You are on page 1of 54

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN Penerapan Metode Kolaborasi dengan Menggunakan Media Foto Peristiwa dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.

B. BIDANG KAJIAN Bidang kajian yang akan dibahas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mengenai strategi dan desain pembelajaran yaitu menerapkan metode kolaboratif dengan menggunakan media foto peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.

C. PENDAHULUAN Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan unik yang dimiliki oleh manusia. Semua kejadian yang dialami oleh manusia selalu terkait dengan bahasa. Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis. Kreativitas Bahasa Indonesia dimulai sejak dini, hal ini berupaya membina dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang optimal, sehingga dapat bermanfaat dan digunakan dalam kehidupan. Sesuai dalam KTSP 2006 (Depdiknas, 2006), tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan. Hal ini berarti pembelajaran bahasa bukan sekedar teori tetapi lebih pada keterampilan berbahasa itu sendiri. Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar mengajarkan empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa yaitu: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar.

Menurut Suriamiharja (dalam Djuanda, 2008: 180) Menulis merupakan kegiatan yang melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Lebih lanjut Alwasilah dan Senny (2005) Pada dasarnya menulis bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan, atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Sesuai dengan kompetensi dasar kelas V (lima) yang tercantum dalam KTSP 2006, menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah siswa mampu menuangkan gagasan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan siswa mampu menulis karangan dengan menggunakan ejaan (ketepatan penggunaan huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma) dengan tepat. Salah satu bentuk menulis yang dipilih dalam penelitian ini yaitu menulis karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan tentang suatu peristiwa pada suatu waktu pada pembaca. Sebagaimana Alwasilah dan Seny mengungkapkan, Narasi adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi. Saat melaksanakan pembelajaran menulis karangan di kelas V SD Negeri 2 Kempek, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah siswa mampu menuangkan gagasan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan siswa mampu menulis karangan dengan menggunakan ejaan (ketepatan penggunaan huruf kapital, titik, dan koma) dengan tepat. Namun dalam kenyataan di lapangan tujuan pembelajaran belum dapat tercapai dengan optimal seperti yang diharapkan, masih terdapat permasalahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V serta hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas V SDN 2 Kempek pada tanggal 24 Desember 2009, diperoleh data bahwa penyebab munculnya beberapa

permasalahan mengenai kesulitan siswa menuliskan gagasan, menulis karangan dengan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan (ketepatan penggunaan huruf kapital, tanda titik, dan koma) dalam menulis karangan di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan kurang bervariasi. Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru hanya yang menjelaskan materi, siswa menyimak, lalu ditugaskan menulis karangan. Dalam menilai karangan siswa, guru langsung memberi nilai tanpa memberitahu kesalahan-kesalahan dalam karangan siswa. Sehingga siswa tidak pernah mengetahui kesalahan-kesalahannya dalam menulis karangan. 2. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran. Media tidak digunakan oleh guru karena ketidaksediaanya media pembelajaran di sekolah dan butuh kekreatifan guru untuk membuatnya. Media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dan dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Dengan media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan belum tercapai dengan optimal. Siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan dalam menulis karangan dengan jelas dan mudah dipahami karena kurangnya latihan menulis dan bimbingan guru dalam proses pembelajaran menulis. Pembelajaran menulis bukan merupakan kegiatan yang langsung jadi, tetapi membutuhkan waktu yang berkelanjutan. 4. Kesulitan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, siswa cenderung menulis karangan dengan menggunakan konjungsi yang berulang-ulang. Penggunaan konjungsi yang digunakan: terus, dan, kemudian, lalu. Hal ini disebabkan karena, guru kurang memberi contoh-contoh konjungsi lainnya yang dapat digunakan dalam menulis karangan. Selain itu dalam karangan siswa menggunakan bahasa daerah, karena bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, sehari-hari siswa menggunakan bahasa daerahnya, sehingga berpengaruh pada hasil karangan siswa.

5. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan huruf kapital dengan tepat, hal ini dikarenakan siswa meniru gaya tulisan dari berbagai media cetak dan elektronik seperti televisi yang sering siswa lihat, dan guru kurang memberi bimbingan menulis pada siswa. 6. Siswa kesulitan dalam menggunakan ejaan (tanda titik, dan koma) dengan tepat, dikarenakan kurangnya bimbingan guru pada siswa, dan setiap siswa melakukan kesalahan dalam karangan tidak langsung dikoreksi, dan tugastugas yang diberikan oleh guru langsung dinilai atau diparaf sehingga tidak ada balikan untuk siswa.

Tabel 1 Data Awal Hasil Belajar dalam Pembelajaran Menulis Karangan

Aspek Yang Dinilai No Nama Siswa Kesesuaian Gagasan 3 2 1


Tafsiran Ketepatan Penggunaan Tanda koma 3 2 1


Pilihan kata Yang menarik 3 2 1


Ketepatan Penggunaan Huruf kapital 3 2 1


Ketepatan Penggunaan Tanda Titik 3 2 1


Skor

Nilai Tuntas

Tdk Tuntas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Juleka Harum Heri Susanto M.Imron Alfian S Misbak Anis Anita Dewi Akhmad Fauzi Devi Nur O. Dewi Melina Irvan Lukman Hakim Amrin Susanto M. Lutfi M. Arifin

50 50 60 60 50 90 100 50 100 110 50 70 50 50 50

33,3 33,3 40 40 33,3 60 66,7 33,3 66,7 73,3 33,3 46,6 33,3 33,3 33,3

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

M. Syarif Melinda Ratna S Nasuha Nurhabibah Siti Naimatul J. Sureni Ulfatun Wahyu Agung Yakhsun Abdillah Susfitrianingsih Salman Alfarisi M. Ilham Fatta Indawati
Jumlah Rata-rata Presentase

90 90 50 120 120 50 100 100 80 110 90 60 50

60 60 33,3 80 80 33,3 66,7 66,7

53,3 73,3 60 40 33,3


8 28

5 17

10 35

13 46

3 10

10 35

15 50

0 0

12 42

16 57

0 0

12 42

16 57

0 0

5 17

23 82

20 71

KKM: 64 Konversi skor ke dalam nilai adalah : Skor yang didapat x 100 Skor ideal 150 x 100= 100 Nilai : 150 Tabel 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR Menulis 4. Mengungkapkan pikiran, persaan,informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan a. Menuangkan gagasan dengan jelas dan mudah dipahami b. Menulis karangan dengan memperhatikan pilihan kata yang menarik. c. Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital dengan benar. d. Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan tanda titik dengan benar e. Menulis karangan dengan memperhatikan penggunaan tanda koma dengan benar. KKM Mata Pelajaran KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL Criteria Penetapan Ketuntasan
Komplek si tas Daya Dukun g Intake Siswa KKM %

64,24

64,06 61 60 64 63 67 67 64 63,33

62

63

67

64

62

64

67

64,33

62

65

67 64

64,66

Berdasarkan tabel 1 tersebut hasil belajar siswa dalam menulis karangan, 46% siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan dalam karangannya, dan karangan siswa tidak jelas dan tidak mudah dipahami. 53% siswa mengalami kesulitan dalam menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, 57% siswa mengalami kesulitan dalam menempatkan huruf kapital dalam menulis karangan. 57% siswa mengalami kesulitan menempatkan tanda titik dengan tepat, dan 82% siswa kesulitan dalam ketepatan menggunakan tanda

koma, dan sebagian karangan.

siswa tidak menggunakan tanda koma dalam menulis

Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu : 64, 06. Dengan demikian 8 siswa atau 28% siswa dinyatakan tuntas dalam pembelajaran menulis karangan, sedangkan 20 siswa atau sekitar 71% siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Dari data di atas dapat disimpulkan kemampuan menulis karangan narasi masih rendah, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan diperlukan sebuah metode dan media pembelajaran. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan siswa dalam menulis karangan dengan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan dengan tepat. Sedangkan dengan menerapkan media pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk menuangkan gagasan dan pembelajaran menjadi lebih menarik. Alternatif yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa. Yang dimaksud dengan media foto dalam penelitian ini adalah foto peristiwa. Foto Peristiwa adalah foto pengalaman yang dialami oleh siswa sebagai media yang akan dijadikan perangsang untuk menuangkan gagasan dalam menulis karangan. Melalui media foto peristiwa, siswa dapat menuangkan gagasan dengan membayangkan dan mengaitkan foto dengan pengalaman yang dimilikinya. Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi (Alwasilah dan Senny, 2005: 21). Dengan metode kolaborasi siswa telibat langsung melalui diskusi kelompok, pertukaran ide, sehingga mendorong siswa memberikan penilaian atau pendapat kepada orang lain dan menyadari kesalahan-kesalahan dalam menulis karangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya kemampuan menulis karangan narasi dengan judul Penerapan Metode Kolaborasi dengan Menggunakan Media Foto Peristiwa dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. D. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam menulis karangan yaitu mengenai kesulitan siswa menuangkan gagasan, menulis karangan dengan pilihan kata yang menarik, dan penggunaan ejaan. Maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : a. Bagaimana gambaran penerapan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan (tanda titik, tanda koma dan huruf kapital) pada siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon? Secara operasional dan sesifik, permasalahan tersebut dapat diperinci sebagai berikut: 1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon? 2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon?

10

b. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan narasi yaitu menuangkan gagasan dengan jelas dan mudah dipahami, menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan (tanda titik, tanda koma dan huruf kapital) pada siswa kelas V SDN 2 Kempek dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa?

2. Pemecahan Masalah Dengan munculnya permasalahan dalam pembelajaran menulis karangan di kelas V SDN 2 Kempek adalah kinerja guru, aktifitas siswa dan hasil pembelajaran yang belum optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dilihat dari kinerja guru, dalam kegiatan awal pembelajaran guru tidak menginformasikan tujuan pembelajaran. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi, terlihat saat proses pembelajaran guru menjelaskan materi siswa menyimak, lalu menyuruh siswa menulis karangan dan mengumpulkan hasil karangan di meja guru. Guru langsung menilai atau memberi paraf pada karangan siswa tanpa memberitahukan kesalahan-kesalahan dalam hasil karangan siswa. Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Media merupakan sebuah alat atau perantara untuk merangsang siswa dalam belajar, sehingga tanpa media pembelajaran menjadi membosankan, siswa hanya menyimak penjelasan guru, siswa tidak telibat langsung dalam proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode dalam pembelajaran menulis karangan tidak bervariasi dan tidak menggunakan media pembelajaran dalam mengajarkan menulis karangan, sehingga pembelajaran menulis karangan masih rendah. Dilihat dari aktivitas siswa, siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan dengan jelas dan mudah dipahami pembaca. Kesulitan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, menggunakan konjungsi yang berulang-ulang. Konjungsi yang digunakan: terus, dan, kemudian, lalu. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan huruf kapital dengan tepat. Siswa kesulitan dalam menggunakan ejaan (titik dan koma) dengan tepat. Dan

11

karangan siswa masih terdapat kalimat dalam bahasa daerah, hal ini dikarenakan siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-harinya sehingga berpengaruh pada karangan siswa. Dapat disimpulkan pembelajaran menulis karangan narasi siswa kelas V SDN 2 Kempek masih perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka, peneliti mengambil tindakan dengan menerapkan metode kolaborasi dengan

menggunakan media foto peristiwa. Melalui penerapan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Menurut Alwasilah dan Senny, Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi. Dengan diterapkan metode kolaborasi kegiatan menulis karangan menjadi kegiatan yang menyenangkan, karena siswa terlibat aktif dengan adanya saling bersosialisasai, bertanya dan saling mengoreksi serta memberi komentar

mengenai karangan temannya, sehingga siswa mengetahui dan menyadari kesalahan-kesalahan dalam menulis karangan. Sebagaimana Alwasilah dan

Senny, kelemahan dalam pembelajaran menulis karangan adalah karena kurangnya pemahaman siswa tentang kekurangan dan kelemahan. Hal ini juga guru memegang peranan yang penting dalam proses latihan menulis karangan. Menulis karangan bukan suatu pekerjaan yang sekali jadi tetapi membutuhkan waktu yang berkesinambungan. Sedangkan media foto peristiwa dalam penelitian ini merupakan foto pengalaman yang yang dialami oleh siswa sebagai media atau alat yang akan dijadikan perangsang untuk menuangkan gagasan dalam menulis karangan. Dengan media foto peristiwa siswa dapat menuangkan gagasan yang terkait dengan peristiwa atau pengalaman yang terdapat dalam foto. Foto peristiwa dapat mengingatkan dan menunculkan kembali peristiwa atau pengalaman yang pernah dilihat, didengar, dibicarakan atau dialami oleh siswa, sehingga siswa memiliki skemata untuk menulis karangan. Terdapat pepatah Cina (dalam Sadiman, Dkk, 1984:29) yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari

