You are on page 1of 14

-SAMPLE TULISAN-

Bromo Benar-benar Sempurna


Oleh: Abdul Wahid Waktu masih menunjukkan pukul 20.00 WIB, tapi kami diharuskan berkumpul tepat di depan Sekretariat Bersama (Sekber) Gedung Kuliah Bersama FISIP UB. Padahal rencana touring baru akan dilakukan tepat tengah malam. Betapa membosankannya menunggu, pikirku. Jumat, minggu pertama di Juli lalu memang menjadi waktu spesial. Perspektif secara khusus meluangkan satu waktu untuk melakukan perjalanan wisata ke Gunung Bromo. Tidak hanya para awak media Perspektif, sejumlah alumni dari angkatan pertama juga turut dilibatkan guna menjalin tali persaudaraan dari generasi ke generasi. Ini merupakan perjalanan yang kesekian kali ke tempat wisata di seputaran Malang. Cukup beralasan memang, jika perjalanan wisata menjadi agenda rutin untuk menjalin kekeluargaan kembali. Sangat spesial bahkan, lantaran perjalanan ini cukup mengobati kebosanan dengan sekelumit penelitian, tugas kuliah, UAS, maupun kegiatan peliputan Perspektif. Setelah menunggu beberapa saat, beberapa anggota Perspektif dan alumni telah berkumpul. Tapi sayang, dari 30an peserta yang direncanakan, hanya 14 orang yang menjawab undangan. Setelah berkoordinasi di Sekber sampai pukul 21.00 WIB, kami berangkat dengan mengambil rute melewati pasuruan-probolinggo. Sebelum benar-benar menempuh perjalanan empat jam itu, kami menyempatkan mengisi perut kami yang dari tadi merasakan lapar yang amat sangat. Maklum saja, udara malam yang cukup menusuk membuat rasa lapar perut kami semakin manjadi. Tepat pukul 00.00 WIB, tekad kami semakin membesar. Kami memulai perjalanan setelah satu jam menghabiskan secangkir kopi di Singosari, salah satu tempat di ujung utara daerah Malang. Rute yang kami ambil melewati PasuruanProbolinggo sesuai rencana awal. Meskipun sarung tangan tebal dan hoody berlapis baju yang tak kalah tebal telah melekat erat, tetap saja udara malam masih liar berusaha menjamah setiap permukaan kulit kami. Bahkan dinginnya sang malam waktu itu semakin menjadi ketika kami memacu kuda besi kami.

Namun demikian, tekad melihat kecantikan bromo seperti cerita di legenda itu dapatmengusir segala teror dingin sang malam. Kami telah terbayang betapa menakjubkannya Bromo jika dilihat secara langsung. Pasti mengesankan. Perjalanan yang ke daerah Pananjakan Bromo memang terbilang tidak mudah. Apalagi setelah Bromo terus mengeluarkan semburan debu pasir dari kawahnya sejak beberapa bulan lalu. Hempasan debu pasir tersebut menutup areal jalan berliku. Belum lagi, penerangan yang hanya mengandalkan lampu sepeda motor membuat kami harus ekstra hati-hati. Tak jarang, kami harus saling menunggu satu sama lain lantaran salah satu motor kami beberapa kali terselip tebalnya pasir di sepanjang jalan malam itu. Sekitar pukul 02.30 WIB, kami telah menapakkan kaki di pos pertama pendakian ke Pananjakan. Mengingat gerbang pos yang baru dibuka tepat pukul 03.00 WIB, kami harus menunggu untuk melanjutkan perjalanan ke viewing spot di Pananjakan. Tak mau membuang waktu percuma, hampir 30 menit kami habiskan dengan mengabadikan kedatangan kita. Aura semangat nampak binar terpancar dari setiap sudut mata ketika gerbang pos pintu pertama telah dibuka. Kami harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 6000,00 sebagai tiket masuk. Dingin yang benar-benar menusuk seketika terabaikan. Rayuan pagi buta yang sempat membuat bibir kami serasa pecah tak lagi dihiraukan, seperti seorang pelacur tua yang tak laku dan ditinggal pelanggan setianya. Dari pos pertama tersebut, kami masih harus menempuh perjalanan yang tak kalah berliku dan berpasir selama 30 menit. Dalam perjalanan menuju pananjakan dari pos pertama ini, para wisatawan lain banyak kami jumpai. Hampir seluruh wisatawan memiliki tujuan yang sama, Pananjakan. Bromo sendiri memiliki beberapa viewing point pemandangan Gunung Bromo. Dua lokasi yang paling sering digunakan adalah Pananjakan dan Mitigen. Pananjakan merupakan titik yang menjadi favorit para wisatawan. Dari sini, mata kita dimanjakan dengan sunrise, kaldera (lautan pasir), dan tiga jajaran gunung yang begitu cantik (G. Bromo, G. Batok, dan G. Mahameru). Sedangkan di titik yang melewati Mitigen, mata kita akan terpuaskan dengan hamparan kaldera Bromo. Kita tidak bisa melihat sunrise dari titik ini. Hal ini karena titik ini terletak di balik bukit yang memiliki posisi lebih rendah. Akan tetapi, melalui titik ini, kita memiliki akses jalan yang lebih mudah dibandingkan dengan Pananjakan. Sesaat setelah sampai di Pananjakan, kami langsung menuju viewing point.

