You are on page 1of 34

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT.

CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pembangunan di Indonesia saat ini, khususnya dalam bidang konstruksi di Indonesia bagian timur, maka dianggap perlu untuk menciptakan tenaga ahli yang profesional pada bidang pembangunan. Akan tetapi, tenaga ahli tersebut dianggap belum mencukupi dalam menyikapi pembangunan di Indonesia, terkhusus pada kawasan Timur Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga profesional dalam bidang pekerjaan konstruksi dan desain, maka SMK NEGERI 5 MAKASSAR sebagai salah satu tempat (wadah) untuk

menghasilkan tenaga profesional, merasa perlu menerjunkan langsung siswa siswinya di tengah tengah peleksanaan proyek yang sedang berjalan. Hal ini bertujuan agar dapat menyerap pengetahuan baik dari segi metode pelaksanaan sampai pada memahami permasalahan dan pemecahannya dalam suatu pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, dengan kurun waktu 8 bulan siswa harus memenuhi salah satu program studi Praktek Kerja Industri (Prakerin) sebagai salah satu persyaratan kurikulum yang ada agar visi sebagai wadah untuk menghasilkan tenaga

profesional dan terampil dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) itu sendiri dilaksanakan pada Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa yang terletak Kabupaten Luwu yang dimana proyek ini sendiri dinaungi oleh instansi terkait, yaitu Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar. Kita ketahui bahwa kondisi masyarakat dan lingkungan di Sulawesi Selatan pada

umumnya merupakan salah satu penghasil Sumber Daya Alam yang cukup besar di Indonesia Timur. Kabupaten Luwu sebagai contoh, kondisi tanahnya yang gembur dijadikan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Luwu sebagai wilayah pertanian, dalam hal ini adalah persawahan. Padi sebagai tanaman pokok di sawah tak bisa di pisahkan dengan adanya aliran air sebagai penunjang utama dalam pertumbuhan padi itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah menjadikan irigasi sebagai prioritas yang harus di capai untuk memperlancar akses aliran air ke persawahan dan meningkatkan hasil petanian padi di Kabupaten Luwu. Secara umum,pelaksanaan proyek ini diharapkan dapat memperlancar akses air ke

persawahan masyarakat di wilayah setempat. Mengingat pentingnya sumber daya air, dan dikarenakan ketersediaan air yang terbatas maka perlu diciptakan suatu strategi agar air tersebut dapat termanfaatkan dengan baik. Pembangunan irigasi dimaksudkan untuk mengairi lahan persawahan yang tidak terairi dengan teratur. Kebutuhan akan air yang terbatas pada lahan persawahan yang luas, dan 1

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

ketersedian air yang tak mencukupi untuk jangka waktu yang lama. Sehingga pemerintah merencanakan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu. Rencana rehabilitasi

saluran irigasi diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian bagi masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Sampai saat ini pihak terkait hampir menyelesaikan 7 saluran irgasi sekunder dan pembuang ( SS. Lara, SS. Irri, SS. Tomale, SS. Lanipa, SS. Olang, SP. Lara dan SP. Tomale ), masing-masing pada 4 lokasi yang berbeda. Dari uraian diatas kami menyimpulkan laporan yang berjudul Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa dapat memberikan informasi mengenai desain dan ilmu survey dari bentuk dan elevasi saluran.

1.2. Rumusan Masalah 1. Teknis pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS. Olang D.I Padang Sappa, Kab. Luwu. 2. Rencana anggaran biaya Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS. Olang D.I Padang Sappa, Kab. Luwu. 3. Metode survey pengukuran Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS. Olang D.I Padang Sappa, Kab. Luwu. 4. Analisa mengenai dampak lingkungan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS. Olang D.I Padang Sappa, Kab. Luwu.

1.3. Batasan Masalah Pada proses pelaksanaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kabupaten Luwu mengidentifikasi banyak hal,sehingga dianggap perlu untuk membatasi masalah yang akan dibahas,yaitu : 1. Teknis pelaksaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS. Olang D.I Padang Sappa, Kab. Luwu. 2. Metode survey pengukuran Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi SS. Olang D.I Padang Sappa, Kab. Luwu.

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

1.4. Tujuan Praktik Kerja Industri Maksud dan Tujuan praktik kerja industri ini adalah : a. Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Program Studi Gambar Bangunan. b. Menerapkan teori-teori ilmu pengetahuan yang didapat dibangku sekolah mengenai survey yang pekerjaannya mengenai pengukuran pekerjaan irigasi. c. Mengetahui proses pengukuran dan pekerjaan irigasi yang berlangsung dilapangan.

1.5. Metode Penulisan Adapun cara penulisan laporan ini dilakukan dengan dua metode,yaitu : 1. Penelitian Pustaka Penelitian ini dilakukan dengan membaca literature literature, buku serta hasil dari hasil penelitian yang ada yang dapat menunjang dan berhubungan dengan masalah -masalah yang timbul pada penelitian ini. 2. Penelitian Lapangan Untuk penelitian lapangan, dilakukan dengan 2 cara, yaitu : a. Wawancara / Interview Wawancara atau interview dilakukan dengan menanyakan sesuatu hal yang dianggap penting kepada orang orang yang terkait dengan masalah penelitian, baik itu dari pihak pengawas,pelaksana,sampai para pekerja langsung dilokasi saat pekerjaan berlangsung. b. Dokumentasi Selain wawancara, metode penelitian lapangan juga berupa pengambilan dokumentasi yang terkait di lapangan, baik berupa gambar (foto),data pengujian,serta data yang dianggap penting lainnya.

