Professional Documents
Culture Documents
BEKASI, PUNCAK, CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (Jabodetabekpunjur) ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional yang memerlukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang secara terpadu; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu menetapkan Peraturan Presiden; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888); 5. Undang
-25. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 9. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934); 11. Peraturan...
-311. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya. 2. Rencana...
-42. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. 3. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 4. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. 5. Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur, yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Jabodetabekpunjur, adalah kawasan strategis nasional yang meliputi seluruh wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Banten. 6. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. 7. Kawasan hutan lindung adalah wilayah hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah instrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. 8. Kawasan resapan air adalah wilayah yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air dan sebagai pengontrol tata air permukaan. 9. Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. 10. Sempadan...
-510. Sempadan pantai adalah kawasan sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi pantai. 11. Kawasan sekitar mata air adalah wilayah di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. 12. Situ adalah suatu wadah genangan air di atas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari tanah atau air permukaan sebagai siklus hidrologis yang merupakan salah satu bentuk kawasan lindung. 13. Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terusmenerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri yang khusus secara fisik, kimiawi, dan biologi. 14. Kawasan pantai hutan bakau adalah wilayah pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. 15. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. 16. Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. 17. Suaka...
-617. Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan/atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. 18. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun perairan yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. 19. Taman hutan raya adalah kawasan alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. 20. Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. 21. Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas yang dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 22. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. 23. Kawasan pertanian lahan basah adalah kawasan budi daya pertanian yang memiliki sistem pengairan tetap yang memberikan air secara terus-menerus sepanjang tahun, musiman, atau bergilir dengan tanaman utama padi.
24. Kawasan...
-724. Kawasan rawan bencana alam geologi adalah kawasan yang potensial mengalami bencana alam geologi. 25. Zona adalah kawasan dengan peruntukan khusus yang memiliki batasan ukuran atau standar tertentu. 26. Zona Budi Daya, selanjutnya disebut Zona B, adalah zona yang karakteristik pemanfaatan ruangnya ditetapkan berdasarkan dominasi fungsi kegiatan masing-masing zona pada kawasan budi daya. 27. Zona Non-Budi Daya, selanjutnya disebut Zona N, adalah zona yang karakteristik pemanfaatan ruangnya ditetapkan berdasarkan dominasi fungsi kegiatan masing-masing zona pada kawasan lindung. 28. Zona Penyangga, selanjutnya disebut Zona P, adalah zona pada kawasan budi daya di perairan laut yang karakteristik pemanfaatan ruangnya ditetapkan untuk melindungi kawasan budi daya dan/atau kawasan lindung yang berada di daratan dari kerawanan terhadap abrasi pantai dan instrusi air laut. 29. Prasarana dan sarana wilayah adalah kelengkapan dasar fisik yang memungkinkan wilayah dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 30. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 31. Reklamasi adalah kegiatan penimbunan dan pengeringan wilayah perairan.
32. Pemerintah...
-8-
32. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 33. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kota Tangerang, Kota Bekasi, dan Kota Depok. 34. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 35. Kepala daerah adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten, Bupati Bogor, Bupati Tangerang, Bupati Bekasi, Bupati Cianjur, Walikota Bogor, Walikota Tangerang, Walikota Bekasi, dan Walikota Depok. 36. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten, dan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 37. Bupati/Walikota adalah Bupati Bogor, Bupati Tangerang, Bupati Cianjur, Bupati Bekasi, Walikota Bogor, Walikota Tangerang, Walikota Bekasi, dan Walikota Depok. 38. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang penataan ruang. 39. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam menyelenggarakan penataan ruang.
40. Koefisien...
-9-
40. Koefisien dasar bangunan, selanjutnya disebut KDB, adalah perbandingan antara luas dasar bangunan dan luas persil. 41. Koefisien lantai bangunan, selanjutnya disebut KLB, adalah perbandingan antara luas lantai bangunan dan luas persil. 42. Koefisien zona terbangun adalah angka perbandingan antara luas total tapak bangunan dan luas zona. 43. Indeks konservasi alami adalah parameter yang menunjukkan kondisi hidrologis ideal untuk konservasi yang dihitung
berdasarkan variabel curah hujan, jenis batuan, kemiringan, ketinggian, dan guna lahan. 44. Indeks konservasi aktual adalah parameter yang menunjukkan kondisi hidrologis yang ada untuk konservasi yang dihitung berdasarkan variabel curah hujan, jenis batuan, kemiringan, ketinggian, dan guna lahan. 45. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 46. Administrasi pertanahan adalah pemberian hak, perpanjangan hak, pembaruan hak, peralihan hak, peningkatan hak,
penggabungan hak, pemisahan hak, pemecahan hak, pembebanan hak, izin lokasi, izin perubahan penggunaan tanah, serta izin penunjukan dan penggunaan tanah.
Bagian ...
- 10 Bagian Kedua Tujuan dan Sasaran Pasal 2 (1) Tujuan penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur adalah untuk: a. mewujudkan keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang antardaerah sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan dengan memperhatikan keseimbangan kesejahteraan dan ketahanan; b. mewujudkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan air kawasan, dan untuk air menjamin permukaan, tetap serta berlangsungnya tersedianya konservasi air dan tanah, menjamin tanah
menanggulangi banjir; dan c. mengembangkan perekonomian wilayah yang produktif, efektif, dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan pembangunan yang berkelanjutan. (2) Sasaran penyelenggaraan penataan ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur adalah: a. terwujudnya kerja sama penataan ruang antarpemerintah daerah melalui: 1) sinkronisasi pemanfaatan kawasan lindung dan budi daya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk; 2) sinkronisasi pengembangan prasarana dan sarana wilayah secara terpadu; dan 3) kesepakatan...
- 11 -
3) kesepakatan antardaerah untuk mengembangkan sektor prioritas dan kawasan prioritas menurut tingkat kepentingan bersama; b. terwujudnya peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora, dan fauna dengan ketentuan: 1) tingkat erosi tidak mengganggu; 2) tingkat peresapan air hujan dan tingkat pengaliran air permukaan menjamin tercegahnya bencana banjir dan ketersediaan air sepanjang tahun bagi kepentingan umum; 3) kualitas air menjamin kesehatan lingkungan; 4) situ berfungsi sebagai daerah tangkapan air, sumber air baku, dan sistem irigasi; 5) pelestarian flora dan fauna menjamin pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; dan 6) tingkat perubahan suhu dan kualitas udara tetap menjamin kenyamanan kehidupan lingkungan; c. tercapainya optimalisasi fungsi budi daya dengan ketentuan: 1) kegiatan budi daya tidak melampaui daya dukung dan ketersediaan sumber daya alam dan energi; 2) kegiatan usaha pertanian berskala besar dan kecil menerapkan teknologi pertanian yang memperhatikan konservasi air dan tanah; 3) daya tampung yang bagi penduduk dan selaras dan serta dengan sarana dapat kemampuan lingkungan penyediaan bersih prasarana sehat
4) pengembangan...
pengembangan kegiatan ekonomi lainnya; 5) kegiatan pariwisata tetap menjamin kenyamanan dan keamanan masyarakat, serasi dengan lingkungan, serta membuka kesempatan kerja dan berusaha yang optimal bagi penduduk setempat dalam kegiatan pariwisata, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk; dan 6) tingkat dan gangguan pencemaran melalui lingkungan baku yang mutu serendah-rendahnya dari kegiatan transportasi, industri, permukiman penerapan lingkungan hidup; d. tercapainya keseimbangan antara fungsi lindung dan fungsi budi daya. Bagian Ketiga Peran dan Fungsi Pasal 3 Penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur memiliki peran sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan yang berkaitan dengan upaya konservasi air dan tanah, upaya menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, penanggulangan banjir, dan pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Pasal 4 Penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur memiliki fungsi sebagai pedoman bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam penyelenggaraan penataan ruang secara terpadu di Kawasan Jabodetabekpunjur, melalui kegiatan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Bagian...
- 13 Bagian Keempat Ruang Lingkup Paragraf 1 Cakupan Kawasan Pasal 5 (1) Kawasan Jabodetabekpunjur meliputi seluruh wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Banten. (2) Sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bekasi, seluruh wilayah Kota Bekasi, seluruh wilayah Kota Depok, seluruh wilayah Kabupaten Bogor, seluruh wilayah Kota Bogor, dan sebagian wilayah Kabupaten Cianjur yang meliputi Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi, dan Kecamatan Cipanas. (3) Sebagian wilayah Provinsi Banten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seluruh wilayah Kabupaten Tangerang dan seluruh wilayah Kota Tangerang. Paragraf 2 Lingkup Pengaturan Pasal 6 Peraturan Presiden ini meliputi kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana tata ruang Kawasan Jabodetabekpunjur, arahan pemanfaatan ruang, arahan pengendalian pemanfaatan ruang, pengawasan pemanfaatan ruang, kelembagaan, peran masyarakat, dan pembinaan. BAB II...
