You are on page 1of 34

LAPORAN TEKNIS

PROGRAM INSENTIF PENELITI DAN PEREKAYASA


RISTEK 2010
NOMOR : 08/D.PSIPTN/KIPPK-IpkPP/111201 0
PEMBUATAN SERBUK THORIUM OKSIDA
DARI PASIR MONASIT SEBAGAI BAHAN BAKAR NUKLIR
Peneliti Utama : Drs. Purwadi Kasino Putro, MT
PUSA T TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
KAWASAN PUSPIPTEK Gd.20, CISAUK
TANGERANG 15314
TELP : (012) 756 0915
FAKS: (021) 756 0909
Email : purwadi@batan.go.id
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
Unit Kerja
Judul Kegiatan
Fokus Bidang Penelitian
Jenis insentif
Nama Peneliti Utama
Jumlah Dana Penelitian
Jumlah Personalia
Plh. Kepala
--...
r:::Bambaflg Herutomo)
IP. 19610712 1986111001
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN)- BAT AN
Pembuatan Serbuk Thorium Oksida dari Pasir Monasit
sebagai Bahan Bakar Nuklir
Sumber Energi Baru dan Terbarukan
RT (Riset Terapan)
Drs. Purwadi Kasino Putro, MT
188.000.000
Peneliti : 3 orang
Tenaga Pendukung : 6 orang
Tenaga Administrasi : 2 orang
Jakarta, 12 November 2010
Mengetahui :
Peneliti Utama
(Drs. Pu Kasino Putro,MT)
NIP. 19581406 1983101001
ii
PRAKATA
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Allah S.W.T Penulis utarakan atas
selesainya penelitian ini. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan
rasa terimaksih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (SATAN) yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk dapat memberikan dana guna melakukan dan
menyelesaikan penelitian ini hingga sel;esai
2. Bapak lr. Budi Briyatmoko sebagai Kepala Pusat Teknologi Bahan Bakar
Nuklir (PTBN), SATAN Serpong yang telah mengizinkan dan memberi
dukungan dengan tulus dan sabar dalam memberikan arahan sehingga
terselesainya pekerjaan penelitian ini.
3. Bapak Muhammad Rizki, selaku kepala Produksi PT. Tambang Timah, Tbk.
Desa Muntok, Kepulauan Bangka Belitung dan Bapak Benny Hutahaean,
selaku team departemen Litbang PT. Tambang Timah Pusat yang
berkedudukan di Kepulauan Bangka yang telah membantu peneliti dan
memberikan izin untuk berkunjung dan memberikan sampel sehingga
terlaksananya penelitian ini
4. Seluruh Peneliti dan staf peneliti pada Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
(PTBN), Satan yang telah membantu kelancaran dalam penelitian ini hingga
selesai.
Semoga semua budi baik yang telah diberikan kepada peneliti dengan tulus ikhlas
mendapat balasan pahala yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Amien ....
erpong, 12 November 2010
Peneli ti Utama
iii
RINGKASAN
Pengembangan industri bahan bakar nuklir yang berbasis pada thorium oksida saat
ini telah dikembangkan untuk menggantikan uranium oksida sebagai bahan bakar nuklir
reaktor pembangkit tenaga listrik. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya kebutuhan
bahan bakar uranium yang secara terus menurus digunakan untuk memenuhi kebutuhan
energi listrik dari Pl TN yang ada di dunia saat ini. Oleh sebab itu keberadaan dari bahan
bakar uranium yang ada di bumi semakin menipis/langka dan harga bahan bakar ini
semakin mahal. Penggunaan bahan bakar nuklir campuran dalam bentuk thorium - uranium
oksida (ThU)02 telah mulai digunakan sebagai bahan bakar nuklir untuk reaktor SMR (small
Medium Reactor) dan reaktor nuklir tipe generasi IV. Penggunaan bahan bakar nuklir ber
basis thorium oksida umumnya berkisar antara 60 sampai 70 % yang digunakan sebagai
campuran dengan bahan bakar uranium oksida (U02) di dalam bahan bakar nuklir reaktor
daya. Untuk memperoleh bahan nuklir thorium tersebut dapat dilakukan dengan
memisahkan logam thorium dari pasir Monasit. Pasir monasit banyak diperoleh di
Indonesia, khususnya di pulau Bangka Belitung, pasir monasit ini merupakan limbah dari
lndustri PT. Tambang timah yang ada di desa Muntok Pulau Bangka Belitung. Untuk
memperoleh logam thorium dari pasir monasit dapat dipisahkan dengan melakukan
dekomposisi menggunakan larutan campuran asam nitrat dan asam flourida, kemudian
setelah itu filtratnya dicampur dengan KI03 Jenuh dan residunya dilarutkan dengan HCI
untuk memisahkan logam tanah jarang dari unsur uranium dan thorium. Kemudian filtratnya
yang mengandung uranium dan thorium dilarutkan dengan menggunakan larutan asam
oksalat jenuh hingga diperoleh endapan Thorium oksalat {Th(C
2
0
4
)2}. Untuk memperoleh
serbuk thorium oksida dilakukan ekstraksi dengan TBP - Kerosen yang kemudian untuk
memperoleh logam thorium di striping menggunakan asam nitrat 0,1 N, lalu fasa air yang
diperoleh dicampur dengan asam oksalat jenuh hingga diperoleh serbuk thorium oksalat.
Untuk mendapatkan serbuk thorium oksida dilakukan pemanasan pad a temperatur 1100 C
selama 2 jam. Bahan nuklir thorium oksida yang akan digunakan sebagai bahan bakar
nuklir alternatif ini harus mempunyai kemurnian yang cukup tinggi yaitu > 95 % ( sebelum
digunakan sebagai bahan bakar reaktor daya) dengan kadar air yang cukup rendah
Untuk menjamin bahwa kualitas dari bahan nuklir thorium oksida yang telah
d"peroleh telah memenuhi persyaratan, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan
e ., a alisis spektrometri menggunakan UV-VIS, ICP-AES dan Difraksi sinar X, analisis
; : . e ~ : : : a - si ar X (XRF) serta anailisis fisika seperti densitas dan panas peleburan (heat of
_.S:
ata unci : onasit, thorium oksida, uranium oksida, Thorium-uranium oksida
iv
DAFTAR lSI
LEMBAR IDENTITAS .... ... .. ..... ............ .. ......................... ..... ... .. ... .... ...................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii
PRAKATA ............ ......... .. .. ........................... .......... .............. ... ...... .. ..... ....... ............ iii
RINGKASAN .......................................................................................................... iv
DAFTAR lSI .... .................... ... ........................... .. ......... ... .... ... ..... ............. .......... .... v
