You are on page 1of 5

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Disampaikan pada Orientasi GAH Tingkat SMP Kanwil Kemag Prov.Bali Denpasar tgl.

27 Mei 2011. Oleh : I Gede Rudia Adiputra MENGAPA perlu peningkatan ???? 1. Adanya kebijakan WAJAR 9 tahun, semua anak wajib bersekolah SD-SMP tanpa kecuali dengan berbagai latar belakang siswa dan orang tuanya. 2. Masih banyaknya KK miskin berdampak pada siswa tak cukup gizi dan daya/ kemampuan belajar lemah, waktu dan sarana belajar kurang. 3. Pola fikir dan gaya hidup masyarakat/keluarga konsumtif, kesibukan orang tua. 4. Sekolah masuk perangkap ranah politik dipakai media mencari dukungan. 5. Sistem pendidikan tidak jujur karena semua siswa harus lulus. 6. Kemajuan IPTEK dengan dampak negatif ditandai dengan antara lain; penelitian tahun 2006/07 di dua belas ( 12 ) kota besar di Indonesia dari sampel 1000 remaja menunjukkan: 97 % pernah nonton Film Porno 93 % melakukan oral sex 70 % pernah berhubungan sex 62 % pernah aborsi 18 orang siswa SMP sebagai PSK, diantaranya ada di Bali Thn 2008/09 ; 45 % remaja berhubungan sex Thn 2009 23 % PSK di Bali terkena HIV/AIDS Data Maret 2011 dari 3500 PSK di Bali 80 % kena HIV/AIDS dengan mayoritas usia 13 - 27 tahun, teremasuk ada siswa SMP 7. Transpormasi informasi canggih, siswa mudah nyontek 8. Kendali keluarga/lingkungan/masyarakat/desa lemah atau melemah 9. Prostitusi menyebar ke pelosok desa, termasuk caf remang-remang 10. Propokatif berita-berita peristiwa negatif sangat merangsang remaja 11. Semua kondisi tersebut berpulang kepada PERAN GURU DI SEKOLAH.

I.

Batasan/Pengertian : 1. Peningkatan ; proses/upaya menjadikan lebih tinggi/baik/unggul. 2. Profesi ; pencaharian, kegiatan harian 3. Profesional ; keakhlian ( Guru, dibuktikan dgn Sertifikat Pendidik) 4. Profesionalisme ; memiliki sifat keakhli-trampil-cermat-cekatansigap 5. Guru ; pendidik/orang profesi dengan tugas utama mendidik.

6. Mendidik menjadi

; membimbing, mengarahkan, melatih, atau contoh, mengevaluasi, menilai dan metode / pendekatan yang tepat.

II. Lingkup/dimensi /prinsip profesionalisme Guru (ps 7 UU 14/2005) a l ; 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, kesadaran dan idealisme 2. Memiliki komitmen kuat meningkatkan mutu pendidikan, sraddha bhakti dan akhlak mulia./ budhi pekerti. 3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan keprofesionalannya 4. Memiliki kualifikasi akademik dan kependidikan sesuai bidang tugas 5. Memiliki kompetensi sesuai bidang tugas (Guru; empat kompetensi) 6. Memiliki organisasi profesi sbg wadah penyaluran ide keprofesionalan III. Kompetensi ( mampu, mumpuni,baik, unggul) Guru (Pendidik); Aspek Kompetensi : lahiriah (phisik, sandang, pangan, papan dalam kondisi wajar), cerdas ( intelegensi = pengetahuan ketrampilan - perilaku, emosi = simpati perhatian rasa memiliki sabar tenang motivasi semangat kasih sayang, spiritual = keyakinan yang kuat atas kuasa Tuhan - percaya diri bhakti mengabdi ikhlas sadar/insyap/nurani/kata hati ) Setiap Guru harus memiliki kompetensi No.14/2005), meliputi; sesuai profesinya (ps 10 UU