12

pada seribu kata. Berhubungan dengan media gambar, Djago Tarigan (1995: 2009), mengemukakan bahwa, Mengarang dengan media gambar merupakan satu teknik pengajaran menulis karangan yang sangat dianjurkan para ahli. Gambar yang kelihatannya diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imajinasi. Karena itu pemilihan merangsang siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka cara pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar, setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Posisi duduk siswa membentuk gaya tim. b. Upayakan ada jarak agar setiap kelompok tidak terganggu oleh kelompok lain. c. Guru menjelaskan mengenai materi pembelajaran tentang menulis karangan narasi. d. Guru menjelaskan contoh dengan menggunakan media foto dan bertanya jawab tentang peristiwa yang terdapat dalam foto. Setiap jawaban siswa ditulis di papan tulis oleh guru. e. Guru membagikan foto peristiwa pada setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan foto yang berbeda. f. Guru membimbing siswa dengan menggunakan teknik kancing gemerincing. Terlebih dahulu guru memberikan dua buah sendok es krim atau kancing pada setiap siswa, setiap kali siswa berpendapat tentang peristiwa yang terdapat dalam gambar siswa harus meletakan kancing atau sendok es krim di tengah-tengah kelompok. Siswa berpendapat. g. Siswa menuliskan semua pendapat siswa dalam kelompoknya. Dari pendapat tersebut siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dengan media foto dan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami oleh siswa. h. Hasil karangan siswa ditukar dengan kelompok lain. Setiap kelompok siswa membaca dan menganalisis secara bersama-sama, karangan tersebut dari segi gagasan, pilihan kata dan penggunaan ejaan. diberi kesempatan dua kali untuk harus tepat, menarik, dan

13

i. Guru membimbing siswa untuk saling mengoreksi karangan dan memberi komentar terhadap karangan. j. Siswa menyerahkan hasil kolaborasi karangan tersebut kepada pengarangnya untuk ditulis ulang. k. Beberapa siswa membaca hasil karangan di depan kelas. l. Sebagai evaluasi, guru membagikan foto peristiwa yang berbeda kepada setiap siswa. Setiap siswa menulis karangan sesuai dengan foto peristiwa dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan dengan tepat. m. Guru memberikan balikan tentang karangan siswa. n. Guru menyimpulkan materi pembelajaran. o. Guru mempublikasikan hasil karangan siswa yang telah melalui proses kolaborasi. Selain itu, target yang ingin dicapai dala penelitian ini adalah memperbaiki proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi di kelas V SD Negeri 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. Adapun rincian target yang ingin dicapai adalah : 1. Target Proses a. Kinerja Guru 80% kinerja guru berada dalam kategori baik. b. Aktifitas Siswa 80% aktivitas siswa berada dalam kategori baik. 2. Target Hasil Target hasil yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 93% dari 38 siswa dinyatakan tuntas. E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran penerapan metode kolaborasi dengan

menggunakan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, dan penggunaan

14

ejaan (tanda titik, tanda koma, dan huruf kapital) pada siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dengan

menggunakan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. b. Untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dengan

menggunakan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. 2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN Adapaun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Dapat memotivasi siswa dalam menuangkan gagasan, ide, dalam menulis karangan narasi dan kemampuan menulis dapat optimal. b. Dapat mengetahui kesalahan tulisan atau karangan sendiri melalui kegiatan saling mengoreksi dan berkomentar. c. Dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi dan berinteraksi dengan teman sebaya. d. Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis karangan.

15

2. Bagi Guru a. Dapat menjadi alternatif metode dan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan. b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. c. Penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam membantu siswa untuk mengalami kesulitan dalam menulis karangan. d. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia. e. Dapat menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam pembelajaran menulis karangan. 3. Bagi Sekolah a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat pendidikan. b. Dapat menambah khasanah karya penelitian tindakan kelas. 4. Bagi Peneliti a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan metode dan media pembelajaran dalam pendidikan. b. Dapat menemukan metode dan media pembelajaran sebagai inovasi dalam pembelajaran yang dapat diterapkan dalam menulis karangan. c. Dapat menjadi referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya.

G. BATASAN ISTILAH 1. Metode menulis Kolaborasi adalah metode pembelajaran mengarang dengan melibatkan teman sebaya untuk saling mengoreksi (Alwasilah dan Senny, 2005:21) 2. Media adalah alat-alat yang dapat membantu memudahkan dalam proses pembelajaran ( Natawidjaja, 1978:28) 3. Media Foto adalah media visual yang dapat menyalurkan pesan dari sumber penerima pesan melalui indera penglihatan yang dapat menarik

16

perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta (Sadiman, Dkk, 1984: 28) Yang dimaksud dengan media foto dalam penelitian ini adalah foto peristiwa. Foto Peristiwa adalah foto pengalaman yang dialami oleh siswa sebagai media yang akan dijadikan perangsang untuk menuangkan gagasan dalam menulis karangan. 4. Menulis adalah suatu aktivitas menuangkan gagasan, ide dan perasaan kepada orang lain dalam bentuk tulisan. 5. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (The Liang Gie, 2002:1). 6. Karangan narasi adalah jenis karangan yang berupa runtutan peristiwa yang terjadi dari satu rangkaian waktu dengan menceritakan sejelasjelasnya peristiwa yang terjadi.

