You are on page 1of 10

PERAN UNIVERSITAS GUNADARMA DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA

Disusunoleh:

Nama NPM Kelas

: DedySupriadi : 11111815 : 1KA41

SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah Peran Universitas Gunadarma Dalam Pelestarian Nilai-Nilai Budaya Kelas : 1-KA41 Tanggal Penyerahan Makalah : 17 April 2012 Tanggal Upload Makalah : 18 April 2012

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini. Penyusun NPM 11111815 Nama Lengkap DEDY SUPRIADI Tanda Tangan

Program SarjanaSistem Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Peran Universitas Gundarma Dalam Pelestarian Nilai-Nilai Budaya dalam waktu yang telah ditentukan. Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, Bpk. Muhammad Burhan Amin yang telah memberikan materi-materi sehingga dapat tersusunnya makalah ini. Sadar akan adanya kesalahan ataupun kekurangan yang terdapat pada susunan makalah ini,saya harap dapat dimaklumi.

Bekasi, 16 April 2012,

Dedy Supriadi

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI PERNYATAAN........ i KATA PENGANTAR...... ii DAFTAR ISI........ iii BAB 1 Pendahuluan.. ....1 1.1. Latar Belakang......... ....1 1.2. Tujuan............2 1.3. Saran......... ....2 BAB 2 Permasalahan. ....3 2.1. Kekuatan................3 2.2. Kelemahan........ ....3 2.3. Peluang......... ....4 2.4. Tantangan/Hambatan....... ....4 BAB 3 Kesimpulan dan Rekomendasi.. ....5 3.1. Kesimpulan........... ....5 3.2. Rekomendasi........ ....5 Referensi.... ....6 iii

BAB I 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi adalah bagian tidak terpisahkan dalam kerangka menciptakan kecerdasan berbangsa dan bernegara. Perguruan tinggi dengan tri dharma perguruan tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarakat. Menjadi kekuatan untuk melahirkan alumni-alumni yang memiliki kompetensi atau skill, sikap dan pengetahuan yang mampu bermanfaat dalam dunia kerja maupun masyarakat banyak. Tujuan dan arah pendidikan Tinggi di Indonesia seperti yang tertuang pada Bab II pasal 2. Keputusan Menteri Pendidikan No.232/U/2000 adalah menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan, mengembangkan, dan/atau memperkaya kasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian, serta menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan dan memperkaya kebudayaan nasional. Perguruan tinggi sebegai sebuah organisasi menciptakan dan memiliki budaya tersendiri dan khas. Budaya merupakan istilah deskriptif sebagai system yang dianut bersama atau penciptaan nilai yang disepakati bersama menetapkan tapal batas. Budaya perguruan tinggi memiliki perbedaan dengan budaya organisasi perusahaan yang memiliki orientasi penciptaan laba. Salah satu nilau utama dari budaya akademik adalah budaya menulis. Budaya menulis (lectary) berbeda dengan budaya bicara (oral). Budaya menulis dalam ruang lingkup perguruan tinggi menghasilkan produk berupa jurnal, skripsi, makalah. Namun bukan kualitas produk ini mengalami stagnasi yang menjadi rutinitas kehilangan makna. Banyak karya ilmiah menjadi kuburan dalam makam bernama perpustakaan. Dibutuhkan sebuah transformasi budaya menulis untuk mendorong lahirnya karya ilmiah yang bisa membumi yang bermanfaat bagi stakeholder perguruan tinggi. Mencermati budaya menulis dalam lingkungan perguruan tinggi dengan ini penulis tertarik untuk menelaah tentang bagaimana melakukan transformasi budaya menulis dalam budaya akademik. 2. Defenis budaya Budaya Perguruan tinggi dengan core aktivitas dalam intelektual melahirkan budaya akademik. Budaya adalah the complex whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society (sekumpulan pengetahuan, keyakinan,seni, moral, hukum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu) . Sedangkan Budaya menurut Djoyodiguno yang di kutip oleh Notowidagdo adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa . 1.

1.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah: Syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, Menambah wawasan akan peran kebudayaan, Mempelajari sebuah gagasan untuk ikut serta dalam peran kebudayaan, Memberi motivasi kepada yang berminat dan mau berpartisipasi dalam

memperkokoh budaya banga. 1.3 Sasaran Pembahasan ini ditujukan kepada setiap pemeran dalam suatu budaya agar dapat lebih solid untuk memperkokoh kebudayaan bangsa. Setiap elemen masyarakat wajib ikut serta memelihara kebudayaannya masing-masing dan menjadikan itu sebagai suatu ketahanan nasional.

BAB II PERMASALAHAN Analisis permasalahan Peran Universitas Gundarama Dalam Pelestarian Nilai-Nilai Budaya dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek : 2.1Kekuatan (Strength) a. Sikap solider dan akrab menjadikan sebuah bahasa persatuan yang dimiliki oleh setiap

orang dalam satu lingkungan yang berisikan macam-macam budaya yang ada pada dirinya. b. Kesatuan dalam pertemanan menghasilkan sebuah komunikasi yang menghubungkan antar individu dalan pelestarian budaya. c. Sebagai pendorong terhadap perubahan karena memfasilitasi kegiatan yang ada didalamnya serta ditempat itu juga akan terjadi perubahan yang mengarahkan pada kebaikan dimana kita semua harus melestarikan nilai kebudayaan.

d.