1. Kompetensi pedagogik (unggul dalam hal; gaya/sikap dan metode mengajar). 2. Kompetensi Kepribadian (kepribadian Indonesia; Pancasilais), (kepribadian Hindu; Panca Satya), sebagai teladan/idola di Sekolah ing arso asungtulodo ing madyo mangunkarso tut wuri handayani(bersikap kebapaan/keibuan) menjadi idola/teladan di rumah, dan dicontoh serta disegani di masyarakat. 3. Kompetensi Sosial ( mencintai/menyayangi/disayangi, merasa memiliki atau dimiliki, menghargai, menghormati dan dihargai/ dihormati oleh lingkungan) 4. Kompetensi profesional ( Guru cerdas ; intelek, emosi, spiritual) Cerdas intelek ; mumpuni pada ilmu profesinya dan ilmu penunjang serta punya ketrampilan termasuk trampil mengelola hidup. Cerdas emosi ; mampu membangkitkan semangat kerja/kompetisi siswa dan tidak mudah marah, sedih, gembira berlebihan atau putus asa. Cerdas spiritual; mampu bekerja menggunakan hati nurani/ kata hati secara seimbang, kata hati yang mengendalikan pikiran dan emosi IV. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (ps 2 PP. RI. No 19/2005)

1. Standar kompetensi lulusan ( unggul dalam persaingan / kompetisi) 2. Standar isi (Kurikulum, silabus, bahan ajar/kajian,buku paket/panduan yang memadai dan ilmu (isi) yang sesuai kebutuhan hidup/pasar/masyarakat) 3. Standar proses ( taat pada proses : pembelajaran dengan berbagai metode, tatap muka, penilaian, evaluasi lembaga/ personal, pelaporan) 4. Standar pendidik dan tenaga kependidikan (kualifikasi akademik kualitas -kompetensi - ketrampilan dan kuantitas/jumlah ideal guru berbanding siswa) 5. Standar sarana dan prasarana (cukup gedung, ruangan, sarana/alat-alat) 6. Standar pengelolaan ( sesuai SOP = Standar Operasional Prosedur) 7. Standar pembiayaan ( sistem pembiayaan ditentukan oleh DAERAH/PUSAT) 8. Standar penilaian pendidikan ( masih ditentukan oleh DAERAH / PUSAT) (Semua/kedelapan standar tersebut dikendalikan melaui siatem akriditasi, dan institusi pendidikan / Sekolah itu sangat tergantung pula dengan adanya Dewan Pandidikan maupun Komite Sekolah dalam meningkatkan sumberdaya pendidikan - UU No 20/2003 ) Realitas Lapangan Kesan/anggapan/penilaian sebagian warga masyarakat menyatakan; 1. Lulus sertifikasi belum semua menunjukkan profesionalisme Guru. 2. Hasil pembelajaran ; tertib/desiplin/sopan-santun (sebagian siswa) lemah 3. Proses penilaian Guru terhadap hasil pembelajaran siswa tidak seimbang antara: intelek, ketrampilan, emosi dan spiritual 4. Nilai anggka raport/ijazah baru memuat aspek intelek, aspek ketrampilan kecil, sedang aspek emosi dan spiritual siswa tidak dapat dinilai terutama dalam UAN. (Pada ulangan harian dan UAS, emosi dan spiritual siswa masih dapat dinilai, tergantung kemampuan guru membuat soal/menilai) 5. Kebijakan makro sangat besar andilnya terhadap kondisi tersebut di atas seperti muatan ( isi ) kurikulum. V. Hambatan Dalam Peningkatan Dan Penerapan Profesionalisme Guru; 1. a. b. c. d. e. f. g. h. i. 2. a. Hambatan personal/pribadi (pada sebagian Guru); Kecerdasan intelek,emosi, spiritrual belum maksimal dibangkitkan Motivasi dan inovasi lemah Finansial lemah, atau merasa lemah Kepekaan lemah (kepedulian thdp lingkungan lemah) Pemahaman dan penghayatan TUPOKSI lemah Ketrampilan ( adat-budaya-agama-tehnologi) lemah Kecapaian /kelelahan phisik (jarak tempuh jauh, kebanyakan kerja) Kelelahan mental/psyikhis ( banyak masalah atau beban mental) Lemah/kurang bersemangat karena berbagai alasan Hambatan lingkungan; Dukungan pembelajaran sebgian masyarakat masih lemah

b. Guru/PNS c. d. 3. a. b. c. d. e.

