Professional Documents
Culture Documents
1. Yuko Yamaguchi (Hello Kitty) 2. Fujiko F. Fujio (Doraemon) 3. Akira Toriyama (Dragon Ball) 4. Gsh Aoyama (Detective Conan & Case Closed) 5. Yoshito Usui (Crayon Shin-chan) 6. Nobuhiro Watsuki (Samurai X) 7. Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata (Death Note) 8. Kyoko Mizuki dan Yumiko Igarashi (Candy Candy) 9. Sailor Moon (Naoko Takeuchi) 10. Masashi Ueda (Kobo-chan) 11. Satoshi Tajiri (Pokemon) 12. Eiichiro Oda (One Piece) 13. Masashi Kishimoto (Naruto) 14. Karuho Shiina (Kimi ni Todoke) 15. Hiro Mashima (Fairy Tail) 16. Tite Kubo (Bleach) 17. Marikawa Jyoji (Hajime No Ippo) 18. Takeshi Obata (Bakuman) 19. Hideaki Sorachi (Gintama) 20. Hiromu Arakawa (Fullmetal Alchemist) 21. Hikaru Nakamura (Saint Young Men) 22. Hiroshi Shiibashi (4,623,000 Nura: Rise of the Yokai Clan 31 Male) 23. Hiroya Oku (Gantz) 24. Akira Amano (Katekyo Hitman Reborn!) 25. Kenta Shinohara (Sket Dance) 26. Yji Terajima (Ace of Diamond) 27. Yana Toboso (Black Butler) 28. Yellow Tanabe (Kekkaishi) 29. Takeshi Konomi (The Prince of Tennis) 30. Asa Higuchi (Big Windup!)
bersaing ketat dalam kuantitas penerbitan judul-judul komik baru. Secara kontras kualitas produksi komik Jepang jauh di bawah komik produksi Amerika yang sifatnya kolektibel. Komik Jepang tidak bedanya dengan majalah yang sifatnya temporer hanya untuk sekali baca. Kekontrasan itu bisa dilihat dari fisik komik Amerika yang tipis dan berwarna, sementara komik Jepang tebal dan hitam putih atau rasterisasi. Perbedaan kualitas produksi ini juga berdampak pada variasi tema-tema yang diangkat ke dalam bentuk komik. Beberapa penerbit komik di Amerika berorientasi pada kekhasan jenis penerbitan mereka, sementara penerbit komik Jepang berorientasi kepada pembaca yang dituju. Tiap-tiap penerbit komik Amerika mempunyai ciri jenis tema yang biasa menjadi khas masing-masing penerbit, sedangkan di Jepang penerbit komik bahkan mempedulikan usia pembaca komik dan gendernya. Maka muncullah khas penerbitan komik Jepang yang dikhususkan bagi kaum hawa. Dari sini pula muncul perbedaan mencolok jumlah komikus wanita di penerbitan komik Jepang, yang secara kontras jumlahnya minim pada penerbitan komik Amerika. Masih banyak lagi hal yang bisa diperhatikan dari aspek manajerial dan struktur penerbitan komik dari dua negeri komik tersebut. Hal yang penting untuk dipelajari adalah bagaimana memetik pelajaran dari berbagai pola yang ada, kemudian disesuaikan dengan kondisi dalam negeri, disesuaikan dengan etos kerja dan budaya di Indonesia. Sebagai gambaran dalam negeri, kita belum mempunyai cukup sumber daya terlatih dan profesional bila ingin mengikuti pola produksi komik Amerika yang begitu terperinci, di sisi lain kita belum sampai pada tuntutan jumlah produksi komik seperti di Jepang. Terdapat dua penerbit manga terbesar di Indonesia, yaitu Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa) Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komikkomik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor