You are on page 1of 21

Salah bunuh memmberi balas, salah cencang memberi pampas.

Suatu hukuman yang diberikan harus sesuai dengan perbuatannya. Salah cencang memberi pampas, salah bunuh memberi bangun. Salah mengerti orrang lain yang berakibat fatal. Hukuman seharusnnya diberikan seasuai dengan perbuatannya. Salah cetok melantingkan. Melakukan pekerjaan hendaknya sewajarnya, bila tidak akan susah. Salah cotok berkerudung paruh, salah telan belah perut. Berat dan ringannya suatu hukuman disesuaikan dengan perbuatannya. Salah cotok melantingkan. Jika telah melakukan kesalahan maka harus memperbaiki diri. Salah gelok hulu malang, pandai berrtenggang hulu baik. Akan celaka diri sendiri jika kurang berhati-hati dalam menjalankan kewajiban. Salah makan memuntahkan, salah tarik mengembalikan, salah langkah surut kembali. Apabila sudah mengetahui kesalahan yang telah diperbuat, hendaknya segera diperbaiki. Salangkan bah kapar yak hanyut, ini kemarau panjang. Pada saat memiliki penghasilan saja tidak dapat memenuhi kebutuhannya, apalagi bila tidak berpenghasilan sama sekali. Sama rasa sama rata. Segala suka dan duka ditanggung bersama. Sambil berdiang nasi masak, sambil beredendang biduk hilir. Orang yang bijaksana itu dalam sekali waktu dapat menyelesaikan dua, tiga perkerjaan. Sambil diang nasi masak. Sekali menggarap suatu tugas, dua tiga maksud sekaligus tercapai. Sambil menyelam minum air, sambil menyeruduk galas lalu. Sekali bekerja, dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan. Sambil menyelam minum air. Mengerjakan dua tiga pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Sampah jangan ditendang sepak. Jangan menganggap rendah orang yang miskin. Samun berdarah dingin. Sebuah masalah harus diputuskan setelah ada bukti. Satu bertelur, ayam sekandang ikut ribut. Satu orang yang mendapat kesusahan atau keberuntungan, semua orang membicarakannya. Satu biduk nahkoda dua. Bila dalam satu perusahaan terdapat dua pemimpin, pasti tidak beres. Satu jentik sepuluh rebah. Keuntungan yang telah diperoleh, jangan disia-siakan. Sawah luas tahan tua, rumah gedang tahan tonggak. Dalam hal meminjam uang harus ada jaminannya. Sayang di anak dilecut, sayang negeri ditinggalkan.

Memberikan kasih sayang kepada seorang anak bukan berarti memanjakannya. Sebab budi boleh kedapatan. Nama baik tercemar akibat perbuatan jelek. Sebab mutiara sebiji, lautan dalam diselam orang. Orang yang berilmu itu biar di mana pun ia tinggal tetap dicari orang. Sebab nila setitik rusak susu sebelanga. karena kejahatan yang sedikit semua kebaikan menjadi rusak. Sebab pijat-pijat tuma mati. Mendapatkan kesusahan karena bersahabat dengan orang yang jahat. Sebaik-baik tinggal di rantau, baikmjuga di negeri sendiri. Samakmur-makmurnya tinggal dinegeri orang, lebih baik tinggal di negeri sendiri. Sebelum ajal berpantang maut. Tidak akan mati sebelum tiba ajalnya. Sebelum ajalnya pantang mati. Tidak mau berhenti sebelum berhasil. Seberapa panjang sarungnya begitulah panjang matanya. Perangai yang baik atau jahat menunjukkan sedikit atau banyak ilmu seseorang. Seberapa tajam parang, masih tajam mulut manusia. Suatu perkataan akan lebih menyakitkan dari pada terkena senjata tajam. Seberat-berat beban, laba jangan ditinggalkan. Betapun beratnya suatu pekerjaan, janganlah ditinggalkan karena akan memberikan keuntungan yang besar. Seberat-berat kayu, terapung juga di air. Sebesar-besarnnya suatu permaslahan pasti ada jalan keluarnya. Sebuah lesung, seekor ayam gedangnya. Setiap rapat pasti mempunyai seorang pemimpin, sebagai pelindung dari bencana kerabat lain. Sebut aku pasti datang, sebut dia penantian. Hendaknya menggunakan barang yang sudah ada. Secicip bagai ayam, sedncing bagai besi. Suka dan duka dialami bersama, senasib sepenanggungan. Sedangkan cacing diinjak bergerak apalagi manusia. Selemah-lemahnya orang bila terus dihina akan melawan. Sedangkan gajah yang besar dan berkaki empat lagi terkadang tersrondong dan jatuh tersungkur ke bumi. Orang yang ada kalanya kehilangan kebesarannya, karena itu jangan mengagung-agungkan kebesaran yang dimiliki. Sedangkan tupai lagi gawal. Orang yang sangat ahli sekalipun dapat berbuat kesalahan. Sedap dahulu pahit kemudian. Bersenang-senang dahulu, akhirnya mendapatkan kesusahan. Sedap manis jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Berpikir sebelum melakukan sesuatu agar tidak mendapat kesusahan.

