You are on page 1of 87

MODUL

PERALATAN INDUSTRI

OLEH MUH. SYAHRIR, ST. MT

JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 2005


i

Kata Pengantar Modul ajar ini disusun sesuai dengan kurikulum tahun 2000 pendidikan diploma III jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda. Modul ajar ini merupakan pegangan untuk mata kuliah Peralatan Industri untuk mahasiswa semester lima dengan bobot 2 sks. Dengan adanya modul ajar ini diharapkan dapat membantu dalam proses belajar mengajar, sehingga waktu tatap muka lebih efisien dan lebih banyak dipakai untuk diskusi. Modul ini terdiri dari materi Heat Transfer, Evaporator, Alat Pengkristal, Alat Pengering, Alat Kontak Gas-Cair dan Bejana. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga modul ini bisa selesai . Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ajar ini masih terdapat kekurangankekurangan yang sangat manusiawi sebagai manusia biasa, maka kami sangat mengharapkan saran-saran dari pembaca dan pemakai modul ini sebagai bahan perbaikan modul ajar ini.

Penulis

ii

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PERALATAN INDUSTRI


Prasyarat Tujuan : Pengenalan Industri : Membekali mahasiswa wawasan dan pengetahuan mengenai jenis jenis alat yang digunakan di industri POKOK BAHASAN I. :

II.

Pendahuluan Definisi perlatan industri Jenis jenis peralatan industri Alat Pemindah Panas Fungsi Perhitungan Jumlah Panas Prinsip Perpindahan Panas Peralatan

III. Alat Destilasi, Absorpsi, Ekstraksi dan Leaching Data memahami konsep kesetimbangan fasa Susunan peralatan, kolom, tray, buble cup dan isian Kolom, tray, buble cup, dan isian Aliran silang Contoh contoh alat Operasi dari setiap peralatan IV. V. Alat Adsorpsi dan Ion Exchange Reaksi adsorpsi dan ion exchange Bahan aktif permukaan, anion, kation exchange Keadaan jenuh dan regenerasi Contoh contoh alat Operasi dari setiap peralatan Alat Pengering Definisi alat pengering Contoh alat alat pengering

iii

Prinsip kerja alat pengering

VI. Evaporator Definisi evaporator Contoh alat alat evaporator Prinsip kerja alat evaporator VII. Alat Tangki bertekanan Drum horizontal dan vertikal Fractionator reflux drum, dimensi dan gambar Siklon : dimensi dan gambar Tangki penyimpan : dimensi dan gambar Perancangan mekanik bejana tekan : suhu dan tekanan Perancangan shell dan head, formula untuk perhitungan kekuatan berdasarkan standar ASME

Samarinda, Penyusun

23

September

2005

iv

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Kata Pengantar GBPP Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel BAB I PEMINDAH PANAS 1.1 Fungsi 1.2 Perhitungan Jumlah Panas 1.3 Prinsip Perpindahan Panas 1.4 Isolasi Panas 1.5 Perbedaan Suhu Rata-rata 1.6 Peralatan 1.6.1 Pemindah Panas Pipa Rangkap 1.6.2 Pemindah Panas Tipe Plat 1.6.3 Pemindah Panas Tipe Shell and Tube 1.7 Aliran Multipass 1.8 Aspek Operasi dan Pemeliharaan Soal 2 3 viii

i ii iii v

ix

1 1

5 6 7 8 8 9 11 11 13

BAB II EVAPORATOR 2.1 Pendahuluan 2.2 Prinsip Penguapan 2.3 Peralatan Evaporator 2.4 Operasi Evaporator 2.4.1 Evaporator Tunggal 2.4.2 Evaporator Bertahap Banyak 2.5 Alat Bantu Evaporator 2.5.1 Kondensor 2.5.2 Penahan Tetes Cairan 2.5.3 Pembuat Vakum Soal BAB III ALAT PENGKRISTAL 3.1 Pendahuluan 3.2 Teori Kristalisasi 3.3 Efek Panas Soal BAB IV PENGERING BAHAN PADAT 4.1 Pendahuluan 4.2 Peralatan Pengering Soal 30 30 31 38 vi 25 25 25 26 27 15 15 16 17 18 18 19 20 20 21 21 22

BAB V ALAT KONTAK GAS CAIR 5.1 Pendahuluan 5.2 Peralatan Soal BAB VI EKSTRAKSI 6.1 Leaching 6.1 Ekstraksi Cair-cair Soal BAB VII PEMISAHAN PADAT CAIR 7.1 Pengendapan 7.2 Sentrifugal 7.3 Alat-alat Penyaring Soal BAB VIII BEJANA BERTEKANAN 8.1 Pendahuluan 8.2 Perancangan Bejana berdsasarkan Kapasitas 8.3 Perancangan Tutup Bejana 8.4 Perancangan Bejana dengan Tekanan Dalam 71 71 72 74 76 57 57 61 65 69 52 55 49 49 41 41 43 47

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Diagram Perbedaan Temperatur pada Logam Gambar I.2 Arah Aliran dalam Penukar Panas Gambar I.3 Grafik Perubahan Kehilangan Tekanan pada Suhu rata-rata Gambar II.1 Diagram Evaporator Satu Tahap Gambar VII.1 Bagan Alat Filtrasi 17

4 6 12

58

viii

BAB I PEMINDAH PANAS Tujuan Pengajaran : 1. Mengetahui definisi dan cara perpindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi. 2. Mengetahui tujuan proses perpindahan panas 3. Mengetahui jenis-jenis alat perpindahan panas yang banyak digunakan di dalam industri proses kimia 4. Mengetahui jenis-jenis alat pertukaran panas dan bagian-bagian alat tersebut 5. Mengetahui prinsip kerja dari alat pertukaran panas 6. Mengetahui istilah-istilah dalam proses perpindahan panas dan pada alat perpindahan panas.

1.1 Fungsi Pemindah panas ( heat exchanger ) adalah alat dimana panas dipindahkan dari satu sistem ke sistem lain tanpa terjadi perpindahan massa dari sistem yang stau ke sistem yang lainnya. Perpindahan ini berlangsung melalui suatu dinding yang memisahkan kedua sistem yang bersangkutan. Tujuan pemindah panas adalah : 1. Memanaskan : - menaikkan suhu merufa fasa (melarutkan, menguapkan, melelhkan) mempertahankan suhu (memberi panas prose yang membutuhkan endoterm) 2. Mendinginkan : - menurunkan suhu merubah fasa (mengembunkan, membekukan, dsb)

mempertahankan suhu ( mengambil panas proses yang menghasilkan panas-eksoterm)

1.2 Perhitungan Jumlah Panas Jumlah panas yang diambil atau diberikan suatu sistem ( Q) dihitung dengan persamaan berikut : Q = m.H m = jumlah panas H = perubahan entalpi (entalpi akhir- entalpi mula-mula) Bila tidak ada data entalpi, dapat digunakan data kapasitas panas ( Cp) dan panas laten (). Tanpa perubahan fasa : Panas diberikan bahan : Q = m1 .C p1 .T1 Panas diterima bahan : Q = m2 .C p 2 .T2 Bila ada perubahan fasa, maka pada jumlah panas tersebut ditambahkan, Q f = m. . Dalam praktek selalu dijumpai panas yang hilang. Hubungan panas diberikan dan diterima sistem menjadi. Jumlah panas yang diberikan = jumlah panas diterima + jumlah panas yang hilang. Untuk membuat panas yang hilang sekecil mungkin, biasanya alat-alat pemindah panas disekat dengan bahan penyekat panas (isolasi dengan isolator panas ), yaitu bahan yang memiliki daya hantar panas (thermal conductivity) yang rendah. (1.1)

1.3 Prinsip Perpindahan Panas Panas berpindah dari suhu tunggi ke suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu merupakan gaya pendorong perpindahan panas. Laju perpindahan = gaya pendorong tahanan beda suhu tahanan panas

Laju perpindahan panas =

Panas berpindah denga tiga cara : 1. Radiasi 2. Konduksi 3. Konveksi

Radiasi ( Pancaran) Panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromaknetik. Panas seperti ini tidak memerlukan zat antara (medium). q = . 4 q = jumlah panas dipancarkan T = suhu mutlak, K =tetapan Stefan-Boltzman = 4,92 kkal /(jam.m2.K4). (1.2)

Konduksi ( hantaran ) Panas dipindahkan sebagai energi kinetik dari satu molekul ke molekul lainnya, tanpa molekul-molekul tersebut berpindah tempat. Cara uni nyata sekali pada zat padat. Daya

hantar panas (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hantar tinggi disebut penghantar panas (konduktor panas) dan yang rendah adalah penyekat panas (isolator panas ). Q= k.A (T1 T2 ) x (1.3)

A = luas bidanh perpindahan panas X = panjang jalan perpindahan panas Konveksi ( Aliran / edaran) Panas dipindahkan oleh molekul-molekul yang bergerak(mengalir) oleh karena adanya dorongan. Disini kecepatan gerakan/aliran memegang peranan penting. Konveksi terjadi hanya pada fluida. q = h. A.(T1 T2 ) h = koefisien perpindahan panas suatu lapisan fluida. Dalam melaksanakan operasi pemindah panas, perlu diperhitungkan : -. Jumlah panas yang dipindahkan (q) -. Tingkat panas ( suhu, T) -. Tahanan terhadap perpindahan panas Persamaan utama yang menghubungkan besaran-besaran di atas adalah: q= A.T = U . A.T R (1.5) (1.4)

R = tahanan terhadap perpindahan panas U = 1/R = koefisien perpindahan panas keseluruhan ( kw/m2.oC). Harga R dan U bergantung pada : -. Jenis zat (daya hantar, sifat-sifat lain) -. Ada tidaknya kerak

T1

Zat B dingin

Zat A panas

Logam 1 2 T2

Gambar 1.1 Diagram Perbedaan Temperatur pada Logam

Hubungan U dengan k dan h 1 1 x 1 = + + U hA k hB atau R = R A + Rk + R B (1.7) (1.6)

Adanya kotoran/endapan akan memperbesar tahanan terhadap perpindahan panas atau memperkecil harga U. 1 = R = R A + Rk + R B + R F U RF = tahanan karena kotoran (fouling) (1.8)

1.

4 Isolasi Panas Mencegah kehilangan panas alat-alat pipa-pipa steam/gas yang bersuhu tinggi karena kontak dengan sekelilingnya yang suhunya rendah. Untuk alat-alat dengan suhu rendah, isolasi mencegah masuknya panas karena suhu sekitarnya yang lebih tinggi. Isolasi juga mencegah

bahaya yang dapat timbul bila orang menyentuh permukaan benda yang panas atau dingin sekali. Bahan isolasi : - daya hantar panas rendah - dapat menahan arus konveksi - disesuaikan dengan suhu Permukaan datar Pipa : makin tebal, makin sedikit panas yang hilang. : makin tebal, makin luas sehingga makin banyak panas diambil udara.

Harus diperhitungkan diameter/tebal yang tepat. Harga k dan h menentukan.

Perbedaan Suhu Rata-rata Dalam perpindahan panas perbedaan suhu mengendalikan laju perpindahan panas. Suhu fluida dalam alat sering tidak tetap. Untuk perhitungan digunakan perbedaan suhu ratarata. T1 T2 T2 t2 t1 t2 t1 T1

Gbr. I.2 Gambar Arah Aliran dalam Alat Penukar Panas T = (T2 t 2 ) (T1 t1 ) ln(T2 t 2 ) /(T1 t1 ) (1.9)

Perbedaan suhu ini disebut perbedaan suhu rata-rata logaritma ( log mean temparature difference) disingkat LMTD. q = U . A.TLMTD (1.10)

1.6 Peralatan Pemindah panas dalam heat exchanger dilakukan dengan mengontakkan dua fluida melalui suatu bidang pemanas. Fluida pemanas atau pendingin berada dalam suatu jaket, di dalam pipa atau diluar pipa. Luas bidang pemanas harus cukup ( sesuai persamaan perpindahan panas dan kebutuhan panas). Heat Exchanger Untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida bagi pemanasan aliran lain. Heater Untuk pemanasan ( menaikkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai pemanas digunakan steam atau fluida panas lain yang ada. Cooler Untuk pendinginan (menurunkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai pendingin digunakan air, udara, atau fluida lain yang perlu dipanaskan. Condensor Pendingin (cooler) untuk mengembunkan ( mengambil panas laten). Evaporator Untuk menguapkan air dari larutan dan memperoleh larutan pekat. Vaporizer Untuk menguapkan cairan/pelarut yang bukan air. Reboiler Menyediakan panas untuk menguapkan sebagaian cairan, misal untuk destilasi, absorbsi dan stripping.

1.6.1. Pemindah Panas Pipa Rangkap Pemindah panas rangkap terdiri dari dua pipa yang konsentris, penghubung T dan pembalik arah ( return bend ). Pipa bagian dalam ditumpuk dengan packing glang pada pipa luar. Satu fluida mengalir dalam anulus (ruang antara kedua pipa).Aliran kedua fluida dapat dibuat searah (co-current) atau berlawanan arah (counter current). T disambungkan pada pipa luar untuk pengeluaran atau pemasukan cairan anulus. Pembalik arah menghubungkan dua pipa dalam dan tidak menyumbangkan luas bidang perpindahan panas. Alat ini mudah dibuat dari bahan-bahan ( pipa, fitting ) standart. Ukuran panjang efektif biasanya 12, 15 atau 30 feet. Tipe Hairpin ( bentuk U) mempunyai panjang 40 feet unsur luas/panjang yang lebih besar dapat dibuat sejumlah Hairpin secara seri. Dalam hal ini seringkali pipa dalam menyentuh pipa luar dan mengganggu aliran dalam anulus. Kekurangan alat ini adalah kecil bidang perpindahan panas. Bila dipasang jumlah Hairpin yang banyak, memakan tempat yang luas. Alat ini penting dan baik digunakan bila luas bidang perpindahan panas yang diperlukan tidak begitu besar (mis < 200 ft2 ).

1.6.2 Pemindah Panas Tipe Plat ( Plat Type Heat Exchanger ) Terdiri dari sejumlah pelat tipis yang dipasang pada suatu rangka dan diteskan rapat satu sama lain. Antara pelat satu dengan pelat lain terdapat sela-sela sempit pada mana cairan yang akan bertukaran panas mengalir secara berselang-seling. Pada sudut-sudut pelat terdapat lubang yang apabila pelat-pelat tersusun rapat akan membentuk saluran tempat masuk dan keluar cairan. Sekeliling lubang dan tepi plat terdapat alur yang ditempatkan gasket sehingga rongga antar plat dapat tertutup rapat.

