You are on page 1of 8

NATASHA GUSTI WAHYU

STRATEGI

PENDAYAGUNAAN

INSTRUMEN

HUKUM

DALAM

PENANGGULANGAN MASALAH HUKUM LINGKUNGAN Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk ke dalam sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Namun demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan memiliki keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumberdaya alam tertentu juga memiliki keterbatasan menurut ruang dan waktu. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Batubara sebagai salah satu sumber daya alam yang kita miliki dianggap sebagai bahan bakar termurah di dunia. Namun, batubara juga merupakan bahan bakar terkotor dan yang paling menyebabkan polusi. Walau demikian, banyak negara tetap menambangnya dan membangun pembangkit listrik dari hasil membakar batubara. Kemudahan bahan bakar ini secara umum menyimpan rapot semua penderitaan yang disebabkannya. Di Indonesia , seperti di banyak wilayah di dunia , masyarakat mulai menyadari kenyataan pahit ketergantungan pada batubara untuk energi, serta mulai bergerak untuk membela hak mereka akan lingkungan yang bersih dan sehat. Gerakan-gerkan ini kuat dan mulai mendapatkan momentum . Pemerintah Indonesia harus mendengarkan seruan mereka dan meletakkan dasar pembangunan yang hijau dan adil lingkungan yang memastikan kesejahteraan generasi-generasi mendatang negeri ini . Pembakaran batubara meninggalkan jejak kerusakan yang lebih dahsyat dan merusak dibandingkan pertambangan batubara. Batubara adalah bahanbakar paling kotor, paling intesif karbon dari semua jenis bahanbakar fosil, pemabakarannya mengemisi 29% lebih banyak karbon per unit energi dibandingkan minyak bumi dan 80% lebih dari gas 1. Hal ini merupakan
1

Siaran Pers Worldwatch Institute, Phasing out Coal: Environmental Concerns,Subsidy Cuts Fuel Decline

NATASHA GUSTI WAHYU

penyebab terbesar dari perubahan iklim dengan emisi karbon dioksida. Pembakaran batubara juga ternyata melepas jumlah zat beracun lain seperti merkuri dan arsenik yang membahayakan kesehatan manusia dan dapat menyebabkan dampak sangat buruk pada ekonomi negara berkembang. Menurut hasil kajian Biaya Eksternal yang dilakukan oleh Komisi Eropa (European Commission, EC) pada tahun 20032 mengenai beberapa jenis pembangkit listrik, PLTU bertenaga batubara tercatat sebagai pembawa biaya eksternal tertinggi. Sebaliknya, sumbersumberenergi terbarukan menunjukkan biaya eksternal terendah.PLTU bertenaga batubara adalah salah satu dari sumber pengemisi bahan berbahaya terbesar. Di negara maju Amerika Serikat, PLTU bertenaga batubara diidentifikasi sebagai sumber terbesar emisi merkuri3. Merkuri adalah zat yang sangat berbahaya diperlukan hanya 0,91 gram merkuri yang diakumulasi selama setahun untuk mengkontaminasi danau seluas 10 hektar. Ikan yang ditangkap di danau ini menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia4. Rata-rata PLTU bertenaga batubara berkapasitas 100-MW mengemisi kurang lebih 11,34 kg merkuri tiap tahunnya5. Merkuri adalah logam yang sangat berbahaya dan tidak memiliki fungsi biokimia atau nutrisi. Sebagian besar dampak racun zat ini terjadi bila paparannya mencapai sistem syaraf pusat6. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan otak berat pada janin serta gejala tremor ringan kelainan mental, gangguan motorik dan emosi bahkan kematian pada orang dewasa. Paparan merkuri tergantung pada bentuknya. Uap merkuri dan metil merkuri merupakan bentuk yang paling memungkinkan mengenai manusia karena dalam bentuk ini zat tersebut dapat hampir seluruhnya diserap tubuh. Saat merkuri memasuki air apakah secara langsung atau terikat melalui udara proses biologis mentransformasinya menjadi metil merkuri, bentuk merkuri yang lebih beracun dan berbioakumulasi dalam ikan dan hewan lain yang memakan ikan dan
2

External Costs: Research results on socio-environmental damages due to electricity and transport, Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities, 2003.
3

U.S. EPA, Office of Water, Air Pollution and Water Quality: Atmospheric Deposition Initiative: Where is the Air Pollution Coming From? Available online at http://www.epa.gov/owowwtr1/oceans/airdep/air5html. (U.S. EPA, Mercury Report to Congress, 1997, Vol. 1). Diakses 16 September 2011
4

National Wildlife Federation, Clean the Rain, Clean the Lakes: Mecury in Rain is Polluting the Great Lakws, September 1999. Hlm. 4
5

Ibid http://www.epa.gov/mercury/effects.htm diakses 16 september 2011

NATASHA GUSTI WAHYU

manusia. Saat suatu zat berbioakumulasi, konsentrasinya meningkat seiring bergeraknya pada rantai makanan.7 Menurut kajian baru-baru ini oleh Akademi Sains Nasional Amerika Serikat (US National Academy of Sciences, US-NAS), "terdapat bukti kuat keracunan metil merkuri pada syaraf janin, walau pada paparan konsentrasi sangat rendah." Paparan metil merkuri yang diemisi oleh fasilitas bertenaga batubara " menyebabkan secara permanen hilangnya intelegensia pada ratusan bayi yang lahir tiap tahunnya8 Berdasarkan kajian US-NAS tersebut, hilangnya intelegensia ini " menyebabkan hilangnya produktivitas ekonomi yang bertahan seumur hidup anak-anak ini. Kehilangan produktivitas ini adalah biaya utama keracunan metil merkuri.9 Jika PLTU bertenaga batubara dibiarkan berkembang di seantero negri, maka akan banyak biaya yang akan ditanggung oleh Indonesia dalam hal hilangnya produktivitas karena resiko serupa seperti hilangnya intelegensia seumur hidup banyak bayi yang terpapar emisi metil merkuri dari PLTU bertenaga batubara. Kerusakan yang diakibatkan oleh batubara tidak berhenti saat pembakarannya. Di akhir rantai ini ada pertambangan yang ditinggalkan, limbah pembakaran batubara, masyarakat yang dirugikan dan hamparan alam yang rusak. Bekas lubang galian batubara yang telah dikeruk habis berubah menjadi Drainase Tambang Asam (Acid Mine Drainage)10 yang sering berbentuk danau dan kolam raksasa. Jika kita terbang di atas kota Samarinda dan wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, kita akan disuguhi dengan pemandangan puluhan danau dan kolam raksasa dengan air berwarna kelam kehijauan. Dipandang dari kejauhan danau-danau tersebut tampak indah, namun sesungguhnya danau dan kolam raksasa bekas lubang galian batubara itu menyimpan bahaya besar terhadap masyarakat yang tinggal disekitarnya. Air hujan yang bercampur dengan limbah logam berat dari aktivitas penambangan batubara akan berakibat sangat serius bagi kesehatan masyarakat sekitar jika mencemari sumber air tanah dan sumber air masyarakat. Bekas-bekas lubang galian batubara yang ditinggalkan begitu saja, seolah menjadi fenomena yang biasa di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Padahal reklamasi areal pertambangan pasca dikeruk habis , merupakan suatu yang wajib hukumnya bagi perusahaan tambang berdasarkan aturan hukum yang berlaku di negeri ini. Jelas bahwa hukum
7

Toxicological Effects of Methylmercury, National Academy Press, Washington, DC, 2000.

Ibid. Ibid.

10

http://www.cee.vt.edu/ewr/environmental/teach/gwprimer/acidmine/acidmine.html Diakes 16 September 2011

NATASHA GUSTI WAHYU

diabaikan di sini . Di Kalimantan Selatan misalnya, dari 16 perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang memiliki ijin konsesi seluas 236.367 hektar, baru sekitar 3.132 hektar yang telah direklamasi dari sekitar 20.000 hektar areal bukaan tambang batubara , dan produksi batu bara juga mengalami peningkatan di daerah kalimantan selatan mencapai 90.000.000 ton pada tahun 2009 11. Instrumen hukum yang saat ini berlaku di Indonesia mengenai perlindungan lingkungan adalah UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Strategi pendayagunaan intrumen hukum berkaitan erat dengan bagaimana penegakan hukum itu sendiri dilakukan . Penegakan hukum lingkungan merupakan salah satu aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintaham yang baik, karena penegakan penegakan hukum lingkungan sangat tergantung dari baik buruk penyelenggaraan pemerintahan . Maksudnya adalah Bila kita mendambakan pemerintahan yang baik , maka penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan sebuah keharusan. Perkembangan mengenai kepentingan korban atas kerugian-kerugian yang diderita dari berbagai aktivitas yang berbahaya tetapi sulit membuktikan kesalahan dari si pelaku , melahirkan sistem pertanggungjawaban yang khusus. Sistem hukum demikian dikenal dengan istilah strict liability. UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menyadari hal-hal demikian dan merumuskan asas tanggung jawab strict liability kepada kegiatann tertentu ,. Asas strict liability terdapat di dalam pasal 88 UU no 32 tahun 2009 yang menyatakan bahwa Setiap orang yang tindakannya, usahanya,dan/atau kegiatannya menggunakan B3,menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3,dan/atau yang menimbulkan ancaman seriusterhadap lingkungan hidup bertanggung jawabmutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan. Asas itu adalah asas tanggung jawab yang bersifat khusus.Sistem strict liability diterapkan secara limitatif, dalam arti bahwa hanya kepada jenis-jenis kegiatan tertentu saja diberlakukan strict liability. Di dalam hukum internasional, sistem strict liability sudah lama dipergunakan bagi terutama kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan aspek berdampak penting dan memiliki daya toksisitas tinggi12 . Kegiatan-kegiatan demikian dimaksudkan sebagai obyek tanggung jawab dari setiap pihak yang menjadi pemangku tanggung jawab melalui konvensikonvensi internasional. Misalnya Konvensi Internasional tentang pertanggung jawaban sipil atas kerugian pencemaran minyak (liability for Oil Pollution Damage, 29 November 1969,
11

http://www.kalselprov.go.id/dinas-dinas/dinas-pertambangan-dan-energi-provinsi-kalsel Diakses 16 September 2011


12

N.H.T Siahaan . Hukum Lingkungan. Pancuran Alam. Jakarta. 2009. Hlm 346

NATASHA GUSTI WAHYU

Brussels) atau juga ada Konvensi tentangPertanggungjawaban sipil terhadap kerugian yang diakibatkan oleh aktivitas yang membahayakan lingkungan (Convention on Civil Liability for Damage resulting from Activities dangerous to he Environment, Lugano , 21 Juni 1993) . Dimana tujuan daripada konvensi-konvensi tersebut adalah menggunakan sistem strict liability , oleh karenanya maka hal itu bersejalan dengan Precautionary Principle dari Rio Declaration. Karena jika masih menggunakan sistem fault sebagaimana merupakan keinginan negara maju maka pihak pelaku pencemar lingkungan akan selalu berlindung dibalik ketidakpastian pembuktian ilmiah. 13 Untuk bisa menjamin penegakan hukum lingkungan yang baik, diperlukan reformasi di bidang hukum lingkungan dalam empat aspek 14
1.

