You are on page 1of 43

PERJANJIAN / KONTRAK

T. Albar Muntashar Ferie Andriawan Ika Yusnarini Rifqa Rahmawati Fitria Hayati Elly Mulyana Rahmaini Lisna

1. PENGERTIAN
Perjanjian adalah suatu ikatan atau hubungan hukum mengenai benda-benda (barang) atau kebendaan (jasa) antara dua pihak atau lebih, dimana para pihak tersebut saling berjanji atau dianggap saling berjanji untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

2. UNSUR-UNSUR PERJANJIAN/KONTRAK
a. Adanya para pihak yaitu pihak pengguna barang/jasa dan pihak penyedia barang/jasa; b. Adanya kesepakatan dari para pihak; c. Obyek perjanjian yaitu barang/jasa;

Lanjutan 3. Jenis

3. JENIS PERJANJIAN PENGADAAN BARANG/JASA :


a. Berdasarkan bentuk imbalan : 1) Lump sum; 2) Harga satuan; 3) Gabungan lump sum dan harga satuan; 4) Terima jadi (Turn Key). 5) Prosentase. b. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan : 1) Tahun tunggal; 2) Tahun jamak. c. Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa : 1) Kontrak pengadaan tunggal; 2) Kontrak pengadaan bersama.

JENIS KONTRAK BERDASARKAN BENTUK IMBALAN


(1) KONTRAK LUMP SUM: > Penyelesaian seluruh pekerjaan > Batas waktu tertentu, > Harga pasti dan tetap, > Semua resiko ditanggung Penyedia Barang/Jasa. PASAL 30

Definisi lain Kontrak Harga Pasti (Fixed Lump Sum Price Contract): suatu kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang. Penjelasan Pasal 21 ayat (1) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis : Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga kontrak/harga pekerjaan

Lanjutan Kontrak Lump Sum

Pengertian harga pasti dalam kontrak lump sum adalah harga tidak berubah selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali karena perubahan lingkup pekerjaan atau kondisi pelaksanaan dan perintah tambahan dari pengguna barang/jasa. Untuk menghitung pekerjaan tambah/kurang didasarkan pada volume yang tercantum dalam kontrak dan bukan volume yang sebenarnya (hasil pengukuran ulang Contoh Kasus pada Kontrak Lump Sum : 1. Volume pekerjaan beton yang tercantum dalam kontrak = 1.000 m3. Hasil pengukuran ulang volumenya 989 m3. Kemudian diperintahkan pengurangan volume sebesar 100 m3. Pengguna wajib membayar 1000-100=900 m3, dan bukan 989100=889 m3 x harga satuannya. 2. Setelah pekerjaan selesai 100%, atas permintaan Auditor dilakukan pengukuran ulang seluruh volume pekerjaan dan ternyata volume beberapa pekerjaan lebih kecil dari kontrak dan setelah selisih volume ini dikalikan harga satuannya diperoleh nilai + Rp.200 juta dari nilai kontrak Rp. 4 miliar dan pihak Auditor memerintahkan jumlah tersebut dikembalikan kepada negara.

PASAL 30 (2) KONTRAK HARGA SATUAN: > Penyelesaian seluruh pekerjaan, > Batas waktu tertentu, > Harga satuan pasti dan tetap, > Spesifikasi teknis tertentu, > Volume pekerjaan perkiraan sementara, pembayaran didasarkan hasil pengukuran pekerjaan yang dilaksanakan.

Penjelasan Pasal 21 ayat (2) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis : Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan tidak boleh diubaj. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan. Semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa. Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak/harga pekerjaan. Harga satuan juga menganut prinsip lump sum

Lanjutan Kontrak Lump Sum

Persoalan dalam Penerapan Kontrak Harga Satuan : a. Menuntut pemantauan ketat dan verifikasi terhadap jumlah satuan sesungguhnya dan dampaknya pada kecukupan/ketersediaan anggaran b. Banyaknya pekerjaan pengukuran ulang yang harus dilakukan bersama antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menetapkan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan. c. Adanya opname hasil pekerjaan secara bersama-sama menimbulkan peluang kolusi antara petugas pengguna jasa dan petugas penyedia jasa