- 14 BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG Bagian Pertama Kebijakan Penataan Ruang Pasal 7 Kebijakan penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 adalah ruang mewujudkan kawasan keterpaduan rangka penyelenggaraan lingkungan hidup. Bagian Kedua Strategi Penataan Ruang Pasal 8 Strategi penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur merupakan pelaksanaan dari kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 yang meliputi: a. mendorong terselenggaranya pengembangan kawasan yang berdasar atas keterpaduan antardaerah sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan; b. mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, serta menanggulangi banjir dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan; c. mendorong pengembangan perekonomian wilayah yang produktif, efektif, dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan. BAB III... penataan dalam
- 15 BAB III RENCANA TATA RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR Bagian Pertama Umum Pasal 9 (1) Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur berisi: a. rencana struktur ruang; dan b. rencana pola ruang. (2) Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur merupakan alat untuk keterpaduan dan sinkronisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota yang berada di Kawasan Jabodetabekpunjur. (3) Rencana struktur ruang merupakan rencana pengembangan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional. (4) Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Bagian Kedua Rencana Struktur Ruang Pasal 10 (1) Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) terdiri atas sistem pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana. (2) Sistem
- 16 (2) Sistem pusat permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan hierarki pusat permukiman sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. (3) Sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. sistem transportasi darat; b. sistem transportasi laut; c. sistem transportasi udara; d. sistem penyediaan air baku; e. sistem pengelolaan air limbah; f. sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun; g. sistem drainase dan pengendalian banjir; h. sistem pengelolaan persampahan; i. sistem jaringan tenaga listrik; dan j. sistem jaringan telekomunikasi. (4) Sistem jaringan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) direncanakan secara terpadu antardaerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat, serta memperhatikan fungsi dan arah pengembangan pusat-pusat permukiman. Bagian Ketiga Rencana Pola Ruang Pasal 11 (1) Rencana pola ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) terdiri atas rencana distribusi ruang untuk kawasan lindung dan kawasan budi daya.
(2) Ruang...
- 17 (2) Ruang untuk kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan dalam Zona Non-Budi Daya sebagai berikut: a. Zona Non-Budi Daya 1 yang selanjutnya disebut Zona N1; dan b. Zona Non-Budi Daya 2 yang selanjutnya disebut Zona N2. (3) Ruang untuk kawasan budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan dalam Zona Budi Daya dan Zona Penyangga. (4) Zona Budi Daya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikelompokkan sebagai berikut: a. Zona Budi Daya 1 yang selanjutnya disebut Zona B1; b. Zona Budi Daya 2 yang selanjutnya disebut Zona B2; c. Zona Budi Daya 3 yang selanjutnya disebut Zona B3; d. Zona Budi Daya 4 yang selanjutnya disebut Zona B4; e. Zona Budi Daya 5 yang selanjutnya disebut Zona B5; f. Zona Budi Daya 6 yang selanjutnya disebut Zona B6; dan g. Zona Budi Daya 7 yang selanjutnya disebut Zona B7. (5) Zona Penyangga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dikelompokkan sebagai berikut: a. Zona Penyangga 1 yang selanjutnya disebut Zona P1; b. Zona Penyangga 2 yang selanjutnya disebut Zona P2; c. Zona Penyangga 3 yang selanjutnya disebut Zona P3; d. Zona Penyangga 4 yang selanjutnya disebut Zona P4; dan e. Zona Penyangga 5 yang selanjutnya disebut Zona P5.
BAB IV...
- 18 BAB IV ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN Pasal 12 Untuk mewujudkan rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ditetapkan arahan pengembangan sistem pusat permukiman dan arahan pengembangan sistem jaringan prasarana. Bagian Pertama Arahan Pengembangan Sistem Pusat Permukiman Pasal 13 (1) Pengembangan sistem pusat permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 diarahkan pada terbentuknya fungsi dan hierarki pusat permukiman sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. (2) Pengembangan sistem pusat permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi upaya untuk mendorong pengembangan Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lainnya. (3) Dalam arahan struktur ruang dikembangkan Jalan Lingkar Luar Jakarta Kedua (Jakarta Outer Ring Road 2) dan jalan radialnya sebagai pembentuk struktur ruang Jabodetabekpunjur dan untuk memberikan pelayanan pengembangan sub pusat perkotaan antara lain Serpong/Kota Mandiri Bumi Serpong Damai, Cinere, Cimanggis, Cileungsi, Setu, dan Tambun/Cikarang.