DAFT AR T ABEL .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......... .... .................................... .............................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............... .. ....... ... .............. .... .................... .. ........ .... 4
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT .. .. ......... ....... ...... ........... ... ... .. ............... .. .......... 8
BAS IV. METODOLOGI .. ........ .... .. .. ....... ............................................ ..... ..... .. ..... 9
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... ...... ..... ... ........ ....................... .. ............... 25
DAFTAR PUSTAKA ...... ...... ... ..................... .. ............ .. ............... .......... .... .......... 26
v
DAFTAR TABEL
TABEL
1. Persen recoveri thorium yang diperoleh dari hasil uji
menggunakan alat XRF terhadap lama waktu pemanasan 150C
HALAMAN
dan variasi lama waktu lindi ........ ..... ... .. ...... .. .............. ...... ..... .. ... ...... ............. ..... . 13
2. Hasil Validasi analisis kadar thorium dalam thorium oksida
menggunakan metoda spektrofotometer UV-Vis .... .. .... ... ..... .. ................ ..... ........ 18
3. Hasil uji analisis komposisi serbuk thorium oksida menggunakan
alat uji Spektograf Emisi Atomik Spektroskopi ......... .. ..... ... ... .............. .............. .. 23
vi
DAFTAR GAMBAR
GAM BAR
HALAMAN
1. Proses peluruhan Th232 setelah menyerap neutron menjadi U233 ................ ..... 1
2. Keberadaan limbah pasir monasit saat ini yang berada di
PT. Tambang Timah Tbk. Desa Muntok,
Kep. Bangka Belitung pada tanggal14 Oktober 2009 .... ......... ...... ............. ... ....... 2
3. Bentuk dari Pasir monas it ............................................ .. ....................................... 5
4. Proses pemisahan logam thorium dari pasir Monasit
menggunakan asam sulfat pekat. .. .... .... ...... ... .. .. .......................................... ........ 5
5. Proses pemisahan logam thorium dari pasir Monasit
menggunakan Natrium Hidroksida pekat.. ............................................ ..... .. ......... 6
6. Proses diagram alir pemisahan logam thorium dari pasir Monasit
menggunakan campuran a sam nitrat dan a sam fluorida ................. ................... 1 0
7. Kurva Difraksi Sinar-X dari pasir monasit ............ .. .. .... .... .. ............ .. .............. ..... 11
8. Peralatan proses pemisahan unsur thorium dasi pasir monasit .. .. ... ... ............... 12
9. Diagram proses pemungutan logam thorium dari pasir monasit
mengunakan campuran a sam nitrat dan a sam flourida ............... .. ................... 12
10. Diagram Hasil proses pemungutan log am thorium dari pasir monasit
mengunakan campuran asam nitrat dan asam flourida
dengan katalis KI0
3
menggunakan alat XRF ................. .. ................................. 14
11 . Diagram Hasil proses pemisahan logam thorium dari logam uranium
dan logam tanah jarang yang terdapat dalam larutan (RE, Th, U)N0
3
menggunakan alat XRF ..... .... ...... ... .. ...... ... .... .. ....... .. ........ ................. ... ............ . 15
12. Tungku pemanas yang digunakan untuk mengoksidasi thorium oksalat
menjadi thorium oksida ...... ... ...... ....... ... ..... ....... .... .. .... .. .. ... .. .... ..... .. .... ... .... ... .... . 16
13. Serbuk Thorium oksida yang dihasilkan dari pasir Monas it ...... .. ............ .. .... .. ... 16
14. Spekt rum Fluoresensi sinar-x dari Thorium oksida standar .. .. .... .. ...... ........ .. .. . 19
5. Spektrum fluoresensi sinar-x dari serbuk thorium oksida hasil pemisahan .... .. . 19
6. Spektrum difraksi sinar-x dari serbuk thorium oksida standar ........ .. ...... .. .... .. ... 20
"-; Spe rum difraksi sinar-x dari serbuk thorium oksida hasil pemisahan ...... .... ... 21
"5. S e rum difraksi sinar-x dari serbuk thorium oksida hasil
... ~ ses pemisahan ... .. ...... ... .. ....... ...... ..... : ... .. ...... .. ..... .. ........... .......................... . 22
":: ~ . . , a UV-Vi s hasil uji dari serbuk thorium oksida hasil pemi sahan
:a- s:a dar .............. .. ........ .. .. ... ................ ........ ... .. ......... ...... .. ................. .... ....... 24
vii
I. PENDAHULUAN
Penelitian mengenai penggunaan bahan bakar thorium oksida telah banyak
dilakukan oleh beberapa negara maju. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
semakin menipisnya cadangan uranium di bumi yang ada saat ini dan adanya
kenaikan harga uranium yang semakin tinggi. Cadangan thorium secara global jauh
lebih besar dari cadangan uranium di alam, yaitu sekitar 4 atau 5 kali dibandinkan
dengan uranium<1l. Oleh karena itu penelitian untuk energi nuklir berbasis thorium
akhir-akhir ini meningkat. Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir penelitian dasar dan
pengembangan penggunaan siklus bahan bakar berbasis thorium telah dilakukan di
Jerman, India, Jepang, Rusia, lnggris dan Amerika Serikat. Uji reaktor iradiasi bahan
bakar thorium untuk bum-up tinggi juga telah dilakukan dan hasil tes pengujian dari
beberapa reaktor baik sebagian atau seluruhnya yang berbasis bahan bakar thorium
telah berhasil dilakukan<
2
>.
Penggunaan bahan bakar thorium oksida sebagai bahan bakar campuran ,
yaitu untuk mengurangi keberadaan bahan bakar uranium oksida yang digunakan
sebagai bahan bakar reaktor nuklir pembangkit energi sampai saat ini. Hal ini
didukung oleh sifat dari bahan bakar Thorium oksida yang apabila digunakan
sebagai bahan bakar nuklir akan bereksi secara keseluruhan menjadi U
233
dengan
adanya neutron didalam teras reaktor(3>. Penggunaan bahan bakar uranium oksida
sebagai bahan bakar nuklir dalam campuran thorium-uranium oksida adalah
berbanding 70 sampai 30 % didalam penggunaannya <
3

