You are on page 1of 18

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASUPAN GIZI PADA SAAT KEHAMILAN DI RSKIA KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian pengganti Ujian Tengah Semester

Disusun Oleh : NIA DWININGSIH NIM : 4004090149

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ayat (3)ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. (JUKNIS JAMINAN PERSALINAN 2011 ) Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.Kemudian pada ayat (3) bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi

dirinya.Selanjutnya pada pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.( DEPKES RI : 2009 ) Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya.(JUKNIS JAMINAN PERSALINAN 2011 )

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) diIndonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEANlainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium DevelomentGoals/MDGs 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibumenurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH danangka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per1000 KH..(DEPKES RI : 2007) Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab

langsungkematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelahpesalinan (11%),komplikasi yaitu perdarahan 8%, (28%), partus eklamsia macet 5%, (24%), infeksi 5%,

pueperium

abortus

traumaobstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001). Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di antaranya terlambat dalam pemeriksaan

kehamilan,terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaanemergensi.Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinanyang ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.(JUKNIS JAMINAN PERSALINAN 2011 )

Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan oleh tenaga kesehatan padakelompok sasaran miskin (Quintile 1) baru mencapai sekitar

69,3%.Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitaskesehatan baru mencapai 55,4%. Salah satu kendala penting untukmengakses persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan adalahketerbatasan dan ketidak-tersediaan biaya sehingga diperlukan

kebijakanterobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatandi fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan

Persalinan.Jaminan

Persalinan

dimaksudkan

untuk

menghilangkan

hambatanfinansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yangdidalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas

termasukKB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir.Dengan demikian,kehadiran Jaminan Persalinan diharapkan dapat mengurangi terjadinyaTiga Terlambat tersebut sehingga dapat mengakselerasi

tujuanpencapaian MDGs 4 dan 5. (JUKNIS JAMINAN PERSALINAN 2011 ) Dengan melihat latar belakang diatas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Keberhasilan Program Jampersal Terhadap Penurunan Angka Kematian BANDUNG PADA TAHUN 2011. Ibu di RSKIA KOTA

B. Rumusan Masalah Dengan masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia pemerintah membuat suatu kebijakan guna meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan yang di harapkan membantu menurunkan Angka Kematian Ibu.Maka dengan ini perlu diadakan penelitian mengenai Hubungan Tingkat Keberhasilan Program Jampersal Terhadap Penurunan Angka Kematian Ibu di RSKIA Kota Bandung pada Tahun 2011?.

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Tingkat Keberhasilan Program Jampersal Terhadap Penurunan Angka Kematian Ibu di RSKIA kota Bandung tahun 2011? 2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat keberhasilan program jaminan persalinan di RSKIA Kota Bandung. b. Mengetahui penurunan angka kematian ibu di RSKIA Kota Bandung c. Mengetahui hubungan tingkat keberhasilan program jaminan

persalinan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademis a. Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan pengetahuan mengenai program-program pemerintah b. Bagi Institusi Diharapkan dapat menambah bacaan di perpustakaan khususnya ilmu kebidanan serta sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya pada bidang yang sama. 2. Bagi Praktisi a. Bagi RSKIA Kota Bandung Diharapkan dapat menjadi tolak ukur pelaksaan program jampersal di puskesmas tersebut. b. Bagi Pemerintah Sebagai acuan keberhasilan program dalam upaya menurunkan angka kematian ibu.

E. Ruang lingkup 1. Ruang Lingkup Metode Penelitian ini dengan studi korelasional yaitu penelitian yang melihat hubungan antara dua variable atau lebih dan mengkaji apakah ada hubungan antara variable-variabel tersebut. 2. Ruang Lingup Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan oleh penulis di RSKIA Kota Bandungpada bulan januari-desember 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ANGKA KEMATIAN IBU Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

1.

