You are on page 1of 100

Abu El Nassr

(Ayah Kemenangan)

Oleh

Karl May

http://rajaebookgratis.wordpress.com

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Pengantar
Novela yang ditulis pada 1881 ini aslinya adalah cerita lepas yang menjadi bagian awal dari suatu rangkaian kisah perjalanan yang berjudul Gilgeda Padischann (Bayangan Padishah). Sedang Bayangan Padishah itu sendiri adalah bagian awal dari seri enam buku yang dikenal sebagai Seri Timur dengan masa penulisan selama 6 tahun lamanya (1882-1888). Di Indonesia seri ini dikenal sebagai seri Kara Ben Nemsi yaitu nama julukan si narator/si penutur sebagaimana halnya dengan nama Old Shatterhand untuk seri Wild West. Lokasi dan latar belakang ceritanya adalah di wilayah jajahan Kekhalifahan Usmaniyah Turki (Ottoman Empire) pada abad 19. Ide penulisan cerita muncul karena di waktu itu kejahatan/kriminal memang sedang meraja-lela di mana-mana di wilayah kekhalifahan itu, khususnya di daerah Balkan atau daerah-daerah yang jauh dari pengawasan pemerintahan pusat. Karena pengetahuan tentang Islam didapat pengarangnya dari bahan-bahan yang tersedia di Jerman pada abad 19 itu, tentu saja hasilnya tidak selalu sama dengan pengertian tentang Islam seperti yang dipahami di Indonesia. Pada akhirnya, ini adalah cerita tentang petualangan, bukan tentang agama dan keagamaan. Naskah ini diterjemahkan dari versi Inggris yang menggunakan naskah Jerman yang asli, yaitu ketika naskah masih berbentuk artikel bersambung di majalah. Selamat membaca. Paguyuban Karl May Indonesia Catatan: Naskah dari:The Shadow of the Padishah, part One, Through the Desert (Psi Computer Consultants Pty. Ltd. 2001), diterjemahkan oleh: Michael Michalak, bekerjasama dengan Paguyuban Karl May Indonesia.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atas seijin penerjemah Inggrisnya, oleh:ogh . Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Karl May, silakan kunjungi http://indokarlmay.com. Untuk informasi: info@indokarlmay.com

http://rajaebookgratis.wordpress.com

ABU EL NASSR
Apakah memang benar Sihdi-Tuan, bahwa Anda mau tetap menjadi giaur seorang kafir, yang dipandang lebih rendah daripada anjing dan lebih menjijikkan daripada tikus yang makan sampah? Ya, begitulah, jawab saya. Effendi, saya benci orang-orang kafir dan bersyukur bahwa setelah kematiannya mereka pergi ke Jehenna, dimana iblis Lucifer tinggal, tapi saya mau menyelamatkan Anda dari kutukan abadi yang akan jadi nasib Tuan jika Anda tidak menjadi seorang yang berIkrar bil Lisan bersaksi suci. Tuan tidak seperti Sihdi-Sihdi yang pernah saya layani dan saya mengenal kebaikan Anda. Itulah sebabnya saya mau mengubah agama Tuan, baik Tuan mau atau tidak. Begitulah bicara Halef, pembantu dan penunjuk jalan saya. Kami telah berkelana menempuh jurang dan celah Jebel (Gunung, Pegunungan) Aures bersama-sama dan kemudian menurun ke Dra el Haua, sehingga kami bisa ke Seddada, Kris dan Dgashe melalui Jebel Tarfaui. Ada jalan dari tempat itu Fetnassa dan Kbili dengan melalui chott yang mengerikan. Halef bertubuh kecil dan serba ingin tahu. Sedemikian pendeknya, sehingga dia bisa berjalan di bawah lengan saya yang dibentangkan tanpa kesulitan. Dia juga sangat ramping dan singset seolah dia puas tinggal selama sepuluh tahun ditekan di bawah ganjal pada sebuah herbarium. Wajahnya tidak kelihatan karena tertutup sorbannya yang bukan main besarnya, yang kira-kira sembilanpuluh senti diameternya. Jubahnya yang dulu putih sekarang berlepotan dengan berbagai macam warna karena fungsi gandanya sebagai saputangan dan kain lap. Jubahnya mestinya dipakai orang yang lebih besar, sehingga sewaktu turun dari kuda, dia harus merapikannya terlebih dulu seperti perempuan dengan lipatan rok dan petikotnya. Namun, meskipun tampilan fisiknya biasa saja, orang harus mengakui ada rasa hormat tertentu terhadap si kecil ini. Dia memiliki ketajaman otak yang luar biasa, keberanian yang tiada tara, kemampuan dan ketekunan, yang memungkinkan dia bertahan dan menyelesaikan segala rintangan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

yang dihadapi.

Karena

dia

bisa

berbicara semua

dialek

antara

kampung

halamannya Ulad Bu Seba hingga Delta Sungai Nil, tidak heran saya lebih dari puas dengan pelayanannya, sehingga saya menganggapnya lebih sebagai teman daripada pembantu. Sayang sekali, Halef memiliki sifat yang sering membuat jengkel saya. Dia seorang muslim yang taat, mendekati fanatik, dan karena perhatiannya atas kehidupan akhirat saya, dia tiada henti-hentinya menghendaki saya pindah agama Islam. Sebagai balasannya, saya pasang senyum kecut dan konyol yang menyertai usaha yang tidak berhasil itu. Saya mengedarai kuda jantan Berber setengah liar yang kecil, sehingga kaki saya hampir-hampir menyentuh tanah. Sebaliknya dengan Halef. Untuk menambah citranya, berlawanan dengan punya saya, dia menaiki kuda betina Hassiferdshahn setinggi langit yang sudah tua, dan duduk sedemikian tinggi di pelananya sehingga dia harus menundukkan kepala jika memandang saja. Percakapan kami sangat riuhnya dan diimbuhi dengan gerak kedua tangan serta kakinya yang diputar-putarnya ke segala penjuru arah untuk menegaskan kalimatnya; demikian juga gerak mimik wajahnya yang menari-nari untuk menggaris bawahi pentingnya kata-katanya. Tampilan ini kelihatan penuh kejenakaan, sehingga susah sekali bagi saya untuk tetap tenang. Karena saya tidak menanggapi kata-kata sebelumnya, dia meneruskan: Tahukah Tuan apa yang terjadi dengan giaur setelah meninggal, Sihdi? Coba katakan. Setelah meninggal, semua orang, apakah dia Muslim, Kristen, Yahudi, apapun juga, melewati Barzakh. Dan itu keadaan antara kematian dan kebangkitan. Ya, Sihdi. Suara terompet sangsakala membangunkan yang tidur di Barzakh. El Jaum el akbar awal, dan el Akhiret akhir, telah dilampaui, dan selanjutnya semua akan hancur musnah kecuali el Kuhrs singhasana Tuhan, el Ruhh, roh suci, el Lauhel mafus dan el Kalam Kitab dan Suratan Takdir. Selain itu tidak ada lagi yang masih ada? Tidak. Bagaimana tentang Surga dan Neraka?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Sihdi, Tuan bijaksana dan pandai; Anda segera memperhatikan apa yang lupa saya sampaikan, itulah sebabnya menyedihkan sekali kalau Tuan tetap saja mau menjadi giaur yang terkutuk. Tapi saya bersumpah demi jenggot saya, saya akan mengubah kepercayaan Tuan bagaimanapun juga. Dengan kata-kata itu dahinya berkerenyut menjadi suatu kerutan. Dia menariknarik tujuh helai rambut di dagunya dan menyentak-nyentak sembilan ulir rambut pada masing-masing sisi hidungnya, yang dikenal dengan kumis summa summarum. Dia sentak-sentakkan pahanya dan didorong-dorongkan tangannya yang bebas dengan kasar ke surai kudanya, seolah kuda betina itu setan Lucifer sendiri terhadap mana saya harus diselamatkan. Binatangnya, diperlakukan jelek begitu, menendang-nendangkan kaki belakangnya sebagai tanda protes, tapi mengingat itu tidak patut karena silsilah keturunan mulianya, si kudapun cepat tenang kembali. Halef melanjutkan pidatonya dengan tidak terhentikan lagi: Ya, Jennet-Surga, dan Jehenna-Neraka, tetap akan ada. Kalau tidak, dimana yang selamat dan tidak selamat akan ditaruh? Tetapi sebelum seorangpun bisa mencapai tujuannya, mereka semua harus berjalan menyeberangi Jembatan Ssirath, yang melintasi Danau Handh dan sedemikian sempit dan tajamnya bagaikan sisi pedang yang terasah tajam. Engkau melupakan sesuatu. Apa? Datangnya Deddshel. Tentu saja! Sihdi, Tuan tahu Quran dan semua kitab suci dan begitupun Tuan tak hendak berusaha berubah agama! Tapi jangan khawatir, saya akan menjadikan Tuan Umat Beriman nantinya! Pokoknya, sebelum hari pengadilan tiba, Deddshel akan muncul. Dia adalah yang seperti disebut para giaur Antichrist, bukankan begitu effendi? Ya, begitulah Halef. Setelah itu datanglah Hisab dimana perbuatan dari setiap orang dibacakan dari Kitab buku- dimana perbuatan baik dan buruk dihitung. Pertimbangan tentang perbuatan baik-buruk ini akan memerlukan waktu limapuluh ribu tahun, suatu jangka waktu dimana bagi si baik akan terasa segera berlalu, tapi bagi si jahat seolah tiada akhir. Itulah Hukm-

http://rajaebookgratis.wordpress.com

timbangan dari perbuatan semua manusia. Dan setelah itu? Setelah itu datanglah hari pengadilan. Mereka yang telah melakukan tindakan baik dibanding jelek diijinkan memasuki Surga, si kafir dan si pendosa masuk ke Neraka. Tetapi para Muslim yang tindakan jeleknya mengalahkan yang baik hanya dihukum untuk waktu yang pendek di Neraka. Tuan lihat, Sihdi, apa yang menunggu Tuan sebagai Umat Beriman? Tapi Tuan akan diselamatkan; Tuan akan pergi bersama saya memasuki Jennet-Surga. Saya akan mengubah agama Tuan, baik Tuan bersedia atau tidak! Dan lagi-lagi kaki dan tangannya menari-nari dengan sepenuh tenaganya, seolah dia sedang melakukan tampilan pernyataan atas kebersemangatannya terhadap tugas yang diembannya. Kuda betina antik Hassi-ferdshahnnya sekarang menjadi terbiasa dengan tingkahnya, dan hanya menaik-turunkan telinganya dan menatap dengan sepintas ke arahnya. Dan apa yang saya derita di Nerakamu? tanya saya. Di Jehenna api abadi akan memanggang Tuan. Aliran air berbau busuk mengalir di sekitar Tuan dan meskipun Tuan terserang rasa haus yang abadi, baunya mencegah Tuan memuaskan derita haus itu. Ada juga pohon-pohon yang menakutkan di sekeliling Tuan dan di antaranya adalah pohon Zakum yang mengerikan, dahan-dahannya berbuah seperti kepala setan. Hih! Ya, Sihdi, mengerikan! Penguasa Jehenna adalah malaikat hitam Thabek, dan di sana ada tujuh bagian, dimana tujuh gerbangnya terbuka lebar. Jehennem, bagian pertama, adalah dimana pendosa Muslim menjalankan hukuman atas kelakuan buruknya . Ladha, bagian kedua, untuk orang Kristen. Hothama, bagian ketiga, untuk orang Yahudi. Sair, bagian keempat, untuk orang Sabier. Sakar, bagian kelima, untuk orang Magi dan penyembah api, dan Gehim, keenam, untuk semuanya yang menyembah ke berhala dan percaya jimat. Zaoviat, ketujuh dan bagian terakhir yang juga disebut dengan Derk Asfal, adalah bagian yang terdalam dan paling ditakuti. Di sinilah semua orang munafik dikumpulkan. Si terkutuk ini dibawa melalui sungai yang menyala ke masing-masing bagian oleh roh jahat dan dipaksa memakan buah pohon Zakum yang mengerikan itu,

http://rajaebookgratis.wordpress.com

dimana lambungnya dicabik-cabik dengan abadi. Oh, effendi, bersaksilah ke Nabi, sehingga Tuan tinggal di Jehenna hanya sebentar saja! Saya menggelengkan kepala dan bilang: Kalau nasib saya memang harus ke Neraka, saya mau pergi ke Neraka Kristen, yang sama saja mengerikannya. Jangan percaya itu, Sihdi! Saya janji ke Tuan demi Nabi dan semua kalifah bahwa Tuan akan ke Jennet. Boleh saya gambarkan? Silakan! Jennet terletak di atas surga ketujuh dan memiliki delapan gerbang. Pertama Tuan akan tiba di Sumur Hawus Kewser yang hebat, dimana seratus ribu jiwa bisa minum bersamaan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih menyenangkan daripada moshus , kesturi dan dupa, dan di pinggiran sumur tersedia sejuta cawan emas, yang bertatahkan berlian dan batu permata lainnya. Dari sini Tuan bisa pergi tempat dimana jiwa beristirahat pada bantal-bantal emas dan disajikan daging yang lezat dan sari buah oleh houris -bidadari cantik. Tuan akan mendengar musik yang paling surgawi yang mengiringi nyanyian yang dilagukan oleh malaikat Israfil. Angin segar, atas kehendak Allah, menghembus melalui pohon-pohon dan mendentingkan genta-genta yang bergantung pada rerantingan dengan harmoni yang begitu paling indahnya. Masingmasing jiwa panjangnya enampuluh els (jarak antara siku dan ujung jari tengah) dan usianya abadi tigapuluh tahun. Di tengah-tengah pepohonan ada Tubah yang menjulang tinggi. Ini adalah pohon keberuntungan baik; batangnya tumbuh dari pusat istana Nabi dan cabangnya mencapai kediaman mereka yang diberkati, serta dibebani dengan segala buah yang disukai. Akar pohon Tubah adalah sumber air terjun dari semua sungai di Surga, dimana susu, anggur, kopi dan madu mengalir tiada henti. Saya mencatat bahwa jabaran indah dari konsep Surga tadi diambil dari gambaran ajaran sebelumnya dan disesuaikan dengan alam pikir Badui pengembara. Halef menatap saya dengan penuh pengharapan dan jelas dia telah yakin bahwa cara dia menggambarkan tentang Surga telah menyelimuti alam pikir saya. Sekarang, apa yang Tuan pikir? dia bertanya dan penasaran karena saya diam saja. Saya harus bilang bahwa saya kurang bahagia dengan memuai menjadi enampuluh els dan saya sungkan dengan houris, karena saya rikuh dengan jenis kelamin

http://rajaebookgratis.wordpress.com

wanita. Tapi kenapa? dia bertanya dengn penuh keheranan. Karena Nabi bersabda: Suara perempuan seperti nyanyian bulbul burung penyanyi, tetapi lidahnya penuh racun seperti bisa, pernah kau baca ini? Saya pernah baca itu. Dia menundukkan kepalanya; saya menempelak dia dengan kata-kata Nabinya sendiri. Setelah beberapa lama, dia bertanya dengan sedikit kurang yakin. Tapi kepercayaan kami tidakkah indah? Tuanpun tidak diminta untuk memandang houri? Saya tetap akan seorang Nasrani. Tapi tidak sulit mengucapkan: La Illa illa Allah, we Mohammed Resul Allah! Apakah lebih sulit berdoa: Ja abana Iledsi, fi s- semavati, jata hadesso smoka? Dia menatap saya dengan marah. Saya tahu benar bahwa Isa Ben Marryam, yang Tuan panggil Jesus, telah mengajarkan Tuan doa itu; yang Anda sebut Doa Tuhan. Tuan mau mengubah saya dengan kepercayaan Anda, tapi jangan berharap apapun juga bahwa Tuan akan bisa berhasil meninggalkan saya dari Tauhid, kepercayaan terhadap Allah! Saya sadar sekali bahwa memperbandingan kepercayaan kami adalah hal yang sia-sia belaka, tetapi saya tahu, hanya itulah satu-satunya cara yang akan membikin dia diam. Saya pakai cara itu lagi belakangan dengan hasil yang baik. Jadi biarkan saya dengan kepercayaan saya, dan akan saya biarkan engkau dengan kepercayaanmu! Dia menggumamkan sesuatu tak jelas atas kata-kata saya, dan kemudian bergumam, Pokoknya saya masih mau mengubah Tuan, baik Tuan suka atau tidak. Dan saya akan berhasil , karena Tuan juga punya tesbih-tasbih (maksudnya: Islam dan Kristen sama-sama bertasbih, jadi tidak terlalu jauh perbedaannya-pen). Itulah yang saya pastikan, seperti halnya saya adalah Hajji Halef Omar Ben Hajji Abul Abbas Ibn Hajji Dawud al Gossarah! Jadi engkau putra Abul Abbas yang putra Dawud al Gossarah?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Begitulah. Dan keduanya pernah berziarah? Ya. Dan engkau juga seorang hajji? Ya. Jadi semua bertiga sudah pernah ke Mecca (Mekkah) dan telah melihat Kaaba Kabah yang suci? Dawud al Gossarah tidak. Ah! Tetapi kenapa engkau panggil beliau hajji? Karena dia begitu. Beliau tinggal di Jebel Shur-Shum dan sebagai orang muda dia memulai ziarahnya. Beliau berhasil menyeberangi el Juf, yang dikenal sebagai batang tubuhnya padang pasir. Tetapi beliau jatuh sakit dan harus tetap tinggal di Mataair Trasah. Di sana beliau mengambil istri, menyaksikan kelahiran putranya Abul Abbas dan meninggal. Tidak akankah beliau menjadi hajji , seorang penziarah? Hmm! Tapi Abul Abbas berhasil tiba di Mekkah? Tidak. Tadi beliau juga seorang hajji? Ya. Dia memulai ziarahnya dan berhasil tiba di Dataran Admar, dimana beliau harus tinggal. Kenapa? Beliau tertatap Amareh, si Mutiara dari Juneth, dan jatuh cinta. Amareh istrinya yang melahirkan Halef Omar, orang yang sekarang ada di hadapan Anda. Kemudian dia wafat. Bukankan dia seorang hajji? Hmm! Tapi engkau pernah ke Mekkah? Tidak. Tapi engkau juga memanggil dirimu seorang penziarah! Ya. Sewaktu ibu saya wafat, saya memulai penziarahan saya. Saya berkelana menuju matahari terbit dan menuju matahari terbenam, melewati tengah hari, melewati tengah malam; saya pelajari semua oasis di padang pasir dan tentang semua tempat di Mesir. Saya belum tiba ke Mekkah, tapi pada akhirnya saya akan tiba di sana. Bukankah saya seorang hajji?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Hmm! Saya kira hanya orang yang telah menyelesaikan ziarah hajji dan benarbenar di Mekkah yang diijinkan memanggil dirinya seorang hajji? Sebenarnya, ya. Tapi saya dalam perjalanan ke Mekkah! Sangat mengagumkan! Tapi engkau pada akhirnya juga akan bertemu seorang dara dan tinggal bersamanya; anakmu akan punya kismet yang sama. Kemudian setelah sekitar seratus tahun , cicitmu akan bilang: Saya Hajji Mustafa Ben Hajji Ali Assabeth Ibn Hajji Said al Hamza Ben Hajji Schebab Tofail Ibn Hajji Halef Omar Ben Hajji Abul Abbas Ibn Hajji Dawud al Gossarah dan tidak ada seorangpun dari tujuh penziarah dari tujuh generasi ini yang pernah melihat Mekkah dan menjadi hajji benar-benar. Bagaimana pendapatmu? Meskipun bersungguh-sungguh, dia menjadi tertawa tertahan. Ada kejadian di antara pengikut Nabi yang memanggil diri mereka hajji khususnya di hadapan orang asing- meskipun banyak dari mereka pasti belum pernah melihat Kaaba (Kaabah) dengan mata kepalanya sendiri atau melengkapi perjalanannya dari Ssafa ke Merweh. Mereka belum pernah ke Arafah, atau juga tidak bercukur rambut dan janggutnya di Minah. Halef orang kesayangan saya termasuk yang demikian, tapi dia melakukan ini dengan niat baik. Sihdi, dia memohon dengan rendah hati, apakah Tuan akan memberitahu semua orang bahwa saya belum pernah ke Mekkah? Saya hanya akan mengungkapnya kalau engkau mencoba mengubah saya menjadi Islam; kalau tidak, saya akan diam saja. Lihat, bukankah itu jejak-jejak di pasir? Kami telah berbelok ke Wadi (genangan air musiman, atau bagian keringnya, oase) Tarfaui beberapa saat yang lalu, dan sekarang berada di tempat dimana lerengnya tertutup pasir yang tertiup angin. Di pasir itu, terlihat jejak yang jelas. Beberapa orang melintas di sini, Halef mengabaikan jejak tapal-kuda. Makanya kita turun dan periksa jejaknya dengan teliti. Dia memandang saya dengan herannya. Sihdi, itu tidak perlu. Sudah cukup untuk tahu ada orang lewat sini. Kenapa kita akan periksa jejak tapal kuda di pasir? Tidak ada salahnya kita tahu, siapa yang ada di depan kita. Kalau kita berhenti untuk memeriksa semua jejak yang melintas di jalan Tuan,

