Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakhea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil suatu pengobatan ( The American Thoracic Society,1962)
DEFINISI
Suatu gangguan inflamasi kronik pada saluran napas yang banyak diperankan oleh terutama sel mast dan eosinofil (Gibbs,dkk 1992)
PENDAHULUAN
Merupakan penyakit obstruksi saluran nafas yang sering dijumpai pada kehamilan dan persalinan 1 4 % wanita hamil menderita asma Efek kehamilan pada asma tidak dapat diprediksi:
29 % membaik 49 % tetap 22 % memburuk
PENDAHULUAN
60 % wanita hamil dengan serangan asma dapt menyelesaikan kehamilannya dengan baik 10 % mengalami eksaserbasi pada persalinan Mabie, dkk : 18 x risiko eksaserbasi persalinan dengan seksio : pervaginam
PENDAHULUAN
Ditandai dengan meningkatnya kepekaan saluran trakeobronkial terhadap berbagai rangsanganbronkospasme, pembengkakan mukosa & peningkatan sekresi saluran nafashilang secara spontan maupun dengan pengobatan Serangan asma umumnya berlangsung singkat dan akan berakhir dalam beberapa menit sampai jam, dan setelah itu penderita kelihatan sembuh secara klinis.
PENDAHULUAN
Sebagian kecil kasus terjadi keadaan berat dimana tidak respon terhadap terapi medikamentosa : STATUS ASMATIKUS Pengaruh kehamilan terhadap serangan asma bersifat individual, bahkan tidak sama disetiap kehamilannya. Serangan timbul mulai 24 36 minggu dan berkurang pada akhir kehamilan
PENDAHULUAN
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari frekuensi dan beratnyahipoksia Angka kematian perinatal 2 kali dengan penanganan yang baik.
PATOFISIOLOGI
Asma spasme otot polos saluran nafas,edema mukosa,hipersekresi penyempitan sal.nafas hipoventilasi gangguan distribusi s/d tingkat alveoli hipoksia, hiperkapnia & asidosis Meskipun asma secara primer dianggap sebagai peny.sal.nafas, sebenarnya terpengaruh pada suatu serangan akut, dan pada beberapa penderita dijumpai adanya hipertensi pulmonal, hiperteropi ventrikel kanan pada EKG
PATOFISIOLOGI
Terjadi reaksi antigen antibodi pada permukaan sel mast parupelepasan mediator kimia (bradikinin, leukotrien C,D,E, prostaglandin PGG2, PGD2a,PGD2 dan tromboksan A2) reaksi hipersensitif/peradangan cepat bronkokonstriksi, kongesti vaskuler, edema, meningkatnya sekresi mukus
GAMBARAN KLINIS
Gejala klasik :
Batuk Sesak Mengi (wheezing) Rasa nyeri di dada (kadang)
GAMBARAN KLINIS (DERAJAT ASMA) Derajat asma Klinis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
I -Normal -Timbul jika ada faktor pencetus T.a.k T.a.k
Paru/faal paru
II III IV V
Tidak mengeluh Tanpa kelainan Tidak ada keluhan Sesak nafas, batuk mengi Status Asmatikus Obstruksi jalan nafas Obstruksi jalan nafas
ESTROGEN
DIAGNOSIS
Gejala klasik :
1. Sesak nafas 2. Batuk 3. Mengi
Dapat timbul berulang-ulang dengan masa remisi diantaranya Hilang dengan pengobatan atau menjadi kronis Anamnesa : riwayat asma sebelumnya, riwayat penyakit alergik seperti rinitis alergik atau riwayat keluarga dan faktor pencetus lainnya
PEMERIKSAAN FISIK
Tergantung dari derajat obstruksi jalan nafas :
Ekspirasi memanjang Mengi Hiperinflasi dada Takikardi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Spirometri obstruksi jalan nafas Peningkatan FEV 1 dan FVC > 20 % Tes provokasi bronkial hiperaktifitas bronkus (mis histamin,metakolin,alergen,kegiatan jasmani,inhalasi udara dingin/aquadstilata) Penurunan FEV 1 bermakna Pemeriksaan tes kulit antibodi IgE yang spesifik dalam tubuh. Tes ini hanya menyokong anamnesa bukan penyebab
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kadar Ig E total dan Ig E spesifik dalam serumhanya menyokong adanya penyakit atopi Pemeriksaan radiologi Umumnya normal. Dilakukan bila ada kecurigaan proses patologik di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks,pneumomediastinum,atele ktasis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Analisa gas darah Asma berathipoksemia,hiperkapnea dan asidosis respiratorik. Pemeriksaan eosinofil dalam darah pada asmamenentukan dosis kortikosteroid dan membedakan asma dengan bronkitis kronik Pemeriksaan sputum : eosinofil, kristal charcot, spiral churschmann
