You are on page 1of 14

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP GAYA BERPACARAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(KAJIAN TENTANG PENGAMALAN IDEOLOGI PANCASILA)


Tugas Kelompok

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pengampu Rombel : Tijan : 76

Oleh : Adib Wahyu Hidayat Hartriana Wahidatul I. Aditya Astu Bhairawa Dzurri Tsaminatun Naja Nandiwardhana D. 5101406007 5101411019 5101411040 7101411386 8111411139

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Di zaman yang serba canggih ini, sudah tidak asing lagi bagi kita dengan istilah pacaran. Mulai dari anak SD, SMP, SMA dan sampai perguruan tinggi. Alasan mereka untuk berpacaran juga berbagai macam, seperti untuk saling lebih mengenal satu sama lain,sebagai motivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari, sebagai masa untuk penjajakan, dan untuk melanjutkan hubungan kea rah yang lebih serius. Pada intinya berpacaran itu boleh-boleh saja asal tetap pada batasbatasnya. Jangan sampai melenceng pada alasan kita berpacaran. Mungkin sekedar saling komunikasi, ngobrol bertukar pikiran atau saling membantu. Tapi sebagian anak muda sekarang terutama mahasiswa tidak lagi menganut norma-norma kesopanan dalm berpacaran. Banyak mereka yang terjebak dalam dunia kelam akibat kesalahannya sendiri. Seks bebas sudah merajalela. Ada beragam tujuan orang berpacaran. Ada yang sekedar iseng, atau mencari teman bicara, atau lebih jauh untuk tempat mencurahkan isi hati. Dan bahkan ada juga yang memang menjadikan masa pacaran sebagai masa perkenalan dan penjajakan dalam menempuh jenjang pernikahan. Namun tidak semua bentuk pacaran itu bertujuan kepada jenjang pernikahan. Banyak diantara pemuda dan pemudi yang lebih terdorong oleh rasa ketertarikan semata, sebab dari sisi kedewasaan, usia, kemampuan finansial dan persiapan lainnya dalam membentuk rumah tangga, mereka sangat belum siap. Oleh karena itu, penulis membuat penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap gaya berpacaran di Universitas Negeri Semarang

2. Rumusan Permasalahan
Dari latar belakang tersebut ada beberapa pokok permasalahan yang bisa diangkat, antara lain : a. Apakah manfaat pacaran bagi mahasiswa Universitas Negeri Semarang? b. Apakah sisi negatif dari pacaran menurut mahasiswa Universitas Negeri Semarang? c. Apakah motif yang mendasari kalangan mahasiswa Universitas Negeri Semarang berpacaran secara berlebihan? d. Bagaimanakah gaya berpacaran yang baik dan benar?

BAB II KAJIAN TEORI

1. Definisi Pacaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cintakasih. Berpacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani atau menjadikan dia sebagai pacar. Menurut Wikipedia, Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan. Dalam Ilmu psikologi menurut Robert J. Havingston, pacaran merupakan hubungan antara cowok dan cewek yang diwarnai dengan keintiman. Keduanya terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui sebagai pacar serta dapat memenuhi kebutuhan dari kekurangan pasangannya. Kebutuhan itu meliputi empati, saling mengerti dan menghargai antarpribadi, berbagi rasa (afeksif), saling percaya, dan kesetiaan dalam rangka memilih pasangan hidup. Jika definisi - definisi baku tersebut kita satukan, maka rumusannya bisa terbaca dengan sangat jelas sebagai berikut: Pacaran adalah bercintaan atau berkasih-kasihan (antara lain dengan saling bertemu di suatu tempat pada waktu yang telah ditetapkan bersama) dengan kekasih atau teman lain-jenis yang tetap (yang hubungannya berdasarkan cinta-kasih). Singkatnya, pacaran adalah bercintaan dengan kekasih tetap.

2. Gaya Berpacaran
Tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Untuk itu banyak sekali gaya-gaya

berpacaran di kalangan mahasiswa, antara lain :


a. Gaya berpacaran yang penuh kepolosan dan ketulusan. b. Gaya berpacaran penuh kemesraan dan cinta serta saling pengertian. c. Gaya berpacaran model mesra tapi nafsu, tidak ada rasa malu dan rentan terhadap kecelakaan. d. Gaya berpacaran malu-malu, e. Gaya berpacaran karena terhadang tradisi dan jarak, sehingga bisa membuat nekad, bisa kawin lari atau menerjunkan diri. f. Gaya berpacaran romantis namun fun dan enjoy. g. Gaya berpacaran malu-malu monyet, kalau lagi sepi baru berani keluar macam-macamnya. h. Gaya berpacaran tidak punya modal tapi banyak maunya, tidak mau rugi yang penting dapat ciuman. i. Gaya berpacaran malu-malu tapi lupa malunya j. Gaya berpacaran sejati, mesra sampai tua.

BAB III METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat kualitatif, dengan alasan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan data lalu menganalisanya berdasarkan teori yang ada dan lebih menekankan desriptif secara apa adanya.

2. Metode Pengumpulan Data


a. Teknik Pengumpulan data Penelitian ini menggunakan metode wawancara secara langsung. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara pewawancara dan responden. Pewawancara di sini adalah peneliti dan responden adalah mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Peneliti menanyakan hal yang berhubungan dengan pacaran kepada mahasiswa, dengan menanyakan beberapa hal yang terkait dengan pacaran.

b. Pengolahan Data Setelah semua data di peroleh, kemudian data disusun dan dikembangkan berdasarkan buku ataupun artikel yang terkait.

c. Teknik Analisis Data Dari pengolahan data tersebut di ketahui berdasarkan wawancara, selanjutnya dilakukan analisis pengolahan data dan diberikan beberapa pemecahan masalah yang menyangkut persepsi mahasiswa terhadap gaya berpacaran di Universitas Negeri Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN

1. Manfaat Pacaran
Keinginan untuk pacaran sebenarnya wajar dialami. Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi pemuda - pemudi terutama mahasiswa adalah menjalin hubungan yang lebih matang dengan lawan jenis. Mereka diharapkan tidak lagi berperilaku seperti anak kecil. Contoh, bila tidak sengaja bersentuhan dengan lawan jenis, langsung marah - marah dan membersihkan bekas sentuhan itu. Ada banyak alasan yang menyebabkan mereka akhirnya memutuskan untuk pacaran. Tapi sering kali alasan-alasan itu demi memuaskan kebutuhan pribadi. Seperti, buat teman curhat, gaul, atau supaya ada yang memperhatikan. Seperti menurut salah seorah responden bernama Nadifian Saputra, bahwa melalui ajang pacaran, mahasiswa bisa mengasah kemampuan menjadi lebih dewasa. Mereka tahu bahwa jujur pada pasangan itu penting. Hubungan kasih sayang juga semakin terjaga saat saling memberi saran dan bukan menyalahkan. Kemampuan bernegosiasi untuk menyelesaikan konflik sama pacar pun bermanfaat buat melanggengkan hubungan, ujar mahasiswa yang mengaku punya cewek anak Solo itu. Lebih jauh lagi, melalui pacaran mereka bisa belajar menolerir perbedaan pendapat. Semua ilmu yang berhasil dipetik dari masa pacaran itu sangat berguna. Terutama buat bekal memasuki dunia pernikahan. Tidak heran, banyak di antara mereka yang memperbanyak koleksi mantan pacar supaya memperdalam ilmu pacaran. Alasan lain adalah agar andanya motivator seperti yang diungkapkan Wariyanti. Cewek Temanggung ini menilai bahwa dengan memiliki pacar bisa bermanfaat untuk memberikan motivasi dan dorongan agar selalu semangat. Aku sejak punya pacar, jadi ada yang sering mengingatkan kuliah, tugas kuliah dan juga ibadahku tambahnya.

Alasan selanjutnya seperti yang diungkapkan Eko Arwanto, bahwa dengan pacaran, kita bisa saling bertukar pikiran karena dengan adanya pacaran tercipta suasana keterbukaan dalam hal masalah pribadi. Berbeda lagi dengan tanggapan Khoirun Niam, bahwa dengan punya pacar, kita menjadi punya teman yang bisa diajak jalan kemana-mana. Manfaat pacaran agar ada yang digandeng, tapi efeknya menjadi malas kuliah karena selalu gandengan terus, gurau cowok yang mengaku tidak mau putus dengan ceweknya sejak SMA. Ada lagi alasan lain seperti Ika yang beranggapan bahwa pacar itu juga merupakan suatu kehormatan. Manfaat pacaran itu agar tidak malu dari status lajang menjadi berpacaran, apalagi kalau memajang status di facebook, komentar cewek yang mengaku punya pacar karena cinlok waktu PPL. Sebenarnya masih banyak lagi alasan lain, seperti ada yang melindungi, ada yang mentraktir makan ataupun pamer ke teman teman. Bahkan ada pula yang menganggap pacaran sebagai pemuas nafsu semata. Berdasarkan komentar komentar di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa manfaat pacaran yang antara lain. a. Problema cinta seperti patah hati, naksir dan perselingkuhan bisa menjadi sebuah pengalaman yang mendukung kita menjadi lebih dewasa dan matang b. Pacar bisa memberikan motivasi kepada kita agar dapat berpikir kedepan. c. Dengan cinta dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih progresif. Misalnya, seseorang yang tadinya malas belajar mendadak jadi rajin belajar karena dorongan dari sang pacar. d. Adanya teman mengobrol dan tempat curhat. e. Belajar mengenal dan menerima orang lain dalam kehidupan pribadi. f. Cewek butuh perlindungan. g. Jembatan menuju jenjang pernikahan.

2. Sisi Negatif Pacaran


Salah satu alasan mahasiswa gonta-ganti pacar adalah buat gaya. Fenomena ini sering terjadi di kalangan cowok. Alasan lain yang membuat mereka gampang cari pacar baru adalah kecenderungan bebas saat pacaran. Mereka belum mau berkomitmen serius dan menganggap pacaran cuma untuk main-main belaka. Ini berakibat, ketika salah satu pasangan terlihat serius, pasangan yang tidak siap, langsung pergi. Maka, tinggallah si pasangan yang jengkel karena ditinggalkan. Ada pula alasan klasik yang sering dipakai untuk mengakhiri hubungan antara lain tidak cocok sama pasangan. Jalur memutuskan hubungan memang yang paling gampang diambil. Tapi, cara ini justru mengesankan kita sebagai sosok egois yang malas cari solusi. Lebih baik, mencoba suatu solusi dulu sebelum ambil langkah putus. Sisi negatif lain yang muncul karena pacaran adalah keterbatasan waktu bergaul. Terutama, teman yang berasal dari lawan jenis. Maklum, pacar suka keberatan kalau terlalu dekat sama lawan jenis lain. Terus, dia juga tidak menerima jika pasangan lebih banyak bergaul sama teman-teman hingga menelantarkannya. Selain itu, ada efek buruk lain. Efek ini jadi alasan yang kerap menjadikan orang tua melarang mereka berpacaran, yaitu terjerumus seks bebas. Kemungkinan terjerumus juga makin besar karena mereka dipengaruhi gejolak hormon seksual. Keberadaan pacar di samping kita dijadikan kesempatan untuk eksplorasi seksual. Tanpa disadari, keintiman fisik antara berlawanan jenis semakin meningkat dan meningkat. Padahal, belum tentu mereka siap menghadapi konsekuensinya. Seperti, hamil di luar nikah atau ketularan penyakit kelamin. Berbagai alasan di atas semakin memperjelas kalau ada orang-orang yang belum mampu belajar dari pengalaman berpacaran. Ada orang-orang yang terlalu terkonsentrasi pada keinginan pribadi. Mereka lebih mementingkan kepuasan diri daripada berusaha memperbaiki kualitas hubungan pacaran.

Akibatnya, hubungan sering kandas dan mereka sulit berkembang jadi individu yang lebih bijaksana. Gaya pacaran mereka zaman sekarang yang cenderung tidak sehat, memiliki banyak sekali sisi negatif antara lain: a. Meningkatnya tingkat aborsi Bila seorang putri pacaran dan dia terlanjur hamil akan tetapi kekasihnya tidak mau bertanggung jawab maka jalan yang ia tempuh adalah aborsi (menggugurkan kandungan). Zinanya saja sudah dosa besar, sekarang dia malah membunuh nyawa yang tidak berdosa. b. Meningkatnya tingkat kematian wanita. Hasil dari gaya pacaran yang tidak sehat salah satunya adalah kematian. Karena aborsi yang dilakukannya biasanya bersifat sembarang. Konon lagi dengan bantuan dukun yang tidak mendapatkan pengetahuan medis. c. Adanya Free seks Hal yang lebih mengerikan lagi akibat dari pacaran yang tidak sehat adalah seks bebas (free seks). Mereka pertama melakukan hal yang terlarang itu tetapi kemudian mereka cenderung ketagihan. d. Menyebarkan penyakit. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dampak dari seks bebas adalah mewabahnya berbagai jenis penyakit kelamin seperti HIV/ AIDS, sipilis dan penyakit kelamin lainnya. e. Meningkatnya penggunaan narkoba Mahasiswa adalah usia di saat dimana seorang mencari jati diri. Pada usia ini akan sangat renta akan berbagai hal salah satunya adalah lingkungan. Pacar adalah salah satunya, bila pacarnya adalah pengguna narkoba maka kemungkinan besar dia juga akan terseret. f. Meningkatnya kriminalitas. Karena rasa kecemburuan atau mungkin sifat beberapa anak muda jaman sekarang yang lebih cepat marah.