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

1.6. Sistematika Laporan Adapun sistematika penulisannya yang secara konvensi telah dituangkan dalam laporan yang berjudul Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa ini mencakup tiga bagian utama, yakni bagian pendahuluan (atau bagian pengantar), bagian isi, dan bagian penunjang. 1. Bagian Pendahuluan, terdiri atas : Halaman judul; lembar pengesahan; kata pengantar; daftar isi; daftar gambar dan lampiran; serta abstrak atau ringkasan. 2. Bagian Isi, terdiri dari beberapa bab yaitu : Bab I Pendahuluanre Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang yang mendasari pentingnya diadakan Prakerin, identifikasi, Perumusan dan Pembatasan Masalah, Maksud dan Tujuan Prakerin, serta Sistematika Penulisan. Bab II LandasanTeoritis Bab ini membahas tentang tinjauan teori yang mendeskripsikan pengertian irigasi, sistem irigasi, jaringan irigasi dan tujuan irigasi serta data-data menyangkut proyek yang meliputi Kriteria saluran dan bangunan irigasi, Gambaran umum proyek, Data data umum proyek, Lokasi proyek dan Struktur organisasi proyek. Bab III Analisis Masalah Bab ini berisi tentang materi yang membeberkan materi tentang uraian pembahasan masalah yang batasannya tercantum pada Bab I. Bab IV Kesimpulan dan Saran-saran Bab ini berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil Prakerin. 3. Bagian Penunjang, terdiri atas : Daftar Pustaka Merupakan daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-artikel dan bahan-bahan penerbit lainnya. Lampiran-lampiran Memuat gambar kerja dari laporan, jurnal kegitan harian, foto kegiatan harian, riwayat hidup penulis, fotocopy sertifikat ataupun dokumentasi lain yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan prakerin.

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN LINGKUP KERJA

2.1. Pengertian Irigasi, Sistem Irigasi, Jaringan Irigasi dan Tujuan Irigasi Irigasi dapat didefinisikan sebagai upaya manusia untuk: a) b) c) d) e) mengambil air dari sumber mengalirkannya ke dalam saluran membagikan ke petak sawah memberikan air pada tanaman, dan membuang kelebihan air ke jaringan pembuang/drainasi Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa dalam irigasi terdapat beberapa unsur yaitu: i) unsur manusia

ii) unsur alam dan lingkungan misalnya dalam bentuk air dan sumber air, lahan, ataupun iklim iii) unsur fisik, yaitu dalam bentuk jaringan irigasi iv) unsur tanaman yang mencakup jenis tanaman, budidaya beserta pola tanamnya, dan v) unsur teknik dalam bentuk operasi dan pemeliharaannya Kelima unsur tersebut saling bersesuaian, berhubungan dan bersatu. sehingga dapat dikatakan bahwa irigasi merupakan suatu sistem. Masing-masing unsur tersebut disebut sub sistem. Oleh sebab itu irigasi sering disebut sebagai sistem irigasi. Jaringan Irigasi adalah saluran bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Tujuan irigasi secara langsung adalah untuk membasahi tanah agar dicapai suatu kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan presentase kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

2.2. Kriteria Saluran dan Bangunan Irigasi Bangunan yang direhab/ ditingkatkan antara lain meliputi jaringan irigasi: saluran pembawa/ pembuang, saluran sekunder, saluran tersier dan siphon. a. Saluran sekunder Saluran Sekunder adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di saluran primeryang berada dalam jaringan irigasi. b. Saluran Tersier Saluran Tersier adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier. c. Saluran pembuang Saluran pembuangan adalah saluan akhir dari beberapa cabang sekunder yang mengarahkan air langsung ke muara atau laut d. Siphon Siphon adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah sungai.

2.3. Gambaran Umum Proyek A. Latar Belakang Pada lokasi proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu tersebut, terdapat sungai yang dinamakan oleh warga sekitar dengan nama Sungai Noling. Karena debit alirannya yang cukup besar maka, sumber air tersebut memiliki arti penting bagi masyarakat di sekitar daerah tersebut terutama Perkumpulan Peteni Pengguna Air (P3A). Namun, kebutuhan air untuk persawahan di desa tersebut tergolong sulit karena sumber mata air yang cukup jauh dari pemukiman penduduk. Juga dikarenakan tidak memadainya fasilitas warga untuk memanfaatkan air untuk mengaliri sawah mereka. Selain itu masalah banjir yang sering menimpa warga masyarakat juga menjadi pertimbangan untuk melaksanakan proyek ini. Melihat kondisi alam seperti itu maka untuk memenuhi kebutuhan warga sekitar diadakanlah rehabilitasi saluran sekunder dan bangunan pelengkap lainnya untuk nantinya digunakan oleh masyarakat guna memenuhi keperluan pengairan untuk sawah masyarakat. Diadakannya proyek ini juga diharapakan dapat mengatasi banjir yang sering dialami oleh masyarakat.

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Peta Lokasi Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu

Gambar 01. Peta Lokasi Proyek

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

2.4. Data Data Umum Proyek 1. Nama Proyek Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa. 2. Lokasi Proyek Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa. berlokasi di 4 desa berbeda dalam hal ini desa Lara, desa Irri, desa Tomale dan desa Rewang Kecamatan Ponrang Kabupaten luwu. 3. Biaya / Anggaran Proyek Biaya total dari proyek ini adalah Rp.12.010.000.000 (dua belas milyar sepuluh juta rupiah). 4. Waktu Pelaksanaan 8 April 2011 sampai dengan 11 Desember 2011 5. Bobot Pekerjaan 61,78 % per tanggal 9 Oktober 2011 6. Pelaksanaan Teknis : Pekerjaan galian alat dan waled Pekerjaan pasangan batu, plesteran, siaran Bongkahan pasangan batu dan beton Pekerjaan siphon

2.5. Lokasi Proyek Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu berlokasi di desa Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu dengan menempuh jarak 350 km dari kota Makassar.