PASAL 30 (4) KONTRAK GABUNGAN LS & HS: GABUNGAN LS & HS DALAM SATU PEKERJAAN. (5) KONTRAK TERIMA JADI (TURN KEY): > Penyelesaian seluruh pekerjaan, > Dalam batas waktu tertentu, > Jumlah harga pasti dan tetap, > Seluruh bangunan/konstruksi, peralatan, jaringan utama/penunjang berfungsi baik sesuai kriteria kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan sistem kontrak FIDIC, kontrak terima jadi : Penyedia jasa memiliki tugas membuat suatu perencanaan proyek yang lengkap dan sekaligus melaksanakan pekerjaan konstruksi dalam satu kontrak Apabila dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda, hubungan kontraktual konsultan perencana tidak mengikatkan diri dengan pengguna jasa tetapi dengan penyedia jasa (kontraktor)

Lanjutan Kontrak Turn Key

Pengguna jasa tidak lagi menempatkan pengawas di lapangan, tetapi cukup menunjuk wakil (owners representative) Berita Acara Prestasi Pekerjaan per bulan atau sertifikat pembayaran tidak diperlukan, karena pembayaran dilakukan sekaligus setelah seluruh pekerjaan selesai; Penyedia jasa menuntut adanya jaminan pembayaran (payment guarantie) dari pengguna jasa minimal senilai harga kontrak yang berlaku selama masa pelaksanaan. Jaminan pembayaran ini bukanlah instrumen pembayaran tetapi alat pengaman bagi penyedia manakala pengguna jasa cidera janji. Bonafiditas penyedia jasa sangat diperlukan, karena keberhasilan proyek langsung bergantung pada stabilitas keuangan, pengawasan, dan efektivitas operasional perusahaan tersebut. Begitu sesuatu terbukti tidak memuaskan, sulit untuk mencabut kontrak proyek tanpa biaya besar, jadual, dan dampak teknis

(6)

PASAL 30 KONTRAK PERSENTASE: > Jasa konsultansi konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, > Imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan.

JENIS KONTRAK BERDASARKAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN (1) KONTRAK TAHUN TUNGGAL: > Mengikat dana 1 tahun anggaran. (2) KONTRAK TAHUN JAMAK: > Mengikat dana > 1 Tahun anggaran, > Memerlukan persetujuan Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/ Walikota.

Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa :


(1) KONTRAK PENGADAAN TUNGGAL: > Kontrak antara satu unit kerja/proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu. (2) KONTRAK PENGADAAN BERSAMA: > Kontrak antara beberapa unit kerja/proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu, > Sesuai kegiatan dan pendanaan bersama, > Dituangkan dalam MOU.

4. PENYUSUNAN KONTRAK
a. Bentuk Kontrak Pengadaan Barang/Jasa : 1) Kuitansi pembayaran yang dibubuhi materai untuk pengadaan sampai dengan Rp. 5 juta 2) Surat Perintah Kerja (SPK) untuk kontrak dengan nilai pengadaan > 5 s.d 50 juta 3) Kontrak pengadaan barang/jasa.

Lanjutan 5. Penyusunan

b. Sistimatika Kontrak Pengadaan Barang/Jasa :

1) Inti Kontrak
a) Komparisi (Pembukaan). i. Judul/nama kontrak Menjelaskan judul kontrak Menjelaskan jenis pekerjaan (B/JP/JK/JL) i. Nomor kontrak Menjelaskan nomor kontrak Bila berupa perubahan kontrak, nomor kontrak harus berurutan sesuai berapa kali perubahan i. Tanggal kontrak Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun kontrak ditandatangani Tanggal penandatanganan kontrak tidak boleh mendahului tanggal surat penunjukan (SPPBJ)

Lanjutan 5. Penyusunan

iv. Kalimat pembuka Menjelaskan bahwa para pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun membuat dan menandatangani kontrak v. Para pihak dalam kontrak Menjelaskan identitas para pihak yang menandatangani kontrak, meliputi : nama, jabatan, alamat, dan kedudukan para pihak Para pihak dalam kontrak : Pihak pertama : pengguna barang/jasa Pihak kedua : penyedia barang/jasa Menjelaskan para pihak bertindak untuk dan atas nama siapa dan dasarnya Identitas para pihak harus jelas, terinci, dan benar Bila pihak kedua konsorsium, KSO/JO/JV, harus dijelaskan bentuk kerjasama, anggotanya, dan yang memimpin/mewakili kerjasama.