Dengan demikian cairan yang mengalir dalam sela-sela plat tidak bocor keluar dan hanya keluar/masuk melalui saluran ynag disediakan. Pelat-pelat sendiri diberi alur-alur sehingga aliran bersifat turbulen. Hal ini akan memberikan koefisien perpindhan panas yang besar dan mngurangi kecepatan pengendapan kotoran (fouling) pada pelat. Alur-alur pada pelat juga memperkuat pelat agar tidak merapat satu sama lain akibat beda tekanan yang agak besar antara kedua cairan yang ditangani. Koefisien perpindahan panas yang besar memungkin alat ini dioperasikan dengan beda suhu yang kecil. Jumlah pelat dapat disusun banyak sekali(ratusan) sehingga dapat diperoleh bidang perpindahan panas yang luas sekali pada lat yang relatif kecil volumenya. Adanya alur juga membuat luas bidang perpindahan lebih besar dari luas yang diproyeksikannya (misal 1 ft2, menjadi 1,35 ft2). Gasket yang disemenkan atau dipasang sekeliling tepi pelat dan lubang umumnya dibuat atas dasar karet. Jenis gasket menentukan kemampuan operasi pada suhu agak tinggi. Gasket dari serat asbes yang dipress, alat ini dapat dioperasikan sampai suhu 250oC dan tekanan 8 atm. Agar gasket tidak melekat diberi bahan kimia khusus. Pelat dibuat dari berbagai bahan yang cukup liat (ductile) dengan penekanan (pressing) misalnya tembaga, aluminium, titanium, stainless steel dsb.

1.6.3 Pemindah Panas Tipe Shell and Tube ( Shell and Tube Heat Exchnger ) Tipe yang paling banyak dipakai dalam industri, terdiri dari segbuah tabung besar (Shell) dengan sejumlah pipa-pipa kecil (tubes) didalamnya. Pipa-pipa ini terpasang pada tube-sheet (plate) dengan cara di-roll. Tipe-tipe yang dikenal dari jenis heat exchanger ini adalah : 1. Fixed tube sheet 2. Floating tube sheet 9

3. Tipe pipa U (hairpin) 4. Tipe fixed tube sheet dengan sambungan (bagian)ekspansi pada shellnya. Dengan heat exchanger jenis ini dapat diperoleh luas bidang perpindahan panas yang besar dengan volume alat yang relatif kecil. Untuk pipa bisa dibuat dari berbagai jenis bahan konstruksi, disesuaikan dengan alat, sifat korosif (fluida yang ditangani). Heat exchanger ini dapat digunakan untuk pemanasan/penguapan dan pendinginan atau kondensasi segala macam fluida. Tube Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukannlah pipa pipa biasa, tetapi pipa yang khusus dibuat untuk heat exchanger, dibuat dari berbagai material. Umumnya digunakan pipa berukuran diemeter luar inch atau 1 inch. Tetapi tersedia juga pipa-pipa dengan diameter luar , 1,50 dan 1,75 inch. Tebal pipa dinyatakan dengan kode BWG (Birmingham Ware Gauge). Makin besar bilangan BWG, makin tipis pipanya. Tersedia BWG mulai dari 8 sampai 18. Tube terpasang pada tube sheet dengan pitch 1,25 D0 (diameter luar). Formasi pipa dapat membentuk segitiga atau bujur sangkar. Shell Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat digunakan pipa standar baja karbon. Untuk ukuran besar dibuat dari pelat yang diroll atau dilas. Untuk heat exchanger yang tidak beroperasi pada tekanan tinggi biasa digunakan : tebal 3/8 in untuk diameter 13 in. Baffle Dipasang pada Tie-rod dan Spcer, dimaksudkan untuk mengarahkan aliran didalam shell, sehingga saluran bagian terkena aliran. Adanya baffle juga mmeperbesar dan membuat turbulen aliran sehingga didapatkan koefisien perpindahan panas yang besar. Luas baffle

10

kira-kira 75 % penampang shell. Spasi antar baffle tidak lebih dekat dari 1/5 diameter shell, bila terlalu dekat akan didapat kehilangan tekanan yang besar.

1.7 Aliran Multipass Aliran fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati shell. Dengan cara ini penampang aliran dalam tube menjadi kecil dan laju linier menjadi besar, sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas besar.

1.8 Aspek Operasi dan Pemeliharaan Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan heat exchanger menyangkut pengendapan kotoran pada permukaan bidang perpindahan panas. Hal ini menyebabkan peningkatan tahanan panas (koefisien perpindahan panas mengecil). Fouling juga menambah tahanan terhadap aliran fluida. Bertambahnya tambahan memperbesar beda suhu rata-rata (LMTD). Endapan yang membentuk kerak pada suatu tempat dapat mengakibatkan pemanasan yang berlebihan pada tempat tersebut yang dapat merusak pipa (tube). Biasanya shell and tube heat exchanger dirancang dengan luas bidang pemanas yang berlebihan dari seharusnya sehingga penurunan koefisien perpindahan panas tidak langsung mengakibatkan

penyimpangan besar kinerja heat exchanger tersebut. Bila fouling telah melewati harga tertentu, kemampuan pelat tidak lagi sebagaimana disyratkan. Sebelum hal ini terjadi alat harus segera dihentikan untuk pembersihan. Kinerja heat exchanger dapat dievaluasi dengan membuat neraca panas. Untuk mmudahkan kapan penghentian harus dilakukan , maka dilakukan pengamatn perubahan LMTD dan kehilangan tekanan pada tube. 11

Bila harga perbedaan tekanan dan LMTD telah tercapai suatu harga tertentu, berarti fouling sudah cukup banyak dan harus dihentikan untuk pembersihan. Tiap heat exchanger punya harga batasnya sendiri-sendiri yang berlainan dan perlu diamati untuk menetapkan jadwal pembersihan, operasi yang tepat akan memperpanjang selang waktu pemebrsihan dan umur heat exchanger. Saat yang paling menentukan justru pada waktu start-up dan shut-down. Pada saat ini dapat terjadi kejutan panas (perubahan suhu tiba-tiba) dan hantaman hidrolik yang dapat menimbulkan tegangan-tegangan berlebihan dan tidak seimbang yang dapat merusak sambungan-sambungan, tubes, packing atau timbul kebocoran-kebocoran. Laju alir dalam shell yang terlalu besar dapat menimbulkan vibrasi yang sangat membahayakan.

TLMTD

Bulan Bulan

10

Gambar I.3 Grafik perubahan Kehilangan Tekanan dan Beda Suhu Rata-rata terhadap waktu.

12

SOAL BAB I 1. Mengapa alat perpindahan panas di suatu pabrik industri kimia menggunakan isolator panas ? 2. (10 Menit)

a. Dalam suatu proses destilasi hasil bawah berupa cairan. Alat apa yang saudara gunakan untuk menguapkan sebagian cairan. b. Kapankah saudara menggunakan heater dan heat exchanger (5 Menit) (5 Menit)

3. 4.

Apa yang disebut : a. Tubes b.Shell c. Pitch d. baffle ( 10 menit) Pada bahan kimia yang bersifat korosif, dimanakah saudara tempatkan bahan tersebut jika menggunakan heat exchanger jenis sheel and tubes. Beri alasan !(10 menit)

5.

Mengapa alat perpindahan panas di suatu pabrik industri kimia perlu dialirkan alirannya secara turbulen ? (10 Menit)

6.

Dalam suatu proses destilasi hasil atas berupa uap. Alat apa yang saudara gunakan untuk mengembunkan uap tersebut? (10 Menit)

7.

Pada bahan kimia yang bersifat mudah membentuk endapan/kerak (fouling) , dimanakah saudara tempatkan bahan tersebut jika menggunakan heat exchanger jenis sheel and tubes. Beri alasan ! (10 Menit) (10 Menit)

8.

Tuliskan tiga jenis alat perpindahan panas (heat exchanger) !

Jawaban : 1. Karena untuk mencegah kehingan panas pada alat pertukaran panas yang bersuhu tinggi disebabkan kontak dengan sekeliling yang bersuhu rendah atau sebaliknya mencegah panas masuk jika alat pertukaran panas bekerja pada suhu rendah sedangkan sekeliling bersuhu lebih tinggi. Juga untuk mencegah bahaya jika disentuh orang. 2. a. Untuk menguapkan cairan digunakan reboiler b. Heater : digunakan jika ingin menaikkan suhu suatu fluida, dengan cara 13

memanaskan .Heat exchanger : digunakan untuk memanfaatkan panas dari fluida panas untuk memanaskan fluida dingin sehingga suhu fluida dingin menjadi lebih tinggi suhunya. 3. Tube : pipa-pipa standar dari material khusus untuk heat exchanger. Tube dipasang di dalam shell, tube ini jumlahnya banyak dan dirangkai pada tube sheet. - Shell : tabung besar atau pelat yang diroll, didalamnya terpasang tube sheet. - Pitch : Jarak antara dua pusat pipa - Baffle : dipasang pada Tie Rod merupakan sekat untuk mengarahkan aliran di dalam shell. 4. Jika bahan bersifat korosif maka dialirkan di dalam tube karena tube lebih mudah dibongkar pasang dan bahan konstruksinya lebih murah. 5. Alat perpindahan panas dialirkan secara turbulen karena untuk menghindari terbentuknya kerak/endapan yang dapat membuat luas perpindahan panas menjadi kecil dan dapat menyebabkan kebuntuan pada alat. 6. Pada proses destilasi jika hasil atasnya yang berupa uap ingin diembunkan maka digunakan condensor 7. Bahan kimia yang mudah membentuk endapan akan lebih baik dialirkan melalui tube karena tube lebih mudah dibersihkan dan mudah dibongkar pasang. 8. Tiga jenis alat pertukaran panas (heat exchanger), yaitu : double pipe - plate - shell and tube heat exchanger

14

BAB II EVAPORATOR Tujuan Pengajaran : 1. Mengetahui definisi dan tujuan dari evaporasi. 2. Mengetahui jenis-jenis evporator. 3. Mengetahui prinsip kerja dari alat evaporator 4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan evaporator tunggal dan evaporator ganda 5. Mengetahui cara pemasukan umpan maju dan mundur pada evaporator ganda Batas Waktu : 4 x 45 Menit

2.1 Pendahuluan Evaporator adalah alat untuk menguapkan cairan pelarut dari suatu larutan pada titik didihnya. Penguapan pelarut ini dapat ditujukan untuk mendapatkan : 1. Larutan yang lebih pekat 2. Zat murni, baik pelarutnya atau zat yang terlarut 3. bahan dalam fasa uap untuk diproses (Vaporization) Namun pada umumnya tujuannya adalah mendapatkan larutan pekat dan pelarutnya sering kali adalah air. Beberapa contoh adalah : larutan gula tebu, dipekatkan untuk dikristalkan larutan urea dipekatkan untuk dikristalkan atau dibutirkan air laut untuk mendapatkan garamnya air tawar juice buah, susu, untuk mendapatkan larutan yang pekat atau untuk dikeringkan

15

larutan NaOH dan sebagainya

Masalah yang dihadapi terutama adalah masalah pemindahan panas khususnya perpindahan ke larutan yang mendidih dan kelakuan larutan yang berbeda dengan pelarut murni (titik didih, kerapatan, kelarutan dan viskositas).

2.2 Prinsip Penguapan Penguapan adalah peralihan suatu zat dari fasa cair ke fasa gas (uap). Dalam peristiwa ini molekul-molekul zat berpindah dari fasa cair ke fasa uap. Penggerak perpindahan ini adalah perbedaan tekanan uap cairan dengan tekanan di atasnya (tekanan dimana cairan tersebut berada). Penguapan akan berlangsung selama tekanan uap di atas cairan lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan. Pada suhu di bawah titik didih cairan, penguapan hanya berlangsung dari permukaan cairan saja. Dalam industri diperlukan penguapan yang cepat. Untuk hal tersebut penguapan harus berlangsung dari seluruh bagian cairan dan ini terjadi apabila cairan berada pada titik didihnya. Proses evaporasi yang dimaksudkan disini adalah proses penguapan pada titik didihnya. Pada titik didih tekanan uap jenuh. Pada titik didih tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan dimana cairan berada molekul-molekul zat dalam fasa uap memiliki energi yang lebih tinggi daripada molekul-molekul yang sama dalam fasa cair atau padat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa untuk memindahkan molekul dari fasa cair ke fasa uap diperlukan energi biasanya dalam bentuk panas. Energi untuk merubah fasa ini disebut panas laten penguapan. Untuk menghindari pemompaan uap yang terlalu banyak, uap dikondensasikan dalam kondensor dan dikeluarkan sebagai cairan.

16

2.3 Peralatan Evaporator Dalam evaporasi, panas ditambahkan untuk menguapkan pelarut. Panas yang digunakan umumnya adalah uap air jenuh tekanan rendah (saturated steam). Jenis-jenis evaporator : 1. Pan atau Ketel Terbuka Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam selubung (jaket) atau dalam pipa spiral yang dicelupkan. Kadang-kadang ketel dipanasi api langsung. Pengaduk dapat ditempatkan didalamnya. Evaporator ini murah dan operasinya sederhana, tetapi ekonomi panasnya rendah. 2. Evaporator dengan Pemanas Shell and Tube (Tubular) Evaporator ini berupa bejana selinder besar dengan pemanas tipe shell and tube heat exchanger. Pemanas yang berupa steam atau medium lainnya dapat berada dalam shell dan larutan dalam tube atau sebaliknya. Evapaorator jenis ini dapat dibagi tipe anatara lain: a. Pipa mendatar b. Pipa tegak: pipa baku (standar), pipa panjang dan tipe basket. c. Evaporator dengan sirkulasi paksa Dari segi sirkulasinya dapat dibedakan sirkulasi dengan sendirinya dan sirkulasi paksa. Cairan yang mendidih di dalam pipa dapat bersirkulasi dengan sendirinya karena perbedaan kerapatan. Cairan dalam pipa bercampur dengan gelembung-gelembung uap sehingga kerapatnnya ringan dan bergerak ke atas. Di dalam pipa panjang ( 3-10 m) gerakan cairan ke atas lebih cepat daripada dalam pipa pendek. Gerakan yang cepat ini memperbesar koefisien perpindahan panas, dengan demikian perpindahan panas lebih baik.

17

3.