Untuk mencapai tempat tersebut, kami harus menaklukkan rentetan anak tangga. Cukup berat mengingat kadar oksigen di atas ketinggian 2000 mdpl itu cukup tipis. Apalagi, kami belum sempat istirahat sama sekali setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam dari Malang. Sekitar pukul 04.00 WIB, kami telah tepat berada di area yang minim penerangan itu. Beberapa fasilitas bangku panjang telah terisi wisatawan yang telah datang mendahului kami. Tak hanya itu, beberapa wisatawan juga sampai rela bermalam di Pananjakan demi mendapatkan tempat yang benar-benar strategis untuk melihat sunrise. Tak jauh beda dengan di gerbang masuk pertama tadi, Pananjakan menyajikan selimut udara yang semakin menusuk rangkap tebal jaket kami. Meskipun dinginnya pagi menari-nari sepanjang sudut Pananjakan itu, mata kami tak mau tertunduk menyerah. Bahkan kami semakin semangat berandai-andai akan sambutan sang mentari. Tak hanya itu, kemerlip lampu di dataran jauh di Kab. Probolinggo cukup membuat kami kembali mengacuhkan rayuan dingin sang pagi. Setelah bersabar di dataran beku itu, penantian kami lunas terbayar. Sang mentari mulai menampakkan merahnya sekitar pukul 04.30 WIB. Keanggunan raja pagi itu begitu sempurna. Para wisatawan yang dari tadi terduduk di beberapa pojok bangku panjang kini mulai menggerombol memenuhi pagar pembatas. Pagar setinggi hampir dua meter itu merupakan batas antara viewing spot dan jurang secara langsung. Dari situ juga, wisatawan dimanjakan sucinya sang mentari. Seluruh wisatawan seakan tersihir dengan sempurnanya mentari. Subhanallah.. Bibir ini seakan tak bisa mengeluarkan pujian lagi akan keindahannya. Suara shutter kamera saling bersahutan untuk mengabadikan momen tersbut. Dan pada puncaknya, pukul 04,45 WIB matahari telah menampakkan sebagian wajahnya. Makin banyak corong lensa membidik saatsaat dimulainya hari baru. Kami pun tak ketinggalan mengabadikan momen-momen tersebut. Setelah cukup puas dengan sambutan hangat sang mentari, kami berpindah menuju sebelah kanan dari tempat kami mengamati matahari tadi. Lebih menakjubkan. Balutan kabut putih tipis rata menyelimuti kaldera sejauh mata memandang. Letupan debu pasir Bromo semakin menyempurnakan pagi itu. Tak mau kalah, Gunung Mahameru dan Gunung Batok juga telah berias mempercantik alam yang sempurna. Semuanya sempurna.

Dari atas viewing point ini lapisan lembut kabut di kaldera begitu mengesankan. Apalagi Bromo yang terus mengeluarkan letupan lembut coklatnya dari kawah terasa padu dengan putih kabut Kaldera dan biru pekat langit itu. Tak puas hanya menikmati Bromo dari Pananjakan, kami berniat menuju ke bibir Bromo secara langsung. Tak mau berlama-lama, jalan bebatuan terjal langsung kami lewati. Jurang yang curam dan jalanan berdinding bukit yang rawan longsor tak cukup kuat menggertak niat kami menuju Bromo. Setelah melewati jalanan terjal dan berpasir yang penuh tantangan, lautan pasir di Kaldera Bromo kini mulai menyambut. Beberapa kali ban kendaraan kami selip lantaran tebalnya pasir di permukaan jalan. Sampai di kawasan Kaldera Bromo tepat pukul 07.00 WIB. Namun sayang, kami tidak dapat menuju bibir kawah Bromo secara langsung. Maklum saja, pengelola Bromo masih memberikan peringatan bagi para wisatawan untuk tidak terlalu dekat dengan gunung setinggi 2.392 mdpl itu. Akan tetapi, berada di kawasan Kaldera Bromo cukup memberikan kepuasan mata kami untuk menelanjangi setiap jengkal keindahan Bromo. Perjalanan yang sempurna. Berharap Bromo akan terus memancarkan aura keindahannya. Perfecto.

Piyu Padi hangatkan Malang


Malang,- Kehadiran Piyu Padi di Gramedia Basuki Rahmat Sabtu (7/5) siang kemarin benar-benar menghibur ratusan pengunjung yang hadir. Sejumlah lagu kenamaan padi disajikan pada pengunjung secara khusus dalam acara Lounching buku Piyu sendiri yang berjudul Piyu Life, Passion, Dreams, and his legacy. Pada sesi pertama, Piyu mengenalkan secara umum isi buku tersebut. Dalam buku yang telah direncanakan sejak 2009 ini, Piyu menuliskan beberapa hal terkait kehidupannya selama ini. melalui buku ini, akan banyak ditemui cerita-cerita menarik tentang kehidupan Piyu. Diakuinya, Buku sebenarnya adalah pendokumentasian perjalanan hidupnya. Dia memaparkan perjalanannya ketika pertama kali kenal musik sampai dengan bisa bisa mengorbitkan beberapa band. Waktu kecil dulu, saya sebenarnya memegang organ. Karena merasa tertantang, akhirnya saya belajar guitar, kenang pria yang pernah les alat musik Organ Ini. Dalam buku bercover hitam dengan setengah wajah Piyu itu, diceritakan bagaimana Piyu pernah bekerja di Bengkel, jadi cleaning service, dan bagaimana menawarkan demo

lagunya secara penuh perjuangan waktu itu. Pria yang mengorbitkan Night To Remember ini bahkan tak canggung ketika dia menunjukkan salah satu fotonya ketika menjadi crew Dewa19 waktu itu. itu semua kerja keras sebelum menjadi musisi seperti sekarang, ujarnya. Piyu berpendapat, setiap orang harus mau menghargai catatan dan lebih sering mendokumentasikan hal sekecil apapun. Menurutnya, dokumentasi ini akan bisa menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda nantinya. melalui tulisan ini, semua akan menjadi abadi dan bisa memotivasi setiap orang, jelasnya bijak. Setelah mengenalkan isi buku setebal 164 halaman itu secara umum, Piyu kemudian memanaskan seisi ruangan di lantai dua tersebut. Bersama Nico The Soul, band yang diorbitkannya lewat Piyu Padi SearchThe Next Superband, audisi yang khusus sebagai ajang pencarian bibit muda. ini pemenang audisi 2010 lalu, Nico The soul. Ujarnya mengenalkan Nico. Seperti Kekasihku menjadi lagu pertama yang menyapa penonton. lagu ini dulu saya buat ketika ada di perjalanan kereta, waktu itu terispirasi dari bayangan seseorang yang punya arti spesial di hati saya, ujarnya disambut riuh penonton. Nico tak tampak canggung berduet dengan Piyu. Terbukti, kolaborasi akustik keduanya benar-benar membuat penonton memberikan applause. Setelah itu Piyu langsung memanjakan sobat padi (sebutan fans padi) dengan Sobat, lagu legendaris yang mengorbitkan nama Padi. Lagu ini punya kenangan ketika kami pertama kali menginjakkan kaki di Malang, kenangnya. Lewat lagu yang ditulis 16 Februari 1997 ini, sobat padi dibuat semakin menikmati suasana yang telah memanas itu. Setelah membawakan dua lagu, acara yang mulai pukul 13.30 WIB itu kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi tersebut, ada salah satu penonton yang sempat menanyakan tentang ketertarikan Piyu terjun di dunia industri perfilman. Pria asli Surabaya ini lantas menjelaskan, sebenarnya telah banyak tawaran dari dunia akting. Akan tetapi, untuk saat ini dia lebih fokus pada penggarapan buku yang telah release sejak Januari 2011 lalu ini. Setelah selesai pada sesi tanya jawab, penonton dikejutkan dengan penampilan dari Piyu untuk kedua kali. semoga pada siang ini, seluruh yang ada di sini akan selalu mendapatkan sesuatu yang indah, sapanya membuka. Lentingan gitar membuat penonton benar-benar terpukau. Sesuatu yang indah dibawakan hanya dengan instrumen akustik. Banyak penonton memberikan sumbangan suara ketika petikan gitar Piyu sampai pada lirik tertentu. Semua bernyanyi ya.., sambungnya setelah akustik sesuatu yang indah dihadirkan di tengah penonton.

kau membuatku mengerti hidup ini... lirik lagu Harmoni yang dibawakan Piyu langsung diteruskan penonton. Ditemani Nico, penonton dibuat terenyuh dalam setiap liriknya. Lagu ini sekaligus menjadi penutup acara yang di adakan di segenap toko Gramedia di berbagai kota tersebut. Setelah acara selesai, para sobat Padi diberikan kesempatan untuk foto bareng Piyu. Dalam sesi ini juga dibuka kesempatan untuk mendapatkan tanda tangan Piyu secara ekslusif. Penantian panjang penonton yang dari siang memadati ruangan tersebut terbayar. (AW)

