You are on page 1of 8

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 23 /PB/2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BERGERAK (MOBILE CLINIC) DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN DI TANAH PAPUA (P2KTP)/SAVE PAPUA TAHUN ANGGARAN 2009

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyaluran Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP)/Save Papua Tahun Anggaran 2009 yang dananya bersumber pada DIPA Direktorat Bina Kesehatan Komunitas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan, diperlukan petunjuk pelaksanaan penyaluran dan pencairan dana dimaksud; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) dalam Rangka Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP)/Save Papua Tahun Anggaran 2009;

b.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 5. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2006;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA BANTUAN SOSIAL PELAYANAN KESEHATAN BERGERAK (MOBILE CLINIC) DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN DI TANAH PAPUA (P2KTP)/SAVE PAPUA TAHUN ANGGARAN 2009. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1. Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) dalam Rangka Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP)/Save Papua, yang selanjutnya disebut Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua adalah dana yang dialokasikan dalam DIPA Direktorat Bina Kesehatan Komunitas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan. 2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. 3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. 4. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 5. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan kepadanya. 6. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara. 7. Pejabat Penanda Tangan SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran, dan menerbitkan Surat Perintah Membayar.

-2-

8. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan uang dalam rangka pelaksanaan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Kementerian Negara/Lembaga dan/atau Satuan Kerja (Satker) selaku PA/Kuasa PA. 9. Pemegang Uang Muka, yang selanjutnya disebut PUM adalah pejabat pembantu bendahara pengeluaran. 10. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang berisi permintaan kepada Pejabat Penanda Tangan SPM untuk menerbitkan surat perintah membayar sejumlah uang atas beban bagian anggaran yang dikuasainya untuk untung pihak yang ditunjuk dan sesuai syaratsyarat yang ditentukan dalam dokumen perikatan yang menjadi dasar penerbitan SPP berkenaan. 11. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disingkat SPM adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM untuk dan atas nama PA kepada Bendahara Umum Negara atau kuasanya berdasarkan SPP untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak dan atas beban anggaran yang ditunjuk dalam SPP berkenaan. 12. Uang Persediaan, yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dengan jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 13. Tambahan Uang Persediaan, yang selanjutnya disingkat TUP adalah uang yang diberikan kepada Satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu uang persediaan yang ditetapkan. 14. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan, yang selanjutnya disebut SPM-GUP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PA /Kuasa PA dengan membebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikan uang persediaan yang telah dipakai. 15. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Negara kepada Bank Operasional/Kantor Pos dan Giro berdasarkan SPM untuk memindahbukukan sejumlah uang dari Kas Negara ke rekening pihak yang ditunjuk dalam SP2D berkenaan. 16. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja, yang selanjutnya disebut SPTB adalah pernyataan tanggung jawab yang dibuat oleh PA/Kuasa PA atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu. 17. Rekening Nostro adalah tempat penyimpanan uang pada Bank mitra kerja yang ditentukan oleh Kuasa PA untuk menampung Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) dalam rangka Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP)/Save Papua. 18. Bank mitra kerja adalah Bank yang ditunjuk sebagai tempat dibukanya rekening Nostro yang menampung Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) dalam rangka P2KTP/Save Papua yang akan ditransfer ke Rekening Bank Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.

-3-

BAB II ALOKASI DANA Pasal 2 (1) Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua dialokasikan oleh Departemen Kesehatan dalam DIPA Nomor 0677.1/024-03.1/-/2009 Direktorat Bina Kesehatan Komunitas Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Tahun Anggaran 2009. (2) Jumlah dana yang tercantum dalam DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pagu maksimal yang tidak dapat dilampaui. BAB III PENYALURAN DANA Pasal 3 (1) Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua disalurkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota selaku PUM melalui Bank mitra kerja yang ditunjuk oleh Satker Direktorat Bina Kesehatan Komunitas berdasarkan suatu perjanjian kerja sama antara Kuasa PA dengan bank mitra kerja. (2) Penggunaan Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua Dinas Kesehatan Provinsi dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan P2KTP/Save Papua Tingkat Provinsi. (3) Penggunaan Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Tim Pengelola Kegiatan P2KTP/Save Papua Tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka pelayanan kesehatan bergerak (Mobile Clinic). (4) Penetapan Tim Pengelola Kegiatan P2KTP/Save Papua Tingkat Provinsi dan Tim Pengelola Kegiatan P2KTP/Save Papua Tingkat Kabupaten/Kota dalam rangka pelayanan kesehatan bergerak (Mobile Clinic) dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penyaluran Dana P2KTP/Save Papua diatur dalam Petunjuk Teknis Pemanfaatan dan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Sosial Pelayanan Kesehatan Bergerak (Mobile Clinic) dalam Rangka Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Tanah Papua (P2KTP)/Save Papua Tahun Anggaran 2009. BAB IV UANG PERSEDIAAN DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN Pasal 4 (1) Penyaluran Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua dilaksanakan melalui mekanisme UP. (2) Untuk membantu pengelolaan UP pada kantor/satker Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, Kuasa PA dapat menunjuk PUM. (3) Dalam pelaksanaan tugasnya PUM bertanggung jawab kepada Bendahara Pengeluaran. -4-