4
> . Walaupun thorium -232
bukan merupakan bahan dapat belah (nuclear fissile) akan tetapi apabila menyerap
neutron maka, bahan ini akan menjadi uranium 233 yang menghasilkan energi, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. dibawah ini :
"--..... --
8
Ferti le
= neutron

producls

Gambar 1. Proses peluruhan Th232 setelah menyerap neutron menjadi U233
Mineral logam thorium banyak terdapat di dalam pasir monasit, dimana pasir
monasit banyak ditemukan di Kepulauan Bnagka belitung, dan merupakan hasil
li mbah industri tambang timah seperti yang terdapat di PT. Tambang Timah di
daerah Muntok Kepulauan Bangka Belitung.
Pada umumnya kandungan logam thorium yang berada di pasir monasit dan
berkisar antara 4,5 sampai 10,8% cs>.
Hal ini menjadikan perhatian bagi peneliti untuk melakukan recoveri/pemungutan
ulang logam thorium yang berada di pasir monasit yang terdapat di Kepulauan
Bangka Belitung. Keberadaan pasir monasit yang berada di PT. Tambang timah di
desa Muntok sampai saat ini kurang lebih 100.000 ton dapat dilihat pada gambar 2,
limbah pasir monasit tersebut belum termasuk pasir monasit yang dihasilkan dari
industri Tambang timah yang berada di Kepulauan Bangka Belitung secara
keseluruhan.
. .., _
.. ':"' >.
- ..
i
\ I
"\
......
Gambar 2. : Keberadaan limbah pasir monasit saat ini yang berada di PT. Tambang
Timah Tbk. Desa Muntok, Kep. Bangka Belitung pada tanggal 14
Oktober 2009
S. R. Borrowman and J. B. RosenbaumC
6
> telah berhasil memisahkan logam
menj adi thorium oksida dari pasir monasit dengan menggunaka proses
:-e "C ran menggunakan asam sulfat pekat selama 4 jam dengan temperatur 150C,
Pipat Pichestapong dari devisi riset dan pengembangan Thail and Institute
of Nuclear Technology, Bangkok, Thailand telah berhasil melakukan pemisahan
logam thorium dari pasir menggunakan tehnik pelindihan dengan menggunakan
pelarut Natrium Hidroksida (NaOH) 50 %, dengan temperator sekitar 150C dengan
waktu 4 jam.
Pada Penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk melakukan pemungutan
logam thorium dari pasir monasit yang berasal dari lndustri Tambang Timah. Tbk,
Kepulauan Bangka belitung dengan menggunakan teknik pelindihan menggunakan
campuran asam nitrat dan asam flourida dengan perbandingan (2500 : 1) sebagai
pelarutnya dengan temperatur 150 C selama 4 Jam, dengan menggunakan K103
sebagai katalis dalam melakukan proses pemisahan. Untuk mendapatkan serbuk
thorium oksida dilakukan proses pengendapan dari filtrat hasil pemisahan
menggunakan larutan asam oksalat jenuh. Dan untuk memperoleh serbuk thorium
oksida dilakukan kalsinasi pada temperatur 11 00C selama 2 jam. Untuk
memperoleh serbuk thoriumoksida dengan kemurnian nuclear grade dilakukan
proses pemisahan terlebih dahulu dari serbuk thorium oksalat dengan menggunakan
teknik pemisahan menggunakan ekstraksi cair-cair menggunaRan TBP - Kerosen
dengan perbandingan 1 : 1, dan untuk memperoleh larutan thorium dilakukan
stripping dengan menggunakan 0,1 N asam nitrat, lalu filtratnya diendapkan dengan
menambahkan asam oksalat jenuh menjadi serbuk thorium oksalat, kemudian
dikalsinasi.
Dengan telah berhasilnya penelitian yang dilakukan oleh Ki Won Kang dan
kawan-kawan'
7
> dari Korea Atomic Energy Research Institute, telah berhasil
melakukan penelitian mengenai pembuatan bahan bakar pelet Thorium oksida dan
Uranium oksida dengan perbandingan 65 : 35 % (Th0
2
dan U0
2
) . P. Balakrishna'
8
>
dan Kawan-kawan dari Departmen of Atomic Energy Nuclear Fuel Complex,
Hyderabad, India telah berhasil melakukan penelitian bembuatan Blanket assemblies
yang terdiri dari bahan bakar nuklir berbasis thorium oksida yang digunakan untuk
penguj ian bahan bakar teras Fast Breeder Reactor. Penulis akan melakukan teknik
pemurni an thorium yang telah dihasilkan dari proses pemisahan ini ketingkat derajat
nuklir, untuk dapat dijadikan sebagai bahan bakar thorium oksida yang mempunyai
e umi an tiinggi diatas 95 %, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan bakar nuklir
ea or daya.
Untuk menjamin mutu hasil serbuk thorium oksida yang telah diperoleh dari
c ~ ses pemurni an tersebut, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik
ana ss menggunakan metoda spektrometri UV-VIS, ICP-AES, XRF dan Dirfaksi
_ " a ~ X serta anali sis fisika seperti densitas dan panas peleburan (heat of fusion) .
II. TINJAUAN PUSTAKA
Monasit adalah mineral fosfat coklat kemerahan mengandung logam tanah jarang
dan merupakan sumber penting dari thorium, lantanum, dan cerium. Hal ini terjadi
biasanya dalam kristal terisolasi kecil. Setidaknya ada em pat jenis monas it berbeda,
tergantung pada komposisi unsur relatif mineral, yaitu<
9
> :
monasit-Ce (Ce, La, Pr, Nd, Th, Y) P04
monasit-La (La, Ce, Nd, Pr) P04
monasit-Nd (Nd, La, Ce, Pr) P04
monasit-Pr (Pr, Nd, Ce, La) P04
Unsur-unsur dalam tanda kurung tercantum dalam urutan di mana mereka berada
dalam proporsi relatif dalam mineral, sehingga lantanum tanah jarang paling umum
di monasit:.La, dan sebagainya. Silika, Si02, akan berada dalam jumlah kecil,
sebagaian jumlah kecil adalah uranium. Karena adanya peluruhan alfa dari thorium
dan uranium, monasit mengandung sejumlah gas helium yang cukup berarti, yang
dapat diekstraksi dengan pemanasan.
Monasit mengandung bijih torium, lantanum, dan cerium. Hal ini sering ditemukan
dalam deposit pasir biji timah. India mempunyai deposit monasit yang sangat kaya.
Dimana Monasit memiliki kekerasan antara 5,0-5,5 dan relatif padat, sekitar 4,6-5,7
g/cm
3
densitasnya. Karena keberadaan zat radio aktip thorium dalam monasit, maka
sampel yang disimpan harus ditempatkan jauh dari mineral yang bisa rusak oleh
radiasi. Karena sifat radioaktif nya, monasit dalam batuan adalah alat yang berguna
untuk memantau peristiwa geologis, seperti pemanasan atau deformasi batu.
Monasit adalah satu-satunya sumber yang penting dari unsur lantanida
komersial sampai bastnaesite, mulai diproses pada sekitar tahun 1965. Monasit
adalah mineral yang mempunyai densitas tinggi sehingga akan berkonsentrasi di
pasir aluvial ketika dirilis oleh pelapukan pegmatites. Deposit dari monasit didalam
pasir aluvial disebut placer atau pasir pantai fosil dan mengandung mineral berat
a ya yang penting secara komersial seperti zirkon dan ilmenit. Monasit dapat
c solasi sebagai konsentrat hampir murni dengan menggunakan gravitasi,
oe,...., sa an magnetik dan elektrostatik
Gam bar 3. : Bentuk dari Pasir monasit
Proses asam
Proses untuk "cracking" monazite dilakukan dengan mengekstrak thorium dan
kandungan unsur lantanida dengan asam sulfat pekat pada suhu antara 120 dan
150C selama beberapa jam. Variasi perbandingan larutan asam denagn bijih,
tingkat pemanasan, dan sejauh mana air ditambahkan pada proses ini akan
menyebabkan terjadinya beberapa proses yang berbeda sehingga terjadi pemisahan
dari thorium dan lantanida. Salah satu proses menyebabkan thorium dapat
mengendap sebagai fosfat atau pirofosfat dalam bentuk mentah, meninggalkan
larutan sulfat lantanida dilakukan dengan cara menambahkan asam sulfat, sehingga
unsur lantanida bisa dengan mudah diendapkan sebagai sulfat natrium ganda.
Metode pemisahan menggunakan larutan asam akan menyebabkan generasi limbah
asam yang cukup besar, dan hilangnya kandungan bijih fosfat.
Untuk mengetahui proses pemisahan logam thorium dari pasir monasit secara asam
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
"' ' :. :: t li
H,,:du,
( '>.!l1<L '- l l I .
l'rl! . / 1"1(!. ,;, J
l
:n
Ga 4. : Proses pemisahan logam thorium dari pasir Monasit menggunakan