Sedatar saja lurah dengan bukit. Tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin. Sedekat-dekat tepi kain, dekat juga dengan bebat. Sedekat-dekatnya orang lain, masih lebih dekat keluarga sendiri. Sedencing bagai besi, seciap bagai ayam. Mengerjakan sesuatu bersama-sama. Sedepa jalan ke muka, selangkah jalan kedepan. Berusaha sesuai dengan kemampuan demi mencapai harapan. Sedepa tanduk yang datang, sejengkal tanduk yang menanti, payah juga yang datang Lebih sukar mengadu nasib di negeri orang dari di negeri sendiri Sedia payung sebelum hujan Berjaga-jagalah sebelum terjadi sesuatu yang membahayakan Sedikit bicara banyak bekerja Tidak perlu banyak bicara, buktikan dalam perbuatan Seekor cacing menelan naga. Orang lemah dapt mengalahkan orang besar. Seekor kerbau berlumpur semuanya berlabur. Seekor berbuat jahat, seluruh keluarganya beroleh nama yang buruk. Seekor kerbau membawa lumpur, semua habis terpalit. Seseorang berbuat jahat, semua orang terkena akibatnya. Segala yang baik ada cacatnya. Didunia ini tidak ada satupun yang sempurna, pasti ada kekurangannya. Segan bergalah hanyut serantau. Orang yang berani bertanya, akan menyusahkan kelompoknya. Segan berkayuh perahu hanyut. Hidup harus ikhtiar, malas bekerja akan berbasib buruk. Segan berkayuh, hanyut serantau. Seorang pemalas hanya akan menjadi beban keluarga. Segan bertanya sasat dijalan, segan bergalah hanyut serantau. Jika tidak tahu harus ditanyakan agar tidak celaka. Segantang tak akan jadi secupak. Nasib seseorang tidakk akan dapat diubah oleh manusia. Segar dipakai, layu dibuang. Sesuatu yang dihargai hanya pada waktu baik saja. Seikat bagai sirih, serumpun bagai serai. Suka dan duka ditanggung bersama. Seikat diulas, panjang dikerat. Jika membagi sesuatu hendaknya yang sama. Sejahat-jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri. Tidak ada orangtua yang tega mencelakakan anaknya sendiri. Sekali lancing ke ujian, seumur hidup orang tak percaya. Sekali berbuat jahat, seummur hidup orang tak akan percaya. Sekali lancing ke ujian, seumur hidup orang takkan percaya. Sekali berbuat jahat, takkan dipercayai lagi.

Sekali membuka pura, dua tiga utang terbayar. Sekali bekerja, beberapa pekerjaan terselesaikan. Sekali merengkuh dayung, dua, tiga pulau terlampaui. Menyelesaikan dua, tiga pekerjaan dalam waktu sekali. Sekebat bagai sirih. Kesepakatan dalam musyawarah. Sekejam-kejamnya harimau ia takkan makan anaknya. Sekejam-kejamnnya orangtua tidak akan mencelakakan anaknya sendiri. Sekeras-kerasnnya batu bila tertimpa hujan akan retak juga. Betapun kerasnya pendirian seseorang bila terus-menerus dipengaruhi akan berubah juga. Selama hayat dikandung badan, budii baik diingat pula. Selama hidup, kebaikan budi seseorang tetap dikrenang dan dihargai. Selembab-lembab puntung di dapur, ditiup menyala juga. Pekerjaan bila dilakukan dengan sungguh-sungguh akan berhasil juga. Selepas bedil berbunyi, mencebur ikan dalam laut, berkokok ayam dalam hutan. Kata sepatah dapat menggemparkan orang di mana-mana. Selisih berujung kerja berjunjung. Setiap pekerjaan besar selalu ada yang bertanggung jawab. Semahal-mahal gading, kalau patah tak berguna. Orang yang dianggap mulia, jika sekali saja berbuat suatu kesalahan tidak akan dipandang lagi. Semak-semak disaingi, rimbun-rimbun ditutuh. Memellihara segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Semanis-manis gula, ada pasir di dalamnya. Kata-kata yang manis kadang-kadang mengundang racun. Semanis-manisnya gula ada pasir di dalamnya, sepahit-pahitnya mambu kelatnya menjadi obat. Kata-kata yang manis kadang-kadang bisa menipu, sedangkan kata-kata yang keras dan pahit bermanfaat karena berisi nasihat. Sembahyang diberi waktu, janji diberi berketika. Segala sesuatu pasti akan ada batasnya. Sendok berdngar-dengar, nasi habis budi dapat. Tidak berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu seingga mendapat malu karena terbuka rahasianya kepada orang lain. Sepala-pala mandi biarlah basah. Bila bekerja janganlah setengah-setengah. Sepandai-pandai bungkus, yang busuk berbau juga. Perbuatan buruk yan selalu dirahasiakan akan ketahuan juga. Sepandai-pandai mencecang, landasan juga yang akan habis. Sebaik-baik orang menumpang, akan merugikan juga kepada orang yang ditumpangi. Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh ke tanah jua. Seseorang yang hebat dalam sesuatu perkara tetap ada kelemahannya. Sepandai-pandai tupai melompat sekali akan gagal juga.

Betapa pun pandainya seseorang, terkadang berbuat kekeliruan juga. Sepedih-pedihnya mata memandang, pedih juga kulit merasai. Betapapun pedihnya orag yang melihat suatu penderritaan, masih lebih pedih orang yang mengalami penderitaan tersebut. Sepenggalah matahari. Saatnya untuk bertindak, sudah menginjak dewasa. Seperti alu penumbuk emping. Gambaran orang yang sombong, ke mana-mana berlagak congkak, tak menyadari kekurangan yang dimilikinya. Seperti ayam, kais pagi makan pagi, kais petang makan petang. Orang yang miskin bila tidak bekerja keras tidak akan dapat makan. Seperti bunyi gong tengkurap. Perkataan yang tidak jelas, sulit sekali dimengerti oleh orang lain. Seperti dedahlu api hinggap dipohon kayu, hinggap di batangnya mati, hinggap di ranting, rantingnya patah. Orang jahat yang bersatu dengan orang baik akan merusak orang yang baik. Seperti durian menunjukkan pangsanya. Kelakuan atau percakapan seseorang itu menunjukan baik atau jahat asalnya. Seperti gunting makan di ujung. Pelan-pelan tetapi tepat sasaran. Seperti ilmu padi, makin tua makin merunduk. Orang yang pandai, semakin berilmu semakin merendahkan diri. Seperti kebau berendam, sekandang kena luluknya. Seorang yang bersalah, semuanya yang kena hukuman. Seperti kelekati masuk api, tiada tahu akan mati. Perihal orang yang terlalu berambisi untuk mencapai tujuan, sehingga bukannya tercapai tujuan tersebut. Seperti kepiting tidak tahu bungkuknya, sebagai udang tak tahu bungkuknya. Orang yang tidak tahu akan cacatnya, tidak sadar akan kebohohannya dan kekurangannya. Seperti kera dengan monyet. Setali tiga uang jadi sama saja. Seperti kerbau dicocok hidungnya. Orang yang bodoh akan selalu menurut atau mengikuti sesuatu yang dikatakan orang lain. Seperti kerbau menanduk anak dengan kapar tanduk tidak dengan ujung. Memberikan hukuman kepada anak bukan untuk menyakiti, tetapi untuk memberikan pelajaran kepadanya. Seperti kerbau menanduk anak dengan papar bukan dengan tanduk. Memberikan hukuman anak untuk memberikan pelajaran bukan untuk menyiksanya. Seperti keris makan tuan. Hancur karena tipu muslihatnya sendiri. Seperti lonjak alu penumbuk padi. Kesombongan seseorang yang terlihat dari tingkah lakunnya.