2.6. Struktur Organisasi Proyek 1. Pihak Pihak yang Terkait dalam Pelaksanaan Proyek Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa dilaksanakan oleh Kontraktor (PT. ADI JAYA LIMA PRADANA dan PT. CEMPAKA NUSANTARA) Joint Operation dan dalam pengawasan langsung dari Pihak Pemberi Kerja Dinas Pekerjaan Umum, berikut kami lampirkan ilustrasi bagan koordinasi dari pihak-pihak tersebut :

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Dinas Pekerjaan Umum ( PU ) Owner

KONTRAKTOR ADI JAYA CEMPAKA JOIN OPERATION Kontraktor Pelaksana

Pihak pihak diatas wajib melaksanaka rapat koordinasi yang dilaksanakan secara priodik dengan waktu tertentu untuk membahas maslah-masalah yang ada baik bersifat teknis maupun non teknis yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Adapun tanggung jawab dari masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

A. Owner (Pemilik Proyek) Owner adalah badan/ instansi/ perusahaan yang menanamkan modal dalam suatu proyek. Dalam pelaksaan pekerjaan untuk Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa, yang menjadi pemberi tugas adalah Government Of The Republic Of Indonesia Ministry Of Public Works Directorate General Of Water Resources Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang. Tanggung Jawab Pemberi Tugas (Owner) : 1. 2. Mengambil keputusan terakhir tentang penunjukan kontraktor. Menandatangani semua surat perintah mulai kerja dan syarat perjanjian dengan Kontraktor. 3. 4. 5. 6. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada Kontraktor. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan. Meneliti dan memeriksa isi dokumen kontrak. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengendalikan pelaksanaan yang menyangkut aspek mutu, waktu dan biaya. 9

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

7. 8. 9.

Menyetujui atau menolak adanya force majeure. Menolak sub kontraktor jika tidak memenuhi syarat. Menolak gambar kerja yang tidak memenuhi syarat.

10. Menolak bahan atau peralatan Kontraktor yan tidak memenuhi syarat. 11. Menolak porsenil Kontraktor yang dinilai menghambat kelancaran pelaksanaan. 12. Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan yang meragukan dengan biaya oleh Kontraktor. 13. Memerintahkan Kontraktor untuk membongkar pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. 14. Menghentikan sementara pekerjaan kontraktor apabila terdapat penyimpangan dari peraturan yang terdapat dalam dokumen kontrak. 15. Menyetujui atau menolak penyerahan pertama Kontraktor. 16. Menyetujui atau menolak penyerahan kedua Kontraktor. 17. Memproses klaim Kontraktor. 18. Memproses senda Kontraktor. 19. Member jalan keluar bijaksana dalam mempertimbangkan perencanaan maupun masalah teknis, administrasi dalam menyelenggarakan pembangunan.

B. Kontraktor Kontraktor adalah suatu badan usaha atau perseroan yang menerima pekerjaan dan melaksanakan menurut gambar-gambar rencana kerja dan syarat peraturan lain yang telah ditetapkan oleh perencana dengan biaya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama pemberi tugas. Kontraktor yang melakukan pemborongan harus dikenakan wajib daftar serta pemberian ijin kerja yang sesuai dengan spesialisasi dan kapasitasnya atau kelasnya masing-masing agar tercapai hasil pekerjaan yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini hanya berlaku bagi kontraktor yang mempunyai ijin dalam proyek pembangunan baik swasta maupun pemerintah. Hal ini dilakukan guna menjamin kepentingan pemilik proyek ataupun masyarakat terhindar dari kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki. Dalam memberikan ijin kerja tersebut, yang memiliki kewenangan memberikan adalah instansi atau Badan Pemberi Ijin Kerja Pelaksanaan yang dilakukan atas nama Kepala Daerah setempat. Badan Pemberi Ijin Kerja Pelaksanaan bertugas memberikan dan mengadakan registrasi terhadap kontraktor pemohon ijin kerja serta menangguhkan ijin kerja atau bahkan mencabut ijin kerja dan mengadakan penelitian kemungkinan pelanggaran terhadap syrat-syarat ijin kerja dari kontraktor tersebut. Di dalam ijin kerja dicantumkan pula tentang spesifikasi, serta data lain dari kontraktor tersebut. 10

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan biasanya dibantu oleh beberapa subkontraktor. Subkontraktor merupakan pelaksana pekerjaan yang mana kontraktor utama bukan spesialisnya. Subkontraktor disini merupakan nominated contractor yang berarti sub kontaktor ini ditunjuk oleh pemberi tugas dan bekerja di bawah kordinasi kontraktor utama. Di dalam penyelesaian pekerjaan, subkontraktor ini mempunyai tugas dan kewajiban antara lain: a) b) Melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan bersama kontraktor utama. Mendapatkan sejumlah biaya berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama.

Kontraktor adalah badan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek dan mutu pekerjaan lapangan. Kontraktor dalam hal ini adalah PT. ADI JAYA LIMA PRADANA-PT CEMPAKA NUSANTARA) JOINT OPERATION. sebagai pelaksana proyek Kontraktor memiliki tanggung jawab sebagai berikut : 1. Membuat rencana kerja dan membuat laporan harian tentang kegiatan pekerjaan dan kemajuan prestasi kerja yang dicapai. 2. 3. Bertanggung jawab penuh terhadap pengamatan untuk segala pekerjaan konstruksi. Bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan serta kelancaran dan keamanan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 4. Bertanggung jawab atas kerusakan pekerjaan yang disebabkan oleh operasional selama periode masa pemeliharaan . 5. Mengadakan dan memberi pengawasan penuh yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.

2. Struktur Organisasi Suatu hal yang mendukung keberhasilan suatu proyek adalah dari pengorganisasian yang baik, karena dengan manajemen organisasi yang baik maka pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.