asam sulfat pekat.
lf ,., I
Proses Basa
Sebuah proses yang lebih baru menggunakan larutan sodium hidroksida
konsentrasi 73 % pada temperatur sekitar 140C. Proses ini memungkinkan
kandungan bijih fosfat yang berharga akan dipulihkan sebagai fosfat trisodium kristal.
Unsur lantanida I campuran thorium hidroksida dapat dipisahkan dengan
menggunakan larutan asam klorida sehingga unsur lantanida akan mengendap
sebagai lantanida klorida, dan logam thorium hidroksida akan Jarut.
Untuk mengetahui proses pemisahan Jogam thorium dari pasir monasit secara asam
dapat dilihat pada gam bar dibawah ini
I (
\f, ,,l/1!, ' "'" -J
, ,,111! ' : ". ---+
L..-------'
.. I iiii (
f{ , . \ "
tiniC i l IHt
f l ( I I ' "' :( I I
ilt ' ---+
o(oj ! !IJ'I '
J'(l _ '\ (I _ I
l :1 ! 1 . 1 j
Gambar 5. : Proses pemisahan Jogam thorium dari pasir Monasit menggunakan
Natrium Hidroksida pekat.
Thorium oksida
Thorium dioksida (Th02), juga disebut thorium (IV) oksida merupakan bubuk Krista!
berwama putih. Thorium oksida dikenal sebagai toria atau thorina. Bahan ini
d o odu si sebagai produk sampingan dari produksi lantanida dan uranium.
a i e adalah nama dari bentuk mineralogi dari thorium dioksida (
10
l.
Sifat Kimia
Senyawa ini radioaktif karena radioaktivitas dari thorium. Thorium dioksida dapat
digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Stabilitas termal yang tinggi dari thorium
dioksida memungkinkan aplikasi untuk penyemprot api dan keramik suhu tinggi.
Thorium dioksida adalah unsur utama dalam Thorotrast media kontras sinar-x.
Penggunaan Thorotrast ditinggalkan ketika ditemukannya material karsinogen,
kadang-kadang menyebabkan cholangiocarcinoma. Hari ini, Thoria memiliki struktur
kri stal fluorit , beberapa oksida biner lainnya memiliki struktur sama dengan uranium
dioksida, hafnium dioksida dan cerium dioksida dan juga plutonium dioksida <
11
>.
Aplikasi Thorium oksida
Thorium dioksida digunakan sebagai penstabil dalam elektroda tungsten pada
material las TIG, tabung elektron, dan mesin pesawat. Sebagai paduan, logam
tungsten thoriated tidak mudah cacat karena fusi bahan thoria relatif tinggi sehingga
menambah sifat mekanik dari bahan tersebut pada suhu tinggi, dan thorium
membantu merangsang emisi elektron (thermions). Thorium oksida adalah oksida
paling populer digunakan sebagai aditif karena biaya rendah, untuk penggunaan
utama di masa lalu dalam kaos lampu gas lentera, yang sering terdiri dari 99% Th02
dan 1% cerium (IV) oksida. Bahkan hingga akhir tahun 1980 diperkirakan bahwa
sekitar setengah dari seluruh Th02 diproduksi (beberapa ratus ton per tahun)
digunakan untuk tujuan ini. Beberapa kaos lampu masih menggunakan thorium,
tetapi oksida itrium (atau kadang-kadang oksida zirkonium) digunakan sebagai
pengganti.
Titik lebur thorium oksida adalah 3300C, yang tertinggi dari semua oksida lainya.
Hanya beberapa elemen (termasuk tungsten dan karbon) dan beberapa senyawa
(termasuk karbida tantalum) memiliki titik lebur yang lebih tinggi dari thorium oksida
<
12
>. Thorium dioksida merupakan katalisator dalam reaksi kimia, termasuk sintesis
Ruzicka ci ncin yang besar, untuk mengkraking minyak bumi, serta konversi amonia
enj adi asam nitrat dan asam sulfat.
Thorium oksida sebagai bahan bakar nuklir
serta uranium dan plutonium, dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam
~ e a u li r. Meskipun thorium itu sendiri bukan bahan yang dapat meluruh (fisi0,
Th232 akan menyerap netron lambat menghasilkan U233, yangmana bahan fisil ini
menyerupai U238, oleh karena itu sangat fisil.
Secara teoritis thorium adalah sumber bahan bakar lebih cocok daripada uranium.
Thorium setidaknya 4-5 kali lebih banyak terdapat di alam daripada semua gabungan
isotop uranium dan cukup merata di sekitar Bumi, dengan banyak negara yang
memiliki persediaan yang besar itu. Also, preparation of thorium fuel does not require
difficult and expensive enrichment process. Dan juga, penyiapan bahan bakar
thorium tidak memerlukan proses pengayaan yang sangat sulit dan mahal. Thorium
dapat dan telah digunakan untuk listrik tenaga nuklir menggunakan teknologi
tradisional yang dimodifikasi menjadi reaktor Generasi Ill dan saat ini sedang di
desain dari prototipe reaktor Generasi IV, Reaktor generasi IV ini akan dioperasikan
pada tahun 2011 .
- Ill. TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN :
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat SERBUK thorium oksiada yang
diperoleh dari pasir monasit hasillimbah industri tambang timah PT. Tambang Timah
desa Muntok di kepulauan Bangka dan Belitung. Limbah ini akan dipisahkan kadar
thoriumnya dari unsur-unsur pengotor lainya dengan proses dekomposisi,
pemisahan dan kemudian pemurnian hingga mencapai nuclear grade, sehingga
serbuk thorium oksida yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan nuklir untuk
pembuatan bahan bakar campuran thorium-uranium oksida yang akan digunakan
sebagai bahan bakar nuklir untuk reaktor daya.
MANFAAT:
1. Keberadaan bahan nuklir thorium yang ada di Indonesia dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar
uranium dan semakin mahal harga dari uranium yang ada di dunia saat
ini.
2. Mengatasi keberadaan limbah radioaktif yang dihasilkan dari proses
pembuatan timah pada industri tambang timah yang berada di Muntok,
Kepulauan Bangka Belitung, serta mengurangi adanya pencemaran
bahan radio aktif yang ditimbulkan dari limbah proses tambang timah
ersebut secara bertahap, yang nantinya akan diolah menjadi bahan nuklir
yang mempunyai nilai ekonomis dan strategis bagi negara Indonesia.
3. Bahan nuklir thorium oksida yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan
kemurniannya tingkat kemurnian nuklir tinggi (nuclear grade).
IV. METODOLOGI
1. Penghalusan pasir monasit menggunakan alat Ball Mill kemudian disaring
hingga memperoleh besar butiran 325 mesh
2. Pemisahan logam thorium dari residu menggunakan teknik
digester/pelindihan dengan menggunakan asam nitrat dan asam flourida,
kemudian setelah itu filtratnya dicampur dengan KI03 Jenuh dan residunya
dilarutkan dengan HCI untuk memisahkan logam tanah jarang dari unsur
uranium dan thorium. Kemudian filtratnya yang mengandung uranium dan
thorium dilarutkan dengan menggunakan larutan asam oksalat jenuh hingga
diperoleh endapan Thorium oksalat {Th(C
2
0
4
h}. Untuk memperoleh serbuk
thorium oksida dilakukan ekstraksi dengan TBP - Kerosen yang kemudian
untuk memperoleh log am thorium di striping menggunakan asam nitrat 0,1
N, lalu fasa air yang diperoleh dicampur dengan asam oksalat jenuh hingga
diperoleh serbuk thorium oksalat. Untuk mendapatkan serbuk thorium
oksida dilakukan pemanasan pada temperatur 1100 C selama 2 jam.,
kemudian pemurnian logam thorium dilakukan dengan teknik ekstraksi ,
scrubing/washing dan striping
3. Pembuatan serbuk thorium oksida dengan menggunakan teknik pemanasan
/pemanggangan dengan menggunakan tungku pemanas dengan
temperatur 1100 C selama 2 jam
4. Evaluasi pembuatan serbuk thorium oksida dengan menggunakan metode
uji secara fisika dan kimia .
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram alir proses pemisahan logam thorium
dari pasir monasit dibawah ini :
Proses Pemisahan dengan asam menggunakan KI0:
1
Penghalusan
325 mesh
KI03 Jenuh r---
Camp.
HN03 + HF
1-----..,.l>r l Uji dg XRF
HCI.Pekat]
[ _ Larutan ,.1--:_A_s_am_o_ks_a_la_t___,
l
HN03 __
Ekstraksi
TBP - Kerosen
I
t
L__F_a_sa_o_r_ga_n_i_k __ j -- Stripping
Serbuk
Th02
Serbuk
Th Oksalat
JAsam I
0,1 N HN03 j

Air
Gambar 6. : Proses diagram alir pemisahan logam thorium dari pasir Monasit
menggunakan campuran asam nitrat dan asam fluorida
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan proses pemisahan, Pasir Monasit terlebih dahulu
dilakukan pengujian untuk mengetahui komposisi dan kandungan unsur
Thorium yang terdapat didalamnya. Untuk mengetahui berapa besar kadar
unsur thorium yang terkandung didalam pasir monasit tersebut dapat
ditentukan dengan menggunakan peralatan Difraksi Sinar-X (XRD) . Untuk
mengetahui hasil kandungan dari logam thorium yang berada di dalam pasir
monasit dapat dilihat pada gambar 7. dibawah ini :
> ut .. n ~ - - - - - - - - - ~ - - - - - - - - - -
Gambar 7. Kurva Difraksi Sinar-X dari pasir monasit
Pattern List
Visible Ref. Code Score Compound Name Displr2Thl Scale Fac. Chern. Formula
* 01-080-1783 29 Zirconium Titanium. . 0.000 0.292 ( Zr Ti ) 04
* 01-072-1502 24 Zirconolite 0.000 0.269 (Ca0.87 Th0.13 )
* 01-085-0546 53 calcium molybdate 0.000 1.052 Ca Mo 04
Dari gambar diatas memberikan informasi bahwasannya pada pasir
monasit terdapat kandungan unsur Thorium dalam bentuk senyawa
Zirconolite. Hal ini sesuai dengan literatur yang menjelaskan
bahwasannya didalam pasir monasir terdapat unsur logam thorium. Untuk
mengetahui berapa besarnya jumlah unsur thorium yang ada didalam
pasir monasit, maka dilakukan proses pemisahan.
Proses Pemisahan unsur Thorium dari pasir monas it
Proses pemungutan logam thorium dari pasir monasit dari limbah hasil
industri tambang timah, dapat dilakukan dengan melakukan proses
pemisahan menggunakan peralatan sebagai berikut :
Gambar 8. Peralatan proses pemisahan unsur thorium dasi pasir monasit
Untuk mengetahui proses pengambilan/pemungutan logam thorium dari
pasir monasit dapat dilihat pada gambar 9. Dibawah ini
Proses Pemisahan l1eng.:an asam K I0
3
[

Stripping 0.1 "'! HN03 _
! I
Serbuk
Th02
1
_____ __ ro---
J __ ;_as-a _
Th Oksalat - --1 Air _
-- ---
Gambar 9. Diagram proses pemungutan logam thorium dari pasir monasit
mengl;Jnakan campuran asam nitrat dan asam flourida
Proses pemisahan dilakukan dengan menghaluskan pasir monasit
menggunakan Ball Mill sehingga diperoleh besar butiran sekitar 325
mesh, kemudian pasir monasit dilarutkan kedalam kedalam larutan
campuran asam nitrat dan asam flourida pekat dengan perbandingan
(2500 : 1 ), perbandingan pelarutan pasir dan bahan kimia adalah 1 : 2,
proses ini dinamakan proses digessing/pelindihan yang dilakukan selama
4 jam dengan temperatur 150C. Endapan yang diperoleh ditambahkan
air demineral 500 ml diaduk hingga rata, lalu disaring dengan
menggunakan kertas saring Whatmann No. 42. Kemudian endapan yang
diperoleh diuji dengan menggunakan alat uji XRF untuk mengetahui
optimalisasi dari proses pelindihan tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 1. dibawah ini. :
Tabel 1 : Persen recoveri thorium yang diperoleh dari hasil uji menggunakan alat
XRF terhadap lama waktu pemanasan 150C dan variasi lama waktu lindi
Waktu Lindi
Persen Th02 (%)
(Jam)
Perbandingan
1 Jam 2Jam 3Jam 4Jam 5Jam
Sampel/asam
I : 2 0,063 0,95 1,80 2,10 2, 10
Filtrat yang diperoleh kemudian ditambahkan larutan K103 jenuh,
sehingga terjadi pengendapan, kemudian endapan yang diperoleh
ditambahkan larutan asam khlorida pekat, hal ini dilakukan untuk
mengendapkan adanya kadar Posfat yang terdapat dalam sampel
tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada reaksi dibawah ini.
K103
(RE, Th, U)P04 + HN03 ----+ (RE, Th, U)N03 + K
3
P04 + HI
Hasil ini didukung oleh hasil analisis dari alat uj i XRF, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pad a gambar 10. dibawah ini.
Pn ,( t I !V(. . ;;,h) \...I
i
l
1.00
rs: hOi)i'
tJ: \Silll lp(,: l\/.0 1 1 0.'!01X
l .Jl ><.:l : tllbf) I()
t l .' .. . .:'fJ id' ": j
: '' ! ;f I \I J' i ' ,
: : .. :: _. "; .' ..... ,, ..