Seperti manau, seribu kali empat haram tak patah. Orang yang teguh pendiriannya, orang yang kuat keimanannya. Seperti menarik rambut dalam tepung, rambut jangan putus, tepung jangan bergoyang. Di dalam memutuskan sesuatu sangat sulit dan membuatuhkan kesabaran dan keuletan. Seperti orang penghisap candu, dengan candu sampai mati. Kebiasaan yang jelek sukar untuk ditinggalkan atau dihilangkan. Seperti padi hampa, makin lama makin mencongak. Orang yang bodoh, makin lama makin sombong dan makin besar omongannya. Seperti pinggan putih retak sedikit kelihatan. Berhati-hati dalam menjaga kehormatan diri karena bila mendapat cela sedikit saja akan terlihat. Sepuluh batang bertindih, yang bawah juga yang luluh. Sesuatu perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang membuat orang lain terkucilkan. Serumpun bagai serasi, seliang bagai tebu. Suka dan duka dihadapi bersama-sama. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada gunanya. Hendaklah berfikir semasak-masaknya sebelum membuat sesuatu keputusan. Sesal dahulu yang bertuah, sesal kemudian yang celaka. Dalam menjalankan sesuatu hendaknya dipikirkan akibatnya agar tidak mendapat celaka. Sesat di ujung jalan, balik ke pangkanlnya. Agar tidak mengulangi apa yang telah dikerjakan seharusnya direncanakan terlebih dahulu. Sesat di ujung jalan, lebih baik ke pangkal jalan. Jika tahu perbuatan yang kita lakuka salah, sebaiknya cepat kembali ke jalan yang benar. Sesipai bagai lidi. Sehidup semati, seia sekata, senasib sepenanggungan. Setampar seemas, dua tampar seemas, baik ditampar benar. Janganlah berbangga hati atas kelakuan jahat yang sudah dilakukan. Setelah hujan akan panas jua. Setiap penderitaan akan berakhir dengan kebahagiaan. Sia-sia utang tumbuh. Pekerjaan yang dilakukan tidak hati-hati akan mendatangkan bahaya. Siapa bermakan lada, ialah berasa pedas. Barang siapa merasa bersalah akan tersinggung. Siapa cepat boleh dulu, siapa kemudian putih mata. Yang dahulu datang dahulu ditolong, yang kemudian datang kemudian pula ditolong. Siapa cerdik naik tinggi, siapa calak menang terhitung. Orang yang pandai berbicara untuk menutupi kesalahannya, sehingga orang lain akan percaya bahwa ia benar. Siapa gatal, dia yang menggaruk.

Orang yang berbuat harus bertanggung jawab. Bila mempunyai suatu keinginan harus mau berusaha. Siapa lama tahan, menang. Apabila bekerja dengan tekun dan rajin tidak tergesa-gesa lama-kelamaan kerja yang sulit sekalipun akan selesai juga dengan baik. Siapa makan cabai dialah yang terasa pedas. Barang siapa yang berbuat maka dia yang harus bertanggung jawab. Siapa makan nangka, akan terkena getahnya. Siapa yang berbuat kesalahan akan menanggung akibatnya. Siapa melalah, siapa patah. Orang yang berbuat harus berani bertanggung jawab. Siapa menjala, siapa terjun. Siapa yang menginginkan sesuatu harus berusaha. Siapa patah siapa melejang. Pekerjaan yang dikerjakan tergesa-gesa hasilnya akan merugikan. Siapa yang gatal, dialah yang menggaruk. Orang yang berkehendak dialah yang harus berbuat sendiri. Siapa yang kena cubit, akan merasa pedih. Orang yang bersalah akan terasa kalau mendapatkan sindiran. Siapa yang makan nangka dia yang terkena getahnya. Siapa yang bersalah orang itu yang harus dihukum. Siapa yanng berketuk, dia yang bertelur. Siapa yang berbuat jahat, akan menerima balasannya. Siapakah yang mau menghujankan garamnya? Tak ada satu orang pun yang mau menunjukkan aibnya sendiri. Silap cakap kena radak, hilang jiwa percuma saja. Berhati-hati dalam menangani suatu masalah agar tidak menemui kesulitan. Silap mata, pecah kepala. Karena sedikit kesalahan akan membawa akibat yang besar sekali. Silih berganti bagai ombak di tepi pantai. Hidup bagai roda pedati, kadang di bawah kadang di atas, kadang senang kadang susah. Sinar ikan dalam air, sudah tahu jantan betinanya. Orang yang bijaksana sudah tahu baik buruknya sesuatu. Sudah lulus maka hendak melantai. Penyesalan merupakan hal yang tidak berguna. Sudah tahu peria pahit. Menyesali perbuatannya, padahal ia sudah tahu bahwa yang diperbuat itu kurang baik. Sudah terantuk baru tengadah. Pekerjaan yang salah dilakukannya. Setelah celaka baru menyadarinya. Sukar kaji pada orang alim, sukar uang pada orang kaya. Orang pandai biasanya baru mau memutuskan persoalan apabila sudah dipertimbangkan dalam-dalam, orang kaya baru mau mengeluarkan uang kalau ada untungnya.

