You are on page 1of 4

Rangkaian Resonansi

Praktikan: Mochamad Taufik Mulyadi (13209108)


Asisten: Prastya E. P. (13207153) Waktu Percobaan: 18 November 2010 2193-Praktikum Rangkaian Elektrik Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Praktikum rangkaian resonansi ini mempercobakan tentang terjadinya resonansi pada rangkaian RLC. Resonansi dapat terjadi ketika reaktansi induktasi dan reaktansi kapasitansi bernilai sama. Karena reaktansinya sama kita dapat mencari nilai frekuensi dari rangkaian RLC jika diketahui nilai kapasitansi dan induktansinya. Resonansi tersebut dapat berupa resonansi seri, parallel, maupun seiparalel. Kata kunci:Resonansi, Rangkaian RLC 1. Pendahuluan

maksimum. Oleh karena itu, fasa arus akan sama dengan fasa tegangan. Terjadinya resonansi

Resonansi terjadi pada saat XC dan XL sama, jadi L = 1 / (C) = o= 1 / (akar) LC atau fo = 1/ 2 (phi) (akar) LC Faktor kualitas (Q)

Rangkaian resonansi dapat terjadi karena nilai reaktansi induktansi dan kapasitansinya sama sehingga menghasilkan suatu nilai frekuensi yang dinamakan frekuensi resonansi. Akibat resonansi tersebut nilai arus yang mengalir pada rangkaian menjadi maksimal. Adapun tujuan dari praktikum rangkaian resonansi ini adalah, Mempelajari sifat rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel. Dapat membedakan sifat resonansi seri dan paralel. Dapat menghitung dan/ atau memperkirakan frekuensi resonansi rangkian RLC. 2. Dasar Teori Rangkaian Seri

Factor kualitas merupakan perbesaran tegangan pada C atau L pada waktu resonansi terhadap tegangan sumber. 3. Metodologi

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu Generator sinyal Osiloskop Multimeter Kabel BNC-Probe jepit Kabel 4mm-Jepit buaya Resistor : 47 Kapasitor : 470pF Induktor : 2,5 mH

Impedansi total rangkaian Ztot= R + j (XL XC) Apabila XL dan XC mempunyai nilai yang sama, maka kedua komponen ini akan saling meniadakan. Keadaan ini disebut resonansi seri. Rangkaian Paralel

Langkah langkah kerja yang dilakukan : RANGKAIAN SERI R, L, C Susun rangkaian berikut ini. Perhatikan bahwa hambatan 50 ohm merupakan resistansi dalam Generator Sinyal.

Impedansi total rangkaian Ytot= G + j (BC BL) Apabila BL dan BC mempunyai nilai yang sama, maka kedua komponen ini akan saling meniadakan. Keadaan ini disebut resonansi paralel. Berdasarkan keadaan tersebut, didapat bahwa rangkaian akan bersifat resistif sehingga arus akan

Halaman

Gambar 3-1 Gambar rangkaian seri RLC Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum tersebut. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal tersebut, catat besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor (VBO). Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Analisis pada laporan. Gambar 3-3 Gambar rangkan parallel L dengan seri L dan C Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum tersebut. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal tersebut, catat besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor (VBO). Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Analisis pada laporan.

RANGKAIAN PARALEL L DAN C Perhatikan rangkaian berikut..

RANGKAIAN SERI C DENGAN PARALEL C DAN L Perhatikan rangkaian berikut.

Gambar 3-2 Gambar nangkaian parallel L dan C Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum tersebut. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal tersebut, catat besarnya tegangan induktor (VAB) dan kapasitor (VBO). Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Analisis pada laporan.

Gambar 3-4 Gambar rangkaian seri C dengan parallel C dan L Ubah frekuensi generator sinyal untuk mencari nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal. Catat nilai tegangan Vo maksimal dan atau minimum tersebut. Pada frekuensi yang menyebabkan tegangan Vo maksimal dan atau minimum lokal tersebut, catat besarnya tegangan induktor (V ) dan kapasitor (V ).
BO AB

Bagaimana karakteristik rangkaian pada saat resonansi? Analisis pada laporan.

RANGKAIAN PARALEL L DENGAN SERI L DAN C Perhatikan rangkaian berikut.

Halaman

4.

Hasil dan Analisis Nilai Aktual komponen C3 = 840 pF C4 = 830 pF L = 2,5 mH


4.2

R = 47,3 C1 = 840 pF C2 = 820 pF


4.1

induktansi induktor yang toleransinya terlalu besar sehingga perbedaannya cukup jauh. Induktansi induktor ini sebanding dengan kuadrat akar faktor kualitas. Selain itu perbedaan tersebut juga terjadi karena adanya pengaruh imopedansi dari osiloskop, genertaor sinyal dan probe.
Percobaan Paralel R, L, C (Resonansi Paralel) Data percobaan

Percobaan Seri R, L, C (Resonansi Seri)

Data percobaan
Tabel 4.1 Nilai perhitungan frekuensi dan factor kualitas

Tabel 4.3 nilai frekuensi resonansi hasil perhitungan Frekuensi resonansi hasil perhitungan (f0) 156.252 kHz Tabel 4.4 Nilai pengukuran frekuensi dan tegangan output resonansi Frekuensi resonansi hasil pengukuran (f) 242.000 kHz VAB = 2 Vpp VBO = 2 Vpp
Analisis

Frekuensi resonansi hasil perhitungan (f0) 156.252 kHz

Faktor kualitas hasil perhitungan 23.776

Tabel 4.2 Nilai pengukuran frekuensi dan tegangan output resonansi Frekuensi resonansi hasil pengukuran (f) 241.8254 kHz VAB = 2 Vpp VBO = 4 Vpp fH = 261.0254 kHz fL = 224.0254 kHz Q= = = =6.52 Tegangan output osiloskop (V0) 0.26 Vpp (Maksimum)

Tegangan output osiloskop (V0) 2 mVpp (Minimum)

Analisis
Pada percobaan resonansi rangkaian seri, frekuensi resonansi ditunjukkan oleh nilai teganagn output pada kondisi maksimum, hal itu disebabkan karena sifat rangkaian menjadi resistif dan nilai Ztotal menjadi minimum sehingga arus yang terjadi menjadi maksimum sehingga frekuensi resonansi terjadi pada tegangan output maksimum. Terdapat perbedaan nilai frekuensi antara hasil perhitungan dan pengukuran. Hal itu menurut praktikan disebabkan oleh nilai toleransi dari inductor yang terlalu besar sehingga menimbulkan perbedaan yang cukup besar. Yang praktikan ketahui nilai induktansi dari sebuah inductor dapat mencapai lebih dari 20 % sehingga keakuratannya menjadi tidak terlalu baik. Perbedaan nilai pengukuran dan perhitungan juga terlihat dari nilai faktor kualitas. Praktikan menganalisis hal tersebut dan menyimpulakan hal yang sama pada nilai

Pada percobaan resonansi rangkaian paralel, frekuensi resonansi ditunjukkan oleh nilai tegangan output pada kondisi minimum, hal itu disebabkan karena sifat rangkaian menjadi konduktif dan nilai admintasi total menjadi maksimum dan arus yang terjadi menjadi minimum sehingga frekuensi resonansi terjadi pada tegangan output minimum. Hal tersebut menurut hubungan dari rangkaian resonansi parallel Y = G+jB dengan B adalah 1/XL - 1/XC. Nilai antara tegangan inductor dan kapasitor bernilai sama karena dipasang secara paralel
4.3 Percobaan rangkaian paralel L dengan seri L, C Data percobaan

Halaman

Gambar 4-1 gambar rangkaian paralel L dengan seri L,C

Tabel 4.5 Nilai frekuensi dan tegangan output pada rangkaian resonansi parallel L dengan seri L,C
f0 (kHz) Minimum Maksimum Analisis 166.5 235.2 V0 (Vpp) 5.6 m 0.26 VAB(Vpp) 2 2 VBO(Vpp) 45 m 32 m

kHz, hal itu terjadi karena reaktansi seri antara C dan parallel L dan C saling menghilangkan. Sedangkan pada saat frekuensi resonansi terjadi pada tegangan output minimum terjadi peristiwa saling menghilangkan antara reaktansi parallel L dan C. 5. Kesimpulan 1. Pada rangkaian RLC jika nilai reaktansi induktif sama dengan nilai reaktansi kapasitif maka akan terjadi suatu kondisi yang dinamakan resonansi. Resonansi seri terjadi ketika inductor dan kapasitor dalam keadaan seri dan bernilai sama besar serta terjadi respons tegangan maksimum. Resonansi parallel terjadi ketika inductor dan kapasitor dalam keadaan paralel dan bernilai sama besar serta terjadi respons tegangan minimum. Frekuensi resonansi dapat ditentukan melalui osiloskop dengan mencari nilai tegangan output maksimum pada resonansi seri dan teganagn output minimum pada resonansi parallel dan dicatat nilai frekuensi yang terjadi pada saat itu.

Pada percobaan ini didapatkan dua nilai frekuensi resonansi yaitu pada keadaan saat tegangan output minimum dan maksimum. Seperti pada gambar 4-1 terlihat bahwa rangkaian di atas adalah gabungan dari rangkaian resonansi seri dan paralel sehingga terdapat dua titik resonansi. Ketika nilai reaktasi antara rangkaian kapasitor dan induktor bekerja saling menghilangkan terjadilah frekuensi resonansi yang dapat dilihat ketika tegangan output mencapai maksimum yaitu pada frekuensi 235.2 kHz. Sedangkan ketika yang terjadi adalah reaktansi antara rangkaain seri L dan C dan paralel L sama-sama saling menghilangkan maka yang terjadi adalah frekuensi resonansi yang muncul pada tegangan output minimum yaitu pada frekuensi 166.5 kHz.
4.4 Percobaan rangkaian seri C dengan paralel C dan L Data percobaan

2.

3.

4.

6. [1]

Daftar Pustaka Hutabarat, Mervin dkk. 2010. Petunjuk Praktikum Rangkaian Elektrik.Laboratorium Dasar Teknik Elektro: Bandung Sadiku, Alexander. 2007. Fundamentals of Electric Circuits, Third Edition. Mcgraw-Hill: New York

[2]

Gambar 4-2 Gambar rangkaian seri C dengan paralel C dan L

Tabel 4.6 Nilai frekuensi dan tegangan output pada rangkaian resonansi seri C dengan paralel L dan C
f0 (Hz) Minimum Maksimum 1.37M 231.2k V0 (Vpp) 0.3 m 0.25 VAB(Vpp) 1.8 2 VBO(Vpp) 14 m 52 m

Analisis

Halaman

Seperti pada percobaan sebelumnya terdapat dua nilai frekuensi resonansi yang terjadi yaitu pada saat tegangan output minimum dan maksimum. Perhatikan gambar 4-2 pada saat frekuensi resonansi terjadi pada tegangan output maksimum yaitu 231.2

You might also like