Pengaruh negatif teman sejawat dan atau sesama Perilaku negatif orang ( legeslatif, eksekutif, politikus, PNS, ekonom, pengusaha, dan sebagainya termasuk warga masyarakat)- cermati media. Adat istiadat (guguan tuhuan/gugon tuhon) negatif Hambatan kelembagaan Mengajar dengan banyak kelebihan jam pelajaran Kenaikkan pangkat terhambat/ lambat Mengajar mata pelajaran di luar rumpun keakhlian kualifikasi Pembinaan/pengawasan dari atasan lemah (ewuh pakewuh). Sarana-prasarana pada sebagian lembaga/sekolah minim

VI. Solusi Mengatasi Hambatan; 1. Optimalkan kontribusi organisasai( seminar/diskusi /lokakarya, dll) 2. Pembinaan ( orientasi/diklat/ penghargaan Guru teladan) , ganjaran bagi personil yang malas/ indesiplin/ melanggar, dan pengawasan efektif oleh intansi, serta pelaporan/supervisi optimalkan 3. Pengembangan pribadi Guru melalui; a. Pendalaman pemahaman fungsi dan tujuan pendidikan b. Pendalaman pemahaman tugas pokok, pungsi dan tanggung jawab diri/Guru. c. Memahami secara benar posisi kompetensi diri sendiri d. Peningkatan diri melalui baca - tulis- penelitian-seminar / dharmatula. e. Perbanyak pengabdian pada masyarakat (Tim/Kepanitiaan) f. Angket penilaian thdp Guru oleh murid / siswa atau teman sejawat dan tindak lanjut demi peningkatan kualitas profesional (diprakarsai oleh pimpinan/ Komite Sekolah atau Dewan Pendidikan ). 4. Pembangkitan kualitas pribadi Guru melalui agama (Hindu) meliputi; a. Manatapkan penghayatan ajaran Karmaphala (budaya kerja) dan nasib b. Manatapkan penghayatan thdp kemahakuasaan Hyang Widhi(waskat) c. Pemahaman-penghayatan dan implementasi aspek keteladanan d. Pemahaman dan penghayatan akan misi hidup di dunia e. Pemahaman dan penghayatan terhadap motto , antara lain; 1) Ambek paramaartha 2) Amrih sukanikang len/rat 3) Nasib ada di tangan sendiri

4) 5) 6) 7) 8) VII.

Anresangsia mukhyaning Dharma Satyam asti paro Dharma Satyam ewa jayate, na nrtam. Pengabdian sumber kemuliaan Manusia ditentukan oleh dirinya

Renungan Dan Pertanyaan; 1. Apakah dengan adanya Sertifikasi Guru menjadikan Guru sudah Profesional? 2. Siapa paling tahu dengan Diri Guru/Dosen sudah/belum Profesional? 3. Cukupkah Profesional Guru diukur dari KUM / Fortofolio ? 4. Bg.mana jika Guru bersertifikat Profesi tidak laku di masyarakat ? 5. Berapa lama masa berlakunya Sertifikat Pendidik itu ? 6. Dapatkah Sertifikat Pendidik seorang Guru dicabut atau batal ? 7. Apakah saya sudah bekerja dengan kemapuan yang maksimal, atau sudahkan hasil kerja saya merupakan hasil terbaik dari potensi saya? 8. Bagaimana tanghgapan/penilaian anda (para Guru) terhadap sistem UAN dan pelaksanaannya yang melibatkan Perguruan Tinggi dan pihak Kepolisian/keamanan ? 9. Bagaimana/apa komentar anda (Guru) dengan hasil pendidikan (output) yang ditampakkan oleh realitas kehidupan masyarakat (perilaku/kondisi negatif ) dengan berbagai bentuknya dewasa ini ? 10. Apa reaksi/saran anda terhadap kondisi riil pendidikan dewasa ini ? SELAMAT BERAKTIFITAS Om Santih santih santih.

You might also like