Lanjutan 5. Penyusunan

b) Isi. i. Pernyataan bahwa para pihak sepakat mengadakan kontrak mengenai obyek/jenis pekerjaannya i. Pernyataan bahwa para pihak menyetujui harga kontrak yang ditulis dengan angka dan huruf serta sumber pembiayaannya i. Pernyataan bahwa ungkapan dalam perjanjian mempunyai arti dan makna seperti yang tercantum dalam kontrak i. Pernyataan bahwa kontrak meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak i. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan ketentuan yang dipakai dokumen yang urutannya lebih dulu i. Pernyataan persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing i. Pernyataan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, kapan dimulai dan berakhir i. Pernyataan kapan mulai efektifnya kontrak

Lanjutan 5. Penyusunan

c)

Penutup. i. Pernyataan bahwa para pihak menyetujui untuk melaksanakan perjanjian sesuai dengan peraturan di Indonesia ii. Tanda tangan para pihak dibubuhi materai

Lanjutan 5. Penyusunan

2) Syarat Umum Kontrak (SUK):


a) Ketentuan umum : i. Definisi. Uraian/pengertian istilah yang digunakan, dijelaskan dan diberi arti/tafsiran sehingga mudah dipahami dan tidak ditafsirkan/diartikan lain ii. Penerapan. SUK diterapkan secara luas tetapi tidak boleh melanggar ketentuan dalam kontrak iii. Asal barang/jasa. Negara asal barang/jasa (tempat diperoleh=ditambang, tumbuh, atau diproduksi). iv. Pengguanaan dokumen kontrak dan informasi. Penggunaan dokumen kontrak/dokumen lainnya oleh penyedia barang/jasa harus dengan ijin pengguna barang/jasa

Lanjutan 5. Penyusunan

v.

Paten, Hak Cipta dan Merek. Kewajiban penyedia barang/jasa melindungi pengguna barang/jasa dari segala tuntutan/klaim pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek vi. Jaminan. - Jaminan uang muka, min. 100% besarnya uang muka yang diberikan; - Jaminan pelaksanaan 5%. Untuk penawaran terlalu rendah, dinaikan menjadi 5% x 80% x HPS; - Jaminan pemeliharaan (5%); - Bentuk dan masa berlaku jaminan vii. Asuransi - Asuransi barang dan peralatan yang mempunyai resiko tinggi kerusakan, - Pelaksanaan pekerjaan, termasuk kegagalan bangunan - Pekerja atas segala resiko - Pihak ketiga sebagai akibat kecelakan. vii. Pembayaran. Cara pembayaran disesuaikan dgn ketentuan dalam dokumen anggaran (termin atau sertifikat bulanan).

CARA PEMBAYARAN
1. Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment) Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia jasa pada suatu bulan tertentu, tetap harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselarasakan dengan prestasi yang harus dicapai sesuai jadual Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya prestasi kerja dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di lapangan. Untuk mengatasinya bisa dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak dihitung sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang atau bisa juga barang-barang setengah jadi

Lanjutan Cara Pembayaran

2. Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage Payment) Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase. Contoh :
No. 1. 2. 3. 4. 5. Nilai Prestasi Pekerjaan 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 100% x nilai kontrak Nilai Pembayaran 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 20% x nilai kontrak 15% x nilai kontrak 95% x nilai kontrak

Seringkali prestasi yang diakui penyedia jasa bukan saja prestasi fisik (pekerjaan selesai) tetapi termasuk pula prestasi bahan mentah dan setengah jadi walaupun barangbarang tersebut sudah berada di lapangan (front end loading)