http://rajaebookgratis.wordpress.com

kita akan tiba di Seddada dalam dua bulan. Apa urusan Tuan dengan siapa yang di depan kita? Sudah menjadi pengalaman saya selama perjalanan saya menempuh negerinegeri yang jauh, bahwa nasib seseorang bisa bergantung pada kesadaran atas hal yang terjadi pada dia. Sangat disarankan untuk memeriksa semua jejak dan jalur untuk memastikan, jika mungkin, apakah jejak tersebut dibuat oleh lawan atau kawan. Tuan tidak akan ketemu dengan musuh di sini, effendi. Kita tidak akan pernah tahu dengan pasti. Saya turun. Ada jejak yang nyata dari tiga binatang, seekor unta dan dua ekor kuda. Yang pertama jelas unta tunggangan, terbukti dengan jejak yang mencolok. Pada penyelidikan lebih lanjut dari jejak lainnya, saya tertarik dengan salah satu jejak kudanya. Sangat jelas menderita cacat kecil pada pahanya. Di negeri dimana kuda adalah kekayaan, menaiki kuda yang semacam itu tidak lain menunjukkan bahwa penunggangnya pastilah seorang Arab yang sangat miskin atau seorang asing. Halef, terheran-heran dengan kerajinan saya memeriksa jejak bertanya, segera setelah saya selesai: Apa yang Tuan temui, Sihdi? Jejak tapal dua kuda dan satu unta Dua kuda dan satu jemmel! Allah melindungi mata Tuan, saya juga melihat persis hal yang sama tanpa harus turun dari tunggangan saya. Tuan seorang taleb berpendidikan, melakukan hal-hal yang menertawakan seorang hamahr pengendara keledai. Apa guna harta karun ilmu pengetahuan yang telah Anda ungkap di sini? Saya tahu terutama bahwa tiga penunggang melalui tempat ini sekitar empat jam yang lalu. Dan apa guna pengetahuan itu? Tuan orang-orang dari Belad el Rumi dari Eropa, orang-orang yang aneh! Wajahnya menunjukkan rasa belas kasihan yang luar biasa terhadap saya. Saya lebih suka mengabaikan ini dan kami meneruskan perjalanan dengan diam-diam. Kami mengikuti jejak itu sekitar satu jam lamanya, hingga kami tiba di kelokan wadi dimana kuda-kuda kami tiba-tiba berhenti. Tiga burung ruak bertengger pada tebing bukit pasir tidak jauh dari kami, memekikkan jeritan kering mereka seraya membubung

http://rajaebookgratis.wordpress.com

ke tinggi angkasa dengan sayap terkembang. El buedj burung ruak, kata Halef. Dimana ada burung itu, pasti akan ada bangkai. Ya, pasti ada binatang mati di dekat sini, saya menjawab sembari mengikuti dia menaiki bukit pasir. Halef memacu kudanya dan saya mengikutinya. Dia hampir saja tiba di atas bukit pasir ketika tiba-tiba menghentikan kudanya dan meneriakkan rasa terkejutnya, Mash Allah Keajaiban Tuhan! Apa ini! Bukankah itu orang yang terbaring di sana, Sihdi? Saya sependapat, itu memang benar orang yang mayatnya dijadikan santapan ruak. Saya melangkah cepat-cepat dari kuda saya dan berlutut di samping sang mayat. Cakar ruak telah merobek-robek bajunya, tapi ketika menyentuh tubuhnya saya dapati bahwa orang yang malang itu belum lama meninggalnya. Allah kerihm Tuhan Maha Pengasih! Sihdi, apakah orang ini meninggal karena sebab-sebab wajar? tanya Halef. Tidak. Kau lihat luka di lehernya dan lubang di tengkorak kepalanya? Dia dibunuh. Allah menghukum orang yang melakukan ini. Ataukah orang ini meninggal karena perkelahian yang jantan? Apa maksudmu dengan perkelahian yang jantan? Mungkin dia korban balas dendam berdarah. Kita periksa bajunya. Halef membantu dalam tugas ini. Kami tidak menemui apa-apa hingga perhatian saya akhirnya tertuju pada tangan kiri si jenasah. Saya lihat bulatan emas sederhana yang biasa dipakai untuk cincin kawin. Saya lepaskan cincin dari jarinya dan mendapati di bagian dalamnya ukiran tulisan kecil tapi jelas E.P. 15. Juillet 1830. Apa yang Tuan dapati? tanya Halef. Orang ini bukan Ben Arab. Jadi apa kemungkinannya? Seorang Prancis. Seorang Frank, seorang Kristen? Apa alasannya? Jika seorang Nasrani mengambil seorang istri, ikatannya biasanya disimbolkan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

dengan pertukaran cincin, dimana nama-nama mereka dan tanggal perikatannya ditulis. Dan itu cincin semacam itu? Ya. Tapi darimana Tuan tahu bahwa orang ini adalah seorang Frank? Dia mungkin saja seorang Inglis atau seorang Nemsi seperti Anda. Ada beberapa hal yang bercirikan Prancis di tulisannya. Biarpun, itu saja tidak menunjukkan dia benar-benar seorang Frank, effendi. Tidakkah mungkin saja dia menemukan atau bahkan mencurinya? Itu memang betul. Tapi lihatlah kemeja yang dipakai dibawah pakaiannya, pasti itu asalnya dari Eropa. Siapa yang membunuh dia? Dua teman seperjalanannya. Tidakkah engkau lihat pasir di sekitar sini berhamburan, bukti jelas dari perkelahian? Dan kau perhatikan bahwa Saya berhenti di tengah kalimat. Sewaktu saya berbicara, saya juga bangkit untuk menyelediki daerah sekitar. Saya perhatikan awal gelimang tumpahan darah yang melebar yang asalnya tak jauh dari mayat dan menuju bagian lain di antara batu karang yang berdekatan. Saya ikuti jalan setapak ini dengan senjata terkokang di tangan, karena mungkin si pembunuh masih ada di sekitar. Saya tidak perlu melangkah terlalu jauh ketika saya dengar kepak sayap dari lebih banyak lagi ruak yang segera cepat-cepat menghindar dari pesta yang kedua, seekor unta, yang mati karena luka yang besar pada dadanya. Halef menepukkan kedua belah tangannya dan dengan nada yang berduka-cita berseru, Seekor hedjihn abu-abu, seekor tuareg-hedjihn abu-abu, dan anjing-anjing pembunuh ini, piaraan-piaraan Shatan iblis, telah membunuhnya! Jelas dia lebih prihatin atas kematian onta tunggangan yang indah daripada kematian seorang Prancis. Sebagai seorang putra gurun sejati, dimana bagi mereka barang yang sekecil apapun bisa berarti hal yang bernilai tinggi, dia berlutut di samping onta dan menggeledah kantong-kantong pelana- semuanya kosong. Para pembunuh telah mengambil semuanya , Sihdi. Mudahan mereka dibakar di Jehenna selama-lamanya! Tidak ada, sama sekali tidak ada yang mereka tinggalkan, hanya onta dan kertas-kertas di pasir di sana.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Kata-katanya menarik perhatian saya ke tempat itu, tidak jauh dari kami, dimana ada beberapa kertas lecek yang nyata-nyata dianggap tidak berguna dan dibuang. Mengingat kertas-kertas ini mungkin berisi informasi yang bisa membantu menjelaskan apa yang terjadi di sini, saya berjalan memungutinya. Ternyata beberapa lembar halaman dari surat kabar dan saya merapikan serta mengumpulkannya. Sekarang saya ada dua halaman dari Vigie algriene dan juga dua dari Lindpendant dan Mahouna . Yang pertama adalah surat kabar Aljazair, yang kedua dari Constantine dan yang ketiga dari Guelma. Meskipun berasal dari tempat berbeda, setelah melihat isinya sekejap, saya mendapati bahwa masing-masing koran melaporkan cerita yang sama tentang pembunuhan seorang pedagang Prancis di Blidah. Tersangka yang dicurigai adalah seorang pedagang Armenia, yang segera melarikan diri dan waktu itu segera dikejar habis-habisan. Jabaran pelakunya dari tiga laporan itu, sama dalam segala hal. Untuk alasan apa orang Prancis yang meninggal, yang nyata-nyata juga pemilik dari onta mati ini membawa-bawa koran-koran tersebut? Apakah insiden yang disebutkan itu berhubungan dengan dirinya secara pribadi? Apakah dia keluarga dari pedagang di Blidah itu, apakah dia pembunuhnya, atau apakah dia petugas polisi yang memburu si pembunuh? Saya ambil koran-koran itu dan memasukkannya ke kantong saya dan menyelipkan cincin di jari supaya aman, dan kembali ke Halef yang masih di samping bangkai. Di atas kami, ruak berputaran. Segera setelah tidak jauh kami beranjak, mereka turun menyerbu bangkai onta itu sekali lagi. Apa yang akan Tuan lakukan sekarang, Sihdi?, tanya pembantu saya. Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang selain mengubur lelaki malang ini. Tuan mau menggali lubang dan menaruh dia kedalamnya dan menutupnya dengan tanah? Tidak, untuk itu kita perlu alat yang tidak kita punyai. Kita akan tutup dia dengan bebatuan sehingga binatang tidak bisa mengganggu jasadnya. Dan Tuan kira dia benar-benar seorang giaur? Dia seorang kristiani. Masih mungkin saja Tuan keliru, Sihdi; mungkin saja dia seorang muslim. Untuk itu ijinkan permintaan saya!

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Apa itu? Mari kita baringkan dia dengan wajah menghadap Mekkah! Saya tidak keberatan dengan itu, karena dia akan juga menghadap Yerusalem dimana Kristus Penyelamat kami menderita dan meninggal. Mari kita kerjakan! Kami melakukan tugas yang menyedihkan itu dengan kesunyian mendalam. Gundukan bebatuan yang kami tumpukkan menutup di atas mayat yang akan melindunginya dari binatang-binatang gurun. Saya tempatkan lagi batu-batu tambahan yang saya bentuk seperti salib. Saya kemudian melipat kedua belah tangan untuk berdoa, dan mengucapkan beberapa kata. Setelah usai, Halef menghadapkan pandangannya ke timur dan mulai mengucapkan surat ayat-ayat Quran: Atas Nama Tuhan yang Maha Pengasih! Katakan: Allah adalah Esa dan abadi. Dia yang gaib dan tidak ada yang menyamai. Manusia menyukai hidupnya yang singkat dan tidak peduli dengan keabadian. Hari akhirmu telah tiba dan sekarang engkau akan menemui penciptamu dalam kehidupan yang baru. Kiranya dosa-dosamu hanya sedikit dan jumlah amalmu sebanyak butir pasir di gurun dimana engkau tidur! Setelah kata-kata itu dia berlutut di pasir dan memakai pasirnya untuk membersihkan tangannya yang telah ternajisi karena memegang mayat. Jadi Sihdi, saya sudah tahir lagi, yang dibilang bani Israel kosher, dan boleh memegang lagi yang bersih dan suci. Apa yang kita lakukan sekarang? Kita coba mengejar para pembunuhnya. Tuan akan membunuh mereka? Saya bukan hakim atau dewan juri. Saya mau bicara dengan mereka untuk mengetahui kenapa mereka melakukan kejahatan itu, kemudian saya akan tahu apa yang akan saya lakukan berikutnya. Mereka bukan orang-orang yang pintar, kalau tidak , mereka tidak akan membunuh seekor hedjihn yang jauh lebih berharga daripada kuda-kudanya. Hedjihn itu akan bisa membuka rahasia mereka. Tengok, kau lihat jejaknya. Mari! Mereka mungkin lima jam jauhnya di depan kita, mungkin kita bisa kejar mereka di waktu pagi sebelum mereka tiba di Seddada. Meskipun panas yang menyengat dan tanah bebatuan yang mencapekkan, kami

http://rajaebookgratis.wordpress.com

melaju seolah mengejar gazelle, itulah sebabnya susah untuk bercakap-cakap. Kesepian yang terpaksa ini jelas sangat menyulitkan Halef, Sihdi, dia memanggil saya dari belakang , Sihdi, Tuan mau kehilangan saya? Saya berbalik memandang dia. Kehilangan engkau? Ya. Kuda betina saya tulangnya lebih tua daripada kuda Berber jantan Anda. Hassi-ferdshahn betina kuno nya benar-benar berlumuran keringat dan busa berleleran keluar dari mulutnya. Tapi hari ini kita tidak bisa istirahat di bagian hari yang paling panas seperti biasanya, dan kita harus tetap berkuda hingga matahari terbenam atau kita tidak bisa menangkap buruan kita. Yang cepat belum tentu berarti mencapai akhir tujuan sebelum yang lambat, effendi jadi Allah akbar, lihat di sana! Kami berada di hadapan gundukan besar wadi dan melihat di kejauhan, mungkin seperempat jam perjalanan dari kami kini berada, dua pengendara, atau tepatnya dua orang yang duduk di pinggiran sobha , kolam kecil yang berair payau. Kudanya mengunyah mimosa kering dan berduri yang tumbuh di kawasan itu. Ha, itu mereka! Ya, Sihdi, itu mereka. Kelihatannya terlalu panas bagi mereka, dan mereka ambil keputusan untuk melewatkan hari yang paling panas. Atau mereka ambil keputusan untuk membagi barang jarahannya. Mundur, Halef, mundur, supaya mereka tidak melihat kita! Kita meninggalkan wadi dan mengendara ke barat untuk tidak berapa lama sehingga kelihatannya kita datang dari Chott Rharsa. Kenapa, effendi Sehingga mereka tidak curiga bahwa kita menemukan mayat korbannya. Tunggangan kami mendaki pinggiran wadi dan kami mengendara lurus ke gurun ke arah barat. Setelah berapa lama, mengarah ke posisi dimana dua orang itu beristirahat. Karena mereka berada di bagian paling dasar dari wadi, mereka tidak melihat kami mendekat, tapi tidak bisa tidak pasti mendengar kami datang begitu kami mendekat. Sebagaimana telah kami perkirakan, mereka mendengar kedatangan kami dan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

telah bangkit begitu kami melerengi pinggir wadi. Karena juga telah memperkirakan, mereka telah memegang senjatanya dan sekarang menatap kami dengan penuh kecurigaan. Saya tentu saja berlaku sebaliknya, sebagaimana seseorang yang tiba-tiba berhadapan dengan orang asing di daerah liar yang sepi. Namun demikian, saya tidak memandang perlu untuk mempersiapkan persenjataan. Salaam aalakum saya menyapanya, sewaktu saya turun dari atas kuda. Aalekum, jawab yang lebih tua. Siapa kalian? Kami para pengendara yang suka damai. Dari mana datang kalian. Dari barat. Menuju ke mana? Ke Seddada. Masuk suku mana kalian? Saya menunjuk ke Halef dan menjawab: Dia dari Dataran Admar, dan saya masuk ke Beni-Sachsa. Dan Anda? Kami dari suku terkenal Ulad Hamalek. Ulad Hamalek adalah para penunggang kuda yang hebat dan pejuang yang berani. Dari mana Anda datang? Dari Gafsa. Itu berarti bahwa Anda telah menempuh perjalanan yang jauh. Kemana Anda menuju? Ke Bir Sauidi, di sana kami punya teman-teman. Bahwa mereka datang dari Gafsa dan sedang menuju ke Sauidi pasti jelas dusta, tapi saya meneruskan seolah saya percaya semua kata-katanya dan bertanya: Apa Anda mengijinkan kami untuk bergabung selama kami istirahat? Kami bermaksud tinggal di sini hingga esok pagi buta, begitu jawabnya, yang berarti tidak menolak tidak juga mengundang. Kami juga bermaksud tinggal di sini hingga matahari terbit. Anda punya cukup air untuk kami berdua dan kuda-kuda kami. Ijinkan kami tinggal di sini. Padang pasir milik semua orang. Marhaba Selamat Datang di tengah-tengah kami!

