You are on page 1of 2

INCINERATOR SABUGA

Latar belakang dibangunnya insenerator Sabuga adalah tragedi Bandung Lautan Sampah pada tahun 2005 yaitu meledaknya TPS Leuwigajah dan memakan korban jiwa. Akhirnya dibangunlah insenerator Sabuga tipe A100 yang dapat menampung dan mengolah 100 kg sampah setiap jamnya. Setiap hari, sampah yang masuk ke tempat penampungan dan pengolahan sampah di Sabuga adalah 20-25m2. Sampah-sampah ini dipilah terlebih dahulu menjadi sampah yang membusuk dan yang tidak membusuk (untuk sampah B3 tidak termasuk karena sudah dikelola oleh masing-masing laboratorium Fakultas). Sampah yang tidak membusuk akan dimusnahkan oleh insenerator sedangkan yang membusuk akan diolah menjadi kompos. Terdapat syarat-syarat dan ketentuan untuk sampah yang tidak membusuk sebelum masuk ke proses pembakaran. Sebelum dibakar, sampah-sampah tersebut dipilah dulu untuk memisahkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis seperti botol, besi, kertas, kardus, dan plastik kertas. Selanjutnya barang dijual karena saat ini belum tersedia alat untuk mengolah sampah-sampah jenis tersebut. Setelah terpisah, diusahakan sampah yang akan dibakar tidak mengandung air karena kandungan air yang tinggi akan menghambat dan membuat proses pembakaran menjadi lama, walaupun efek yang ditimbulkan tidak berbahaya. Sampah yang siap dibakar masuk ke Ruang Bakar yang panasnya lebih dari 800oC. Tujuan dari pembakaran ini adalah agar dioxine terurai sehingga asap yang nanti keluar menjadi layak diterima oleh alam dan tidak membahayakan lingkungan. Satu jenis sampah yang diharapkan tidak memasuki proses pembakaran adalah styrofoam karena walaupun sudah dibakar dalam suhu lebih dari 1000oC, styrofoam akan menyebabkan asap yang keluar menjadi hitam dan berbahaya. Salah satu parameter yang menunjukkan asap masih dalam kondisi aman untuk diterima lingkungan adalah warnanya yang putih atau abu-abu. Adapun bagian-bagian dari incinerator adalah: Ruang Bakar Utama Tempat sampah masuk. Gambar R. Bakar Utama : Ruang Bakar Tingkat 2 Jika dari Ruang asap yang dihasilkan Bakar Utama pekat, asap tersebut dibakar kembali di Ruang Bakar Tingkat 2. Gambar R. Bakar Tingk.2 : Boiler (pendingin)

Fungsi dari pendingin adalah mendinginkan asap panas supaya komponen logam pada incinerator tidak rusak. Cyclone Cyclone berfungsi untuk menjebak abu padatan yang diisap cerobong sehingga abu tidak terbang ke segala arah. Wet scriber Wet scriber juga berfungsi untuk menjebak dengan menggunakan air. Blower Blower adalah salah satu komponen tambahan yang penting dalam proses pembakaran. Secara umum blower berfungsi untuk menghembuskan angin. Blower terdiri dari 2 jenis yaitu blower hisap dan dorong. Blower hisap berfungsi agar sampah ataupun asap tidak keluar dari Ruang Utama Pembakara, sedangkan blower dorong berfungsi untuk menambahkan O2 agar tercapai temperature di atas 800oC sehingga terjadi pembakaran sempurna. Semua proses pembakaran ini berlangsung selama 12 jam (pukul 06.00-18.00). Hasil akhirnya adalah abu, jika terurai dengan baik, abu tersebut sebenarnya dapat digunakan sebagai campuran kompos tapi karena tidak ada data laboratorium yang menunjang maka hal tersebut belum dapat diwujudkan. Sebagai gantinya, abu hasil pembakaran ini digunakan unutk bahan bangunan pengganti pasir (batako). Batako yang dihasilkan PPS Sabuga memiliki harga yang cukup murah karena tidak perlu membeli bahan baku pasir, yaitu seharga Rp 500,00 per batako. Sementara itu, sampah yang membusuk seperti daun siap untuk diolah, prosesnya dapat disebut composting untuk media penggembur tanah. Daun-daun dicacah terlebih dahulu kemudian ditambahkan air dan mikroba. Jika perlu, ditambahkan sampah dapur seperti sayur, buah, dan nasi sisa makanan agar mendapat tambahan nutrisi pupuk . Diahrapkan kandungan Natrium, Fosfor, dan Kalium di pupuk kompos yang akan dibuat ini akan meningkat walaupun tidak setinggi Pupuk NPK. Proses composting ini bersifat aerob, artinya perlu tambahan udara, maka dilakukan proses pembalikan 3-5 hari sekali. Proses dari pencacahan hingga panen dilakukan dalam suhu lebih dari 70oC dan kurang lebih memakan waktu selama 1 bulan. Proses terakhir sebelum kompos dimasukkan ke dalam wadah plastic adalah penyaringan. Daun-daun yang sudah dicacah kemungkinan masih bercampur dengan bahan-bahan plastik dan kertas. Di saringan, daun-daun akan terpisah dan siap untuk dikemas.

You might also like