Masa Pemeliharaan & Cara Pembayaran untuk Pekerjaan Pemborongan


a. Masa Pemeliharaan (Psl. 36) Min. 6 bulan untuk pekerjaan permanen (jika umur rencananya > 1 tahun) Min. 3 bulan utk pekerjaan semi permanen (umur rencananya < 1 tahun) a. Cara pembayaran (Bab II Butir D.2.f) dapat dilakukan : Dibayar 95%, sedangkan Retensi 5% (ditahan selama masa pemeliharaan) Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan pemeliharaan sebesar 5%

Di dunia internasional, Masa Pemeliharaan (Maintenance Period) sekarang diganti dengan istilah Masa Tanggung Jawab atas Cacat (Defect Liability Period) merupakan bentuk tanggung jawab penyedia jasa atas pekerjaan-pekerjaan yang cacat dan kurang sempurna dalam suatu periode tertentu setelah pekerjaan selesai (serah terima pertama pekerjaan)

Setelah Masa Tanggung Jawab atas Cacat, hasil pekerjaan diserahkan kepada pengguna jasa dengan kerusakan dan keausan wajar diterima

Lanjutan 5. Penyusunan

viii.

Harga Harga kontrak harus jelas, pasti, dan dirinci dari sumber pembiayaannya. Amandemen kontrak. - perubahan lingkup pekerjaan - perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan - perubahan harga kontrak - persetujuan kedua belah pihak

ix.

Lanjutan 5. Penyusunan

x.

Hak dan kewajiban para pihak. - hak dan kewajiban pihak pengguna: mengawasi, meminta laporan, membayar, dan memberikan fasilitas - hak dan kewajiban pihak penyedia: menerima pembayaran, berhak meminta fasilitas, melaporkan, melaksanakan pekerjaan, memberikan keterangan, dan menyerahkan hasil pekerjaan xi. Jadwal pelaksanaan pekerjaan. - kapan kontrak mulai berlaku - kapan pekerjaan mulai dilaksanakan - kapan penyerahan hasil pekerjaan xii. Pengawasan. Kewenangan pengguna untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sedang dan sudah dilaksanakan

Lanjutan 5. Penyusunan

xiii. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan/pembayaran. Sanksi keterlambatan, kecuali akibat keadaan kahar Keterlamabatan pekerjaan sanksi berupa denda 1 o/ooo per hari (Pasal 37 ayat (1) Keterlambatan pembayaran sebesar suku bunga (Bank Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar (Lamp. I Bab II Butir D.1.h) xiv. Keadaan kahar. Keadaan diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban tidak dapat dipenuhi. Akibat kerugian dan tindakan untuk mengatasi keadaan kahar merupakan kesepakatan para pihak. xv. Itikad baik. Asas saling percaya xvi. Penyelesaian perselisihan. Musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrasi, dan pengadilan

PENJELASAN PASAL 38 AYAT (1): Penjelasan Arbitrase sudah benar, namun kurang tegas memberikan ketentuan bahwa keputusan Arbiter pada dasarnya mengikat kedua belah pihak dan bersifat final. Penjelasan Mediasi mestinya untuk memberikan penjelasan pada pengertian Konsiliasi atau Adjudikasi, dengan tambahan pemahaman bahwa keputusan konsiliator/adjudikator pada dasarnya mengikat, sepanjang kedua belah pihak menerima, namun bila ada yang tidak menerima, maka keputusan konsiliator/adjudikator dan penyelesaian selanjutnya pada umumnya naik ke arbitrase Penjelasan mengenai Mediasi tidak ada. Mediasi adalah penyelesaian dengan menggunakan mediator guna memberi nasihat kepada kedua belah pihak. Mediator tidak mengambil keputusan, sifatnya hanya memberi saran, tidak mengambil keputusan

Lanjutan 5. Penyusunan

xvii. Bahasa dan hukum. Bahasa Indonesia dan hukum yang berlaku di Indonesia xviii.Perpajakan. Disesuikan dengan peraturan yang berlaku, biasanya menjadi kewajiban penyedia xviii.Korespodensi. Korespondensi dapat berbentuk surat, telex, kawat (fax)

Lanjutan 5. Penyusunan

b) Ketentuan khusus : (1) Ketentuan khusus pengadaan barang : Standar Pengepakan. Pengiriman. Transportasi. Pemeriksaan dan pengujian. Layanan tambahan. (2) Ketentuan khusus pengadaan konsultansi Kewenangan anggota konsultan. Kewajiban penyedia jasa. Personil konsultan dan sub konsultan.