Film Evaporator Dalam evaporator ini larutan yang akan dipekatkan mengalir ke bawah berupa lapisan tipis pada suatu dinding kolom yang dipanasi. Aliran yang cepat dan lapisan yang tipis memberikan koefisien perpindahan panas yang besar. Aliran dibuat dengan bantuan pengaduk mekanis. Aliran larutan dari bagian atas masuk tabung dan disebarkan dalam bentuk lapisan tipis dan mengalir secara turbulen oleh pengaduk vertikal. Larutan pekat keluar dari bawah dan uap dari atas tabung. Proses penguapan berlangsung cepat sehingga alat ini baik untuk zat yang peka terhadap panas (juice buah, antibiotik) dan larutan yang kental karena cara ini dapat diperoleh koefisien perpindahan panas yang tinggi.

2.4 Operasi Evaporator 2.4.1 Evaporator Tunggal Gambar II.8 memperlihatkan diagram evaporator tunggal ( satu tahap atau satu efek). Umpan masuk pada suhu TF (K), dipanasi dengan uap jenuh TS (E). Uap mengembun dan memberikan panas kepada larutan. Larutan dalam evaporator teraduk dengan sempurna sehingga dapat dianggap mempunyai suhu dan konsentrasi yang sama, yaitu pada titik didih larutan T1 dan konsentrasi larutan hasil. P1, T1 Uap kekondensor, T1

Umpan, TP Steam, TS

Larutan pekat, Gambar II.1 Diagram Evaporator satu tahap hasil 2.4.2 Evaporator Bertahap Banyak (Multiple Efect Evaporator )

18

Operasi bertahap satu memperlihatkan adanya pemborosan energi karena panas laten yang dibawa keluar uap tidak dipergunakan lagi. Operasi berefek banyak bertujuan memanfaatkan panas tersebut. Dalam operasi bertahap banyak, uap yang dihasilkan dalam evaporator pertama dipakai sebagai pemanas dalam evaporator kedua dan uap dari evaporator kedua dipakai untuk evaporator ketiga, dan seterusnya. Disini panas laten yang dibawa uap dimanfaatkan berulang-ulang. Apabila umpan yang masuk evapaorator pertama berupa cairan pada titik didihnya, maka 1 kg uap akan menguapkan 1 kg air. Begitu juga dengan dengan tahap-tahap berikutnya. Secara kasar dapai dikatakan bahwa 1 kg uap dapat menguapkan 3 kg air dalam evaporator bertahap tiga. Ini berlaku juga untuk jumlah tahap yang lebih banyak. Karena uap dari suatu evaporator digunakan untuk menghasilkan evaporator berikutnya, maka titik didih larutan dalam evaporator berikutnya harus lebih rendah dari titik didih larutan dalam evaporator yang dimuka. Dalam operasi dengan umpan maju, umpan untuk satu evaporator adalah larutan hasil dari evaporator dimukanya, berarti larutan yang lebih pekat dari larutan umpan evaporator dimukanya dan titik didih normalnya lebih tinggi. Untuk mendapatkan titik didih yang lebih rendah,maka evaporator tersebut harus dioperasikan pada tekanan yang lebih rendah. Jadi tekanan kerja evaporator 3 (p3) lebih rendah dari p2 dan p2 lebih lebih rendah dari p1. Ini dilakukan dengan cara menarik uap dari evaporator terakhir dengan peralatan vakum (jetejector atau pompa-vakum). Pada cara umpan maju ini larutan dari evaporator 1 dapat mengalir dengan sendirinya (karena beda tekanan) ke evaporator 2, dan dari evaporator 2 ke evaporator 3, pompa larutan hanya diperlukan untuk umpan ke evaporator 1 dan pengeluaran hasil dari evaporator terakhir. Uap dari evaporator terakhir dikondensasikan dalam sebuah

19

kondensor vakum. Umpan maju digunakan bilah larutan encer berada pada suhu tinggi atau hasil akhir mudah rusak oleh suhu tinggi. Cara pemasukan umpan yang lain adalah cara mundur (backward-feed), umpan sejajar (pararel-feed) dan umpan campur(mixud-feed). Dalam umpan mundur larutan dari tekanan rendah maengalir ketekanan yang lebih tiggi sehingga memerlukan pompa-pompa. Larutan encer masuk keefek terakhir dan hasil yang pekat dikeluarkan dari efek pertama. Cara umpan mundur ini dilakukan bilah larutan masuk pada suhu rendah,berati pemanasan pada suhu tinggi dalam efek-efek pertama dan kedua hanya dilakukan terhadap cairan yang sedikit jumlahnya. Cara ini juga dilakukan bilah hasil yang pekat sangat kental (viseous), suhu tinggi pada efek pertama menurunkan kekentalan. Umpan paralel digunakan bila larutan umpan mendekati jenuh dan hasil evaporasi mengandung kristal (pembuatan garam dari air laut)

2.5 Alat Bantu Evaporator 2.5.1 Kondensor Uap yang dikeluarkan dari evaporator saring harus di embunkan dan dikeluarkan sebagai air. Hal ini terjadi bilah airnya diperlukan atau opperasi berlangsung pada tekanan dibawah atmosfir (vakum). Pengembunan dapat dilakukan dalam kondenser kontak dimana uap bertemu langsung dengan air pendingin atau kondenser permukaan dimana uap dan air pendingin dipisahkan oleh dinding logam Kondensor Permukaan Kondensor ini digunakan bilah kondenser dan air pendingin tidak boleh bercampur. Kondensor ini umumnya adalah suatu shell dan tube heat exchanger dengan uap berada dipihak shell dan air pendingin berada dalam tube.Gas yang tidak mengembun 20

(udara,CO2,N2,dsb) diventilasikan keluar. Apabilah uap harus dikondensasikan dibawah vakum , gas-gas tak berkondensasi ditarik dengan pompa vakum atau ejector dan air dipompa keluar atau turun lewat pipa (kaki) barometric. Kondensor permukaan lebih mahal dan membutuhkan lebih banyak air dibanding kondensor kontak. Kondensor Kontak Dalam kondensor ini uap yang akan dikondensasikan dipertemukan langsung (kontak) dengan air pendingin . Salah satu tipe kondensor ini adalah kondensor barometric yang digunakan kondensasi vakum. Uap masuk kondensor, dipertemukan dengan percikan atau curahan air pendingin. Gas yang tidak terkondensasi diventilasikan keluar atau ditarik dengan piranti (device) vakum seperti pompa vakum atau ejector. Air yang mengembum akan mengisi pipa (kaki) barometric yang cukup panjang sehingga tinggi kolom air dalam pipa ini cukup untuk mengatasi beda tekanan udara luar dengan tekanan vakum dalam kondensoor. Dengan demikian air dapat keluar dengan sendirinya .Tinggi kaki pipa ini sekitar 10,4 meter (34 feet) Kondensor barommetrik relatif murah dan penggunaan air pendingin sedikit. Komsumsi air untuk kondensor barommetrik daapat dihitung dengan neraca panas. 2.5.2 Penahan Tetes Cairan Piranti ini digunakan untuk menahan tetesan-tetesan cairan (busa) yang terbawa aliran uap. 2.5.3 Pembuat Vakum

Untuk mendapat tekanan rendah dapat digunakan peralatan seperti: - Pompa hisap , ejector . Ejektor Ciri utama ejektor adalah akspansi fluida melalui suatu nosel, fluida yang keluar dari nosel ( discharge) berhubungan dengan ruangan yang akan dibuat hampa. Kenaikan 21

kecepatan fluida melalui nosel diimbangi dengan penurunan tekanan. Bila tekanan ini lebih rendah dari ruangan yang berhubungan, fluida yang berada diruangan dihisap ejector . Ejector umumnya dioperasikan dengan steam.Dalam gambar 11.14 diperlihatkan ejector satu dan dua tingkat.

SOAL BAB II 1. Jelaskan cara pemasukan umpan mundur, lengkapi dengan diagram alir prosesnya. Apa kelebihan dan kekurangannya ? 2. 3. 4. 5. Kapankah saudara menggunakan vaporizer dan evaporator ? Apa yang disebut proses evaporasi (penguapan) ? Jelaskan apa tujuan proses evaporasi ! Jelaskan tiga jenis alat evaporator berikut ini : a. Standard Vertical Evaporator b.Basket Evaporato c.Falling Film Evaporator 6. (12 Menit) (10 Menit) (5 Menit) (5 Menit) (10 Menit) (10 Menit)

Mengapa di industri proses kimia digunakan evaporator berangkai ? Beri alasan !

Jawaban : 1. Pada sistem ini, umpan dialirkan dari belakang (evaporator 3) ke

evapoeator dimukanya (evaporator 2), suhu dan tekanan pada evaporator terakhir paling kecil sehingga pengaliran umpan ke evaporator yang dimukanya akan membutuhkan pompa. Kelebihannya produk yang dihasilkan lebih murni karena steam langsung memanaskan larutan yang sudah agak pekat.

22

2. Vaporizer digunakan untuk menguapkan sebagian cairan yang bukan air sedangkan jika menggunakan evaporator untuk menguapkan air yang terkandung dalam larutan yang encer sehingga menjadi pekat. 3. Evaporasi adalah proses penguapan air/cairan yang terkandung dalam suatu larutan sehingga diperoleh larutan pekat. 4. Tujuan evaporasi untuk mendapatkan larutan yang lebih pekat untuk mendapatkan zat murni, baik pelarutnya maupun zat terlarut untuk mendapatkan bahan dalam fase uap untuk diproses selanjutnya

5. Tiga jenis alat evaporator, yaitu : Standard vertical evaporator Alat ini berbentuk seperti tabung besar yang didalamnya terpasang tube bundel. Pada tabung besar dimasukkan umpan (larutan encer) sedangkan stem dialirkan ke dalam tube untuk memanaskan larutan encer. Uap yang terjadi akan mengalir ke atas. Basket evaporator Alat ini berbentuk keranjang yang di dalamnya terpasang tube bundel. Cairan encer dimasukkan ke dalam keranjang sedangkan steam di dalam tube. Sirkulasi aliaran cairan baik sehingga koefisien transfer panas cukup efisien. Kerak yang terjadi di dalam tube sehingga mudah dibersihkan.

Falling film evaporator Alat ini berbentuk tabung silinder vertikal berangkai dua, diantara ke dua silinder

23

dihubungkan dengan boiler steam di bagian tengah. Pada alat ini cairan mengalir ke bawah membentuk film dikeliling tabung. Aliran disebabkan gaya berat dan gesekan uap. 6. Pada industri kimia umumnya digunakan evaporator berangkai karena untuk memanfaatkan panas laten dari uap yang terbentuk.

24

BAB III ALAT PENGRISTAL Tujuan Pengajaran : 1. Mengetahui definisi dan tujuan dari proses kristalisasi. 2. Menyebutkan contoh-contoh produk dari proses kristalisasi. 3. Mengetahui efek panas pada proses kristalisasi 4. Mengetahui jenis-jenis alat pengkristal dan prinsip kerjanya 5. Mengetahui cara-cara terbentuknya kristal Batas Waktu : 2 x 45 Menit

Pendahuluan Pengkristalan (kristalisasi)atau penghabluran adalah proses pembentukan butiran padat dengan struktur teratur dari suatu fasa yang homogen (gas, cair ataau larutan) contoh kristalisasi adalah pembentukan es pada pembekuan air, pembentukan salju dari air udara ,pembentukan garam dari air laut pembahasan hanya dilakukan terhadap kristalisasi dari larutan karena inilah yang penting dalam industri . Kadang-kadang kristalisasi dilakukan dari lelehan. Pada proses kristalisasi larutan dipekatkan dan di dinginkan sampai konsentrasi zat terlarut melewati kelarutannyapada suhu yang bersangkutan. Zat terlarut akan keluar dari larutan yang membentuk zat padat (kristal /hablur) dalam keadaan yang hampir murni. Cara ini juga digunakan untuk memperoleh zat yang murni. Hasil-hasil industri dalam bentuk kristal selain di dinginkan kemurnian yang tinggi juga di dinginkan ukuran dan bentuk yang seragam. Bentuk dan ukuran yang seraga banyak memberikan keuntungan dan kemudahan dalam penanganan selanjutnya misalnya

25

megurangi kecenderungan pembentukan kerak dalam kemasan, mudah dituang dan dialirkan mudah pada pencucian dan penyaringan dan sifat yang seragam pada penggunaannya

Teori Kristalisasi Pada kristalisasi, fasa padat terbentuk dari suatu fasa yang serba sama (homogen). Pengertian kejadian pembentukan kristal yang diturunkan secara teoritis dapat membantu

perencanaan ,maupun operasi alat-alat pengkristal, meskipun seringkali ramalan teorit dan kinerja alat agak berbeda. Pembentukan inti dan kristal lebih efektif bila diadakan pengadukan tumbukan karena pengadukan mempercepat pembentukan kristal. Inti-inti kristal dapat juga ditambahkan dari luar, hal ini akan mempercepat terjadinya kristalisasi (menurunkan garis kelarutan lanjut).

3.3. Efek Panas Apabilah kelarutan suatu zat bertambah denagn kenaikan suhu, maka pada pelarutannya akan diserap panas (endoterm). Banyaknya panas yang diserap ini disebut pelarutan (heat of solution). Sebaliknya zat-zat yang kelarutannya berkurang dengan naiknya suhu, akan membebaskan panas pada saat dilarutkan (eksoterm). Senyawa-senyawa yang kelarutannya tidak dipengaruhi oleh suhu tidak membebaskan atau menyerap panas. Kristalisasi adalah kebalikan dari pelarutan pada keadaan kesetimbangan dan konsentrasi sama panas kristalisasi sama besar dan berlawanan dengan panas pelarutan Apabilah panas pelarutan negative (eksoterm), maka panas kristalisasinya positif (endoterm). Panas-panas ini merupakan panas laten, biasanya tidak sebesar panas laten penguapan atau peleburan. Apabilah H1 entalpi larutan masuk dan H2 entalpi akhir (campuran kristal dan 26

larutan induk) pada suhu akhir maka panas yang diserap adalah: a= ( H2 + Hv ) H1 dimana Hv =entalpi uap air yang menguap dari larutan bila q positif, panas harus ditambahkan kesistem dan sebaliknya bila q negatif panas diambil dari system. 3.1.1 Cara-Cara dan Peralatan Pengkristal Kristalisasi dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut: 1. Pendinginan larutan pekat 2. Penguapan larutan 3. Penguapan dan pendinginan secara adiabatic 4. Penambahan garam Peralatan pengkristal dapat diklasifikasikan berdasarkan cara-cara pengkristal seperti diterangkan dimuka. Cara ke 1: Tangki pengkristal, pengkristal batch dengan pengadukan. Palung pengkristal (SwensonWalker). Pada alat ini larutan jenuh dalam tangki atau palung didinginkan dengan air pendingin yang mengalir. Cara ke 2 Pengkristal Oslo atau pengkristal Krystal. Alat ini sebenarnya sebuah evaporator dengan sirkulasi yang sengaja dibuat dan pemanas di luar evaporator. Cara ke 3 Pengkristal Vakum. Penguapan terjadi karena larutan panas disemburkan ke ruangan hampa (vakum). Peristiwa ini disebut Flashing. Pada peristiwa ini tidak ada panas yang diberikan dari luar ataupun diambil keluar, yang disebut dengan adiabatic. Panas penguapan untuk

27

Flashing diambil dari larutan sendiri sehingga suhu larutan sesudah Flashing turun. Dengan alat ini dapat dilakukan operasi berkesinambungan atau secara batch.

