikasikan dalam pos 84,31. Secara umum, tidak hanya mencakup pos tetap atau mesin stasioner, tetapi juga pada mesin mobile, atau yang tidak bergerak otomatis. Pengecualian dalam hal ini adalah mesin yang dipasang di kendaraan yang tepat untuk Bab 86. Penggalian, dll, mesin diklasifikasikan dalam pos 86,04 jika mereka sudah terpasang pada kereta atau truk, atau dari jenis yang cocok untuk kopling ke dalam kereta berjalan pada jaringan kereta api apapun.
36
Railroad pemberat mesin penggali-screening sering dipasang di gerobak atau truk sesuai dengan kondisi ini. Di sisi lain, penggalian, dan lain-lain, mesin yang dipasang di truk atau platform yang tidak memenuhi spesifikasi dari rollingstock kereta api, tetap diklasifikasikan dalam pos ini. Gerak sendiri kendaraan untuk pelayanan dan pemeliharaan kereta api rel terdapat dalam pos 86,04. Pos 84.31 merupakan bagian yang cocok untuk digunakan semata-mata atau terutama dengan mesin dari pos 84.25 sampai dengan 84.30. Contoh
Komponen-komponennya
2. Suspensi Belakang
Suspensi dengan isi Oli Hidrolik & Gas Nitrogen HS No.8708.80.1400 2
3. Propeller Shaft
Penerus daya dari mesin ke gardan (axle) HS No. 8708.50.1900 3
5. Kompresor
Untuk sistem pendingin udara HS No. 8414.80.9190 5
6. Pompa Hidrolik
Relief Pressure 20.6 Mpa Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak 6
37
8. Operator Seat
Dilengkapi dengan sabuk pengaman 2 titik
9. Platform RH
Platfrom untuk peletakan Filter Udara
12. Vessel
Bak penampung material angkut
38
Komponenkomponen Buldozer
1 1
Komponenkomponen Excavator
39
2. Kabin
Kabin operator dengan Tuas kendali hidrolik HS No.8431.49.9000
2
3. Drive Shaft
3 Untuk meneruskan daya dari mesin ke penggerak akhir. HS No.8431.49.9000 4. Transmisi Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft. HS No.8431.49.9000
5. Engine
Tipe Diesel dg Turbocharger Daya: 135 HP (nett) HS No.8408.90.5090
6. Silinder Hidrolik
Penggerak alat kerja (attachment) No.8412.21.0000 (8431.49.9000 HS
7. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik tandem tipe gear pump.Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak. HS No.8431.49.9000 7
8. Rear Axle
Axle dengan penggerak No.8431.49.9000 8 akhir Sprocket. Hs
40
10
11. Tire
Ban performa offroad dengan ukuran 3.00-24-10PR
11
12
41
3. Control Valve Komponen pengontrol aliran oli hidrolik yang menggerakkan Silinder dan Travel Motor HS . 8431.49.9000
3
7. Teeth & Adapter Komponen yang berfungsi sebagai pengurai material yang akan diangkat HS No. 8431.49.9000
7
42
9. Track Frame Rangka bawah sebagai platform dari rantai penggerak dan motor penggerak
9
12. Main Frame Rangka atas sebagai platform mesin, kabin dan komponen lainnya
12
13
43
2. Engine HS 8408.90.5090
3. Radiator
HS 8431.49.9000
Track HS 8431.49.9000
Roller HS 8431.49.9000
44
1
FORKS FOR FORKLIFT TRUCK
Fork 8431.20.000
3
ENGINE
R ADIATOR
Radiator 7318.16.9000
45
Fork 8431.20.000
3
ENGINE
R ADIATOR
Radiator 7318.16.9000
46
1.2.) Latihan Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, Saudara diminta untuk me-review kembali pemahaman Saudara dengan cara menjawab soal-soal latihan berikut. 1) 2) 3) Jelaskan mengapa Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek! Jelaskan apa itu Buldozer dan Excavator! Mengapa daya saing suatu negara menjadi salah satu faktor yang mampu meningkatkan kemajuan perdagangan ? Jelaskan ! 4) 5) Jelaskan alat berat berdasarkan fungsinya ! Jelaskan klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya!
1.3.) Rangkuman 1) Pertumbuhan industri spare part alat berat nasional pada tahun 2010 diproyeksikan mengalami peningkatan hingga 100 persen menjadi 4.400 unit. Peningkatan produksi ini didukung oleh bergairahnya beberapa sektor ekonomi, seperti perkebunan dan pertambangan. Namun demikian, peningkatan produksi tersebut belum mampu melewati produksi pada 2008 yang mencapai 5.914 unit dan 2007 yang mencapai 4.700 unit. 2) Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting didalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. 3) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. 4) Pengertian alat berat dalam BTBMI adalah merupakan ketentuan penjelasan catatan untuk pos 84,30 yang berkaitan dengan diri-gerak dan multi-fungsi mesin berlaku, mutatis mutandis, untuk mesin mendorong diri dari pos ini, yang mencakup sebagai berikut: Buldoser dan angledozers; Grader dan Leveller; Pencakar; Mekanikal sekop; Multi-ember ekskavator; Shovel loader; Loader-transporter; Mesin pemadat; Mesin giling
47
5)
Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat Berat.
6)
Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat Pengolah Lahan b. Alat Penggali c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pemindahan Material e. Alat Pemadat f. Alat Pemroses Material g. Alat Penempatan Akhir Material
7) Klasifikasi
operasional
alat
berat
adalah
alat-alat
berat
dalam
pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak b. Alat Statis 8) Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator). 9) Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. 10) Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging).
48
11) Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat, memindahkan, menyebarkan dan mem-buang material dalam rangka pemeliharaan jalan. 12) Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. 13) Jenis Scrapper ada dua macam yakni: (1) Scrapper yang ditarik Buldoser (Down Scrapper Tractor), dan (2) Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri (Self Propelled Scrappers). 14) Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur. 15) Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T. 16) Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. 17) Jenis Loader ada dua yaitu : (1) Loader dengan roda rantai (Crawler Loader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). 18) Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai. 19) Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o 20) Berdasarkan alat geraknya/mounted, Bulldozer dapat dibedakan: Crawler tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor Dozer [roda karet], Swamp Bulldozer [untuk daerah rawa].