H. KAJIAN PUSTAKA 1. 2. a. b. c. d. e. 3. a. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran Keterampilan Menulis Pengertian menulis Fungsi Menulis Tujuan Menulis Macam-macam menulis di SD Proses Menulis dalam pembelajaran menulis Menulis Karangan Pengertian Mengarang Menurut Gie (2002:25) menurut bentuk karangan dibagi menjadi empat karangan yaitu : 1) Karangan cerita (Narasi) Narasi berasal dari kata to narrate, yaitu bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau keadian secara kronologis, baik fakta atau rekaan atau fiksi (Alwasilah dan Senny,2005: 119). Tarigan

17

berpendapat, Karangan narasi merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. 2) Karangan Lukisan (Deskripsi) 3) Karangan Paparan ( Eksposisi) 4) Karangan Bincangan (Argumentasi b. c. 4. Manfaat menulis karangan Penggolongan Karangan Metode Kolaborasi a. Sejarah Metode kolaborasi Ide pembelajaran kolaborasi berawal dari perspektif terhadap filosofis terhadap kosep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916, Jhon Dewey. Jhon Dewey menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (dalam Suyatno, 2009: 47), adalah : (1) Siswa hendaknya aktif, learning doing; (2) belajar hendaknya didasari motiasi instrinsik; (3) pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap; (4) kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; (5) pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan dengan prinsip saling memahami dan menghormati satu sama lain; (6) kegiatan belajar hendaknya hendaknya berhubungan dengan dunia nyata dan bertujuan mengembangkan dunia tersebut. b. Asumsi asumsi mengenai Metode Kolaborasi Menurut Smith dan Mac Gregor (dalam Suyatno, 2009:47) Metode Kolaborasi didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai proses belajar siswa adalah belajar itu aktif dan konstruktif, belajar itu tergamtung pada konteks, siswa itu beraneka latar belakang dan belajar itu bersifat sosial. c. Nilai-nilai dalam pembelajaran kolaborasi d. Pengertian Metode Menulis Kolaborasi

18

Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi (Alwasilah dan Senny, 2005: 21). e. Tahapan Mengarang dengan dengan Metode Kolaborasi Menurut Alwasilah dan Senny (2005:26-28), secara garis besar panduan menulis karangan dengan metode kolaborasi (ReadingWriting Connection) adalah sebagai berikut: 1) Berbagi diri ke dalam kelompok-kelompok kecil, terdiri atas tiga atau empat orang. Pada kelompok besar, kolaborasi cenderung tidak efektif. Dalam kegiatan ini guru dapat membagi siswa pada kelompok-kelompok belajar secara heterogen. 2) Upayakan ada jarak agar setiap kelompok tidak terganggu oleh kelompok lain. Guru dapat menempatkan antar kelompok siswa jarak yang tidak berhimpitan sehingga siswa dapat lebih kerja kelompok dengan teman sekelompoknya. 3) Masing-masing anggota kelompok membaca karangan orang lain pada kelompoknya. Pada langkah pembelajaran metode kolaborasi, guru membagikan karangan dan siswa membaca karangan teman sejawatnya. 4) Sewaktu membaca perhatikanlah mekanika tulisan. Tandailah dengan menggaris bawahi kesalahan-kesalahan seperti: penulisan nama, judul, huruf besar, tanda titik dan tanda koma. Gunakan tinta warna-warni agar nampak variasi. Pada metode kolaborasi ini siswa dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknyA, dan diharuskan mengoreksi hasil karangan temannya sehingga siswa yang mengoreksi dapat meningkatkan penggunaan ejaan lebih baik. Siswa yang mengoreksi memberikan komentar atas kesalahan-kesalahan pengarang dalam penulisannya. 5) Tanyakan langsung kepada pengarangnya manakala siswa yang mengoreksi menemukan hal-hal yang tidak jelas dan tidak dapat dibaca. 6) Kembalikan karangan yang sudah dikomentari itu kepada penulisnya untuk diperbaiki. Setelah mengetahui kesalahankesalahan dalam penulisannya, pengarang dapat memperbaikinya agar penulisan berikutnya bisa lebih baik. 7) Siswa dapat langsung menulis ulang karangan yang telah dikoreksi tersebut. 8) Untuk siswa Sekolah Dasar metode kolaborasi, merevisi dapat dilakukan sekali saja dikarenakan jam pelajaran terbatas. 9) Karangan yang telah direvisi diserahkan kepada guru untuk mendapatkan feedback lain.

19

5. a. b.

Media Foto Peristiwa Pengertian Media Pengertian Media Foto Peristiwa Media Foto Peristiwa adalah foto pengalaman yang yang dialami oleh siswa sebagai media atau alat yang akan dijadikan perangsang untuk menuangkan gagasan dalam menulis karangan c. Kriteria Pemilihan Media Foto Menurut Hastuti (dalam Djuanda, 2006: 104) hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum guru menggunakan media gambar adalah : 1) Keterampilan apa yang harus dicapai oleh siswa dengan media tersebut? 2) Kegiatan kreatif mana yang hendak dibina dengan gambar itu? 3) Reaksi emosional apa yang hendak ditimbulkan oleh gambar itu? 4) Apakah gambar tersebut dapat membawa siswa ke penyelidikan lebih lanjut? 5) Apa yang harus dicapai oleh gambar itu? d. Kegunaan Media Foto 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat foto. 3) Penggunaan media dapat mengatasi sikap pasif siswa, dapat menimbulkan gairah/motivasi siswa dalam belajar,memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara lingkungan dan kenyataan serta menungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuannya dan minatnya. e. Kelebihan dan Kekurangan Media Foto 1) Kelebihan Media Foto a) Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

20

c) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. d) Foto memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahfahaman. e) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus ( Sadiman, Dkk, 1984:31) 2) Kekurangan Media Foto a) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata; b) gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; c) ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. (Sadiman, Arief, Dkk, 1984:31) f. Ciri-ciri media foto yang baik Menurut Sudirman (2005) Ciri-ciri gambar / foto yang baik dan dapat digunakan sebagai media belajar adalah : 1) Dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu; 2) Memberi kesan yang kuat dan menarik perhatian, kesederhanaan, yaitu sederhana dalam warna, tetapi memiliki kesan tertentu. 3) Merangsang orang melihat untuk ingin mengungkap tentang objekobjek dalam gambar. 4) Berani dan dinamis, perbuatan gambar hendaknya menunjukkan gerak atau perbuatan. 5) Bentuk gambar bagus, menarik dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

I. HIPOTESIS Berdasarkan permasalahan, metode dan media foto peristiwa diterapkan, maka hipotesis tindakan yang yang dirumuskan oleh peneliti adalah Jika metode kolaborasi dan media foto peristiwa diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di kelas V SD Negeri 2 Kempek, maka kemampuan menulis

21

karangan narasi (menuangkan gagasan, pemilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan) akan meningkat.

J. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN 1. Rencana Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi pelaksanaan penelitian adalah SD Negeri 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. SD Negeri 2 Kempek dijadikan sebagai tempat penelitian karena SD Negeri 2 Kempek ini ditemukan masalah mengenai pembelajaran menulis karangan. Selain itu juga di SD Negeri 2 Kempek memerlukan inovasi metode dan media pembelajaran yang akan meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa guna tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal. b. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Negeri 2 Kempek. Tahun pelajaran 2009-2010, sebanyak 38 anak, terdiri dari: 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. c. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu 5 bulan mulai dari bulan Desember sampai April 2010.

2. Prosedur Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model spiral

Kemmis dan Mc.Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulangulang. Satu siklus putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang akan dicapai dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi.

22

Berikut bagan model spiral Kemmis dan Mc.Taggart.

REPLECT OBSERVE ACTION

PLAN

REPLECT OBSERVE ACTION

PLAN

Gambar 1 Bagan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Kusuma Wijaya dan Dedi Dwitagama, 2008:21)

23

Dari gambar di atas, diawali dengan perencanaan (Planning) yaitu perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah; pelaksanaan (action) yaitu wujud atau implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; Pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dai tindakan yang telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ke tindakan sampai target yang telah ditetapkan dapat tercapai. Berasumsi pada rancangan dasar penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan yaitu Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perencanaan a. Permintaan ijin di SDN 2 Kempek untuk melakukan penelitian. Permintaan ijin tidak dipersulit, kepala sekolah beserta guru sejawat menyatakan kesiapan memberi dukungan dan mau berpartisipasi dalam kegiatan peneltian yang dilakukan. b. Observasi dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat gambaran awal tentang SDN 2 Kempek dan gambaran pelaksanaan proses belajar mengajar dalam kelas khususnya di kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. c. Identifikasi masalah. Identifikasi permasalahan dilakukan dalam

pelaksanaan pembelajaran terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Langkah ini didahului oleh telaah kurikulum dan dari hasil telaahan terhadap tujuan pembelajaran, buku sumber yang digunakan serta metode pengajaran yang dapat dipakai. d. Merumuskan secara spesifik strategi pembelajaran dan media

pembelajaran yang akan digunakan untuk pembelajaran bahasa Indonesia.

24

e. Menyusun rencana tindakan berupa siklus tindakan kelas. Membuat skenario pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa. f. Membuat alat evaluasi belajar dengan melihat peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa. g. Membuat lembar kerja siswa, lembar observasi, pedoman wawancara serta catatan lapangan untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan metode kolaborasi dan media foto peristiwa. 2. Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal (+ 5 menit) a. Pengkondisian siswa pada situasi belajar yang kondusif b. Menginformasikan mengenai tujuan dan manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mempersiapkan media dan sumber belajar. c. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran tentang pengalaman siswa tentang perayaan tujuhbelas agustusan. d. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat siswa. e. Setiap kelompok mempunyai jarak agar tidak terganggu oleh kelompok lainnya. 2) Kegiatan Inti (+ 60 menit) a. Guru menjelaskan mengenai materi pembelajaran tentang menulis karangan narasi. b. Guru menjelaskan dengan menggunakan media foto dan bertanya jawab tentang peristiwa yang terdapat dalam foto. Setiap jawaban siswa ditulis di papan tulis oleh guru.

25

c. Guru membagikan foto peristiwa pada setiap kelompok. Setiap kelompok siswa mendapatkan foto yang berbeda. d. Guru menggunakan teknik kancing gemerincing untuk membangkitkan motivasi siswa untuk berpendapat. Terlebih dahulu guru memberikan dua buah sendok es krim atau kancing pada setiap siswa, setiap kali siswa berpendapat tentang peristiwa yang terdapat dalam gambar siswa harus meletakan kancing atau sendok es krim di tengah-tengah kelompok. Siswa diberi kesempatan dua kali untuk berpendapat. e. Siswa menuliskan semua pendapat siswa dalam kelompoknya. Dari pendapat tersebut siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dengan media foto dan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami oleh siswa. f. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dari gambar foto peristiwa. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan tepat serta memperhatikan penggunaan ejaan. g. Hasil karangan siswa ditukar dengan kelompok lain. Setiap kelompok siswa membaca dan menganalisis secara bersama-sama, karangan tersebut dari segi gagasan, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan tanda baca. h. Guru membimbing siswa untuk saling mengoreksi karangan dan memberi komentar terhadap karangan teman sebayanya. i. Siswa dalam kelompok menulis ulang karangan yang sudah dikoreksi dan diberi komentar. j. Perwakilan siswa membaca hasil kolaborasi karangan di depan kelas. k. Sebagai evaluasi setiap siswa ditugaskan untuk menulis karangan narasi dari foto peristiwa yang telah dibagikan oleh guru pada setiap siswa. Setiap siswa mendapatkan foto yang berbeda dari guru. Untuk lebih mudah siswa dalam menulis karangan, siswa membuat kerangka karangan dari peristiwa dalam foto tersebut, yang kemudian dikembangkan menjadi karangan.

26

3) Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru menilai karangan memberikan balikan tentang karangan siswa. b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas selama proses pembelajaran. c. Guru memotivasi siswa agar lebih baik lagi dalam menulis karangan narasi. d. Guru mempublikasikan hasil karangan siswa, dengan memajang karangan siswa di majalah dinding kelas. 3. Tahap Observasi Kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Menurut Kasbolah, Kasihani (1998: 91) secara operasional bahwa: Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya. Dengan observasi peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktifitas selama proses pembelajaran. Adapun fokus yang diamati dalam pembelajaran menulis karangan adah kinerja guru dan aktivitas siswa. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktifitas siswa. 4. Refleksi Kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Data yang sudah diperoleh dari hasil observasi, kemudian dianalisis dan ditafsirkan, sehingga dapat diketahui tindakan yang harus dilakukan. Tafsiran hasil observasi ini akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi, sehingga dapat disusun langkah-langkah pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya, sehingga membentuk siklus-siklus.