Reformasi Legislasi (legislation reform) . hal ini dianggap perlu dengan tujuan

menjamin adanya partisipasi publik dalam ikut merumuskan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Hal ini menjadi penting agar menjamin bahwa perturan perundangundangan itu. . Dengan jalan ini , rakyat tidak dibohongi dan dipaksa untuk tunduk dan patuh begitu saja kepada peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup yang substansinya justru bertentangan dengan kepentingan lingkungan hidup. Partisipasi ini ikut menjamin kepastian penegakan hukum lingkungan hidup tersebut. Selama substansi peraturan perundang-undangan tidak menjamin kepentingan lingkungan hidup, apalagi proses perumusannya melangkahi rakyat, akan terjadi pembangkangan rakyat (civil disobedience) dalam mematuhi peraturan tersebut. Mengingat bahwa bukan hanya rakyat saja yang terlibat di dalamnya , maka partisipasi ini juga perlu dibuka bagi semua kelompok terkait. Hal ini menjadi penting , untuk mencegah adanya benturan kepentingan , kontradiksi, dan tumpang tindih dalam perumusan peraturan tersebut. Dengan melibatkan semua kelompok , maka kesempatan untuk mencari rumusan peraturan lingkungan hidup yang menjamin kepentingan semua pihak menajdi maksimal, sehingga bisa lebih dijamin pelaksanaanya.
2.

Reformasi aparatur penegak hukum (enforcement apparatur reform) . Reformasi

aparatur penegak hukum di bidang lingkungan mencakup beberapa hal. Pertama, peningkatan terus menerus profesionalisme aparat penegak hukum lingkungan dengan peningkatan pengetahuan , keterampilan , dan pengalaman dalam menangani kasus-kasus pelanggaran
13

Ibid. hlm 349 A.Sonny Keraf . Etika Lingkungan .Penerbit Buku Kompas . Jakarta. 2002. Hlm.210

14

NATASHA GUSTI WAHYU

hukum lingkungan. Termasuk didalamnya, perlunya terjalin komunikasi yang terus menerus dan koordinasi antara aparat penegak hukum dans emua pihak terkait: kantor menteri negara lingkungan hidup/Bapedal, LSM, pers, pakar lingkungan, pakar hukum lingungan, dan pemerhati lingkungan hidup lainnya. Ini penting untuk terus meningkatkan kemampuan, komitmen dan keberanian aparat penegak hukum. Demikian pula, komunikasi dan koordinasi ini diperlukan untuk menjaga moral dan ketulusan aparat penegak hukum lingkungan agar tidak mudah dibelokkan oleh pihak pelanggar untuk mengangkangi ketentuan hukum.

3.

Reformasi budaya hukum (legal culture reform) . Harus diakui bahwa budaya

hukum , dalam pengertian adanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada di bidang lingkungan hidup. Selama hukumnya sendiri tidak memuaskan , selama aparat penegak hukumnya lemah dan bisa dibeli, maka sulit untuk menumbuhkan budaya hukum. Budaya hukum juga mengandaikan pemahaman yang memadai tentang hukum lingkungan dan tentang pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan manusia ataupun bagi kepentingan lingkungan hidup itu sendiri. Selama pemahaman ini tidak berkembang dengan baik, budaya hukum di bidang lingkungan hidup tidak akan berkembang. Oleh karena itu, pendidikan di lingkungan hidup, bukan saja untuk anak-anak sekolah melainkan juga untuk para penyelenggara negara dan masyarakat umum, merupakan suatukebutuhan yang amat mendesak . Budaya hukum di bidang lingkungan hidup pada akhirnya juga mengandaikan perlunya penyelenggaraan pemerintahan yang baik . Karena pada dasarnya terdapat hubungan simbiosa mutualisme antara manusia dengan lingkungan hidup . Lingkungan hidup memberi fungsi yang amat penting dan mutlak bagi manusia. Karena manusia berfungsi penting pula memberikan serta memperkokoh ketahanan lingkungan melalui budi, daya, dan karsanya. Hukum yang baik jika didalamnya terkandung nilai-nilai keadilan bagi semua orang. Maka itu hukum berfungsi sebagai alat keadilan (law as a tol to reach justice ) di dalam pengelolaan sumber-sumber daya alam dan lingkungan (environmental justice). Jadi hukum lingkungan tidak hanya mengatur tentang pemanfaatannya (economic value), tetapi juga mengatur tentang bagaimana mempertahankan keberadaannya supaya senantiasa berkelanjutan (sustainable) dengan kondisi yang baik ; tidak sampai mengakibatkan rusak, tidakk berfungsi, tidak berkurang nilainya terutama mengenai kulaitasnya dan tidak habis atau punah supaya terdapat jaminan terpenuhinya kepentingan generasis ekaranf dan generasi mendatang.
6