- 19 (4) Arahan pengembangan sistem pusat permukiman digambarkan dalam Peta Struktur dan Pola Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur dengan skala peta 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Bagian Kedua Arahan Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Pasal 14 Pengembangan sistem transportasi diarahkan pada keterpaduan dan saling mendukung intra moda dan inter moda, yang meliputi moda transportasi darat, laut, dan udara dengan mempertimbangkan kemudahan dan efisiensi pengguna jasa transportasi yang berdasarkan analisis bangkitan dan tarikan lalu lintas antarpusat kegiatan. Pasal 15 (1) Sistem transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf a terdiri atas jaringan transportasi jalan, jaringan jalur kereta api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan. (2) Penataan dan pengembangan sistem transportasi darat di Kawasan Jabodetabekpunjur diarahkan pada: a. penataan angkutan masal jalan rel dengan angkutan jalan; b. peningkatan pemanfaatan jaringan jalur kereta api pada ruas-ruas tertentu sebagai prasarana pergerakan komuter dari wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sebaliknya;
c. pemisahan...
- 20 -
c. pemisahan penggunaan prasarana antara jaringan jalur kereta api yang bersifat komuter dan jaringan jalur kereta api yang bersifat regional dan jarak jauh; d. pengembangan jalan yang menghubungkan antarwilayah dan antarpusat permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan simpul-simpul transportasi serta pengembangan jalan penghubung antara jalan selain jalan tol dengan jalan tol; e. pengembangan jalan tol dalam kota di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terintegrasi dengan jalan tol antarkota sesuai dengan kebutuhan nyata; f. pembangunan jalan setingkat jalan arteri primer atau kolektor primer yang menghubungkan Cikarang di Kabupaten Bekasi ke pelabuhan Tanjung Priok di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Citayam di Kota Depok ke jalan lingkar luar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta; g. pembangunan jalan rel yang menghubungkan Cikarang di Kabupaten Bekasi ke pelabuhan Tanjung Priok di Daerah Khusus Ibukota Jakarta; h. pengembangan sistem jaringan transportasi masal yang menghubungkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pusat-pusat kegiatan di sekitarnya; i. pengembangan sistem transportasi masal cepat yang terintegrasi dengan bus yang diprioritaskan, perkeretaapian monorel, dan moda transportasi lainnya; dan j. pengembangan sistem transportasi sungai yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
(3) Untuk...
- 21 -
(3) Untuk
menjamin
keselamatan
transportasi
jalan
dan
keberlanjutan pengoperasian fasilitas keselamatan transportasi jalan, penataan ruang di sekitar dan di kawasan terminal dan sepanjang jalan harus memperhatikan rencana pengembangan transportasi jalan dan ketentuan keselamatan transportasi jalan. (4) Untuk menjamin keselamatan perkeretaapian dan keberlanjutan pengoperasian fasilitas keselamatan perkeretaapian, penataan ruang di sekitar dan di kawasan stasiun dan sepanjang jaringan jalur kereta api harus memperhatikan rencana pengembangan perkeretaapian dan ketentuan keselamatan perkeretaapian pada jaringan jalur kereta api, yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api. (5) Arahan sistem transportasi darat digambarkan dalam Peta Arahan Sistem Transportasi Kawasan Jabodetabekpunjur dengan skala peta 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Pasal 16 (1) Penataan dan pengembangan sistem transportasi laut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf b diarahkan untuk mendukung kelancaran keluar masuk arus barang dan penumpang dari dan ke luar kawasan tersebut.
(2) Untuk...
- 22 (2) Untuk menjamin keselamatan pelayaran dan keberlanjutan pengoperasian pelabuhan, penataan ruang di sekitar dan di kawasan pelabuhan harus memperhatikan kegiatan kepelabuhanan sesuai dengan rencana induk pelabuhan dan ketentuan keselamatan pelayaran pada Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) serta Tatanan Kepelabuhanan Nasional. Pasal 17 (1) Penataan dan pengembangan sistem transportasi udara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf c diarahkan untuk mendukung kelancaran keluar masuk arus barang dan penumpang dari dan ke luar kawasan tersebut. (2) Untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan dan
keberlanjutan pengoperasian bandar udara, penataan ruang di sekitar dan di kawasan bandar udara harus memperhatikan kegiatan kebandarudaraan sesuai dengan rencana induk bandar udara dan ketentuan kawasan keselamatan operasi penerbangan serta Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Pasal 18 (1) Penyediaan air baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf d dilakukan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada dan pengembangan prasarananya. (2) Pengelolaan sistem air baku harus memperhatikan keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air untuk kegiatan rumah tangga, pertanian, industri, perkotaan, dan pemeliharaan sungai, serta keseimbangan lingkungan secara terpadu. (3) Pengembangan...
- 23 (3) Pengembangan prasarana air baku dapat dilakukan dengan pembangunan dan pengelolaan waduk multiguna, saluran pembawa, pengelolaan situ, dan pemeliharaan sungai. (4) Strategi pengelolaan sistem penyediaan air baku adalah dengan menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan serta kelestarian daerah aliran sungai, dan sumber-sumber air lainnya, yang pengelolaannya dilakukan dengan kerja sama antardaerah. (5) Arahan pengelolaan sistem air baku digambarkan dalam Peta Arahan Sistem Air Baku dan Pengendalian Banjir Kawasan Jabodetabekpunjur dengan skala peta 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Pasal 19 (1) Penataan sistem pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e harus memperhatikan kualitas sanitasi lingkungan dan meminimalkan pencemaran air tanah dan air permukaan. (2) Strategi pengelolaan air limbah diarahkan untuk pengurangan, pemanfaatan kembali, dan penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah bagi kegiatan permukiman dan industri dengan memperhatikan baku mutu limbah cair. (3) Sistem pengelolaan air limbah bagi kegiatan domestik/rumah tangga merupakan sistem yang terpisah dari pengelolaan air limbah industri. (4) Sistem pengelolaan air limbah dilaksanakan secara terpusat terutama pada kawasan perumahan padat, pusat bisnis, dan sentra industri. (5) Ketentuan...
- 24 (5) Ketentuan lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 20 (1) Penataan sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf f diarahkan untuk meminimalkan pencemaran udara, tanah, dan sumber daya air serta meningkatkan kualitas lingkungan. (2) Penataan sistem pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun harus memperhatikan tersedianya prasarana dan sarana pengolahan limbah yang telah terpasang. (3) Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dilakukan berdasarkan kriteria teknis sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. (4) Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dapat dilakukan melalui kerja sama antardaerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (5) Ketentuan lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 21 (1) Sistem drainase dan pengendalian banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf g diarahkan untuk mengurangi bahaya banjir dan genangan air bagi kawasan permukiman, industri, perdagangan, perkantoran, dan persawahan, serta jalan.
(2) Strategi
- 25 (2) Strategi drainase dan pengendalian banjir dilaksanakan dengan pengelolaan sungai terpadu dengan sistem drainase wilayah, pengendalian debit air sungai dan peningkatan kapasitas sungai, peningkatan fungsi situ-situ dan waduk sebagai daerah penampungan air dengan sistem polder, pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan lindung dan kawasan budi daya yang dilaksanakan dengan ketat di kawasan hulu hingga sepanjang daerah aliran sungai, pembuatan sudetan sungai, dan pengendalian pembangunan di sempadan sungai. (3) Arahan a. drainase dan pengendalian banjir di Kawasan
Jabodetabekpunjur dilakukan melalui upaya: rehabilitasi hutan dan lahan serta penghijauan kawasan tangkapan air; b. penataan sungainya; c. normalisasi sungai-sungai dan anak-anak sungainya; waduk-waduk pengendali banjir dan pelestarian situ-situ serta daerah retensi air; e. f. pembangunan prasarana dan pengendali banjir; dan pembangunan prasarana drainase. sungai-sungai prioritas untuk penataan dan d. pengembangan kawasan sempadan sungai dan anak-anak
(4) Penetapan
normalisasi sungai dan anak-anak sungainya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan huruf c diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Arahan pengendalian banjir digambarkan pada Peta Arahan Sistem Air Baku dan Pengendalian Banjir dengan skala 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Pasal 22...