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Meskipun ada tawaran mereka, tidak susah untuk menebak bahwa mereka lebih menyukai kami meneruskan perjalanan segera. Kami menuntun kuda kami ke pinggir wadi dan melepas pelananya di pinggir air, dimana kami sendiri juga melepaskan lelah. Ketika saya sekarang bisa mempelajari lebih lanjut kedua orang itu dengan lebih detil, syak wasangka saya tentang karakter mereka semakin bertambah kuat. Yang lebih tua, dengan siapa saya bercakap-cakap, tinggi dan kurus kering. Jubahnya tergantung di tubuhnya seolah-olah itu dari orang-orangan di sawah. Dua mata kecil yang mengancam memancar dari bawah sorban biru yang kotor. Di atas bibir tak berdarah yang tipis, kumisnya yang kering tak beraturan terlihat berjurai jarang-jarang. Dagunya yang lancip cenderung mengarah ke atas, dan hidungnya, ya hidungnya, tidak seperti paruh elang atau rajawali, tapi lebih mengingatkan saya akan ruak pemakan bangkai yang hanya beberapa waktu yang lalu saya halau dari tubuh korban pembunuhan. Lelaki yang lebih muda terlihat tampan, tetapi hawa nafsunya melemahkan mata dan syarafnya serta menyebabkan kerutan di dahi dan pipinya tiba sebelum masanya. Dia tidak menujukkan tindak tanduk yang bisa dipercaya. Yang lebih tua bicara Arab dengan logat yang menunjukkan dia dari daerah Euphrate, dan yang lebih muda sama sekali bukan berasal dari Timur tetapi agaknya orang Eropa. Kudanya, yang berada di dekatnya, sama sekali bukan jenis terbaik dari jenisnya, dan nyata-nyata telah menempuh jarak yang jauh belakangan ini. Pakaiannya kelihatan telah compang-camping, tapi senjatanya luar biasa bagusnya. Di tempat dimana mereka berbaring tadi terletak barang-barang yang jarang kelihatan di daerah ini. Nyata-nyata mereka tidak punya waktu untuk menyembunyikan barang-barang ini sewaktu kami datang: sehelai saputangan sutera, sebuah arloji emas termasuk rantainya, sebuah revolver yang benar-benar hebat, dan sebuah buku catatan jurnal yang berbalutkan morocco (kulit halus atau kulit domba yang disamak dengan sumac). Saya berlaku seolah saya tidak memperhatikan barang-barang itu dan mengambil korma dari pelana tunggangan , dan kemudian mulai makan dengan acuh tak acuh. Apa yang Anda lakukan di Sedadda? tanya yang lebih tua. Tidak ada. Kami hanya lewat saja, jawab saya. Kemana? Melintas Chott Jerid ke Fetnassa dan Kblili.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Pandangan sepintas yang dia berikan ke temannya menunjukkan ke saya bahwa itu adalah rute yang sama yang akan mereka tempuh. Sekarang dia bertanya: Anda punya urusan di Fetnassa atau Kbili? Ya. Anda mau menjual kawanan ternak di sana? Tidak. Atau budak? Tidak. Atau mungkin barang-barang yang akan Anda kirimkan dari Sudan? Tidak. Jadi apa? Tidak ada. Lelaki suku kami tidak berdagang di Fetnassa. Atau Anda bermaksud menjemput istri untuk Anda sendiri? Saya pandang dia dengan tatapan marah. Tidak tahukan Anda bahwa adalah suatu penghinaan berbicara dengan seorang lelaki tentang istrinya! Atau mungkin Anda giaur, dan kurang pengetahuan? Kelihatan bahwa saya telah mengenainya, karena orang itu kelihatan sangat peduli. Dia tidak mempunyai tanda-tanda tubuh seperti orang Badui, wajah seperti dia lebih menyerupai wajah Armenia ya bukankah pedagang Armenia yang menjadi tersangka pembunuh pedagang Prancis di Blidah, dan jabaran tanda-tandanya ada di kantong saya? Saya tidak punya waktu untuk membaca jabarannya dengan baik. Sewaktu pikiran itu terlintas di pikiran saya, mata saya tertatap plat perak di gagang revolver, dimana sebuah nama tergravir. Permisi! saya bilang, seraya bersamaan mengambil senjata itu dan membaca: Paul Galingre, Marseille. Itu pasti nama dari si pemilik ketimbang nama dari pabrik pembuatnya. Namun saya tidak menyembunyikan perhatian saya, bahkan bertanya: Senjata apa ini? Sebuah sebuah pistol yang berputar. Tolong kasih tahu bagaimana cara menembakkannya? Dia menjelaskan pada saya. Saya mendengarkan dengan penuh perhatian dan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

membalas Engkau bukan Ulad Hamalek, tapi seorang giaur Apa katamu, dia menuntut. Benar bukan! Jika kau pengikut Nabi, kau langsung menembak saya di tempat karena memanggilmu seorang giaur. Hanya orang-orang kafir yang memiliki revolver. Bagaimana bisa senjata seperti ini bisa jatuh ke tangan seorang Ulad Hamalek! Sebagai hadiah? Tidak. Jadi itu barang jarahan dari suatu penyerbuan? Ya. Dari siapa ini diambil. Dari seorang Frank. Yang telah engkau lawan dengan jujur? Ya. "Di peperangan. Yang mana? Di El Guerara. Kau dusta. Dengan jawaban terakhir ini kesabarannya berakhir. Dia bangkit dan meraih revolver. Apa katamu? Itu dusta? Akan saya tembak kau seperti Saya selesaikan kalimatnya untuk dia: Seperti orang Frank di sana di Wadi Tarfaui! Tangan yang memegang revolver turun di samping tubuhnya dan dia berubah beberapa lapis lebih pucat. Tapi segera mengumpulkan akalnya dan menuntut dengan suara rendah yang mengancam: Apa maksudmu dengan kata-kata itu? Saya raih kantong saya untuk mengambil koran-koran dan dengan cepat memandang sekejap mencari nama dari tersangka pembunuh. Akan saya katakan padamu apa maksud saya, engkau bukan orang Ulad Hamalek. Nama aslimu sangat saya kenal, yaitu Hamd il Amasat.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Sekarang dia mundur menjauhi saya dan menggerakkan tangannya seolah menangkis. Bagaimana kau tahu saya. Saya tahu kau, itu cukup. Tidak, kau tidak tahu saya. Saya bukan seperti yang kau bilang, saya orang Ulad Hamalek, saya akan tembak semua orang yang berkata sebaliknya! Milik siapa barang-barang ini? Milik saya. Saya ambil sapu tangan. Ada sulaman singkatan monogram dengan huruf-huruf P.G. Saya buka arlojinya dan menemukan huruf yang sama digravir pada bagian dalam tutupnya. Darimana kau dapat barang-barang ini. Apa hubungannya dengan kau? Taruh kembali! Alih-alih menaati dia, saya buka catatan jurnal. Di halaman pertama saya baca sebuah nama Paul Galingre, tapi isinya sayang sekali tulisan steno, yang saya tidak bisa membacanya. Taruh buku itu, saya bilang! Dengan kata-kata itu dia pukul buku itu dari tangan saya dan terlempar ke kubangan air. Saya coba mengambilnya dan tiba-tiba dihadang dengan lawan yang lain. Si yang lebih muda menempatkan dirinya di antara air dan saya. Halef yang semula tidak menunjukkan rasa ingin tahu dalam perselisihan ini, namun telah mengikuti percakapan, saya perhatikan sekarang telah menaruh jarinya pada pelatuk senapan locoknya. Hanya perlu satu tanda saja dari saya dan dia akan menembak. Saya membungkuk dan memungut kompas. Berhenti, itu milik saya! Berikan kembali! Si yang lebih tua berteriak. Dia meraih lengan saya untuk menunjukkan keseriusan kata-katanya, tapi saya bilang dalam suara kalem. Duduk, banyak yang harus kita bicarakan. Tidak ada hal yang harus diperbincangkan denganmu.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Tapi saya ada. Duduk, kalau tidak, saya tembak kau. Ancaman saya berhasil seperti yang diharapkan. Dia duduk di tanah, demikian juga saya. Saya juga pegang pistol revolver saya dan mulai: Lihat, saya juga punya revolver! Jauhkan punyamu. Kalau tidak, ini akan meledak! Dia meletakkan senjatanya hati-hati di sampingnya tapi sedemikian rupa hingga mudah meraihnya. Engkau bukan orang Ulad Hamalek? Saya orang mereka. Engkau tidak datang dari Gafsa? Saya datang dari sana. Sudah berapa lama kalian berkuda melintasi Wadi Tarfaui? Apa urusannya denganmu. Ini sangat banyak artinya bagi saya. Di sana ada mayat orang yang telah kau bunuh. Roman muka yang keji muncul di wajahnya. Dan jika itu benar telah saya lakukan, apa katamu tentang itu? Tidak banyak, hanya beberapa pertanyaan. Yaitu? Siapa lelaki itu? Saya tidak tahu dia. Kenapa kau bunuh dia dan ontanya? Karena saya mau. Apa dia muslim? Bukan. Dia giaur. Kau ambil semua barang-barang miliknya? Kenapa harus saya tinggalkan? Tidak, engkau harus menyimpannya untuk saya. Buat kau..? Ya. Saya tidak mengerti.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Engkau harus berusaha untuk mengerti, orang itu giaur, saya juga giaur dan saya akan menuntut ganti rugi. Engkau mau membalas dendam kematiannya? Tidak, kalau saja ada pembalasan dendam dalam pikiran saya, engkau pasti sudah ambil nafas penghabisan. Kita ada di gurun pasir, dimana hukum adalah siapa yang terkuat. Saya tidak akan membuktikan siapa di antara kita yang terkuat, tapi saya akan serahkan kau pada pembalasan Tuhanmu, yang maha tahu segalanya, maha melihat segalanya, dan tidak akan membiarkan setiap tindakan jahat tidak terhukum. Satu hal saya minta padamu, dan kau harus mengindahkan baik-baik kata-kata saya: engkau harus serahkan semua yang kau ambil dari korbanmu. Dia menatap saya dengan menyeringai penuh perhitungan. Kau pikir saya benar-benar melakukannya? Saya tahu itu. Jadi ambillah apa yang kau mau. Dia membuat gerakan yang cepat ke arah revolver di tanah di sampingnya, tapi segera menghentikannya ketika dia memandang moncong gelap dari laras revolver saya. Diam, atau saya tembak kau! Situasi yang saya hadapi benar-benar aneh. Lawan saya untunglah gampang terintimidasi dan memiliki nyali yang kecil. Dia segera menarik kembali tangannya dan kelihatan tidak tahu kemudian harus berbuat apa. Apa yang akan kau lakukan dengan barang-barang milik si Frank itu? Saya akan pastikan bahwa itu dikembalikan ke keluarganya. Sekarang dia menatap saya dengan wajah yang hampir penuh perhatian! Kau pembohong. Kau mau simpan sendiri itu untuk dirimu. Saya tidak bohong. Dan apa yang mau kau lakukan terhadap saya? Sekarang ini, tidak ada; tapi hati-hati kalau sampai kita berselisih jalan lagi! Engkau benar-benar mau pergi Seddada dari sini? Dan jika saya berikan padamu semua barang yang saya ambil dari si Frank, engkau akan membiarkan saya dan teman saya pergi ke Bir Sauidi tanpa dihalangi? Ya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Kau janji itu? Ya. Bersumpahlah! Seorang giaur tidak pernah bersumpah, kata-katanya seperti suatu sumpah kebenaran. Ini, ambil revolver, arloji, kompas dan baju, dia menyorongkan barang-barang itu ke saya. Apa lagi yang ada di dia. Tidak ada lagi. Dia punya uang. Akan saya ambil. Saya tidak iri, tapi berikan kantong atau apa saja yang disimpannya. Dia menarik dompet yang dihiasi mutiara dari ikat pinggangnya dan memberikan ke saya setelah sebelumnya mengosongkan isinya. Sudah tidak ada apa-apa lagi? Tidak. Engkau mau geledah saya? Tidak. Jadi kami boleh pergi. Ya. Tingkahnya berubah ketika perasaan lega menyelimutinya. Temannya kelihatannya juga jinak dengan pandangan datar dan bersuka-cita bisa melarikan diri dari keadilan dengan cara yang demikian. Mereka cepat-cepat mengambil barangnya yang tersisa dan memasang pelana kuda-kudanya. Salaam aalekum - Damai berserta kalian! Saya tidak menjawab, dan sikap tidak sopan ini terbawa pergi bersama langkahnya. Dalam sekejap saja mereka telah berada di pinggir wadi dan menghilang di sebaliknya. "Sihdi! Apa? Boleh saya mengatakan sesuatu? Tentu.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Tuan sudah dengar tentang burung onta? Ya. Seperti apa mereka? Ya, tolong katakan. Bodoh, sangat bodoh. Teruskan! Maafkan saya, effendi, tapi Tuan kelihatannya lebih parah daripada burung onta. Dan kenapa itu? Karena Tuan biarkan para bajingan itu pergi. Saya tidak bisa menahan mereka sebagai tawanan, juga tidak bisa begitu saja membunuhnya. Kenapa tidak? Kalau yang telah mereka bunuh itu Umat Beriman, pasti sudah jelas saya akan mengirim mereka ke Shatan. Tapi karena dia seorang giaur saya tidak terlalu perduli apakah mereka diadili atau tidak. Namun demikian Tuan seorang nasrani dan Tuan biarkan para pembunuh orang nasrani pergi! Siapa bilang mereka akan melarikan diri dari keadilan? Mereka sudah pergi! Mereka akan mencapai Bir Sauidi dan kemudian pergi ke Debila dan El Ud, sehingga mereka bisa menghilang ke areg (wilayah bukit-bukit pasir). Mereka tidak akan bisa begitu. Apalagi yang akan mereka lakukan? Mereka bilang bahwa mereka akan pergi Bir Sauidi. Mereka bohong. Mereka akan pergi ke Seddada. Apa yang menyebabkan Tuan bilang begitu. Mata saya. Allah memberkati mata Tuan, yang Tuan pakai untuk memperhatikan jejakjejak di pasir. Hanya orang yang tidak beriman yang menangani masalah dengan cara yang Tuan lakukan sekarang. Tapi pada waktunya saya akan buka mata Tuan dengan cara-cara Nabi, dan itu pasti terjadi baik Tuan suka atau tidak! Dan kemudian saya akan panggil diri saya seorang hajji tanpa harus melihat

