You are on page 1of 4

Objek Filsafat Pancasila Selain sebagai metode berpikir untuk mencari kebenaran terdalam dan hakikat segala sesuatu,

filsafat juga sering dipergunakan untuk menunjuk suatu pandangan yang mendalam dan biasanya mencerminkan suatu kebijaksanaan. Dengan demikian maka Pancasila sebagai filsafat juga dapat dipergunakan untuk mrnunjuk pandangan bangsa yang mengandung nilainilai kehidupan yang mencerminkan kebijaksanaan. Namun demikian sebutan itu juga dapat dipergunakan untuk menunjuk Pancasila sebagai cara pandang yang bercorak kefilsafatan dalam melihat dan memahami sesuatu objek tertentu. Sebagaimana setiap kajian ilmiah, filsafat disamping menuntut penggunaan metode tertentu juga menuntut adanya objek yang dijadikan pokok kajian dan analisis. Secara garis besar, objek pengetahuan ilmiah dapat dibedakan menjadi dua jenis. Pertama objek yang disebut dengan objek material dan yang kedua disebut dengan objek formal.Objek material filsafat dapat disebut sebagai segala yang ada, sementara objek formalnya adalah substansi dan essensi dari segala yang ada. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa objek material ilmu logika adalah ilmu yang menyelidiki pemikiran manusia sementara objek formalnya menyelidiki pemikiran yang lurus. Pemikiran yang lurus adalah sudut atau aspek khusus atau cara pandang mengenai pemikiran. Dengan demikian yang menjadi pokok bahasan bukanlah setiap pemikiran akan tetapi pemikiran yang lurus. Tentu saja untuk melihat apakah suatu pemikiran itu lurus atau tidak, orang dapat menyusun kategori-kategori mengenai pemikiran yang tidak lurus sebagai lawan dari pemikiran lurus agar yang terakhir menjadi jelas. Objek material berkaitan dengan bahan dan data yang dijadikan pokok pembahasan, sementara objek formal berhubungan dengan cara pandang yang dipergunakan untuk membahas objek tersebut. Sebagai contoh Ilmu logika, menjadikan berpikir sebagai bahan kajian atau objek material, sementara sifat lurus dari berpikir merupakan objek formal ilmu logika. Oleh karena itu bahan analisis logika bukanlah setiap bentuk dan kegiatan berpikir, melainkan berpikir lurus, sehingga hanya berpikir luruslah yang dibahas. Sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya, filsafat Pancasila sebagai ilmu juga menetapkan secara khusus bahan yang dijadikan objek atau pokok bahasan. Dengan demikian objek filsafat Pancasila juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu objek materialdan objek formal.

Objek material filsafat Pancasila adalah bahan dasar yang dikaji dan dianalisis, sementara objek formalnya adalah cara pendekatan atas sudut pandangterhadap bahan dasar tersebut. Berdasarkan pengertian diatas, maka objek material filsafat Pancasila adalah rumsan Pancasila yang tercantum dalam UUD 1945, sementara objek formalnya adalah Pancasila sebagai dasar Negara, dasar filsafat Negara, perjanjian luhur, kepribadian, pandangan hidup dan ideologi. Secara ringkas objek material kajian dalam buku ini adalah rumusan Pancasila sebagaiman tercantum dalam pembukuan UUD 1945. Sedang objek formal Pancasila adalah fungsi kedudukan Pancasila adalah fungsi dan kedudukan Pancasila di dalam kehhidupan kebangsaan dan kenegaraan. Dengan objek formal dimaksudkan bahwa Pancasila dilihat dalam fungsi dan kedudukan khususnya yang sudah tersebut di atas. Sementar objek materialnya adalah Pancasila sebagai rumusan filsafat yang tervantum dalam pembukaan UUD 1945. 2.5. Arti idiologi Ideologi adalah gabungan dari dua kata idea dan logos, yang berasal dari bahasa Yunani Eidos dan logos. Secara sederhana ideologi berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat. Dalam arti luas istilah ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinankeyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya: merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilainilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional. Fungsi ideologi menurut beberapa pakar di bidangnya :

1. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia secara individual. 2. Struktur kogntif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat meupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dn kejadian-kejadian di dalam alam sekitarnya. 3. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya. 4. Orientasi desar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupa manusia. 5. Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua (founding fathers) dengan generasi muda. 6. Sebagai kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan. 7. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta bertingkah laku sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya. Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat. Dalam arti sempit ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Dalam artian ini disebut ideologi. Kata ideologi sering juga ditemukan untuk pengertian memutlakan gagasan tertentu, sifatnya tertutup dimana teori-teori bersifat pura-pura dengan kebenaran tertentu, tetapi

menyembunyikan kekuasaan tertentu yang bertentangan dengan teorinya.Dalam praktek orang menganut dan mempertahankan ideologi, karena memandang ideologi itu sebagai citacita hidup. Oleh sebab itu menurut Gunawan Setiardja (1993). Ideologi dapat dirumuskan sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ideologi berada satu tingkat lebih rendah dari filsafat. Berbeda dengan filsafat, yang digerakkan oleh kecintaan kepada kebenaran dan sering tanpa pamrih apapun juga, maka ideologi digerakkan oleh tekat untuk mengubah keadaan yang tidak diinginkan, menju kearah yang diinginkan. Dalam ideologi sudah ada suatu komitmen, sudah terkandung wawasan masa depan yang dikehendaki dan hendak diwujudkan dalam kenyataan.

Dewasa ini, ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks. Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan terjadinya pembedaan yang makin jelas antara idelogi, filsafat, ilmu, dan teologi. Ideologi dipandang sebagai pemikiran yang timbul karena pertimbangan kepentingan. Di dalam ideologi orang tidak mempermasalahkan nilai kebenaran internalnya. Ideologi dipandang sebagai belief sistem, sedangkan ilmu filsafat, ataupun teologi merupakan pemikiran yang bersifat refleksi, kritis dan sistematik, yang pertimbangan utamanya adalah kebenaran pemikiran. Karena perbedaan itu ideologi disebut sebagai suatu sistem pemikiran yang sifatnya tertutup (Pranarka, 1986: 372). Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahwa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan adanya persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut : 1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

You might also like