CP(:=. 0
n.on tO.IHJ
IHtlt..:' : I L H l 'i liJ
l. H I \.II 0./(,
:-i
"
iO

ijt H.
'
'''"''
J I l. bt
Cvt :! 1. l /, I ,J 1. /11
Nd: 11.00
[J.bl
Gambar 10 : Diagram Hasil proses pemungutan log am thorium dari pasir
monasit mengunakan campuran asam nitrat dan asam flourida dengan
katalis KI0
3
menggunakan alat XRF
Untuk memisahkan Logam thorium dari uranium dan logam tanah jarang
dapat dilakukan dengan menambahkan larutan HCI, sehingga reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
(RE, Th, U)N0
3
+ HCI (RE, U)CI + ThN0
3
Hasil reaksi diatas dapat dibuktikan dengan melakukan uji analisis
menggunakan alat XRF, untuk mengetahui hasil tersebut dapat dilihat
pada gambar 11 dibawah ini.
H ,,. ,I I
m a
. f;
:I;,,, .. 11' .'; l{o'.tl : ,. -'.\"lot.
11."1. :' ' 'I >'. )
: .. !, . I: I !r) -l .f.a

'
.. . t h .' hI \
1 1".'1 'll: . if.., $.'1J I :}!
Gambar 11 : Diagram Hasil proses pemisahan logam thorium dari logam
uranium dan logam tanah jarang yang terdapat dalam larutan (RE, Th,
U)N03 menggunakan alat XRF
Larutan thorium nitrat yang telah dipisahkan dari endapan pengotornya
kemudian di endapkan dengan menambahkan larutan asam oksalat jenuh
sehingga diperoleh serbuk thorium oksalat
Kemudian serbuk thorium oksalat yang diperoleh dilarutkan kedalam
asam nitrat 5N, lalu larutan tersebut di ekstraksi dengan menggunakan
campuram larutan organik TBP-Kerosen ( 50 : 50), maka larutan thorium
nitrat yang berada didalam fasa organik tersebut diambil dengan
menggunakan larutan asam nitrat 0,1 N, sehingga larutan thorium nitrat
yang diperoleh ditambahkan asam oksalat jenuh (H2C204) untuk
mendapatkan serbuk thorium oksalat murni, sehingga reaksi menjadi :
Th(C
2
0
4
)2 + HN03
Endapan /
Serbuk thorium oksalat oksalat ini kemudian dirubah menjadi serbuk
thori um oksida (Th0
2
) dengan pemanasan pad a temperatur 11 00C
selama 2 jam. Tungku yang digunakan untuk mengoksidasi Thorium
oksalat menjadi serbuk thorium oksida, dapat dilihat pada gambar 12.
dibawah ini
Gambar 12 : Tungku pemanas yang digunakan untuk mengoksidasi thorium oksalat
menjadi thorium oksida
Thorium oksida yang telah diperoleh masukkan kedalam eksikator hingga
dingin kemudian timbang. Hasil endapan thorium oksida yang diperoleh
dapat dilihat pada gambar 13. dibawah ini.
(
1
I
I
j
l
;' 1
' f
1
l
Gambar 13. Serbuk Thorium oksida yang dihasilkan dari pasir Monasit
Untuk mengetahui kemurnian dari Thorium oksida yang diperoleh
dilakukan pengujian dengan menggunakan alat XRF, XRD, dan
Spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan untuk menentukan kemurnian serta
kandungan pengotor yang terdapat dalam serbuk uranium oksida yang
dilakukan pengujian dengan alat spektrograf optikal emisi spektrometri ,
dengan menggunakan standar NBL - CRM 66. Sebelum melakukan
pengujian kemurnian dari serbuk thorium oksida yang diperoleh perlu
diadakan validasi terhadap alat pengujian yang akan digunakan.
Validasi metode analisis Th secara spektrofotometri UV/vis
Hasil validasi metode analisis Th dengan spektrofotometer UV/vis
menunjukkan bahwa konsentrasi Th dalam cuplikan yang optimum
berkisar antara 0,2 ppm sampai dengan 6,0 ppm pada panjang
gelombang 664,9 nm, dengan ketelitian analisis sebesar 0,06 % dan
akurasi sebesar 97,63 %. Analisis Thorium ini sangat dipengaruhi oleh
keberadaan uranium didalam cuplikan bila berada bersama-sama
didalam satu konsentrat. Kadar uranium sudah mulai berpengaruh pada
konsentrasi uranium 0,5 ppm atau lebih pada konsentrasi Thorium 2,0
ppm dalam cuplikan. Adapun peralatan spektrofotomter UV-Vis yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Val idasi anal isis kadar thorium dalam thorium o sida
menggunakan metoda Sf?ektrofotometer UV-Vis
Data Pengukuran pada panjang gel665.0 nm
X
std-1
0.5
std-2
0.5
spl-1
0.5
spl-2
1ml
y rerata Conterukr % Kslhn
0 0,001 0,001 0,001 0,001 0,023351
0,5 0,083 0,083 0,082 0,0827 0,500097 99,981
1 0,167 0,166 0,167 0,1667 0,990465 99,047
1,5 0,255 0,255 0,255 0,255 1,50613 99,593
2 0,334 0,334 0,334 0,334 1,967309 98,365
3 0,508 0,508 0,508 0,508 2,983071 99,436
4 0,687 0,687 0,687 0,687 4,028021 99,304
0,682 0,682 0,682 0,682 3,998832
0,592 0,591 0,592 0,5917 3,471493
0,651 0,651 0,65 0,6507 3,815917
1,25 1,25 1,25 1,25 7,314653
Kurva Kalibrasi Th
0 0,001
0,5 0,0827
1 0,1667 C.8
1,5 0,255
~
c.c
ii
2 0,334