Fenomena

kehidupan

dalam

suasana

akademik (kampus) tentu

menarik

untuk

diperbincangkan, karena kampus adalahlaboratorium keilmuan atau sebuah miniatur kehidupan sosial yang di dalamnya memiliki iklim keilmuan dalam mengonstruksi proposisi sistem nilai. Sehingga apabila kampus sudah menanggalkan khasanah dan nilai-nilai keilmuannya, maka dari situ pulalah awal keruntuhan masa depan bangsa ini. 2.2 Kelemahan (Weakness) a. Kurangnya pemahaman dan kerjasama antar individu dengan pihak kampus yang dapat membantu untuk pelestarian budaya. b. Peraturan serta kebijakan dalam upaya pelestarian budaya tidak berjalan lancar, sehingga nyatanya sulit apabila suatu nilai budaya itu ingin diperlihatkan secara kontras. c.Ketidakpedulian yang masih terasa mempengaruhi individu dan menjadikannya suatu budaya itu bukan suatu hal yang penting. d. Ketidakadaannya pengawasan dalam kampus untuk budaya yang perlahan nilai budaya pun memudar oleh era nya globalisasi seperti saat ini dan ke depannya. 3

2.3 Peluang (Opportunity) a. Sarana komunikasi yang semakin maju menjadi jalan untuk dapat melestarikan budaya dalam berbagai sudut dan perkumpulan. b.Memilki jiwa dengan rasa solidaritas yang tinggi menjadikan rasa peduli yang menyebabkan hal positif yang terjadi dalam pelestarian nilai kebudayaan yang akan dikembangkan oleh sebuah lembaga (kampus). c. Munculnya budaya yang dapat populer sekarang-sekarang ini harusnya dapat dipelajari dan dicermati serta merangsang pola pikir bagaimana caranya menjadikan kebudayaan bangsa ini yang terbilang kuno menjadi lebih maju dan menarik banyak pihak untuk kembali pada budaya banga ini. d. karena antusias masyarakat dalam perkembagan kampus gunadarma dalam pendidikannya menjadi bisa terwujud karena memiliki tambahan elemen yang dapat dijadikan sebagai perantara peranan kampus dalam pelestarian nilai kebudayaan. 2.4 Tantangan (Threats) a.Masih adanya individu yang memisahkan diri baik demi kebaikannya atau pun memang sudah menjadi tabiatnya di dalam suatu li9ngkungan. b.Kecenderungan konsumtif terhadap teori dan pandangan dari luar sebenarnya tidak berhubungan dengan tingkat keintelektualan bangsa kita yang rendah. Tetapi, lebih disebabkan perbedaan dalam cara memandang sesuatu yang dianggap ilmiah. Pandangan ini sangat menentukan corak dalam mengekspresikan nilai-nilai akademik. Di negara-negara maju pola ekspresi ilmiahnya dimulai dari perenungan, penelitian, rekonstruksi/kontemplasi, penulisan, dan publikasi. Kelemahan ekspresi nilai akademik kita adalah kurangnya kegiatan rekonstruksi, kontemplasi yang dilanjutkan dengan kegiatan penulisan dan publikasi. . c. Masuknya kebudayaan kebudayaan asing yang sudah mendominanisasi segala aspek. Segala hal selalu mengacu kepada Barat dan mempengaruhi setiap individu. d. Meskipun jumlah pengurus yang berada didalam kamus tapi tidak berati hal ini dengan mudah untuk dijalankan tetapi selalu saja memiliki kendala untuk melestarikan nilai kebudayaan didalam lingkungna kampus. 4

BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan

a) Menjaga hubungan antara elemen satu dengan elemen yang lain sehingga apa yang diharapkan akan tecapai sesuai dengan yang diharapkan , yaitu pelestarian nilai kebudayaan dilingkungan tersebut. b) Tetap menjaga nama baik kampus dalam melestarikan nilai kebudayaan tanpa harus adanya sikap-sikap yang dapat merugikan salah satu pihak. c) Kurangnya sadarnya masyarakat dan pemerintah terhadap pentingnya budaya d) Budaya asing yang masuk ke Indonesia tidak bisa disaring oleh generasi muda sehingga mereka dengan mudah mengikuti budaya tersebut dan melupakan budaya Indonesia.

3.2. Rekomendasi

a) Banyaknya individu yang seharusnya peduli dengan pelestarian dilingkungan kampus, sehingga bisa menjadikan mahasiswa/i nya mengembakan kebudayaan nasional dan bisa menghilangnya kebudayaan barat yang dapat merusakan perkembangan kebudayaan sendiri. b) Peran setiap individu sangat penting untuk melestarikan budaya c) Manfaatkan peran media informasi untuk mencermati bagaimana cara untuk memaksimalkan ketahanan budaya. d) Mengembangkan nilai nasionalisme terutama melalui penghayatan nilai-nilai kebudayaan agar dapat melestarikan budaya dilingkup universitas.

5.

Referensi

http://www.fajar.co.id/read-20120408224223-paradigma-fashion-di-balik%E2%80%9Cdiskusi%E2%80%9D-kampus http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/09/transformasi-budaya-menulis-dalam-budayaakademik/ http://zkarnain.tripod.com/REDIPAN-2.HTM Lebih banyak dari pikiran sendiri.

You might also like