SOAL BAB III


1. Jelaskan apa yang disebut kristalisasi dan beri contoh produknya (10 Menit) 2. Jelaskan dua cara untuk mempercepat pembentukan inti kristal ! (10 Menit) 3. Jelaskan tujuan dilakukan proses pengkristalan ! 4. 5. Mengapa proses pengkristalan disebut kebalikan proses kelarutan ! Jelaskan tiga jenis alat kristalisasi di bawah ini : 1 2 3 Tangki Pengkristal Pengkristal Oslo Pengkristal vakum (10 Menit) (5 Menit) (8 Menit) (10 Menit)

6. Proses terbentuknya kristal ada empat cara . Sebutkan !

7. Jelaskan proses cara terbentuknya kristal dengan penguapan dan pendinginan secara adaibatik ! (10 Menit )

Jawaban 1. Kristalisasi adalah proses pembentukan butiran padat dengan

struktur teratur dari suatu fase yang homogen baik gas, cairan atau larutan. Contoh produk dari proses kristalisasi : gula, pupuk urea dan garam Ada 2 cara untuk mempercepat pembentukan kristal a. Pengadukan secara terus menerus, bahan yang akan dikristalisasi ditambahkan secara terus menerus ke dalam larutan dan diaduk, tumbukan karena pengadukan mempercepat pembentukan kristal 28

b.Penambahan inti-inti kristal, penambahan inti kristal dari luar akan mempercepat terjadinya kristalisasi karena bisa menurunkan garis kelarutan lanjut. 3. Tujuan proses pengkristalan adalah untuk memisahkan zat terlarut

dari larutan sehingga membentuk zat padat dalam keadaan yang murni. 4. Karena pada keadaan kesetimbangan dan konsentrasi sama, panas

kristalisasi sama besar dan berlawanan dengan panas pelarutan. Jika panas pelarutan negatif (eksoterm) maka panas kristalisasi positif (endoterm). Tiga jenis alat pengkristal : Tangki Pengkristal, Pada alat ini larutan jenuh yang di dalam tangki atau palung didinginkan dengan air pendingin yang mengalir Pengkristal Oslo, Alat ini berupa evaporator dengan sirkulasi yang sengaja dibuat, pemanasan dari luar evaporator Pengkristal vakum, pada alat ini terjadi penguapan karena larutan panas disemburkan keruangan hampa (vakum). Ada empat cara proses pembentukan kristal a.Pendinginan larutan pekat b. Penguapan larutan c.Penguapan dan pendinginan secara adiabatik d.Penambahan garam

7.Pada cara penguapan dan pendinginan adiabatik tidak ada panas yang diberikan ke luar ataupun diambil dari luar (adiabatik). Penguapan terjadi dengan cara larutan panas disemburkan (disebut flashing) ke ruang hampa. Panas penguapan untuk flashing diambil dari larutan itu sendiri sehingga suhu larutan setelah flashing akan turun.

29

BAB IV PENGERING BAHAN PADAT Tujuan Pengajaran : 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui definisi dan tujuan dari proses kristalisasi. Menyebutkan contoh-contoh produk dari proses kristalisasi. Mengetahui efek panas pada proses kristalisasi Mengetahui jenis-jenis alat pengkristal dan prinsip kerjanya Mengetahui cara-cara terbentuknya kristal

Batas Waktu : 4 x 45 Menit

4.1 Pendahuluan Pengeringan yang dimaksud adalah penghilangan air yang jumlahnya relatif sedikit dari bahan padat atau bahan yang hampir padat dengan penggunakan panas. Penghilangan air dengan menggunakan panas ini berlangsung pada suhu di bawah titik didih air dan sering kali dengan bantuan udara atau gas panas yang dialirkan menyapu bahan yang akan dikeringkan. Hembusan udara ini selain berfungsi sebagai penyedia panas, juga berfungsi menurunkan tekanan parsial uap air didekat permukaan bahan. Kandungan air dalam bahan yang dikeringkan umumnya rendah. Apabila jumlah air banyak, biasanya dikurangi dulu dengan cara yang lebih murah dan cepat, misal dengan memeras, sentrifugasi dsb. Pengeringan biasanya merupakan bagian akhir dari suatu proses, yaitu sebelum pengemasan. Pengeringan dilakukan untuk satu atau lebih sasaran berikut : a. Mengurangi biaya transpor 30

b. Agar mudah ditangani dan mudah penggunaannya c. Untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu seperti tahan lama pada penyimpanan , mudah mengalir dan tidak mudah rusak d. Menghindari bahaya korosi akibat adanya air Pengeringan adalah proses penguapan air/cairan dari suatu bahan. Operasi ini menyangkut perpindahan massa dan panas sekaligus karena untuk perubahan dari fasa cair ke fasa uap diperlukan panas dan air dari dalam bahan berdifusi kepermukaan bahan. Kecepatan pengeringan dikendalikan oleh kecepatan pemindahan panas dari medium yang memberikan panas dan kecepatan difusi air dari dalam bahan ke medium yang membawa uap ( medium penegring). Sebagai medium pengering umumnya dipakai udara. Kemampuan udara membawa uap terbatas makain tinggi suhu udara makin besar kemampuannya mengambil uap air.

4.2 Peralatan Pengering Peralatan pengering terdiri dari unsur berikut : -. Pemanas udara -. Kipas untuk menghembuskan udara -. Tempat bahan yang akan dikeringkan Sebagai pemanas dapat berupa gas-gas panas hasil pembakaran, udara dipanasi dengan uap air jenuh. Berdasarkan cara pemanasannya alat pengering dapat dikelompokkan dalam pemanasan langsung atau tidak langsung. Pada alat dengan pemanasan langsung, gas panas langsung kontak dengan bahan yang akan dikeringkan. Kelembaban udara / panas memegang peranan penting.

31

Pada alat dengan pemanasan tidak langsung bahan dipanasi oleh suatu permukaan panas. Karena tidak ada hembusan udara, suhu tinggi diperlukan. Apabila bahan tidak tahan panas ruangan harus dibuat hampa agar titik didih air turun. Cara ini dilakukan bila bahan yang dikeringkan tidak boleh kontak dengan udara atau gas. Peralatan pengering dapat juga dikelompokkan menurut bentuk dan sifat bahan yang ditangani. Berdasarkan ini dapat dikelompokkan peralatan pengering seperti berikut: Materials in sheet or mass carried through on conveying or trays A. Batch dryers 1. Atmospheric-compartement 2. Vacum tray B. Continous dryers 1. Tunnel Granular or loose materials A. 1.Standard rotary 2. B. C. D. Roto- louver Turbo dryers Conveyor dryers Filter dryer combinations Material in continous sheets A. B. Cylinder dryers Festoon dryers Pastes and sludges or caking crystals A. Agitator dryers 32 Rotary dryers

1. 2.

Atmospheric Vacum Materials in solution Drum dryers Atmospheric Vacum Garay dryers Special methods Infrared radiation Dielectric heating Vaporization from ice

Compartment Dryers Ruangan jenis ini digunakan bila bahan yang akan dikeringkan harus ditempatkan pada suatu tempat semacam baki (trays) seperti pasta, butiran kristal atau potongan potongan. Dengan penanganan seperti ini tidak banyak bahan yang hilang, tepat untuk bahan bahan yang berharga mahal atau yang jumlahnya sedikit. Alat ini terdiri dari suatu ruangan dengan dinding disekat-sekat dimana rak-rak berisi susunan baki dapat ditempatkan. Pengering ini mempunyai perlengkapan untuk pemanasan dan sirkulasi udara didalamnya. Apabila diperlukan pengeringan yang lebih cepat dan suhu yang agak rendah dapat digunakan ruangan hampa. Dalam hal ini pemanasan dapat dilakukan terhadap bakinya, baki tempat bahan dibuat berongga dan dapat dialiri steam atau air panas (vacuum compartement dryers). 33

Terowongan Pengering ( Tunnel Dryers ) Apabila jumlah bahan yang harus dikeringkan banyak, diperlukan pengering yang bekerja secara berkesinambungan untuk ini ruangan dibuat seperti terowongan panjang. Bahan ditempatkan pada lori-lori, pengering seperti ini digunakan untuk pengeringan bata, bahan keramik, kayu yang biasanya pengering harus berjalan lambat tetapi jumlahnya banyak. Pengering Putar (Rotary Dryers) Pengering ini dipakai untuk menangani bahan yang berbentuk butiran atau kristal yang tidak lekat (mudah mengalir) satu sama lain. Pengering putar terdiri dari sebuah silinder yang diletakkan agak miring dan dapat berputar. Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan pada ujung yang lebih tinggi. Bagian dalam teromol terdapat sudu-sudu memanjang sepanjang teromol. Dengan berputarnya teromol sudu-sudu ini mengangkat bahan dari bawah ke atas lalu menjatuhkannya kembali ke bawah. Dengan demikian bahan tidak menggelincir dilantai teromol tetapi disebar dalam teromol dan kontak dengan medium pengering baik sekali. Bahan keluar dari ujung yang lebih rendah . Medium pengering dapat berupa udara panas atau gas hasil pembakaran, dialirkan dari ujung teromol yang lebih rendah berlawanan arah dan kontak langsung dengan bahan. Udara panas dapat diperoleh dengan cara mengalirkan udara melalui pipa-pipa bersirip yang di dalamnya dialiri steam. Konveyor Pengering Alat ini berupa sabuk berjalan (conveyor). Bahan yang dikeringkan dihamparkan pada sabuk yang beralas ayakan (screen) yang bergerak perlahan-perlahan. Keseluruhan 34

sabuk berada dalam suatu ruangan yang dilengkapi dengan pemanas udara dan kipas-kipas untuk mengedarkan udara pengering. Aliran udara menembus bahan disalah satu ujung, lalu menembus lagi pada ujung lainnya dengan arah berlawanan. Bahan berbentuk butiran kasar atau serat dapat dikeringkan dengan alat ini. Ukuran ayakan sabuk minimum 30 mesh,lebar sabuk 2 meter dan panjang 4-5 meter. Waktu pengeringan dapat bervariasi 5 120 menit. Pengering Turbo Pengering yang bekerja secara berkesinambungan, untuk bahan berbentuk butiran.Terdiri dari ruang tegak berbentuk segi banyak. Dibagian diamnya terdapat trays yang melingkar betingkat.Bahan masuk dari atas ,jatu pada tray paling atas.Trays mempunyai celah (slots). Bahan berputar bersama trays dan pada suatu tempat bahan dengan demikian bahan akan ditahan penggaruk. Sementara traysberputar terus sehingga bahan sampai pada celah lalu jatuh ke tray dibawahnya. Dengan demikian bahan akan berpindah pindah dari tingkat paling atas sampai tingkat paling bawah, lalu keluar dari bagian bawah. Sementara bahan bertahan dalam trays ,udara panas dihembuskan secara radial, dari bagian tengah keluar. Pengering ini juga untuk lebaran panjang berkesinambungan seperti kertas, tekstil, benang. Terdiri dari sejumlah silinder (roll) yang dipanasi dengan steam dari bagian dalamnya. Bahan/lembaran yang akan dikeringkan dibelitkan pada rol-rol panas tersebut. Rol berputar dengan kecepatan yang diatur. Pengering Festoon Pengering ini juga digunakan untuk tekstil dan kertas. Bahan disangkutkan pada sejumlah rol kecil dan menggantung kebawah sehingga membentuk sederet tirai. Keseluruhan rol dan tirai kain berada dalam ruangan yang dialiri udara panas. 35

Pengering Aduk (Agitated Dryers ) Pengering digunakan untuk bahan yang agak lekat, yang tidak dapat ditangani dengan pengering putar dan yang tidak berharga untuk dikeringkan dengan trayatau compartment drayer. Alat ini terdiri dari sebuah palung berbentuk silinder yang didalamnya diberi pengaduk berbentuk spiral. Parung diberi selubung (jakket) pemans. Pengaduk juga berfungsi menggerakan bahan dari ujung tempat masuk sampai ujung tempat keluar. Drum Pengering Drum pengering digunakan untuk bahan berupa larutan atau suspensi padat dalam cairan .Terdiri dari satu atau dua drum yang licin permukaannya dan dipanasi dengan steam dari dalam. Drum berputar perlahan-perlahan. Bahan yang akan dikeringkan disebarkan berupa lapisan tipis pada permukaan drum yang panas. Lapisan larutan atau suspesi dipermukaan drum akan cepat menguap dan meninggalkan kerak padat. Kerak padat

dilepaskan dari permukaan dengan pisau penggerak. Drum pengering dioperasikan didalam ruangan hampa. Hal ini perlu untuk menurunkan suhu pemanasan sehingga kerusakan bahan oleh panas dapat dikurangi. Sistem Bahan Tersosuensi Di Udara. - Fluidized Eed Dryer - Pneumatic (flash) Dryer - Spray Dryer Dalam system ini bahan padat yang dikerimgkan disuspensikan dalam media pengering (biasanya udara panas).

