You are on page 1of 15

MK.

Peramalan dan Pengamatan Hama dan Penyakit Tumbuhan Click to edit Master subtitle style
Kelompok 10: Dodi Sobar R 150510090227 Mila Susilawati 150510090233 Saur Matio Ruth M 150510090248 Rizal Habib A H 150510090254 Hartanti S N 150510090259

4/22/12

Penerapan Prinsip Epidemiologi dalam Pengendalian Penyakit Tanaman Tungro pada Padi
4/22/12

Pendahulu an
Latar Belakang:

Padi merupakan komoditas utama yang diusahakan di Indonesia, karena padi merupakan makanan pokok yang wajib ada setelah singkong, jagung, dan ubi jalar. Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi (Oryza sativa). Penyakit tungro disebabkan oleh kedua jenis virus yaitu virus berbentuk batang rice tungro bacilliform virus (RTBV) dan virus berbentuk bulant rice tungro spherical virus (RTSV). Kedua virus ini hanya ditularkan oleh wereng hijau terutama Nepothettix virescens

4/22/12

Gejala:

Berkurangnya jumlah anakan

Pertumbuhan yang kerdil. Helaian daun dan pelepah daun memendek.

Helaian daun muda yang tidak menggulung dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya terpuntir atau menggulung sedikit
Warna daun berubah menjadi

kuning kemerahmerahan atau oranye mulai dari ujung daundaun yang tua. belang atau

4/22/12 Daun muda mungkin menjadi

Klasifikasi virus:

IS I

Tungro disebabkan oleh infeksi ganda dari dua virus yang berbeda, yaitu Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical waikavirus (RTSV). Kedua virus tersebut tidak mempunyai hubungan kekerabatan karena secara morfologi dan genom keduanya tidak mempunyai kesamaan. Kedua virus tersebut hidup bebas di dalam tanaman padi, RTSV terbatas hanya di dalam jaringan floem dan RTBV terdapat pada jaringan xylem dan floem. Klasifikasi Biologi:

Rice tungro bacilliform virus (RTBV) Virus classification Group Family Genus Species : : : : Group VII (dsDNA-RT) Caulimoviridae Tungrovirus Rice tungro bacilliform virus

Rice tungro spherical virus (RTSV) Virus classification

4/22/12

Klasifikasi Morfologi:

Rice tungro bacilliform virus (RTBV) Morfologinya: Bentuk partikel RTBV : batang (bacilliform) Diameter RTBV Panjang RTBV :30-35 nm :100-300 nm yang bervariasi antara isolate

Rice tungro spherical virus (RTSV) Morfologinya: Bentuk partikel RTSV :bulat (spherical) Diameter RTSV : 30 nm

4/22/12

Penyebaran virus tungro:

Penyakit tungro tidak akan menyebar jika tidak ada tanaman sakit yang menjadi sumber inokulum, demikian juga jika tidak ada wereng hijau sebagai vektornya. Virus tungro dapat ditularkan oleh wereng daun yang terdiri dari dua genus yaitu Nephotettix dan Recilia. Spesies dari genus Recilia yang dapat menularkan virus tungro yaitu Recilia dorsalis. Genus Nephotettix yang dapat menularkan virus tungro terdiri dari 4 spesies, yaitu N. virescens, N. nigropictus, N. parvus, dan N. malayanus. Virus tungro ditularkan terutama oleh wereng hijau Nephotettix virescens Sifat hubungan virus tungro dengan vektornya adalah semipersisten (lamanya virus ditahan dalam vektor hanya beberapa hari). Vektor makan pada jaringan floem tanaman yang sakit untuk memperoleh virus dan membutuhkan waktu yang agak panjang. Virus yang telah diperoleh hanya dapat bertahan untuk beberapa hari dan daya tularnya akan hilang pada saat pergantian kulit. Faktor eksternal: Kepekaan varietas yang ditanam, tersedianya tanaman padi yang terus menerus, faktor iklim seperti curah hujan, kecepatan angin yang akan mempercepat penyebaran penyakit tungro.

4/22/12

Hubungan vektor dan virus:

Cabauatan dan Hibino (1984) melaporkan bahwa wereng hijau dapat memindahkan RTSV dari tanaman padi yang hanya terinfeksi RTSV, tetapi tidak mampu memindahkan RTBV dari tanaman yang hanya terinfeksi RTBV. RTBV dapat dipindahkan oleh wereng hijau yang telah terinfeksi RTSV. Dengan demikian RTBV merupakan virus dependent sedangkan RTSV berfungsi sebagai helper.

Dinamika Populasi:

Kepadatan populasi N. cincticeps pada padi sawah meningkat terus dari saat invasi (G0) ke tanaman yang baru ditanam sampai tanaman menjelang dipanen selama dua generasi G1 dan G2 berturut-turut. Aktivitas pemencaran imago N. virescens di lapang didorong oleh pola tanam padi tidak serempak yang menyediakan inang pada stadia pertumbuhan yang disukai imago. Imago yang baru menetas hanya tinggal sebentar kemudian berpindah ke tanaman yang lebih muda. Di tempat menjadi imago, telur yang diletakkan hanya sebagian kecil sehingga kepadatan populasi di tempat tersebut tidak meningkat.