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Mekkah. Sihdi ! Tuan janji tidak bicara hal ini. Ya, sepanjang engkau tidak berusaha mengubah agama saya. Tuan majikan saya, dan saya harus menaatinya. Tapi apa yang harus kita lakukan sekarang? Pertama-tama kita pastikan kita aman. Di sini kita akan jadi sasaran empuk peluru. Kita harus pastikan bahwa penjahat-penjahat itu telah pergi. Saya mendaki ke pinggiran wadi dan melihat bahwa kedua pengendara itu telah melampaui jarak yang jauh ke arah barat daya. Halef telah mengikuti saya ke lereng, Itu dia mereka menjauh, dia berseru. Itu arah ke Bir Sauidi. Segera setelah tidak kelihatan mata, mereka berbelok menuju ke timur. Sihdi, saya percaya otak Tuan melunak. Kalau mereka melakukan itu, mereka akan jatuh ke tangan kita sekali lagi! Mereka kira kita akan meninggalkan tempat ini esok pagi dan itu membuat mereka yakin bahwa mereka akan jauh di depan mereka. Tuan menerka dan sama sekali tidak tahu kalau Tuan benar. Kau pikir demikian? Bukankah saya perhatikan bahwa salah satu kuda mereka ada yang tidak benar jalannya? Ya. Saya perhatikan juga demikian sewaktu mereka pergi. Jadi saya akan terbukti benar bahwa mereka pergi ke Seddada. Kenapa tidak kita ikuti sekarang juga? Kita akan ada di depan mereka jika kita mau, karena kita berjalan ke arah yang langsung. Itu artinya, kalau mereka menemui jejak kita, akan menghindari pertemuan dengan kita lagi. Jadi mari kita kembali saja ke mata air dan beristirahat hingga waktunya tiba untuk mengikuti mereka. Kami kemudian menuruni bagian atas wadi. Saya berbaring di atas selimut dan menggunakan ujung sorban sebagai lisham -cadar guna menutupi wajah. Kemudian menutup mata, tidak untuk tidur, tapi untuk membantu merenungkan kejadian-kejadian belakangan ini. Tapi siapa yang mampu berkonsentrasi lama tentang apa saja dalam terik panas gurun Sahara? Saya benar-benar terlelap selama sekitar dua jam dan ketika terbangun, waktunya telah tiba bagi kami untuk meneruskan perjalanan.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Wadi Tarfaui mengarah menuju ke arah Chott Rharsa, untuk itu kami harus meninggalkan wadi kalau mau menuju ke timur ke arah Seddada. Setelah sekira satu jam lamanya kami menjumpai sebuah jejak yang dibuat oleh dua ekor kuda, yang datang dari barat dan mengarah ke timur. Sekarang Halef, kau kenali ethar-jejak ini? Mash Allah, Tuan benar, Sihdi! Mereka pergi ke Seddada. Saya turun dan melihat dengan lebih dekat ke jejak yang terlihat. Jejak-jejak ini dibuat sekitar setengah jam yang lalu. Mari kita lambatkan langkah kita, kalau tidak mereka akan melihat kita muncul dari belakang mereka. Kaki-kaki bukit Jebel Tarfaui perlahan bergabung mengarah ke sebuah dataran rendah. Surya telah tenggelam dan tak lama kemudian ketika bulan muncul, kami melihat Seddada di bawah kami. Apakah kita turun? Tidak, kita tidur di antara pepohonan zaitun di sepanjang kerimbunan di bukit itu. Kami memisah dari jalur perjalanan semula dan menemukan tempat yang tepat di antara zaitun sebagai tempat mendirikan tenda kami. Kami berdua terbiasa dengan bunyi lolongan serigala, gonggongan ajak fennec, dan nada yang lebih dalam lagi dari heyna; sehingga suara-suara malam itu tidak mengganggu dan segera kami terlelap. Ketika saat bangun tiba, saya melakukan tugas pertama untuk memeriksa jejak-jejak si buruan dari hari kemarin. Saya yakin karena sudah dekat desa maka tidak akan ada hal yang menunjukkan apa-apa yang berguna. Tapi saya heran dan senang ketika jejak itu tidak menuju ke Seddada tapi berbelok menuju ke selatan. Kenapa mereka tidak masuk ke kota? tanya Halef. Untuk menghindar agar tidak kelihatan. Pembunuh yang dikejar harus hati-hati, jawab saya. Tapi kemana mereka pergi sekarang? Pasti ke Kris, sehingga mereka bisa berkendara menyeberangi Jerid. Kemudian mereka harus meninggalkan Aljazair di belakang dan mendapatkan perlindungan sementara. Kita sudah ada di Tunisia. Perbatasannya adalah garis antara Bir el Khalla dan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Bir el Tam , di balik Chott Rharsa. Itu tidak memadai untuk orang-orang seperti mereka. Saya berani bertaruh mereka akan pergi melalui Fessan ke Kufarah, hanya dengan demikian mereka bisa pasti merasa aman. Mereka sudah pasti aman di sini, kalau saja punya sebuah Bu-Djeruldu surat jalan dari Sang Sultan. Itu tidak akan menolong mereka kalau mereka kepergok seorang konsul atau agen polisi Tuan pikir demikian? Saya tidak menyarankan seseorang untuk lancang berani melawan yang perkasa Gilgeda padischahnn! (Arti harfiah: Bayangan Padishah) Kau bilang begitu dan sebagai seorang Arab yang bebas? Ya, di Mesir saya telah menyaksikan apa saja yang bisa dilakukan Sang Sultan; tapi di sini di gurun, saya tidak takut beliau. Kita akan menuju Seddada? tanya Halef. Ya, membeli korma dan minum air segar. Setelah itu kita terus. Ke Kris? Ke Kris. Dalam seperempat jam kami telah mengisi kembali perbekalan kami dan kami ada di jalan yang mengarah dari Seddada ke Kris. Di bawah kami, di sisi kiri, permukaan Chott Jerid berkilauan dengan indahnya, memantul ke wajah-wajah kami, suatu pemandangan yang benar-benar saya kagumi. Padang Sahara adalah suatu teka-teki yang besar dan masih belum terpecahkan. Kembali ke tahun 1845, Virlet dAoust mengusulkan agar sebagian dari gurun dibenami air laut, sehingga bisa mengubah daerah di sekitarnya menjadi bisa ditanami dan menghasilkan, sehingga bisa menguntungkan kebudayaan penduduk setempat. Apakah proyek tersebut layak dan akan membawa manfaat pada kawasan di sekitarnya masih bisa diperdebatkan lagi. Di kaki lereng selatan Jebel Aures and sepanjang rangkaian pegunungan bagian timur yang terdiri dari Dra el Haua, Jebel Tarfaui, Jebel Situna serta Jebel Hadifa, terdapat suatu dataran yang amat luas bergelombang menurun sejauh mata memandang hingga ke kakilangit. Dataran paling rendah yang unik ini tertutup oleh lempengan dan rembesan garam yang merupakan sisa dari danau kering yang sangat luas. Di sektor

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Aljazair nama yang diberikan adalah chott, sedang di sektor Tunisia disebut sobha atau sebcha. Batas dari daerah menarik dan luar biasa ini ditandai bagian baratnya dengan kaki bukit dataran Beni-Mzab, bagian timur dengan teluk Gabes dan bagian selatan dengan daerah bukit-bukit pasir Ssuf dan Nifsaua yang bergabung dengan Jebel Tebaga. Mungkin depresi inilah yang menjelaskan asalusul Teluk Triton sebagaimana yang ditulis oleh Herodotus, Bapak Sejarah. Selain terdiri dari rawa-rawa kecil yang jumlahnya banyak sekali dan kering di musim panas, wilayah ini terdiri dari tiga sebcha utama yang luas, yang masing-masing dari barat ke timur: Chott Melrir, Rharsa, dan Jerid. Yang terakhir ini juga disebut dengan El Kebir. Tiga cekungan ini membentuk suatu daerah dimana paroh baratnya lebih rendah daripada permukaan Laut Tengah sewaktu surut di Gabes. Bagian dangkal daerah chott saat ini sebagian besarnya terisi butiran pasir yang tertiup angin dan hanya pada bagian tengah masing-masing cekungan yang terdapat sedikit air. Karena tampilannya, chott diibaratkan oleh para penulis dan pengelana Arab sebagai permadani kapurbarus, atau penutup selimut kristal, bahkan piring perak atau permukaan logam yang meleleh. Sedang mengenai chott itu sendiri , perbandingan yang perlu disebutkan terletak pada kerak garam yang menutupinya, dimana ketebalannya berbeda-beda antara sepuluh hingga duapuluh sentimeter. Hanya di beberapa tempat tertentu orang bisa berdiri di atas kerak tanpa membahayakan nyawa atau anggota badan. Celakalah dia yang menyimpang dari jalan setapak yang aman bahkan jika hanya selebar tangan! Keraknya akan pecah dan si korban tertelan dalam sekejap mata. Segera setelah itu, kerak akan menutup kembali seolah tidak pernah ada kejadian apapun juga. Jalan setapak yang melintas chott sangat berbahaya khususnya saat musim penghujan ketika hujan menghanyutkan pasir yang menutup kerak. Air chott berwarna hijau dan lebih pekat daripada air tawar dan lebih asin daripada air laut. Usaha untuk mengukur kedalamannya tidak pernah berhasil, tapi diperkirakan rawa-rawa garam ini tidak lebih daripada limapuluh meter. Bahaya sebenarnya saat menembus kerak terletak pada massa cairan kental , yaitu pasir yang bergerak mengalir limapuluh hingga delapanpuluh sentimeter di bawah lapisan yang hijau muda itu. Ini dibentuk oleh samums (angin panas gurun) dimana selama ribuan tahun menghembuskan pasir dari gurun ke dalam air.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Ahli-ahli geografi Arab yang paling awal, termasuk Ebn Jobeir, Ebn Batuta, Obeidah el Bekri, El Istakhri dan Omar Ebn el Wardi semua setuju belaka bahwa ada bahaya-bahaya yang mengancam untuk para pengelana di chott. Jerid telah menelan ribuan orang dan onta tanpa jejak. Pada 1826 sebuah kafilah yang terdiri lebih dari seribu onta mencoba menyeberangi chott. Suatu kejadian yang menyedihkan menimpa onta di barisan panjang yang paling depan yang tergelincir dari jalur yang seharusnya. Binatang itu segera menghilang dan diikuti oleh hewan lainnya. Segera setelah kafilah tertelan semuanya, keraknya menutup lagi seperti semula , sama sekali tidak ada jejak yang tertinggal. Kelihatannya kejadian yang luar biasa seperti itu tidak mungkin terjadi. Untuk mempercayainya, orang harus tahu bahwa onta biasa mengikuti pemimpinnya , dan biasanya terikat pada onta di depannya. Yang kedua, jalan setapak yang melintas chott biasanya sedemikian sempitnya sehingga tidak mungkin bagi binatang, apalagi kafilah, untuk berbalik. Tempat yang bagaikan kaca rias kebiruan yang berkilau dan sama sekali tidak seperti timah hitam yang meleleh merupakan tampilan yang menipu dari dataran ini berikut maut yang mengintai di bawahnya. Lapisan garamnya terkadang keras dan tembus pandang seperti botol dan kalau dipukul berbunyi seperti lantai Solfatara di Napoli. Namun di sebagian besarnya terdiri dari massa yang lembek dan meletihkan, yang kelihatannya saja teguh bertahan, tapi paling-paling hanya mampu menahan lapisan pasir yang tipis. Apa saja yang lebih berat daripada itu akan tertelan tanpa jejak. Para pemandu jalan yang melewati daerah itu menggunakan batubatu kecil sebagai tanda pada jarak tertentu pada sepanjang jalan setapak itu. Pada waktu yang lampau di Chott El Kebir, dahan-dahan korma ditusukkan ke tanah. Dahan korma itu disebut jerid. Itulah sebabnya kemudian chott mendapat gelar yang lain yaitu, El Jerid. Timbunan batu-batu itu disebut gmar, dan umumnya tidak kelihatan di tempattempat dimana datarannya digenangi air hingga beberapa meter, terkadang sedalam dada kuda tingginya. Bagian atas chott juga tidak seragam, tapi terdiri dari beberapa gelombang yang terkadang mencapai setinggi tigapuluh meter. Celah-celah dari gelombang-gelombang ini terlihat bagaikan alur dan dimanfaatkan oleh kafilah. Di bagian yang rendah inilah

http://rajaebookgratis.wordpress.com

terletak maut mengintai yang mematikan itu. Angin yang sepoi pun bahkan bisa menyebabkan lapisan garam berkisar dan airpun bisa terdorong naik karena ada tekanan tertentu, memancar dari celah retakan seperti air mancur. Dataran yang berkilauan namun mematikan ini berada pada bagian kiri kami sementara kami mengikuti arah menuju Kris. Dari sana jalur menuju ke Fetnassa mengarah menyeberangi chott sepanjang Semenanjung Nifzaua. Halef menunjuk ke chott dibawah, Tuan lihat chott itu, Sihdi? Ya. Sudah pernah tuan berkendara melintas suatu chott? Belum. Maka berterimakasihlah ke Allah; kalau sudah pernah, mungkin tuan sudah bertemu nenek moyang tuan! Kita benar-benar mau menyeberanginya? Tentu. Bismillah, Atas Nama Allah! Semoga teman saya Sadek masih hidup. Siapa dia? Saudara saya Sadek adalah pemandu jalan yang terkenal dari Chott Jerid, dia tidak pernah melangkah di tapak yang salah. Dia termasuk suku Merasig, dilahirkan waktu ibunya di Mu Hamed, namun tinggal bersama putranya, pejuang yang gagah berani, di Kris. Dia mengenal chott tanpa ada orang lain yang bisa menyamainya dan satu-satunya yang saya percayai, Sihdi. Apa kita langsung ke Kris? Berapa jauhnya itu? Sejam lebih sedikit. Jadi kita mengarah sedikit ke barat. Kita harus tahu apakah kita bisa mendapati jejak para pembunuh itu. Tuan benar-benar mengira mereka telah pergi ke Kris? Mereka pasti juga telah bermalam di udara terbuka, dan telah ada di hadapan kita dengan niat mau menyeberangi chott.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Kami meninggalkan arah semula dan mengarah ke barat. Tidak jauh dari jalur kami semula, kami melintasi banyak jejak yang lama kelamaan semakin berkurang dan akhirnya tidak ada sama sekali. Akhirnya, pada jalur yang mengarah ke El Hamma, saya menemui jejak tapal dari dua kuda di pasir, dan setelah dengan bersungguh-sungguh memeriksa jejak-jejak itu, saya memastikan bahwa kami telah menemui mereka. Kami mengikuti jejak mereka hingga mendekati Kris, dimana akhirnya jejak itu menghilang bercampur dengan jejak lainnya di jalanan yang lebar. Itulah sebabnya saya yakin bahwa para pembunuh dapat kami temui di sini. Halef menjadi tegang. Sihdi, boleh saya mengutarakan sesuatu? Apa itu? Sangat bagus sekali jika seseorang bisa membaca bahasa pasir. Saya senang kau sudah menyadari ini. Tapi itu Kris. Di mana rumah temanmu Sadek? Ikuti saya Sihdi! Kami berkendara melalui suatu daerah dimana sejumlah tenda dan pondok didirikan di bawah pepohonan kurma, kemudian kami tiba pada sekelompok pepohonan almond. Di bawah lindungannya terdapat sebuah pondok yang lebar dan rendah, yang ketika kami tiba seorang Arab keluar menyambut dari tempat tinggalnya itu dan dengan gembira berlari menuju teman saya si kecil Halef. Sadek, saudaraku, kesayangan kalifah! Halef. Temanku, yang diberkati Nabi! Mereka saling memeluk seolah bagai kekasih. Orang Arab itu kemudan berbalik ke saya dan berkata: Maafkan saya bahwa saya tidak melayani Tuan! Masuklah ke rumah saya, anggaplah sebagai milik Anda sendiri! Kami masuk setelah dia mempersilakan. Sadek sendirian di kediamannya itu dan dia melayani kami dengan berbagai macam suguhan yang kami terima dengan senang hati. Halef merasa sudah waktunya untuk memperkenalkan saya ke temannya. Ini Kara Ben Nemsi, taleb hebat dari barat yang bisa berbicara dengan burung dan membaca rahasia pasir. Kami telah menyelesaikan tugas-tugas hebat bersama-sama sedang saya, yang teman serta pembantunya, dan pada waktunya akan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

mengubah dia ke jalan Nabi. Kawan setia ini suatu saat pernah menanyakan nama saya dan memang bisa mengingat kata Karl. Tapi karena tidak bisa melafalkannya, dengan cepat dia mengubahnya menjadi Kara, dan menambahkan Ben Nemsi, keturunan Jerman. Kapan dan dimana saya kiranya pernah berbicara dengan burung benar-benar lupa sama sekali, dan bagaimanapun juga ini tentunya mengangkat derajat saya setingkat dengan Sulaiman yang konon mempunyai keahlian bercakap dengan binatang. Sedang tuduhan pernah mengadakan tugas-tugas hebat, saya juga tidak ingat sama sekali, kecuali kalau Halef menganggap suatu kejadian dimana saya terjerumus dalam semak-semak dan dia menariknya pelan-pelan dari kuda Berber saya, dan kemudian mengambil kesempatan untuk omong besar saja. Tapi diplomasi tingkat tinggi Halef adalah pernyataannya bahwa saya bersedia berpindah agama menjadi Islam. Ini harus segera ditangkis dengan cepat. Untuk itu saya segera tanya Sadek, Tahukah Anda nama lengkap dari teman anda Halef? Tentu. Yaitu? Dia adalah Hajji Halef Omar. Itu belum lengkap. Dia adalah Hajji Halef Omar Ben Hajji Abul Abbas Ibn Hajji Dawud al Gossarah. Jadi Anda kiranya harus tahu bahwa dia berasal dari keluarga yang taat menjalankan perintah agama serta patuh yang mana semuanya adalah hajji, meskipun Sihdi, potong Halef dengan suatu wajah penuh kejut, kaget dan teror, jangan bicara dengan nasib dari pembantu Tuan! Tuan tahu bahwa saya akan selalu taat kepada Tuan. Saya harap begitu Halef. Engkau tidak lagi bicara mengenai dirimu dan diriku, sebaiknya engkau tanyakan ke temanmu tersayang Sadek dimana gerangan putranya yang telah engkau ceritakan padaku. Apakah Halef sudah menceritakan tentang putra saya, effendi? tanya si Arab. Allah memberkatimu, Halef, karena kau begitu memikirkan orang-orang yang sangat menyayangimu! Omar Ibn Sadek, putraku, pergi ke seberang chott ke Seftimi dan akan kembali hari ini.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Kami juga bermaksud menyeberangi chott, dan kami mengharapkan engkau menjadi penunjuk jalan kami, ujar Halef. Engkau? Kapan? Sadek menanyakan kami. Hari ini, jawab saya. Kemana Tuan berkehendak mau pergi Sihdi? Ke Fetnassa. Bagaimana jalannya? Berbahaya. Sangat berbahaya. Hanya ada dua jalur yang aman ke pinggiran seberang, yaitu El Toserija di antara Toser dan Fetnassa, dan Es Suida antara Nefta dan Sarsin. Jalur dari sini ke Fetnasa adalah yang paling buruk dan hanya dua orang yang tahu dengan pasti, yaitu saya dan Arfan Rakedihm dari Kris. Apakah putra anda juga tidak tahu jalannya? Ya, tapi dia tidak pernah pergi sendirian. Sejujurnya, dia lebih tahu jalan yang ke Seftimi Jalan itu, untuk beberapa lama, bergabung dengan jalan yang ke Fetnassa, saya menebak-nebak. Setelah sekitar dua pertiga perjalanan, Sihdi. Apabila kita berangkat setelah tengah hari, kapan kita bisa mencapai Fetnassa? Sebelum matahari terbit, kalau binatang-binatang Anda kuat. Anda menempuh chott juga jika malam? Jika bulan bersinar, ya. Tapi jika gelap, maka orang harus beristirahat di chott, apalagi kalau garamnya tebal, sehingga tidak ada masalah dengan beban perkemahan. Maukah Anda menjadi penunjuk jalan kami? Ya, effendi. Bisa saya lihat-lihat dulu chott nya? Tuan belum pernah menyeberangi suatu chott? Belum. Baik, marilah! Tuan akan melihat rawa-rawa kematian, ranah keputus-asaan, laut ketenangan, dimana saya akan menuntun jalan Tuan dengan langkah-langkah kepastian. Kami meninggalkan pondok dan berbalik ke timur. Setelah kami menyeberangi perbatasan yang lebar dan berlumpur, kami tiba di pinggiran chott yang sebenarnya. Karena kerak garam, airnya tak terlihat. Saya segera menggali dengan pisau dan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

mendapati bahwa keraknya sedalam empat belas sentimeter, namun itu cukup padat untuk menahan beban manusia rata-rata. Kerak itu tertutup dengan lapisan tipis dari pasir yang tertiup angin, yang bertiup di beberapa tempat. Potongan-potongan ini memendarkan warna biru keputihan. Sewaktu sedang sibuk dengan pengamatan saya, sepotong suara terdengar dari belakang kami: Salaam aalekum Damai kiranya beserta Anda. Saya berbalik. Di hadapan kami berdiri seorang Badui yang kurus berkaki bengkok, yang kelihatannya kehilangan hidungnya entah karena suatu infeksi atau mungkin sebuah peluru. Aalekum! jawab Sadek. Apa yang sedang dilakukan saudara saya Arfan Rakedihm di sini di chott? Dia memakai pakaian perjalanan. Apakah dia akan mengawal pengelana asing melalui sobha? Begitulah, jawab Arfan Rakedihm. Dua orang, yang akan segera tiba. Kemana mereka akan pergi? Ke Fetnassa. Arfan Rakedihm menunjuk Halef dan saya seraya bertanya ke Sadek: Apakah dua orang asing ini juga bermaksud menyeberangi danau? Ya. Jawab Sadek. Kemana perginya? Juga ke Fetnassa. Dan engkau menunjukkan jalannya? Kau bisa tebak sendiri. Mereka bisa pergi bersama saya, sehingga tidak akan merepotkanmu. Mereka teman-teman. Yang tidak menyusahkan saya. Saya tahu itu, engkau pelit dan tidak menyisakan saya apa-apa. Tidakkah engkau selalu saja merebut pelancong yang kaya dari tangan saya? Saya tidak pernah merebut siapapun dari kamu, saya memandu orang-orang yang datang ke saya atas kehendak mereka sendiri. Kenapa Omar, putramu, menjadi pemandu ke Seftimi? Kau mengambil mata pencarian saya dengan paksa, sehingga saya menderita. Allah kiranya menghukummu dan menuntun langkahmu hingga chott menelanmu.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Mungkin persaingan-usahalah yang menyebabkan permusuhan itu di sini, tapi bahkan jika tidak begitupun, orang ini kelihatan tidak bisa dipercaya dan itu terlihat di matanya, dan yang pasti saya tidak akan menunjuk dia sebagai pemandu saya. Arfan Rakedihm berbalik dan melangkah sepanjang tepian, dimana di kejauhan dua pengendara muncul, yaitu orang-orang yang akan dituntunnya menyeberangi chott. Sihdi, panggil Halef. Tuan kenali mereka? Saya tahu. Apakah kita biarkan mereka pergi tanpa halangan? Dia sudah mengangkat senjatanya dan siap untuk menembak. Saya cegah dia. Biarkan saja mereka! Mereka tidak akan bisa melepaskan diri dari kita. Siapa orang-orang itu? tanya pemandu kami. Para pembunuh. jawab Halef. Apakah mereka telah membunuh salah satu anggota keluarga Tuan atau suku Tuan? Tidak. Adakah dendam-berdarah yang harus diselesaikan dengan mereka? Tidak. Jadi biarkan saja mereka pergi! Tidak ada gunanya mencampuri hal-hal yang berkenaan dengan orang tak dikenal. Orang ini berbicara seperti layaknya Badui asli. Dia bahkan merasa tidak ada perlunya menengok pada orang-orang yang disebutkan padanya sebagai pembunuh. Mereka juga melihat dan memperhatikan kami. Saya lihat mereka bergegas menuju permukaan garam. Segera setelah mereka melakukannya, mereka berbalik memunggungi kami dan tertawa dengan melecehkan. Kami berjalan kembali ke pondok, beristirahat hingga tengah hari, mengganti bekal dan kemudian memulai perjalanan yang sangat berbahaya. Saya telah banyak melakukan perjalanan dengan susah-payah berkilo-kilo meter pada musim dingin di atas sepatu salju di atas sungai-sungai asing yang tidak dikenal, dimana orang perlu selalu waspada terhadap lapisan es yang pecah; tapi saya tidak pernah mengalami perasaan yang menyelimuti diri saya sekarang, saat saya melangkah diatas chott yang tidak bisa ditebak. Ini bukan teror, bukan juga rasa takut, tapi lebih pada

http://rajaebookgratis.wordpress.com

perasaan yang dialami seseorang yang berjalan di atas seutas tali ketika dia tidak sepenuhnya yakin apakah tali yang menyangga beban tubuhnya sudah benar-benar terikat dengan baik. Sebagai ganti es, lapisan kerak garam adalah sesuatu yang baru bagi saya. Suara yang aneh, warna, kristalisasi kerak, semuanya ini begitu asing, hanya sedikit saja mendukung rasa nyaman saya. Saya mencoba setiap langkah dan mencari kepastian kepadatan permukaannya. Ada tempat-tempat yang padat dan empuk dimana orang bisa terpeleset di atasnya, ada juga tempat lainnya yang kotor bagaikan salju yang terinjak-injak dan tidak akan mampu menahan beban yang sekecil apapun. Hanya setelah saya menjadi sedikit terbiasa dengan perasaan baru ini, saya menaiki kuda saya dan mempercayai sepenuhnya yang pertama kepada sang pemandu dan yang kedua kepada insting binatang. Kuda jantan kecil saya bersikap seolah-olah telah pernah menempuh jalur seperti ini sebelumnya. Dia berjalan dimana kalau dirasa aman, dengan penuh kepercayaan. Tapi jika rasa percaya itu hilang, dia memperkirakan daerah aman itu dengan coba-coba, dengan sangat hati-hati, di atas jalur yang sering kurang dari tigapuluh senti lebarnya. Dia menelungkupkan telinganya kalau tidak ke depan tentu ke belakang, mengendus daratan, mendengus dengan ketidakpastian atau pertimbangan, dan dengan terlebih dahulu menghentak-hentakkan kaki depannya pada tempat-tempat yang harus diwaspadainya. Penunjuk jalan kami melangkah terus ke depan, saya mengikuti dia, dan Halef mengekor di belakang saya. Jalurnya benar-benar menguras perhatian kami, sehingga kami sedikit berbicara. Itulah sebabnya setelah tiga jam lamanya berlalu barulah akhirnya Sadek berpaling ke saya: Hati-hati, Sihdi! dia mengingatkan, sekarang kita tiba pada bagian yang paling jelek dari sepanjang perjalanan. Kenapa paling jelek? Jalurnya sering melalui air yang dalam dan sangat sempit untuk bentangan yang panjang, kira-kira selebar dua jengkal. Permukaannya akan tetap baik-baik saja? Saya tidak yakin, kedudukannya selalu berubah-ubah. Jadi saya harus turun untuk mengurangi separoh beban. Saya menyarankan.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Sihdi, jangan lakukan itu. Kuda Tuan berjalan dengan lebih pasti daripada Tuan. Karena pemandu adalah pemimpin perjalanan kami, saya menyetujuinya dan tetap duduk di pelana. Bahkan hingga hari inipun saya masih menggigil kalau mengingat apa yang terjadi sepuluh menit berikutnya. Hanya sepuluh menit, tapi dalam kejadian seperti itu masa yang sedemikian pendek seolah terjadi tanpa akhir. Kami tiba pada dataran dimana bukit telah menjadi lembah, dan lembah menjadi bukit. Gundukan gundukan yang berbentuk gelombang itu terjadi dari garam yang padat dan keras, namun demikian lembah-lembahnya terdiri atas massa yang kental, dimana bagian-bagiannya tidak cukup mampu menahan binatang dan bebannya sekaligus, dengan demikian konsentrasi yang tinggi termasuk kewaspadaan yang mutlak atas bahaya yang mengancam benar-benar diperlukan. Meskipun saya duduk di atas kuda, air hijau itu sering mencapai paha saya. Itu berarti, pijakan yang aman -yang harus dirabaraba terlebih dahulu-, berada di bawah permukaan air. Yang lebih buruk lagi, si pemandu dan kemudian binatangnya harus mencarinya terlebih dahulu dan kemudian mencobanya sebelum masing-masing bisa dipercaya dengan segenap berat pengendara dan muatannya. Terlebih lagi, datarannya begitu rawan, begitu menipu, sehingga orang tidak berani tinggal sekejap pun lebih lama daripada yang diperlukan, kalau dia tidak mau terbenam. Benar-benar menegangkan syaraf. Kini kami tiba pada bagian jalur yang samasekali tidak bisa dipercaya dan semata hanya duapuluhlima senti lebar dengan panjang sekitar duapuluh meter. Sihdi, awas! Kita berdiri di tengah-tengah maut. Teriak pemandu kami. Dia memalingkan wajahnya ke arah timur sementara dia memeriksa permukaan dan berdoa dalam suara yang keras fatcha (Fatikah-pen) yang suci: Atas nama Allah yang Pemurah dan Penyayang, segala puji bagi Allah, yang Maha Pemurah dan Penyayang, penguasa hari kiamat, kepadaNyalah kami menyembah, dan kepadaNyalah kami memohon perlindungan, tunjukkanlah kami jalan yang benar, jalan yang engkau ridloi dan bukan jalan yang Halef yang berada di belakang saya ikut serta dalam doa itu. Tiba-tiba keduanya berhenti pada saat yang sama, karena di antara dua tebing sebuah tembakan terdengar. Kedua lengan pemandu kami terdorong ke atas, menjeritkan teriakan, kehilangan pijakan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

dan hilang segera ke dalam lapisan garam yang segera menutup kembali. Itu semua terjadi dalam sekejap, dimana akal manusia dikaruniai dengan ketajaman yang sedemikian rupa, sehingga hampir tanpa pikir segera mengambil tindakan yang biasanya perlu waktu beberapa menit bahkan terkadang beberapa jam untuk melakukannya, serta mendorong mereka tanpa sadar mengatasi kesadaran pikiran. Gema tembakan belum lagi reda dan pemandu kami belum lagi terbenam seluruhnya, namun demikian saya memahami semuanya. Kedua pembunuh itu bermaksud menghilangkan penuduh-penuduhnya, untuk itu mereka harus membujuk pemandunya, apalagi si pemandu iri terhadap Sadek. Mereka sama sekali tidak perlu melukai kami, tapi jika mereka membunuh pemandu kami, kami juga pasti akan habis. Mereka mencegat kami di sini, pada bagian yang paling berbahaya dari jalan setapak dan menembak Sadek. Sekarang mereka cukup menonton dan menunggu kami membuat langkah yang salah dan kemudian akan mampus juga di bawah permukaan chott. Meskipun semua terjadi sedemikian cepatnya, saya perhatikan Sadek terkena peluru di kepalanya. Apa jadinya kalau pelurunya menembus Sadek dan terus mengenai kuda saya, atau binatang itu terguncang karena suara mengagetkan? Demikianlah kuda Berber kecil ini meronta-ronta dengan liarnya sehingga kehilangan jejakan kaki depannya dan masuk ke dalam lapisan lumpur. Sihdi! terdengar teriakan ketakutan Halef di belakang saya. Saya benar-benar celaka, tapi ada satu hal yang menolong saya, sementara kuda saya tenggelam dan mencoba mencari pijakan tanah dengan sia-sia, saya letakkan tangan saya pada ujung pelana, saya lontarkan paha ke belakang dan ke udara melampaui kepala kuda. Karena tekanan tambahan yang saya timpakan pada si kuda malang, dia tenggelam segera ke kerak garam itu. Pada saat itu, ketika masih melayang di udara, saya berdoa ke Tuhan, doa yang paling khusuk sepanjang hidup saya. Kata-kata yang panjang dan bermenit-menit tidak perlu untuk sebuah doa ketika orang sedang ada dalam antara hidup dan mati. Juga tidak ada kata-kata dan tidak juga ukuran untuk waktu. Saya menerpa dataran yang padat yang segera menurun di bawah saya. Saya cari dan temukan pijakan, tenggelam, cari dan temukan pijakan yang lain lagi. Saya berjuang, terjerembab, dan mendapatkan juga dataran lagi akhirnya, tertarik ke bawah dan masih bisa juga maju ke depan dan masih tidak juga tenggelam. Saya tidak mendengar apa-apa,

http://rajaebookgratis.wordpress.com

tidak merasa apa-apa, tidak melihat apa-apa, kecuali tiga orang di atas tebing garam, yang dua di antaranya menunggu saya dengan senjata siap di tangan. Akhirnya, saya menjejak tanah keras di bawah kaki, padat, cukup luas, hanya garam, tapi bisa menanggung beban dengan aman. Dua ledakan senapan meletus di dekat saya. Tuhan menakdirkan saya masih tetap hidup, saya merunduk tiarap dan pelurunya mendesing di telinga. Saya masih menyelempangkan senapan di punggung dan suatu keajaiban kalau saya tidak kehilangan mereka, tapi waktu itu saya sama sekali tidak memikirkan senjata, tapi justru menyerbu mereka dengan tangan terkepal ke kedua bajingan itu. Mereka tidak menyangka ini. Si pemandu kabur dan si yang lebih tua karena tahu bahwa dia tidak mungkin selamat tanpa pemandu, segera membuntutinya. Saya tangkap si muda. Dia meronta dan mau kabur, saya pegang kakinya erat-erat. Dia ketakutan setengah mati, seperti halnya saya mata gelap karena marah, kami tidak perduli ke arah mana pergumulan terjadi, ketika kemudian dia menjeritkan lolongan kengerian dan saya melompat mundur. Adukan lumpur garam menelannya, dan saya berdiri tepat tujuhpuluhlima senti di samping kuburnya. Di belakang saya teriakan ketakutan terdengar, Sihdi, tolong, tolong! Saya berbalik. Di sana, di tempat dimana saya mendapati pijakan yang padat, Halef berjuang di ambang maut. Dia telah mulai tenggelam, tapi untunglah bisa menopang dirinya dengan berpegang pada lempeng garam yang kuat. Saya melompat ke tempat Halef berada, melepaskan senapan repertir dari punggung dan mendorong ke arahnya sementara saya sendiri menelungkup di tanah. Tangkap talinya! saya berseru. Sudah, Sihdi! O Allah illa Allah! Ayunkan pahamu ke atas , saya tidak bisa lebih dekat lagi. Pegang kuat-kuat! Dia memakai tenaga terakhirnya untuk mengangkat dirinya ke atas, pada saat yang sama saya tarik dengan segala kekuatan saya, dan berhasil. Dia terangkat ke permukaan rawa. Segera sesudah Halef bisa bernafas lega kembali, dia berlutut dan berdoa: Semua yang ada di langit dan di bumi, pujilah Tuhan, ini adalah kerajaannya, dan kita harus memuji Dia, karena Dia adalah Yang Maha Kuasa. Dia, seorang muslim berdoa, tapi saya seorang nasrani tidak mampu. Saya harus

http://rajaebookgratis.wordpress.com

mengakui saya tidak mampu merangkai kata-kata. Di belakang saya terletak padang garam, begitu indah , begitu tenang dan abadi, namun telah menelan pemandu berikut kedua tunggangan kami. Di depan kami saya lihat si pembunuh melarikan diri, dia yang harus bertanggungjawab atas semuanya! Setiap serat bergetar dalam tubuh saya, dan perlu beberapa waktu lamanya hingga saya bisa tenang kembali. Sihdi, apa Tuan terluka? Tidak, tapi temanku, bagaimana caranya hingga engkau bisa selamat? Saya lompat dari kuda saya, seperti yang Anda lakukan, effendi. Dan di luar itu saya tidak ingat apa-apa lagi. Saya bisa mulai ingat lagi ketika tergantung pada bibir garam. Tapi sekarang ini kita masih begitu juga." Kenapa? Kita tidak punya pemandu. Oh Sadek, teman jiwaku, kiranya arwahmu mengampuniku, karena saya bertanggungjawab atas kematianmu. Tapi saya akan membalas dendammu, dan saya bersumpah demi jenggot Nabi, saya akan membalas dendam untukmu, kalau saya tidak mati duluan di sini. Engkau tidak akan mati, Halef. Kita akan mati, kita akan mati karena kelaparan dan kehausan. Kita akan dapatkan pemandu. Siapa? Omar, putra Sadek. Bagaimana dia akan menemukan kita di sini? Tidakkah engkau dengar, dia pergi ke Seftimi dan akan kembali hari ini? Dia belum tentu menjumpai kita. Dia akan menjumpai kita. Tidakkah Sadek mengatakan jalan ke Seftimi dan ke Fetnasa adalah sama untuk duapertiga bagiannya? Effendi, Tuan memberikan kehidupan dan semangat baru. Ya, kita akan tunggu hingga Omar lewat. Baginya ini akan membawa berkat juga jika menjumpai kita di sini. Dia akan tertelan juga karena jalan setapak yang semula ada telah amblas dan dia belum tahu akan hal ini. Kami duduk berdampingan di lempeng garam, panas matahari sedemikian

http://rajaebookgratis.wordpress.com

teriknya sehingga baju kami mengering dalam hitungan menit dan tubuh kami tertutup dengan lapisan tipis garam pada bagian tubuh yang semula basah. Petangpun tiba. Dua jam sebelum malam tiba kami melihat sesosok tubuh perlahan menekati kedudukan kami dari timur. Sosok itu semakin dekat dan mendekat sehingga akhirnya melihat kami. Itu dia, Halef berseru dan meletakkan tangannya di sekitar mulutnya seperti corong Omar Ben Sadek, cepatlah kemari! Orang itu mempercepat langkahnya dan segera tiba di hadapan kami. Dia mengenali teman ayahnya. Selamat datang, Halef Omar! dia menyambut. Hajji Halef Omar! Halef membetulkan. Maafkan saya! Kegembiraan melihat Anda penyebab kesalahan saya. Anda datang ke Kris untuk menjumpai ayah saya? Ya. Jawab Halef. Dimana beliau? Kalau Anda ada di chott, beliau pasti di dekat sini. Beliau ada di dekat sini. Haelf menjawab dengan takzimnya. Dimana? Omar Ibn Sadek, sebaiknya seorang yang beriman tetap tegar jika mereka menemui kismet. Bicaralah, Halef, bicaralah! Apakah ada kecelakaan? Ya. Apa yang terjadi? Allah telah memanggil ayahmu menjumpai para nenek moyangnya. Pemuda itu terpaku di hadapan kami, tanpa bicara. Dia menatap Halef dengan keputusasaan di matanya, dan wajahnya pucat luar biasa. Akhirnya dia bisa menguasai diri dan suaranya, tapi yang dikatakan di luar perkiraan, Siapa Sihdi ini?dia bertanya. Beliau Kara Ben Nemsi, yang saya tunjukkan jalan ke ayahmu. Kami mengikuti dua pembunuh yang berjalan melintasi chott. Ayah saya menjadi pemandu kalian?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Ya, beliaulah yang memandu. Para pembunuh menyuap Arfan Rakedihm dan mencegat kami. Mereka menembak ayahmu. Beliau dan kudanya tenggelam di rawa, sedang Allah melindungi Sihdi dan saya. Dimana para pembunuh itu? Satu mati di rawa garam, satunya lagi kabur dengan chabir -pemandu ke Fetnassa. Jadi jalan setapaknya sekarang kacau. Ya, Anda tidak bisa menapak di sini. Dimana ayah saya tenggelam? Di sana, tigapuluh langkah dari sini. Halef menunjuk suatu titik dimana pemandu kami lenyap ke dalam chott. Omar melangkah sejauh tebing memungkinkan, menatap ke depan sejenak, kemudian memandang arah ke timur: Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Adil, dengarkan saya! Mohammad, nabi Tuhan, dengarkan saya! Semua kalifah dan syuhada Islam dengarkan aku! Saya, Omar Ben Sadek, tidak akan tertawa, atau memotong jenggot, tidak akan masuk mesjid, sampai para pembunuh ayah saya terbakar di Jehennah! Saya bersumpah! Saya benar-benar menggigil mendengar sumpah ini, tapi tidak bisa mengatakan apa-apa. Sekarang dia duduk di samping kami dan dengan ketenangan yang luar biasa berkata: Ceritakan padaku tentang itu. Halef melakukan seperti yang dia minta. Ketika dia telah selesai, si anak muda itu bangkit. Mari! Hanya itu satu-satunya kata yang diucapkan, kemudian dia berjalan di depan, ke arah dari mana dia datang. Kami telah melampaui bagian yang paling sukar dari jalur itu, dan tidak akan ada bahaya semacam itu lagi meskipun kami berjalan di petang hari dan sepanjang malam. Ketika pagi tiba, kami mencapai pinggiran pantai Tanjung Nifsaua dan melihat Fetnassa di hadapan kami. Bagaimana sekarang? tanya Halef. Ikuti saya saja.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Itu kata-kata Omar yang pertama yang dia ucapkan sejak kemarin. Dia melangkah ke pondok yang terdekat di pantai. Seorang tua duduk di depannya. Salaam aalekum! Aalekum. Anda Abdullah el Hamis, tukang timbang garam? Ya. Apakah Anda lihat chabir Arfan Rakedihm dari Kris? Dia tiba di pantai subuh tadi dengan seorang asing. Apa yang dia lakukan? Si chabir beristirahat di sini dan kemudian pergi ke Bir Rekeb, dari sana dia mau kembali ke Kris. Orang asingnya membeli seekor kuda dari anak saya dan menanyakan jalan ke Kbili. Terima kasih, Abu el Malah,- Ayah Garam! Omar berjalan kembali dengan diam dan membawa kami ke pondok, dimana kami makan korma dan minum secawan lagmi (air nira korma). Kemudian kami mengarah ke Kbili melalui Beshmi, Negua dan Mansurah, dimana pertanyaan-pertanyaan kami secara pasti selalu terjawab, menunjukkan bahwa kami sedang pada jalur yang ditempuh buruan kami. Dari Mansurah sudah tidak jauh lagi ke Oase besar Kbili. Pada masa itu masih ada Wekil Turki, Petinggi , dimana dia ada di bawah perintah Penguasa Tunisia membawahi daerah Nifzaua, dan untuk itu dia diperlengkapi dengan sepuluh serdadu. Kami mula-mula pergi ke sebuah warung kopi, dimana Omar tidak tinggal lama. Dia meninggalkan kami untuk mengumpulkan keterangan-keterangan dan kembali setelah setengah jam berlalu. Saya telah lihat dia. Omar melapor. Dimana? Bersama Wekil. Dengan Petinggi? Ya, dia menjadi tamu Petinggi dan memakai jubah yang bagus. Kalau Tuan mau bicara dengan dia, Tuan harus cepat-cepat karena sekarang waktu untuk menerima tamu.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Rasa ingin tahu saya benar-benar terangsang. Pembunuh yang diburu menjadi tamu seorang pejabat pemerintahan!

Omar membawa kami menyeberang lapangan terbuka menuju rumah batu yang rendah, dindingnya tidak ada tanda-tanda berjendela. Di depan pintu berdiri sembilan nefers- serdadu, dimana mereka berbaris atas komando seorang onbashi komandan dari sepuluh orang, sementara sang saka penabuh genderang, berdiri menyandar ke pintu dan memperhatikan mereka.

Kami diijinkan untuk masuk, dan ditanya oleh seorang Moor, apa keperluan kami. Dia menyilakan kami masuk ke dalam selamlk- sebuah ruangan tanpa hiasan dinding, dihiasi hanya dengan permadani kusam, yang menutupi hanya sebagian saja dari ruangan. Di atas permadani, bertahtalah seorang lelaki dengan wajah bak patung berhala. Dia merokok tembakau dengan hookah pipa air Persia kuno.

Mau apa kalian kemari? Dia bertanya.

Nadanya ketika menanyakan pertanyaan itu sama sekali tidak saya sukai. Karena itu saya jawab dengan sebuah tanya:

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Siapa kamu?

Dia menatap saya dengan keheranan yang seheran-herannya.

Saya Wekil!

Kami mau bicara dengan tamumu, yang tiba disini kemarin atau hari ini.

Siapa kau.

Ini paspor saya.

Saya berikan dokumen ke tangannya. Dia menatap dengan pandangan sekejap, melipat dan meletakkannya pada celana haremnya yang lebar.

Siapa orang ini? Dia meneruskan sambil menunjuk Haelf.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Pembantu saya.

Siapa namanya?

Dia bernama Hajji Halef Omar.

Siapa satunya lagi?

Dia pemandu kami Omar Ben Sadek.

Dan siapa kau?

Anda baru saja membaca siapa saya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Saya belum baca siapa kamu.

Itu tertulis di paspor saya.

Itu tertulis dengan huruf-huruf orang kafir. Darimana kau dapatkan ini.

Dari pemerintah Prancis di Aljazair.

Pemerintah Prancis di Aljazair tidak punya wewenang di sini, paspormu senilai dengan kertas kosong. Sekarang, siapa kau.

Saya memutuskan untuk memakai nama yang Halef berikan pada saya.

Nama saya Kara Ben Nemsi.

Jadi engkau putra dari Nemsi? Saya tidak tahu mereka. Dimana mereka tinggal?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Sebelah timur Turki sebelum orang tiba di perbatasan Prancis dan Inggris.

Apakah tempat mereka tinggal luas oase-nya, atau mereka punya banyak oase kecil-kecil?

Mereka tinggal pada suatu oase besar, sedemikian besarnya sehingga cukup untuk menampung limapuluh juta orang.

Allah akbar-Tuhan Maha Besar! Ada oase-oase yang berlimpah dengan kehidupan. Apa oase ini juga mempunyai arus sungai?

Ada lima ribu sungai dan jutaan anak sungai. Banyak dari sungai itu sedemikian besarnya sehingga bisa menampung kapal yang bisa membawa penduduk kota Basama atau Rahmath.

Allah kerihm-Tuhan Maha Pengampun! Bukan main bencana yang timbul kalau semua kapal tertelan ke sungai pada saat bersamaan! Pada Tuhan yang mana kaum Nemsi percaya?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Mereka percaya pada Tuhan Anda, tetapi mereka tidak menyebut namaNya Allah, tetapi Bapa.

Jadi mereka bukan kaum Sunnah tapi Syiah?

Mereka kaum nasrani.

Allah iharkilik - Tuhan membakar kalian! Jadi kau juga nasrani?

Ya.

Seorang giaur? Dan kau berani berbicara dengan Wekil Kbili. Saya akan berikan bastinado kalau engkau tidak segera kabur dari pandangan saya!

Apakah saya telah melakukan sesuatu yang salah menurut hukum Anda, atau telah melakukan sesuatu yang menghina Anda?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Ya. Seorang giaur tidak berhak menampakkan diri di hadapan saya. Sekarang, siapa nama dari pemandumu?

Omar Ben Sadek.

Bagus! Omar Ben Sadek sejak berapa lama engkau telah bekerja pada Nemsi ini?

Sejak kemarin.

Itu belum lama. Karenanya saya akan memberikan belas-kasihan dan menghukum kamu dengan duapuluh pukulan pada telapak kakimu.

Berbalik pada saya, dia bilang:

Dan siapa nama pembantumu?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Allah akbar-Tuhan Maha Besar, tapi sayang sekali beliau mengkarunia Anda otak begitu kecil hingga tidak bisa mengingat dua nama! Nama pembantu saya adalah, dan ini sudah pernah saya sampaikan , Hajji Halef Omar.

Kau mau menghina saya, giaur! Saya akan putuskan hukumanmu segera! Sekarang, Halef Omar, engkau adalah haji dan melayani orang kafir? Kau pantas mendapat pukulan ganda. Sejak berapa lama kau bersama dia?

Lima minggu, jawab Halef.

Itu berarti enampuluh pukulan di telapak kakimu dan setelah itu lima hari tanpa makan dan minum ! Dan kau, sekarang siapa namamu lagi?

Kara Ben Nemsi.

Bagus. Kara Ben Nemsi, kau dikenai tiga kejahatan besar.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Yang mana Sihdi?

Saya bukan Sihdi, kau harus memanggilkan saya Jenabin-iz atau Hazretin-iz, begitu, Paduka atau Yang Mulia! Kejahatanmu sebagai berikut: Pertama-tama engkau telah mengajak rusak orang beriman, untuk itu kau mendapat limabelas pukulan; yang keduanya berani mengganggu saya selama kef (tidur siang) saya, itu limabelas pukulan tambahan; dan yang ketiganya kau meragukan ingatan saya, itu duapuluh pukulan lagi; jumlah semuanya limapuluh pukulan di telapak kakimu. Dan karena menjadi wewenang saya untuk memungut wergipembayaran, semua barangmu ditahan dan diserahkan ke saya.

Oh. Jenabin-iz agung, saya begitu terpesona dengan Tuan, keadilan Anda begitu mulia, kebijakan Anda paling mulia, keanggunan Anda terlebih lagi mulia, dan kecerdasan serta kecerdikan Anda paling mulia di atas segalanya. Tapi saya mohon Bei yang mulia dari Kbili, perkenankan kami menemui tamu yang mulia, sebelum kami menerima pukulan.

Mau apa engkau ketemu dia?

Saya yakin dia kenalan lama saya, dan saya mengharapkan kebahagiaan terpancar di wajahnya sewaktu menemui saya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Dia bukan kenalanmu. Dia pejuang besar, putra mulia sang Sultan, dan beriman ke Quran dengan patuh, dan dia tidak pernah berkenalan dengan kafir yang manapun juga. Tetapi supaya dia bisa melihat bagaimana Wekil Kbili menghukum pesakitan, saya akan ijinkan dia datang. Kebahagiaan di wajahnya bukan karena melihatmu, melainkan dari setiap pukulan yang kau terima. Dia tahu bahwa kau akan datang.

Ah, bagaimana dia bisa tahu?

Kau melewati dia tadi tanpa melihat dia, dan dia segera mengadukan engkau padaku. Kalau saja kau tidak segera datang, maka saya akan segera menangkapmu.

Dia melaporkan saya. Untuk apa?

Itu akan segera kau dengar. Dengan demikian kau akan terima hukuman kedua yang akan lebih hebat daripada yang telah saya berikan padamu.

Ini benar-benar titik balik yang aneh dan mengherankan yang terjadi sewaktu kami bertatap muka dengan pejabat ini. Seorang Wekil dengan sepuluh serdadu di suatu oase yang jauh dan terlupakan dulunya kalau dia bukan seorang tshaush sersan tentu mlasim letnan, dan orang tahu apa yang bisa diharap dari seorang letnan Turki. Para

http://rajaebookgratis.wordpress.com

bawahan ini adalah, atau dulunya, tak lebih dari tukang lap sepatu atau pengisi pipa dari para perwira di atasnya. Orang ini telah ditempatkan di Kbili untuk memberi dia kesempatan membeayai dirinya sendiri dan benar-benar terlupakan, mengingat Bei Tunisia telah mengejar habis semua serdadu Turki dari negeri ini. Selanjutnya, suku-suku Badui hanya ada di bawah lindungan sang Sultan sejauh beliau setiap tahunnya mengirim jubah kebesaran bekasnya, kemudian mereka menunjukkan rasa terima kasihnya dengan cara tidak memperdulikan beliau sama sekali. Sang Wekil dengan demikian dipaksa membeayai dirinya sendiri dengan cara melakukan pemerasan. Karena ini agak rawan kalau dilakukan terhadap penduduk setempat, maka munculnya orang asing akan menjadi hal yang sangat menguntungkan sekali. Dia sama sekali tidak tahu negeri Jerman, tidak tahu sama sekali makna konsulat, dia tinggal di antara suku pengelana yang suka mencuri, dan dia percaya bahwa saya tanpa perlindungan sama sekali, serta menganggap bahwa dia bisa melakukan apa saja tanpa berakibat apapun.

Sudah tentu benar bahwa saya hanya mempercayakan keselamatan pada diri saya sendiri, namun pikiran bahwa saya takut terhadap Yang Mulia sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak saya, sebaliknya justru menarik kalau dia bermaksud memperkenalkan hukuman bastinado dengan cara yang penuh sopan-santun. Pada waktu yang sama, saya juga kepengin tahu apakah tamunya adalah benar-benar orang yang kami kejar. Omar bisa saja salah tapi saya meragukannya, mengingat saya mempertimbangkan pula bahwa tamu itu telah mengadukan kami pula. Kejahatan apa yang dia tuduhkan terhadap kami hanya bisa saya terka. Bagaimanapun juga, dia jelas telah dikenal oleh sang Wekil dan menggunakan itu untuk menjadikan kami tidak berdaya.

Sang Petinggi menepukkan kedua tangannya dan segera seorang pelayan hitam muncul serta menjatuhkan dirinya dihadapan sang Wekil seolah sedang dihadapan sang

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Sultan saja layaknya. Sang Wekil membisikkan beberapa patah kata ke pelayan yang kemudian beranjak. Tak berapa lama pintu terbuka dan sepuluh serdadu dengan onbashi mereka masuk. Mereka adalah pemandangan yang menyedihkan dengan busana yang compang-camping yang tidak lagi menyerupai seragam militer; sebagian besar tidak beralas kaki, semuanya membawa senapan yang bisa dipakai orang untuk apa saja kecuali menembak. Mereka juga ikut-ikutan menjatuhkan diri ke hadapan sang Wekil yang sebagaimana layaknya tatacara militer menginspeksi mereka sebelum menitahkan perintahnya:

Kalkyn!-Berdiri!

Mereka bangkit dan sang onbashi menarik pedang sarras yang hebat dari sarungnya.

Kylyn syraji! Berbaris! Dia mengaum dengan suara tenor.

Mereka mengatur diri berdampingan satu sama lainnya dan memegang senapannya dengan santainya.

Has-dur!-Angkat senjata! Dia berkoar.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Senapan-senapan berhamburan ke udara, bertabrakan satu sama lainnya, menumbuk dinding bahkan ada di antaranya yang mengetok kepala para pahlawan ini, dan untunglah tak lama kemudian akhirnya mendarat di bahu masing-masing pemiliknya.

Isalam-dur! Acungkan senjata!

Sekali lagi senapan-senapan saling bergerak membingungkan dan sama sekali tidak mengherankan ketika dalam proses pengamalannya itu salah satu pahlawan terjatuh larasnya. Si serdadu dengan kalem membungkukkan badannya, memungut sang laras, memandanginya dari segala arah, meneropongnya ke arah cahaya untuk mengetahui apakah lubang arah keluar tembakannya masih ada, menarik untaian serat daun korma dari kantongnya, mengikat si laras ke arah yang nylonong yaitu gagang senapan. Kemudian, dengan wajah penuh rasa kepuasan, dia menaruh senjatanya pada posisi semestinya seperti yang telah didiktekan terakhir kalinya.

Sessiz, sjle-me-niz! Siaga dan jangan bicara!

Pada perintah ini mereka semuanya menutup dan menekan bibirnya rapat-rapat dengan upaya yang sungguh-sungguh serta serapi-rapinya dengan mata berkedip-kedip untuk menunjukkan keseriusan agar jangan sampai ada sepotong kata yang terlempar keluar. Mereka mengerti bahwa mereka dipanggil demi menjaga tiga pesakitan dan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

dengan demikian sangatlah penting untuk menjaga tampilan kewibawaan mereka. Saya benar-benar berjuang sekuat tenaga agar kelihatan serius selama penampilan tadi, dan saya sadari kalau sampai saya tidak begitu ini akan mempengaruhi keberanian temanteman saya.

Sekali lagi pintu terbuka. Orang yang kami tunggu-tunggu masuk. Dia memang orang yang kami kejar.

Tanpa sama sekali mempedulikan kami dia menuju ke permadani, duduk di samping Wekil dan mengambil pipa dari tangan si pelayan hitam yang masuk bersamasama dengannya dan baru saja menyelesaikan pengisian pipa untuknya. Barulah setelah itu dia menaikkan pandangan matanya dan memandang kami dengan sorot mata mengancam yang tiada taranya. Sang Petinggi kemudian bicara ke saya:

Ini orang yang mau kau ketemui. Apakah dia kenalanmu?

Ya.

Engkau bicara sebenarnya, dia kenalanmu artinya kau kenal dia. Tapi dia bukan temanmu.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Saya tidak bersyukur punya teman seperti dia. Siapa nama yang diakunya?

Dia bernama Abu el Nassr.

Itu tidak benar. Namanya adalah Hamd il Amasat.

Giaur, jangan berani bilang saya pendusta, kalau tidak engkau akan terima duapuluh lecutan tambahan! Sudah tentu nama teman saya adalah Hamd il Amasat, tapi ketahuilah hai anjing para kafir, ketika saya masih jadi miralai di Stambul (bagian kota lama yang sekarang menjadi Istanbul, Turki-pen.), suatu malam saya dicegat oleh bandit-bandit Yunani. Hamd il Amasat datang menolong dan berbicara dengan mereka menyelamatkan jiwa saya. Sejak malam itu dia bergelar Abu el Nassr Ayah Kemenangan , karena tidak ada seorangpun yang berani melawan, tidak juga bandit Yunani.

