Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan deviden menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham. Pada dasarnya kaba tersebut bisa dibagi sebagai deviden atau ditahan dan diinvestasikan kembali. Pertanyaannya, kapan laba akan dibagikan dan kapan akan ditahan dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan ? Ada beberapa tipe dividen :
1. 2. Dividen kas Dividen nonkas yang berupa dividen saham (stock dividend) dan stock splits (pemecahan saham).
Deklaration Date
Awal Jan 2012
Cum-Div
RUPS Rp. 200,-
Ex-Div
Harga Saham Rp. 2.800
Argumen semacam itu yang diajukan oleh Miller dan Modigliani (MM) menunjukkan bahwa investor indifferent (sama saja) terhadap kebijakan dividen. Asumsi berikut ini dalam analisis mereka:
Tidak ada pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect). Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi, keuntungan, dan dividen di masa mendatang. Kebijakan investasi ditentukan lebih dulu, kebijakan dividen tidak mempengaruhi kebijakan investasi.
Kebijakan Deviden Relevan Divididen Dibayar Tinggi (Bird In The Hand Theory)
Alasannya :
1. Mengurangi Ketidakpastian. Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang, ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketidakpastian capital gain.
Mengurangi Konflik Keagenan antara Manajer dengan Pemegang Saham. Berdasarkan kerangka teori keagenan (agency theory) tujuan pemegang saham (maksimisasi kemakmuran pemegang saham) bisa tercapai. Tetapi manajer bisa mempunyai agenda sendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham.
2.
2.
Menurut teori signaling tersebut, dividen dipakai sebagai signal oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat di mana dividen yang meningkat tersebut bisa dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan merespons positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Hal yang sebaliknya akan terjadi. Jika perusahaan merasa prospek di masa mendatang menurun, perusahaan akan menurunkan pembayaran dividennya dan pasar akan merespon negatif pengumuman tersebut. Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.
Efek Clientele
Menurut argumen ini, kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Sebagai contoh, kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan capital gain. Sebaliknya, kelompok investor dengan pajak yang rendah akan menyukai dividen. Contoh lain, kelompok investor usia muda barangkali akan lebih memilih capital gain (pajak rendah), karena mereka mempunyai orientasi jangka panjang. Sebaliknya, kelompok investor usia lanjut (misal, mendekati pensiun) akan lebih menyukai dividen, karena dividen memberikan tingkat kepastian yang lebih feiggi.
3.
4.
Menetapkan penganggaran modal yang optimum. Semua usulan investasi yang mempunyai NPV yang positif akan diterima. Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiayai investasi baru tersebut sambil menjaga struktur modal yang ideal (target). Menggunakan dana internal untuk mendanai kebutuhan dana dari saham tersebut. Membayarkan dividen hanya jika ada sisa dari dana internal, setelah semua usulan investasi dengan NPV positif didanai.
Sebagai contoh, misal suatu perusahaan mempunyai penganggaran modal sebagai berikut ini. Tabel 1. Usulan Investasi dan IRR-nya
Misalkan biaya modal perusahaan tersebut adalah 19%. Kemudian perusahaan mempunyai dana internal sebesar Rp750 miliar. Target struktur modal adalah 60% saham dan 40% utang.
Dari bagan di atas, nampak perusahaan akan menerima proyek A, B, C, D dan E. Total dana yang dibutuhkan adalah Rp850 juta. Dari jumlah tersebut, 60% x Rp850 juta = Rp510 juta menggunakan dana internal, sedangkan sisanya (Rp340 juta) menggunakan utang. Perusahaan dengan demikian mempunyai kelebihan kas sebesar Rp240 juta (Rp750 juta - Rp510 juta). Jumlah kas tersebut bisa dibagikan sebagai dividen.
Kebijakan dividen residual dengan demikian membayarkan dividen hanya jika ada sisa kas setelah perusahaan mendanai semua usulan investasi yang mempunyai NPV positif Pada waktu kita membicarakan penilaian perusahaan, kita mengatakan bahwa nilai suatu saham merupakan present value dari aliran kas yang akan diterima investor (dividen dan capital gain) di masa mendatang. Kenapa kebijakan dividen tidak relevan dalam penilaian perusahaan? Jawabannya adalah present value dari aliran kas di masa mendatang (dividen dan capital gain) tetap sama. Dengan kata lain, kebijakan dividen hanya mengubah 'timing' pembayaran dividen, sedemikian rupa sehingga total aliran kas yang akan diterima di masa mendatang akan tetap sama.
Kebijakan dividen residual jika dilakukan akan menyebabkan fluktuasi pembayaran dividen yang sangat tinggi. Pada saat perusahaan mempunyai banyak usulan investasi, dividen tidak dibayarkan. Sebaliknya, pada saat usulan investasi sedikit, dividen akan dibayarkan cukup besar. Pembayaran dividen yang tidak stabil bisa merugikan/menurunkan harga saham (efek informasi dividen).
1.
Kesempatan Investasi
Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang positif.
2.
4. Stabilitas Pendapatan
Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di masa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi. Ketidakstabilan aliran kas di masa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.
5. Pembatasan-Pembatasan
Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham preferen membatasi pembayaran dividen dalam situasi tertentu. Sebagai contoh, perusahaan harus menjaga tingkat modal kerja yang tertentu, atau rasio likuiditas yang tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar.
Jika perusahaan membayarkan dividen sebesar Rp2 juta, earning per lembar adalah Rp200,00 (sesudah dividen). Total kekayaan pemegang saham adalah Rp2.200,00 Jika perusahaan memutuskan untuk membeli saham kembali, misal dengan harga Rp2.200,00. Dengan kas sebesar Rp2 juta, perusahaan bisa membeli sahamnya sebesar 909 lembar (Rp2 juta/Rp2.200,00). Jumlah saham yang beredar berkurang menjadi 9.091 lembar (10.000 909). Earning Per Share (EPS) menjadi Rp2 juta/9.091 lembar yaitu Rp220,00. Karena kondisi perusahaan sama sebelum dan sesudah melakukan pembelian saham kembali, PER perusahaan tetap sama yaitu 20 kali. Dengan demikian harga perlembar saham adalah Rp2.200,00. Total nilai perusahaan adalah Rp2.200,00 x 9.091 lembar = Rp20 juta. Pemegang saham memperoleh kekayaan sebesar Rp2.200,00, sama dengan jumlah kekayaan yang diterima jika perusahaan membagikan dividen. Dengan demikian, membagi dividen kas atau melakukan pembelian saham kembali memberikan hasil yang sama.
Pembelian saham kembali bisa menghemat pajak. Pengumuman pembelian kembali bisa dianggap sebagai signal positif oleh investor, Pembayaran dividen biasanya dilakukan dengan pola stabil. Pemegang saham mempunyai pilihan dengan pembelian saham kembali. Dalam beberapasituasi tertentu, pembelian saham kembali dilakukan secara selektif (targeted repurchase).
Reverse Split
Reverse split merupakan kebalikan dari stock split (pemecahan saham). Dalam reverse split, beberapa lembar saham disatukan menjadi satu saham. Reverse split dilakukan karena beberapa alasan :
Pertama. saham yang nilainya terlalu kecil sering dianggap sebagai saham yang tidak baik dan cenderung menilai rendah (under estimate) saham tersebut. Untuk menghilangkan kesan tersebut, harga saham dinaikkan agar mendekati range yang ideal. Kedua, jika harga saham meningkat, biaya transaksi diharapkan menjadi semakin kecil. Biaya transaksi yang lebih kecil tersebut diharapkan mendorong likuiditas saham lebih lanjut.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH