You are on page 1of 13

ILMU BUDAYA DASAR

DI SUSUN OLEH : YAN AJIE PRASETIA 17111481 1 KA 40

PROGRAM SARJANA SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB VI. MANUSIA DAN PENDERITAAN 6.1. PENDERITAAN 6.2. SIKSAAN 6.3. KEKALUTAN MENTAL 6.4. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN 6.5. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN KESIMPULAN REFERENSI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmatNya dan perlindunganNya serta kelancaran yang selalu menyertai saya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun atas dasar data-data, tugas dan pengetahuan yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan sebagai pengembangan softskill.

Dengan penuh keterbukaan saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena pengutahuan saya yang terbatas, untuk segala bentuk kritik dan saran yang membangun , saya harapkan guna kesempurnaan makalah - makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bekasi, 12 April 2012

Yan Ajie Prasetia

BAB VI. MANUSIA DAN PENDERITAAN 6.1. PENDERITAAN Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkattingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berattidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.

Dalam Al-Quran ataupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami manusia atau peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.

6.2. SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani jasmani atau siksaan jiwa atau rohani akibat siksaan timbullah penderitaan. Siksaan bersifat psikis, kebimbangan,

kesepian, dan ketakutan. Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini. Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya. Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung. Kebimbangan akan dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil. Kesepian merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai. Kesepian ini tidak boleh dikaitkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggal di tempat yang sepi. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya.

Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan "pintas" dengan bunuh diri.

6.3. KEKALUTAN MENTAL Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah : Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah. Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah : Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rohani. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan. Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut : Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; halhal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.

Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.

Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang mendorongnya kearah : Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap bertahan hidup. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekana batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

6.4. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun "Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu semua tergantung kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkannya sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya, dengan

budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengacam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam lingkungan, masyarakat dengan waspada dan disertai doa kepada tuhan agar terhindar dari bahaya dan malapetaka.

6.5. PENDERITAAN MEDIA MASA DAN SENIMAN Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut. Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu. Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwaperistiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai untuk menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

6.6. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut : a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir. Takdir merupakan ketentuan yang telah di buat oleh Tuhan, dan manusia memiliki takdirnya masing-masing. sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita misalnya: Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan. Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhi hukuman oleh pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan. Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta" perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkombinasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini, Mungkin kesadaran itu timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita misalnya :

1. Musibah banjir dan tanah longsor di Lampung selatan bermula dari penghunian liar dihutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi

jumlah

ternak

dan

harta

benda

yang

hilanh/musnah.

Segenap

lapisan

masyarakat, penderitaan ini.

pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari

2. Perbuatan lalai mungkin kurang kontero terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas beracun dari perusahaan "Union Carbide" di India. Gas-gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas dan mengalami cacat. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu. 3. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita dapat diungkapkan berikut ini : 1. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir. 2. Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahutahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikaphidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama

6.7. PENGARUH PENDERITAAN Seseorang yang mengalami penderitaan biasanya akan menimbulkan sikap yang kurang wajar atau negatif, karena pada saat seseorang terkena suatu musibah mereka menganggap bahwa ini adalah suatu hal yang tidak mereka kehendaki atau inginkan sikap yang timbul biasanya keputusasaan, kecewa, marah, menyesal dan lain-lain. Selain itu seseorang juga dapat menjadi pribadi yang kurang baik dilingkungannya karena pengaruh-pengaruh tehadap dirinya yang kurang baik disaat dia mengalami suatu musibah. Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacammacam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif maupun sikap negative. Kelanjutan dalam sikap negative ini dapat timbul sikap anti. Atau tidak memiliki semangat untuk hidup. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Depresi juga salah satu pengaruh dari penderitaan , karena begitu banyak sekali tekanantekanan yang menuju kepada seseorang saat terkena musibah misalnya seseorang yang dipecat dari perusahaanya tempat dia bekerja sudah pasti orang tersebut mengalami tekanan yang sangat berat karena tidak bisa memberikan nafkah lagi bagi sang istri, orang yang depresi cenderung untuk tidak ingin melakukan kegiatan seperti biasanya karena sudah dilingkupi keputusasaan yang begitu besar. Orang-orang disekitarnyalah yang dapat membangkitkan semangatnya disamping selalu berserah diri dan selalu berdoa. Selain sikap yang negatif ada juga sikap yang positif yang akan ditimbulkan dari pengaruh penderitaan misalnya apabila seseorang mendapatkan suatu cobaan yang berat orang tersebut malah bersyukur karena itu mungkin peringatan atau teguran dari Tuhan yang maha esa terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang instropeksi diri apa saja selama ini yang kita perbuat sudah sesuai dengan perintahNya atau belum. Sesungguhnya apa yang terjadi di muka bumi ini mencerminkan dari mahkluk hidup yang ada di bumi apakah mereka sudah melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.

KESIMPULAN Hidup adalah perjuangan, kata kata ini yang sering sekali kita dengar. Namun pada intinyakata-kata tersebut sangat sesuai dengan kenyataan. Kita takkan bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang ini tanpa perjuangan dari para pahlawan yang rela berkorban demi Negara ini. Oleh sebab itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan mereka. Kita pun harus tetap berjuang dan bangkit agar bangsa ini semakin maju. Agar dapat melanjutkan kelangsungan hidup bangsa dan diri sendiri tanpa harus mengalami penderitaan.

REFERENSI

Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma. http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=manusia+dan+keindahan&gbv=2 &oq=manusia+dan+penderitaan&aq=f&aqi=g4&aql=&gs_l=hp.3..0l4.4757l22067l0l245 23l21l21l0l10l10l0l260l1704l0j1j7l8l0.frgbld.

You might also like