49
21) Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled dan hydraulic controlled. 22) Berdasarkan blade/pisau, dozer dibedakan menjadi: Universal Blade (U Blade), Straight Blade (S Blade), Angling Blade (A Blade), Cushion Blade (C Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U Blade , material ringan) 1.4.) Tes Formatif 1 1) Mesin yang terdiri dari basis mendorong, sering lagu-bertelur, dengan pisau besar dipasang di depan, dan membentuk unit mekanik terpisahkan. Mereka digunakan, khususnya, untuk menghilangkan kotoran dan untuk meratakan kasar. jenis tertentu dirancang terutama untuk bersifat buaya atau untuk pembukaan lahan... a. Grader dan Leveller b. buldoser dan angledozers 2) c. pencakar d. Mekanikal sekop
Mesin yang menggali ke dalam tanah, di atas atau di bawah tingkat mesin, dengan cara penggalian sebuah ember, ambil, dan lain-lain, dioperasikan baik secara langsung dari ujung ledakan atau jib (sekop excavator, tarik sekop, dll) atau, untuk meningkatkan jangkauan kerja, di televisi kabel atau dengan cara jack hidrolik tergantung dari jib (draglines). a. b. Grader dan Leveller Buldoser dan angledozers c. Pencakar d. Mekanikal sekop
3)
Roda atau mesin penjelajah dengan sebuah front-mount ember yang mengambil materi melalui gerak mesin, transportasi dan pembuangan itu. a. b. Gerak sendiri shovel loader Multi-ember ekskavator c. Loader-transporter d. Pemadat mesin
4)
Fungsi utama yang menangani dan tidak transportasi, dilengkapi dengan ember depan-mount yang mengambil bahan curah dan kotoran mereka intothe tubuh mesin. digunakan di pertambangan. a. b. Gerak sendiri shovel loader Multi-ember ekskavator c. Loader-transporter d. Pemadat mesin
5)
50
b. 6)
Scraper
d. Excavator
Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali. a. b. Shovel. Dragline. c. Scraper D. Clamshell
7)
Crane termasuk dikategorikan kedalam... a. b. Alat Pemadat Alat Penggali c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pengolah Lahan
8)
Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali. a. b. Loader Tamping roller c. Pneumatic-tired roller d. Compactor
9)
Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. a. b. Alat Penempatan Akhir Material Alat Pemroses Material c. Alat Pemadat d. Alat Pemindahan Material
10) Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat. a. Alat Statis b. Alat dengan Penggerak c. Alat Penempatan Akhir Material d. Alat Pemadat
11) Concrete spreader termasuk kedalam alat. a. b. Alat Penempatan Akhir Material Alat Pemroses Material Dump Truck, merupakan c. Alat Pemadat, d. Alat Pemindahan Material alat yang digunakan untuk
12) Articulated
memindahkan dan membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur. a. b. c. d. Kapasitas terbatas dan jalan berlumpur Kapasitas terbatas dan jalan berlobang-lobang Kapasitas menengah dan jalan berlumpur Kapasitas menengah dan jalan berlobang-lobang 20o 25o c. 30o d. 45o
14) Di bawah ini adalah macam-macam jenis Bulldozer berdasarkan alat geraknya, kecuali a. b. Crawler Wheel c. Swamp d. Trowel
51
15) Off Highway Truck dapat digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas mulai dari... a. b. 20T 100T 40T 360T c. 40T 100T d. 100T 360T
1.5.) Umpan Balik dan Tindak Lanjut Untuk mengukur pemahaman anda terhadap kegiatan belajar 1, disarankan agar anda mencocokkan jawaban tes formatif yang anda buat dengan kunci jawaban yang kami sediakan. Hitunglah persentase tingkat pemahaman (TP) anda, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
TP =
Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan belajar 1 ini. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar 2. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan tabel berikut :
Tingkat Pemahaman 90 < TP 100% 80 < TP 70 < TP 60 TP TP < 60 90% 80% 70%
52
KEGIATAN BELAJAR - 2
Tata Cara Pemeriksaan Fisik Alat Berat dan Kunjungan Ke Lokasi Pabrik
Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta diharapkan dapat melakukan pemeriksaan fisik alat berat dan dapat membandingkan antara teori dan praktek tentang alat berat.
2.1.)
Pemeriksaan fisik adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor dan ekspor yang diperiksa. Untuk pemeriksaan barang ekspor didasarkan pada Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P- 27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Dirjen Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. Pada pasal 10 dinyatakan bahwa pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor yang: a. akan diimpor kembali; b. pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali; c. mendapat fasilitas KITE; d. dikenai Bea Keluar; e. berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau f. berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan. Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di : a. b. Kawasan Pabean pelabuhan muat; gudang Eksportir; atau
53
c.
tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean. Sedangkan pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian dan penetapan nilai pabean. Kegiatan pemeriksaan ini mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor. 139/PMK.04/2007 tentang Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor. Terhadap barang impor dilakukan pemeriksaan pabean berdasarkan pemberitahuan pabean yang disampaikan oleh importir. Pemeriksaan pabean meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang. Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan analisis manajemen resiko. Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa dokumen dilakukan dengan untuk benar, memastikan dan bahwa pemberitahuan pelengkap pabean, yang
diberitahukan
dokumen
pabean
diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen oleh sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa
pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang disajikan oleh sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penetapan berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa dokumen hanya bertanggung jawab atas penetapan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara selektif terhadap barang ekspor yang:
54
eksportir yang merangkap sebagai importir dengan kategori low risk dapat tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Ketentuan tersebut tidak berlaku dalam hal terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan memperhatikan reputasi eksportir yang meliputi:
b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan
pajak;
2.1.1.) Persiapan pemeriksaan alat berat/komponen alat berat secara umum Untuk keperluan kepustakaan maka seharusnya pemeriksa alat berat memiliki: 1. Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).
Pemeriksa barang hendaknya memperhatikan barang apa yang akan diperiksa dan menghubungkannya dengan pos-pos pada BTBMI. Hasil pemeriksaan agar mengacu ke BTBMI sehingga pemeriksaan dapat digunakan secara efektif oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen. 2. Buku pengetahuan barang.
55
Pemeriksa barang perlu melengkapi diri dengan literatur yang berkaitan dengan identifikasi barang 3. Menggali informasi lain dari situs internet. Pemeriksa barang haruslah kreatif dalam menggali sumber informasi tentang barang dalam hal ini alat berat yang akan diperiksa. Situs yang diddapat dari search engine seperti www.google.com juga sangat membantu pemeriksa barang dalam melakukan pengayaan informasi tentang barang yang akan diperiksa Selain yang bersifat soft skill maka pemeriksa barang juga harus melengkapi dirinya dengan hard skill atau hard tools. Perlengkapan dimaksud yaitu: 1. Cutter / pisau saku, berfungsi untuk membuka karton / pengemas barang (sebagai cadangan apabila pengurus/buruh tidak membawa cutter). 2. Senter kecil, berfungsi sebagai alat penerangan apabila barang tidak dikeluarkan dari kontainer, misalnya untuk melihat plate, atau
barang/kemasan tertentu dalam kontainer. 3. Alat tulis kantor berupa: Spidol (permanent marker) untuk menandai barang Ballpoint untuk menulis Laporan Hasil Pemeriksaan
4. Alat pengukur (meteran, macrometer dan sejenisnya) berfungsi untuk mengukur panjang barang / carton / kemasan. 5. Kacamata / sarung tangan / Topi / Helm pengaman (bila perlu), diperlukan apabila menghadapi barang yang perlu penanganan khusus. 6. Kalkulator, berfungsi untuk melakukan penghitungan jumlah barang atau konversi satuan barang. 7. Tas kecil (untuk menyimpan peralatan kerja selama proses pemeriksaan) Untuk melakukan identifikasi alat berat dalam rangka pemeriksaan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
56
2. Perhatikan pengemas.
Salah satu tanda-tanda mesin dalam keadaan baru atau bekas dapat dilihat dari konsdisi pengemas barang. Pengemas yang dimaksud yaitu mesin
dimasukkan kedalam kemasan terbuat dari kayu (semacam krat) dan dibungkus plastik rapi. Krat/crate yang berisi lepasan-lepasan alat berat pengangkutannya dapat dimasukkan kedalam kontainer atau tidak, tergantung dari ukuran krat/mesin yang bersangkutan. alat yang ukurannya besar, melebihi ukuran kontainer yang ada, biasanya tidak dimasukkan kedalam kontainer.