Indrumnesia: Jaga Budaya lewat Musik


Malang,- Bagaimana jika tabuhan drum berskill tinggi dikolaborasikan dengan tarian tradisional cantik? Anda pasti kagum sekaligus terheran melihat keduanya disandingkan. Ya, Indrumnesia menjadi sajian baru dalam seni musik Indonesia. IndrumNesia memang terbilang baru dalam musik di Malang. Resmi dikenalkan melalui soft lounching sejak Maret 2011 lalu, IndrumNesia berusaha menampilkan karya pertunjukan seni tetabuhan tradisional modern. Gabungan seni tabuhan modern dan musik tradisional ini melahirkan konsep yang menarik. Ined Cristoper, Drummer Indrumnesia menyebutnya sebagai konsep Art Drumming of Indonesian. Melalui konsep tersebut, Ined menjelaskan, Indrumnesia mau menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat dijaga melalui musik modern. Titik berat dalam konsep ini terletak pada seni tetabuhan yang membawakan budaya Indonesia. Ini sekaligus menjadi karakter drummer yang ada di dalam Indrumnesia. Selain itu, Art Drumming of Indonesian mendorong pada ide kreatif dan inovatif menjadikan kesenian tetabuhan tradisional Indonesia ke arah pengembangan seni pertunjukan tradisional modern. ini akan membuat semua kalangan lebih mencintai kebudayaan Indonesia tanpa ada rasa kesan kuno pada seni tradisional, jelas alumni ilmu komputer Brawijaya ini. Berdirinya IndrumNesia sendiri dikatakan Ined sebagai bentuk protes hati kecilnya terhadap kebudayaan tradisional Indonesia yang semakin jarang dikenal masyarakat. dia mencontohkan, tari reog yang diklaim negara lain disebutnya sebagai kurangnya rasa memiliki terhadap kesenian tersebut. Keinginan dan dorongan para seniman Malang yang sama-sama prihatin akan melemahnya kesenian tradisional membuat IndrumNesia lahir, ujar pemuda kelahiran 37 tahun silam ini. Ined menerangkan, selain bergerak di dalam pertunjukan, IndrumNesia juga memiliki arah ke komunitas. Wadah ini mereka namakan IndrumNesia Community Drumworkstation. Komunitas ini ditujukan untuk musisi, terutama drummer, untuk mencintai kesenian musik tradisional Indonesia. Mereka dituntuk melakukan berani melakukan eksperimen terhadap budaya seni tetabuhan tradisional Indonesia. Ini

kemudian dapat diaplikasikan menjadi sebuah karya kreatif dan inovatif dalam membawakan seni tetabuhan tradisional Indonesia, lanjutnya. IndrumNesia menjadikan rumah di Jl Welirang no 5 Malang sebagai pusat pengembangan musik mereka. Kami selalu terbuka untuk para musisi jika ingin saling berbagi , ujar pengagum EDANE ini. Maret lalu, Ria Jenaka menjadi saksi bagaimana penampilan apik kolaborasi drum dan tari tradisional. Berlanjut di gedung Samantha Krida beberapa minggu lalu, ratusan penonton yang hadir dibuat terpena menyaksikan penampilan Indrumnesia. Rencananya, pada Juni nanti Indrumnesia akan menampilkan full perform dalam acara Grandlounching IndrumNesia. Dalam acara yang dikemas secara Live Concert kolosal tersebut, IndrumNesia akan tampil bersama para seniman Sanggar Seni Gunung Ukir di Krida Budaya, Malang. Ined menyebutkan, soft lounching dan penampilan mereka di Samantha Krida lalu baru sebatas sajian kecil dari perkenalan konsep yang mereka bawakan. Untuk penampilan utuh yang atraktif, Krida budaya akan menjadi tempat Indrumnesia secara utuh, ujarnya menggodanya. (AW)

Sudjiwo Tedjo: Jancuk solusi Korupsi


Malang,- Seniman nyentrik asal Yogjakarta, Sujiwo Tejo sabtu (30/4) malam lalu sukses mengobati rasa rindu para jancukers (sebutan followers Sujiwotejo) yang hadir memadati gedung aula PPI, Malang. Dia memberikan wawasan tentang kebudayaan pada para pengunjung yang banyak didominasi mahasiswa ini. Selain dialog, para jancukers juga diberikan tembang yang dinyanyikan Mbah Tedjo (salah satu panggilan populernya) secara langsung. Mbah Tedjo yang malam itu tampil mengenakan topi bulat ala koboy dengan setelan jas coklat dan bersarung membawakan beberapa tembang diantaranya Titimongso, Walang Kekek, dan beberapa lagu lainnya. Di dalam acara yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB tersebut, Mbah Tejo banyak menyinggung permasalahan bangsa. Politik, agama, masyarakat, mahasiswa, dan tentu saja budaya yang menjadi trending topik malam itu. Acara yang dikemas melalui format sarasehan tersebut banyak diisi dialog secara langsung. Mengawali pembicaraan di acara yang bertema Learning To be Proud of Culture ini, kebudayaan di mata Sujiwotejo adalah lebih kepada bagaimana orang belajar, memahami, dan menganalisa segala sesuatu. Manusia di sini mengalami proses yang ujungnya akan melahirkan daya cipta dan kreasi. Inilah yang disebut sebagai budaya itu sendiri. Dalam acara yang juga menampilan treatikal mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini, salah seorang pengunjung yang hadir menyanyakan arti