Suku tak boleh diajak, malu tak boleh diagih. Susah dan senang ditanggung bersama. Syariat palu memalu, hakikat balas membalas. Jangan melebih-lebihkan sesuatu, hendaknya semua itu dikatakan sesuai apa yang sebenarnya telah terjadi. Tahan baji oleh kelidai. Lawanlah kejahatan dengan kebaikan. Tahan-tahan larat. Mempertahankan penderitaan hidup dengan sekuat tenaga. Tajam pisau karena diasah. Orang rajin belajar akan cepat menjadi pandai. Tak ada busuk yang tak berbau. Kejahatan dan keburukan akan ketahuan juga. Tak ada dekar yang tak bulus. Tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Tak ada gading yang tak retak. Setiap orang mempunyai kekurangan. Tak ada gunung tinggi yang ta runtuh, tak ada lurah yang dalam yang tak dapat dituruni. Bila disertai dengan kemauan keras, segala usaha akan dapat berhasil. Tak ada guru pada orang pekak, tak ada kilat pada orang buta. Orang bodoh tak tahu arti perkataan kias dan sidiran. Tak ada guruh bagi orang pekak, tak ada kilat bagi si buta. Menyindir orang yang bodoh tidak ada gunanya, karena dia tidak mengerti maksudnya. Tak ada kubangan yang tak berkatak, Setiap daerah pasti memiliki suatu kelemahan. Tak ada macan yang makan anaknya. Tidak ada orang tua yang mencelakakan anak kandungnya. Tak ada padi bernas setangkai. Di dunia ini, tidak ada sesuatu pun yang sempurna. Tak ada pendekar yang tak bulus, tak ada juara yang tak kalah. Bagaimanapun pandai seseorang ada kalanya membuat kesalahan. Tak ada rotan akar pun jadi. Jika tak ada yang baik, yang kurang baik pun berguna pula. Tak ada tanaman menolak hujan. Setiap orang akan memanfaatkan kesempatan yang baik dan menguntungkan bagi dirinya. Tak ada terlawan jika buaya menyelam air. Janganlah mencoba menyaingi orang besar/kaya; orang kecil/miskin jangan bermimpi melawannya. Tak air talang dipancung. Berusaha dengan segala cara untuk mencapai maksud. Tak akan lari gunung dikejar, hilang kabut tampaklah dia. Janga tergesa-gesa mengerjakan sesuatu yang telah pasti.

Tak akan serik luka dimakan tajak, esok lusa kebendang juga. Apabila mendapatkan suatu keuntungan hendak harus dipertahankan. Tak benang batu digilas. Apabila belum ada sesuatu yang tidak dapat dipakai, pakailah sesuatu atau barang yang dapat dipakai terlebih dahulu. Tak beras antak dikisik. Segala upaya dilakukan untuk mencapai tujuan. Tak emas bungkal diasah. Segala daya upaya dilakukan asal cita-citanya tercpai. Tak jemu-jemu seperti ombak memecah. Berdaya upaya sekuat tenaga untuk mewujudkan kemauan keras. Tak kaya oleh emas pembawa, tak gadis oleh kain bersalang. Dalam mencapai kejayaan jangan sepenuhnya bergantung kepada orang lain, hendaknya berikhtiar sendiri. Tak kayu jejang dikeping, tak emas bungkal diasah. Dalam keadaan terpaksa, benda yang tidak dapat digunakan akan menjadi berguna. Tak kenal maka tak sayang. Tidak dapat mengetahui perangai seseorang dengan pasti bila belum mengenal dekat. Tak keruh laut oleh ikan, tak runtuh gunung oleh kabut. Suatu daerah walaupun beraneka ragam pahamnya, tetapi adat tidak akan dapat berubah. Tak lari gunung dikejar. Melaksanakan suatu pekerjaan tidak perlu dengan tergesa-gesa. Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan. Peraturan-peraturan yang tidak dapat diubah-ubah. Tak mau koyak kulit, koyak kain mau juga. Bersedia mengorbankan harta benda asalkan selamat. Tak mengenal pasang surut. Tiada mudah berputus asa dalam berusaha. Tak sama getah daun dengan getah batang. Watak dan tabiat salah satu negara anggota yang berbeda dengan yang lainnya Tak sungguh getah daun, yang sebenarnya getah batang juga. Sejahat-jahatnya saudara kandung, masih lebih baik dari pada orang lain yang jahat. Tak termakan oleh anjing kata-katanya. Kata-kata yang kurang baik atau menyakitkan dan kasar. Tak usah diajar anak buaya berenang, ia sudah pandai juga. Jangan mengajarkan sesuatu kepada seseorang yang sudah memahaminya. Tak usah diajar itik berenang. Tidak ada gunanya menasihati orang yang lebih pandai. Takkan ada katak beranak ular. Seorang yang pengecut selamanya tak kan menjadi pemberani. Takkan dua kali orangtua kehilangan tongkat.

Kegagalan tidak mungkin dilakukan sampai dua kali, karena sudah mendapatkan pelajaran dari kegagalan yang dulu. Takkan pisang berbuah dua kali. Sebodoh-bodohnya manusia takkan tertipu dua kali. Takut dilanggar batang, jangan duduk di kepala pulau. Jangan melakukan hal yang sulit bila tak mau menerima resiko. Tali jangan diputus, kaitan jangan diserkah. Memutuskan perkara dengan seadil-adilnya. Tali jangan diputus, pengait tinggal di atas. Dalam memutuskan perkara hendaknya adil, dan jangan berat sebelah. Tambah air tambah sagu. Jika tugas kita bertambah, maka penghasilan akan bertambah. Tanah lembah kandungan air, kayu bengkok titian kera. Tiap sebab yang ada mendatangkan sebab lain. Tanam ilalang tak akan tumbuh padi. Perbuatan jahat pasti mendapat balasan. Tangan kanan jangan percaya akan tangan kiri. Jangan terlalu percaya kepada sahabat karena suatu waktu dia dapat juga mencelakakan diri kita. Tangan mencencang bahu memikul. Siapa bersalah harus berani menerima hukumnya. Tegang dinanti kendur, keras dinanti lunak. Untuk menyelesaikan pertikaian hendaklah dinanti saat kedua belah pihak reda kemarahannya. Telunjuk lurus, kelingking berkait. Gambaran orang munafik, secara lahiriah tampak bersikap manis namun hatinya tidak dapat dipercaya. Tempat makan jangan diberaki. Jangan membuat kejengkelan kepada orang yang telah memberikan kebakan kepada kita. Tepuk berbalas, alang berjawat. Perbuatan jahat dibalas dengan kejahatan dan kebaikan dibalas dengan kebaikan. Tepuk dada tanya selera. Pertimbangkan sesuatu sebelum melakukan pekerjaan. Tepuk perut tanya selera. Hendak bertanya dahulu kepada yang sudah berpengalaman sebelum mengerjakan sesuatu. Terbakar kampung kelihatan asap, terbakar hati siapa tahu. Isi hati sesorang sulit ditebak. Terdorong gajah karena besarnya. Melakukan perbuatan kurang baik dengan mudah karena memiliki kekuasaan. Terlalu panggang hangus. Setiap manusia memiliki kekeurangan maka janganlah menunjunjung diri. Terlampau cepat jadi lambat. Pekerjaan yang dikerjakan dengan tergesa-gesa akhirnya jadi lambat.

