You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Kriminologi sebagai ilmu sosial terus mengalami perkembangan dan peningkatan. Perkembangan dan peningkatan ini disebabkan pola kehidupan sosial masyarakat yang terus mengalami perubahan-perubahan dan berbeda antara tempat yang satu dengan yang lainnya serta berbeda pula dari suatu waktu atau jaman tertentu dengan waktu atau jaman yang lain sehingga studi terhadap masalah kejahatan dan penyimpangan juga mengalami perkembangan dan peningkatan dalam melihat, memahami, dan mengkaji permasalahanpermasalahan sosial yang ada di masyarakat dan substansi di dalamnya. Berkembangnya studi yang dilakukan secara ilmiah mengenai tingkah laku manusia memberikan dampak kepada berkurangnya perhatian para pakar kriminologi terhadap hubungan antara hukum dan organisasi kemasyarakatan. Kemunculan aliran positif mengarahkan para pakar kriminologi untuk lebih menaruh perhatian kepada pemahaman tentang pelaku kejahatan (penjahat) daripada sifat dan karakteristik kejahatan, asal mula hukum serta dampakdampaknya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Pendekatan teori kriminologi terhadap kenakalan remaja. 2. Dampak kenakalan remaja bagi masyarakat luas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendapat Para Ahli Mengenai Kenakalan Remaja Atau Juvenile Delinquency Kartini Kartono menyatakan bahwa; Geng delinquen banyak tumbuhdan berkembang di kota-kota besar dan bertanggung jawab atasbanyaknya kejahatan dalam bentuk: pencurian, perusakan milik oranglain, dengan sengaja melanggar dan menentang otoritas orangdewasa serta moralitas yang

konvensional, melakukan tindakkekerasan, meneror lingkungan dan lainlain.Wagiati Soetedjo mengemukanan pendapat mengenai kenakalananak bahwa: hal tersebut cenderung dikatakan sebagai kenakalan anak dari pada kejahatan anak terlalu ekstrim rasanya seorang anakyang melakukan tindak pidana dikatakan sebagai penjahat, sementarakejadiannya adalah prose salami yang tidak setiap manusia harusmengalami kegoncangan masa menjelang kedewasaannya. Sofyan S. Willis, kenakalan remaja itu adalah disebabkan kegagalan mereka dalam memperoleh penghargaan dari masyarakat di manaanak dan remaja itu tinggal. Penghargaan yang diharapkan remaja ituialah dalam bentuk tugas dan tanggung jawab seperti orang dewasa.Mereka menuntut suatu peranan sebagaimana yang dilakukan orangdewasa. Fuad Hassan, secara sosiologis kenakalan remaja ialah kelakuan atauperbuatan anti social dan anti normative Kusumanto: juvenile Deliquency atau kenakalan remaja ialah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapatumum yang dianggap sebagai akseptabel dan baik oleh suatulingkungan atau hukum yang

berlaku di suatu masyarakat yang berkebudayaan, Paul Moedikno memberikan perumusan mengenai JuvenileDelinquency, yaitu sebagai berikut:a. Semua perbuatan yang dari orang-orang dewasa merupakan suatukejahatan, bagi anakanak merupakan delinquency,. Jadi semuatindakan yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri,menganiaya, membunuh dan sebagainya.b. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat, misalnya memakaicelana jangki tidak sopan, mode you can see dan sebagainya.c. Semua perbutan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagisocial, termasuk gelandangan, pengemis dan lain-lain. Maud A. Merril, merumuskan Juvenile Delinquency sebagai berikut: A child is classified as a delinquent when social tendencies appear tobe so grave thet has become or ought tobecome the subject of official action. Bahwa seorang anak digolongkan anak Delinquencyapabila tampak adanya kecenderungan-kecenderungan anti sosialyang demikian memuncaknya sehingga yang berwajib terpaksa atauhendaknya mengambil tindakan

terhadapnya, dalam arti menahannyaatau mengasingkannya. rsebut. M. Gold dan J. Petronio dalam memberikan arti kenakalan definisi anak tentang (Juvenile

penyimpanganperilaku

remaja

Delinquency)yaitu sebagai berikut, kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorangyang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yangdiketahui oleh anak itu sendiri bahwa perbuatannya itu diketahui olehpetugas hukum ia bisa dikenai hukuman.