3. Perhatikan bentuk fisik barang: Ketahui mesin diimpor dalam keadaan baru
atau bekas: Salah satunya dengan melihat apakah terdapat ceceran atau rembesan oli yang keluar dari seal mesin. Juga diperhatikan apakah terdapat pengecatan ulang (recolour) untuk mengelabui petugas sehingga tidak bias dibedakan antara yang baru dengan bekas. (silencer) tidak terdapat jelaga yang berlebihan. Pada knalpot
logam yang ditempel pada body mesin yang bersangkutan, lihat gambar di bawah ini. Informasi Name plate bisa jadi lebih berharga di banding dengan brosur. Informasi di name plate menggambarkan informasi sebagai berikut: a. Nama barang b. Merk c. Negara asal d. Pabrik pembuat
57
e. Spesifikasi barang bersangkutan (voltage/watt/ampere/RPM/PK/Horse Power) i. Kemampuan hisap serta kemampuan melontarkan air (untuk pompa air), atau kemampuan menghisap atau mengisi udara (untuk pompa udara atau kompresor) ii. Kemampuan menuai/menebah (untuk mesin tebah) padi per satuan waktu iii. Konsumsi bahan bakar yang dipergunakan per satuan waktu 6. Perhatikan antara brosur, name plate dengan fisik barang yang bersangkutan. Jika terdapat kecocokan antara ketiganya maka dapat dikatakan bahwa pengimporan barang impoir tersebut sesuai dengan pemberitahuan yang disampaikan importir
2.1.2.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang
dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan fisik barang yang mendapat kemudahan ekspor yang akan dikonsolidasi dapat dilakukan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir atau di tempat konsolidasi barang ekspor. Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi :
a. jenis barang; b. jumlah barang; c. spesifikasi teknis barang; d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan.
58
Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurangkurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum
pemeriksaan dilakukan. Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik,
ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa, Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC. Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum tersedia pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan hingga eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang
diberitahukan dalam PEB. Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib membatalkan PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis barangnya sesuai dengan barang yang akan diperiksa. Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang tetap dilaksanakan dengan ketentuan : eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total nilai FOB; Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM. Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada. Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi (NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit.
59
Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara : meneliti kemasan barang dan TPPBC; menghitung kemasan yang di-stuffing. Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti kemas, jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani PM. Untuk dapat memasukkan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Eksportir mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya sesuai contoh sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal ini (P30/BC/2009 tentang perubahan kedua atas peraturan Dirjen Bea dan Cukai nomor P-40/BC/2008 tentang tata laksana kepabeanan di bidang ekspor). Pemasukan sebagian petikemas ke Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan PEB, NPPD, dan setelah mendapat izin dari Kepala Kantor Pabean atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuknya dan telah mendapat keterangan tertulis dari surveyor tentang telah selesainya pemeriksaan atas barang ekspor yang akan dimasukkan ke Kawasan Pabean. Mekanisme Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Ekspor 1. Pejabat di Kantor Pemeriksaan i. Menerima PPB dan PEB melalui faksimili atau melalui sarana komunikasi lainnya dari Kantor Pemuatan; ii. Mencantumkan nama Pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan dan menetapkan tingkat pemeriksaan pada PPB; iii. Menerbitkan Surat Tugas; iv. Menyerahkan kepada Pemeriksa : a. PPB; b. Formulir PM; c. Surat Tugas.
60
v. Menerima dari Pemeriksa PPB dan menatausahakannya. 2. Pemeriksa : i. Menerima dari Pejabat Kantor Pemeriksaan : a. PPB; b. Formulir PM; c. Surat Tugas; ii. Menerima dari eksportir/kuasanya : PEB yang telah mendapat Nomor Pendaftaran dan telah
ditandatangani serta dibubuhi cap perusahaan; Invoice dan packing list; Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan; PPB.
iii. Melakukan pemeriksaan fisik barang sesuai instruksi pemeriksaan yang tercantum pada PPB; iv. Meneliti pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor; v. Mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada bagian belakang PEB dan menandatangani PM; vi. Menyerahkan kepada eksportir/kuasanya : a. PEB yang telah berisi hasil pemeriksaan fisik barang; b. Invoice dan Packing list; c. Dokumen pelengkap pabean lainnya yang diwajibkan. vii. Menyerahkan PPB kepada Pejabat Kantor Pemeriksaan.
2.1.3.) Pemeriksaan Fisik Alat Berat/Komponen Alat Berat Untuk Impor Ketentuan impor barang modal bukan-baru (bekas) diperpanjang masa berlakunya menyusul diterbitkannya Permendag Nomor 63/M-
DAG/PER/12/2009. Permendag ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2010 dan merupakan perpanjangan dari ketentuan sebelumnya yaitu Permendag Nomor 57/M-DAG/PER/12/2008 tanggal 24 Desember 2008.
61
Kebijakan memperpanjang masa berlaku Ketentuan Impor Barang Modal Bukan Baru ditujukan untuk mengimbangi daya beli sektor industri di tanah air yang masih lemah akibat belum kondusifnya perekonomian Indonesia.
Perusahaan rekondisi/remanufakturing, selain mengimpor untuk kebutuhan di dalam negeri juga dapat mengekspor hasil proses rekondisi/remanufakturingnya dan memenuhi pesanan pemakai langsung. Perusahaan yang melanggar ketentuan yang berlaku akan dikenakan sanksi, yaitu pencabutan Angka Pengenal Importir (API) dan/atau pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berkaitan dengan impor alat berat, terdapat ketentuan bahwa atas impor bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alatalat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 99/KMK.05/2000 tanggal 31 Maret 2000 oleh industri alat-alat besar diberikan fasilitas keringanan bea masuk dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Atas impor bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat
besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar diberikan keringanan bea masuk sehingga tarif akhir bea masuknya menjadi 5 % (lima persen).
2. Dalam hal tarif bea masuk yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia (BTBMI) 5 % (lima persen) atau kurang, maka yang berlaku adalah tarif bea masuk dalam BTBMI. Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk, apabila pada saat
pengimporannya tidak memenuhi ketentuan tentang jumlah, jenis, spesifikasi barang yang tercantum dalam daftar barang, dipungut bea masuk dan pungutan impor lainnya dan tidak dikenakan denda; Atas bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar yang telah
62
mendapatkan fasilitas keringanan bea masuk hanya dapat digunakan untuk kepentingan industri yang bersangkutan. Penyalahgunaan bahan baku dan bagian tertentu untuk pembuatan bagian alat-alat besar serta bagian tertentu untuk perakitan alat-alat besar akan mengakibatkan batalnya fasilitas bea masuk yang diberikan, sehingga bea masuk yang terhutang harus dibayar dan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100 % (seratus persen) dari kekurangan bea masuk.
Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang adalah dalam rangka memperoleh data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk: a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription); b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported); c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang; d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan; e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar Untuk mempermudah pemahaman peserta akan pekerjaan pemeriksaan fisik yang dilakukannya dan bagaimana keterkaitannya dengan bagian lain, maka di bawah ini digambarkan bagan alur pemeriksaan barang. Pemeriksaan fisik Barang untuk setiap PIB dilakukan oleh 1 (satu) orang Pejabat Pemeriksa Barang yang ditunjuk secara langsung melalui Sistem Aplikasi atau oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen. Pejabat Pemeriksa Dokumen dapat menunjuk Pejabat Pemeriksa Barang lebih dari satu orang, dalam hal jumlah dan atau jenis barang yang akan diperiksa mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga apabila diperiksa oleh satu orang Pejabat Pemeriksa Barang membutuhkan waktu yang cukup lama, dan menghambat kecepatan penyelesaian suatu importasi.
63
Gambar.2.1 Bagan Alur Penetapan Tarif Impor dan Posisi Pekerjaan Pemeriksaan Barang
PIB
Tidak masuk analyzing point dan payment verification /jalur prioritas Download P I B
Mandatory check/ Content Check
Payment Verification
Analyzing Point
Hi Co Scan
SPJM Pendok Periksa Fisik LHP PFPD BPIB INP/DNP 7 Hr Penetapan SPPB
SPKPBM SSPCP/Jaminan
: Surat Persetujuan Pengeluaran Barang : Surat Pemberitahuan Jalur Merah : Nomor Identitas Kepabeanan
Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi Pemeriksaan menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang ditunjuk adalah pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan namanya sudah dientry oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir. Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik barang lebih dari satu PIB.
64
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik barang : a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan pemeriksaan fisik barang. b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang. c. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada PFPDnya. Pemeriksaan fisik barang impor dilakukan oleh pejabat pemeriksa fisik berdasarkan instruksi pemeriksaan yang diterbitkan oleh pejabat bea dan cukai atau system komputer pelayanan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan di : a. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) atau tempat lain yang disamakan dengan TPS; b. Tempat Penimbunan Pabean (TPP);atau c. Tempat Penimbunan Berikat (TPB). Apabila dalam pemeriksaan fisik barang impor dibutuhkan pengetahuan teknis tertentu, pejabat bea dan cukai dapat meminta bantuan pihak lain yang memiliki pengetahuan teknis tersebut. Dalam hal dilakukan pemeriksaan fisik, importir atau kuasanya mendapat pemberitahuan pemeriksaan fisik dari pejabat bea dan cukai atau dari sistem komputer pelayanan. Importir atau kuasanya wajib menyiapkan dan
menyerahkan barang impor untuk diperiksa, membuka setiap bungkusan, kemasan, atau peti kemas yang akan diperiksa serta menyaksikan
pemeriksaan tersebut. Kewajiban tersebut harus dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah tanggal pemberitahuan pemeriksaan fisik.
65
Dalam hal berdasarkan pemeriksaan pabean terdapat : a. Barang impor yang tidak diberitahukan;atau b. Barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor, maka pejabat pemeriksa dokumen menyerahkan pemberitahuan pabean beserta dokumen pelengkap pabeannya tersebut kepada pejabat bea dan cukai yang bertanggung jawab dibidang pengawasan untuk dilakukan penyelidikan. Tingkat Pemeriksaan Alat Berat/Komponen Alat Berat :
66
adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari jumlah kemasan yang terdapat dalam setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa; (2) untuk party barang impor yang lebih dari 1 (satu) jenis barang, kemasan yang dibuka untuk dilakukan pemeriksaan fisik barang adalah sebesar 10 % (sepuluh persen) atau 30 % (tiga puluh persen) dari tiap jenis barang yang terdapat dalam setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa; (3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen); (4) Terhadap jenis barang yang memerlukan penanganan khusus (diangkut dengan reefer container) pemeriksaan dapat dilakukan di gudang/tempat penimbunan milik importir; ii. Dalam hal jumlah dan atau jenis kemasan kedapatan tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen). b. Alat berat/komponen alat berat impor diangkut dalam kemasan lain dari petikemas, Pejabat Pemeriksa Barang: 1) Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa; 2) Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa :
67
(3) apabila hasil pemeriksaan fisik barang, kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai, maka pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen).
e. Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang
diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean;
68
Tata Kerja Pengambilan Contoh dan/atau Foto Alat Berat/Komponen Alat Berat
Pejabat Pemeriksa Alat Berat/Komponen Alat Berat: a. Memberitahu importir atau kuasanya tentang pengambilan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat; b. Menunjuk kemasan dimana barang contoh dan foto alat berat/komponen alat berat harus diambil; c. Menerima contoh dan foto alat berat/komponen alat berat dari importir atau kuasanya; d. Memperhatikan dan memastikan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat yang diajukan sudah memenuhi syarat dan kualifikasi untuk dapat digunakan dalam penetapan klasifikasi dan penetapan nilai pabean; e. Memberikan paraf dan mencantumkan tanggal pemeriksaan pada contoh barang; f. Mengisi dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang Impor
g. Meminta kepada importir atau kuasanya untuk menandatangani Berita Acara Pemeriksaan Fisik Barang Impor; h. Menyerahkan lembar ke-2 Berita Acara Pengambilan Contoh alat
berat/komponen alat berat kepada importir atau kuasanya; i. Menyerahkan contoh dan foto alat berat/komponen alat berat bersama dengan lembar ke-1 Berita Acara Pengambilan Contoh Barang kepada staf Seksi Kepabeanan dan Cukai bersama-sama dengan packing list dan LHP. 2.1.4.) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Alat Berat/Komponen Alat Berat Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam LHP yang memuat :
1. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi : a) uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut; b) merek dan tipe barang, apabila ada; c) spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya : 2. kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI); 3. kondisi barang (baru, bekas, scrap);
69
5. Jenis kemasan barang; 6. Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa
dengan copy invoice dan atau packing list;
70
iv. spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang; v. kondisi barang (baru atau bukan baru); vi.keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang dalam rangka pengklasifikasian dan peneletian nilai pabean. i) Keterangan tambahan dalam hal : i. pengambilan contoh barang dan/atau foto barang dan/atau dokumen tentang spesifikasi produk yang menyertai barang; ii. pemeriksaan fisik memerlukan penelitian lebih lanjut dari Laboratorium; iii. pemeriksaan fisik memerlukan keterangan dari instansi terkait; iv. pemeriksaan fisik merupakan hasil pemeriksaan bersama; v. pemeriksaan fisik tidak dapat dilakukan berserta alasannya, j) Kesimpulan tentang jumlah dan jenis barang yang diperiksa sesuai dengan perintah pemeriksaan sebagaimana dituangkan dalam istruksi pemeriksaan. k) Nama dan NIP Pejabat Pemeriksa Barang. Dalam hal Kantor Pelayanan telah menerapkan PDE Kepabeanan, Pejabat Pemeriksa barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik (LHP) kedalam sistem aplikasi pelayanan. 2.1.5.) Penjelasan design dan pengenalan alat berat/komponen alat berat di lokasi pabrik Dalam kunjungan ke lokasi pabrik alat-alat berat akan dijelaskan mengenai rancangan macam-macam alat berat, sehingga peserta akan dapat memperluas cakrawala pemahamannya mengenai teori-teori yang pada kegiatan belajar satu telah didapatkannya. Dengan demikian peserta akan memperoleh pengetahuan yang lebih rinci berkaitan dengan alat-alat berat guna mereka melakukan pemeriksaan. Pengenalan akan di arahkan pada komponen-komponen seperti di bawah ini:
71
g. Main Pump h. Hydraulic Pump i. j. Cylinder Assy (Arm, Boom, Bucket, Blade, dll) Dll
72
(travelling), maka dapat mengakibatkan kerusakan di final drive atau travel motor. 4. Mis-maintenance (salah melakukan pemeliharaan dari alat berat), hal ini umumnya kecerobohan baik dari pihak mekanik maupun operator. Sebagai contoh, tidak sedikit kejadian engine block pecah terkena connecting rod. 5. Accident (kecelakaan), kejadian kecelakaan atas alat berat di Indonesia sudah menjadi sesuatu yang biasa karena keselamatan karyawan maupun alat berat bukan merupakan perhatian utama. Misalkan alat berat tertimpa pohon, terguling dari tebing, terbenam di lumpur, dll. Salah satu contoh kecerobohan yang terjadi tetapi berakibat fatal, bukan hanya terjadi di lapangan saja tetapi workshop / bengkel. Contohnya apabila palu tertinggal di axle atau kunci tertinggal di final drive, akan mengakibatkan terjadinya kehancuran gigi gigi dari gear. Kelihatannya sesuatu yang tidak masuk akal dan sesuatu yang keterlaluan, tetapi itulah kenyataan sebenarnya yang terjadi. Tidak jarang pula kebutuhan akan komponen tidak dipenuhi, namun komponen yang tersedia dapat dipergunakan dengan sedikit ataupun banyak modifikasi. Misalkan engine yang tersedia harus dilakukan modifikasi dengan memakai suku cadang dari engine yang rusak yaitu dengan cara mengganti housing flywheel, intake manifold, exhaust manifold, atau mengubah dudukan engine mounting, dll. Disinilah perlunya technical knowledge dalam melakukan modifikasi, tetapi tidak perlu khawatir bahwa banyak mekanik yang dapat dan sering melakukannya. Diharapkan dengan penjelasan-penjelasan rancangan alat berat oleh pengelola pabrik kepada peserta, maka pemahaman peserta akan semakin meningkat mengenai komponen-komponen alat berat. Kemudian dilakukan pengenalan pada bentuk fisik alat-alat berat, yang dapat dibagi ke dalam macam-macam alat sebagai berikut: a. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan
73
dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. c. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relative kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relative jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. d. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
e. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan pembunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.
f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material
74
di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant. g. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat. Setelah peserta diperkenalkan dengan macam-macam alat berat, selanjutnya peserta akan diperkenalkan macam-macam alat berat namun ditinjau dari sudut alat yang menggerakkannya. Alat-lat tersebut adalah: a. Alat dengan Penggerak Alat penggerak merupakan bagian dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler atau roda kelabang dan ban karet. Sedangkan belt merupakan alat penggerak pada conveyor belt. b. Alat Statis Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
2.2.)
Latihan
1) Apa tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik barang untuk ekspor? Dan dimana saja dapat dilakukan pemeriksaan fisik barang ekspor? 2) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang ekspor? 3) Apa tujuan pemeriksaan fisik barang impor dan dimana saja tempat dilakukannya pemeriksaan fisik barang impor? 4) Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik barang impor? 5) Bagaimana melakukan tahapan melakukan klasifikasi barang untuk
75
2.3.)
Rangkuman
1) Pemeriksaan fisik ekspor barang adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor dan ekspor yang diperiksa. 2) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor yang: a. b. c. d. e. f. akan diimpor kembali; pada saat impornya ditujukan untuk diekspor kembali; mendapat fasilitas KITE; dikenai Bea Keluar; berdasarkan informasi dari Direktorat Jenderal Pajak; atau berdasarkan hasil analisis informasi dari Unit Pengawasan terdapat indikasi yang kuat akan terjadi pelanggaran atau telah terjadi pelanggaran ketentuan perundang-undangan. 3) Pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor dapat dilaksanakan di : a. b. c. Kawasan Pabean pelabuhan muat; gudang Eksportir; atau tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean. 4) Pemeriksaan fisik barang impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai pemeriksa barang untuk mengetahui jumlah dan jenis barang impor yang diperiksa guna keperluan pengklasifikasian
dan penetapan nilai pabean. 5) Pemeriksaan pabean meliputi penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang. 6) Pemeriksaan pabean dilakukan secara selektif berdasarkan analisis manajemen resiko. 7) Penelitian dokumen dilakukan oleh pejabat pemeriksa dokumen dan/atau sistem komputer pelayanan. Penelitian dokumen oleh pejabat pemeriksa dokumen dilakukan untuk memastikan bahwa pemberitahuan pabean, diberitahukan dengan benar, dan dokumen pelengkap pabean yang diwajibkan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan. Penelitian dokumen oleh sistem komputer pelayanan dilakukan untuk memastikan bahwa
76
pengisian pemberitahuan pabean yang telah disampaikan telah lengkap dan benar. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian computer, yang didasarkan pada data yang disajikan oleh sistem komputer pelayanan. Pejabat pemeriksa dokumen melakukan penetapan berdasarkan hasil penelitian. Pejabat pemeriksa dokumen hanya bertanggung jawab atas penetapan. 8) Pemeriksaan fisik barang ekspor dilakukan secara selektif terhadap barang ekspor yang: (i) mendapat fasilitas KITE dengan pembebasan bea masuk dan/atau cukai; atau (ii) dikenai Bea Keluar. 9) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Penetapan eksportir tertentu dengan
memperhatikan reputasi eksportir yang meliputi: a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir; b. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan pajak; c. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur Audit; dan d. telah memperoleh rekomendasi dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai wajib pajak patuh. 10) Terhadap barang ekspor yang mendapat kemudahan ekspor wajib dilakukan pemeriksaan fisik oleh Kantor Pemeriksaan. Pemeriksaan fisik barang dilaksanakan di gudang eksportir atau tempat lain yang ditunjuk oleh eksportir. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan oleh Kantor Pemeriksaan dan dibuat sesuai ketentuan yang berlaku. 11) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Pemeriksaan fisik barang ekspor meliputi : a. jenis barang; b. jumlah barang; c. spesifikasi teknis barang;
77
d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan. 12) Laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC, meliputi : a. jenis barang; b. jumlah barang; c. spesifikasi teknis barang; d. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan. e. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor; f. Klasifikasi barang berdasarkan HS;
g. Total nilai FOB. 13) Tingkat pemeriksaan fisik barang sebanyak-banyaknya 10%, sekurangkurangnya 2 (dua) kemasan. Pemeriksaan fisik barang dilakukan secara bertahap sesuai jumlah barang ekspor yang tersedia untuk diperiksa dan eksportir/kuasanya wajib memberitahukan kepada Pemeriksa sebelum pemeriksaan dilakukan. 14) Terhadap barang ekspor tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium. PM terhadap barang ekspor yang telah dilakukan pemeriksaan fisik, ditandatangani Pemeriksa. Pada kemasan barang ekspor yang diperiksa, Pemeriksa wajib membubuhkan TPPBC. 15) Dalam hal jenis barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB belum tersedia pada saat akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang ditangguhkan hingga eksportir menyiapkan jenis barang yang sesuai dengan yang diberitahukan dalam PEB. 16) Dalam hal eksportir tetap akan melaksanakan ekspor barang yang jenisnya berbeda dengan yang diberitahukan dalam PEB, eksportir wajib membatalkan PEB bersangkutan dengan mengajukan PEB baru yang jenis barangnya sesuai dengan barang yang akan diperiksa. 17) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang tetap dilaksanakan dengan ketentuan : a. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang dan total nilai FOB; b. Pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM. Terhadap Eksportir Daftar Putih dapat dikecualikan dari ketentuan yang ada.