Terlampau dikandang, mentah. Sesuatu yang dilebih-lebihkan malah akan manjadi tidak bernilai. Terlampau lurus kurus, terlampau cerdik terkedik. Orang yang jujur sering dikelabuhi orang, begitu juga dengan orang yang cerdik, karena kecerdikannya maka ia sering diperdaya orang. Terlangsung perahu boleh balik, terlangsung cakap tak dapat balik. Sebelum mengucapkan suatu perkataan harus berhati-hati kalau sudah terlanjur tak dapat ditarik kembali. Terlihat ikan dalam air, tahu jantan atau betinanya. Orang yang bijaksana sehingga mengetahui tanda-tanda baik dan buruknya. Ternak gembala, parak berpagar. Hendaknya menjaga dan memelihara harta dengan baik agar selamat. Terpijak benang arang, hitam tapak. Berbuat jahat, jahatlah balasnya. Terpijak di tanah kapur putih tapak, terpijak di tanah hitam arang hitam tapak. Perbuatan yang baik baik pula akibatnya, perbuatan yang jahat jahat pula akibatnya. Tersaukkan ikan suka, tersakkan batang masam. Jika mendapatkan keuntungan akan bersenang-senang, jika mendapatkan kerugian sedihnya bukan kepalang. Tertanam di biji hampa. Jika salah langkah dalam usaha takkan dapat mencapai tujuan. Tertarung kaki boleh diinai, tertarung hati susah diobati. Hati terluka yang sukar diobati. Tertimbuk-biduk dikelolakkan, tertumbuk kata dipikiri. Bila mendapatkan kesulitan sebaiknya mencari jalan keluar hingga terlepas dari kesulitan tersebut. Tertimbun dikais, terbenam di selam. Sesuatu yang tersembunyi, diteliti dengan seksama. Tertumbuk biduk dibelokkan, tertumbuk kala dipikiri. Pantang menyerah, tidak perlu berputus asa. Tiada akan licin katak puru walaupun berhujan sekalipun. Orang yang buruk rupa meskiun berpakaian mahal tetap tidak ada perubahan. Tiada angin bertiup masakan daun kan bergoyang. Yang berguna tetap tinggal, yang tidak berguna dibuang. Tiada buruk yang tak elok. Jangan menyebarkan rahasia teman sendiri karena kebaikan suatu saat akan menjadi keburukan. Tiada ilmu suluh padam. Tanpa ilmu jalan gelap dan orang mudah sesat atau terperosok. Tiada kayu janjang dikeping. Suatu hal yang tak dapat ditangguhkan. Tiada kekal bunga di karrang. Tidak ada kemewahan dan kemuliaan yang abadi. Tiada kubang yang tiada berkodok.

Tiada negeri yang tiada keburukannya. Tiada patah yang tak timpang. Segala sesuatu menimbulkan bekas meskipun hanya sedikit. Tiada umpat yang membunuh, tiada sanjung yang mengenyang. Jangan marah bila dicaci, jangan senang bila dipuji. Tiap gila tiap berkongkong, tiap mandi tiap bergosok. Bila bekerja, pasti akan mendapatkan imbalannya. Tiap-tiap celaka pasti ada gunanya. Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Tiba di mata dipejamkan, tiba di perut dikempiskan. Orang yang berat sebelah, tidak adil. Tiba di perut dikempiskan, tiba di mata dipincingkan, tiba di dada dibusungkan. Perbuatan yang tidak adil, pilih kasih. Tidak ada kusut yang sehelai, tak ada keruh yang tak jernih. Jika terjadi masalah dapat diselesaikan dengan seadil-adilnya. Tidak ada kusut yang tak selesai. Tidak ada persoalan yang tak dapat diselesaikan. Tidak ada lalat langau. Tak ada orang sama sekali di suatu tempat. Tidak ada pendekar yang tak bulus, tak ada juara yang tak kalah. Orang yang pandai pun pasti akan berbuat kesalahan. Tidak ada ribut masakan daun ta bergoyang. Setiap perkara pasti ada yang menyebabkannya. Tidak mudah membuat kanji, kurang haru cirit-kambingan. Berhati-hati dalam mengurus sesuatu karena bila tidak cermat urusan tersebut menjadi berantakan. Tidak tanahnya akan menjadi padi. Bukan karena fisiknya sesorang itu dianggap baik. Tidaklah gajah dapat ke tangan manusia. Tak ada sesuatu pun yang mustahil atau langka, jika manusia mau dan berani usaha. Tidaklah gajah yang besar da diam di hhutan itu ke tangan manusia. Janganlah membesar-besarkan kekayaan orang lain, karena suatu saat kekayaan itu akan lenyap juga. Tidur orang alim lebih baik daripada puasa orang jahat. Nasihat orang yang bijaksana lebih baik dari pada pemberian harta dari orang yang berperangai buruk. Tinggi banir tempat berlindung. Orang yang berkedudukan tinggi merupakan tempat mengayom. Tinggi di laga, rendah geleparnya. Orang yang terlalu soombong, tetapi tidak ada buktinya. Tinggi dianjang besar dilambuk. Kebesaran sesorang karena dimuliakan anak buahnya. Tinggi gelapur, rendah laga.

