You are on page 1of 10

LAPORAN PATIENT ENCOUNTER

Disusun oleh :

A-08
Anggota Kelompok : Apif Aulia (1007101010150) Cut Nanda Fitri (1007101050006) Irma Yanti (1007101010161) Mulya Raisa (1007101050018) M. Syariful Hamdi (1007101050068) Zaki Rusmana Putra (1007101050094)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM - BANDA ACEH 2011/2012

PENDAHULUAN

a. Definisi Hipertensi

Menurut WHO (1987) batas tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah yang sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. (Suyono, 2001) Menurut JNC VI hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. (Rokhaeni H, 2002) Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. (Mansjoer A, 1999) b. Etiologi Hipertensi Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum diketahui dengan jelas disebut dengan hipertensi primer dan terdapat 95% dari kasus hipertensi (Mansjoer A,1999). Namun beberapa ahli mengungkapkan ada 2 faktor yang mempermudah terkena hipertensi yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain pertama adalah keturunan karena satunya menderita hipertensi mempunyai resiko lebih besar untuk menderita hipertensi. Kedua adalah jenis kelamin pada umumnya yang mudah diserang adalah kaum laki-laki dari pada wanita karena laki-laki mempunyai faktor resiko lebih banyak seperti stress, kelelahan, merokok dan lain-lain. Ketiga adalah umur pada umumnya terjadi pada pria terjadi diatas usia 31 tahun, sedang pada wanita terjadi setelah umur 45 tahun. (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004). Sedangkan faktor yang dapat dikontrol pada umumnya berhubungan dengan gaya dan pola makan yaitu pertama kegemukan, dari hasil penelitian orang yang gemuk lebih mudah terkena hipertensi. Begitu pula dengan kurang olah raga yang umumnya menyebabkan kegemukan, kegemukan dan dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah.

Faktor kedua adalah merokok dan mengkonsumsi alkohol karena nikotin dalam rokok dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh dan pengapuran dalam dinding pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Sedangkan alkohol dapat meningkatkan sinteris katekolamin dan katekolamin dalam jumlah besar dapat memicu tekanan darah. Faktor yang keempat yaitu mengkonsumsi garam yang berlebihan karena selain dari garam dapur semua makanan mengandung garam dan diperkirakan sampai 1/3 dari garam yang dikonsumsi terdapat secara alamiah pada makanan itu sendiri. Selain konsumsi garam juga dapat diakibatkan dari konsumsi kolesterol dan lemak yang berlebihan (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004). c. Patofisiologi Hipertensi Hipertensi dapat terjadi jika kenaikan curah jantung dan tekanan perifer total, dan disebabkan juga oleh meningkatnya kadar epineprin plasma, sehingga memberikan efek pada sistem kardiovaskuler, oleh karena itu akan terjadi perubahan fungsi pada sistem pengendalian darah karena tidak berfungsinya reflek baroreseptor atau reflek

kemoreseptor, sehingga pusat vasomotor dibatang otak menjadi hiperaktif. Dan melalui saraf simpatis ke jantung dan di lain pihak pada pembuluh darah menyebabkan perubahan diameter yang semakin menyempit sehingga tekanan perifer meningkat.

d. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7 2003 adalah sebagai berikut:

Klasifikasi tekanan darah

Tekanan (mmHg)

darah

sistolik Tekanan

darah

diastolic (mmHg) < 80 80-89 90-99 100

Normal Prehipertensi Hipertensi stadium 1 Hipertensi stadium 2

< 120 120-139 140-159 160

Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH 2003 adalah sebagai berikut:

Tekanan darah (mmHg) Factor resiko lain dan Grade sejarah penyakit 140-159, 90-99) I Tidak ada factor resiko Resiko rendah 1(SBP Grade 2 (SBP Grade 3 (SBP DBP 180, 110) Resiko tinggi DBP

DBP 160-179, 100-109)