Saya tidak bisa menahan diri lebih lama lagi dan menggelengkan kepala serta tertawa,

Engkau, seorang miralai di Stambul, dengan kata lain seorang kolonel. Di

http://rajaebookgratis.wordpress.com

pasukan mana?

Pasukan Pengawal, hai anak shakal serigala.

Saya melangkah setapak mendekati dia dan mengangkat tangan kanan.

Jangan berani menghina saya lagi. Atau saya akan beri kau ssille tepukan di kupingmu hingga esok pagi kau akan merasa hidungmu macam menara mesjid. Orang macam engkau mengaku seorang kolonel! Kau boleh membodohi orang se-oase tapi jangan saya, mengerti!

Dia bangkit dengan kecepatan luar biasa. Kejadian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya dan sama sekali diluar jangkauan akal pikirannya. Dia menatap saya seolah hantu kemudian dengan suara bergetar entah marah entah malu, saya tak tahu mana yang benar, berkata:

Dengar, saya bahkan bisa menjadi lawi-pasha mayor jendral kalau saja pos di Kbili tidak lebih cocok untuk saya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Ya. Engkau contoh dari keberanian dan kejantanan. Engkau telah berjuang melawan bandit-bandit yang mana si temanmu bisa mengalahkan mereka hanya dengan kata-katanya saja. Kau tahu bagaimana bunyinya? Pasti dia kenal dengan bangsat-bangsat itu bahkan mungkin salah satu diantaranya. Dia melakukan penjarahan dan pembunuhan di Aljazair. Dia membunuh seorang lelaki di Wadi Tarfaui, dia membunuh pemandu kami ayah Omar di Chott Jerid karena dia mau menghilangkan nyawa saya. Saya ikuti dia hingga ke Kbili dan menemukan orang ini menjadi sahabat dari calon kolonel di pasukan sang Sultan. Saya tuduh dia dengan pembunuhan dan saya tuntut dia supaya anda segera memasukannya ke penjara.

Sekarang Abu el Nassr berdiri dan berseru:

Orang ini adalah seorang giaur. Dia minum anggur dan tidak tahu apa yang dia ucapkan, dia mengucap seraya meremehkan. Dia pasti baru saja sadar dari mabuknya dan tuduhannya ngawur.

Ini cukup bagi saya. Dengan cepat saya menjangkau dia, mengangkatnya ke atas, dan menghempaskannya ke tanah. Dia melompat bangun dan menghunus pisaunya.

Anjing, kamu berani menyentuh hamba Allah! Kau harus mati!

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Dengan kata-kata ini dia menyerbu saya dengan segala tenaganya, tapi saya berikan pukulan terarah dengan kepalan tangan hingga dia jatuh dan tetap diam tanpa bergerak lagi.

Tangkap dia! Sang Wekil memberi perintah para serdadunya.

Saya mengharapkan mereka segera melompat menangkap saya, tapi saya benarbenar heran dengan yang apa yang terjadi kemudian. Sang kopral mengambil posisi di depan barisan dan memberi aba-aba:

Komyn silahlari! Taruh senjata!

Mereka semuanya menunduk seraya menaruh senapannya di lantai dan kembali ke posisi semula.

Dndrmek sagha!- Hadap kanan!

Mereka membentuk seperempat putaran ke kanan dan kemudian berdiri sebaris.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Gytyn erkek tshewresinde, koshyn-iz! - Kepung orang itu. Maju!

Sebagai layaknya dalam upacara kebesaran mereka menghentak dengan langkah kiri terlebih dahulu, sementara si pemimpin memberi aba-aba,

Kiri-kanan, kiri-kanan, kiri-kanan! Mereka berbaris sehingga mengelilingi saya dan berhenti atas perintah sang Kopral.

Onu tutmyn! - Tangkap dia!

Duapuluh tangan berikut seratus jari yang kotor kecoklatan menjangkau saya dari segala macam arah dan memegang erat-erat jubah saya. Kejadianny benar-benar absurd sehingga saya bisa dengan mudahnya membebaskan diri dengan satu gerakan.

Dshenabin-iz, bizim was herifu - Yang Mulia, kami telah dapatkan orangnya! demikian lapor Panglima Tertinggi dari pasukan yang gagah berani ini.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Brakyn-jok onu tekrar azad Jangan biarkan dia pergi! perintah sang Petinggi dengan wajah garang.

Seratus jari-jari memegang dengan lebih erat dan erat lagi jubah saya, keanggunan Timur yang majal, dimana semuanya berlangsung dalam gerakan wayang golek yang berlebihan dari pasukannya hampir saja menyebabkan saya ketawa terbahak-bahak.

Ketika hal itu sedang terjadi, Abu el Nassr telah bangkit. Sorot matanya berkilatan dengan kemarahan dan kelaparan atas pembalasan, dia berucap ke sang Wekil: Engkau harus tembak dia!

Ya, dia akan ditembak , namun sebelumnya dia harus diadili, saya hakim yang adil dan tidak suka menghukum siapapun tanpa pengadilan terlebih dahulu. Bawa ke depan si terdakwa.

Giaur ini , si pembunuh memulai, menyeberangi chott dengan pemandu dan pembantunya, dia menjumpai kami dan melemparkan teman saya ke kedalaman sehingga dia tenggelam dengan menyedihkan.

Kenapa dia melakukan itu.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Untuk pembalasan.

Dengan alasan apa dia melakukan pembalasan.

Dia membunuh seseorang di Wadi Tarfaui; kami memergokinya dan mencoba menangkap dia, tetapi dia mengelakkan kami.

Bisakah engkau jamin kata-katamu?

Demi jenggot Nabi!

Cukup! Sudah kau dengar kata-kata itu? sang Wekil menanyai saya.

Ya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Ada yang mau engkau tambahkan?

Bahwa orang itu adalah bajingan. Dialah pembunuhnya dan dia memutarbalikkan orang-orang yang terlibat.

Dia telah bersumpah demi Nabi, dan kau adalah giaur. Saya tidak mempercayaimu, tapi dia.

Tanyakan ke pembantu saya. Dia adalah saksinya.

Dia melayani orang kafir, kata-katanya tidak ada harganya. Saya akan panggil Dewan Agung dari Oase untuk mendengar kata-kata saya dan memutuskan perkara ini.

Engkau memilih untuk tidak mempercayai saya karena saya orang Nasrani, tapi engkau malahan mempercayai giaur ini. Orang ini adalah seorang Armenia dan Nasrani bukan Muslim.

Dia telah bersumpah demi Nabi.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Itu adalah kekejian dan sebuah dosa, dimana Tuhan akan menghukumnya. Kalau engkau tidak mau mendengarku, maka saya akan menuduh dia di hadapan Dewan Oase.

Seorang giaur tidak bisa menuduh salah seorang yang beriman, dan Dewan Oase tidak bisa melakukan apa-apa terhadap teman saya ini karena dia memegang Bu Djeruldu dan karenanya terlindungi oleh Gilgeda padischahnn, artinya dia berada dalam Bayangan Padishah. (Padishah = penguasa Kekhalifahan Usmaniyah Turki pen.)

Dan saya berada dalam perlindungan dari Gilgeda senin kyraln, saya berada dalam Bayangan dari Raja Saya. Saya juga punya Bu-Djeruldu, yang kau simpan di kantungmu.

Itu tertulis dalam bahasa giaur, saya akan menajisi diri sendiri kalau baca itu. Perkaramu akan diperiksa hari ini, tapi sebelumnya engkau harus menerima bastinado. Engkau akan menerima limapuluh pukulan di telapak kakimu, pembantumu enampuluh, dan pemandumu duapuluh. Bawa mereka ke halaman, saya akan menyusul!

Alykomn elleri! - Bebaskan dia! perintah sang Kopral segera.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Seratus jari-jari segera membebaskan cengkeramannya dari diri saya.

Alyn-iz tfenkleri! Ambil senjata! Sang Kopral meneruskan.

Para pahlawan menyergap berebutan mengambil senjatanya.

Wirmyn hep tsh! Kepung ketiganya!

Sekejap mereka telah mendapatkan Halef, Omar, dan saya terkepung . Kami dikawal ke halaman yang di tengahnya terdapat sejenis bangku dari kayu. Konstruksi dan rancangan kayu itu sesuai dengan tujuannya, yaitu hukuman nasib bastinado.

Sementara saya bertindak tenang-tenang saja, maka dua orang teman saya mengikuti pula sikap saya tanpa melakukan perlawanan, tapi saya lihat di mata mereka bahwa mereka menunggu gerakan saya untuk mengakhiri dagelan ini.

Sewaktu kami sudah berdiri di depan konstruksi kayu itu, sang Wekil dan Abu el

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Nassr muncul. Si pembantu hitam mengusung permadani di depan mereka dan menggelarnya di tanah. Segera setelah mereka duduk dia menjulurkan api untuk pipapipa mereka. Kemudian sang Wekil menunjuk ke arah saya dan memerintahkan:

Wermyn ona elli Beri dia limapuluh!

Waktunya telah tiba.

Apakah engkau masih menyimpan Bu Djeruldu di sakumu? saya bertanya ke dia.

Ya.

Berikan padaku! saya meminta.

Engkau tidak akan pernah mendapatkannya kembali.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Kenapa tidak?

Supaya engkau tidak akan menajisi lagi orang beriman dengannya.

Jadi engkau benar-benar mau memukuli saya?

Ya.

Maka saya akan tunjukkan padamu bagaimana seorang Nemsi bertindak jika dipaksa untuk mendapatkan keadilan bagi dirinya sendiri!

Lapangan kecil itu dibatasi tiga sisinya dengan dinding yang tinggi dan pada sisi yang ke empat dengan bangunan, sehingga tidak ada jalan keluar kecuali dari arah kami masuk tadi. Tidak ada penonton, maka kami bertiga melawan tigabelas. Mereka tetap mengijinkan kami untuk bersenjata karena memang demikianlah adat gurun. Sang Wekil lumayan tidak berbahaya, demikian juga para prajuritnya, hanya Abu el Nassr lah yang mungkin bisa membuat masalah. Saya harus melumpuhkan dia.

Engkau bawa tali? saya tanya Omar diam-diam.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Ya, pengikat-pinggang jubah saya.

Lepaskan! saya bisikkan dia kemudian berbalik ke Halef saya bilang: Kau menuju arah keluar dan jangan biarkan ada yang lewat!

Dapatkan kalau begitu! tantang sang Wekil.

Segera!

Dengan kata itu saya menyerbu tanpa peringatan lagi menerobos barisan serdadu mengarah ke Abu el Nassr, saya pelintir lengannya di balik punggungnya dan menekan lutut saya sekuat tenaga di lehernya sehingga dia tak mampu bergerak dari posisi duduknya.

Ikat dia! saya perintahkan Omar.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Perintah itu tidak perlu benar, Omar segera tahu apa yang harus dilakukan dan telah mengencangkan ikatan tali di sekeliling lengan si Armenia. Sebelum ada yang membuat gerakan melawan kami, dia telah terikat dengan kencangnya. Serangan saya yang tiba-tiba telah membekukan baik Wekil maupun pengawal-pengawalnya. Dia menatap saya dengan kelumpuhannya. Saya kemudian menghunus pisau dengan tangan kanan dan meraih Wekil pada tengkuk lehernya dengan tangan kiri. Dengan ketakutan diangkatnya lengan serta pahanya seolah dia sudah mati, tapi ini kemudian menggerakkan para serdadunya.

Hatshyn, aramin imdadi! Lari, cari pertolongan! Raung onbashi , orang yang pertama kali mendapatkan suaranya kembali.

Pedangnya menjadikan posisinya tidak nyaman dan kemudian dia buang jauhjauh sehingga dia bisa lari ke arah luar. Sisa serdadunya mengikuti panutannya, tapi di sana mengangkang dengan perkasanya Halef dengans senapan locoknya bersiap siaga.

Geri; durar-siz bunda! Kembali! Kalian tinggal di sini! Dia menyalak ke mereka.

Mereka berhenti, berbalik lari kearah empat penjuru angin berharap mendapatkan perlindungan di sudut-sudut.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Omar juga telah menghunus pisaunya dan dengan pandangan mengancam di matanya siap untuk menusukkan ke jantung Abu el Nassr.

Apa engkau sudah mati? saya tanya sang Wekil.

Belum, tapi engkau akan membunuhku?

Itu tergantung padamu, wahai si pembentuk keadilan dan keberanian. Tapi saya bilang bahwa hidupmu bergantung pada benang yang tipis.

Apa yang Tuan harapkan dari saya, Sihdi?

Bahkan sebelum saya bisa menjawabnya, terdengarlah lengkingan ketakutan dari suara seorang perempuan. Saya mencari-carinya dan menangkap pandangan dari seorang perempuan yang pendek dan gemuk yang muncul dari bagian masuk. Dia bergulunggulung datang ke kami dengan usaha yang luar biasa.

Tut! Berhenti! dia berteriak. ldirme onu; you benim kodsha! Jangan bunuh dia, dia suami saya!

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Begitulah ternyata nyonya besar tambun nan bulat dibawah gulungan bajunya yang berjela jela menghampiri saya dengan lagak bagaikan perenang gaya dada itu adalah istri Wekil. Sudah jelas dia mengharapkan suatu pemandangan eksekusi yang menarik hati dari pondok kayu khusus untuk perempuan tapi ternyata berbalik ke kenyataan mengerikan bahwa justru suaminyalah yang akan dieksekusi. Saya bertanya dengan tenangnya:

Siapa Tuan putriku?

In kary wekiln , saya istri Wekil, jawabnya.

Ewet, you benim awret, gl Kbilinn Ya, dia adalah istri saya, si Mawar dari Kbili, tegas sang Wekil dengan suatu keluhan.

Siapa namanya?

Demar-im Mersinah Saya Mersinah, dia menjawab dengan suka-rela.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Hey, demar Mersinah Ya, dia dipanggil Mersinah, sang Wekil membeo.

Dialah Mawar dari Kbili dan namanya Mersinah, artinya myrtle (nama sejenis tumbuhan banyak tumbuh di pantai Laut Tengah, pen.) Saya harus bersopan santun dihadapan makhluk lembut ini.

Jika saja Tuan putri pertunjukkan rona merah di wajahmu, wahai bunga dari oase, maka saya akan lepaskan tanganku dari suamimu. Demikian saya bilang.

Segera yashmak cadar terbang dari wajahnya. Dia telah lama tinggal di antara orang Arab yang perempuannya tidak menutup wajahnya dan kurang terkekang daripada perempuan Turki. Lagipula, kejadiannya berhubungan dengan nasib suaminya yang berharga. Saya menatap wajah yang datar, wajah perempuan yang menjemukan dan redup yang sedemikian tambunnya sehingga tidak bisa dibedakan antara mata dan hidungnya yang mungil. Madam Wekil mungkin berusia empatpuluh tahun dan telah mencoba memperlambat jalannya sang waktu dengan mengecat alisnya tinggi-tinggi dan hitam serta bibir merah menyala. Dua buah tahi lalat buatan terlihat yang masing-masing digambar di tengah-tengah kedua pipinya, menampilkan tampilan yang penuh keindahan, dan karena kini dia memperlihatkan punggung telapak tangannya dari balik gaun yang berjela-jela tadi, saya perhatikan dia tidak hanya mengecat kuku-kukunya tapi juga keseluruhan tangannya dengan pacar.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Terima kasih, wahai Matahari Jerid, saya memujinya. Jika Anda berjanji bahwa sang Wekil akan tetap tenang dan duduk, dia tidak akan dilukai.

Kaladshak-dir Dia akan tinggal duduk Saya janji!

Dia akan berterima kasih atas pengabdian Anda sehingga dia tidak saya ganyang bagaikan indshir, seperti buah ara yang harus ditekan sebelum dikeringkan. Senin seda benzemar sedaja ddkn- Suara Tuan putri bagaikan suara seruling; senin gz perdahlamar nasyl gz gneshn mata Tuan putriku bersinar bagaikan mata sang surya; ile senin shekl shekla Sheheresahdenn benzemar dan tubuh Tuan putriku bagaikan tubuh Scheherezade. Hanya untuk Tuan putri sajalah saya membuat persembahan mengijinkan dia untuk tetap hidup!

Saya kendurkan pitingan pada Wekil, dia meregangkan badannya dengan keluhan kelegaan, namun tetap duduk dengan taatnya. Istri Wekil memeriksa saya dengan penuh perhatian dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dan bertanya dengan ramah-tamahnya:

Siapa Tuan?

Saya seorang Nemsi, seorang asing, yang rumahnya jauh di seberang lautan.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Apakah perempuan di tempat Tuan cantik-cantik?

Mereka cantik, tetapi mereka tidak bisa menyaingi kecantikan perempuan dari Chott el Kebir.

Dia mengangguk, tersenyum dengan penuh kepuasan dan saya tahu dari sikapnya bahwa saya menemui keanggunan di matanya.

Orang-orang Nemsi memang cerdik, mereka orang yang sangat berani dan sopan, itu sudah sering diperkatakan orang.

Dia kemudian memutuskan. Tuan disambut dengan ramah di antara kami! Tapi kenapa Tuan mengikat orang ini, kenapa para prajurit kami lari dari Tuan, dan kenapa Tuan bermaksud membunuh Yang Mahaperwira Petinggi?

Saya mengikat orang ini karena dia seorang pembunuh, para prajurit lari dari kami karena mereka tahu bahkan saya akan mengalahkan mereka bersebelas, dan sang Wekil saya tangkap karena dia bermaksud memukul saya dan kemudian mungkin

http://rajaebookgratis.wordpress.com

menghukum mati saya, tanpa menganugerahkan keadilan kepada saya.

Tuan akan mendapatkan keadilan.