36

Pengering berlangsung sangat cepat (dinyatakan dalam detik) dalam system bahan ini disuspensikan diudara laju pengeringan berbanding lurus dengan: diameter butiran bahan dipangkatkan3/4 beda suhu gas dan bahan akar laju alir gas dan laju koefisien perpindahan panas tekanan

Pengering Unggun Terfluidakan Fluidisasi adalah suspensi dan pengadukan unggun butiran-butiran padat oleh aliran tegak (vertikal) gas. Tiap butir diselimuti gas. Panas untuk pengeringan dipindahkan secara konduksi dan konversi dari gas kebahan. Kecepatan aliran gas relatif besar. Sebagai sumber panas dapaat dipakaicoil listrik atau berisi steam atau ruang gas dari pembakaran. Dengan menggunakan bahan konstruksi tertentu seperti dapat dioperasikan pada suhu tinggi sehingga selain pengeringan bias juga dilakukan kalsinasi. Pneumatic (Flash) Conveyor Dryers Pengeringan dengan alat seperti ini dapat berlangsung hanya dalam 1-10 detik atau kurang. Butiran-butiran bahan dijatuhkan dalam suatu aliran gas panas. Laju udara biasanya dalam orde 130-200 m/menit. Butiran-butiran turut terangkut aliran gas dan dipisahkan dalam sebuah siklon dan selebihnya dengan kantong penyaring (bag filter). Suhu gas pengering biasanya tinggi sedangkan bahan berada pada suhu bola basahnya (rendah). Pengering Pancar (Spray Dryer) Alat ini dapat dikatakan sebagai modifikasi flash-dryer dimana umpan yang dimasukkan ke dalam arus gas berupa cairan, pasta atau suspensi padat-cair. Umpan ini 37

disebarkan dalam bentuk butiran-butiran halus (atomisasi, sprayed). Ruang tempat arus gas panas dibuat lebih besar agar butiran-butiran bahan sudah menjadi kering dinding ruangan, sehingga tidak melekat, seperti flash dryer, waktu pengeringan sangat singkat. Tabel 4.1 Pilihan antara spray, flash dan fluidized dryers 1. Sifat butiran Sifat butiran mula-mula lebih dari 80 % Tidak dapat dipompa Dapat dipompa tetapiair kurang dari 80 % Zat padat terlarut Butiran pada agak melekat Butiran terlalu kecil Butiran rapuh Bahan peka terhadap panas Waktu pengeringan Spray Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Ya 3-10 Flash Tidak Ya Ya Tidak Ya Ya Tidak Ya 1-10 Fludized Bed Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Mungkin Tidak di atas 10

SOAL BAB IV 1. Berdasarkan cara pemanasannya alat pengering terbagi 2 sebut/jelaskan! (10 Menit) 2.Jelaskan kapan saudara menggunakan evaporator dan dryer ! (7 Menit)

3. Mengapa proses pengeringan disebut operasi perpindahan massa dan panas sekaligus ? 4. Jika di suatu pabrik dihasilkan bahan berupa padatan bentuk pasta, alat pengering jenis apa yang saudara gunakan untuk mengeringkan pasta tersebut? 5. Jelaskan tiga jenis alat pengering di bawah ini : 1 Silinder dryer 38 (10 Menit)

2 3

Tunnel dryer Rotary dryer (10 Menit)

6. Dalam suatu industri proses , alat pengering ditempatkan pada tahap/unit apa ? 7. Jelaskan apa tujuan suatu industri proses melakukan proses pengeringan ! (10 Menit) 8. Jelaskan apa yang mempengaruhi kecepatan pengeringan suatu bahan! (10 Menit)

JAWABAN BAB IV Cara pemanasan bahan pada alat pengering terbagi 2, yaitu : a.Pemanasan langsung, jika bahan yang akan dikeringkan berkontak/bertemu langsung dengan gas panas b.Pemanasan tidak langsung, jika bahan yang akan dikeringkan dipanasi oleh suatu permukaan panas, diperlukan suhu tinggi karena tidak ada hembusan udara/gas panas 2. Evaporator digunakan jika cairan encer diuapkan sebagian besar

ainya supaya cairan menjadi pekat. Sedangkan dryer digunakan untuk menguapkan sebagian kecil kandungan air bahan padat. 3. Karena pada proses pengeringan, untuk perubahan fase cair ke

fase uap diperlukan panas terjadi perpindahan panas, sedangkan perpindahan massanya adalah kandungan air dari dalam bahan harus berdifusi ke permukaaan bahan . 4. compartment dryer. Tiga jenis alat pengering, yaitu : a.Silinder dryer, pengering jenis ini digunakan untuk lembaran panjang Jika bahan padatan berbentuk pasta digunakan alat pengering jenis

berkesinambungan seperti kertas, tekstil dan benang. Alat ini terdiri dari sejumlah silinder (roll) yang dipanasi dengan steam pada bagian dalam. Bahan/lembaran yang 39

akan dikeringkan dibelitkan pada roll-roll panas tersebut. Roll-roll berputar dengan kecepatan yang diatur. b.Tunnel dryer, pengering ini digunakan jika jumlah bahan yang harus dikeringkan banyak, bekerja secara berkesinambungan sehingga diperlukan ruangan berupa terowongan yang agak panjang. Bahan yang dikeringkan diletakkan pada lori-lori. Biasanya untuk mengeringkan bata, keramik dan kayu. c.Rotary dryer, pengering ini dipakai untuk menangani bahan yang berbentuk butiranatau kristal yang tidak lekat satu dengan lainnya. Pengering putar terdiri dari sebuah silinder (teromol) yang diletakkan agak miring dan dapat berputar. Bahan yang akan dikeringkan dimasukkan pada ujung yang lebih tinggi sedangkan gas panas sebagai medium pengering dialirkan dari arah berlawanan. 6. Proses pengeringan pada suatu industri proses biasanya merupakan bagian akhir (Finishing) dari suatu proses yaitu sebelum pengemasan Tujuan suatu industri proses melakukan pengeringan : mengurangi biaya transport, jika bahan kurang kandungan airnya berarti volumenya bisa ditekan sehingga memperkecil biaya transportasi agar mudah ditangani pada proses selanjutnya dan mudah jika ingin digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu seperti tahan lama jika disimpan, mudah mengalir karena kering dan tidak lengket dan tidak mudah rusak, menghindari bahaya korosi akibat adanya air, terutama jika bahan/produk dikemas dalam kaleng

40

8. Kecepatan pengeringan pada suatu bahan dipengaruhi oleh kecepatan perpindahan panas dari medium pengering ke bahan dan kecepatan difusi air dari dalam bahan ke medium pengering (uap panas).

BAB V ALAT KONTAK GAS-CAIR Tujuan Pengajaran : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengetahui tujuan dari proses kontak antar fase gas dan cair. Mengetahui cara-cara kontak antar fase gas dan cair Mengetahui cara penyebaran cairan dalam gas Mengetahui jenis-jenis alat kontak proses penyebaran cairan dalam gas Mengetahui cara penyebaran gas dalam cairan Mengetahui jenis-jenis alat kontak proses penyebaran gas dalam cairan Membedakan kolom packing dan kolom pelat

5.1 Pendahuluan Dalam industri proses banyak dilakukan operasi operasi mempertemukan (kontak) gas dengan cairan. Kontak antar fasa ini ditujukan untuk memindahkan zat dari fasa yang satu ke fasa lainnya. Bersama perpindahan zat, panas juga turut pindah (perubahan fasa selalu melibatkan panas). Contoh-contoh operasi seperti ini adalah penyerapan (absorbsi), striping (desorbsi), rektifikasi, pendinginan air dalam menara pendingin humidifikasi dsb.

41

A B A B C

A B

Kontak

A B C A C Cair

Kontak

B Cair (a)

A C Gas

B Gas (b)

A B

A B Kontak

Kontak C A Gas r (d)

A B Cair (c) Keterangan :

A B uap

Cair

42

Striping, Zat A dikeluarkan dari larutannya dalam zat B dengan gas inert Absorbsi, Zat A diambil dari campuran gas dengan pelarut C (pencuci) Rektifikasi, Cairan diperkaya dengan B dan uap diperkaya dengan A Pendinginan cairan, sebagian A menguap (pindah ke fasa gas)

5.2 Peralatan Alat untuk mengontakkan gas-cairan ini pada dasarnya adalah alat dimana diciptakan alat bidang (permukaan) kontak antar fasa yang luas. Makin luas permukaan antar fasanya makin baik. Penciptaan permukaan kontak yang luas dapat dilakukan dengan: penyebaran (dispersi )cairan dalam gas penyebaran gas dalam cairan A.Penyebaran Cairan Dalam Gas Pada tipe ini cairan dalam bentuk percikan disebarkan dalam ruangan gas (kolom hujan, kolom/kamar percik, menara percik sentrifugal ) atau dalam bentuk lapisan tipis dihembus gas (kolom dinding basah, kolom dengan isian/packing). Pada kolom jenis ini, kontak antara uap dan cairan terjadi disepanjang kolom yang diisi . Cairan yang disebarkan dibagian atas akan menyebar turun membasahi (packing ) kolom dalam bentuk lapisan yang tipis.

43

Permukaan benda isi packing yang besar membentuk lapisan yang besar pula sehingga kontak gas cairan yang besar pula sehingga kontak cairan dapat terjadi dalam daerah yang luas sekali . Benda isi (packing) diisikan dalam kolom secara teratur maupun sembarang packing merupakan benda padat inert. Dengan bentuk sembarang atau bentuk tertentu. Pada tipe kolom ini gas-cair hanya bersinggungan, tidak ada gas menembus genangan caairan sehingga pembentukan busa tidak semuda pada kolom pelat packing dapat ditumpukkan secara teratur atau sembarang. Packing dapat berupa palang dari kayu. Laju Alir Dan Kehilangan Tekanan Dalam Kolom Packing Dalam perencanaan dan operasi kolom Packing penting untuk mengetahui tekanan pada aliran gas maupun cairan yang melalui packing .Untuk packing yang tetap kehilangan tekanan bergantung pada laju alir gas dan laju alir cairan. Makin besar laju alir cairan makin besar kehilangan tekanan. Untuk laju alir cairan tertentu,makin besar laju alir gas makin besar kehilangan tekanan. Untuk laju alir gas yang rendah kehilangan tekanan tidak banyak dipengaruhi oleh aliran cairan. Perubahan terlihat linier seperti pada packing tanpa aliran cairan (garis A dan B ). Tetapi setelah melewati suatu harga lajur alir gas tertentu , aliran cairan mulai besar pengaruhnya . Laju alir cairan dibuat sebear mungkin agar packing terbasahi seluruhnya. Laju alir gas dan cairan diatur sehingga tidak terjadi floodimg. B. Penyebaran Gas Dalam Cairan Pada alat tipe ini, gas disebarkan dalam bentuk gelembung-gelembung halus kedalam cairan. Kolom berupa gelembung yang agak besar,lalu gelembung dipecah-pecah dengan pengadukan. Kolom Pelat(piring)

44

Kolom ini berisi sejumlah pelat mendatar yang disusun sepanjang kolom dengan spasi tertentu kontak antara uap dan cairan terjadi pada pelat-pelat ini. Pelat digenangi cairan yang dialirkan dari atas dan uap yang bergerak dari bawah keatas menembus genangan cairan tadi. Operasi dengan kolom ini merupakan operasi bertahap artinya kontak antara uap dan cairan yang berakibat perpindahan massa dan panas terjadi secara bertahap.Tahap pelat merupakan satu tahap. Kolom pelat dapat dibedakan beberapa tipe,seperti: buble cap plate sieve plate (pelat ayakan) valve plate uniflux tray Buble Cap Piranti (device ) ini merupakan suatu sungkup bercelah disekelilingnya dari mana uap (gelembung ) keluar. Pemakaiannya luas namun relatif mahal. Sieve Plate (pelat ayak), merupakan pelat-pelat yang diberi lubang-lubang kecil yang banyak. Konstruksi alat ini jauh lebih sederhana. Aliran gas yang melalui lubang-lubang kecil mencegah cairan turun kebawah. Gas menembus lapisan cairan diatas pelat. Makin halus lubang, kontak makin baik , tetapi kehilangan tekanan lebih besar. Lubang dengan ukuran cm biasanya baik. Valve Tray. Piranti ini merupakan bentuk campuran antara pelat ayak dan buble cup, valve dapat bergerak membesar atau mengecil bergantung kepada besarnya laju alir gas. Dalam kolom pelat, cairan turun dari pelat atas ke pelat dibawahnya pada satu tempat (melalui down comer ) kemudian mengalir melintas menggenangi pelat dan turun melalui lubang (down comer ) dibagian yang lain. Dari cara aliran melintasi pelat, dapat dibagi bagi atas tipe-tipe : cross flow split flow 45

reverse flow dan radial plow tidak boleh terjadi

Pada aliran cairan yang melintas menggenangi pelat dengan cap

perbedaan tebal lapisan cairan yang terlalu tebal lapisan cairan yang terlalu besar antara masuk dan keluar cairan. Hal ini terjadi misalnya karena tahanan terhadap aliran terhadap pelat terlalu besar. Perbedaan tebal lapisan cairan yang terlalu besar dapat berakibat lapisan dibagian yang tebal tidak di tembus cairan (bahkan cairan bias turun melalui riser) dan dibagian yang tipis gas keluar langsung tanpa menembus cairan . Gradient cairan seperti ini dapat dihindari dengan mengurangi jumlah baris cap. Beda besar lapisan cairan ditempat masuk dan keluar sebaiknya 1,5cm dan maksimum 2,5 cm, untuk kolom dengan diameter besar ( lebih dari 1,2 m ) sebaiknya dipakai aliran radial atau aliran terbagi. Persyaratan untuk packing 1. Perbandingan berat /volum kecil 2. Permukaan luas 3. Disela-sela packing harus ada ruang kosong yang cukup besar agar tahan terhadap aliran rendah. 4. Secara mekanis kuat .tidak mudah pecah 5. Inert,tidak beraksi dengan fluida yang ditangani 6. Murah dan tidak menyimpan banyak cairan dalam pori-pori Perbandingan Kolom Pelat dan Kolom packin 1. Kolom Packing

- Lebih murah Mudah dibuat , tahan korosi Kehilangan tekanan kecil 46

Mudah terkotori dan lebih sukar dibersikan busa kurang,dibanding dengan kolom pelat gas menembus cairan

Pembentukan

sehingga busa /buih lebih mudah terbentuk.Baik digunakan untuk diameter kolom yang kecil , sekitar 1 meter atau kurang 2. Bila diperlukan diameter kolom yang besar , lebih baik digunakan kolom pelat karena distribusi cairan pada kolm packing akan jadi masalah ,selain dari itu kolom packing akan menjadi lebih berat dan konruksi mahal. 3. Bila diperlukan dipergunakan SOAL BAB V Sebutkan contoh proses kontak antara fase gas dan fase cair ! Jelaskan apa yang disebut Striping ! Apa tujuan dilakukan operasi kontak antara gas dengan cairan? Mengapa cairan perlu disebarkan (didispersi) dalam gas ? Sebutkan 3 alat kontak untuk memercik cairan dalam ruang gas ! 6. (5 Menit) (6 Menit) (7 Menit) (10 Menit) (7 Menit) pengambilan hasil ditengah ,kolom pelat akan mudah

Mengapa seorang engineer memilih menggunakan kolom pelat daripada kolom packing ? (10 Menit)

7.

Pada proses kontak gas dan cair terjadi flooding. Apa yg disebut flooding dan mengapa flooding terjadi ? (10 Menit (8 Menit)

Sebutkan beberapa jenis piranti pada kolom pelat !

