You are on page 1of 3

PENYELESAIAN KREDIT MELALUI JALUR PERDATA & PIDANA

Wanprestasi Pasal 1238 KUH Perdata Si berutang adalah lalai apabila ia dengan surat perintah atau dengan akta sejenis telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, jika ini menetapkan bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan Syarat wanprestasi 1. Debitur tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian (telat hari, bulan) 2. Debitur tidak Force majeure ( kerugian akibat bencana alam) 3. Sudah dilakukan somasi Pasal 1243 jo. 1763 KUH Perdata, tentang somasi, Somasi adalah Surat teguran kepada Debitur karena telah lalai melaksanakan kewajiban yang ditentukan dalam perjanjian. Putusan MA No.186 K/Sip/1959 tentang somasi, Meskipun dalam perjanjian telah ditentukan secara tegas kapan pemenuhan perjanjian, namun menurut hukum debitur belum dapat dikatakan wanprestasi/ alpa memenuhi kewajiban sebelum hal itu dinyatakan kepadanya secara tertulis oleh pihak kreditur. Dengan kata lain,nasabah dikatakan wanprestasi jika nasabah telah diberikan somasi/teguran secara tertulis, akan tetapi jika dalam Surat Perjanjian Kredit telah diatur/dicantumkan tersendiri yang menyatakan bahwa, wanprestasi tidak perlu dibuktikan dengan adanya surat teguran/somasi kepada nasabah maka keterlambatan pemenuhan kewajiban nasabah meskipun telat 1 hari sudah bisa dikatakan wanprestasi. Somasi minimal diberikan 2 kali kepada nasabah Penyelesaian kredit jalur perdata
Pengikatan perjanjian Inventaris harta nasabah

tunggakan an Peringatan/somasi an

YA
Tuntutan dilaksanakanan Sengketa selesai

TIDAK PERDATA
Mohon sita jaminan

PIDANA (kasuistis)
Eksekusi jaminan arbitrase

Permohonan pailit

Putusan I PN

BANDING/PT

KASASI/MA

Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat syah nya perjanjian: 1. 2. 3. 4. Adanya kesepakatan keduabelah pihak Cakap para pihak Isi perjanjian jelas Tidak bertentangan dengan hukum/ UU

Tahapan Eksekusi Jaminan Kredit 1. 2. 3. 4. Permohonan eksekusi Aanmaning ( peringatan yang dikeluarkan oleh pengadilan) Sita eksekusi Lelang eksekusi

Perlu dicatat, pengajuan perkara wanprestasi utang piutang ke pengadilan secara perdata harus mempertimbangkan hal-hal dibawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. Besarnya pinjaman Sasaran/tujuan ( Aset atau nasabah) Profil nasabah (Orang berpengaruh/tidak) Data (SPK,SOMASI,JANJI BAYAR) Biaya (bisa melebihi atau sama dengan jumlah pinjaman nasabah)

Pailit/ bangkrut Syarat penjatuhan pailit telah diatur dalam UU no 37 tahun 2004 pasal 2 ayat 1 jo pasal 8 ayat 4, dimana seseorang/ badan usaha dinyatakan pailit apabila : 1. Debitur mempunyai dua atau lebih kreditur 2. Tidak membayar lunas salah satu utang yang telah jatuh waktu Harta debitur yang telah dinyatakan Pailit dikuasai oleh curator pengadilan, kemudian oleh curator di inventaris harta tersebut kemudian di lelang untuk menutupi kewajiban kepada kreditur.