Fungsi dan tugas organisasi : a. Kepala Proyek (Project Manager) Kepala proyek ini ditunjuk oleh pimpinan perusahaan sebagai penanggung jawab atas Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa yang terletak desa Lara, desa Irri, desa Tomale dan desa Rewang Kecamatan Ponrang Kabupaten luwu. Penunjukan ini didasarkan atas dedikasi yang baik. Memiliki kemampuan dalam mengatur proyek maupun mengatur tenaga kerja yang bertugas, biaya maupun hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan proyek. Bertanggung jawab terhadap mutu , waktu dan memperkecil prosentase terjadinya kecelakaan kerja. 11

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

b. Pelaksana (Supervisor) 1. Memahami gambar rencana dan spesifikasi teknik. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal pengadaan tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tugas tenaga kerja setiap hari. 3. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal pengadaan tenaga kerja dan mengatur tugas tenaga kerja setiap hari. 4. Menjaga dan mengusahakan daya guna dan hasil guna pemakaian bahan, tenaga dan peralatan proyek 5. Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan. 6. Membantu proses berita acara kemajuan secara berkala. 7. Membuat laporan harian tentang ppelaksanaan pekerjaan dilapangan. c. Bagian Teknik 1. Membuat schedule (rencana kerja) pelaksanaan pekerjaan fisik tiap proyek dalam jangka waktu tertentu (mingguan, bulanan). 2. Membuat evaluasi pelaksanaan kerja menurut schedule yang telah ditetapkan. 3. Menetapkan jumlah tenaga kerja dan material yang diperlukan dalam penyelesaian suatu proyek. 4. Membuat rekapitulasi opname (penilaian pelaksanaan pekerjaan) tiap-tiap

subkontraktor dan tenaga harian/borongan setiap minggu guna menetapkan besarnya upah menurut data dari supervisor untuk disampaikan kepada direktur keuangan melalui bagian keuangan. 5. Menetapkan standar kualifikasi setiap jenis pekerjaan sekaligus menetapkan besarnya upah untuk setiap pekerjaan menurut persentase atau volume pekerjaan. 6. Membuat gambar teknik untuk setiap bangunan fisik yang akan dikerjakan. 7. Bersama-sama dengan bagian marketing mmbuat check list untuk setiap unit pekerjaan yang dilakukan subkontraktor/tukang. 8. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk setiap subkontraktor yang telah menerima kontrak pekerjaan dengan perusahaan. 9. Membuat laporan bulanan kepada direktur menyangkut bidang tugasnya. 10. Menyiapkan dan mengajukan dokumen tender kepada panitia tender. d. Bagian Logistik 1. Menerima dan menghimpun serta mengarsipkan bukti-bukti permintaan material yang diajukan supervisor lapangan. 2. Mengadakan dan membuat order pembelian kepada para suplayer baik secara tunai maupun kredit berdasarkan permintaan material yang telah disetujui oleh bagian teknik.

12

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3. Mengajukan permohonan dana kepada bagian keuangan guna pengadaan material secara tunai. 4. Menerima dan memeriksa kondisi, kualitas, kuantitas, dan kualifikasi barang yang masuk berdasarkan order pembelian. 5. Membuat bukti barang masuk untuk setiap jenis barang yang diterima baik di gudang maupun langsung ke proyek yang harus diketahui bersama oleh pihak security dan bagian teknik. 6. Mengeluarkan barang dari gudang untuk digunakan di lapangan/proyek berdasarkan permintaan material dan membuat bukti barang keluar yang harus diketahui oleh supervisor dan security. 7. Menerima nota tagihan dari para suplayer yang jatuh tempo atas pembelian material secara kredit, untuk disampaikan kepada bagian keuangan. 8. Menyimpan semua bukti-bukti yang berhubungan dengan lokasi logistik. 9. Membuat laporan bulanan mengenai barang yang masuk, barang keluar, dan persediaan barang di gudang (stock opname). e. Bagian Keuangan 1. Menerima pembayaran dan menyetor ke bank setiap pembayaran baik secara tunai. 2. Mengeluarkan uang dari kas berdasarkan permohonan dan yang telah mendapat persetujuan dari direktur. 3. Membuat dan mengarsipkan segala bukti-bukti yang berhubungan dengan segala penerimaan dan pengeluaran kas. 4. Menjurnal segala transaksi keuangan baik biaya maupun penerimaan. 5. Menerima dan memeriksa semua permohonan dana dari semua bagian untuk selanjutnya disampaikan kepada direktur keuangan. 6. Menghitung dan meyetor pajak penghasilan pasal 21 dan pajak pertambahan nilai setiap bulan. 7. Membuat rencana anggaran mingguan perusahaan untuk disampaikan kepada direktur. 8. Membuat rencana bulanan dari perusahaan. f. Surveyor 1. Membantu bagian teknik dalam kegiatan survey / pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan. 2. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.

13

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain. 4. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.

14

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

BAB III ANALISIS MASALAH

3.1. Gambaran Umum 1. Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu didalam

pelaksanaannya mencakup pekerjaan sebagai berikut: a. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan ini dilaksanakan terlebih dahulu sebelum proyek berjalan, seperti : pembersihan lokasi disekitar proyek maupun di lokasi tempat akan dibangunnya fasilitas kantor, basecamp, workshop, gudang, dan fasilitas pendukung lainnya. b. Pengukuran Lapangan yang hasilnya merupakan MC 0 %

(Mutual Check Awal). c. Untuk prioritas penggambaran dan perhitungan volume pekerjaan disesuaikan dengan urutan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan time schedule dan gambar desain. d. Mobilisasi alat-alat yang digunakan dalam proyek. e. Mempersiapkan rencana pengendalian pekerjaan berupa Time Schedule, Network Planning, Material Schedule maupun perlengkapan administrasi lainnya yang

dianggap perlu.

2. Material Pengadaan material dasar yaitu tanah timbunan, pasir dan batu kali didatangkan dari sekitar lokasi misalnya : a. Tanah timbunan Tanah timbunan yang digunakan berasal dari dua sumber yaitu dari gunung di daerah Langkidi Saga dan hasil galian yang memenuhi syarat atau borrow area. b. Pasir Pasir yang digunakan berasal dari Desa Rumaju. c. Batu kali Batu kali yang digunakan berasal dari Sungai yang ada di Desa noling. d. Semen Semen yang digunakan di datangkan langsung dari workshop yang ada di Makassar

3. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dipakai pada proyek ini adalah tenaga kerja lokal. 15

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

4. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang sudah disediakan oleh kontraktor yang sesuai dengan kontrak.