Banyak cakapnya tetapi tidak ada isinya. Tinggi kayu ara dilangkahi, rendah bilang-bilang diseluduki. Melakukan sesuatu hendaknya sesuai aturan dan kebiasaan yang berlaku meskipun hal itu tampak aneh. Tinggi tampak jauh, yang dekat julung bersua. Pemimpin yang bertanggung jawab. Tinggi terbawa oleh ruasnya. Seorang pemalas yang masih bodoh meskipun sudah besar. Tohok raja tidak dapat diledakakan. Sukar menolak perintah orang yang berkuasa. Tong penuh trak berguncang, tong setengah berguncang. Orang yang pandai berdiam diri sedangkan orang bodoh banyak bicara. Tongkat hati hubungan nyawa. Seorang ibu yang mengasihi anaknya. Tua-tua kelapa, makin tua banyak santannya. Oranng pandai semakin tua semakin banyak pengalaman dan pengetahuan. Tuah ayam boleh dillihat, tuah manusia siapa tahu. Tak ada seorang pun yang dapat menentukan nasib manusia. Tuah sebesar bukit, celaka sebesar gunung. Memiliki kepandaian, tetapi tidak bekerja sehingga susah juga kehidupannya. Tukang tiak membuang kayu. Orang yang bijaksana dapat menghargai semua orang. Tumbuh pada alur sudah diturut, tumbuh pada jalan sudah ditempuh. Mengerjakan suatu pekerjaan hendaknya menurut apa yang telah ditentukan. Tunggul kayu ditaruh pelicin elok juga, jangankan manusia. Barang yang sederhana dan tidak berharga lagi bila disentuh oleh tangantangan kreatif akan menjadi sangat berguna. Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat. Jangan pernah berhenti menuntut ilmu sampai akhhir hayat nanti. Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina. Cari dan tuntutlah ilmu kemanapun jauhnya. Turut hatinyang geram, hilang takut tiimbul keberanian. Orang yang penakut akan menjadi sangat berani jika ia sedang terpojokan atau sedang marah. Turut rasa binasa, turut harti mati. Berpikir dan bertindaklah bijaksana, jangan hanya menuruti hawa nafsu. Uang mudah dicari, sahabat sulit didapat. Harta dan kekayaan itu bisa dicari lagi, tetapi jika sahabat sejati yang pergi ia tidak akan pernah kembali lagi. Ubur-ubur airnya hitam Orang yang jahat nyata pada kelakuan dan perkataannya. Ukur baju di badan sendiri. Kejahatan diri sendiri janganlah diukur dengan kejahatan orang lain. Ukur berbaur, bertopang bercerai. Bersatu dalam segala hal akan mempermudah tercapainya tujuan.

Ular bercampur dengan belut, tak akan hilang bisanya. Orang yang jahat, jika bergaul dengan orang yang baik-baik tiada akan berubah tabiatnya. Ular biar mati, tanah jangan lekuk, buluh jangan pukah. Menyelesaikan sesuatu perkara (menghukum, memperdamaikan) hendaklah dengan adil, sehingga kedua-dua belah pihak merasa puas hati. Umpama anjing makan muntahnya. Orang yang tamak dan gelojoh tidak memilih (keji atau terlarang) apa yang akan diperbuatnya. Umpama ayam menetaskan telur itik, anaknya itu ke air juga. Perangai atau kelakuan baka tiada siapa yang dapat mengubahnya. Umpama batik lasum, makin dibasuh makin berbau. Orang yang baik, jika diajar dengan baik maka akan semakin lebih baik. Umpama bilah atau lidi yang terselat pada dinding, dapat juga diambil akan pencungkil gigi atau pencungkil telinga. Seseorang itu betapa pun bodoh atau bebalnya, pada suatu waktu ada juga gunanya. Umpat dan puji tiada bercerai. Kita harus waspada ketika menerima umpatan maupun pujian. Umpat tak membunuh, puji tak menyerang. Baik puji maupun celaan tak perlu didengarkan. Usul menunjukkan asal. Sifat kelakuan seseorang itu menunjukkan asal keturunannya. Usul-usul; asal-asal; asal jangan ditinggalkan. Mengerjakan sesuatu hendaklah dengan hati-hati. Utang (hutang) emas dapat (boleh) dibayar, utang (hutang) budi dibawa mati. Budi baik orang haruslah diingat selama-lamanya, karena budi bahasa tak dapat dibayar dengan uang. Utang darah dibayar dengan darah, utang nyawa dibayar dengan nyawa. Kebajikan akan dibalas dengan kebajikan, sedangkan kejahatan akan di balas pula oleh kejahatan. Utang jiwa di bayar dengan jiwa. Semua perbuatan pasti akan mendapat balasan yang setimpal sesuai perbuatannya tersebut. Walau ikan diam di dalam tujuh lautan sekalipun, termasuk ke dalam pukat juga. Sepandai-pandai orang, ada kalanya salah juga. Walau seribu anjing menyalak, gunung takkan runtuh. Orang yang mempunyai prinsip teguh takkan tergoyahkan, walaupun banyak godaan yang menghampirinya. Walau sungai mengalir ke laut, laut tiada akan bertambah. Pemberian orang miskin kepada orang kaya tak kan dapat memberi perubahan bagi mereka. Walaupun ada umpan, belum tentu ada ikan. Sesuatu pekerjaan itu walaupun telah ada persediaan yang cukup tetapi belum tentu akan berhasil dengan baik.

Walaupun disepuh emas lanncung, kilat tembaga tampak. Sangat sulit mengubah karakter seseorang yang mempunyai sifat buruk. Walaupun setandan bagi kepala, namun untung berkelainan. Rezeki setiap orang berbeda-beda. Ya sepanjang hari, janji sepanjang jalan. Mudah berjanji, tetapi sukar menepatinya. Yag bulat datang berguling, yang picak datang melayang. Jika nasib baik bermacam-macam keuntungan datang sendiri. Yang benar bawa lalu, yang salah bawa surut. Petiklah pesan berharga di dalam setiap peristiwa hidup dan buanglah hal-hal yang kurang baik. Yang bingung makanan yang cerdik, yang tidur makanan yang jaga. Orang yang bodoh itu menjadi mangsa penipuan orang yang cerdik. Yang bisu pengejut ayam. Orang yang berperangai buruk bukan tak berguna, pada kesempatan lain dibutuhkan juga. Yang bungkuk (bongkok) juga dimakan sarung. Yang bersalah juga yang akan menanggung dosanya (menerima hukumannya). Yang dimakan rasa, yang dilihat rupa, yang didengar bunyi. Tiap-tiap suatu pekerjaan itu hendaklah dengan sempurna baik pada rupa, pendengaran dan perasaan. Yang disangka tidak menjadi, yang diam boleh ke dia. Orang lain yang berikhtiar, orang lain pula yang memungut hasilnya. Yang disuruh tenggelam, yang menyuruh pun tenggelam. Orang malas disuruh mengawasi orang yang lebih malas, akhirnya sia-sia belaka. Yang dulu mendapat, yang kemudian ketinggalan. Orang yang rajinlah yang selalu beruntung daripada orang yang malas. Yang elok budi yang indah bahasa. Keramahan dan budi baik dapat membuat orang merasa segan. Yang hampa biar terbang, yang bernas biar tinggal. Yang tak berguna biarlah hilang, dan yang baik-baik biarlah tinggal. Yang hidup sesarkan mati. Tiap-tiap suatu itu ada batasnya dan ada pula penggantinya. Yang lumpuh pengejut ayam. Orang hodoh suatu saat akan dimaafkan oleh masyarakat. Yang mencencang memampas. Yang berbuat salah harus menerima hukuman. Yang merah saga, yang kurik kundi; yang indah bahasa, yang baik budi. Biarpun rupa elok dan kacak, tetapi kalau budi bahasa buruk, maka akan hina juga pada pandangan masyarakat. Yang pberpuru salalu hendak menggarruk. Orang yang melakukan kesalahan pasti suatu saat akan terbongkar juga kesalahan tersebut. Yang tajam tumpul, yang bisa tawar.