- 26 Pasal 22 (1) Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf h dikembangkan secara terpadu di Kawasan Jabodetabekpunjur melalui kerja sama antardaerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (2) Strategi pengelolaan persampahan Kawasan Jabodetabekpunjur diselenggarakan dengan pemanfaatan kembali, daur ulang, dan pengolahan sampah dengan memperhatikan kriteria teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Arahan pengelolaan persampahan terpadu pada Kawasan Jabodetabekpunjur harus memperhatikan penentuan lokasi tempat pembuangan akhir dan pengolahan sampah terutama
- 27 (2) Pengembangan jangka panjang. (3) Pengembangan a. sistem jaringan tenaga listrik dilakukan sistem jaringan tenaga listrik harus
berdasarkan kriteria teknis sebagai berikut: meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat; b. mendukung perwujudan struktur ruang kawasan; dan c. kriteria teknis lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. (4) Pengembangan sistem jaringan tenaga listrik dapat dilakukan melalui kerja sama antardaerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (5) Ketentuan lainnya berkaitan dengan pengembangan sistem jaringan tenaga listrik diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 24 (1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf j diarahkan untuk: a. mendukung pengembangan sistem jaringan telekomunikasi nasional; b. meningkatkan penyediaan informasi yang handal dan cepat di seluruh Kawasan Jabodetabekpunjur dalam rangka perwujudan struktur ruang Kawasan Jabodetabekpunjur; c. meningkatkan penyediaan dan akses informasi dari dan ke seluruh pelosok Kawasan Jabodetabekpunjur; dan d. meningkatkan penyediaan dan akses informasi dari dan ke Kawasan Jabodetabekpunjur. (2) Pengembangan...
- 28 (2) Pengembangan jangka panjang. (3) Pengembangan a. sistem jaringan telekomunikasi dilakukan sistem jaringan telekomunikasi harus
berdasarkan kriteria teknis sebagai berikut: meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat serta keselamatan penerbangan; b. mendukung perwujudan struktur ruang kawasan; dan c. kriteria teknis lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. (4) Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi dapat dilakukan melalui kerja sama antardaerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (5) Ketentuan lainnya berkaitan dengan pengembangan sistem jaringan telekomunikasi diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Ketiga Pengelolaan Kawasan Lindung Pasal 25 (1) Zona N1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. c. kawasan hutan lindung; kawasan dengan kemiringan di atas 40% (empat puluh persen); d. sempadan sungai; e. sempadan pantai; f. kawasan ... b. kawasan resapan air;
- 29 f. g. i. j. kawasan sekitar danau, waduk, dan situ; kawasan sekitar mata air; kawasan pantai berhutan bakau; dan kawasan rawan bencana alam geologi.
h. rawa;
(2) Pemanfaatan ruang Zona N1 diarahkan untuk konservasi air dan tanah dalam rangka: a. mencegah abrasi, erosi, amblesan, bencana banjir, dan sedimentasi; b. menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan; dan c. mencegah dan/atau mengurangi dampak akibat bencana alam geologi. Pasal 26 (1) Zona N2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf b terdiri atas: a. c. e. f. cagar alam; taman nasional; taman wisata alam; dan kawasan cagar budaya. b. suaka margasatwa; d. taman hutan raya;
(2) Pemanfaatan ruang Zona N2 diarahkan untuk: a. konservasi budaya; gejala dan keunikan alam untuk kepentingan perlindungan plasma nutfah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan; dan c. pengembangan b. perlindungan keanekaragaman biota, tipe ekosistem, serta
- 30 c. pengembangan kegiatan pendidikan dan penelitian, rekreasi dan pariwisata ekologis bagi peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya, dan perlindungan dari pencemaran. (3) Pemanfaatan ruang Zona N2 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c harus dapat menjaga fungsi lindung. Pasal 27 (1) Pemanfaatan ruang Zona N1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) dilaksanakan dengan cara mempertahankan dan mengembalikan fungsi Zona N1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1). (2) Pemanfaatan ruang Zona N2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dilaksanakan dengan cara mempertahankan dan mengembalikan fungsi Zona N2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1). Pasal 28 (1) Pemanfaatan ruang di kawasan lindung dibatasi pada kegiatan yang menjamin tidak terganggunya fungsi lindung. (2) Jenis kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 29 Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya melakukan rehabilitasi hutan dan lahan serta penghijauan di kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) dengan tutupan tumbuhan tetap. Pasal 30...
