You are on page 1of 5

KEWAJIBAN KONTIJENSI 1. PENGERTIAN Kontijensi (contingencies) didefinisikan dalam FASB No.

5 sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan kontijensi) atau kerugian (kerugian kontijensi) untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian dimasa depan terjadi atau tidak terjadi. (Akuntansi Intermediate, Kieso, Weygandt, Walfield, Edisi 10, John Wiley) Kewajiban kontijensi (Contingent Liabilities) adalah sejumlah transaksi di masa lalu yang akan menimbulkan kewajiban jika kejadian-kejadian tertentu terjadi di masa depan. (Prinsip-Prinsip Akuntansi, Niswonger, Warren, Reeve, Fess, Edisi 19) Menurut PSAK 57 par 27 (Revisi 2009) : Kewajiban kontinjensi adalah: kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena: a. tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai sumber daya) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau b. jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kewajiban Kontijensi adalah kewajiban yang belum pasti yang disebabkan oleh peristiwa masa lalu dan bisa berupa keuntungan kontijensi atau kerugian kontijensi.

2. PEMBAHASAN Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat (kewajiban kontijensi) adalah : Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan. Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel. Sengketa hokum. Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya. Jaminan terhadap utang anak perusahaan. Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual.

2.1 Keuntungan Kontijensi Adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva atau menurunnya kewajiban yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontijensi yang khas adalah : Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain-lain. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.

2.2 Kerugian Kontijensi Adalah situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Jika terjadi kerugian kontijensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari sangat mungkin hingga kurang mungkin. FASB (Financial Accounting Standard Board) menggunakan istilah berikut ini untuk mengidentifikasikan tiga daerah dalam kisaran tersebut, yaitu: Kemungkinan besar (probable) : kejadian masa depan sangat mungkin terjadi. Cukup mungkin (Reasonably Possible) : peluang kejadian masa depan terjadi lebih besar daripada kemungkinan kecil tetapi lebih kecil dari mungkin. Kemungkinan kecil (remote) : peluang kejadian masa depan terjadi sangat kecil.

Kewajiban dicatat hanya jika kedua kondisi berikut ini dipenuhi : Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatau kewajiban telah terjadi pada tanggal laporan keuangan. Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.

2.3 Penyajian Kewajiban Kontijensi Suatu kerugian kontijensi dan kewajiban akan dicatat jika kerugiannya adalah mungkin dan dapat diestimasi.
Kemungkinan terjadi Probable Perlakuan akuntansi Dapat diestimasi Sukar diestimasi Catat kewajiban Ungkap kewajiban Ungkap kewajiban

kontijensi Possible

Gambar 1 : Perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi (Prinsip-Prinsip Akuntansi, Niswonger, Warren, Reeve, Fess, Edisi 19, Hal.445) Jika kewajiban kontijensi bersifat atau mempunyai kemungkinan besar (Probable) dan jumlahnya dapat diestimasi secara andal maka kewajiban kontijensi tersebut dapat dicatat. Sementara jika suatu kewajiban kontijensi yang mempunyai kemungkinan besar terjadinya namun tidak dapat diestimasi secara andal maka kewajiban kontijensi tersebut diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan.

Contohnya adalah sebagai berikut : Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan. Biaya jaminan dan garansi. Kewajiban lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian+kewajiban+kontijensi&source=web&cd =3&ved=0CCwQFjAC&url=http%3A%2F%2Fstaff.blog.ui.ac.id%2Fmartani%2Ffiles%2F201 1%2F04%2FED-PSAK-No.57.pdf&ei=dxv8TsvHC4nXrQeut_3tDw&usg=AFQjCNEbRSFky CwApKE8RdRH74EzVCpyZg&cad=rja

Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, Akuntansi Intermediate, Jilid 2, Edisi ke-10, Jakarta : Erlangga, 2002. C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid 1, Edisi ke-19, Jakarta : Erlangga, 1999.

You might also like