Dengan perkataan yang lemah lembut dapat diselesaikan segala sengketa. Yang terkalang-kalang di mata, yang terasa-rasa di hati. Keinginan hendaknya dapat diwujudkan, agar tercapai semua harapan dan hidup bahagia. Yang tua dimuliakan, yang kecil dikasihi. Orang yang pandai menempatkan diri di segala tempat dan situasi. Yanng terpelanting akan dipilih, yang terserat tidak di kampungkan lagi. Hendaknya hidup itu dijalani dengan sederhana dan tidak dengan berfoyafoya. Zaman beralih, musim bertukar. Segala sesuatu (peraturan, hukuman dan sebagainya) hendaklah disesuaikan dengan keadaan zaman. Ada batang mati, adalah cendawan tumbuh. Di mana juga kita tinggal, akan ada rezeki kita. Ada beras, taruh dalam padi. Rahasia hendaklah disimpan baik-baik. Ada hari, ada nasi. Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki. Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas. Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga. Ada nyawa ada rezeki. Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki. Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras. Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai. Ada padi, segala menjadi. Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai. Ada paha ada kaki, ada nyawa ada rezeki. Ssetiap orang mempunyai rezeki dan jodohnya sendiri. Ada pasang surutnya. Untung dan malang tidak tetap. Ada persembahan ada kurnia. Berbuat baik dibalas baik. Ada rotan , ada duri. Dalam kesenangan tentu ada kesusahannya. Ada seperti tampaknya apung-apung. Barang yang dihajati telah ada tetapi belum tentu dapat diambil atau dipakai. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang payah. Seorang yang mampu mencukupi kebutuhan keluarganya akan dipuji banyak orang, tetapi jika ia tidak mampu akan banyak mendapat caci maki. Ada ubi ada batas, ada masa boleh balas. Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Berbuat baik dibalas baik, berbuat jahat dibalas jahat. Adakah dari telagabyang jernih itu mengalir air yang keruh.

Didalam jiwa orang yang baik tidak pernah ada niat yang jahat. Adakah kayu di rimba sama tinggi Semua yang ada di dunia ini diciptakan Tuhan dengan segala perbedaannya dengan tujuan untuk saling melengkapi. Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan Semua orang mempunyai tempat dan rezekinya sendiri-sendiri. Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. Setiap perilaku haruslah mengacu pada aturan dan kaidah agama. Adat diisi jannji dilabuh Peraturan harus dilaksanakan, kesepakatan harus dijalankan. Adat diisi, lembaga dituang. Melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan. Adat dipakai baru, pusaka dipakai usang. Ilmu akan berguna selama-lamanya sedangkan harta duniawi hanya akan musnah dimakan waktu. Adat gunung tempatan kabut. Semua permasalahan harus dicari di mana sumbernya permasalahan tersebut berasal. Adat hidup sandar-menyandar Setiap orang punya kewajiban untuk saling topang menopang di setiap permasalahan yang dialaminya. Adat hidup tolong menolong, syariat palu-memalu. Semua orang saling membutuhkan satu sama lain. Adat lurah timbunan sarap. Orang yang berpangkat biasanya dipenuhi dengan banyak pikiran dan masalah. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam. Sebagai orang muda harus belajar menahan emosi dan orang tua harus memberikan bagi yang muda. Adat muda menggangu rasa, adat tua menggangu ragam. Ada saatnya seseorang akan mengerti arti kehidupan setelah Dia melewati berbagai macam peristiwa hidup. Adat penghulu, berpandang luas beralam lapang. Karakter seorang pimpinan adalah berwawasan luas dan mampu memberikan solusi di setiap permasalahan. Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak . . Tiap-tiap usaha memerlukan ketabahan dan kerajinan. Adat rimba raya, siapa berani ditaati. Orang yang menyelesaikan masalah hanya menggunakan kekuatannya, bukan akalnya. Agak lebih daripada agih. . Banyak bicara, sedikit kerja. Agak-agak bertutur malam hari. . Mesti selalu beringat-ingat ketika memperkatakan sesuatu. Agama tanpa ilmu, lumpuh. Sesuatu yang saling berkaitan dan tidak dapat berjalan sendiri.

Agih-agih kungkang . (kukang = kera kecil). Terlampau murah hati atau suka memberi, hingga menderita kesusahan sendiri. Agung susut, pongah masih. (agung = besar, pongah = angkuh). Kebesaran sudah hilang, tetapi keangkuhannya masih ada juga. Air beriak tanda tak dalam, air berguncang tanda tak penuh. Apa yang kita ucapkan dan lakukan bisa mencerminnkan seberapa pandai dan dewasa kita. Air beriak tanda tak dalam. . Banyak bercakap tanda tiada berilmu. Air besar sampan tak hanyut. . Maksud tidak tercapai. Air dalam karang menonggok, setanggi campur kemenyan , gula tertumpah pada kanji.(menonggok = melonggok, menimbun). Usaha yang berhasil baik. Air dalam, berenang (= berkumbah); air dangkal, bercebok. (kumbah = mencuci dalam air). Sesuaikanlah perbelanjaan menurut keadaan penghasilan kita. Air di daun keladi (= talas). . Memberi nasihat dan ajaran yang sia-sia. Air digenggam tiada tiris. . Sangat berhati-hati mengeluarkan uang. Air gedang menghanyutkan. (gedang = besar) Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan pekerjaan yang besar-besar. Air susu dibalas dengan air tuba . . Kebaikan dibalas dengan kejahatan. Air tawar secawan dituangkan ke dalam laut, takkan dapat menghilangkan masinnya.. Pertolongan yang sedikit tidak dapat meringankan beban kesengsaraan yang besar. Air tenang menghanyutkan. . Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan pekerjaan yang besar-besar. Air tuba dibalas dengan air susu . . Kejahatan dibalas dengan kebaikan. Air yang jernih, sayak yang landai. (sayak = tempurung kelapa .) Segala sesuatu berlaku dengan adil dan benar. Air yang tenang, jangan disangka tiada berbuaya . . Orang yang diam jangan disangka pengecut. Akal akar berpulas tak patah. . Orang yang pandai, takkan mudah kalah dalam perdebatan. Akal labah-labah ; di gua buruk suka merakut. (merakut = memasang jaring). Orang jahat yang suka menipu orang. Akal singkat, pendapat kurang. Orang yang masih sedikit sekali pengalamannya.