Kesimpulan Yesmil Anwar dan Adang, dari beberapa definisikenakalan remaja diatas dalam bukunya yang bejudul Kriminologiadalah tindak perbuatan para remaja yang bertentangan denganhukum, agama dan norma-norma mesyarakat sehingga akibatnyadapat merugikan orang lain, mengganggu ketentraman umum dan juga merusak dirinya sendiri.Beliau juga membagi kenakalan remaja menjadi empat jenis :1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:perkelahian, perkosaan, pembunuhan, dan lain-lain.2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi : perusakan,pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain.3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak oranglain: pelacuran, penyalahgunaan obat4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status orangtua dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintahmereka dan sebagainya.

BAB III PEMBAHASAN A. Kejahatan Anak dan Pelajar Pengertian kejahatan anak yang dalam berbagai literature dikenal dengan istilah juvenile deliquency memiliki keberagaman. Istilah yang sering terdengar dan lazim dipergunakan adalahkenakalan remaja atau sering juga dipergunakan istilah kejahatananak. Istilah kejahatan anak di rasakan terlalu tajam. Sementara istilahkenakalan remaja sering disalah tafsirkan dengan kenakalan

yangtertuangkan dalam pasal 489 KUHP. Sementara pengertian tentang anak juga terdapat beberapapemahaman yang berbeda. Pengertian anak dalam kaitannya denganperilaku delinkuensi biasanya didasarkan atas tingkatan umur. Namun demikian adapula yang mendasarkan pada pendekatan psikososial.Pengertian anak termasuk juga remaja, karena dalam konteks hukumperistilahan remaja kurang lazim dipergunakan. Dalam perundang-undangan biasanya di sebutkan dengan istilah anak, belum dewasa(minder jarig), belum cukup umur dan sebagainya.Pendekatan yang didasarkan atas umur terdapat berbagai variasi. DiAmerika Serikat, 27 negara bagian menentukan batas umur 8-18 th sementara 6 negara bagian menentukan batas umur 8-17 th, ada pulabagian lain yang menentukan batas umur 8-16 tahun. Di Inggrisditentukan batas umur antara 12-16 th, di Australia 8-16 th. DiBelanda di tentukan antara umur 12-18 th. Di negara-negara Asiaantara lain Srilangka menentukan batas umur antar 8-16 tahun. DiJepang antara 14-20 th.sedangkan negara-negara Asean antar lainPhilipina menentukan 7-

16 tahun. Di Malaysia antara 7-18 th.Singapura menentukan batas antara 7-16 th. Sedangkan di Indonesiaberdasarkan ketentuan UU No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,anak ditetatpkan pada usia 8-18 th.Sementara batasan anak yang didasarkan aspek psikososial, klasifikasiperkembangan anak hingga dewasa di kaitkan dengan usia dankecenderungan kondisi kejiwaanya. Perkembangan usia anak hinggadewasa dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu (a) Anak, seseorangyang berusia dibawah 12 tahun. (b). Remaja dini, berusia 12-15 tahun(c) Remaja penuh, berusia 15-17 tahun. (d) Dewasa muda berusia 17-21 tahun. (e) Dewasa, seseorang yang berusia di atas 21 tahun.Masing-masing tingkatan usia mempunyai karakteristik kejiwaansendiri-sendiri. Pengertian secara etimologis telah mengalami pergeseran, akan tetapihanya menyangkut aktivitasnya, Dalam yakni: istilah kejahatan selanjutnya

(Delinquency)menjadi

kenakalan.

perkembangan

pengertiansubyek/pelaku pun mengalami pergeseran. Ada beberapa pakar yang ahli dalam Juvenile Deliquency memberi definisi agak berbeda dengan definisi di atas. Bimo Walgito merumuskan arti JuvenileDeliquency yakni tiap perbuatan, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan suatu kejahatan, jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan olehanak, khususnya anak remaja. Sedangkan Fuad Hasan merumuskandefinisi Deliquency adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan olehanak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa dikualifikasikansebagai tindak kejahatan.

B. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remajaada 3 antara lain : a. Bagi diri remaja itu sendiri b. Bagi keluarga c. Bagi lingkungan masyarakat 1. Bagi diri remaja itu sendiri Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagidirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupunperbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itusemua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yangdampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakitkarena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segimental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnyakepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dankeperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral danendingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kanterus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan. 2. Bagi keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadiketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini

sangat tidak baik, Sehinggamengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulangserta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untukbersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras,mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluargamerasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja.Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasakekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya. 3. Bagi lingkungan masyarakat Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja seringbertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga.Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Danpandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Danuntuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkanwaktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari ualasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:. 1. Diantara penyebab terjadinya Kenakalan remaja adalah karena factor kurangnya perhatian dan kasih sayang dari pihak keluarga, pemahaman tentang agama dan pembinaan tentang keagamaan serta pengaruh pergaulan dengan lingkungan sekitar yang meliputi berupa budaya dari barat, awalnya Cuma mencoba malah terjerumus di dalamnya.

2. Dan akibat yang ditimbulkan kenakalan remaja bagi diri sendiri sangat berpengaruh pada psikologi remaja itu sendiri, dan bagi keluarga para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama jangan langsung main fisik dampaknya akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Danitu semua akan berdampak negatif dan kurang baik bagi remaja itusendiri baik bagi dirinya, keluarga maupun lingkungan sekitarnya berada. Serta bagi masyarakat sekitar menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan

waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan untuk berubah kejalan yang lebih baik.

3. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja yaitu menanamkan nilai-nilai moral dan hal itudapat dimulai dalam rumah tangga dan dilakukan sejak kecil sesuaidengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengertimana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti manabatas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Pembinaan tersebut bias dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Dan pembinaan itu harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja memperlihatkan contohteladan yang baik dan sebagainya perlakuan, pelayanannya kepada remaja memperlihatkan contohteladan yang baik dan sebagainya

10

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Yesmil dan Adang, Kriminologi, 2010, Refika Aditama, Bandung Anwar, Yesmil. Saat Menuai Kejahatan, 2009, Refika Aditama, Bandung. Atmasasmita, Romli. Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, PT Eresco, Bandung Simandjuntak, B. Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial, 1981,Tarsito, Bandung. Harian Umum Pikiran Rakyat, Selasa, 16 November 2010.Yamani, Zaki. Memahami Geng Motor (2), harian Umum Pikiran Rakyat, Selasa 16 November 2010. Mansyur, Agus Salim, Setelah Geng Dibubarkan, Jumat, 6 Januari 2011, pada Harian Umum Pikiran Rakyat H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 71 Dr.Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, (Jakarta : CV.Rajawali, 1986), hal.59. Syafrudin, Mengenal dan Memahami masalah Remaja, (Jakarta:Pustaka Antara, 1993), hal. 52

11

KATA PENGANTAR

problema remaja merupakan topik pembicaraan di negara mana pundi seluruh dunia. Negara-negara super modern pun masih sajamempunyai persoalan dengan perkembangan remajanya. Pada kenyataannya negara-negara berkembang termasuk di Indonesia,problema remaja cukup ruwet. Hal ini disebabkan banyak faktor, terutama sekali para remaja di negara berkembang belum siapmenerima perubahan yang begitu cepatnya. Sementara itu lingkungan budaya yang begitu kukuh berakar dalam pribadi telah menentukan sikap tertentu terhadap perubahan tersebut. Akan tetapi keadaan jiwa remaja yang masih dalam keadaantransisi menunjukkan sikap labil dan gampang sekali terpengaruhterhadap sesuatu yang datang pada dirinya, sehingga kadang-kadang timbullah konflik pada dirinya dengan lingkungannya. Hal ini memancar kepada tingkah laku yang mengandung problema terhadap lingkungan dan terhadap dirinya sendiri.

i 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar belakang .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 2 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 5 A. Kejahatan Anak dan Pelajar ............................................................... 5 B. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja .................... 7 BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 9 A. Kesimpulan ........................................................................................ 9 DAFTAR PUSTAKA

ii 13

You might also like