27

Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh dalam proses dari hasil pembelajaran, yang dapat dilakukan dengan cara: a. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian. b. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian. c. Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya, dengan mangacu pada hasil analisis tindakan sebelumnya.

3. Instrumen Penelitian a. Lembar Observasi Pengamatan/observasi adalah proses pengambilan data dalam peneliti, di mana peneliti melihat situasi penelitian (Kusumah, Wijaya dan Dedi, 2009:66). Observasi dilakukan dengan upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran untuk memperoleh informasi proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. b. Pedoman Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber yang diinginkan. Dalam penelitian ini objek yang diwawancarai adalah siswa dan guru. Teknik wawancara yang dilakukan merupakan teknik untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Tujuan wawancara ini mengetahui pendapat, pandangan dan apa saja yang diperoleh saat pembelajaran.

28

c. Tes Lembar tes ini digunakan untk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan siswa dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis. Alat tes yang digunakan adalah soal dan format penilaian. d. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat ha-hal yang penting di lapangan ketika pembelajaran berlangsung dari setiap siklus sehingga akan tergambar peningkatan dari setiap siklus.

4. Data dan Sumber Data Data-data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon yang berkaitan dengan pembelajaran menulis karangan narasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan guru-guru serta seluruh komponen SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.

5. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Kempek. Data pada penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar. 1) Data Proses Teknik yang digunakan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa. Setiap aspek memiliki indikator atau deskriptor, jika semua deskriptor muncul maka bernilai 3, jika hanya satu deskriptor yang muncul maka bernilai 2, dan jika tidak ada deskriptor yang muncul, maka bernilai 1. Keterangan kualitatif yaitu: jika persentase 80-100% maka dikategorikan Baik, jika persentase 50-

29

79% maka dikategorikan Cukup, dan jika persentase kurang dari 50% maka dikategorikan Kurang. 2) Data Hasil Belajar Teknik pengolahan data hasil belajar menggunakan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebagai kriteria Tuntas, atau Tidak Tuntas dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah sebagai berikut: Komponen atau aspek yang dinilai adalah gagasan (kesesuaian gagasan dengan media dengan jelas dan mudah dipahami), menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, menulis karangan dengan menggunakan ejaan (ketepatan penggunaan huruf kapital, tanda titik dan tanda koma). Setiap aspek memiliki indikator atau deskriptor, jika semua deskriptor muncul maka bernilai 3, jika hanya satu deskriptor yang muncul maka bernilai 2, dan jika tidak ada deskriptor yang muncul, maka bernilai 1. Kemudian skor yang diperoleh diubah menjdi nilai dengan cara skor yang diperoleh dibagi skor ideal kemudian dikalikan 100. Adapun skor idealnya adalah 150. Konversi skor ke dalam nilai adalah : Skor yang didapat x 100 Skor ideal Nilai KKM : 64,06 Setelah didapatkan nilai, kemudian nilai tersebut dihubungkan dengan nilai KKM. Jika nilai yang didapat lebih dari atau sama dengan nilai KKM, maka akan dinyatakan atau dikategorikan Tuntas, tetapi sebaliknya apabila nilai ang didapat kurang dari nilai KKM maka dikategorikan Tidak Tuntas.

b. Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari berbagai instrument yang digunakan dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, sintesa, memilih untuk dipelajari dan membuat kesimpulan. Proses analisis data dimulai dengan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Setelah itu data-data tersebut direduksi dan dibuat abstraksi dengan merangkumnya menjadi poin yang terjaga keabsahannya.

30

c. Validasi Data Validasi yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada Hopkins (dalam Wiraatmadja, 2005: 168-171), yaitu: a. Member Check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir pertemuan. b. Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif. c. Audit Trail, adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing. d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing atau dosen.

J. JADWAL PENELITIAN Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan selama 5 bulan yaitu mulai dari bulan November 2009 sampai bulan April 2010. Waktu Pelaksanaan No kegiatan November Minggu Desember Minggu Januari Minggu Februari Minggu Maret Minggu April Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pembuatan Proposal Seminar Proposal Penyempurnaan Proposal Pelaksanaan Penelitian Siklus I Siklus II Siklus ke-n Pengolahan dan Analisis Data Penyusunan dan Revisi Sidang Skripsi

5 6 7

K. DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C dan Senny Suzzana Alwasilah. (2005). Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat Buku Utama. Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Natawidjaja, Dkk. (1978). Alat peraga dan Alat Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Rahadi, Aristo. ( 2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Sadiman, Arief., Dkk. (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka. Wiraatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Angkasa.

L. LAMPIRAN Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PENERAPAN METODE KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO PERISTIWA Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi SDN 2 Kempek Bahasa Indonesia V/I 3 x 35 menit Menulis Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis.

Kompetensi Dasar

4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.

Indikator

Menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan.

II. Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran selesai siswa harus dapat: a. Menuangkan gagasan dengan jelas dan mudah dipahami b. Menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik. c. Menulis karangan dengan menggunakan huruf kapital dengan tepat. d. Menulis karangan dengan menggunakan tanda baca titik dengan tepat e. Menulis karangan dengan menggunakan tanda baca koma dengan tepat II. Dampak Pengiring Siswa dapat menuangkan perasaan, keinginannya dan hal-hal yang ditemukan di sekelilingnya dalam bentuk karangan.

10

III. Materi Pokok Terlampir IV. Media, Metode dan Sumber Belajar a. Media Foto peristiwa b. Metode Kolaborasi, tanya jawab, diskusi dan penugasan. c. Sumber Belajar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) V. Langkah-langkah Pembelajaran 1 Kegiatan Awal (+ 5 menit) a. Pengkondisian siswa pada situasi belajar yang kondusif. b. Menginformasikan mengenai tujuan dan manfaat dan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilaksanakan serta

mempersiapkan media dan sumber belajar. c. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran tentang pengalaman siswa tentang perayaan tujuhbelas agustusan. d. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat siswa. e. Setiap kelompok mempunyai jarak agar tidak terganggu oleh kelompok lainnya. 2 Kegiatan Inti (+ 60 menit) a. Guru menjelaskan mengenai materi pembelajaran tentang menulis karangan narasi. b. Guru menjelaskan dengan menggunakan media foto dan bertanya jawab tentang peristiwa yang terdapat dalam foto. Setiap jawaban siswa ditulis di papan tulis oleh guru. c. Guru membagikan foto peristiwa pada setiap kelompok. Setiap kelompok siswa mendapatkan foto yang berbeda.