Akal tak sekali datang, runding (= fikiran) tak sekali tiba. . Segala sesuatu tidak selesai sekali gus melainkan beransur-ansur. Aku alah engkaulah menang. . Tidak malu mengaku kalah. Aku alah, engkau tak menang. . Orang bodoh yang tak mahu mengakui kekalahannya. Alah bisa, oleh (= karena, tegal) biasa. . Apabila telah biasa melakukannya, maka tiada terasa lagi kesukarannya; pengalaman praktis lebih baik daripada teori. Alah di rumpun betung . Kekalahan yang belum memuaskan hati kepada pihak yang kalah. Alah membeli, menang memakai. . Barang yang baik memang mahal, tetapi dapat lama dipakai. Alah menang tak tahu, bersorak boleh. . Tidak berpihak ke mana-mana dalam sesuatu perlawanan. Alah pinta dibuat sempena. . Biar bagaimanapun diharapkan, kalau bukan hak tidaklah diperoleh. Alah sabung, menang sorak. . Biarpun kalah, tetapi masih tetap tinggi juga cakapnya. Alang berjawab, tepuk berbalas. (alang = pemberian, hadiah). Baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat. Alang-alang berdakwat , biarlah hitam. (alang-alang = tanggungtanggung). Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung. Alim biasa menghukum syarak . . Hanya orang yang alim saja yang boleh membuat hukum syarak . Alpa negeri alah, sia-sia hutang tumbuh. . Alpa dan lalai mengakibatkan bencana. Alu patah lesung hilang. Masalah pertama baru selesai sudah mendapat masalah yang baru lagi. Alu pencungkil duri. . Tak mungkin dilakukan; pekerjaan yang sia-sia. Ambil pati, buangkan ampas. . Yang baik dipakai, yang tak baik dibuang. Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit. Melakukan hal yang baik sebaiknya dengan maksimal agar tercapai dengan sukses tujuan tersebut. Anak anjing takkan menjadi anak musang jebat. . Orang yang tidak berilmu tidaklah mungkin mendapat kedudukan baik. Anak harimau jangan diajak bertampar, ingat-ingat kukunya. . Jangan mencari musuh dengan orang yang lebih kuat dan lebih persediaan alat senjatanya. Anak harimau jangan dibela pelihara. . Jangan berbuat baik dengan orang yang suka berbuat jahat. Anak harimau takkan menjadi anak kambing]. .

Orang yang berani takkan penakut. Anak kambing takkan menjadi anak harimau. . Orang yang pengecut tetap pengecut. Angan-angan menerauang langit. Selalu mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi. Angguk enggan, geleng ia; Angguk enggan, geleng mahu, unjuk tridak berikan. Lain di mulut, lain di hati. Angguk-angguk balam. Mengatakan bisa tetapi belum tahu apa yang harus ia kerjakan. Anjing galak, babi berani. Bertemu lawan yang sepadan; berani sama berani, keras sama keras. Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Tidak ada kata menyerah demi mencapai suatu tujuan yang mulia. Apa digaduhkan: pengayuh sama di tangan, perahu sama di air. Tidak takut menghadapi lawan apabila sama-sama mempunyai kebolehan. Apa kepada kukur, nyiur juga yang binasa. Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu, tetapi yang sukar ialah yang mengerjakannya. Apa payahnya menawakkan (= menaupkan) bibir atas bawah. Mudah menyebut, tetapi susah mengerjakannya. Apa payahnya menggoyangkan lidah saja. Banyak janji tetapi tidak ditepati. Apa peduli kata kukuran, kerambi juga akan habis. Lebih mudah berkata daripada melakukannya sendiri. Apakah gunanya kemenyan disimpan sebesar tungku , kalau tidak dibakar. Kepandaian hendaklah diajarkan kepada orang lain, karena kalau disimpan ia akan hilang begitu saja. Api kecil baik dipadam. Basmilah kejahatan itu semasa ia kecil lagi. Asal ada kecil pun pada. Kalau tak ada banyak, sedikit pun cukup juga. Asal besi pengapak kayu, asal emas menjadi penduk. Derajat seseorang dapat ditentukan pada sifat perangainya. penduk = salut sarung keris. Asal ditugal, adalah benih. (tugal = melubagi tanah kebun dengan kayu akan tempat menanam benih). Sesuatu usaha tentu ada hasilnya. Asal kuda dari kuda, asal keledai dari keledai. Semua sifat anak berasal dari kedua oragtuanya, baik ataupun buruk sifat tersebut. Asam di darat ikan di laut, bertemu dalam belanga juga. Perempuan dan lelaki, kalau sudah jodoh, bertemu juga akhirnya. Asam digunung, garam di laut, dalam belanga bertemu jua. Orang yang merantau sejauh apapun akan kembali juga ke tempat asalnya.

Asing lubuk asing ikannya. Tempat satu dengan yang lain berbeda hukumnya. Asing lubuk asing ikanya, asing pandang asing belakangnya. Perataturan di masing-masing daerah berbeda tetapi tetap satu tujuan demi keamanan daerah tersebut. Asing maksud, asing sampai. Orang yang berlabuh di tempat yang bukan tujuannya. Asing udang, lain nikmat. Ada banyak cara untuk menyelesaikan suatu masalah yang setiap orang berbeda cara penyelesaiannya. Asyik memangku tangan, mati dalam angan-angan. Tak akan tercapai maksudnya, kalau tak mahu berusaha. Atap ijuk berabung upuh (timah). Perbedaan dua hal yang sangat mencolok. Atap ijuk kerabung upih. Sesuatu yang baik apabila dicampur dengan sesuatu yang buruk akan tercemar kebaikan tersebut.

You might also like