You are on page 1of 8

GANGGUAN SIRKULASI 1.

KONGESTI (HIPEREMIA) Hiperemia adalah suatu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan didalam pembuluh darah atau keadaan yang disertai meningkatnya volume darah dalam pembuluh darah yang melebar. Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana hiperemi dapat timbul : 1. Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah atau 2. Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah Berdasarkan jenisnya hyperemia dibagi : 1. Hiperemi Aktif : terjadi oleh karena aliran darah ke dalam daerah bertambah atau lebih banyak darah mengalir ke dalam daerah itu dari biasanya. Hal ini terjadi karena adanya dilatasi arteriol atau kapiler yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke dalam mikrosirkulasi lokal, akibat terangsangnya syaraf vasodilator atau kelumpuhan vasokonstriktornya. Contoh . hyperemia pada radang akut, warna merah pada wajah, yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik. 2. Hiperemia pasif :Disini tidak menyangkut kenaikan jumlah darah yang mengalir ke suatu daerah, tetapi lebih merupakan gangguan aliran darah dari daerah itu. Hal ini terjadi karena jumlah darah vena atau aliran darah vena berkurang atau terjadi gangguan pengosongandarah vena. Contoh. Pada pemasangan torniket, penekanan aliran vena oleh tumor, atau obstrukssi pada lumen karena thrombosis. Hiperemia pasif dibagi berdasarkan perlangsungannya : Hiperemia pasif akut : berlangsung relatif dalam waktu singkat dan tidak ada pengaruh dari jaringan yang terkena Hiperemia pasif kronik : perlangsungannya lama dan daapat terjadi perubahanperubahan yang permanen pada jaringan (hipoksia, atrofi, nekrosis). 2.EDEMA/OEDEM Edema adalah penimbunan cairan (Eksudat atau Transudat) secara berlebihan di dalam sel, diantara sel-sel dan didalam rongga-rongga tubuh. Efusi : jika penimbunan cairan dalam rongga (efusi perikardium, efusi pleura) Asites : jika penimbunan cairan dalam rongga peritoneum Anasarka : penimbunan cairan umum yang massif

Etiologi dan Patogenesis Timbulnya edema dapat diterangkan dengan mempertimbangkan berbagai gaya yang normal mengatur pertukaran cairan melalui dinding pembuluh. Faktor-faktor lokal dan sistemik yang berperanan : 1. Kenaikan Tekanan hidrostatik dalam mikrosirkulasi memaksa cairan masuk ke dalam ruang interstitial tubuh. 2. Kenaikan Permeabilitas dinding pembuluh memungkinkan molekul-molekul besar(protein) lolos dari pembuluh dan secara osmotic cairan akan menyertainya. 3. Obstruksi/ penyumbatan dari saluran limfe menyebabkan jalan keluar cairan hilang yang menyebabkan penimbunan cairan (limfedema) 4. Penurunan konsentrasi protein (Hipoproteinemia), mis : Sindrom Nefrotik dan penyakit hati lanjut

3.PERDARAHAN (HEMORHAGI) Perdarahan adalah keluarnya darah dari system kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh.perdarahan dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri atau jantung. Istilah-istilah dalam perdarahan mempunyai nama sesuai lokasi perdarahan : Hematoma (penimbunan darah pada jaringan, sering menonjol seperti suatu tumor) Hemoperikardium (perdarahan dalam ruang jantung) Hemototoraks (perdarahan dalam ruang pleura) Hemoperitoneum Hematosalping (perdarahan dalam tuba fallopi) Hemarthros (perdarahan dalam rongga sendi)

Tempat terjadinya perdarahan 1. Kulit, dapat berupa: Petekie (bercak perdarahan/kecil pada permukaan kulit/mukosa/organ)yang terjadi secara spontan, biasanya pada kapiler Ekimosis (bercak perdarahan yang lebih besar dari petekie) Purpura (bercak perdarahan yang tersebar luas, besarnya antara petekie dan ekimosis) 2. Mukosa 3. Serosa 4. Selaput rongga sendi