3. Motif Mahasiswa Berpacaran Secara Berlebihan


Gaya pacaran jaman sekarang juga sudah terbilang sangat bebas. Seolaholah mereka mencontoh gaya pacaran orang luar yang tak mengenal etika. Ada beberapa pemahaman salah tentang pacaran anak muda jaman sekarang. a. Tidak punya pacar berarti tidak laku. b. Belum dinamakan pacaran kalau belum bernah berciuman "mesra". c. Seorang cewek tidak benar-benar cinta kalau tidak mau diajak "ML" oleh cowoknya. Pemahaman itu seakan sudah menjadi kiblat jaman sekarang dalam berpacaran. terkadang kita temui mahasiswa pacaran di tempat umum sambil berciuman mesra, kadang si cowok sambil meraba-raba tubuh si cewek. Kadang mereka merasa tidak aman dan nyaman karena tempatnya yang terlalu terbuka. Seperti komentar Didot (bukan nama asli), Ibarat nggak ada rotan akar pun jadi, nggak ada tempat aman buat bermesraan, diwarnet pun sekarang juga menjadi tempat aman bagi mereka untuk bermesraan.

4. Pacaran Yang Sehat


Menurut Faiz Fakhrudin, pacaran merupakan acara diantara huruf P dan N. P sendiri memiliki arti Pertemuan dan N adalah Nikah. Jadi Pacaran itu merupakan acara di antara pertemuan dan nikah. Mereka yang bisa membuat "acara" itu berkesan akan terlihat bermanfaat. tetapi bila tidak bisa menciptakan suasana menyenangkan atau jauh dari kata berkesan, pacaran itu bisa menjadi "acara" di antara pertemuan dan nelongso. Untuk manfaat itu bisa dilihat dari sukses atau tidaknya hubungan itu tadi. Pacaran yang sehat itu pacaran yang sukses, yang bisa menciptakan pertemuan dan nikah, tambah cowok yang berzodiak Cancer itu. Pacaran sehat adalah suatu proses pacaran dimana keadaan fisik, mental dan sosialnya dalam keadaan baik. Sehat secara fisik berarti tak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum hawa. Pada intinya dilarang kontak dalam bentuk

kekerasan fisik. Selain itu, menjaga kondisi tubuh diri dan pasangan agar tetap sehat juga merupakan hal yang harus dilakukan dan tentunya menguntungkan satu sama lain. Oleh karena itu, sebelum pacaran haruslah berkomitmen dan berjanji pada diri sendiri bahwa pacaran itu bukan hanya untuk main-main atau mengikuti trend, tapi karena memang ingin mengenal pasangan lebih dalam lagi sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan. Tanda tanda pacaran yang sehat diantaranya, 1. Mengutamakan akhlak yang baik dengan dasar ketulusan hati dalam menjalin hubungan. 2. Jujur, konsekuen dan tidak munafik akan cinta. 3. Senantiasa konsekuen dengan pasangan dan tanggap terhadap kondisi pasangan di setiap situasi karena dia kenal betul siapa yang dicintainya. 4. Bisa menjaga kehormatan diri pasangannya. 5. Selalu ada senyum. 6. Mengutamakan isi cinta bukan kulit cinta. Artinya, seseorang memberikan cinta karena kepribadiannya, bukan karena gebyar penampilannya atau rayuannya.

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan
Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya. Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif. Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah pacaran sehat. Di dalam proses pacaran tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.

2. Saran
Untuk menjauhkan kita dari gaya pacaran yang salah, setidaknya kita mesti tahu batasan-batasan kita dalam berpacaran. Tidak hanya itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang pacar yang baik. 1. Lebih takut sama Tuhan dari pada manusia, jadi siapapun yang mau menjadi pacarmu akan menghormatimu dan tak mempermainkanmu. 2. Dorong pacarmu untuk lebih dekat dengan Tuhan. 3. Sayangi keluarga pacarmu seperti kamu menyayangi keluargamu sendiri. 4. Dukunglah apa yang dikerjakannya sepanjang bukan hal yang negatif. 5. Jangan berpikir berapa banyak yang bisa dia berikan padamu, tapi berpikirlah berapa banyak yang bisa diberikan padanya.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Adawiyah, Raboi'ah. (2007). Kenapa Harus Pacaran. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa Pontoh, Rudy S. (2006). Pacaran Sehat, Tips, Trik dan Kuis. Bogor: PT Grafika Mardi Yuana. Rieka, Dewi. (2007). Kenapa Harus Melajang. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa. Widianti, Dian. (2009). Ensiklopedi Cinta. Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa.

You might also like