Penyebab Kematian Ibu Melahirkan Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi fator penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus di perhatikan untuk menangani masalah ini.Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni perdarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi dan infeksi.Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, social ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh.Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalh medis tingginya masalah kematian ibu juga karena masalah ketidak setaraan gender, nilai budaya, perekonomian

serta

rendahnya

perhatian

laki-laki

terhadap

ibu

hamil

dan

melahirkan.Oleh karena itu pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosio cultural agar perempuan mendapat perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perwatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami. Tabel.Distribusi penyebab kematian ibu melahirkan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Penyebab Perdarahan Eklamsi Infeksi Komplikasi Masa Puerperium Emboli Obstetri Partus Lama/Macet Abortus Lain-lain Persentase 28% 24% 11% 8% 3% 5% 5% 11%

Sumber : Departemen kesehatan Table diatas menunjukkan distribusi persentase penyebab kematian ibu melahirkan,berdasarkan data tersebut bahwa tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni , pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu ( 28 persen) ,anemia dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu

disebabkan oleh pendarahan; proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan.(WHO). Persentase tertinggi kedua penyebab kematian ibu yang adalah eklamsia (24 persen), kejang bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena kehamilan, dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. (Profil Kesehatan Indonesia, 2007), sedangkan persentase tertinggi ketiga penyebab kematian ibu melahirkan adalah infeksi (11 persen).

2.

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Atau Tenaga kesehatan Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan karena relative masih rendahnyacakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan.Departemen kesehatan menetapkan target 90 persen persalinan ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2010.Perbandingan dengan hasil survey SDKI bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga medis professional meningkat dari 66% dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73% dalam SDKI 2007.Angka ini relative rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dimana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan hampir mencapai

90%.Apabila di lihat dari proyeks angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan nampak bahwa ada pelencengan dari tahun 2004 dimana angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dibawah dari angka proyeksi, apabila hal ini tidak menjadi perhatian kita semua maka

diperkirakan angka pertolongan persalianan oleh tenaga kesehatan sebesar 90% pada tahun 2010 tidak akan tercapai.Konseuensi lebih lanjut bisa berimbas pada angka kematian ibu meningkat. Kondisi geografis persebaran pendudukdan social budaya merupakan beberapa faktor penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap tenaga pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, dan tentunya disparitas antara daerah akan berbeda satu sama lain.

Penolong Persalinan
Dokter Bidan/perawat 35% 2% 4% Dukun lainnya

59%

Tempat persalinan
Rumah Milik swasta 10% 36% 54% Milik Pemerintah

Sumber : SDKI 2007

B. JAMPERSAL 1. Pengertian Jaminan Persalinanadalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.(MEDIAKOM 29 :2011 )

2. Tujuan a. Tujuan Umum Jaminan Persalinan mempunyai tujuan untuk menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB. b. Tujuan Khusus 1) Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan. 2) Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. 3) 4) Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan. Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir. 5) Terselenggaranya pengelolaan keuangan transparan, dan akuntabel. 3. Sasaran a. Yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah: Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas (pasca melahirkan sampai 42 hari), Bayi baru lahir (0-28 hari). b. Yang dapat memperoleh pelayanan jaminan persalinan adalah seluruh ibu hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan. yang efisien, efektif,

4. Kebijakan Operasional a. Pengelolaan Jaminan Persalinan di setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas dan Bantuan Operasional kesehatan BOK. b. Pengelolaan kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan

kepesertaan dari program Jamkesmas yang mengikuti tata kelola kepesertaan dan manajemen Jamkesmas, namun dengan kekhususan dalam hal penetapan pesertanya.

c. Peserta program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan persalinan. d. Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (Rumah Sakit) di kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas dan BOK Kabupaten/Kota. e. Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). f. Pelayanan Jaminan Persalinan diselenggarakan dengan prinsip Portabilitas, Pelayanan terstruktur berjenjang berdasarkan rujukan. g. Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah (Puskesmas dan Jaringannya) didanai berdasarkan usulan POA Puskesmas. h. Untuk pelayanan paket persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan swasta dibayarkan dengan mekanisme klaim. Klaim persalinan didasarkan atas tempat (lokasi wilayah) pelayanan persalinan dilakukan.

5. Manfaat Jaminan Persalinan a. Pemeriksaan kehamilan ante natal care (ANC), pertolongan persalinan pemeriksaan post natal care (PNC) oleh tenaga kesehatan di faskes pemerintah (puskesmas dan jaringannya) dan faskes swasta yang tersedia fasilitas persalinan (Klinik/Rumah Bersalin, Dokter Praktik, Bidan Praktik) dan yang telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas Kabupaten/Kota b. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di Puskesmas dan Rumah Sakit berdasarkan rujukan.