Etiologi Perdarahan Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah 1. hilangnya integritas dinding pembuluh darah, yang memungkinkan darah keluar 2. Kerusakan pembuluh darah 3. Trauma 4. Kelainan mekanisme hemostasis (trombositopenia) 5. Defisiensi dari faktor-faktor pembekuan darah (penyakit hati, hemofilia) 6. Toksin, dapat berupa zat kimia, racun ular, infeksi Akibat Perdarahan a. Perdarahan lokal : ini berkaitan dengan adanya darah yang keluar dari pembuluh dalam jaringan dan dapat berkisar dari yang ringan sampai mematikan, tergantung lokasi perdarahan, bila lokasinya tidak vital maka tidak terlalu mempunyai arti tetapi bila terdapat di tempat yang salah walaupun volumenya kecil dapat menimbulkan kematian : a. Memar (paling ringan) : warna biru pada memar berkaitan dengan adanya sel-sel darah merah yang keluar dan terkumpul dalam jaringan. b. Otak : mengganggu fungsi otak sehingga dapat terjadi kelumpuhan sampai menimbulkan kematian c. Pada cabang-cabang trakeobronkial : penderita dapat tercekik d. Pada kantong perikardium : tekanan di dalam kantong meninggi dengan cepat waktu darah tertimbun sehingga pengisian diastolik jantung terganggu menimbulkan kematian akibat tamponade jantung. e. Pada rongga pleura : mengakibatkan volume paru mengecil. b. Perdarahan sistemik : kehilangan darah berkaitan langsung dengan volume darah yang keluar dari pembuluh, tergantung dari cepat dan banyaknya perdarahan apakah akut atau kronis : trauma massif : Jika sebagian besar dari volume yang bersirkulasi hilang maka penderita dapat meninggal dengan perdarahan. Perdarahan interna : perdarahan yang tidak kelihatan keluar hanya terkumpul dalam rongga tubuh. Pada kehilangan volume darah yang banyak dan cepat dapat menimbulkan syok oleh karena perfusi dan oksigenasi yang tidak memadai pada jaringan-jaringan tubuh. Pada kehilangan kronis, sedikit demi sedikit dan berulang atau terus menerus akan mengakibatkan anemi, ( penderita tukak lambung, tumor ganas yang disertai perdarahan pada penderita hemorroid/wasir).

4.TROMBOSIS Trombosis adalah proses proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem Vaskuler (pembuluh darah atau jantung) pada manusia. Trombosis ini memiliki nilai penting dalam kasus perdarahan. Koagulum darah (thrombus) adalah suatu massa yang tersusun dari unsur-unsur darah didalam pembuluh darah. Thrombus dapat merupakan sumbatan hemostatis yang efektif yang terbukti membahayakan. Etiologi Trombus Ada tiga keadaan dasar yang menyebabkan terbentuknya bekuan (trombus): 1. Kelainan dinding dan lapisan pembuluh darah/ perubahan pada permukaan endotel pembuluh darah : Aterosklerosis (penyakit pada lapisan dan dinding atreri yang menyebabkan tidak rata dan menebal. Arteri darah merupakan aliran tekanan tinggi dengan kecepatan tinggi, berdinding agak tebal dan tidak mudah berubah bentuk) Poliarteritis nodosa Trombophlebitis 2. Kelainan aliran darah/perubahan pada aliran darah : Bila aliran darah berubah, misalnya menjadi lambat maka trombosit akan menepi sehingga mudah melekat pada dinding pembuluh darah. Perubahan ini lebih sering terjadi pada Vena/flebotrombosis (aliran darah vena merupakan aliran bertekanan rendah dan kecepatannya relatif rendah dan dindingnya tipis, sehingga mudah berubah bentuk) . Trombus sering terjadi pada : Varices dan vena yang terbendung akibat penekanan tumor. 3. Peningkatan daya koagulasi darah/ perubahan pada konstitusi darah : Perubahan dalam jumlah dan sifat trombosit dapat mempermudah trombosis oleh karena terjadi hiperkoagulasi sehingga trombosit mudahg melekat : Infark paru Tumor ganas (terbentuk tromboplastin) Trombophlebitis

Akibat Trombus : 1. Pada Trombosis Arteri : Jika arteri tersumbat oleh thrombus maka jaringan yang disuplai oleh arteri itu akan kehilangan suplai darah yang menyebabkan kelainan fungsi jaringan sampai kematian.

2. Pada Trombosis Vena : akibat dari trombus vena agak berlainan, karena sistem vena mempunyai saluran anastomosis sehingga Jika salah satu vena tersumbat, maka darah masih bisa menemukan jalan kembali ke jantung melalui saluran tadi. Hanya jika vena yang sangat besar yang tersumbat barulah timbul gangguan lokal.

5.EMBOLI Emboli yaitu suatu benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi darah. Prosesnya disebut Embolisme. Emboli dapat berasal dari trombus (tromboemboli) dalam jantung, Trombus dalam vena dan trombus dalam arteri. Embolus dapat berupa : a. Benda padat yang berasal dari trombus, sel kanker ataupun dari kelompok bakteri dan jaringan b. Benda cair yang berasal dari zat lemak maupun cairan amnion ataupun benda asing yang disuntikkan ke dalam sistim kardiovaskular c. Benda gas, dapat berasal dari udara, nitrogen dan CO2 Patogenesis, Perjalanan dan Akibat Emboli Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena (v. profunda) yang terlepas dan terbawa aliran darah masuk ke Vena Cava kemudian ke jantung kanan. Darah meninggalkan ventrikel kanan ke cabang utama arteri pulmonalis lalu ke cabang arteri pulmonalis kanan dan kiri sampai ke pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan antomis ini maka emboli yang berasal dari trombus vena berakhir sebagai emboli arteri pulmonalis. Emboli yang menyangkut sirkulasi arterial berasal dari bagian kiri sistem sirkulasi. Emboli arteri paling sering ditemukan berasal dari trombus intrakardium atau dari thrombus mural dalam aorta. Gelembung gas pada berbagai keadaan dapat menjadi emboli, keadaan ini dinamakan penyakit Caisson, yang timbul jika seseorang hidup dibawah tekanan atmosfir yang meningkat seperti dalam perlengkapan menyelam dibawah air karena makin banyak gas atmosfir yang terlarut dalam darah dan gelembung tersebut tersangkut dalam mikrosirkulasi, juga dapat vterjadi pada kesalahan infuse IV atau pemasangan kateter Akibat-akibat embolus tergantung pada besar dan , jenis embolus, pembuluh darah yang terkena serta ada tidaknya kolateral, contoh : Bila terjadi sumbatan terutama bila trombus yang besar sebagai emboli maka dapat menimbulkan kematian mendadak, insufisiensi pembuluh koroner, myocard infark dan

anoksia otak Sebaliknya emboli pada pembuluh darah nyang lebih kecil (emboli arteri pulmonalis) dapat tanpa gejala, perdarahan paru-paru akibat kerusakan vaskuler, atau nekrosis sebagian paru-paru Ada penyebaran sel tumor ganas yang terbawa oleh limfe Embolus dapat menyebabkan sarang-sarang infeksi baru

Pembagian embolus berdasarkan asalnya : 1. Embolus Vena 2. Emboli Arteri 3. Arteri lemak: terdiri dari butir lemak , cenderung terbentuk di dalam sirkulasi setelah trauma (trauma tulang atau trauma jaringan lemak). 4. Emboli Cairan amnion 5. Emboli gas (jarang)

6.ATEROSKLEROSIS Keadaan dimana pembuluh arteri mengalami penebalan dan atau pengerasan dinding Ada tiga keadaan yang tercakup : 1. Sklerosis Monckeberg : menyangkut pengendapan garam-garam kalsium dalam dinding muskuler arteri berukuran sedang. Bentuk ini secara klinis tidak penting karena endotel pembuluh tidak kasar dan lumennya tidak menyempit. 2. Arteriosklerosis : suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada pembuluh arteri yang mengakibatkan penebalan dan/pengerasan dinding arteri/atreriol. Keadaan ini sering terlihat pada penderita Tekanan Darah Tinggi dan juga berhubungan dengan ketuaan 3. Aterosklerosis : Merupakan penyakit yang melibatkan aorta, cabang-cabangnya yang besar dan arteri ukuran sedang. Aterosklerosis ini tidak melibatkan arteriol dan juga tidak melibatkan sirkulasi vena. Faktor yang menyokong perkembangan aterosklerosis : Faktor genetik tertentu Kolesterol tinggi Diabetes Mellitus Hipertensi Merokok