11

d. Guru

menggunakan

teknik

kancing

gemerincing

untuk

membangkitkan motivasi siswa untuk berpendapat. Terlebih dahulu guru memberikan dua buah sendok es krim atau kancing pada setiap siswa, setiap kali siswa berpendapat tentang peristiwa yang terdapat dalam gambar siswa harus meletakan kancing atau sendok es krim di tengah-tengah kelompok. Siswa diberi kesempatan dua kali untuk berpendapat. e. Siswa menuliskan semua pendapat siswa dalam kelompoknya. Dari pendapat tersebut siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dengan media foto dan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami oleh siswa. f. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dari gambar foto peristiwa. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan tepat serta memperhatikan penggunaan ejaan. g. Hasil karangan siswa ditukar dengan kelompok lain. Setiap kelompok siswa membaca dan menganalisis secara bersama-sama, karangan tersebut dari segi gagasan, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan tanda baca. h. Guru membimbing siswa untuk saling mengoreksi karangan dan memberi komentar terhadap karangan teman sebayanya. i. Siswa dalam kelompok menulis ulang karangan yang sudah dikoreksi dan diberi komentar. j. Beberapa kelas. k. Sebagai evaluasi setiap siswa ditugaskan untuk menulis karangan narasi dari foto peristiwa yang telah dibagikan oleh guru pada setiap siswa. Setiap siswa mendapatkan foto yang berbeda dari guru. Untuk lebih mudah siswa dalam menulis karangan, siswa membuat kerangka karangan dari peristiwa dalam foto tersebut, yang kemudian dikembangkan menjadi karangan. siswa membaca hasil kolaborasi karangan di depan

12

Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru memberikan balikan tentang karangan siswa. b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas selama proses pembelajaran. c. Guru memotivasi siswa agar lebih baik lagi dalam menulis karangan narasi. d. Guru mempublikasikan hasil karangan siswa, dengan memajang karangan siswa di majalah dinding kelas.

VI. Evaluasi 1 2 3 4 Prosedur Evaluasi Jenis Evaluasi Bentuk Evaluasi Alat Evaluasi : Proses dan hasil : Tes dan non tes : Tes tertulis : Format penilaian dan soal

Cirebon, Guru Wali Kelas V

Nopember 2009

Praktikan

Susilawati, S. Pd NIP.

Wasiah NIM. 0604707

Mengetahui, Kepala SDN 2 Kempek

Drs. H. Busyaeri NIP.

13

Lampiran 2 LEMBAR TES INDIVIDU

NAMA KELAS TANGGAL NILAI

: : : :

1. Perhatikan foto peristiwa dengan baik-baik. 2. Buatlah karangan narasi minimal dua paragrap yang terkait dengan foto telah dibawa. 3. Gunakan pilihan kata yang menarik, penggunaan ejaan (ketepatan dalam huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma) dengan tepat. 4. Berilah judul yang tepat dan menarik!

14

Lampiran 3 Format Penilaian Tes Hasil Belajar


Aspek Yang Dinilai Pilihan kata Penggunaan Penggunaan 3 2 1 3 2 1 3 2 1 Tafsiran Penggunaan 3 2 1 Skor Nilai Tuntas Tdk Tuntas

Kesesuaian No Nama Siswa 3 2 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Juleka Harum Heri Susanto M.Imron Alfian S Misbak Anis Anita Dewi Akhmad Fauzi Devi Nur O. Dewi Melina Irvan Lukman Hakim Amrin Susanto M. Lutfi M. Arifin M. Syarif Melinda Ratna S

15

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nasuha Nurhabibah Siti Naimatul J. Sureni Ulfatun Wahyu Agung Yakhsun Abdillah Susfitrianingsih Salman Alfarisi M. Ilham Fatta Indawati
jumlah Rata-rata Presentase

16

Deskriptor: A. Gagasan Deskriptor: 1. Gagasan jelas dan mudah dipahami 2. Gagasan terkait atau sesuai dengan foto peristiwa B. Pilihan Kata Deskriptor: 1. Tidak menggunakan konjungsi yang berulang-ulang dalam karangan. 2. Tidak menggunakan bahasa daerah dalam karangan. C. Ketepatan penempatan huruf kapital Deskriptor: 1. Menempatkan huruf kapital pada awal kalimat dengan benar. 2. Menempatkan huruf kapital pada huruf pertama nama orang, dan nama tempat dengan benar. D. Ketepatan penggunaan tanda baca titik Deskriptor: 1. Menempatkan tanda titik pada akhir kalimat dengan tepat. 2. Menempatkan tanda titik pada singkatan umum dengan tepat. E. Ketepatan penggunaan tanda baca koma Deskriptor: 1. Menempatkan tanda koma pada pemisahan kata dalam suatu perincian dengan tepat. 2. Menempatkan tanda koma pada penulisan (penghubung) pada awal kalimat dengan benar. Keterangan Skor 3 Skor 2 Skor 1 : Jika semua deskriptor muncul. : Jika satu deskriptor muncul. : Jika tidak ada deskriptor yang muncul. di belakang kata

Konversi skor ke dalam nilai adalah : Skor yang didapat x 100 Skor ideal Nilai KKM : 64

17

Lampiran 4

Lembar Observasi Kinerja Guru Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi Pokok : Menulis Karangan Sekolah : SDN 2 Kempek
No Aspek yang diamati

Kelas/Semester: V / 1 Hari / Tanggal : Hasil pengamatan 3 2 1

Kegiatan Awal Pembelajaran a. Melakanakan tugas harian kelas. b. Menginformasikan mengenai tujuan, manfaat pembelajaran. c. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran. b. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok. d. Membimbing siswa dalam: 1) Mengeluarkan pendapat 2) Menulis karangan melalui media foto peristiwa. 3) Mengoreksi dan mengomentari karangan siswa 4) Menulis ulang karangan yang telah dikoreksi dan diberi komentar. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. b. c. d. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran Melaksanakan Penilaian pada akhir pembelajaran. Memberikan balikan tentang karangan siswa Mempublikasikan karangan siswa.