Bervariasi dan tidak dapat diduga Dispnea simptomatik (60-70% pada kehamilan) memberi kesan asma berat Memburuk pada kehamilan ( Ig E) Eksaserbasi terutama trimester III/persalinan oleh karena pengaruh perubahan hormon ( prostaglandin,prostaglandin) Risiko eksaserbasi pada SC : pervaginam
Tujuan : Menjaga ibu hamil sedapat mungkin bebas dari gejala asma Pengobatan yang harus diusahakan adalah : Menghindari terjadinya gangguan pernafasan melalui pendidikan terhadap penderita, menghindari pemaparan alergen dan mengobati gejala awal secara tepat Menghindari terjadinya perawatan di UGD karena kesulitan pernafasan atau status asmatikus, dengan melakukan intervensi secara awal dan intensif Mencapai suatu persalinan aterm dengan bayi yang sehat, di samping melindungi keselamatan ibu
TERAPI
5 KELOMPOK UTAMA :
1. 2. 3. 4. 5. Beta Adrenergik Metylxanthine Glukokortikoid Cromolyn sodium Antikolinergik
TERAPI
1. Beta adrenergik agonis A. Epinefrin Paling sering digunakan Menstimulasi reseptor beta-2bronkodilatasi Menstimulasi reseptor alfa dan beta-1 vasokontriksi perifer dan takikardia ibu dan janin fetal distress Waktu paruh pendek B. Terbutalin Merupakan beta agonis Untuk asma dosis sebaiknya dikurangi saat mendekati aterm Tokolitik pada persalinan prematur
TERAPI
2. 3. Methylxanthine (Teofilin) Mekanisme bronkodilasi tidak jelas Inhibisi kompetitif terhadap enzim fosfodiesterasesiklik AMP Aminofilin merupakan garam dietileniamin dari teofilin parental Glukokortikoid Bukan bronkodilator Mengurangi inflamasi pada saluran nafas Serangan asma akut berat lebih awal Tidak meningkatkan risiko komplikasi baik pada janin maupun ibu
TERAPI
4. Cromolyn sodium Bukan bronkodilator Inhibisi terhadap degranulasi sel mast mencegah terjadinya pelepasan mediator kimia untuk reaksi anafilaksis - Baik untuk asma alergik mp nonalergik 5. Anti Kolinergik - Atropin sulfat sebagai bronkodilator dengan pemakaian terbatas efek samping > - Ipratropin bromida efektik, efek samping <
TERAPI
Efek penggunaan obat anti asma dalam kehamilan terhadap janin umumnya relatif aman, jarang dijumpai adanya efek teratogenik.
Bantuan psikologik menenangkan penderita bahwa kehamilan tidak akan memperburuk perjalanan klinis penyakit,keadaan gelisah dan stress memacu timbulnya serangan asma Menghindari alergen/faktor pencetus Desensitisasi/imunoterapi, aman dilakukan selama kehamilan tanpa adanya peningkatan risiko terjadinya prematuritas,toksemia,abortus,kematian neonatus dan malformasi kongenital, akan tetapi efek terapinya belum diketahui dengan jelas. Diberikan dosis teofilin peroral sampai tercapai kadar terapeutik dalam plasma antara 10 22 mikrogram/ml, biasa dosis oral berkisar antara 200 600 mg tiap 8 12 jam
Jika perlu dapat diberikan terbutalin sulfat 2.5 5 mg per oral 3 x/hari atau beta agonis lainnya Tambahkan kortikosteroid oral, jika terapi belum adekuat,gunakan prednison dengan dosis sekecil mungkin. Pertimbangan antibiotika profilaksis pada kemungkinan UTI Cromolyn sodium dapat digunakan untuk mencegah terjadinya serangan asma, dengan dosis 20 40 mg, 4 kali sehari secara inhalasi
Nilai beratnya serangan ICU ? 1. Pemberian oksigen yang telah dilembabkan, 2 4 lt/mnt, pertahankan pO2 70 80 mmHg. Janin sangat rentan terhadap keadaan hipoksia. 2. Hindari obat-obatan penekan batuk, sedatif dan antihistamin. Berikan cairan intravena (RL/NaCL)
3. Berikan aminofilin dengan loading dose 4 6 mg/kgBB dan dilanjutkan dengan dosis 0,8 1 mg/kgBB/jam smp tercapai kadar terapeutik dlm plasma sebesar 10 20 ugr/ml. 4. Jika diperlukan pertimbangan penggunaan terbutalin subkutan dgn dosis 0.25 mg 5. Berikan steroid : hidrokortison secara intravena 2 mg/kgBB loading dose, tiap 4 jam atau setelah loading dose dilanjutkan dgn infus 0.5 mg/kgBB/jam
6. Pertimbangkan penggunaan antibiotika jika ada kecurigaan infeksi yg menyertai 7. Intubasi dan ventilasi bantuan, jarang dibutuhkan kecuali pd kasus-kasus yg mengancam kehidupan 8. Serangan asma berat yg tidak memberikan respon setelah 30 60 menit dgn terapi (beta agonis & teofilin) disebut STATUS ASMATIKUSICU. Selama kehamilan pertimbangkan dilakukan intubasi lebih awal jika pernapasan terus menerus