Resiko menengah

II 1-2 faktor resiko

Resiko menengah

Resiko menengah

Resiko tinggi

III 3 atau lebih factor Resiko tinggi resiko, atau TOD, atau ACC

Resiko tinngi

Resiko tinggi

(SBP;Systolic Blood Presure, DBP;Diastolic Blood Pressure. TOD;Target OrganDamage. ACC;Asociated Clinical condition)

e. Management dan edukasi pasien Hipertensi Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah dan secara langsung akan menurunkan morbilitas dan mortalitas. Pengobatan pada hipertensi ada 2 macam yaitu pengobatan farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan non farmakologis antara lain perubahan gaya hidup meliputi perubahan pola makan seperti diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas diet tinggi garam (Purwati, Salinan Rahayu, 2004). Kemudian mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok, mengurangi berat badan bagi penderita yang obesitas, meningkatkan aktivitas fisik, oleh raga teratur, menghindari ketegangan, istirahat cukup, berdoa, selain dari segi nonfarmakologis pengobatan farmakologis juga dibutuhkan (Rokhaeni, 2002).

Apabila pengubahan gaya hidup tidak cukup memadai untuk mendapatkan tekanan darah yang diharapkan, maka harus dimulai terapi obat. Adapun terapi farmakologinya dapat ditinjau dengan tiga faktor fisiologis yaitu menurunkan cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretic, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardivaskular terhadap rangsangan adrenergic dengan obat dari golongan antisimpatis, dan menurunkan tahanan perifer dengan vasodilator. Pada pengobatan dengan diuretic dengan dosis rendah, seperti chlorthalidone 12,5-25 mg atau hydrochlorothiazide (HCT). Bila tekanan diastolic pada posisi tiduran atau duduk tidak bisa turun dibawah 90mmHg sesudah beberapa minggu dengan pengobatan HCT atau CTD 25-50 mg per hari, sebaiknya ditambah suatu penghambat ACE, penghambat reseptor beta dan alfa, calcium channel blocker. Obat-obat antagonis kalsium seperti nifedipin,dilitiazem, dan verapamil, mungkin juga efektif sebagai obat hipertensi. Makin banyak juga bukti-bukti yang menunjukkan bahwa panghambat ACE seperti captopril dan enalparil,adalah obat-obat baris pertama yang efektif dalam pangobatan hipertensi.

f. Komplikasi hipertensi Beberapa komplikasi atau efek samping dari hipertensi dapat terjadi penyakit pembuluh darah atau stroke akibat tingginya tekanan darah yang membuat pergeseran dinding pembuluh darah otak kemudian pecah sehingga darah mengalir keluar dari pembuluh darah (Transient Ischaemic Atack/TIA). Penyakit jantung yaitu infart myocard, gagal jantung karena otot jantung dipaksa untuk bekerja berat untuk memompa darah, angina pectoris terjadi penyempitan pembuluh darah akibat pengapuran sehingga aliran darah berkurang. Gagal ginjal yaitu kerusakan pembuluh darah ginjal akibat hipertensi menahun dan atherosclerosis. Sedangkan penyakit pada mata seperti adanya oedema pupil, penebalan retina dan pendarahan retina. Tekanan darah pada kondisi tertentu dapat meningkat pada usia lanjut terutama pada usia 60 tahun keatas karena pada usia ini fungsi organ tubuh secara keseluruhan menurun terutama fungsi ginjal dan hati. Hipertensi pada kehamilan juga banyak terjadi yaitu menurut Eillen (1996) hipertensi mempengaruhi sekitar 10-25% pada wanita pertama kali

hamil darahnya mencapai 140/110 termasuk ringan dan bila lebih dari 170/110 mmHg termasuk sedang dan bila lebih dari 170/110 mmHg termasuk berat. Hipertensi pada kehamilan perlu secepatnya diatasi untuk menghindari terjadinya komplikasi pada ibu dan janin (Purwati, Saliman, Rahayu, 2004).