Lanjutan 5. Penyusunan

(3) Ketentuan khusus pemborongan :

pengadaan

jasa

Personil. Penilaian pekerjaan sementara oleh pengguna barang/jasa. Penemuan-penemuan. Kompensasi. Penangguhan. Hari kerja. Pengambilalihan. Pedoman pengoperasian dan perawatan. Penyesuaian biaya

Sub Penyedia Jasa (Sub Kontraktor)


(a) Penyedia jasa pemborongan dengan nilai kontrak > Rp.25 miliar wajib bekerjasa sama dengan sub penyedia jasa (subkontraktor) golongan usaha kecil/lkoperasi kecil, dengan ketentuan : o Bukan pekerjaan utama (major item) o Tetap mengacu pada kontrak awal o Dengan persetujuan pengguna jasa o Tetap bertanggung jawab terhadap kualitas dan hasil seluruh pekerjaan (termasuk yang disubkontrakkan) o Persyaratan bagi subkontraktor sama dengan kontraktor utama (memiliki ijin usaha, Sertifikat Badan Usaha (klasifikasi dan kualifikasi), kepemilikan sertifikat keahliaan bagi tenaga ahli dan ketrampilan bagi tenaga teknis) (b) Permintaan pembayaran yang diajukan oleh kontraktor utama harus melampirkan bukti penyelesaian pembayaran kepada sub kontraktor sesuai dengan perkembangan kemajuan pekerjaannya (Lamp. I Bab II Butir D.1.f.5)) (c) Pelanggaran ketentuan tersebut di atas dapat dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 35 ayat (2) Keppres No 80 Tahun 2003 mengenai ketentuan penghentian dan pemutusan kontrak

Lanjutan 5. Penyusunan

3) Syarat Khusus Kontrak : a. Ketentuan Umum : Definisi. Asal barang/jasa Jaminan. Asuransi. Pembayaran. Harga. Hak dan kewajiban para pihak. Penyelesaian perselisihan.

b. Ketentuan Khusus : Pengadaan barang : menjelaskan layanan tambahan. Pengadaan jasa konsultasi Pengadaan jasa pemborongan

Lanjutan 5. Penyusunan

4) Lampiran-Lampiran : a) Pengadaan pemborongan : Spesifikasi umum Spesifikasi khusus. Data penawaran. Gambar-gambar. Adendum-adendum proses penawaran. Dokumen lainnya. Syarat umum kontrak. Syarat khusus kontrak. KAK. Hasil negosiasi. Gambar-gambar Adendum-adendum proses penawaran. Dokumen lainnya.

b) Pengadaan jasa konsultansi :

5. PENANDATANGANAN KONTRAK
A. A. B. B. PENANDATANGAN KONTRAK PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH PENANDATANGAN KONTRAK PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH PENUNJUKAN PENUNJUKAN JAMINAN PELAKSANAAN SUDAH DISAMPAIKAN KEPADA PENGGUNA JAMINAN PELAKSANAAN SUDAH DISAMPAIKAN KEPADA PENGGUNA SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK, DENGAN KETENTUAN : SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK, DENGAN KETENTUAN : 1) NILAI 1) NILAI : 5% UNTUK KONTRAK DGN PENAWARAN > 80 % HPS : 5% UNTUK KONTRAK DGN PENAWARAN > 80 % HPS : MINIMAL 5% x 80% x HPS UNTUK KONTRAK DENGAN : MINIMAL 5% x 80% x HPS UNTUK KONTRAK DENGAN PENAWARAN < 80 HPS PENAWARAN < 80 HPS : NILAI KONTRAK < 50 JUTA RUPIAH TANPA JAMINAN : NILAI KONTRAK < 50 JUTA RUPIAH TANPA JAMINAN : PEKERJAAN KONSULTANSI, TANPA JAMINAN : PEKERJAAN KONSULTANSI, TANPA JAMINAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN SEKURANG-KURANGNYA SEJAK TANDA SEKURANG-KURANGNYA SEJAK TANDA TANGAN KONTRAK SAMPAI DENGAN 14 HARI TANGAN KONTRAK SAMPAI DENGAN 14 HARI SETELAH FINAL HAND OVER (FHO) SETELAH FINAL HAND OVER (FHO)