3.2. Manajemen System Pada dasarnya, suatu pekerjaan / aktifitas akan menghasilkan sesuatu yang maksimal apabila memiliki system manajemen yang dikelola dengan baik. Salah satu pola manajemen yang diterapkan oleh ADI JAYA LIMA PRADANA CEMPAKA NUSANTARA sebagai kontraktor pada Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu ini adalah sebagai berikut :

Gambar 02. manajemen system

Dimana : P = Planning , D = Do , C = Check , dan A = Action Dari diagram di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum melakukan suatu pekerjaan / aktifitas sehari hari,perlu kiranya untuk merencanakan ( Plan ) apa yang harus dilakukan sehingga apa yang akan dikerjakan dapat tersusun secara sistematis dan teratur.D ( Do )

merupakan aktualisasi dari planning yang telah dibuat sebelumnya, kemudian C ( Check ) adalah bagaimana melihat kembali dari apa yang telah dilakukan / dikerjakan,apakah sudah sesuai dengan planning, jika ada sesuatu kesalahan dari rencana sebelumnya,maka perlu dilakukan suatu tindakan korektif atau perbaikan A ( Action ),sehingga pekerjaan itu dapat maksimal.Begitu seterusnya hingga perputaran diagram kembali ke planning berikutnya. Maka dengan system PDCA ini dari level Manajemen Pelaksana hingga lapisan karyawan terlatih biasa dengan bekerja yang efektif.

16

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3.3. Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Padang Sappa Kab.Luwu 3.3.1. MC 0% dengan menyiapkan Data Ukur dan Shop Drawing Sebagai tahap awal sebelum dilakukannya pekerjaan dengan menyiapkan data ukur. Kemudian data ukur tersebut diolah dan berdasarkan data tersebut dibuat gambar existing yang terdiri dari long dan cross, yang kemudian diserahkan kepada construction engineer dari pihak konsultan untuk membuat revisi gambar desain yang selanjutnya akan disempurnakan sebagai shop drawing.

Gambar 03. MC 0% SS. Olang, Padang Sappa

3.3.2.

Pekerjaan Pembersihan Lokasi Setelah kegiatan pemasangan patok MC 0%, kemudian dilanjutkan dengan

pekerjaan pembersihan lokasi. Pembersihan Lokasi ini dilakukan bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran dan rumput-rumput yang kiranya dapat mengganggu pekerjaan dengan menggunakan Alat Berat yaitu Bulldozer.

17

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Bulldozer

Tanah/Kotoran-Kotoran

Pengawas

Bulldozer

Gambar 04. Pembersihan Lokasi di Daerah Olang

3.3.3.

Pekerjaan Penggalian Setelah pekerjaan pembersihan lokasi selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan penggalian, yang mana pekerjaan penggalian ini berpatokan pada gambar kerja yang ada didalam kontrak. Pekerjaan Penggalian ini dilakukan dengan menggunakan Alat Excavator dengan memperhatikan elevasi maupun kemiringan saluran yang diisyaratkan dalam gambar.

18

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Excavator

Galian Saluran

Membaca Gambar Kerja

Penggalian

Excavator Tanah Galian Penampang Saluran

Gambar 05. Pekerjaan Penggalian oleh Excavator

3.3.4.

Pengukuran Oleh Surveyor dan Pemasangan Patok Profil Pengukuran ini dilakukan setelah Pekerjaan Penggalian. Dengan mengacu pada elevasi yang telah diisyaratkan dalam gambar kerja serta menggunakan alat Waterpass, Kaki tiga, Bak ukur untuk pengukuran ini. Pengukuran ini bertujuan untuk penentuan elevasi yang akan digunakan sebagai data untuk kelandaian saluran dengan memasang patok sebagai penanda kemudian surveyor memasangkan patok profil pada patok penanda yang mana patok profil digunakan sebagai acuan pasangan batu. Jarak antara patok profil yang satu dan yang lain adalah 5 meter.

19

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Patok Profil

Surveyor

Waterpass

Kaki Tiga

Gambar 06. Pengukuran Oleh Surveyor dan Pemasangan Patok Profil

3.3.5.

Pekerjaan Pasangan Batu Setelah patok profil telah ada, maka mulai melakukan pekerjaan pasangan batu dengan patok profil sebagai acuan.

Pasangan Batu

Patok Profil

Gambar 07. Pekerjaan Pasangan Batu

20

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3.3.6.

Pekerjaan Siar dan Plesteran Setelah pemasangan pasangan batu kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan siar dan plesteran.

Siar

Gambar 08. Pekerjaan Siar

Plesteran Lantai

Plesteran Top

Gambar 09. Pekerjaan Plesteran Lantai dan Top

21

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3.4. Teknik Pengukuran (Survey) Pada Proyek Irigasi 3.4.1. Dasar Teori Survey adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relative atau absolute titik-titik pada permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan penetuan posisi relative suatu daerah. Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah merupakan bagian yang sangat penting dalam Ilmu Ukur Tanah. Beda tinggi ini biasa ditentukan dengan berbagai macam sipat datar. Waterpas (Levelling) adalah suatu alat untuk mengukur dalam menentukan beda tinggi dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang di maksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut kesuatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan. Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air air laut ratarata atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang dipilih. Sistem referensi ini mempunyai arti sangat penting, terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi, Hidrologi, dan sebagainya. Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan system referinsi. Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak selalu harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan dengan titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi pengukuran. Titik-titik tersebut umumnya telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM). Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah ditemukan) dan kokoh dipermukaan bumi yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga terlindung dari faktor-faktor pengrusakan. Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkakan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalah tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan.

22

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Gambar 10. Waterpass

Gambar 11. Sekrup ABC

Didalam pekerjaan pengukuran dilapangan pada umumnya akan menghasilkan suatu titik. Titik bias jadi merupaka hasil dari ukuran jarak, sudut ataupun secara sengaja diberikan sebagai tanda awal dilapangan untuk kepentingan selanjutnya (titik ikat). Dengan demikian untuk menyatakan letak titik dipermukaan bumi ini diperlukan suatu tanda. Tanda tersebut dapat berupa benda hidup atupun benda mati, suatu symbol dan lainnya. Akan tetapi pada ilmu ukur tanah umumnya tanda untuk menyatakan letak titik adalah berupa tugu atau patok. Tanda tersebut memiliki data- data berupa nama, nomor, tanggal/tahun dan kordinat yaitu nilai perpotongan sumbu X,Y pada bidang horizontal serta nilai ketinggian Z pada bidang vertikal diukur dari bidang 0 permukaan air laut ratarata. Berdasarkan fungsi pemanfaatannya, titik-titik dipermukaan bumi ini dikenal memiliki dua sifat yaitu, bersifat tetap (permanen) serta bersipat sementara.