Jancuk di mata Sujiwotejo. Seperti yang diketahui, jancuk merupakan salah satu kata yang sering diucapkan Sujiwotejo di dalam status di akun aktif Twitternya. Diakuinya, kata yang dianggap sebagian besar masyarakat jawa sebagai ajian keramat tersebut di matanya dapat dipakai sebagai solusi untuk menghadapi para koruptor. Menurutnya, Di sana terdapat beberapa ekspresi yang dapat diucapkan dengan kata ini. Jancok bisa mewakili sepi, marah, gurauan, dan ekspresi lain yang dapat membuat seseorang menjadi lebih relaks, ujar pemilik nama Don Tejo Corleoncuk di akun Twitter aktifnya. Kata ini dianggapnya sebagai kekuatan khusus yang jauh dari unsur kemunafikan. Dengan mengucapkan kata ini ini tidak ada lagi yang perlu ditutupi oleh seseorang. Dia menganggap, sebenarnya tidak ada yang kotor di dunia ini. Hal yang membuat sesuatu itu menjadi kotor adalah ketika kita berfikir bahwa sesuatu itu kotor. Menurutnya, hal yang perlu dilakukan masyarakat sekarang adalah melakukan sesuatu secara jujur. Jika menemui hal salah, katakan itu salah dan sebaliknya. Di mata Sujiwotejo, permasalahan yang terbesar di hadapi bangsa ini adalah kemunafikan. Para politisi, tokoh agama, dan masyarakat harus bersama tidak mudah tersinggung jika ada yang menghina simbol mereka. Dia menyarankan, untuk selalu percaya dengan Tuhan. Tuhan maha segalanya. Ketika Tuhan dihina, dicaci, atau mendapatkan ancaman pembunuhan, apakah lantas Tuhan merasa terancam dan memohon belas kasih kita untuk membelanya? tantang pengisi rutin rubrik budaya salah satu media cetak nasional ini. Di dalam kesempatan tersebut, Mbah Tedjo juga menyinggung soal permasalahan agama seperti Ahmadiyah. Menurutnya, esensi dari orang beragama adalah tidak membuat orang lain menjadi tidak nyaman dengan apa yang dilakukan. Menurutnya, sekarang banyak orang yang lebih sensitif jika menyinggung soal simbol yang mewakili agama tertentu. Misalnya saja, seseorang yang menghina tempat ibadah, kitab suci, dan bentuk ibadah agama tertentu akan langsung diberikan respon secara berlebihan. Hal ini berbeda ketika terdapat seorang pejabat yang melakukan korupsi terhadap proyek tertentu. Masyarakat ataupun tokoh agama tertentu lebih banyak diam dan tidak banyak memberikan sanksi moral terhadapnya. Padahal, menurut pria kelahiran Jember ini, korupsi merupakan hal yang paling nyata dari penghinaan agama secara langsung. Dengan melakukan korupsi, secara langsung dia telah melakukan penipuan, penodaan, bahkan penistaan terhadap ajaran agamanya.

Jikapun kalau agamanya benar, kalau melakukan korupsi terus ngapain?, ujarnya yang langsung disambut applause dari setiap sudut ruangan. Bahkan para koruptor dinilainya sebagai kumpulan para orang-orang munafik. Mereka terlalu banyak memberikan janji manis yang ujung-ujungnya akan memakan uang rakyat. Kemunafikan para koruptor ini menurutnya bukan tanpa obat. Untuk menghilangkan korupsi yang sudah terlanjut membudaya seperti di Indonesia, dia menawarkan untuk kembali pada filosofi jancuk. Jika seluruh masyarakat bisa berbuat jujur, koruptor tidak akan banyak berkeliaran di Indonesia ini, ujar seniman yang pernah mendalang keliling Yunani pada 2004 lalu. Ditanyai pandangannya jika Malang dan Jogja di bandingkan, Pria yang akan segera menginjak usia 60 ini mengatakan, Malang memiliki latar belakang sejarah yang luar biasa. Bahkan, dia menyebut, sejarah Malang masih banyak yang belum terkuak. Kerajaan Singosari menjadi sebuah misteri yang masih harus digali lagi oleh para budayawan, terutama budayawan Malang. Menurutnya, banyak orang yang mengaitkan Jawa identik dengan Mataram. Padahal menurutnya, sebelum Mataram, di Malang terdapat Singosari yang menguasai banyak wilayah di tanah air. Belanda memilih Malang sebagai tempat peristirahatan pasti tidak main-main, ujarnya. (AW)