Jawaban 1. Proses-proses yang termasuk peristiwa kontak antara fase gas dan cair, adalah : Stripping 47

Absorbsi Reaktifikasi Pendinginan cairan 2. Proses stripping adalah proses penyerapan Zat A dari larutannya dalam zat B dengan menggunakan penyerap gas inert C. 3. Kontak antara fase gas dan cair bertujuan untuk memindahkan dari suatu fase yang satu ke fase lainnya. 4. Karena luas permukaan bidang kontak antara fase cair dan gas menjadi besar sehingga pemisahan antar kedua fase optimum. 5. Tiga alat kontak untuk memercik cairan dalam ruang gas adalah : Kolom percik Kolom dinding basah Kolom isian 6. Jika diperlukan diameter kolom yang besar digunakan kolom pelat karena distribusi cairan lebih baik, jika menggunakan kolom packing akan berat karena isi/packing banyak, konstruksi kolom packing juga mahal. Pada proses yang memerlukan pengambilan hasil ditengah, kolom pelat lebih mudah. 7. Flooding adalah titik banjir, terjadi karena laju alir cairan terlalu besar sedangkan laju alir gas kecil. 8. Beberapa jenis piranti pada kolom pelat, yaitu : o buble cup o sieve plate o valve tray

48

o uniflux tray

BAB V1 EKSTRAKSI Tujuan Pengajaran : 1. 2. 3. 4. 5. Mengetahui operasi dari proses ekstraksi dan.tujuan dari proses ekstraksi Mengetahui contoh-contoh produk dari proses ekstraksi cair-cair Mengetahui operasi dari proses leaching Mengetahui jenis-jenis dan prinsip kerja alat leaching Mengetahui jenis-jenis dan prinsip kerja alat ektraksi cair-cair

Batas Waktu : 4 x 45 Menit

6.1 Leaching Leaching adalah pengambilan suatu zat ( A) dari campuran padat dengan suhu pelarut cair. Contoh:

49

Zat- zat organic : - minyak diambil dari kacang , kelapa ,kedelai ,biji bunga matahari, dedak ,dsb, macam macam senyawa macam-macam dari tumbuh-tumbuhan (batang, daun ,biji atau akar) logam(tembaga,emas,nikel) dari biji mineralnya dengan

menggunakan asam atau basa. Senyawa dari hasil reaksi mis ;Na2CO3+ Ca (OH)2.NaOH + rCaCo padat 6.1.1 Cara operasi pada leaching (penyairan ) Operasi leaching dapat dilakukan secara : batch ( kondisi tak tunak unsteady ) berkesinambungan ( kondisi tunak steady ) secara batch sering dilakukan dipertambangan (leaching setempat) pelarut

Operasi

dituangkan pada setumpukan bahan atau dialirkan melewati unggun bahan. Larutan yang diperoleh dikeluarkan.Tembaga diambil asam sulfat. Kadang digunakan satu deret tangki ekstraktor (baterai ekstraksi). Pelarut segar dari bijinya dengan cara seperti menggunakan

dicampurkan pada bahan yang sudah hampir terekstraksi habis. Larutan mengalir berturut turut dari tangki pertama sampai tangki terakhir dimana bahan ditempatkan (counter

current stage operation). 6.1.2 Persiapan Bahan Untuk Leaching ( penyarian ) Persiapan bahan untuk disari bergantung pada banyaknya zat yang akan disari dan distribusinya sifat-sifat bahan (bagaiman zat tersimpan dalam bahan ) apabilah zat terlarut dikelilingi jaringan bahan yang tidak larut, pelarut harus berdifusi kedalam untuk mencapainya .

50

Dalam hal sperti ini , pemecahan dan penggilingan akan mempermudah larutan mencapai zat terlarut, sehingga laju penyaringan dapat lebih cepat. Apabila zat terlarut tersebar diseluruh bahan padat berupa larutan , penggiling sampai

halus tidak diperlukan.Bahan berupa larutan yang melekat pada permukaan padat tidak memerlukan penggiling (pencucian /washing bias langsung dilakukan). Pada bahan-bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan zat-zat biasanya berada dalam sel-sel, laju penyaring untuk bahan-bahan seperti ini umumnya lambat. Dinding sel memberikan tahanan terhadap dipusi zat. Menggiling halus bahan-bahan seperti ini kurang praktis. Pemotongan menjadi bentuk tipis sering dilakukan. Kedelai biasanya digiling / ditekan menjadi serpihan tipis, dinding sel pecah sehingga mudah ditembus pelarut. Pengeringan bahan sering mempermudah pecahnya sel. 6.1.3 Tipe Tipe Peralatan Leaching Tipe peralatan yang digunakan tergantung pada sifat- sifat bahan padat, apakah terbentuk butiran atau selular, butiran kasar atau halus . Peralatan dapat dibagi atas dasar unggun bahan yang ditangani : a. Tipe unggun tetap (fixed bed ) b. Tipe unggun bergerak (moving bed ) a.Tipe unggun tetap Alat ini berupa bejana silinder tegak yang dibagi dua oleh sebuah pelat miring.

Bagian atas diisi bahan yang akan disari , disemprot dengan pelarut melalui distributor pelarut merendam bahan dan keluar melalui pipa turun (down comer ).Larutan yang dikumpulkan diruang bawah di didihkan dengan pipa steam . Uap pelarut dan uap air dikondensasikan , air dipisah dan pelarut dipakai lagi. b.Tipe Unggun Bergerak ( Moving bed ) 51

Alat ini terdiri dari sejumlah ember yang berlubang-lubang , disusun seperti bucket elevator dan berada dalam suatu ruangan kedap uap. Alat digunakan untuk bahan padat yang tidak hancur selama diekstraksi .Bahan umpan dimasukkan dari sebelah kanan atas kedalam ember yang akan bergerak kebawah. Pelarut segar disemprotkan dari atas ke ember yang berisi bahan padat yang akan segera dikeluarkan ( disebelah kiri ). Larutan mengalir kebawah berlawanan arah dengan aliran bahan . Larutan ini mengumpul dibawah , masih berupa larutan encer ( half miscela ) dari bawah half micela ini disemprotkan bahan yang segar yang baru masuk. Larutan mengalir kebawah searah dengan aliran bahan . Dari bawah larutan yang telah pekat ini dikeluarkan ( miscela ) untuk kemudian pelarutny dipisahkan. Bahan padat dimasukkan dari kanan atas , terangkut ke bawah oleh screw conveyor selanjutnya berganti arah menuju kaki satunya dan keluar dari atas kiri . Selama gerakan bahan berlawanan arus dengan aliran pelarut yang masuk kaki kiri. c.Tipe pengadukan dalam bejana Digunakan bila ukuran bahan cukup halus sehngga mudah disuspeeeensikan dengan sedikit pengadukan . Baahan dimasukan dalam bejana berisi pelarut diaduk aduk .

6.2 Ekstraksi Cair-cair Ekstraksi cair- cair adalah suatu cara pengambilan suatu zat ( A zat terlarut dalam campuran cairan dengan menggunakan pelarut cair. Pelarut yang tidak larut atau hanya larut sebagian ) dalam cairan B. Ekstraksi cair-cair dilakukan apabila distilasi sukar dilakukan (kurang efektif), misalnya karena titik didihnya terlalu dekat atua zat tidak tahan suhu distilasi meskipun dibawah vakum . 52 digunakan

Contoh : - Pengambilan penisilin dari hasil permentasi dengan pelarut butyl asetat . - Pengambilan asam asetat dari larutan dalam air dengan pelarut organik, misalnya isopropyl eter - Pemisahan produkproduk minyak bumi, misalnya aromatik dari minyak pelumas Peralatan Pada operasi ekstraksi dilaksanakan pertemuan (kontak) 2 fase cair agar berlangsung perpindahan massa kemudian memisahkan kedua fasa tersebut . Dua fasa cairan biasanya sedikit sekali perbedaan kerapatannya sehingga pencampuran dan pemisahan kedua fasa cair tersebut relatif sulit dibandingkan dengan pencampuran dan pemisahan uap /gas - cairan . Peralatan ekstraksi dapat dioperasikan secara batch atau cara berkesinambungan. Sejumlah bahan cairan dicampur dengan pelarut dalam sebuah tangki dengan

pengadukan , kemudian dibiarkan menguap sampai terjadi dua lapisan cairan yang disebut ekstrat dan rafinat . Ekstrat adalah lapisan pelarut dengan zat yang terlarut , dan lapisan rafinat adalah lapisan cairan yang diambil zatnya yang terlarut. Pengerjaan ini dapat diulangi lagi bila diperlukan ( ekstraksi bertahap banyak ). Mixed settler (pencampur pengendap ) Alat ini berupa sebuah tangki dengan pengaduk agar kedua cairan dapat kontak dengan baik. Pada pengadukan suatu fasa terdispersi pada fasa lainnya berupa butiran butiran halus. Makin halus butiran makin luas antar muka kedua fasa tersebut . Dilain pihak bila butiran terlampau halus sukar mengendap sehingga pemisahan kedua fasa agak lama.Campuran dua fasa dipisahkan dalam alat yang lain yaitu pengendap (Settler). Kedua fasa akan memisah dan dapat dialirkan keluar secara terpisah.

53

Settler Pada operasi berkesinambungan , campuran yang keluar dari tangki pencampur dialirkan kedalam sebuah bejana yang cukup besar sehingga cukup waktu untuk mengendapkan campuran yang mengurangi turbulensi .Selain bejana kosong biasa , kadang-kadang dipakai baffle mendatar. Ekstraksi bertahap banyak Bagan suatu plant ekstraksi berkesinambungan dan bertahap banyak diperlihatkan pada lampiran gambar, unit ini menggunakan mixer settler sebanyak tahap yang dibutuhkan. Menara percik ( Spray Tower) Alat ini memberikan kinerja seperti plant bertahap banyak. Alat berupa menara kosong yang diberi kelengkapan untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan. Cairan yang lebih berat dimasukkan dibagian atas menara sedangkan dibagian ringan dibagian bawah.Cairan ringan dapat disebarkan kefasa cairan berat atau sebaliknya, cairan yang berat disebarkan dari atas kecairan ringan ( B ). Cairan berat keluar melalui suatu pipa loop A.Cairan ringan akan mengumpul dan membentuk lapisan dibagian atas . Antara muka cairan ringan dan berat dapat diatur dengan menaikkan pipa A atau kerangan C yang dioperasikan oleh pengendali tinggi permukaan. Alat ini memberikan efesiensi yang lebih tinggi dari pada menara percik . Kolom / Menara dengan Packing Digunakan untuk operasi ekstraksi, dalam pelaksanaan cairan ringan dapat disebarkan kefasa cairan berat atau sebaliknya. Menara Pelat Ayak Menara pelat ayak dapat digunakan untuk operasi ekstraksi dengan efektif dan efisien . Menara tipe ini dan tipe menara packing dibahas dalam peralatan kontak gas cair. 54

Kolom Pulsa Kolom pulsa sangat efektif untuk ekstraksi berlawanan arah, terutama untuk skala kecil. Pelat-pelat berlubang - lubang ( d= 0,04 in )tidak mempunyai pipa turun. Terhadap salah satu cairan diberikan gerakan pulsa dengan diafragma yang digerakkan secara mekanik. Amplitudo pullsa 0,2 0,9 in dan frekuwensi 15 75 per menit .Efek dari pulsa ini adalah mendorong cairan berat dan ringan melewati celah- celah kecil pada pelat sehingga terjadi dispersi satu sama lain .Kolom packing dapat juga diperlakukan seperti ini . Kolom Dengan Pengaduk Mekanis Kolom ini diberi pengaduk ( pencampur ) untuk mendispersikan kedua fasa yang harus dikontakkan. Kolom dibagi-bagi atas sejumlah seksi baffle mendatar pada masing-masing seksi diberi pengaduk ( mixer ). Pada kolom ( b ) antara seksi diberi packing kasa kawat ( wire mesh ).

55

Ekstraktor Sentrifuqal Dalam alat ini cairan ringan dan berat dicampur dengan bantuan gaya sentrifuqal. Ekstraktor sentrifugal terdiri dari pelat pelat berlubang-lubang kecil yang digulung berupa spiral mengelilingi sebuah poros mendatar. Poros mampu berputar 2000 5000 rpm. Cairan masuk melalui rongga ( saluran )pada poros . Cairan berat masuk ditengah-tengah dan yang ringan masuk disekeliling terluar spiral . Akibat perputaran cairan berat terlempar ke keliling luar menembus cairan ringan terdesak kedalam. Aliran berlawanan arah kedua cairan melalui lubang-lubang pelat akan membentuk dispersi yang baik .Kedua cairan kemudian

dikeluarkan lagi melalui saluran dalam poros. Alat ini dapat bekerja untuk cairan-cairan yang cenderung (mudah )membentuk emulsi karena beda kerapatan yang kecil (pproduk produk parmasi ) Ekstraktor Luwesta ( atau Centri Westa ) Ekstraktor ini merupakan ekstrktor Centrifuqal tiga tahap. Cairan berat dan ringan dipaksa bertemu tiga kali melalui celah-celah didalam

centrifuqal.