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PASIEN a) Riwayat penyakit pasien yang dikunjungi Keluhan Utama RPS :

Perut Terasa Berat dan Keras :

Perut terasa berat dan keras sejak 2 hari yang lalu, pusing-pusing, berkeringat dingin, tidak selera makan, susah bangun dan terasa berat badannya dan terasa nyeri di ulu hati . RPD :

Pasien mengaku pernah menderita hipertensi sejak tahun 1987 dan pernah operasi hernia . RPK Tidak ada Riwayat Kebiasaan : Pasien sering mengkonsumsi rokok , makan berlemak , Minum kopi , jarang olah raga dan makan kurang teratur . :

b) Faktor resiko yang ada pada pasien sehingga ia menderita Hipertensi Pasien yang kami periksa berjenis kelamin laki-laki dan sudah berumur 61 tahun. Pasien juga mengaku sering mengkonsumsi rokok. Kemungkinan ini yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi pada pasien. Seperti beberapa ahli telah mengungkapkan bahwa, ada 2 faktor yang mempermudah terkena hipertensi yaitu :

Faktor yang dapat dikontrol Faktor yang dapat dikontrol pada umumnya berhubungan dengan gaya dan pola makan. Antara lain adalah faktor merokok, karena nikotin dalam rokok dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh dan pengapuran dalam dinding pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Selain itu ada

kebiasaan pada pasien seperti suka makan makanan berlemak seperti kambing dan pasien suka makan tidak teratur.

Faktor yang tidak dapat dikontrol Faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain adalah jenis kelamin dan umur. Pada umumnya yang mudah diserang adalah kaum laki-laki dari pada wanita karena lakilaki mempunyai faktor resiko lebih banyak seperti stress, kelelahan, merokok dan lain-lain. Dan pada umumnya pria yang terkena hipertensi diatas usia 31 tahun.

c) Riwayat pengobatan dan respon terhadap pengobatan. Pasien mengaku sering mengkonsumsi obat-obatan untuk meredakan sakitnya. Obat yang sering diberikan oleh dokter adalah Captopril, PET, DZP, Omeprazol, dan B.Com.

d) Masalah-masalah lain yang ada pada pasien. Ditinjau dari lingkungan keluarganya, bapak ini tinggal sendiri dirumahnya jadi tidak ada yang merawat dan memperhatikan pola makannya sehari-hari . Bapak ini juga suka merokok, minum kopi, jarang berolah raga dan makan yang berlemak .

e) Keterkaitan hasil observasi dengan masalah pasien. Dari hasil observasi yang dilakukan faktor utama yang menyebabkan pasien hipertensi adalah pola makan pasien yang tidak teratur dan kurang perhatian dari keluarga juga didukung oleh faktor usia dan jenis kelamin dari pasien sendiri. Oleh karena itu, dengan melakukan perubahan gaya hidup dan terapi obat diharapkan tekanan darah pasien akan menjadi normal sehingga mencegah morbiditas dan mortalitas.

EVALUASI a. Hal-hal positif dan menyenangkan yang didapat selam kunjungan. Pasien menerima kami dengan senang hati dan pasien tersebut bersedia jika kami melakukan pemeriksaan fisik. Di samping itu pasien sangat ramah dan terbuka dalam memberikan informasi mengenai penyakit yang dideritanya. b. Hal-hal negative selama kunjungan Tidak ada hal negative, namun pasien yang tersedia hanya sedikit.

REFERENSI 1. Price, Sylvia. 2005. PATOFISIOLOGI : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC. 2. Masjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI. 3. Rokhaeni, Heni, 2001. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta : Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita. 4. Suyono, S. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi III Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 5. Purwati, Salimar, Rahayu. 2004. Perencanaan Menu Untuk Penderita Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : Penebar Swadaya.

You might also like