You are on page 1of 7

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Peristiwa yang melibatkan kalor sering dijumpai pada kehidupan seharihari. Misalnya, ketika memasak air menggunakan kompor, air yang semula dingin lama-kelamaan akan menjadi panas. Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan ke air menyebabkan suhu air naik. Sebelum abad ke-19, kalor dianggap sebagai suatu zat yang dapat mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor dianggap sebagai suatu zat maka kalor tersebut harus memiliki massa mengingat bahwa zat merupakan sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Tetapi pada kenyataannya, benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Hal ini berarti kalor tidak memiliki massa. Sehingga kalor bukanlah suatu zat melainkan banyak energi yang diterima atau dilepaskan oleh suatu benda sehingga suhu benda tersebut naik/turun atau berubah wujudnya. Secara umum, untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda adalah dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu benda tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda besar, begitu juga sebaliknya jika suhu benda rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Satuan kalor yang dipakai saat ini adalah kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1C. Terkadang satuan yang digunakan adalah kilokalori (kkal) karena dalam jumlah yang lebih besar, di mana 1 kkal = 1.000 kalori. Satu kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 C. Zat atau materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Menempati ruang berarti zat dapat ditempatkan dalam suatu ruang atau wadah tertentu sedangkan memiliki massa berarti massa zat dapat diukur. Setiap zat terdiri dari partikel-partikel atau molekul-molekul yang menyusun zat tersebut. Suatu zat dapat mempunyai tiga wujud yaitu padat, cair dan gas.

Tujuan Berdasarkan latar belakang dimuka, maka tujuan makalah ini adalah : 1. Mengetahui peran kalor sebagai pengubah wujud zat. 2. Mengetahui peristiwa perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Penelitian Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode pustaka.

PEMBAHASAN

Kalor sebagai Pengubah Wujud Zat

Suatu zat dapat memiliki tiga wujud yaitu padat, cair dan gas. Wujud suatu zat dapat berubah tergauntung suhunya. Untuk mengubah wujud suatu zat diperlukan kalor. Ketika zat sedang mengalami perubahan wujud, suhu zat tetap meskipun terus diberi kalor. Kalor yang diserap itu tidak dipakai untuk menaikkan suhu, tetapi dipakai untuk mengubah wujud zat, Kalor yang dipakai untuk mengubah wujud zat disebut kalor laten (tersembunyi). Perubahan wujud zat akibat pengaruh kalor dapat dipahami melalui skema berikut :

Gambar 1.1 Skema perubahan wujud zat akibat pengaruh kalor

Gambar 1.2 Grafik hubungan antara suhu dan kalor dari air
3

Keterangan Gambar 1.2 : Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5).

Perubahan wujud zat akibat pengaruh kalor yaitu : a) Melebur dan Membeku Melebur adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi wujud zat cair, maka terjadi penyerapan kalor. Membeku adalah perubahan wujud dari zat cair menjadi wujud zat padat, maka terjadi pelepasan kalor. Suhu zat pada saat membeku dan melebur adalah sama. Suhu ketika zat padat berubah menjadi cair disebut titik lebur Suhu ketika zat cair berubah menjadi padat disebut titik beku. Nilai titik lebur sama dengan titik beku. Banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur. Banyak kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat untuk berubah dari tingkat cair ke tingkat padat pada titik bekunya disebut kalor beku. Kalor lebur dan kalor beku dapat ditentukan dengan persamaan berikut : atau Keterangan : L = kalor lebur/kalor beku (kal/g atau kkal/kg) Q = kalor yang dipelrlukan (kalori) m = massa zat (gram) (1.a)

b) Menguap dan Mengembun Perubahan wujud dari zat cair menjadi gas disebut menguap. Pada peristiwa ini zat menyerap kalor. Penguapan zat cair dapat dipercepat dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Memperluas bidang penguapan cairan 2. Menaikkan suhu permukaan cairan 3. Meniupkan udara di atas permukaan cairan 4. Mengurangi tekanan di atas permukaan cairan Banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat cair pada titik didihnya supaya menjadi uap semua disebut kalor uap. Kalor uap dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Keterangan : U = kalor uap zat (kkal/kg atau kal/g) Q = kalor yang diperlukan (kalori atau kilokalori) m = massa zat gram atau kilogram) Perubahan wujud dari gas menjadi zat cair disebut mengembun. Pada peristiwa ini zat melepaskan kalor. Kalor embun adalah banyak kalor yang dilepaskan pada waktu satu satuan massa uap berubah menjadi zat cair semuanya pada titik didihnya.

c) Menyublim dan Mengkristal Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair. Pada saat menyublim, zat padat menyerap kalor. Mengkristal adalah kebalikan dari menyublim. Mengkristal merupakan perubahan wujud dari gas menjadi zat padat. Agar dapat mengkristal, gas harus melepaskan kalor. Perubahan wujud zat akibat pengaruh kalor dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh , perubahan es menjadi air merupakan peristiwa melebur (perubahan wujud zat padat menjadi zat cair) sedangkan air yang menjadi es disebut membeku (perubahan wujud zat cair menjadi zat padat). Untuk proses menguap, contohnya adalah air yang dipanaskan hingga suhu yang tinggi perlahan-lahan akan menjadi uap air dan untuk proses
5

mengembun, contohnya adalah terjadinya embun di pagi hari. Sedangkan kapur barus yang perlahan-lahan berubah menjadi gas merupakan peristiwa menyublim an peristiwa pembentukan salju merupakan peristiwa mengkristal.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dimuka maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Kalor tidak hanya dapat mengubah suhu benda tetapi juga dapat mengubah wujud zat. Perbedaannya terdapat pada penggunaan kalor sebagai pengubah. Kalor sebagai pengubah suhu menggunakan kalor untuk menaikkan suhu benda tetapi tidak untuk mengubah wujud benda tersebut sedangkan kalor sebagai pengubah wujud zat menggunakan kalor untuk mengubah wujud zat tersebut tetapi tidak merubah suhunya. b) Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak peristiwa perubahan wujud zat akibat pengaruh kalor. Seperti es yang mencair, air yang membeku, kapur barus yang menjadi gas dan lain sebagainya.

You might also like