0
c . .:
3 0,508
.,
C.2
~
4 0,687
c
,. -
- v. 4. 2
?
to
:
-
l{onsentrasi (ppm)
1. Hasil Analisis dari serbuk thorium oksida yang telah diperoleh dari
proses pemisahan
Untuk melihat komposisi serta kemurnian logam Thorium oksida hasil
pemisahan dari pasir monasit, maka dilakukan analisis dengan
menggunakan alat XRF. Hasil pengukuran serbuk tercantum pada
Gambar 14 dan Gambar 15.
'' .... .. . "11' ' '''''' ..
.,, " -; f ;I :;-,1: 11 I
' i
i
1...
Jt._._ __
,'({.
. l.l'r
, .....
! o'Jot ! I' l;. <l -,1 : ,(:/
,,.,,. ,., ,, .,. ''"' ,,,. ;.
. .'f :( >. I' i. ; (. :. t
..
Gambar 14 : Spektrum Fluoresensi sinar-x dari Thorium oksida standar
' . :t ........ (
, . ' ' . ". (: r< ) . 'l! h' ": '(j
I 1
_-) /'I
'1'1. 7 '7.
p.r. ;.;. : , _ _.:;-
Gambar 15 Spektrum fluoresensi sinar-x dari serbuk thorium oksida hasil
pemisahan
Dari gambar tersebut terlihat bahwa hasil logam Thorium dari proses
pemisahan pasir monasit menjadi serbuk thorium oksida dapat dikatakan
murni, hali ini terlihat dari hasil intensitas yang diperoleh oleh serbuk
horium oksida hasil pemisahan sebesar 51 ,26 sedangkan intensitas dari
serbuk thorium oksida standar sebesar 33,00. Untuk memperkuat hasil
dari pengujian ini, maka dilakukan analisis dengan menggunakan
peralatan difraksi sinar-x. Hasil uji analisis menggunakan alat difraksi
sinar - x yang telah dilakukan ini memberi gambaran bahwa kemurnian
yang diperoleh dengan menggunakan teknik pemisahan logam thorium
dari pasir monasit menggunakan proses pelindihan dengan campuran
a sam nitrat dan asam flourida berbanding (2500 :1) menggunakan katalis
dapat dikatan cukup baik hasilnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
lOCO
I
1000
~
'
tl
;
r
L
i
i!
I I
~ ~ j \ il
Ali I
20 30
"'
so
"'
70 eo 90
2ht.a('l
Gambar 16: Spektrum difraksi sinar-x dari serbuk thorium oksida standar
C ounla
1000
500
n02 Monar
I
!
i '
!'
'
,
I
I
l l ii
! 'i
j: !!
I i .
!I
'I
II
i i
J
. l 1\
\! \
'
i\
. ~
j\ 1\
!\ il !\ ,.
'' 0 ..... -
i \ i\
.,. \ / \
~ ~ .. , .....,_.
........ - '"-
./ \) ' ..
I
80
j ...... __
I
90 JO
I
40 50 60 70
Poaihon j*2The1il) (Copper ( Cu)}
Gambar 17 Spektrum difraksi sinar-x dari serbuk thorium oksida hasil
pemisahan
Dari gambar 16 dan 17 diatas terlihat bahwa hasil spektrum dari serbuk
thorium oksida standar mirip dengan spektrum serbuk thorium oksida
hasil pemisahan dari pasir monasit. Untuk lebih jelasnya, hasil uji yang
telah diperoleh secara keseluruhan melalui prose ini dapat dilihat pada
gambar 18 dibawah ini :
j'
. .
. .
,,, J
~ ,.-,
,_ . ;
: '. : :, : ~ ; -' , : : ' 1 ,"': ;l .: \ ':; ' :.:: . .'
------- . -- ---- ---
. -: .... :p . - ~ . : :. . : .
-: ;: : : : : : ~ ; ' . . . . - . : .. ;.: - .-\:. : ~
~ - .. - -.. --.. -- ... - ... ..
.. - ~ .
~ : I : I-..: :::: :
... - ............. -. ... .. ..... -..' ~ ~ .- ... .
,; . : ~
Gambar 18 : Spektrum difraksi sinar-x dari serbuk thorium oksida hasil proses
pemisahan
Untuk mengetahui kemurnian hasil dari serbuk thorium oksida yang telah
diperoleh dari proses ini digunakan alat uji spektrgraf atomik emisi
spektroskopi. Dari hasi uji ini dapat diketahui kemurnian serbuk thorium
oksida yang diperoleh apakah mencapai 99 % kemurniannya. Lebih
jelasnya dapat dilihat dari hasil uji komposisi kimia dan sifat fisika dari
serbuk thorium yang telah diperoleh melalui hasil pemisahan. Hasil uji dari
Nama
Contoh
Serbuk
Thorium
oksida
kemurnian serbuk thorium oksalat yang telah diperoleh diperkuat dengan
hasil uji komposisi yang telah dengan menggunakan
spektrograf emisi dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil uji analisis komposisi serbuk thorium oksida menggunakan
alat uji Spektograf Emisi Atomik Spektroskopi
Kode Label Parametrer Hasil Uji Satuan Metode Uji
Contoh
8 0,12 11glg
Spcktrograf Emisi
Thorium
Cd
< 0,10 11glg
Spcktrograf Emisi
oksida
Mg
< 5,00
11g/g
murni
Pb
Spcktrograf Emisi
1,51
11glg
Fe
11,59