Dinamika populasi pola tanam serempak dan tidak serempak:

Pada pola tanam serempak, kepadatan populasi cenderung meningkat terus dari generasi G0 (generasi imigran) sampai generasi G2 (generasi ke-2 setelah imigran), baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Pada pola tanam tidak serempak, kepadatan populasi hanya meningkat dari G0 ke G1 4/22/12 (generasi ke-1 setelah imigran). Kepadatan populasi tertinggi cenderung lebih tinggi pada pola tanam serempak. Kepadatan populasi G0 lebih tinggi pada pola tanam tidak

Monitoring:

Peledakan kehilangan hasil pada stadia infeksi 2-12 MST berkisar antara 20-90%, maka untuk mencegah kehilangan hasil yang lebih besar dilakukan pencegahan berupa monitoring pada 7 hari setelah tanam. Lalu dilakukan monitoring selanjutnya setiap 2 kali seminggu

4/22/12

SIFAT EPIDEMI PENYAKIT:

Serangan vektor wereng pembawa virus penyebab tungro mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. padi ini sendiri mengalami siklus penyakit polisiklik.k

Tanaman

4/22/12

Rumus van der Plank:


Secara matematis, model perkembangan penyakit dapat diperkirakan menggunakan rumus van der Plank (1963), yakni Xt = X0.ert dengan arti lambang bahwa Xt = berat serangan pada waktu t, X0 = berat serangan pada waktu awal, e = kontante bilangan normal (2,71828), r = laju penyakit, dan t = waktu. pengendalian penyakit tanaman menggunakan pendekatan matematis ini pada prinsipnya adalah mengusahakan nilai Xt sekecil mungkin. Nilai Xt akan menjadi kecil jika serangan awal (X0 ) kecil, laju penyakit (r) lambat, dan waktu (t) interaksi sebentar. Oleh karena itu, van der Plank juga membedakan pengendalian penyakit tanaman menjadi dua tujuan, yaitu mengurangi penular (X0) dan menurunkan laju penyakit (r).

4/22/12

Pengendalian berdasarkan rumus van der Plank:


Grafik A: Tanpa Pengendalian Grafik B : Pestisida nabati, perangkap lampu (light trap), agen hayati (tomcat), penggunaan entomopatogen Grafik C: Penggunaan tanaman repellent,pemupukan Grafik D : Penggunaan varietas yang tahan terhadap wereng (varietas yang memiliki ketahanan vertikal), rotasi tanaman, sanitasi lingkungan, Waktu tanam (t)

4/22/12

Pembahasa n:
Teknik Pengendalian Penyakit tungro: Prinsip utama dalam pengendalian penyakit tungro adalah membuat tanaman terhindar dari serangan penyakit tungro yaitu pada saat tanaman padi dalam stadia rentan (fase vegetatif) terhadap penyakit tungro dan dalam stadia tahan terhadap penyakit tungro (fase generatif). Tahap penerapan pengendalian penyakit tungro:

Periode pra-tanam 1. Merencanakan pola tanam serempak, dgn daerah yang jauh dari sumber inokulum 2. Merencanakan waktu kegiatan penanaman. 3. Sanitasi lahan. 4. Tanam jajar legowo 5. Menanam varietas yang tahan terhadap wereng

Periode Tanam

4/22/12 1. Pemanfaatan cendawan entomopatogen

Kesimpula n:

Tungro adalah penyakit virus padi yang paling penting di Asia Tropika. Serangannya dapat merusak pertanaman yang sangat luas dalam waktu yang singkat. Tanaman padi yang terinfeksi biasanya hidup hingga fase pemasakan. Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidak menimbulkan gejala serangan sebelum panen tetapi gejala akan terlihat saat singgang yang tumbuh setelah panen. Semakin muda umur tanaman yang terserang dan semakin rentan varietas padi maka semakin berat infeksi penyakit virus tungro ini. Penanaman dengan cara jajar legowo dua baris atau empat baris dapat menekan pemencaran wereng hijau yang biasa membawa virus tungro. Ada beberapa musuh alami yang mampu sebagai predator untuk menyerang wereng hijau yang biasa menularkan virus tungro pada tanaman padi. Predator tersebut antara lain Laba-Laba Srigala, Laba-Laba Bermata Jalang, Laba-Laba berahang Empat, Kepik Permukaan Air, Kumbang Stafilinea, Kumbang Karabid, Kinjeng Dom, Belalang Bertanduk Panjang, Kumbang Koksinelid.

4/22/12

Daftar Pustaka:

Gomez. 1984. Statistical Procedures for Agriculture Research. John Wiley & Sons. Inc. http://ntb.litbang.deptan.go.id/ind/in . Diunduh pada 9 April 2012 H. 2000. Teknik Sampling.http://home.unpar.ac.id /%7Ehasan/SAMPLING.doc. Diakses tanggal 1 Januari 2009. 4/22/12

Mustafa,

You might also like