(4) Dalam pengajuan SPM-UP, Bendahara Pengeluaran wajib melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masingmasing PUM. (5) Bendahara Pengeluaran dapat membagi UP kepada beberapa PUM, apabila diantara PUM telah merealisasikan penggunaan UP-nya sekurang-kurangnya 75%, Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk dapat mengajukan SPM-GUP bagi PUM berkenaan tanpa menunggu realisasi PUM lain yang belum mencapai 75%. (6) Sisa UP yang masih ada pada Bendahara Pengeluaran dan PUM pada akhir tahun anggaran harus disetor ke rekening Kas Negara paling lambat tanggal 31 Desember tahun berkenaan. Pasal 5 (1) Apabila UP tidak mencukupi, Pejabat Pembuat Komitmen dapat mengajukan TUP. (2) TUP digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak/tidak dapat ditunda. (3) TUP dapat digunakan maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan. BAB V TATA CARA PENGAJUAN SPP DAN PENERBITAN SPM Pasal 6 (1) Guna pembayaran Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua berdasarkan alokasi dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pejabat Pembuat Komitmen mengajukan SPP kepada Pejabat Penanda Tangan SPM. (2) Pembayaran Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan maksimal dalam 4 (empat) tahap. (3) Mekanisme pembayaran Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua dapat dilakukan melalui: a. UP Pembayaran Tahap I maksimal sebesar 25% dari jumlah alokasi dana Kabupaten/Kota yang ditetapkan Menteri Kesehatan, khusus untuk P2KTP/Save Papua Tingkat Provinsi disesuaikan dengan kebutuhan. Pengajuan UP dengan melampirkan: 1) Rincian rencana penggunaan dana dari Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan alokasi dana Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditetapkan Menteri Kesehatan; 2) Surat Keputusan penunjukan PUM pada Dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota. b. GUP Pembayaran Tahap II dan Tahap selanjutnya dapat diajukan setelah dana UP dipertanggungjawabkan sebesar 75 % dari dana UP yang diterima dan mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengajuan GUP dengan melampirkan: 1) SPTB; -5-

2) SSP; 3) Bukti-bukti asli pengeluaran setelah diverifikasi pejabat penguji dan disetujui oleh penanggung jawab selanjutnya disimpan di Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat fungsional. c. TUP dengan melampirkan: 1) Rincian rencana penggunaan dana dari Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk; 2) Surat pernyataan dari Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk, bahwa: i) Dana TUP akan digunakan untuk keperluan mendesak; ii) Apabila terdapat sisa dana TUP harus disetor ke Rekening Kas Negara; iii) Dipertanggungjawabkan maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan. 3) Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir. Pasal 7 (1) Pejabat Penanda Tangan SPM melakukan pengujian SPP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, yang meliputi sekurang-kurangnya: a. Dokumen pendukung SPP sesuai peraturan perundang-undangan; b. Ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran; c. Kesesuaian rencana kerja dan/atau kelayakan hasil kerja yang dicapai dengan indikator keluaran; d. Kebenaran hak tagih yang terkait dengan: 1) Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua (nama, alamat, nomor rekening, dan nama bank); 2) Nilai dana yang harus dibayar; 3) Jadwal waktu pembayaran. e. Pencapaian tujuan dan/atau sasaran kegiatan sesuai dengan indikator keluaran yang tercantum dalam DIPA berkenaan. (2) Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Penanda Tangan SPM menerbitkan SPM. BAB VI PENCAIRAN DANA Pasal 8 (1) Pejabat Penanda Tangan SPM mengajukan SPM kepada KPPN Jakarta V dengan ketentuan sebagai berikut: a. Untuk Pembayaran UP: 1) Rincian rencana penggunaan dana dari Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan alokasi dana Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditetapkan Menteri Kesehatan; 2) Surat Keputusan penunjukan PUM pada Dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota. -6-

b. Untuk pembayaran TUP melampirkan: 1) Rincian rencana penggunaan dana dari Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk dengan melampirkan daftar rincian yang menyatakan jumlah uang yang dikelola oleh masing-masing PUM; 2) Surat pernyataan dari Kuasa PA atau pejabat yang ditunjuk, bahwa: i) Dana TUP akan digunakan untuk keperluan mendesak; ii) Apabila terdapat sisa dana TUP harus disetor ke Rekening Kas Negara; iii) Dipertanggungjawabkan maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan. 3) Rekening koran yang menunjukkan saldo terakhir. c. Untuk pembayaran GUP melampirkan: 1) SPTB; 2) SSP; (2) Atas dasar SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPPN Jakarta V melakukan pengujian atas SPM dimaksud dan melaksanakan pencairan dana dengan menerbitkan SP2D serta mentransfer dana ke rekening Bendahara Pengeluaran untuk dipindahbukukan ke Rekening Nostro di Bank mitra kerja. (3) Bank mitra kerja segera melakukan pemindahbukuan dana dari rekening Nostro ke rekening masing-masing PUM pada Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota. BAB VII SISA DANA Pasal 9 (1) Dana yang tidak dicairkan pada KPPN Jakarta V sampai dengan akhir tahun anggaran dinyatakan hangus. (2) Apabila pada akhir tahun anggaran terdapat sisa dana pada Bendahara Pengeluaran dan PUM yang tidak digunakan maka sisa dana tersebut wajib disetorkan kembali ke rekening Kas Negara sebagai pengembalian UP. (3) Bukti setoran sisa dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada KPPN Jakarta V. BAB VIII PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN Pasal 10 Atas penyampaian dan penyaluran Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua, Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota wajib menyampaikan Laporan Realisasi Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial P2KTP/Save Papua paling lambat tanggal 10 setiap bulan kepada Kuasa PA satker Direktorat Bina Kesehatan Komunitas Departemen Kesehatan.

-7-

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 5 Juni 2009 DIREKTUR JENDERAL,

HERRY PURNOMO NIP 060046544

-8-

You might also like