23

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Banch mark adalah suatu monument / tugu / patok beton yang telah diketahui titik kordinatnya (X,Y,Z) yang dipasang untuk pemetean. Dalam hal ini ketinggiannya di ukur secara teliti terhadap sistem referensi tertu. BM tersebut dapat pula dipakai sebagai titik awal pengukuran atau titik ikat atau titik kontrol. Melihat dari fungsinya titik yang bersifat tetap digunakan sebagai acuan / referensi untuk tahapan pengukuran selanjutnya. Titik-titik tetap pada umumnya ditentukan melalui proses pengamatan, penelitian dalam waktu lama dengan tingkat ketelitian tertentu dan merupakan kerangka dasar (titik kontrol). Ditinjau dari kegunaan dan tingkat ketelitian yang dimiliki oleh suatu titik tetap (Bench Mark) maka titik tetap dapat diklasifikasikan menurut ordenya sebagai berikut : Titik kerangka dasar utama (orde 1/ Primer) Titik kerangka dasar tingkat dua (orde 2 / Sekunder) Titik kerangka dasar tingkat tiga (orde 2 / Tertier) Titik kerangka dasar tingkat empat (orde 4 / Kuarter)

Pembuatan atau pengadaan kerangka dasar tersebut dapat diterapkan disetiap daerah, akan tetapi bentuk rangkaian titik dan metode pengukuran yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk, luas serta kondisi daerah yang disertakan. Sedangkan titik-titik yang bersifat sementara diperlukan pada pengukuran sebagai titik bantu. Letak titik-titik ini di beri tanda dari kayu dengan ukuran tertentu dan ditanam didalam tanah. Patok kayu ini diberi nomor dan cat merah, sedangkan pada bagian atas dipakai paku payung. Titik-titik yang dibuat dilapangan harus dapat diketemukan dengan mudah, kokoh dan aman dalam artian tidak rusak dan bergeser sehingga mempengaruhi dari nilai kordinat yang dimiliki titik tersebut. Adapun metode yang digunakan untuk menentukan titik-titik dilapangan yaitu pengukuran Triangulasi, Poligon, dan Pengamatan GPS. Penentuan beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu ditinjau dari kedudukan atau penempatan alat ukur penyipat datar. Tiga cara ini dapat dipergunakan sesuai dengan kondisi di lapangan dan hasil pengukuran yang ingin diperoleh. 1. Cara pertama, alat ukur berada di antara kedua titik Pada cara ini alat ukur ditempatkan antara titik A dan B, sedangkan masingmasing titik tersebut ditempatkan rambu ukur yang vertikal. Jarak dari alat ukur terhadap masing-masing rambu diusahakan berimbang atau sama. Sedangkan letak alat ukur tidaklah harus pada garis lurus yang menghubungkan titik A dan B. Cara ini merupakan dasar dalam pengukuran sipat datar memanjang

24

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Gambar 12. Pengukuran beda tinggi di antara titik dengan alat penyipat datar

Dengan cara ini aturlah kedudukan alat agar memenuhi syarat melakukan pengukuran, kemudian arahkan garis ke rambu A sebagai bacaan belakang (b) dan ke rambu B sebagai bacaan muka (m). Dalam hal ini selalu diingat, bahwa angka pembacaan pada rambu merupakan jarak yang dibatasi antara alas rambu terhadap garis bidik maka dapat dimengerti bahwa beda tinggi antara titik A dan B yaitu sebesar t = b m. 2. Cara kedua, alat ukur berada di luar kedua titik Cara yang kedua ini merupakan cara yang dapat dilakukan bilamana pengukuran beda tinggi antara kedua titik tidak memungkinkan dilakukan dengan cara yang pertama, disebabkan oleh kondisi di lapangan atau hasil pengukuran yang hendak dicapai. Pada cara ini alat ukur ditempatkan disebelah kiri atau kanan pada salah satu titik. Jadi alat tidak berada diantara kedua titik A dan B melainkan di luar garis A dan B melainkan di luar garis A dan B. Sedangkan pembacaan kedua rambu sama dengan cara yang pertama, hingga diperoleh beda tinggi antara kedua titik A dan B. Penentuan tinggi dengan cara ini umum dilakukan pada pengukuran sipat datar profil.

Gambar 13. Pengukuran Beda Tinggi di luar Titik dengan Alat Penyipat Datar

25

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3. Cara ketiga, alat ukur berada di atas salah satu dari kedua titik Pada cara ini, alat ukur ditempatkan di atas salah satu titik dari kedua titik yang diukur. Harus dipahami bahwa, penempatan alat di atas titik terlebih dahulu diketahui titik tersebut, sehingga kedudukan sumbu ke satu alat ukur segaris dengan titik tengah patok (Center). Dalam hal ini untuk menempatkan alat tepat di atas patok menggunakan alat tambahan yaitu unting-unting. Penggunaan cara yang ketiga ini umum dilakukan pada penyipat datar luas dan Stake out.