Saya terpaksa harus menyimpulkan bahwa apa yang disebut sebagai sandal (alas kaki=sebutan menghina untuk perempuan, pen) di Timur ternyata memiliki kwalitas keajaiban yang sama di Barat. Sang Wekil merasa kewenangannya terancam dan mencoba untuk mendapatkannya kembali:

Saya hakim yang adil, dan akan

Sus-olmar-sen - Diam saja kau! Dia memerintahkan Wekil. Engkau tahu bahwa saya kenal dengan orang ini, yang menamakan dirinya Abu el Nassr Ayah Kemenangan; dia semestinya memanggil dirinya Abu el Jalani Ayah Pendusta. Dialah yang bertanggungjawab sehingga engkau ditaruh di Aljazair, sebelum engkau bisa menjadi mlasim; dialah juga yang harus bertnggungjawab sehingga engkau ditempatkan di Tunisia, dimana engkau terlupakan di tempat yang jauh dari mana-mana ini, dan setiap saat kemudian dia muncul, engkau selalu melakukan hal-hal yang menyusahkanmu. Saya benci dia, saya benci dia, dan saya sama sekali tidak berkeberatan dengan kenyataan bahwa orang asing ini mau membunuhnya. Dia memang pantas dibunuh!

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Dia tidak boleh dibunuh, dia tergolong Gilgeda padischahnn!

Tut aghysi! tutup mulutmu! Dia tergolong Gilgeda padischahnn, jadi dia tergolong dalam Bayangan Padishah; tapi orang asing ini termasuk dalam Gilgeda wekilann, jadi termasuk dalam Bayangan istri Wekil- bayangan saya, kau dengar itu? Dan dia, yang berada dalam bayangan saya tidak akan terbatalkan olehmu. Bangun dan ikuti saya!

Wekil bangkit, istrinya berbalik mau beranjak, dan dia membuat gerakan untuk mengikutinya. Tentu saja hal itu berlawanan dengan kehendak saya.

Berhenti! saya memerintah seraya menjambak kembali leher bajunya. Kau tetap diam di sini!

Sang istri berbalik kembali.

Bukankah Tuan bilang akan membebaskan dia? si istri bertanya.

Ya, tapi hanya dengan satu syarat bahwa harus tetap tinggal di tempatnya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Dia tidak bisa duduk di sini selamanya!

Anda benar, wahai Mutiara dari Kbili, tapi dia bisa tetap diam di sini hingga saya selesai menyelesaikan urusan saya.

Itu sudah selesai.

Bagaimana mungkin?

Tidakkah sudah saya katakan bahwa Tuan disambut dengan ramah-tamah di sini?

Itu memang betul.

Karenanya Tuan dan teman-teman Tuan menjadi tamu kami dan akan tetap tinggal di sini selama Tuan mau dan hingga Tuan meninggalkan kami.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Dan Abu el Nassr, yang Anda panggil Abu el Jalani?

Dia milik Tuan dan silakan perlakukan dia apa saja sesuka Tuan.

Apa benar demikian Wekil?

Dia ragu-ragu untuk memberi jawaban, tapi tatapan garang dari sang istri sertamerta membuatnya berbicara:

Ya.

Engkau bersumpah?

Saya bersumpah.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Demi Allah dan nabiNya!

Haruskah begitu? dia bertanya ke Madam, sang Mawar dari Kbili.

Harus! sang istri menjawab dengan tegasnya.

Maka saya bersumpah atasnama Allah dan nabiNya.

Sekarang boleh dia saya ajak pergi?

Silakan.

Tuan akan mengikuti dan bergabung bersama kami menikmati daging domba dan couscous (sejenis binatang lokal, pen.).

Ada tempat untuk mengamankan Abu el Nassr?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Tidak ada. Ikatkan saja pada pokok korma di dekat dinding. Dia tidak akan melarikan diri dari Tuan, karena dia juga akan dijaga oleh para prajurit.

Saya sendiri yang akan jaga dia, jawab Omar sebelum saya bisa menukas.

Dia tidak akan bisa melarikan diri, dia harus membayar nyawa ayah saya dengan kematiannya sendiri. Pisau saya akan setajam mata saya.

Si pembunuh itu sejak mulai diikat tidak mengeluarkan sepatah katapun, tapi pandangan matanya mengkuti kami dengan penuh dendam yang mengancam, kemudian dibawa ke pokok korma untuk kemudian diikat. Sama sekali di luar kemauan saya untuk mengambil nyawanya, tapi dia terjebak dalam dendam berdarah dan saya tahu tidak ada permohonan dari saya yang akan bisa menyelamatkannya dari Omar. Ed dem bed dem, atau sebagaimana yang dikatakan orang Turki, kan kan demar darah dibayar dengan darah. Sejauh dia adalah tangkapan atau orang buruan saya, saya harus mengawasi dia layaknya terhadap seorang musuh dan pembunuh serta memperlakukan dia sebagaimana mestinya. Namun demikian saya lebih menyukai -walau dengan apa yang telah pernah terjadi sebelumnya- jika dia lepas tanpa sepengetahuan saya. Sudah tentu dia tidak akan bersikap yang sama jika suatu hari saya cukup sial jatuh ke tangannya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Saya tinggalkan dia dalam pengawasan Omar dan bersama Halef menuju ke selamlk. Di tengah jalan si pembantu kecil bertanya:

Tuan bilang bahwa orang itu bukan seorang Muslim. Apa itu benar?

Ya. Dia seorang nasrani Armenia dan berlagak menjadi seorang muslim kapan saja itu menguntungkan dia.

Dan Tuan percaya dia orang jahat?

Seorang yang sangat jahat.

Tuan tahu effendi, bahwa orang Nasrani orang-orang yang sangat jahat! Tuan harus menjadi salah seorang Umat Beriman jika Tuan tidak ingin dibakar abadi di Jehenna!

Tapi engkau sendiri juga akan dibakar abadi di Jehenna!

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Kenapa?

Tidakkah engkau pernah bilang bahwa semua pendusta dan munafik akan dibakar di Derk Asfal neraka ketujuh yang paling dalam, dan dipaksa untuk makan kepala setan dari pohon Zakum?

Ya, tapi apa hubungannya itu dengan saya?

Engkau seorang pendusta dan munafik?

Saya, Sihdi? Hanya kebenaranlah yang diucapkan lidah saya, dan tidak ada keculasan di hati saya. Barangsiapa menuduh saya seperti halnya yang Tuan lakukan, peluru saya akan membalasnya!

Engkau berdusta, engkau mengaku pernah ke Mekkah dan berlagak seorang haji. Apa saya harus kasih tahu ini ke Wekil?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Aman, aman maafkan saya! Tuan tidak akan melakukan itu untuk Hajji Halef Omar. Pembantu Anda paling setia yang tidak ada yang menandinginya dimana saja

Tidak, saya tidak akan melakukannya, tapi engkau tahu syarat supaya saya diam.

Saya tahu, dan saya akan lebih berhati-hati, namun demikian Tuan tetap akan menjadi Umat Beriman, tanpa peduli apakah Tuan mau atau tidak, Sihdi.

Kami masuk dan disambut oleh Wekil. Sambutan itu tidak seramah sambutan yang sebelumnya.

Silakan duduk!

Saya mengikuti ajakannya dan duduk sebegitu dekat dengannya , sementara Halef sibuk dengan pipanya dimana dia berdiri bersiaga di pojok kamar.

Kenapa Tuan mau melihat wajah istri saya? Dia memulai percakapan.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Karena saya seorang Nemsi, yang terbiasa untuk melihat wajah dari orang yang saja ajak berbicara.

Adat-istiadat negeri Tuan jahat! Perempuan kami menutupi dirinya , perempuan di negeri Tuan memamerkan tubuhnya. Perempuan kami memakai pakaian sehingga di atasnya panjang dan di bawahnya rendah, perempuan Tuan memakai pakaian yang di atasnya pendek dan di bawahnya tinggi, bahkan terkadang rendah di kedua ujungnya. Sudah pernah Tuan lihat perempuan kami bersama orang Nemsi? Tidak ada. Tapi gadisgadis Tuan datang ke kami apa-apaan ini? Oh jazik- oh memalukan!

Wekil, apakah ini suatu keramahtamahan yang Anda tawarkan ke saya? Sejak kapan menjadi adatistiadat Anda untuk menyambut tamu dengan hinaan? Saya tidak memerlukan baik daging domba maupun daging couscous dan sekarang kita kembali ke halaman. Ikuti saya!

Effendi, maafkan saya. Saya hanya sekedar mengatakan apa yang saya pikirkan, tapi saya tidak bermaksud menghina Tuan.

Dia yang tidak bermaksud menghina, kiranya tidak selalu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Lelaki cerewet adalah bagaikan cawan yang pecah, tidak berguna bagi siapa saja, karena tidak bisa menyimpan apa saja.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Silakan duduk kembali dan ceritakanlah bagaimana Tuan ketemu Abe el Nassr.

Saya berikan dia laporan menyeluruh tentang petualangan kami. Dia mendengarkan dalam diam dan akhirnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tuan percaya bahwa dia membunuh pedagang dari Blidah?

Ya.

Adakah Tuan di sana?

Saya mengambil kesimpulan.

Hanya Allah yang boleh menyimpulkan. Dia tahu segalanya, dan alam pikir manusia bagaikan pengendara yang duduk di atas kuda yang tidak patuh dan dibawa kemana-mana ke tempat-tempat yang mereka tidak bermaksud mengunjunginya.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Hanya Allah yang boleh menyimpulkan? Dia tahu segalanya? Oh Wekil, semangat Anda loyo karena terlalu banyak makan daging domba dan couscous. Karena Allah Maha Tahu, Dia tidak perlu menyimpulkan, hanya barangsiapa yang mencari solusilah yang menggunakan akal, tanpa mengetahui jawaban, tariklah kesimpulan.

Saya dengar Tuan seorang taleb- seorang terpelajar yang berguru ke banyak sekolah, Tuan berbicara dengan kata-kata yang tidak seorangpun memahami. Tuan juga percaya bahwa Abu el Nassr membunuh lelaki di Wadi Tarfaui?

Ya.

Apakah Tuan di sana?

Tidak.

Jadi apakah orang mati itu yang memberitahu Tuan?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Wekil, bahkan daging domba yang Anda santap pun tahu bahwa orang mati tidak bisa bicara!

Effendi, sekarang Tuan yang tidak sopan! Tuan tidak ada di sana, dan orang mati tidak bisa bicara, bagaimana kemudian Tuan tahu bahwa Abu el Nassr adalah pembunuhnya?

Saya mengambil kesimpulan.

Saya telah katakan hanya Allah lah yang boleh mengambil kesimpulan.

Saya melihat jejak dan mengikutinya, dan kemudian itu menuntun saya ke Abu el Nassr. Dia mengakui bahwa dia telah melakukan pembunuhan.

Bahwa Tuan telah menemukan jejaknya bukan bukti bahwa dia seorang pembunuh, karena tidak ada seorang yang pernah terbunuh oleh jejak di pasir. Bahwa dia mengakui pembunuhan itu juga tidak mempengaruhi saya juga, dia adalah kush-shakann seorang pelawak, yang maksudnya hanya mau bersenda-gurau.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Orang tidak ada yang bergurau tentang pembunuhan.

Tapi ada yang bergurau dengan seorang lelaki, dan tuanlah lelaki itu. Tuan juga percaya bahwa dia menembak pemandu Tuan, Sadek?

Ya.

Apakah Tuan di sana?

Pasti.

Dan Tuan lihat itu?

Sangat jelas. Hajji Halef Omar juga saksi.

Baiklah sekarang, jadi Abu el Nassr menembak pemandu Tuan, dan karenanya

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Tuan benar-benar menuduh bahwa dia seorang pembunuh.

Tentu saja.

Sihdi! Kiranya Allah mendadani penilaian Tuan, segera Tuan tahu bahwa orang janganlah mengambil kesimpulan.

Dan kenapa tidak?

Karena Tuan saksi penembakan pemandu Tuan maka Tuan mengambil kesimpulan bahwa Abu el Nassr seorang pembunuh?

Itu terbukti dengan sendirinya.

Salah! Tidak, jika itu adalah akibat dari dendam berdarah. Apakah dendam berdarah terdapat di negeri Tuan?

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Tidak.

Maka saya katakan ke Tuan, bahwa pembalasan berdarah adalah bukan suatu pembunuhan. Tidak ada seorangpun hakim yang akan menghukum dia, hanya mereka yang menjadi sanak si korban yang berhak untuk mengejar dia.

Tapi Sadek tidak menghinanya.

Berarti kerabat Sadek yang menghinanya.

Bahkan tidak juga begitu kejadiannya, Wekil. Saya mau katakan secara pribadi bahwa saya tidak mau berurusan dengan Abu el Nassr ini yang sebenarnya bernama Hamd il Amasat dan sebelumnya juga menyandang nama orang Armenia, sejauh dia meninggalkan saya dengan damai. Tapi dia telah membantai pembantu kami Sadek yang mana putranya Omar Ben Sadek dan dia, sebagai Anda katakan tadi, mempunyai hak mengambil nyawa si pembunuh. Abaikan itu, asalkan Ayah Kemenangan ini tidak pernah berpapasan jalan lagi dengan saya, kalau tidak saya akan bikin perhitungan lagi dengannya!

Sihdi, sekarang kata-kata Tuan menjadi bijaksana. Saya akan berbicara dengan Omar, dia akan mengijinkannya pergi, tapi Tuan menjadi tamu saya selama Tuan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

kehendaki.

Dia bangkit dan menuju ke halaman. Saya sudah tahu bahwa akan tidak mungkin membujuk Omar membatalkan niatnya. Benarlah, tak lama kemudian dengan wajah murung sang Wekil kembali dan masih terdiam ketika pinggan daging domba yang telah disiapkan oleh jari-jari indah yang berpacar dari Mawar dari Kbili dibawa masuk. Halef dan saya segera menyerbunya dengan gagah berani. Pada saat itu, tepat ketika sang Wekil mengatakan bahwa Omar akan menerima bagian makanannya di halaman karena dia tidak akan meninggalkan tawanannya, terdengarlah teriakan kencang dari luar. Saya dengarkan baik dan teriakan minta tolong itu terdengar lagi:

Breh, effendina Tolong saya! Permintaan itu pasti ditujukan ke saya. Saya meloncat dan bergegas ke halaman. Omar terbaring di tanah berjuang melawan para serdadu, si tawanan sudah tidak kelihatan lagi batang hidungnya. Di samping jalan keluar, berdiri si pelayan hitam, menatap saya dengan senyum lebar di wajahnya sambil mendengus: Sudah pergi Sihdi tuh dia kabur! Tiga langkah kemudian saya sampai di depan rumah, dan saya lihat Abu el Nassr menghilang di antara pohon-pohon korma. Dia mengendara onta pacu, yang jelas-jelas larinya kencang luar biasa. Saya terka apa yang tadi terjadi. Sang Wekil telah gagal di halaman, tapi dia berniat untuk menyelamatkan Abu el Nassr, dia memerintahkan si pelayan hitam untuk menyiapkan onta dan memerintah serdadu untuk menangkap Omar sementara mereka memotong putus tali pengikat si tawanan. Sebelas pahlawn yang gagah berani ini berani melawan seorang saja dan rencananya berhasil. Tentu saja kesuksesan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

ini bernilai sangatlah mahalnya. Omar menggunakan pisaunya, dan ketika saya memisahkan pergumulan itu, saya lihat lebih dari seorang telah berdarah. Dia telah pergi, Sihdi! si pemandu muda itu terengah-engah marah sekuat tenaga. Ya, saya lihat dia.

Ke arah mana dia kabur?

Ke arah sana. Saya tunjukkan arahnya dengan tangan. Tuan hukum saja mereka, effendi, tapi saya mengejar yang kabur itu. Dia memakai onta kendara Walau begitu akan saya tangkap dia. Tapi engkau tak punya binatang kendara. Sihdi, saya punya banyak teman di sini yang akan menghadiahkan saya binatang yang baik, dan korma, dan kantung air. Sebelum dia bisa menghilang di balik cakarawala, saya sudah akan dapati jejaknya. Tuan berdua juga akan mendapati jejak saya kalau Tuan memutuskan untuk mengikuti.

Dia segera bergegas pergi.

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Halef telah melihat semuanya itu dan juga telah membantu saya melepaskan Omar dari para serdadu. Dia marah bukan buatan.

Kenapa kalian bebaskan orang itu, hai anjing, nenek moyang tikus dan clurut

Dia pasti akan meneruskan hukman nyanyian pujian itu kalau saja sang Wekila tidak turun ke halaman. Dia telah memakai kembali cadarnya.

Apa yang terjadi? dia bertanya ke saya.

Serdadu mengeroyok pemandu saya.

Murdarlar, tshapkinler Kalian bajingan, kalian bangsat! Dia berteriak, menghentak-hentakkan kakinya dan meremas pergelangannya yang merah dari balik bajunya.

Dan telah membebaskan si tawanan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Tshodshukler, dolandyryshler - Kalian bangsat pengkhianat, kalian tukang tipu! Dia melanjutkan dan kelihatannya bermaksud menyerang mereka secara fisik.

Atas perintah Wekil. Saya tambahkan.

Wekil? Bu kurd, bu jalangdshy, bu faidasitzlikler, bu imaddshilikler Cacing itu, yang tidak patuh itu, tidak bermanfaat, kepala babi! Tangan saya akan berurusan dengannya, ile gertshekki hemen shimdi dan pasti dengan segera, dalam sekejap mata!

Dia berbalik dan banting setir, penuh amarah, menuju ke selamlk.

Wahai pemerintahan yang menyenangkan dari para sandal, betapa tongkat kekuasaan sama saja di utara di selatan, di timur di barat. Halef tampak terlihat lega dan berkata,

Perempuan itu adalah sang Wekil, dan lelaki itu sang Wekila, dan kita lebih baik berada dibawah Gilgeda wekilann dalam Bayangan Istri Wekil, daripada kita mempunyai Bu-Djeruldu dan dalam perlindungan Gilgeda padischachnn Bayangan

http://rajaebookgratis.wordpress.com

Padishah. Hamdulillah Puji bagi Tuhan, bahwa saya benar-benar tidak beruntung menjadi Wekil dari Wekila itu.

TAMAT Bersambung ke Tschikarma (Penculikan)

http://rajaebookgratis.wordpress.com

You might also like