SOAL BAB VI 1. Berikan contoh bahan-bahan yang diekstraksi cair-cair ! 2. Tuliskan jenis-jenis alat ekstraksi cair-cair ! 3. Jelaskan apa yang disebut Leaching ! 4. Jelaskan apa yang disebut : a. Ekstrak (10 Menit) 6. Apa tujuan dilakukan proses pemecahan dan penggilingan pada proses leaching? b. .Rafinat ( 5 Menit) (6 Menit) (6 Menit) (10 Menit)

5. Mengapa seorang sarjana memilih menggunakan proses ekstraksi cair-cair ?

56

(10 Menit) Jawaban 1. Contoh bahan yang diproses dengan cara ekstraksi cair-cair : pengambilan penisilin dari hasil fermentasi dengan pelarut butil asetat pengambilan asam asetat dari larutan dalam air dengan pelarut organik pemisahan produk-produk minyak bumi, misalnya aromatik dari minyak pelumas 2. Jenis-jenis alat ekstraksi cair-cair, yaitu : mixer settler kolom pulsa ekstraktor sentrifugal 3. Leaching adalah pengambilan suatu zat A dari campurannya dalam padatan dengan menggunakan pelarut cair 4. Ekstrak : adalah lapisan pelarut dengan zat terlarut Rafinat : lapisan cairan yang telah diambil zatnya yang terlarut 5. Proses ekstraksi cair-cair biasanya dipilih jika proses distilasi sukar dilakukan karena titik didih kedua zat terlalu berdekatan atau zat tersebut tidak tahan suhu distilasi meskipun proses sudah divakumkan. 6. Prose pemecahan dan penggilingan bertujuan untuk mempermudah larutan mencapai zat terlarut sehingga laju penyarian akan lebih cepat. Jika zat terlarut tersebar di seluruh bahan padat dan berupa larutan diperlukan penggilingan sampai halus. BAB VII PEMISAHAN PADAT-CAIR Tujuan Pengajaran :

57

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengetahui cara-cara operasi pemisahan padatan dan cairan Mengetahui tujuan dari proses pemisahan padatan dan cairan Mengetahui operasi dari proses pengendapan Mengetahui jenis-jenis dan prinsip kerja alat pengendapan Mengetahui operasi dari proses penyaringan/filtrasi Mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya penyaringan Mengetahui jenis-jenis dan prinsip kerja alat penyaringan

Batas Waktu : 4 x 45 Menit

Tujuan : Mendapatkan cairan jernih (bebas zat padat ) ,zat padat dengan air sesedikit mungkin atau keduanya dalam keadaan terpisah .Cara : 1) Pengendapan ( Sedimentasi /setting ) 2) Penyaringan (Filtrasi ) 3) Pemutaran ( Sentrifugasi )

7.1 Pengendapan Pengendapan adalah suatu peristiwa turunnya partikel partikel padat, yang semula terbesar (tersuspensi )dalam cairan karena gaya berat (gravitasi ).Setelah pengendapan terjadi cairan jerni dapat dipisahkan dari zat padat yang menumpuk didasar (endapan ). Tangki pengendap ini bekerja secara batch Cairan jernih dikeluarkan dengan sifon atau dengan vakum. Pada campuran dengan partikel padat yang keras (> 200 mesh ) pengendapan mudah terjadi karena pengendapannya yang cukup besar.Untuk partikelpartikel yang halus, harus diusahakan agar terjadi pengelompokan menjadi gabungan yang lebih besar (floc ). Peristiwa penggabungan ini disebut flokulasi .Flokulasi dapat 58

dilakukan secara mekanis yaitu dengan pengadukan secara perlahan-lahan dan secara kimia (ditambahkan zat kimia ).Untuk partikel koloidal (0,01 0,001 u ) gaya berat tidak dapat mengendapkannya.Sistim kemudian dibiarkan membentuk floc. Berdasarkan fungsinya ,alat pengendap dapat disebut penjernih ( clarifier ) atau pemekat (thickener). Klarifikasi (penjernihan ) adalah pengendapan partikel-partikel padat yang jumlahnya relatif sedikit ( 1 5 e ) dengan tujuan memperoleh cairan yang jernih . Pemekatan ( thickening ) adalah peningkatan konstitensi ( konsentrasi zat padat ) dari campuran yang zat padatnya relatif banyak (15 30 e ); biasanya hasil padatnya yang diperlukan. Ukuran tangki pengendap dapat diperkirakan bila diketahui posisi tinggi endapan atau dalamnya cairan jernih yang diperoleh. Hal ini dapat diperkirakan dengan melakukan uji pengendap (settling , sedimentation test ). Satu cuplikan suspensi diambil dan dibiarkan mengendap dalam tabung gelas.Pada proses pengendapan ini dapat dilihat daerah-daerah sbb : A. daerah cairan jernih B. daerah cairan dengan konsistensi yang sama dengan campuran mulamula C. daerah peralihan (transisi ) D. daerah kompresi Dorr Thickener Thickener adalah alat dimana suatu ditingkatkan konsentrasinya dengan cara

pengendapan.Pengendapan berakibat juga terbentuknya aliran jernih ( clear liquid ).Alat

59

ini juga disebut clarifier bila tujuan utama adalah penjernihan cairan , misalnya pada instalasi paejernihan. Thickener dapat beroperasi secara batch atau berkesinambungan. Dorr Thickener digolongkan pada thickener mekanis yang beropersai berkesinambungan. Alat ini berupa tangki yang agak dangkal, dengan dasar konis tangki dapat dibuat dari beton, kayu atau baja bila perlu dapat dilapisi karet atau plastik untuk menghindari korosi. Perlengkapan yang ada : sumur umpan selokan limpah untuk mengalirkan cairan jernih lengan penggaruk yang sekaligus berfungsi sebagai pengaduk lambat untuk membantu flokulasi ; penggaruk menggerakkn lumpur kelubang pengeluaran. Pengeluaran Lumpur ( suspensi pekat ),bila perlu dibantu pompa.

Cairan jernih secara terus menerus melimpah secara radial dibagian atas keselokan limbah. Door Thickener dapat berfungsi ganda.Pertama mendapatkan cairan jernih. Untuk ini kecepatan cairan keatas harus lebih dari kecepatan mengendap partikel partikel padat.Dengan demikian kapasitas thickener ditentukan oleh diameternya ( luas permukaan ).Kedua thickener harus menghasilkan Lumpur (suspensi pekat ) dengan konsistensi tertentu sehingga tinggi ( kedalaman ) menentukan polah. Agar dapat beroperasi dengan memuaskan dibagian atas thickener harus ada daerah dengan kandungan zat yang dapat diabaikan. Dalam daerah ini harus terjadi

pengendapan bebas ( free settling ) dan laju pengendapan setiap partikel cukup besar untuk mengatasi arus cairan yang naik. Apabila daerah ini kurang dalam, partikelpartikel akan terangkut limpahan cairan kertas. 60

Laju alir volumetric cairan kertas melewati daerah tersebut sama dengan selisih laju cairan dalam selurry umpan dengan laju pengeluaran Lumpur. Jadi konsentrasi umpan dan lumpur keluar menentukan daerah jernih. Bila U = perbandingan cairan dengan zat padat disetiap titik thickener dan V = perbandingan cairan padat di lumpur keluar maka laju cairan keatas / laju umpan = U V W = laju massa zat padat Laju cairan keatas = ( U V ) W / pA, harus tidak melebihi laju pengendapan , UC A= penampang thickener P=density cairan UC=laju pendapatan slurry UC= (U V ) W / pA A= ( U V ) W /Ucp A harus dihitung untuk seluruh jelajah kosentrasi yang ada di thickner. Dalam perencanaan A yang terbesar yang diambil. Contoh : Suatu suspensi yang mengandung 5 lb air / lb air / lb zat padat dalam suatu operasi berkesinambungan. Hasil test laboratorium memberikan data sbb: Konsentrasi lb padat /lb air 5,0 Uji pengendapan ft / hr 2,0 4,2 1,20 3,7 0,94 3,1 0,70 2,5 0,50 (U) (Uc )

Hitung luas thickener untuk pemisahan 4800 lb zat padat per jam (W ) Besar : 1 lb zat padat Air keluar bersama Lumpur ( under flow ), V = 1,5 lb Konsentrasi Air ke overflow Laju pengendapan ( U-V )/ UC 61

U 5,0 4,2 3,7 3,1 2,5

U-V 3,5 2,7 2,2 1,6 1,0

UC ft/jam 2,00 1,20 0,94 0,70 0,50

hr/ft 1 ,75 2,25 2,34 2,29 2,00

7. 2 Sentrifugal Gaya sentrifugal Sentrifugal adalah alat untuk memberikan gaya sentrifugal pada suatu benda. Gaya ini ditimbulkan dengan cara memutar memutar ini adalah: FS = m. r. w.2 Dimana FS = gaya sentrufugal N m = massa kg r = jarak benda dari pusat putaran m w = kecepatan sudut rad / detik Putaran dinyatakan dengan rpm ( putaran permenit ) diberi lambing N W = 2 N/60 Fs = m.r (2 .N/60) = 0,01099 m.r.N Gaya berat terhadap benda Fg = m.g Perbandingan gaya sentrifugal terhadap gaya berat: bendanya. Gaya yang ditimbulkan dengan cara

62

Fs / Fg = r.W2 / g = r/g(2 N/60)2 = 0,001118 r.N2 Besar gaya sentrifugal adalah r.w2/g kali gaya gravitasi. Gaya sentrifugal sering juga

dinyatakan sebagai kelipatan dari gaya berat. Pemisah dengan Gaya sentrifugal Gaya sentrifugal dapat digunakan untuk suatu proses pemisahan. Alat-alat pemisah seperti siklon, hidrosiklon dan pemisah debu tipe scroll bekerja berdasarkan gaya ini. Gaya sentrifuga juga dimanfaatkan untuk pemisahan secara pengendapan dan

penyaringan . Pengendapan dan penyaringan dengan gaya sentrifugal sebagai gaya pendorong disebut sentrifugasi dan peralatannya sentrifuga ( cacntrfuge ). a). pemisahan padat cair dengan penyaringan sentrifugal b). pemisahan padat cair dengan pengendapan sentrifugal c). pemisahan cair - cair dengan pengendapan sentrifugal Pemisahan Sentrifugal Dalam garis besarnya sentrifuga dapat dibagi atas tipe penyaringan : A.Tipe penyaringan ( Bejana dengan dinding berlubang lubang ) 1.Pertempuhan ( batch ) a. b. 2. pemutar diatas ( Top driven ) pemutar dibawah ( under driven )

Semi sinambung ( semi continuous ) 3.Sinambung ( continuos) B. Tipe bejana pengendapan ( bejana dengan dinding kedap ) 1. Tegak

63

a.Tabung ( tubular ) b.Bejana ( basket / bowl ) c.Bejana dengan pelat ( disk ) Bagan dan struktur sentrifugal Bejana bergantung pada sumbu tegak yang diputar sebuah motor . Dinding bejana berlubang lubang diselimuti kasa halus diprkuat dengan simpai simpai baja. Bejana yang berputar dikelilingi bejana diam yang menampung cairan yang menembus lubang dinding. Umpan dimasukkan dalam keadaan diam terputar sampai kecepatan maksim. um , kecepatan 800 1800 rpm . Setelah beberapa waktu , dihentikan dengan menggunakan rem yang ada. Sentrifuga dengan pemutar dibawah Bejana bertumpu pada sebuah sumbu tegak yang diputar, sentrifuga ini dapat mempunyai putaran kerja antara 80 1800 rpm dan diameter bejana 50 120 cm. Sentrifuga semi sinambung Gambar ini adalah sebuah sentrifuga yang bekerja semi berkesinambungan . Bejana B, berputar pada sumbu mendatar. Pemisahan berlangsung berkesinambungan dan pengeluaran berlangsung secara otomatis juga , namun siklus operasi bersifat

pertempuhan ( batch ). Dalam keadaan alat berjalan umpan dimasukkan sampai terbentuk padatan dengan ketebalan tertentu lalu umpan dihentikan , diganti dengan air pencuci . Padatan dikeluarkan dengan menggerakkan pisau penggaruk , alat terus berjalan. Sentrifug sinambung Padatan yang terbentuk setelah dicuci didorong keluar dengan torak pendorong ( pusher type ).

64

Sentrifuga tabung Sentrifuga ini mendapatkan zat padat atau cairan yang lebih berat di dinding tabung. Perbandingan tinggi dengan diameter tabung ( 1 / d = 4 8 ). Umpan dimasukkan di tengah tengah dekat dasar tabung. Elama operasi, jumlah padatan akan meningkat sehingga luas daerah bekerja semakin sempit dan waktu tinggal cairan menjadi lebih singkat. Akibatnya effisiensi pemisahan menurun . Agar tidak harus sering sering membersihkan, sentrifuga tabung ini biasanya hanya dipakai untuk klarifikasi ( kandungan zat padat 1 8 ). Sentrifuga tipe pengendapan dapat juga memisahkan campuran cairan yang tidak saling larut. Cairan yang lebih berat akan terlempar ke dekat dinding tabung dan yang ringan disebelah dalam. Sentrifuga yang digambarkan ini dapat memisahkan 3 fasa padat ,

cairan berat dan cairan ringan. Putaran tinggi sampai 15000 rpm. Sentrifuga bejana ( Basket bowl ) Perbandingan tinggi dan diameter kecil ( 1 / d = 0 , 6 ). Sentrifuga ini berputar pada sumbu mendatar, bentuk kerucut. Bagian dalam ada ulir penggaruk(scroll scrapper) yang berfungsi seperti srew conveyor mendorong zat padat keluar ke arah diameter mengecil melalui lubang pengeluaran. Bejana sentrifuga dengan plat (disk centrifuge) Alat ini digunakan untuk pemisahan cair-cair yang tidak bercampur (tidak saling larut).

7. 3 Alat-Alat Penyaring 7.3. 1 Pendahuluan Penyaringan (filtrasi) adalah salah satu cara pemisahan zat baik berupa cairan maupun gas. Pemisahan zat padat dari campuran padat cair dilakukan dengan bantuan medium berpori 65

yang disebut medium penyaring. Suspensi padat cair dipaksa melewati medium penyaring. Zat padat akan tertahan medium penyaring sedangkan cairan dapat melewatinya yang biasa disebut filtrat.