Gambar 14. Pengukuran Beda Tinggi di atas Titik dengan Alat Penyipat Datar

Untuk memperoleh beda tinggi antara titik A dan B maka, arahkan teropong ke rambu lainnya yaitu rambu A dengan angka bacaan rambu sebesar b. Dengan demikian, beda tinggi titik A terhadap titik B adalah t = b a. Dari ketiga cara pengukuran beda tinggi di antara dua titik tersebut, sesuai dengan urutannya cara yang pertama merupakan cara yang paling teliti. Hal ini disebabkan alat berada diantara kedua rambu sehingga dapat saling memperkecil kesalahan yang disebabkan oleh tidak sejajarnya garis bidik dan garis nivo pada saat pengaturan kedudukan alat. Cara kedua dan cara ketiga sering kali dipahami sebagai cara Tinggi Garis Bidik dan selanjutnya disingkat TGB. Dengan TGB sebagai garis acuan, maka dengan cepat dapat ditentukan ketinggian atau elevasi titik-titik di lapangan. Bila dicermati lebih mendalam cara kedua lebih teliti dibandingkan dengan cara ketiga, karena kasarnya prediksi terhadap titik tengah teropong menggunakan rambu. Yang harus dipahami pada pengukuran beda tinggi antara dua titik ini ialah, beda tinggi selalu diperoleh dari bacaan rambu belakang dan bacaan rambu muka. Ditentukannya nama belakang dan muka pada rambu terkait dengan nama patok serta arah jalur pengukuran yang direncanakan. Bila t bernilai positif (+), maka titik muka lebih tinggi dari pada titik belakang, sedangkan sebaliknya bila t bernilai negatif (-), maka titik muka lebih rendah dari pada titik belakang.

26

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3.4.2.

Pelaksanaan Pengukuran Pada dasarnya dalam suatu proyek kontraktor (irigasi). Pelaksanaan survey secara langsung sangat berperan dalam penentuan posisi atau tinggi relative bangunan itu sendiri. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa segala bentuk pembangunan memerlukan suatu pengukuran tanah sebagai pondasi awal berdirinya suatu bangunan. Dalam survey perlu adanya seorang juru ukur atau yg sering di sebut dengan surveyor. Tugas surveyor tidak kalah pentingnya dengan perangkat proyek yang lainnya. Seperti yang di bahas pada pembahasan sebelumnya, tugas utama seorang surveyor adalah : a. Membantu bagian teknik dalam kegiatan survey / pengukuran diantaranya pengukuran topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran datadata lapangan. b. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir. c. Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain. d. Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar rencana.

1. Langkah-langkah pengukuran irigasi a. Pengukuran Profil Memanjang Seperti yang telah dijelaskan pada tiga cara pengukuran beda tinggi sebelumnya, pengukuran sipat datar memanjang merupakan aplikasi dari salah satu cara tersebut, yaitu pengukuran beda tinggi di antara dua titik. Bila kedua titik P1 dan P2 tersebut letaknya berjauhan sehingga pembacaan rambu tidak terlihat dengan jelas dan menjadi kurang teliti, atau disebabkan kondisi permukaan tanah yang mengakibatkan garis bidik titik memotong rambu karena rambu berada diatas atau dibawah alat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka jarak antara titik P1 dan titik P2 dibagi menjadi jarak-jarak yang kecil, sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah dan baik. Beda tinggi antara titik P1 dan P2, dapat diketahui setelah membaca rambu pada titik tersebut. Adapun perhitungan yg dapat di pakai untuk 27

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

menentukan hasil pengukuran tersebut adalah bacaan benang tengah rambu belakang di kurang dengan bacaan benang tengah rambu muka. Atau dapat dirumuskan seperti berikut: Beda Tinggi = Bacaan BT Belakang - Bacaan BT Muka

25m

25m m

Gambar 15. Pengukuran Profil Memanjang

b. Pengukuran Profil Melintang Arah profil melintang di setiap stasiun umumnya diambil tegak lurus terhadap sumbu proyek, sebagai dasar ketinggian di setiap profil adalah titik-titik stasiun yang telah diukur dari profil memanjang. Lebar profil tergantung dari kebutuhan dan tujuan proyek, namun pada umumnya batas lebar profil melintang ke kiri dan kanan dari garis as saluran adalah 12 - 14 m. Pada daerah yang relatif datar, satu profil melintang mungkin dengan satu kali kedudukan alat. Namun pada daerah yang mempunyai topografi curam atau bergelombang tidak cukup dengan sekali berdiri alat, mungkin dua kali atau lebih. Di atas gambar profil inilah digambarkan tampang atau irisan dari rencana proyek dan luasan yang terjadi antara permukaan tanah asli dengan tampang proyek merupakan luas tampang galian atau timbunan yang diperlukan atau dibuang. Dengan mengkombinasikan antara tampang memanjang dan melintang maka volume dari tubuh tanah yang ditimbun atau digali dapat dihitung. Adapun cara pengukuran profil melintang dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan profil memanjang, akan tetapi jarak antara titik-titik detail dilapangan lebih pendek dan disesuaikan dengan maksud pengukuran tersebut. Cara lainnya adalah dengan alat berada di atas titik perpotongan sumbu proyek. Perbedaan dengan cara profil memanjang adalah tiap alat berdiri pada

28

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

suatu patok harus diukur ketinggiannya dari atas patok dan ketinggian patok diukur dari permukaan tanah. Adapun cara yang dilakukan untuk mendapatkan beda tinggi pada pengukuran profil melintang adalah dengan cara Tinggi Garis Bidik (TGB). Dengan TGB sebagai garis acuan, maka dengan cepat dapat ditentukan ketinggian atau elevasi titik-titik melintang di lapangan, yang dirumuskan sebagai berikut: TGB = BM + Ti

ket: TGB = Tinggi Garis Bidik BM = Bench Mark Ti = Tinggi Alat

Setelah TGB diketahui, kemudian melakukan pengukuran titik-titik elevasi melintang yang mengacu pada hasil pengukuran TGB itu sendiri. Hasil pengukuran elevasi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Elevasi = TGB Bacaan BT pada setiap titik melintang

Ket: TGB = Tinggi Garis Bidik BT= Benang Tengah

Gambar 16. Pengukuran Profil Melintang

29

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

c. Perhitungan Hasil Ukur Perhitungan harus dilaksanakan di lapangan, dengan kontrol perhitungan oleh pengawas lapangan dan tiap selesai 1 hari pengukuran data diserahkan untuk di cek dan dibubuhi paraf oleh pengawas lapangan. Perhitungan dilakukan 2 (dua) kali, yaitu perhitungan sementara dan perhitungan definitif. Perhitungan data lapangan merupakan perhitungan sementara untuk mengetahui ketelitian ukuran. Perhitungan definitip adalah perhitungan yang sudah menggunakan hitungan perataan oleh tenaga ahli geodesi. Hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran. Setiap hasil perhitungan harus diasistensikan dan disetujui supervisor lapangan. Semua data ukur asli dan perhitungan perataannya diserahkan ke direksi pekerjaan.