PENYELESAIAN KREDIT JALUR PIDANA Hukum pidana adalah hukum material yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut diancam dengan pidana yang merupakan penderitaan. Proses pidana Laporan polisi Jaksa/Dakwaan PN/PERIKSA PT/Banding MA/kasasi

Perbuatan PERDATA yang dapat di Pidana Kan Proses kredit (pemalsuan data,pemalsuan tandatangan,rekayasa jaminan, dll) termasuk kedalam golongan tindakan PENIPUAN uu no.42 thn 1999 pasal 35 dengan sanksi pidana penjara max 5th dan denda 100 juta. Pelaksanaan perjanjian (penyalahgunaan tujuan kredit, kredit atasnama) termasuk kedalam golongan tindakan PENIPUAN. Penagihan (SMS/ telfon kasar,sehingga membuat nasabah merasa dilecehkan, terancam atau pencemaran nama baik) termasuk kedalam golongan pelanggaran UU Informasi dan transaksi elektronik UU No.11 tahun 2008 dengan ancaman penjara max 6th denda max 1 miliar. Penarikan Jaminan (jaminan diambil ditengah jalan, jaminan yang diambil bukan yang dijadikan jaminan kredit) termasuk kedalam golongan tindakan PENCURIAN sesuai UU No.1590

K/Pid/1997 pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa mengambil barang yang bukan merupakan jaminan hutang maka dapat di tafsirkandengan maksud memiliki secara melawan hokum Penjualan Jaminan (barang jaminan dijual, di gadaikan,dll) termasuk kedalam golongan tindakan PENGGELAPAN dengan max penjara 4 tahun denda 500 juta. (Pasal 372 KUHP) PENYELESAIAN KREDIT MACET MELALUI JALUR NON LEGAL FORMAL Tindakan awal untuk menyelesaikan kredit macet perlu diperhatikan hal sbb: 1. Character, bagaimana karakter nasabah setelah kreditnya macet (kooperatif/tidak) 2. Capacity, bagaimana kapasitas kemampuan membayar nasabah setelah kreditnya macet,apakah bisa sesuai dengan perjanjian atau semampunya nasabah. 3. Condition, bagaimana kondisi usaha nasabah, apakah masih berjalan atau sudah pailit. Penyelesain kredit macet nasabah setelah dilakukan penelaahan hal diatas memiliki beberapa cara penyelesaian, diantaranya : 1. 2. 3. 4. Penyelesaian secara tunai sekaligus Penyelesaian secara tunai bertahap atau Restrukturisasi Penyelesaian secara penyerahan aset Penyelesaian lain yang tidak melanggar hukum

Mediasi Adalah proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak ke tiga tidak memihak dan bekerja sama dengan para pihak yang bersengketa untuk memperoleh kesepakatan yang memuaskan Seorang mediator tidak mempunyai kewenangan untuk memutuskan perkara,tetapi hanya membantu para pihak untuk mencari penyelesaian yang diterima para pihak. Seorang mediator biasanya berasal dari kalangan profesi Pengacara, Ulama, atau tokoh masyarakat. Dasar hukum Mediasi adalah Peraturan Mahkamah Agung RI No.2 tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi pada pengadilan. PENAGIHAN OLEH PIHAK KETIGA Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) no.12/38/DPNP tanggal 31 Des 2010 diatur bahwa, Dalam rangka mendukung kelancaran penyelesaian pembayaran angsuran KPR, Bank wajib paling kurang menyusun sistem dan prosedur operasional mengenai collection baik yang dilakukan oleh unit kerja Bank dengan menggunakan tenaga collector yang merupakan pegawai Bank maupun dengan menggunakan jasa pihak ketiga termasuk alternatif tindak lanjut penanganan permasalahan collection.

PBI No.13/25/PBI/2011 tgl 9 Des 2011 perihal prinsip kehati-hatian bagi bank umum yang melakukan penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain, mengatur bahwa: Penyerahan sebagaian pelaksanaan pekerjaan kepada pihak lain dilakukan melalui perjanjian : 1. Pemborongan pekerjaan 2. Penyediaan jasa tenaga kerja Bank hanya dapat melakukan perjanjian alih daya dengan perusahaan penyedia jasa minimal harus memenuhi syarat : 1. 2. 3. 4. 5. Berbadan hukum indonesia Memiliki ijin usaha dari instansi yang berwenang Memiliki reputasi,kinerja keuangan dan pengalaman SDM mendukung Memiliki sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam alih daya

You might also like