3) MASA LAKU : 3) MASA LAKU :

C. C.

BILA PENYEDIA JASA MENGUNDURKAN DIRI : BILA PENYEDIA JASA MENGUNDURKAN DIRI : 1) 1) 2) 2) ALASAN DAPAT DITERIMA ALASAN DAPAT DITERIMA - TIDAK DI BLACK LIST - TIDAK DI BLACK LIST ALASAN TIDAK DAPAT DITERIMA ALASAN TIDAK DAPAT DITERIMA - JAMINAN PENAWARAN DISITA - JAMINAN PENAWARAN DISITA - DI BLACK LIST - DI BLACK LIST

Lanjutan 5. Penandatangan

D. D. E. E. F. F.

MEMERIKSA KONSEP KONTRAK (SUBTANSI, REDAKSI, ANGKA DAN MEMERIKSA KONSEP KONTRAK (SUBTANSI, REDAKSI, ANGKA DAN HURUF, DAN MEMBUBUHKAN PARAF LEMBAR DEMI LEMBAR) HURUF, DAN MEMBUBUHKAN PARAF LEMBAR DEMI LEMBAR) TIDAK BOLEH MENGUBAH DOKUMEN PENGADAAN SECARA TIDAK BOLEH MENGUBAH DOKUMEN PENGADAAN SECARA SEPIHAK SEBELUM TANDA TANGAN KONTRAK SEPIHAK SEBELUM TANDA TANGAN KONTRAK MENETAPKAN URUTAN HIRARKI DALAM PERJANJIAN KONTRAK MENETAPKAN URUTAN HIRARKI DALAM PERJANJIAN KONTRAK 1) SURAT PERJANJIAN/KONTRAK 1) SURAT PERJANJIAN/KONTRAK 2) SURAT PENAWARAN & BOQ 2) SURAT PENAWARAN & BOQ 3) AMANDEMEN DOKUMEN LELANG 3) AMANDEMEN DOKUMEN LELANG 4) KETENTUAN KHUSUS KONTRAK 4) KETENTUAN KHUSUS KONTRAK 5) KETENTUAN UMUM KONTRAK 5) KETENTUAN UMUM KONTRAK 6) SPESIFIKASI KHUSUS 6) SPESIFIKASI KHUSUS 7) SPESIFIKASI UMUM 7) SPESIFIKASI UMUM 8) GAMBAR-GAMBAR 8) GAMBAR-GAMBAR 9) DOKUMEN LAINNYA (JAMINAN-JAMINAN, SURAT PENUNJUKAN 9) DOKUMEN LAINNYA (JAMINAN-JAMINAN, SURAT PENUNJUKAN BERDASARKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN) BERDASARKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN) BILA TERJADI PERTENTANGAN YANG BERLAKU BERDASARKAN BILA TERJADI PERTENTANGAN YANG BERLAKU BERDASARKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN

Lanjutan 5. Penandatangan

G.

RAPAT PERSIAPAN KONTRAK 1) DILAKUKAN SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK 2) MENGKONFIRMASIKAN JAMINAN PELAKSANAAN, ASURANSI, ESKALASI, HS TIMPANG,

H.

JUMLAH RANGKAP KONTRAK 1) SEKURANG-KURANGNYA 2 (DUA) ASLI BERMATERAI 2) JUMLAH LAINNYA SESUAI KEBUTUHAN

I.