FIXIE: Primadona Baru Bersepeda


Sparepart Langka, Harga Meroket Tajam MALANG,- Mulai memasuki Kota Malang sejak awal tahun ini, perkembangan komunitas sepeda fixie semakin pesat. Tingginya permintaan suku cadang untuk merakit sepeda single gear ini membuat harganya semakin meroket. Hal inilah yang diakui Anggi, salah satu pedagang sepeda yang juga menjual sparepart khusus fixie di Mergan (8/3). memang sekarang lagi musim, jadi banyak orang yang mencari, ujarnya. Dia mengatakan, sejak memasok barang khusus fixie sejak Februari lalu, lonjakan harga sparepartnya semakin tajam. Bahkan harganya terus naik dari pertama nyetok sampai sekarang. Pria asal Blimbing ini mencontohkan, harga velg yang paling murah pada awal Februari hanya 180 ribuan. Akan tetapi sekarang bisa menembus sampai 240 ribuan. tentu saja ini akibat barang yang sulit didapat, jelasnya.

Dia mengaku kesulitan memenuhi tingginya permintaan pelanggan yang sering datang ke tokonya. Akibatnya, Tidak jarang para pelanggan yang telah datang ke toko di Jl. Jupri Mergan ini harus kecewa lantaran barang yang dicari tidak ada. Hal senada juga disampaikan penjual lain, Ari. Dia mengeluhkan stok sparepart yang semakin terbatas di pasaran. Pemilik toko sepeda di Jl Bromo ini tampak merasa kecewa. Terbatasnya barang membuat harga semakin melambung. Pria yang punya keinginan menyatukan seluruh komunitas sepeda di Malang ini mengaku, lonjakan harga selama dua minggu ini sangat pesat. Dia menjelaskan, prosentasi kenaikan harga sparepart berkisar antara 20-25%. Mungkin karena permintaan yang begitu besar, produsen besar pun kewalahan, ujarnya serius. Kita uda nyari di Bandung, Surabaya, dan Jogjakarta, tapi barangnya kosong. Barang susah didapat, ujar pria yang juga penggiat fixie ini. Saat ditemui di toko miliknya, hanya tampak beberapa barang saja yang menggantung di display tokonya. Hal ini diakuinya disebabkan lantaran lonjakan peminat fixie yang meningkat dari hari ke hari. Dia mengaku, velg menjadi primadona yang paling banyak dicari orang. Dari barang yang terlihat cantik berjajar di dalam tokonya, tak tampak satu pun velg menghiasi ruang displaynya. Memang yang paling dicari itu velg, tambahnya. Meskipun demikian, dia merasa yakin prospek pasar sepeda akan cerah. Menurut pria yang pernah belajar jurnalistik di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang ini, dunia sepeda, terutama fixie akan tetap mengalami perkembangan pesat. Hal ini bisa dilihat melalui banyaknya komunitas bersepeda di Malang. Tempat nongkrong di depan toko ini dapat dipakai untuk berkumpul antar komunitas, ujarnya sambil menunjukkan cafe persis di depan gerainya. Seluruh komunitas sepeda diakuinya menjadi pasar yang masih potensial untuk memasarkan produknya. Sementara itu, menurut salah satu pengguna fixie, Catur, kelangkaan sparepart fixie memang telah dirasakan sejak beberapa minggu terakhir. Menurut Mahasiswa ilmu komunikasi Brawijaya ini, permintaan yang begitu pesat telah menyebabkan harga setiap perangkat sparepart meroket. biasa lah, sesuai hukum ekonomi, komentarnya. (AW)

Jeli Manfaatkan Teknologi


Malang,- Kehadiran situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan My Space memberikan banyak inspirasi kepada semua orang. Sejak kepopuleran Facebook 2008 lalu, banyak yang memperkirakan situs pertemanan ini akan melahirkan prospek media bisnis yang lebih besar.