7.ISKEMIA Iskemia adalah keadaan kekurangan darah/suplai darah yang tidak memadai ke suatu daerah akibat perbekalan darah berkurang. Setiap hal yang mempengaruhi aliran darah dapat menimbulkan iskemia jaringan. Dapat terjadi secara mendadak ataupun perlahan-lahan. Iskemi mendadak biasanya terjadi karena thrombosis atau embolisme. Akibat iskemi yang paling ekstrim bila tidak ada kolateral ataupun hambatan pembentukan kolateral maka sebagian atau seluruh organ tubuh yang disuplai itu akan mengalami kematian jaringan/nekrosis. Nekrosis iskemik ini dinamakan infark. sedangkan iskemi yang perlahan-lahan dan berlangsung lama dapat mengakibatkan atropi/penyusutan jaringan, biasanya diakibatkan karena aterosklerosis. a. Iskemi dapat terjadi pada keadaan-keadaan antara lain : Trombosis Embolisme Aterosklerosis Spasme arteri Tekanan dari luar pembuluh darah atau torsi Sebab-sebab sistemik karena tingkat perfusi dalam jaringan rendah mis : Payah jantung yang berat Syok yang lama b. Dampak dari iskemi tergantung dari : Intensitas iskemianya Kecepatan timbulnya, mendadak atau perlahan-lahan Kebutuhan metabolik dari jaringan itu Organ/jaringan yang terkena Ada tidaknya susunan kolateral

8.INFARK Infark adalah nekrosis iskemi setempat. Penyebabnya antara lain karena sumbatan arteri maupun vena yang tidak selalu terbentu total. Hal ini dapat pula terjadi pada aterosklerosis koroner, meskipun hanya terjadi insufisiensi namun dapat terjadi infark miokard. Apakah daerah iskemik benar-benar menjadi infark atau tidak bergantung pada berbagai factor local dan sistemik. Misalnya derajat penyumbatan arteri akan lebih mudah ditoleransi jika berlangsung lambat, jika kebutuhan metabolism jaringan rendah, dan njika terdapat sirkulasi kolateral (yaitu suplai tambahan pada daerah yang terlibat oleh cabang-cabang arteri yang

berdekatan). Selain itu apapun penyebabnya pengaruh iskemia akan menjadi lebih buruk jika oksigen yang diangkut darah berkurang. Macam-macam infark : 1. Infark anemik (pucat), dapat terjadi pada alat tubuh yang padat, seperti ginjal ataupun Jantung 2. Infark hemorhagik, terjadi pada alat tubuh yang mempunyai jaringan linggar, seperti paru-paru, usus, hati 3. Infark dapat anemik maupun hemorhagik, misalnya pada otak yang lambat laun melunak dan menjadi cair sehingga menimbulkan lubang dalam jaringan. Patogenesis terjadinya Infark Setelah terjadi oklusi pembuluh, baik arteri maupun vena akan terjadi hiperemi. Setelah berlangsung beberapa jam stagnasi darah menyebabkan timbulnya oedem dan perdarahan. Setelah 24 jam pada alat tubuh yang padat (jantung dan ginjal) akan tampak pucat, saedangkan pada alat tubuh yang terdiri dari jaringan longgar (paru dan limpa) jaringan yang terkena tetap hemorhagik sehingga berwarna merah. Setelah beberapa hari, untuk infark pucat akan nampak kuning putih, berbatas tegas sedangkan infark merah tidak berubah banyak. Perbatasan daerah infark dan jaringan normal tidak nyata karena oedem, hiperemi dan perdarahan. Setelah beberapa hari sampai beberapa minggu, bagian yang terkena akan mengalami fibrosis mulai dari tepi ke pusat nekrosis sehingga infark diganti oleh jaringan parut yang pucat. Bagian pucat kadang-kadang dapat mencair karena proses lisis yang bila luas akan membentuk kista, dan akhirnya cairan diresorbsi diganti oleh jaringan padat. Akibat Infark 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rasa nyeri karena iritasi pada syaraf atau karena radang pada permukaan serosa Kadang-kadang demam dan lekositosis karena nekrosis Pada infark paru terjadi hemoptisis Pada infark ginjal terjadi hematuri Pada infark miokard dapat terjadi rupture ataupun syok cardial Bila tejadi pada jaringan otak dapat terjadi aphasia, kelumpuhan, buta dan kesadaran menurun.

You might also like