Spcktrograf Emisi
AI -
11glg
Spcktrograf Emisi
13,16
Spcktrogntf Emisi
Cu
<1,00

Spcktrograf Emisi
Cr Spcktrograf Emisi
Si
1,77
11glg
Spcktrograf Emisi
11,25
11g/g
076/P/KA/1 0
8 0,102
Spcktrograf Emisi
Thorium
Cd
< 0,10 pg/g
Spcktrograf Emisi
oksida dari
Mg
< 5,00
11glg
pasir
Pb
Spcktrograf Emisi
monas it
1,07
pg/g
Fe
11glg
Spcktrograf Emisi
9,17
AI
11glg
Spcktrograf Emisi
8,47
Spcktrograf Emisi
Cu
<1,00
11g/g
Spcktrograf Emisi
Cr Spcktrograf Emisi
Si
1,24
11g/g
Spcktrograf Emisi
7,56
11glg
Dari hasi uji komposisi pada tabel 3, terlihat kadar pengotor yang terdapat
didalam serbuk thorium hasil proses pemisahan mempunyai kadar kurang
dari 1 %, berarti Kemurnian dari serbuk thorium oksida yang diperoleh
mempunyai kemurnian 99 %. Untuk membuktikan kemurnian dari serbuk
thorium oksida yang telah dihasikan dilakukan pula sertifikasi
menggunakan peralatan Spektrofotometer UV-Vis, untuk memperkuat
hasil pengujian diatas
I
Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada gambar 19 dibawah ini.
1.1
I . I
' '
1 . 4
1 . 2
. j:,!"""_:: .. .. ,=,=z--, ...
81
PERKIN-EU1ER
LAMDOA UV/VIS SPECTROPHOTOMETER
DATE 10-08-27
METHOD SCAN/MANUAL
SAMPLE CYCLE ASSCISSA
10ol8 + NM
+ NM
10r21 + 664.3 NM
+ 617.1 NM
ORDINATE
0.683 "'1(.0\
0.616 A
0.661 A ) r.J R"
A 'I"" "\.
Gambar 19 : Kurva UV-Vis hasil uji dari serbuk thorium oksida hasil
pemisahan dan standar
Dari gambar 19 terlihat bahwa hasil uji dengan menggunakan
spektrophotometer UV-Vis terlihat bahwasanya kurva hasil pengukurang dari
serbuk torium oksida standar dengan thorium oksida hasil pemisahan dari
pasir monasit mirip sama.
Dari hasil uji yang telah dilakukan baik dengan menggunakan metode uji alat
XRF, XRD, Spektrograf Emisi dan Spektrophotometer UV-Vis, menunjukkan
bahwa hasil thorium oksida yang telah diperoleh dari hasil pemisahan dengan
menggunakan teknik pelarutan menggunakan campuran asam nitrat dan
asam fluorida berbandin (2500 : 1) hasil ini dapat dikatakan mempunyai
kemurnian nuclear grade (tingkat nuklir).
Dari sifat fisik yang telah diuji terlihat bahwa densitas dari serbuk thorium
oksalat yan diperoleh adalah 9,80 gr/cm
3
, sedangkan panas peleburannya
adalah - 1,220 kJ/mol. Hasil ini mendekati nilai kerapatan dan panas
peleburan dari serbuk thorium oksida standar yaitu masing-masing, 10,00
gr/cm
3
dan -1226 kJ/mol
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari Hasil Penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;
1. Logam Thorium dapat dipisahan dari pasir monasit dengan menggunakan
teknik pelindihan dengan campuran asam nitrat dan asam flourida dengan
perbandingan (2500 : 1) dengan menggunakan katalis KI03 ( Kalium Yodat)
2. Pemurnian Thorium oksida yang diperoleh dari pasir monasit dapat d!lakukan
dengan proses ekstraksi cair - cair menggunakan pelarut organik TBP -
Kerosen dengan perbandingan 50 : 50, dan di stripping dengan
menggunakan larutan asam nitrat 0,1 N
3. Hasil Thorium oksida yang diperoleh dari pasir monasit dengan
menggunakan teknik pelindihan mempunyai kemurnian sekitar 99 %
SARAN
1. Teknik proses pelindihan yang telah dilakukan dari penelitian ini perlu
diteruskan dalam skala pilot plan untuk memperoleh hasil yang lebih
optimum. Sehingga proses tersebut dapat digunakan oleh PT. Tambang
Timah, Tbk yang ada di Kepulauan Bangka Belitung untuk mengurangi
keberadaan radioaktif yang ditimbulkan dari limbah industri hasil proses
produksi Timah
2. Hasil serbuk Thorium oksida yang dihasilkan dapat dibuat sebagai bahan
nuklir untuk pengembangan pembuatan bahan bakar nuklir pembangkit listri
(PLTN)
DAFTAR PUSTAKA
1. IAEA-TECDOC-1450 - Thorium Fuel Cycle - Potential benefits and
challenges, IAEA, May 2005
2. LAKA Foundation, Thorium Base Nuclear Power, Ketelhulsplein 43,
Amsterdam, Nederlang, February, 2008
3. Ramtanu Maltra, India Gets an Offer for Thorium Reactor, EIR, October 5,
2007, 41-43
4. Chiotti et al, Separation of Uranium from (ThU)02 Solid Solation, United
States Patent, Sept. 28, 1976,3, 982, 928
5. Pipat Pichestapong, Extraction of Uranium from Thai Monazite Ore, Research
and Development Devision, Thailand Institute of Nuclear Energy, Bangkok,
Thailand, March, 2010
6. S. R. Borrowman and J. B. Rosenbaum, Recovery of Thorium from Wyoming
ere, United States Department of the Interior, Bureau of Mines, 1962
7. Journal Of the Korean Nuclear Society, Volume 35, Number 4, pp 299 -
308, August, 2003.
8. P. Balakrishna dan Kawan-kawan, Thorium Oxide Blanket Fabrication for
Indian Fast Breeder Test Reactor, Departmen of Atomic Energy Nuclear Fuel
Complex, Hyderabad, India, 2005
9. R.J. Callow, The Industrial Chemistry of the Lanthanons, Yttrium, Thorium
and Uranium, Pergamon Press, 1967.
10. Yamashita, Toshiyuki; Nitani, Noriko; Tsuji, Toshihide, Inagaki, Hironitsu
(1997), "Thermal expansions of Np02 and some other actinide dioxides", J
Nucl. Mat. 245 (1 ): 72-78
11. Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1984), Chemistry of the Elements,
Oxford: Pergamon, pp. 1425, 1456
12. Emsley, John (2001). Nature's Building Blocks ((Hardcover, First Edition)
ed. ). Oxford University Press. pp. 441
13. MCDEAVITT Sean. M.; YUNLINXU; OOWNAR Thomas J.; Solomon Alvin A.,
Zirconium matrix Cermet for a mixed Uranium - Thorium Oxide Fuel in an
SBWR, Nuclear Technology, ISSN 0029-5450, 2007, Vol157, 37-52
14. C.V Banks, Recect Developments in The Analytical Chemistry of Thorium and
its Compounds, in First Conference Analytical Chemistry in Nuclear Reactor
Technology, November4-6, 1957, Repot TID-7555, June 1958
15. E.K. Hyde, The Radio Chemistry of Thorium, Lawrence Radiation Laboratory
University of California Berkeley, C_alifornia, January , 1960
16. D.R. Pge, H.E Stocking, and H.B. Smith, Contributions to the Geology of
Uranium and Thorium by Uneted States Geological Survey and Atomic
Energy Commission for the United Nation International Conference on
Peaceful Uses of Atomic Energy, Geneva, Switzerland, 1955, No.300, pp 559
-604
17. G.T. Seaberg and L.l. Katzin, Production and Separation of U 233, USAEC
Report TID-5222, July 1955, pp 144-185
18. T. Moeller, G.K. Scweitzer, and D.O. Starr, The Analytical Aspects of Thorium
Chemistry, Chern. Revs., 42, 63, 1948
19. C.J. Rodden, Analysis oj Uranium and Thorium Raw Materials, in
Proceedings of the first International Conference on The Peaceful Uses Of
Atomic Energy, Geneva, 1955, vol. 8, pp 197-205

You might also like