6. Penyaluran Dana Dana untuk pelayanan Jamkesmas termasuk Jampersal merupakan satu kesatuan (secara terintegrasi) disalurkan langsung dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta V ke : a. Rekening Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab Pengelolaan Jamkesmas di wilayahnya b. Rekening Rumah Sakit untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (pemerintah dan swasta).

7. Pola Pembayaran Pembayaran untuk pelayanan Jaminan Persalinan dilakukan dengan cara: a. Pembayaran di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dilakukan dengan cara klaim b. Pembayaran di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dilakukan dengan cara klaim, didasarkan atas paket INA-CBGs.

8. Keputusan Penetapan Program JAMPERSAL

Pasal 1 Pengaturan Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan bertujuan untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daera Kabupaten/Kota dan Pihak terkait dalam menyelenggarakan Jaminan Persalinan yang bertujuan : a. Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan. b. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. c. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.

d. Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan. e. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan akuntabel.

Pasal 2 Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peratura ini.

Pasal 3 1) Pelayanan Kesehatan terhadap Jaminan Persalinan dilaksanakan mulai 1 Januari 2011 2) Pelayanan Jaminan Persalinan yang diberikan sebelumPeraturan ini diundangkan dapat diklaim ke DinasKesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan PetunjukTeknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 4 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan

BAB III METODE PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEP Kerangka konsep dalam penelitian hubungan tingkat keberhasilan program JAMPERSAL terhadap penurunan angka kematian ibu di wilayah kerja puskesmas Xkota Bandung tahun 2011.

Variabel Independen Program JAMPERSAL

Variabel Dependen Penurunan AKI

B. Definisi Operasional 1. Program JAMPERSAL Definisi : Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir Cara ukur : Rekam Medik Nominal Berpengaruh( jika berhasil dan mampu menurunkan AKI) Tidak Berpengaruh ( Jika berhasil tapi tida menurunkan AKI)

Skala ukur : Hasil ukur :

2.

Penurunan AKI Definisi : Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan Cara ukur : Rekam Medik

Skala ukur :

Nominal

Hasil ukur : Menurun ( Jika target penurunan AKI tercapai 75% ) Tidak Menurun ( Jika target penurunan AKI < 75 % )

C. HIPOTESIS Ho = Tidak ada hubungan antara Tingkat keberhasilan Program

JAMPERSAL dengan Penurunan Angka Kematian Ibu Di RSKIA kota Bandung tahun 2011 Hi= Ada hubungan antara Tingkat keberhasilan Program JAMPERSAL dengan Penurunan Angka Kematian Ibu Di RSKIAkota Bandung tahun 2011. D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang hubungan tingkat keberhasilan program JAMPERSALterhadap penurunan AKI di RSKIA Kota Bandung. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmojo, 1993:33). Pada penelitian ini populasinya adalah semua Ibu melahirkan yang datang ke RSKIA Kota Bandung 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan non random sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2001:64). Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu

melahirkan yang berkunjung untuk melahirkan di RSKIA Kota Bandung a. Tehnik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan cara accidental sampling, yaitu semua ibu-ibu melahirkan yang datang untuk melahirkan di RSKIA Kota Bandung dijadikan sebagai responden. 1) Kriteria Sampel a) Kriteria inklusi Adalah sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak untuk diteliti, yaitu : Ibu hamil yang melahirkandi RSKIA Kota Bandung yang menggunakan Program JAMPERSAL b) Kriteria eksklusi Adalah karakteristik sampel yang tidak layak untuk diteliti, yaitu : Ibu yang melahirkan tetapi tidak menggunakan program JAMPERSAL F. Pengumpulan Data. Data Sekunder Data yang diperoleh dari RSKIA Kota Bandung Pada bulan Januari Desember pada Tahun 2011 tentang Angka Kelahiran dan Kematian Ibu.

G. Pengolahan Data Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data sebagai berikut : 1. Editing : Memeriksa kembali data dan menyelesaikannya dengan

rencana semula seperti yang diinginkan, apakah tidak ada yang salah. 2. Tabulating : Penyusunan data berdasarkan variabel yang diteliti 3. Cleaning : Membersihkan data dengan melihat variabel yang digunakan apakah datanya sudah benar atau belum. 4. Describing : Menggambarkan atau menerangkan data. H. Analisa Data Penelitian ini menggunakan analisa data deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang kondisi objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi tiap variabel yang diteliti.

You might also like