Jumlah Present ase

18

Deskriptor : 1. Kegiatan Awal a. Melaksanakan kegiatan harian kelas Deskriptor: Mempersiapkan perlengkapan yang menunjang pembelajaran. Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif

b. Menginformasikan tujuan dan manfaat pembelajaran. Deskriptor: Menginformasikan tujuan pembelajaran. Menginformasikan manfaat pembelajaran.

c. Memberikan apresepsi sebelum pembelajaran. Deskriptor: Kesesuaian apresepsi dengan materi yang diajarkan. Mengaitkan apresepsi materi pembelajaran dengan pengalaman siswa. 2. Kegiatan Inti a. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi

pembelajaran. Deskriptor: Memberi penjelasan secara jelas Memberi penjelasan yang dimengerti oleh siswa.

b. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. Deskriptor: Menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa dilibatkan dalam penggunaan media pembelajaran.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok. Deskriptor: Dalam setiap kegiatan (kelompok atau individual) siswa terlibat secara optimal. Mengelola jenis kegiatan (kelompok atau individual) secara lancar.

19

d. Membimbing siswa Deskriptor : Membimbing dalam mengeluarkan pendapat dan menulis karangan melalui media foto. Mengoreksi dan mengomentari karangan siswa. Menulis ulang karangan siswa yang telah dikoreksi dan diberi komentar. 3. Kegiatan Akhir a. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran. Deskriptor : Menilai penguasaan siswa melalui kinerja siswa selama proses pembelajaran. Menilai siswa dengan pedoman evaluasi.

b. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran. Deskriptor : Evaluasi pembelajaran sesuai dengan tujuan. Alat evaluasi sesuai dengan bentuk evaluasi dan soal tes akhir dapat dimengerti oleh siswa. c. Memberikan balikan tentang karangan siswa. Deskriptor : Balikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Balikan mendukung pemahaman siswa terhadap materi.

d. Mempublikasikan karangan siswa. Deskriptor : Mempublikasikan karangan siswa dengan rapih Mempublikasikan hasil karangan siswa yang telah melalui proses kolaborasi.

20

Kriteria Penilaian : Skor 3 2 1 Keterangan Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) : 80 100% : 50 79% : > 50% Penjelasan Jika semua deskriptor muncul. Jika satu deskriptor muncul. Jika tidak ada deskriptor yang muncul

Cirebon, Desember 209 Pengamat

21

Lembar Observasi Aktifvitas Siswa

Tanggal Observasi : Berilah tanda V pada kolom kualifikasi yang sesuai dengan pengamatan
Aspek Yang Dinilai Menulis Karangan 1 3 2 1 Menulis Karangan 3 2 1 Menulis Ulang Karangan 3 2 1 Skor Nilai Tuntas Tafsiran

Keaktifan No Nama Siswa 3 2

Tdk Tuntas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Juleka Harum Heri Susanto M.Imron Alfian S Misbak Anis Anita Dewi Akhmad Fauzi Devi Nur O. Dewi Melina Irvan Lukman Hakim Amrin Susanto M. Lutfi

22

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

M. Arifin M. Syarif Melinda Ratna S Nasuha Nurhabibah Siti Naimatul J. Sureni Ulfatun Wahyu Agung Yakhsun Abdillah Susfitrianingsih Salman Alfarisi M. Ilham Fatta Indawati
jumlah Rata-rata Presentase

23

Deskriptor: 1. Keaktifan a. Siswa aktif berpendapat dalam diskusi kelompok. b. Siswa aktif bertanya jawab dalam diskusi kelompok 2. Menulis Karangan a. Siswa menulis gagasan b. Menulis karangan dengan memanfaatkan media foto peristiwa. 3. Mengoreksi Karangan a. Siswa mengoreksi karangan teman sebaya. b. Siswa memberi komentar terhadap karangan teman sebaya. 4. Menulis Ulang Karangan a. Siswa menulis karangan sesuai dengan hasil koreksi karangan. b. Siswa menulis karangan dengan rapih. Keterangan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) : Jika semua indikator muncul. : Jika satu indikator muncul. : Jika tidak ada indikator yang muncul. : 80 100% : 50 79% : > 50% Cirebon, November 2009 Pengamat

24

Nama Guru

Waktu Wawancara :

No Pertanyaan 1 Bagaimana pendapat ibu apabila pembelajaran menulis karangan menggunakan metode kolaborasi dan media foto peristiwa? 2 Menurut Ibu, kesulitan apa yang dialami jika melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan metode kolaborasi dan media foto peristiwa? 3 Kemudahan apa yang akan didapat jika ibu melaksanakan pembelajaran tadi? 4 Menurut Ibu apakah penggunaan metode kolaborasi dan penggunaan media foto peristiwa dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan (menuangkan gagasan, penggunaan pilihan kata yang menarik dan ejaan)? 5 Hal apa saja yang ibu dapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode kolaborasi dan media foto peristiwa? 6 Menurut ibu, hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dalam pembelajaran tadi?

Jawaban

25

Lampiran 7 Pedoman Wawancara untuk Siswa

Waktu Wawancara :

No Pertanyaan 1 Menurutmu, apakah pembelajaran yang tadi lebih menarik, semangat dan menyenangkan? 2 Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran berkelompok, saling mengoreksi dan berkomentar dengan teman sebaya dalam pembelajaran menulis karangan? 3 Apakah ada perbedaan antara pembelajaran menggunakan metode kolaborasi, media foto peristiwa dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru? 4 Apakah pembelajaran menulis karangan yang baru saja dikuti lebih sulit dari biasanya? 5 Bagaimana pendapat kamu tentang menulis karangan dengan bantuan media foto peristiwa? Apakah lebih mudah dalam menulis gagasan?

Jawaban

26

Catatan Lapangan Pelaksanaan Tindakan Waktu : :

Fokus Kajian

Deskripsi Proses Belajar

Komentar

27

Lampiran 8 Contoh foto peristiwa untuk evaluasi

Foto 1

Foto 2

28

29

30

You might also like