78
18) Dalam hal Eksportir Daftar Putih terkena Nota Hasil Intelijen/Nota Informasi (NHI/NI), maka wajib dilakukan pemeriksaan fisik. Eksportir Daftar Putih ditetapkan oleh Direktur Verifikasi dan Audit. 19) Terhadap barang ekspor yang dilakukan pemeriksaan fisik barang wajib dilakukan pengawasan stuffing oleh Pegawai Pengawasan Stuffing. Pengawasan Stuffing dilakukan dengan cara : a. b. meneliti kemasan barang dan TPPBC; menghitung kemasan yang di-stuffing.
20) Terhadap peti kemas yang telah selesai diawasi stuffing-nya dilakukan penyegelan. Pegawai Pengawasan Stuffing mencantumkan nomor peti kemas, jenis, nomor segel dan tanggal penyegelan serta menandatangani PM. 21) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk: a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription); b. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported); c. mencegah kesalahan pemberitahuan negara asal barang; d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan; e. menetapkan klasifikasi dan Nilai Pabean dengan benar 22) Dalam hal PIB mendapat jalur merah, maka respon Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan instruksi pemeriksaan diterbitkan. Instruksi Pemeriksaan menunjuk nama pemeriksa barang. Pemeriksa barang yang ditunjuk adalah pegawai yang bertugas sebagai pemeriksa barang dan namanya sudah dientry oleh petugas Operator Konsul dengan status hadir. 23) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik barang lebih dari satu PIB. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik barang : d. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan pemeriksaan fisik barang. e. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan pemeriksaan jabatan. Biaya yang timbul akaibat pemeriksaan jabatan di
79
tanggung oleh DJBC. Sementara kerugian atau kerusakan yang terjadi akibat pemeriksaan jabatan ditanggung oleh pemilik barang. f. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh pemeriksa ke dalam aplikasi impor. Dan bila LHP belum direkam maka dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada PFPDnya. 24) Pemeriksaan fisik barang dilakukan di : (i) Tempat Penimbunan Sementara (TPS) atau tempat lain yang disamakan dengan TPS; (ii) Tempat Penimbunan Pabean (TPP); atau (iii) Tempat Penimbunan Berikat (TPB). 25) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; 26) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; 27) Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang; 28) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat Pemeriksa Barang : a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor yang akan diperiksa; b. memeriksa segel petikemas barang impor yang akan diperiksa; c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas; d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa: 29) Dalam hal barang impor diangkut dalam kemasan lain dari petikemas, Pejabat Pemeriksa Barang: a. Mencocokkan nomor, merek, ukuran dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa;
80
b. Menghitung/mencocokkan jumlah dan jenis kemasan barang impor yang akan diperiksa : 30) Dalam hal barang impor dalam bentuk curah, Pejabat Pemeriksa Barang : a. menghitung/mengukur jumlah atau volume barang; b. mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan packing list yang telah dilegalisir oleh Pejabat Penerima Dokumen. 31) Dalam melakukan pemeriksaan fisik barang, disamping menghitung jumlah barang dan mencocokkan jenis barang dengan copy invoice dan atau packing list yang telah ditandasahkan oleh Pejabat Penerima Dokumen, Pejabat Pemeriksa Barang wajib memeriksa data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. jumlah satuan barang dari setiap jenis barang yang diperiksa; b. merk, tipe, ukuran, data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa; c. memberikan paraf pada kemasan yang telah dibuka dan telah dilakukan pemeriksaan fisik; d. dalam hal jumlah satuan dan atau jenis barang kedapatan tidak sesuai, pemeriksaan fisik barang ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen); e. dalam hal copy invoice dan atau packing list tidak dapat digunakan sebagai dasar pemeriksaan fisik barang, maka pemeriksaan ditingkatkan menjadi 100 % (seratus persen). 33) Dalam hal jenis barang atau data teknis atau spesifikasi barang yang diperiksa tidak jelas, diajukan contoh barang dan atau photo barang untuk keperluan penetapan klasifikasi dan atau penetapan nilai pabean; 34) Pengambilan contoh barang dilakukan dengan membuat Berita Acara Pengambilan Contoh Barang yang ditandatangani oleh Importir/PPJK, dengan tetap memperhatikan sifat barang yang peka terhadap pengaruh luar sehingga tidak dapat diambil contohnya (untuk itu dimintakan keterangan yang berasal dari negara asal barang). 35) Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk dapat mengklasifikasi suatu barang dengan benar: a. b. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi barang. Langkah kedua yaitu melakukan klasifikasi barang. Pada saat ini sistem pengklasifikasian barang di Indonesia didasarkan pada Harmonized
81
System dan dituangkan dalam bentuk suatu daftar tarif yang dikenal dengan sebutan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). 36) Pejabat Pemeriksa Barang menuangkan hasil pemeriksaan fisik barang ke dalam LHP yang memuat : a. Uraian jenis barang secara lengkap dan jelas, yang meliputi :
b. c. d. e.
uraian barang, sesuai dengan penyebutan umum barang tersebut; merek dan tipe barang, apabila ada; spesifikasi teknis sesuai dengan kegunaan barang, misalnya :
kualitas barang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI); kondisi barang (baru, bekas, scrap); keterangan lain yang dapat memperjelas pengenalan barang. Jumlah barang dalam satuan yang umum digunakan untuk barang bersangkutan;
f. g.
Jenis kemasan barang; Kesimpulan tentang kesesuaian jumlah dan jenis barang yang diperiksa dengan copy invoice dan atau packing list;
2.4.)