AHLI HUKUM KONTRAK 1) NILAI > 50 MILYAR RUPIAH DAN PEKERJAAN BERSIFAT KOMPLEKS, DITANDATANGANI SETELAH MEMPEROLEH PENDAPAT AHLI HUKUM KONTRAK 2) DALAM HAL KESULITAN MEMPEROLEH AHLI HUKUM KONTRAK, DAPAT DIGANTI OLEH PEJABAT YANG MENANGANI BIDANG HUKUM DAN BIDANG PENGADAAN

HAK DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PELAKSANAAN KONTRAK

1.

2. 3.

4.

5.

PASAL 32 SETELAH PENANDATANGANAN KONTRAK, PENGGUNA & PENYEDIA B/J SEGERA MELAKUKAN PEMERIKSAAN LAPANGAN DAN MEMBUAT BA KEADAAN LAPANGAN/SERAH TERIMA LAPANGAN. PENYEDIA B/J BERHAK MENERIMA UANG MUKA. PENYEDIA B/J DILARANG MENGALIHKAN TANGGUNG JAWAB SELURUH PEK. UTAMA/MENSUBKONTRAKKAN KEPADA PIHAK LAIN. PENYEDIA B/J DILARANG MENGALIHKAN TANGGUNG JAWAB SEBAGIAN PEK. UTAMA, KECUALI DISUBKONTRAKKAN KEPADA PENYEDIA B/J SPESIALIS. PELANGGARAN LARANGAN AYAT (3), DIKENAKAN SANKSI DENDA SESUAI KETENTUAN KONTRAK.

PEMBAYARAN UANG MUKA DAN PRESTASI PEKERJAAN PASAL 33 1. UANG MUKA DAPAT DIBERIKAN: a. UNTUK USAHA KECIL MAX. 30% NILAI KONTRAK; b. UNTUK USAHA NON KECIL MAX. 20% NILAI KONTRAK. PEMBAYARAN: > ATAS DASAR PRESTASI PEKERJAAN > SISTEM SERTIFIKAT BULANAN/TERMIJN, > MEMPERHITUNGKAN ANGSURAN UANG MUKA DAN PAJAK.

2.

6. PELAKSANAAN KONTRAK
A. A. PALING LAMBAT 14 HARI SEJAK TANDA TANGAN PALING LAMBAT HARI KONTRAK HARUS DITERBITKAN SURAT PERINTAH MULAI KONTRAK HARUS DITERBITKAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) KERJA (SPMK) MOBILISASI PALING LAMBAT DILAKUKAN DALAM WAKTU MOBILISASI PALING LAMBAT DILAKUKAN DALAM WAKTU 30 HARI 30 HARI LINGKUP KEGIATAN MOBILISASI : LINGKUP KEGIATAN MOBILISASI : 1) JASA PEMBORONGAN : 1) JASA PEMBORONGAN : - MENDATANGKAN PERALATAN - MENDATANGKAN PERALATAN - MEMPERSIAPKAN FAILITAS KERJA - MEMPERSIAPKAN FAILITAS KERJA - MENDATANGKAN PERSONIL - MENDATANGKAN PERSONIL 2) PEKERJAAN KONSULTANSI 2) PEKERJAAN KONSULTANSI - MENDATANGKAN TENAGA AHLI - MENDATANGKAN TENAGA AHLI - MENYIAPKAN PERALATAN PENDUKUNG - MENYIAPKAN PERALATAN PENDUKUNG 3) PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA TIDAK 3) PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA TIDAK DIPERLUKAN MOBILISASI DIPERLUKAN MOBILISASI

B. B.

LANJUTAN 6. PELAKSANAAN KONTRAK

C. C. D. D.

PEMERIKSAAN BERSAMA, DAPAT DIBENTUK PANITIA PEMERIKSAAN BERSAMA, DAPAT DIBENTUK PANITIA PENELITI PELAKSANA KONTRAK PENELITI PELAKSANA PEMBAYARAN UANG MUKA PEMBAYARAN UANG MUKA 1) Adanya permohonan dari penyedia barang/jasa 1) Adanya permohonan penyedia 2) Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) 2) Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP) 3) Penyedia menyediakan jaminan uang muka minimal sama 3) Penyedia menyediakan jaminan uang muka minimal sama dengan uang muka yang diterima dengan uang muka yang diterima 4) Pengembalian uang muka dilakukan secara berangsur4) Pengembalian uang muka dilakukan secara berangsurangsur dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan angsur dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100% mencapai 100% PEMBAYARAN PRESTASI PEMBAYARAN PRESTASI