Terbukti, berbagai bisnis yang dibalut melalui online shop menjadi banyak ditemukan di social networking berwarna biru ini. Selain membuat akun secara langsung, page dan advertisement yang disediakan Facebook juga dapat dimanfaatkan sebagai media promosi kepada konsumen. Inilah yang mengilhami Ananto Puspo Nugroho untuk menggeluti bisnis di dunia maya lewat situs jejaring sosial facebook. Dia beralasan, banyaknya masyarakat yang mengakses situs ini membuatnya merasa lebih mudah memasarkan produk. Jika biasanya orang yang menjual dan membeli barang di situs ini karena harga yang ditawarkan cukup terjangkau dengan kualitas nomer sekian, Tiktok Shop mencoba hal baru. Bisnis yang ia kembangkan sejak awal 2011 ini menawarkan produk murah dan berkualitas. Untuk itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya ini memampang produk second (used stuff) dengan kualitas branded. Barang second menurutnya bukan berarti telah usang dan tidak layak dipakai. Dia menyebut, used stuff sendiri awalnya dipilih sebagai pajangan di gerai mayanya lantaran keinginannya untuk memutar barang tersebut agar tidak sia-sia. Produk second ini kemudian dipilih dengan mengutamakan brand yang banyak dikenal masyakat. Dia beralasan, Brand menjadi salah satu pertimbangan serius para konsumen sebelum memilih barang. Lewat brand juga, konsumen sudah bisa menentukan mana barang yang berkualitas dan mana yang tidak. Akan tetapi, sering kali produk yang branded dipatok dengan harga yang terlampau di luar jangkauan alias super mahal. Untuk itu Tiktok Shop memberikan alternatif pilihan dalam mencari barang bermerk yang murah. Range harga yang dipatok di situsnya berkisar antara 30-50 persen dari harga normal. Dia mencontohkan, untuk mendapatkan jaket varsity Braideless, dia hanya mematok dengan harga Rp. 100ribu, sepatu Vans dihargai Rp. 350 ribu dari harga normal Rp. 450 ribu, dan banyak lagi yang lain. Untuk produk yang lain, dia menawarkan dengan harga antara Rp. 15-200 ribuan. Tergantung produk apa yang dipilih, tapi biasanya banyak yang mencari produk branded, ujarnya. Meskipun produk yang dicentangkan di displaynya terdiri dari berbagai barang second, Titok menjamin kualitas untuk setiap produknya. Dia mengakui, sebelum produk ditawarkan pada konsumen, dia terlebih dahulu memilih barang yang masih dalam kondisi 90 persen layak pakai. Untuk bisa menyetok barang, pria kelahiran Sidoarjo ini mengaku banyak mendapat titipan dari beberapa temannya sendiri. Setelah mengetahui barang secara langsung, dia lantas mengambil gambar barang tersebut sebagai sample untuk dipublish di display

Tiktok. Dengan demikian, dia berani menjamin kualitas seluruh produk yang ditawarkan. Selain itu, Cash On Delivery (COD) juga menjadi salah satu layanan yang ditawarkan Tiktok Shop di tiga wilayah Jawa Timur yaitu Malang, Surabaya, dan Sidoarjo. Melalui COD, konsumen bisa melihat produk secara langsung di tempat yang telah ditentukan antara Tiktok Shop dan konsumen. Jika tertarik dengan barang tersebut, konsumen dapat langsung membeli di tempat secara tunai, begitu juga sebaliknya.(AW)

Disambut Histeris Alexis


Malang,- Alexa benar-benar mengobati rasa rindu para para penggemarnya yang memadati gedung Samantha Krida di Universitas Brawijaya pada Rabu (11/5) malam lalu. Mereka tampil sebagai penutup acara LA Lights Campus Edutainment 2011 yang di adakan di Brawijaya sejak Selasa (10/5) lalu. Penampilan Alexa malam itu terbilang spesial. Pasalnya, jika dalam beberapa penampilan panggung mereka dibatasi dengan barikade besi yang kokoh, namun tidak pada malam itu. Jarak antara panggung yang disediakan panitia dengan penonton kurang lebih hanya satu meter. Dengan panggung yang nyaris tanpa batas ini, penonton dapat melihat penampilan bintang tamu yang mereka tunggu dari dekat. Tak jarang, beberapa penonton nekad masuk di area steril di depan panggung meskipun para security terlihat begitu awas mengamati gerak gerik mereka. Band yang di isi Aqi (Vocalis), Satrio (Gitar/ Back Vocal), Rizki (gitar/ Back Vocal), JMono (Bass/Back Vocal) dan Fajar (Drums & Percussion) ini memberikan beberapa lagu yang menjadi hits dalam dua album mereka. Di antaranya adalah Jangan Kau Pergi, Wajahmu Indahkan Duniaku, Dewi, Takkan Pernah Bisa, Andai, Sampai Kapan, dan lain sebagainya. Tanpa banyak omongan, Jangan Kau Pergi menjadi sajian pertama yang menyambut sahutan para alexis malam itu. Lagu yang menjadi hits di album perdana mereka pada 2008 lalu itu tidak terasa asing di telinga para alexis. Mereka lantas mengikuti setiap kata dalam lirik lagu tersebut secara sempurna. Tidak hanya lagu miliki Alexa saja, mereka juga mengcover lagu dari musisi legendaris Indonesia, Crisye dan Naif. Seperti yang Kau Minta milik alm. Crisye dibawakan Aqi secara menarik. Tidak cukup sampai di situ, Alexa kemudian menyambungnya dengan Possesive.Lagu yang dipopulerkan Naif ini mendapat sambutan yang luar biasa dari penonton. Tidak jarang, para penonton yang banyak didominasi para perempuan ini berteriak histeris ketika Aqi menyapa mereka. Dengan Gatsby, topi yang biasa dipakainya dalam setiap penampilan panggung Alexa, Aqi tak pelit memberikan sapaan pada penonton.

Terima kasih untuk kalian yang hadir malam ini, sambutnya singkat di sela membawakan lagu mereka. Di dukung tata cahaya yang cukup baik, penampilan Alexa malam itu benar-benar sempurna. Sentuhan lentingan guitar duet Satrio dan Rizki dalam setiap lagu yang dibawakan terasa menghipnotis para Alexis. Terbukti, setiap Aqi memberikan kesempatan pada penonton menyanyi, mereka lantas menyambung setiap lirik dengan kompak. Jangan Kau Lepas menjadi lagu terakhir yang dibawakan Aqi malam itu. Lagu itu sekaligus menjadi penutup acara yang sebelumnya juga menghadirkan Night To Remember ini. Setelah mengguncang Samantha Krida, Alexa akan langsung bersambut ke My Place sehari setelahnya.(AW)

Kehadiran Putri Kartini bikin Parade Tambah Seru


Malang,- Para Finalis putri kartini 2011 ikut memeriahkan Parade Drum Band dan Marching Band yang digelar Malang Post dan KDS Jumat (20/5) siang kemarin. Kehadiran mereka semakin melengkapi serunya acara yang diikuti para peserta dari berbagai sekolah di Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut, para finalis putri kartini 2011 yang hadir adalah Ragilda Rachma (Putri Kartini 2011), Gita Nur Kholifah (Putri Kartini 2010), Adhiesta Feby Dhavianty (Juara Harapan I), Dwi Nur Prihandini (Juara Harapan II), Adinda Cresheilla (Juara Favorit) dan Fadhillah Laksmithasari (Putri Berbakat). Sedangkan Ayu Hapsari (Runner Up I) dan Khadijah Azzahrah Amirah Bachtiar Effendi (Runner Up II) berhalangan hadir. Kehadiran putri kartini itu terbilang spesial. Pasalnya, pada acara marching band pada tahun sebelumnya, putri kartini tidak diikut sertakan tampil. Namun pada acara yang digelar kali ini, putri kartini membuat suasana tersebut menjadi lebih hangat. Dalam kesempatan itu, mereka diarak di atas becak yang telah make-up dengan berbagai riasan cantik. Dengan arakan becak rias tersebut, para putri Kartini ingin menunjukkan sisi tradisionalitas budaya Indonesia yang harus tetap dijaga. Balutan batik di setiap jengkal tubuh membuat para penonton seperti merasakan pancaran pesona kecantikan sang Kartini di sepanjang jalan yang menjadi rute arakan marching band waktu itu. tak canggung, para putri kartini selalu melemparkan senyum manis mereka kepada setiap penonton yang memadati sepanjang rute jalan. Meskipun hujan yang cukup deras sempat mengguyur beberapa jam sebelum acara kirab dimulai, namun semangat para peserta dalam kirab ini tak surut sedikit pun. Bahkan tak sedikit dari mereka yang rela terkena air yang masih menggenang di badan jalan demi memberikan penampilan terbaik di kirab tersebut.

Dimulai tepat pukul 14.00 WIB, parade kali ini mengambil start dari Balaikota Malang. setelah dibuka langsung oleh wakil walikota Malang, Bambang Priyo Utomo, para peserta lantas menyusuri rute yang telah ditetapkan panitia. Dimulai dari depan Balaikota, para peserta menyusuri rute Jl. Suropati, Jl. Husni Thamrin, Jl. Cokroaminoto, Jl. Trunojoyo, dan diakhiri di Jl. Sriwijaya (kantor Malang Post). Penampilan para peserta parade marching band ini disaksikan oleh para pejabat Kota Malang beserta jajarannya. Secara khusus, wakil walikota Malang, Bambang Priyo Utomo memberikan pujian terhadap terselenggaranya acara kali ini. Bambang mengatakan, acara yang ditujukan untuk memperebutkan walikota cup IV ini terlihat lebih menarik dibandingkan tahun kemarin. Menurutnya, melonjaknya jumlah peserta pada tahun ini menjadi nilai plus tersendiri. Dengan semakin bertambahnya peserta membuat acara semakin kompetitif. Selain itu, orang nomor dua di Kota Malang ini juga menilai kehadiran para putri kartini dalam acara tersebut membuat kompetisi semakin seru. Menurutnya, kehadiran mereka dapat memberikan inspirasi pada para peserta lain untuk bisa berprestasi di bidang yang positif. Kirab Putri Kartini tadi sangat bagus untuk memberikan motivasi positif terhadap para peserta, sambutnya. Kirab ini diikuti 67 grup marching band dari berbagai kalangan mulai dari kelas Taman Kanak-Kanak (TK) sampai kelas umum. Tidak hanya dari grup band dari Malang Raya, mereka juga hadir dari seluruh penjuru Jawa Timur seperti Jombang, Gresik, dan Malang sendiri. Parade Drum band ini merupakan satu daru dua rangkaian acara yang diselenggarakan Malang Post dan radio KDS untuk memperebutkan walikota cup IV. Setelah penampilan parade drum band, Malang Post dan KDS akan mengelar Display Competition di GOR Ken Arok Kota Malang pada 21-22 Mei. Dalam acara pada 22 Mei nanti sekaligus diumumkan pemenang dari berbagai kategori yang dilombakan.(AW)

You might also like