d. Gambar rencana Penggambaran hasil pengukuran mengacu kepada standard penggambaran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan. Penggambaran draft dapat dilaksanakan dengan penggambaran secara grafis, dengan menggunakan data ukur sudut dan jarak. Penggambaran peta situasi definitif dilakukan, setelah hasil perhitungan definitif selesai dilaksanakan sehingga koordinat sebagai kerangka horizontal dan spot height sebagai kerangka vertikal telah dilakukan hitungan perataannya. Penggambaran profil memanjang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan skala (V) 1 : 1 : 200, Penggambaran profil melintang sungai skala (H) 1 : 2.000 dan skala (V) 1 : 1 : 200. e. Pengukuran Sipat Datar Profil Dengan data ukuran jarak dan perbedaan tinggi titik-titik diatas permukaan tanah dapat ditentukan irisan tegak dilapangan yang dinamakan profil atau biasa pula disebut penampang. Pada pekerjaan-pekerjaan rekayasa seperti perencanaan jalan raya, jalan kereta api, saluran irigasi, lapangan udara dll, sangat dibutuhkan bentuk profil atau tampang pada arah tertentu untuk perencanaan kemiringan sumbu proyek, maupun hitungan volume galian atau timbunan tanah dan lain-lain.

30

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

Pengukuran profil umumnya dibedakan atas profil memanjang searah dengan sumbu proyek dan profil melintang dengan arah memotong tegak lurus sumbu proyek pada interval jarak yang tertentu. Prinsip pengukuran profil dilapangan adalah menggunakan cara TGB untuk mengukur ketinggian titik-titik pada jalur pengukuran dilapangan.

Setelah pengukuran selesai barulah profil atau penanpang (bowplank) di bentuk lalu di pasang sesuai dengan perencanaan elevasi gambar yang telah di tentukan.

31

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

MANAJEMEN PENGUKURAN
MULAI

Pengukuran Profil Memanjang

Pengukuran Profil Melintang

Analisa Data & Perhitungan Revisi Toleransi Ketelitian ACC Membuat Gambar Perencanaan

Tidak

Data Survey

Pengukuran Profil Saluran

SELESAI

32

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan Kesimpulan yang di peroleh praktikan selama praktek kerja di Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Padang Sappa adalah sebagai berikut:

1.

Surveyor adalah orang yang melakukan pekerjaan survey/pemetaan. Pekerjaan survey/pemetaan (surveying) sendiri adalah suatu teknik dan ilmu untuk menentukan posisi titik dalam suatu ruang 3D, menentukan jarak dan sudut diantara titik-titik tersebut dengan teliti. Posisi titik ini biasanya berada di permukaan bumi. Dalam rangka memenuhi sasaran dan maksud dari pekerjaan survey, seorang surveyor harus tahu prinsip geometri (ilmu ukur), rancang-bangun, matematika, fisika dan bahkan ilmu hukum.

2.

Dalam menghasilkan gagasan yang baik dan terpadu, kami di tuntut bekerja secara team work. Hal ini berarti untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan input-input dari berbagai disiplin ilmu yang terkait, dalam hal ini hubungan antara pihak pelaksana di lapangan dan direksi teknik di kantor.

3.

Jaringan Irigasi adalah saluran bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi.

4.

Tujuan irigasi secara langsung adalah untuk membasahi tanah agar dicapai suatu kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan presentase kandungan air dan udara diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga mempunyai tujuan sebagai pengangkut bahan-bahan pupuk untuk perbaikan tanah.

4.2. Saran Berdasarkan pengalaman selama pelaksanaan praktek kerja di industri, kami menyarankan: 1. Kontraktor sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa, pelayanan masyarakat, diperlukan adanya suatu sistem kerja yang terpadu. Dengan demikian yang diperlukan adalah suatu koordinasi yang baik antara personil untuk mendapatkan sistem tata kerja yang teratur dan kompak. Koordinasi ini biasanya dalam hubungan langsung/tatap muka tidak resmi baik antara manager dengan karyawan. 2. Sekolah sebaiknya mempersiapkan siswa dengan sebaik mungkin sebelum

menerjunkannya langsung ke industri. Hal ini dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran yang faktual dan berkesinambungan kepada siswa agar siswa benar-benar siap di terjunkan ke industri.

33

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

PT. ADI JAYA LIMA PRADANA PT. CEMPAKA NUSANTARA JOINT OPERATION

SMKN 5 MAKASSAR (STM PEMBANGUNAN)

3.

Selain materi kejuruan dan mata pelajaran umum, sekolah juga wajib mempermantap akhlak dan moral siswa agar menciptakan tenaga kerja yang siap pakai dan berbudi luhur.

4.

Bagi siswa jurusan Gambar Bangunan dan Konstruksi Bangunan kegiatan praktek kerja ini dijadikan sebagai latihan sehingga dimanfaatkan semaksimal mungkin agar dapat membantu bila dikemudian hari bekerja pada sebuah instansi.

5.

Melalui kegiatan praktek kerja ini kita dapat memperluas pola pikir dan rasa percaya diri pada kegiatan dan aktifitas sebenarnya dalam suatu proyek.

6.

Untuk rekan-rekan siswa agar memanfaatkan kegiatan studi lapangan yaitu berupa kerja praktek ini sebagai media untuk menimba pengetahuan di lapangan dan sebagai media pembanding antara teori-teori yang di berikan dan kenyataan yang ad di lapangan.

7.

Praktek kerja industri juga bisa dijadikan media untuk untuk menuangkan kreatifitas kita sebagai siswa SMK yang terampil.

34

Tawakkal | 28025

PROYEK IRIGASI

You might also like