Suspensi (padatcair)

--------------------

Filtrat (cairan jernih)

Padatan saring (filter cake) Medium penyaring

Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan medium penyaring yang baik. Untuk memaksa cairan melewati medium diperlukan gaya pendorong dalam bentuk : gaya berat (gravity filtration) tekanan ( pressure filtration) vakum (vacuum filtration) gaya sentrifugal (centrifugal filtration)

7.3.2 Pembagian alat-alat penyaring Berdasarkan gaya pendorong aliran dibagi atas: 1. Penyaring gaya berat (gravity filters) 2. Penyaring tekanan (Pressure filters)

66

3. Penyaring vakum (Vacuum filters) 4. Penyaring sentrifugal ( Centrifugal filters) Berdasarkan operasinya dibagi atas : 1. Cara batch (bertahap ) 2. Cara continue (berkesinambungan) Tipe-tipe penyaring : 1. Penyaring pasir (sand filter) : a.tangki terbuka b.tangki tertutup 2. Penyaring tekan (filters press): a.Pelat berongga (recessed plate) b.Pelat dan bingkai (plate and frame) 3. Penyaring Daun ( leaf ) a.Moore b. Kelly c. Sweetland d. Niagara 4. Penyaring tabung ( tubular / candle filter ) 5. Penyaring Teromol a. Oliver ( Rotary drum ) b. Topfeed ( Dorco ) 6. Penyaring Sabuk mendatar ( Horizontal Belt Filter ) Penyaring 67

Penyaring berfungsi menahan dan menyangga partikel padatan . Ini harus : - secara mekanis kuat - tahan korosi ( terhadap cairan yang ditangani ) - memberikan tahanan yang kecil terhadap aliran ( porosity besar ) Media penyaring yang penting : Tipe Padatan berpori Logam Plastik berpori Tenunan serat Catridge Lemb.bukan tenun Padatan lepas Penyaring Pasir Berupa bak terbuka yang terbuat dari kayu atau beton , digunakan dalam penyaringan jumlah besar missal penjernihan air, penjernihan air garam sebelum dielektrolisa dan industri rayon. Medium penyaringnya adalah lapisan pasir dan kerikil dalam beberapa ukuran . Pasir biasa untuk air, pasir kuarsa untuk larutan garam dan untuk larutan alkali dapat digunakan batu kapur yang digiling halus. Pada tangki terbuka gaya pendorong aliran adalah gaya berat, bila diperlukan gaya pendorong yang lebih berat dapat dipakai bak tertutup dan diberi tekanan. Penyaring Daun (Leaf Filter) Unsur penyaring berupa sejumlah daun penyaring yang lepas satu sama lain. Lembar daun penyaring berupa rangka dari anyaman kawat atau pelat beralur yang dibungkus kain penyaring. Daun penyaring divakumkan kemudian dimasukkan ke dalam suspensi yang akan disaring. Cairan masuk ke dalam daun penyaring dan zat padat terbentuk dibagian luar. Contoh Keramik, logam berpori Pelat bertulang, kawat Membrane Serat alam, sintetis Benang gulungan Kertas, felt Pasir, Ukuran partikel tertahan 1u 100u 3-0,005 10 2 5-10 <1 porositi 30-50 20-35 30-50 50-60 50-60 60-95 80-90

68

Operasi dengan penyaring daun dapat juga dilakukan dengan tekanan yaitu bila daun penyaring ditempatkan dalam bejana tekan. Macam-macam penyaring daun terdiri dari: 1. Moore Penyaring Moore adalah penyaring daun yang orsinil. Kumpulan daun penyaring dicelupkan dalam tangki slurry, daun penyaring dihubungkan dengan sistim produksi vakum. 2. Penyaring Kelly Penyaring ini berbentuk persegi panjang, ditempatkan dalam bejana silinder horizontal. Kumpulan daun penyaring ini dikeluar masukkan ke bejana dengan bantuan rel dan roda. 3. Penyaring Sweetland Penyaring ini berbentuk lingkaran dan sama besar. Penyaringan dilakukan dalam bejana bertekanan. 4. Penyaring Vallez Penyaring ini seperti penyaring sweetland, penyaringan dilakukan dalam silender datar. Daun penyaring yang berbentuk bulat dipasang pada sebuah sumbu. Sumbu yang berputar perlahan-lahan setelah selesai penyaringan dan pengeringan padatan, padatan lepas dengan menghembuskan udara tekan. Padatan jatuh kedasar lulu dikeluarkan dengan screw conveyor. 5. Penyaring Niagara Penyaring ini ditempatkan dalam tangki vertical dan horizontal. 6. Penyaring Tabung/lilin

69

Penyaring ini berbentuk tabung, seperti lilin. Sering jugadisebut candle filter. Media penyaring dapat berupa gulungan Pemilihan filter ditentukan oleh : 1. Sifat campuran 2. Tingkat produksi besar atau kecil 3. Kondisi proses 4. Hasil yang diinginkan 5. Bahan konstruksi yang diperlukan

SOAL BAB VII 1. Apa tujuan proses pemisahan padatan dan cairan? 2. Sebutkan tiga cara proses pemisahan padatan dan cairan? 3. Jelaskan apa yang disebut proses pengendapan ! (5 Menit) (5 Menit) (5 Menit)

4. Berdasarkan funsinya, alat pengendap terbagi 2, sebutkan dan jelaskan ! (10 Menit) 5. Jelaskan apa yang disebut proses penyaringan/filtrasi ! (6 Menit)

6. Sebutkan gaya pendorong yang diperlukan untuk memaksa cairan melewati medium filtrasi! 7. Sebutkan tipe-tipe alat penyaring ! (10 Menit) (10 Menit)

Jawaban : 1. Tujuan proses pemisahan adalah untuk mendapatkan cairan jernih (bebas zat padat), zat padat dengan air sesedikit mungkin atau keduanya dalam keadaan terpisah. 2. Tiga cara proses pemisahan padatan dan cairan a. Pengendapan (sedimentasi/ b. Penyaringan (filtrasi) c. Pemutaran (sentrifugasi) 70

3. Proses pengendapan adalah suatu peristiwa turunnya partikel-partikel padat, yang semula tersebar (tersuspensi) dalam cairan, karena gaya berat (gravitasi). 4. Alat pengendap terbagi 2 : Alat penjernihan (clarifier) adalah alat untuk mengendapkan partikel-partikel padat

yang jumlahnya relatif sedikit (1- 5 %) dengan tujuan memperoleh cairan yang jernih. Alat pemekatan (thickener) adalah alat untuk memekatkan padatan dari campurannya

supaya konsentrasi zat padat menjadi lebih besar (15-30 %), biasanya hasil padatnya yang diperlukan. 5. Proses penyaringan (filtrasi) adalah suatu proses pmisahan zat padat dari cairan atau gas dengan bantuan medium berpori sebagai medium penyaring sehingga padatan tertahan pada medium penyaring sedangkan cairan atau gas lolos melewati medium penyaring. 6. Untuk memaksa cairan melewati medium penyaring diperlukan gaya pendorong, : a. gaya berat (gravity filtration) b. tekanan (pressure filtration)

c. vakum (vacuum filtration) d. gaya sentrifugal (centrifugal filtration) 7. Tipe-tipe alat penyaring, yaitu : Penyaring pasir (sand filter), penyaring tekan (filter press), penyaring daun (leaf filter), penyaring tabung (tabular filter), Penyaring tromol,Penyaring sabuk mendatar BAB VIII BEJANA BERTEKANAN Tujuan Pengajaran : 1. 2. Mengetahui jenis-jenis bejana bertekanan. Mengetahui prinsip-prinsip perancangan bejana.

71

3.

Menghitung dimensi utama bejana. Batas Waktu : 6 x 45 Menit Pendahuluan Dalam bidang teknik kimia pengetahuan perencanaan peralatan merupakan bagian terpenting, dengan tingkatan perancangan sebagai berikut: 1. Perancanagan alat proses untuk memperkirakan harga alat 2. Perancangan alat-alat proses yang dapat memenuhi tugas tertentu. 3. Perancangan alat proses dengan cara optimasi 4. Perancangan alat proses secara detail. Dalam perancangan peralatan variable yang perlu diperhatiakan adalah variable operasi ( tekanan, temperature, jenis cairan ) dan variable alat proses (bentuk dan jenis tangki, perbandingan D dan H, bahan konstruksi dan tebal isolasi ). 8.1 Perancangan Dimensi Utama Bejana Pada umumnya dimensi bejana terdiri dari diameter, tinggi dan tebal bejana. Agar dimensi tersebut sesuai dengan kondisi proses perlu dirancang dan hasilnya distandarkan dulu kemudian dipertimbangkan secara teknis maupun ekonomis, yang mengikuti kode tertentu. Beberapa kode perancangan yang sudah dikenal : 1. BS 1500 dan 1515 : Kode yang dikeluarkan Inggris ( British Standard) 2. IS 2825-1969 : Kode yang dikeluarkan India ( Indian Standard) 3. ASME : Kode yang dikeluarkan Amerika ( American Society Mechanical Engineers). 4. API : Kode yang dikeluarkan Amerika ( American Petroleum Institute ) 8.2 Perancangan Dimensi Bejana berdasarkan Kapasitas

72

Pada umumnya dimensi bejana terdiri dari diameter, tinggi dan tebal. Dimensi tersebut meliputi bagian selinder, tutup atas dan tutup bawah serta nozzle dan penyangganya. Untuk merancang diameter bejana data yang dibutuhkan adalah kapasitas bejana atau volume bejana. Biasanya volume fluida yang menempati bejana adalah 80 % dari volume total bejana, akan tetapi perlu dipertimbangkan volume alat lainnya seperti koil pemanas atau pendingin. Merancang diameter bejana dapat didasarkan pada volume total bejana dengan menggunakan beberapa persamaan diantaranya :

VT = f + rk .......... V V
Dimana VT = Volume total (ft3) Vf = Volume fluida (ft3)

..........

......( 1)

Vrk = Volume ruang kosong (ft3) Selain dihitung berdasarkan volume fluida dan volume ruang kosong maka volume total bejana dapat dihitung berdasarkan volume selinder, tutup atas dan tutup bawah

VT =V1 +V2 +V3 .......... .......... .......( 2)


Diaman : V1 = volume selinder

73

2 d Ls 4 V2 = Volume Tutup bagian atas Jika bentuknya piringan s tan dar maka
V1 = V2 = 0,0847 d 3 V3 = Volume tutup bawah Jika berbentuk konis maka : V3 =

d3 24 tg 1 2 Sehingga apabila bejana berbentuk selinder dan tutup atas berbentuk piringan s tan dar dan tutup berbentuk konis maka :

VT = V1 + V2 + V3 VT =

2 d3 d Ls + 0,0847 d 3 + ........................................(3) 4 24 tg 1 2

Dari persamaan 1 dan 3 dapat dihitung nilai d atau diameter bejana kemudian distandarkan dengan menggunakan table 5.7 Brownel hal 89. Dengan didapatkannya harga do maka tinggi tutup dapat dirancang dengan persamaan : a. Tinggi tutup bawah : 1 do 2 hb = .......... .......... .......... .......... ...( 4) 1 tg 2

b. Tinggi bagian selinder: Tinggi selinder (Ls) biasanya diambil sebesar 1,5 do atau disesuaikan dengan kapasitas ataupun proses yang berlaku pada bejana tersebut. c. Tinggi tutup atas :

74

ha =0,1 9 d .......... .......... .......... .......... ........( 5) 6

8.3 Perancangan Tutup Bejana Bejana sebelum dioperasikan harus ditutup lebih dahulu. Tutp dari bejana berbedabeda antara lain : a. Tutup berbentuk datar Tipe ini umumnya digunakan untuk tekanan rendah

t = c.D e

P .......... .......... .......... .......... .......... .......( 6) f

Dimana ; P = Tekanan rancang D e = Diameteref ektif f = Allowble stress C = kons tan ta tabel P.45 Bathacarya dim ana : 1.Plat dilas bagian dalam , maka D e = Di dan C = 0,45 2.Plat dilas luar dalam , maka C 0,55 3.Plat yang tidak menggunaka n plat las , maka D e = Di dan C = 0,7

b. Tutub berbentuk konis (Kerucut) Bentuk ini banyak digunakan pada bagian bawah untuk variasi peralatyan proses seperti evaporator, spray dryer, kristalisasi dan silo.

75

P.Dk t = 2 f cs j P o D aa i n m : Dk = D

.. .. ......

.( 7 ) .

Dk = i L D 2 Dk 1 De .t = 2 o cs

1 2

Sedangkan apabila dekat sambungan maka : P.De .Z t = + . .. .. C .. . .. 2f j D aa i n m : C =f ko at r krs ooi De = o D .. .. . . .. .( 8)

Nilai dan Z dapat dilihat pada table Z 200 1,0 300 1,35 450 2,95 600 3,2

c. Tutup Berbentuk Piringan standar Tutup jenis ini banyak digunakan untuk tekanan 0,5 MN/m2 sampai dengan 1 MN/m2 Persamaan yang digunakan apabila tutup berbentuk diatas adalahg t= P.Do .C.......... .......... .......... .......... .......... .......... (9) 2 fj Dimana , C adalah faktor konstraksi stress yang h arg anya didapat hE t dan D0 Do

Untuk menghitung nilai C dapat menggunakan table 4.1 A dan 4.1 B Batta kharya. 8.4 Perancangan Bejana dengan Tekanan Dalam

76

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang bejana dengan tekanan dalam diantaranya kode desain, tekanan operasi dan tekanan rancang, factor keamanan, tebal dinding dan factor korosi. Stress yang terjadi pada bejana adalah : 1. Stress Keliling ( Circumfrensial) 2. Stress memanjang (Longitodinal stress) 3. Stress pada goncangan (Residual stress ) 4. Thermal stress Pada bejana tipis dimana P1 > P2 maka tebalnya t < 5 % Di , sedangkan pada bejana tebal tebalnya t > 5% Di 8.4.1 Circumferensial Stress ( Stress Keliling) Besarnya stress tersebut dapat dihitung dengan persamaan : F = Pdl Luas :2.t.l Sehingga dari persamaan : = F A

Atau : Pdl = 2.t.l Sehingga tebal bejana : P.d t= .......... .......... .......... .......... .......... .(10 ) 2. f Keterangan : t = Tebal bejana ,in d = Diameter dalam bejana , in lb P = Tekanan dalam bejana , 2 in

8.4.2 Longitudinal Stress (Stress memanjang) 77

Besarnya stress longitudinal akan dipengaruhi oleh tekanan dalam, tebal selinder, panjang dan diameter, seperti persamaan berikut: P.d .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..(11) 4. f Persamaan diatas berlaku untuk bejana yang tidak memperhatikan faktor sambungan dan korosi Sedangkan untuk bejana yang memperhatikan faktor sambungan dan korosi digunakan : P.d t= + C.......... .......... .......... .......... .......... .......... .(12) 4. f . j Dimana : f = allowble stress j = faktor sambungan C = faktorkorosi d = diameter dalam P = Tekanan dalam t=

8.4.3 Residual Stress Besarnya stress akibat penyambungan dapat diperoleh dengan persamaan : P.Di atau ......................................................(13) 2. f . j P P.Do t= ................................................................(14) 2. f . j + P Berikut ini beberapa persamaan untuk bejana : P.Di Untuk selinder : t = ......................................(15) 2. f . j P P.Do Untuk bejana : t = .......................................(16) 2. f . j + P P.Di Untuk bejana berbentuk bola : t = atau......(17) 4. f . j P P.Do t= ..............................................................(18) 4. f . j + P t= SOAL BAB VIII

78

I. Suatu liquida sebesar 125 ft3 dimasukkan ke dalam sebuah bejana bertekanan, ternyata liquida tersebut menempati bejana sebesar 80% dari volume total bejana. Teentukan diameter dan tinggi bagian-bagian bejana jika tutup bawah berbentuk konis dengan sudut puncak 120
0

dan tutup atas berbentuk piringan standar serta tinggi

bagian selinder adalah 1,5 dari diameter bejana.

DAFTAR PUSTAKA 1. Chemical quipment Design , Bc. Bhatta Charya. 2. Process Equipment Design, Brownell and Young 3. Process Equipment Design, Hesce. Hc. Rushton 4. Process Heat Transfer, Kern.

79

You might also like