Tes Formatif
1) Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap Barang Ekspor berikut, kecuali a. b. c. d. akan diimpor kembali; akan diekspor kembali; akan dikenai Bea Keluar; akan dikenai Bea Masuk;
2) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik atas Barang Ekspor, kecuali a. kawasan pabean pelabuhan muat; b. gudang perwakilan importir c. gudang Eksportir; d. tempat lain yang digunakan oleh Eksportir untuk menyimpan barang setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean. 3) Terhadap barang ekspor yang diekspor oleh eksportir tertentu tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Penetapan eksportir tertentu dilakukan oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan. Berikut adalah dasar penetapan eksportir tertentu, kecuali
82
a. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir; b. tidak pernah melanggar ketentuan kepabeanan dan cukai yang dikenai sanksi administrasi dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir; c. tidak mempunyai tunggakan hutang bea masuk, Bea Keluar, cukai, dan pajak; d. telah menyelenggarakan pembukuan berdasarkan rekomendasi Direktur Audit; 4) Pemeriksaan fisik barang dilakukan berdasarkan PEB, dokumen pelengkap pabean dan PPB yang diterbitkan oleh Pejabat di Kantor Pemuatan. Berikut cakupan pemeriksaan fisik barang ekspor, kecuali a. kualitas barang; b. jenis barang; c. jumlah barang; d. spesifikasi teknis barang;
5) Berikut adalah isi laporan hasil pemeriksaan fisik barang dalam LPBC,
kecuali a. jenis barang, jumlah barang, spesifikasi teknis barang; b. nomor, merk, jenis dan jumlah kemasan. c. Total bea masuk d. Pemenuhan ketentuan kepabeanan dibidang ekspor;
6) Dalam hal jumlah barang ekspor yang diberitahukan dalam PEB berbeda
dengan jumlah barang ekspor yang akan diperiksa, pemeriksaan fisik barang tetap dilaksanakan dengan ketentuan. Mana pernyataan yang salah berikut ini a. b. c. eksportir membuat pemberitahuan perubahan jumlah barang; eksportir membuat pemberitahuan perubahan total nilai FOB; pemeriksaan mencantumkan hasil pemeriksaan fisik barang pada PEB sesuai dengan jumlah barang yang diperiksa dan menandatangani PM. d. petugas bea dan cukai memanggil eksportir yang bersangkutan untuk konfirmasi
83
c. d.
10) Tujuan Pemeriksaan Fisik Barang impor adalah dalam rangka memperoleh
data barang secara lengkap, agar dapat digunakan untuk a. mencegah adanya uraian barang yang tidak jelas/benar (misdescription); b. mencegah kesalahan pemberitahuan negara tujuan barang c. mencegah adanya barang yang tidak diberitahukan (unreported); d. mencegah pemasukan barang larangan dan pembatasan; 11) Apabila jumlah PIB jalur merah lebih banyak daripada jumlah pemeriksa barang, maka satu orang pemeriksa barang dapat ditunjuk untuk memeriksa fisik barang lebih dari satu PIB. Mana pernyataan salah berikut ini a. Importir harus menyerahkan hard copynya dan ikut serta menyaksikan pemeriksaan fisik barang. b. Dalam hal lebih dari 3 hari sejak terbitnya SPJM, importir tidak datang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisk barang maka dapat dilakukan pemeriksaan jabatan. c. Biaya yang timbul akibat pemeriksaan jabatan di tanggung oleh DJBC. d. Hasil Pemeriksaan fisik dituangkan dalam LHP dan harus direkam oleh pemeriksa ke dalam aplikasi ekspor. Dan bila LHP belum direkam maka dokumen belum bisa diperiksa pleh Pejabat Fungsional Pemeriksa
84
Dokumen (PFPD) atau Kepala Seksi Pabean untuk KPBC yang tidak ada PFPDnya. 12) Berikut adalah tempat pemeriksaan fisik barang dilakukan, kecuali a. Tempat Penimbunan Sementara b. Tempat Penimbunan Khusus; c. Tempat Penimbunan Pabean; d. Tempat Penimbunan Berikat. 13) Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut, kecuali a. fotocopy invoice b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli; c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli; d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli; 14) Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam dokumen berikut, kecuali.. a. fotocopy invoice b. packing list dengan jumlah 1 (satu) Koli; c. packing list dengan jumlah 2 (dua) Koli; d. packing list dengan jumlah 3 (tiga) Koli; 15) Dalam hal barang impor diangkut dalam petikemas (container), Pejabat Pemeriksa Barang : a. mencocokkan nomor, ukuran, jumlah dan jenis petikemas barang impor yang akan diperiksa; b. melakukan pemeriksaan importir; c. mengawasi stripping barang dari dalam petikemas; d. menghitung jumlah kemasan dan mencocokkan jenis kemasan dari setiap petikemas barang impor yang akan diperiksa:
85
TP =
Apabila anda hanya dapat menjawab pertanyaan tersebut kurang atau sama dengan 80 %, maka sebaiknya anda mengulang kembali materi kegiatan belajar 2. Selanjutnya, apabila jawaban anda telah memenuhi standar kualifikasi yang diminta (lebih dari 80%) maka anda dapat melanjutkan untuk mengerjakan soal-soal test sumatif. Skala pengukuran tingkat pemahaman belajar sesuai dengan tabel berikut : Tingkat Pemahaman 90 < TP 100% 80 < TP 70 < TP 60 TP TP < 60 s 90% 80% 70% Skala Nilai Amat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
86
PENUTUP
Teknik pemeriksaan alat berat adalah suatu bidang kegiatan yang erat kaitannya dengan tugas-tugas pemeriksaan barang pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Sebagai bagian dari institusi DJBC hendaknya Anda memiliki pemahaman yang tepat mengenai konsep pemeriksaan barang, khususnya alat berat agar pemasukkan pajak Negara dari transaksi alat berat ini dapat berjalan secara optimal tanpa merugikan pihak-pihak pelaku perdagangan internasional terkait. Tujuannya adalah agar Anda dapat mengerti mengenai konsep pemeriksaan barang dan bagaimana keterkaitannya dengan unit-unit terkait lainnya, serta dapat melakukan pemeriksaan secara baik. Dengan demikian Anda dapat melakukan tindakan yang tepat dalam setiap pengambilan keputusan. Akhirnya semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Diklat dan umumnya bagi pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mempelajari modul ini. Apabila Anda masih membutuhkan penjelasan terhadap materi pelajaran dalam modul ini, silahkan mengkonsultasikannya kepada fasilitator
atau waidyaiswara yang membawakan materi pelajaran Teknik Pemeriksaan Alat Berat ini.
87
TES SUMATIF
Sebagai tolok ukur pemahaman Anda terhadap modul Teknik Pemeriksaan Alat Berat, silahkan Anda kerjakan soal-soal latihan berikut. Tingkat Pemahaman (TP) dapat Anda hitung sendiri menggunakan rumus yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya.
1)
Alat yang biasanya digunakan untuk pembukaan lahan. a. dozer c. backhoe b. scraper d. excavator Yang bukan termasuk didalam kategori alat penggali. a. shovel. b. dragline. c. scraper. d. clamshell. Crane termasuk dikategorikan kedalam... a. b. Alat Pemadat Alat Penggali c. Alat Pengangkut Material d. Alat Pengolah Lahan
2)
3)
4)
Berikut adalah alat yang digunakan untuk pemadatan, kecuali. a. Loader c. pneumatic-tired roller b. tamping roller d. compactor Alat yang fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. a. Alat Penempatan Akhir Material b. Alat Pemroses Material c. Alat Pemadat d. Alat Pemindahan Material
5)
6)
Berdasarkan pergerakannya alat batching plant termasuk kedalam alat. a. Alat Statis Material b. Alat dengan Penggerak c. Alat Penempatan Akhir d. Alat Pemadat
7)
Concrete spreader termasuk kedalam alat. a. Alat Penempatan Akhir Material c. Alat Pemadat,
88
b. 8)
Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini. a. Alat dengan Penggerak dan Alat Statis b. Alat Statis dan Alat Pemadat c. Alat dengan Penggerak dan Alat Penempatan Akhir Material d. Alat Pemroses Material dan Alat Pemadat
9)
Dump Truck termasuk kedalam alat. a. b. c. d. alat gusur alat gali muat Alat muat Alat angkut.