E. E.

Lanjutan 6. Pelaksanaan

F. F.

PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN - MENAMBAH/MENGURANGI VOLUME - MENAMBAH/MENGURANGI - MENAMBAH/MENGURANGI JENIS PEKERJAAN - MENAMBAH/MENGURANGI PEKERJAAN - MENGUBAH SPESIFIKASI TEKNIS SESUAI KEBUTUHAN - MENGUBAH SPESIFIKASI TEKNIS SESUAI KEBUTUHAN LAPANGAN LAPANGAN - MELAKSANAKAN PEKERJAAN TAMBAH YANG BELUM T - MELAKSANAKAN PEKERJAAN TAMBAH YANG BELUM T ERCANTUM DALAM KONTRAK AWAL ERCANTUM DALAM KONTRAK AWAL - PEKERJAAN TAMBAH TIDAK BOLEH LEBIH DARI 10% - PEKERJAAN TAMBAH TIDAK BOLEH LEBIH DARI 10% HARGA KONTRAK AWAL HARGA KONTRAK AWAL PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN

G. G.

Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan PENGGUNA BARANG/JASA dengan pertimbangan : Adanya pekerjaan tambah Perubahan disain Keterlambatan yang disebabkan pihak pengguna barang/jasa Keadaan diluar kendali penyedia barang/jasa Keadaan kahar (force majeur)

Lanjutan 6. Pelaksanaan
H. H. DENDA DAN GANTI RUGI DENDA DAN GANTI RUGI

Denda keterlambatan karena kelalaian penyedia barang/jasa sekurang-kurangnya 1 o/oo (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan besarnya denda tidak dibatasi dan pengguna berhak untuk memutuskan kontrak apabila denda keterlambatan sudah melampaui nilai jaminan pelaksanaan [Psl 35 (4) dan Psl
37(1)]

Dapat diberikan kompensasi atas keterlambatan pembayaran karena kelalaian pengguna barang/jasa dikenakan denda sebesar suku bunga (Bank Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar (Lamp. I Bab II
Butir D.1.h)

I.

PENYESUAIAN HARGA (Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tentang Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan Pemerintah Tahun Anggaran 2005 dan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 11/SE/M/2005 tentang Pedoman Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak

Lanjutan 6. Pelaksanaan

J. J.

KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR) : KERUSAHAN, KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR) : KERUSAHAN, BENCANA ALAM, PEPERANGAN, PEMOGOKAN, BENCANA ALAM, PEPERANGAN, PEMOGOKAN, KEBAKARAN, KEBIJAKAN PEMERINTAH KEBAKARAN, KEBIJAKAN PEMERINTAH PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK 1) Pekerjaan selesai 1) Pekerjaan selesai 2) Keadaan kahar, penyedia barang/jasa wajib dibayar 2) Keadaan kahar, penyedia barang/jasa wajib dibayar sesuai dengan prestasi pekerjaan sesuai dengan prestasi pekerjaan 3) Penyedia barang/jasa cidera janji. Sanksi ditentukan 3) Penyedia cidera Sanksi ditentukan dalam kontrak. dalam kontrak. 4) Terbukti adanya KKN dalam proses pemilihan penyedia 4) Terbukti adanya KKN dalam pemilihan penyedia maupun dalam pelaksanaan pekerjaan, maka : maupun dalam pelaksanaan pekerjaan, maka : Bagi penyedia barang/jasa : jaminan pelaksanaan Bagi penyedia barang/jasa : jaminan pelaksanaan dicairkan, sisa uang muka harus dilunasi, dan dicairkan, sisa uang muka harus dilunasi, dan dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun tahun Bagi pengguna/panitia/pejabat Bagi pengguna/panitia/pejabat pengadaan,dikenakan sanksi sesuai PP N0. pengadaan,dikenakan sesuai PP N0. 30/1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri 30/1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri

K. K.

SELESAI dan terima kasih

You might also like