NATASHA GUSTI WAHYU

Pendayagunaan instrumen hukum yang sudah ada saat ini dirasa penting untuk memaksimalkan intrumen hukum yang telah mengalami revisi demi penegakan hukum yang lebih baik . Salah satu otoritas pemerintah dalam rangka pengelolaan lingkungan yang baik adalah dengan menerapka izin lingkungan (environmental licence) . Dimana izin ini merupakan alat pemerintah yang bersifat yuridis preventif , dan digunakan sebagai intrumen hukum administrasi untuk mengendalikan perilaku masyarakat. Karena itu, sifat suatu izin adalah preventif , karena dalam instrumen izin , tidak bisa dilepaskan dengan perintah dan kewajiban yang harus ditaati oleh pemegang izin. Selain itu, fungsi izin adalah represif, izin dapat berfunngsi sebagai intrumen untuk menanggulangi maslah lingkungan disebabkan aktivitas manusia yang melekat dengan dasar perizininan. Artinya , suatu usaha yang mememperoleh izin atas pengelolaan lingkungan, dibebani kewajiban untuk melakukan penanggulangan pencemaran atau perusakan lingkungan yang timbul dari aktivitas usahanya. Sistem perizinan lingkungan dikaitkan dengan keharusan memperoleh aamdal. Artinya untuk terbitnya atau disetjuinya sutau izin lingkungan , disyaratkan supaya diperoleh lebih dulu Amdal . Hukum lingkungan modern merupakan ketentuan yang mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan terpenting melindungi lingkungan dan mencegah kerusakan dan kemerosotan kualitasnya supaya bersifat serasi dan dapat secara terus menerus digunakan oleh baik generasi sekarang maupun generasi mendatang. Jadi sifat hukum lingkugan modern ini bertujuan atau berorientasi kepada perlindungan lingkungannya (environment oriented law). Sebaliknya instrumen hukum yang semata-mata diorientasikan kepada pemanfaatannya saja sekalipun dengan kepentingan pembangunan di belakangnya, bukanlah merupakan prinsip hukum modern. Pengelolaan serta pelestarian lingkungan hidup tidak hanya butuh kuantitas yang besar melainkan konsistesi yang juga sustainable.Hal ini di karenakan lingkungan tidak hanya di manfaatkan saat ini saja,melainkan akan menjadi tempat hunian masyarakat luas selamanya.Maka peran pemerintah mutlak sangatlah besar.Sebagai pelindung masyarakat,sudah semestinya pemerintah memiliki konsep paradigma berpikir yang peduli lingkungan.Tidak hanya itu,regulasi yang tepat akan menjadi penyelamat korelasi antara manusia dengan lingkungan yang manfaatnya akan kembali juga pada masyarakat itu sendiri. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Sumber daya alam seperti air, udara, tanah, hutan dan lainnya merupakan sumberdaya yang penting bagi kelangsungan hidup
7

NATASHA GUSTI WAHYU

mahkluk hidup termasuk manusia. Bahkan, SDA ini tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan yang lebih luas. Namun, semua itu bergantung pada bagaimana pengelolaan SDA tersebut, karena pengelolaan yang buruk berdampak pada kerugian yang akan ditimbulkan dari keberadaan SDA.

You might also like