10) Bucket Whell Excavator termasuk kedalam alat. a. alat gali-muat-angkut c. Alat muat b. alat bor d. alat perata
12) Yang termasuk kedalam Alat Penempatan Akhir Material. a. concrete spreader c. concrete batch plant b. asphalt mixing plant d. pneumatic-tired roller 13) . Nama dari alat tersebut adalah a. clamshell c. dozer, b. Loader d. pneumatic-tired roller
14) Fungsi dari gambar no 13 adalah. a. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan b. untuk menggali tanah dan batuan c. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas d. untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan
89
15) Termasuk kedalam alat apakah gambar no.13. a. b. c. d. Alat Penggali Alat Pengolah Lahan Alat Pengangkut Material Alat Pemindahan Material.
a.
c.
b.
d.
a.
c.
b.
d.
18) Fungsi dari Kompresor. a. Untuk sistem pendingin udara b. Untuk memompa oli ke silinder penggerak bak c. Untuk menginjeksi BBM ke sistem commonrail d. Penerus daya dari mesin ke garden (axle) 19) Fungsi dari Platform RH. a. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder b. c. d. Untuk lantai disamping Kabin kemudi peletakan Filter Udara Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder
90
b. c. d.
Konstruksi penahan kabin. Untuk menyimpan oli hidrolik bagi sistem hidrolik silinder. untuk peletakan Filter Udara.
22) Fungsi dari Tandem Case. a. Pelindung rantai penggerak akhir roda b. Untuk penyeimbang body grader pada bagian depan c. d. Untuk mensuplai oli ke sistem silinder penggerak Untuk meneruskan daya dari mesin ke drive shaft
a. b.
c. d.
a.
c.
b.
d.
91
Kunci Jawaban
Test Formatif KB. 1 1. B 2. S 3. S 4. B 5. B KB.2 1. D 2. B 3. B 4. A 5. C 6. D 7. C 8. A 9. B 10. B 11. D 12. B 13. B 14. B 15. B
6. S 7. S 8. B 9. B 10. B
Tes Sumatif 1 2 3 4 5 C B A D A 6 7 8 9 10 C C C A A 11 12 13 14 15 C D D A B 16 17 18 19 20 C B B D B 21 22 23 24 25 C B A B A
92
DAFTAR ISTILAH
Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Articulated Dump Truck, disingkat ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang material dengan kapasitas berlumpur. Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang mengenai kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ekspor. Berdasarkan alat Kendali pisau dozer dibedakan menjadi cable controlled dan hydraulic controlled. BTBMI singkatan Buku Tarif Bea Masuk Indonesia. Bulldozer adalah salah satu jenis dozer yang bergerak ke depan, sedangkan jenis lainnya adalah angle dozer yang bergerak serong 25o. Bulldozer dapat dibedakan: Crawler tractor Dozer [roda rantai], Wheel tractor Dozer [roda karet], Swamp Bulldozer [untuk daerah rawa]. Crawler loader adalah Loader dengan roda rantai. Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku undangundang mengenai kepabeanan. Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku UndangUndang ini. Down Scrapper Tractor adalah Scrapper yang ditarik Buldoser. terbatas dan kondisi jalan
93
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean. Grader alat perata tanah yang berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; disamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan. Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam Daerah Pabean. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan undang-undang mengenai kepabeanan. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) adalah pemberian pembebasan dan/atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor. Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar. Kewajiban pabean adalah semua kegiatan di bidang kepabeanan yang wajib dilakukan untuk memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Kepabeanan .
94
klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas alat dengan Penggerak dan alat statis. Klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebut berdasarkan fungsifungsi utama alat. Klasifikasi operasional alat berat adalah alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Loader adalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Off Highway Truck juga digunakan untuk memindahkan material dengan kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T. Pembebasan adalah pembebasan Bea Masuk (BM) dan/atau Cukai atas impor barang dan/atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor atau diserahkan ke Kawasan Berikat. Pemberitahuan pabean adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Kepabeanan. Pemberitahuan Pabean Ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka melaksanakan kewajiban pabean di bidang ekspor, dalam bentuk dan syarat yang ditetapkan dalam undang-undang mengenai kepabeanan. PFPD merupakan Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen (PFPD)
95
Pos pengawasan pabean adalah tempat yang digunakan oleh pejabat bea dan cukai untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas barang impor dan ekspor. Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang. Self Propelled Scrappers adalah Scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri. Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging). Tingkat Pemeriksaan 100 (seratus) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah seluruh kemasan setiap jenis barang; Tingkat Pemeriksaan 30 (tiga puluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 30% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; Tingkat Pemeriksaan sebesar 10 (sepuluh) %, adalah pemeriksaan fisik barang dengan jumlah kemasan yang dibuka adalah jumlah yang dapat mewakili 10% dari setiap jenis barang yang tertulis dalam fotocopy invoice dan atau packing list dengan jumlah minimal 2 (dua) Koli; TPB adalah Tempat Penimbunan Berikat TPP adalah Tempat Penimbunan Pabean (TPP); TPS adalah Tempat Penimbunan Sementara (TPS) Tractor atau Bulldozer atau Dozer adalah alat yang dirancang untuk mendorong material, meratakan atau menyebarkan material, mengupas permukaan tanah dan penggunaan lainnya yang sesuai.
96
Universal Blade ( U - Blade ), Straight Blade (S Blade), Angling Blade (A Blade), Cushion Blade (C Blade), Bowl dozer, Light material U Blade ( U Blade , material ringan) Wheel loader adalah loader dengan roda karet. Wheel Tractor Scrapper, disingkat WTS, digunakan untuk memuat,
97
DAFTAR PUSTAKA
Modul Teknik Klasifikasi Barang, Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai, 2008 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-07/BC/2007 tentang Pemeriksaan fisik barang impor. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-27/BC/2010 tentang Perubahan Ketiga atas peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-40/BC/2008 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. Rasyid, Muhammad Rusli, 2008, Analisis Produsktivitas Alat-alat Berat Proyek: Studi Kasus Proyek Pengembangan Bandar Udara Hasanuddin, Maros, Makassar Rostiyanti, Susy Fatena (2009), Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka Cipta Siswanto, Budi Tri (2008), Teknik Alat Berat untuk Sekolah menegah Kejuruan, Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Surat Edaran Direktur Jenderal bead an Cukai Nomor SE-05/BC/2003 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksa Fisik Barang Impor Warta Ekonomi edisi 05/XXI/2009 halaman 20-21 Wedhanto, Sonny, (2009), Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis (Diktat Kuliah Untuk Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang).
98
LAMPIRAN
...................................... Pengusaha TPS** ....................................... * coret yang tidak perlu ** diisi bila berkaitan dengan TPS
. ........................................ NIP
99