- 31 Pasal 30 (1) Di kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan serta keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau b. kegiatan sehingga yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi dan dan luas perusakan terhadap keutuhan kawasan dan ekosistemnya mengurangi/menghilangkan kawasan seperti perambahan hutan, pembukaan lahan, penebangan pohon, dan perburuan satwa yang dilindungi. (2) Di kawasan resapan air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf b dilarang menyelenggarakan kegiatan yang mengurangi daya serap tanah terhadap air. (3) Di kawasan dengan kemiringan di atas 40% (empat puluh persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c dilarang menyelenggarakan: a. penebangan tanaman; b. kegiatan mendirikan bangunan, kecuali bangunan yang dimaksudkan bagi upaya peningkatan fungsi lindung; dan/atau c. kegiatan penggalian yang berakibat terganggunya fungsi lindung kawasan. (4) Di sempadan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf d dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi dan hidraulis, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; b. pemanfaatan
- 32 b. pemanfaatan hasil tegakan; dan/atau c. kegiatan yang merusak kualitas air sungai, kondisi fisik tepi sungai dan dasar sungai, serta mengganggu aliran air. (5) Di sempadan pantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf e dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, kecuali yang dimaksudkan bagi kepentingan umum yang terkait langsung dengan ekosistem laut; b. pemanfaatan ruang yang mengganggu kelestarian fungsi pantai; dan/atau c. pemanfaatan ruang yang mengganggu akses terhadap kawasan sempadan pantai. (6) Di kawasan sekitar danau, waduk, dan situ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf f dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi dan hidraulis, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; b. pemanfaatan hasil tegakan; dan/atau c. kegiatan yang menyebabkan penurunan kualitas air danau, waduk, dan situ, menyebabkan penurunan kondisi fisik kawasan sekitar danau, waduk, dan situ, serta mengganggu debit air. (7) Di kawasan sekitar mata air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf g dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; b. pemanfaatan...
- 33 b. c. pemanfaatan hasil tegakan; dan/atau kegiatan yang merusak kualitas air, kondisi fisik kawasan sekitarnya, dan daerah tangkapan air kawasan yang bersangkutan. (8) Di rawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf h dilarang menyelenggarakan reklamasi dan/atau pemanfaatan ruang lainnya tanpa disertai rekayasa teknis untuk mempertahankan fungsi rawa sebagai sumber air dan daerah retensi air. (9) Di kawasan pantai hutan bakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf i dilarang melakukan perusakan hutan bakau dan/atau menyelenggarakan pemanfaatan ruang yang mengganggu fungsi hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan/atau tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut di samping sebagai pelindung pantai dari pengikisan air laut serta pelindung usaha budi daya di sekitarnya. (10) Di kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf j dilarang menyelenggarakan pembangunan dan/atau pemanfaatan ruang lainnya tanpa mempertimbangkan aspek bencana geologi untuk kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pasal 31 (1) Di kawasan cagar alam dan kawasan suaka margasatwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a dan huruf b dilarang menyelenggarakan pemanfaatan ruang dan kegiatan yang: a. mengubah bentang alam dan tipe ekosistem; dan/atau hayati. (2) Di kawasan... b. mengganggu kelestarian flora, fauna, dan keanekaragaman
- 34 (2) Di kawasan taman nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf c dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; b. kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional, baik mengurangi, menghilangkan dan/atau c. kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional. (3) Di kawasan taman hutan raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf d dilarang menyelenggarakan pemanfaatan ruang dan/atau kegiatan yang: a. dapat merusak atau mengganggu koleksi tumbuhan dan satwa baik yang bersifat alami maupun buatan, yang asli dan bukan asli; dan/atau b. mengganggu arsitektur bentang alam untuk keperluan pariwisata, pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan pendidikan. (4) Di kawasan taman wisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf e dilarang menyelenggarakan: a. pemanfaatan ruang yang mengganggu bentang alam, kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan fauna, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau b. kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman wisata alam. (5) Di kawasan... fungsi dan luas zona inti, maupun menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli;
- 35 (5) Di kawasan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) huruf f dilarang menyelenggarakan: a. kegiatan yang merusak kekayaan budaya bangsa yang berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen nasional; b. pemanfaatan ruang dan kegiatan yang mengubah bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan; c. pemanfaatan ruang yang mengganggu kelestarian lingkungan di sekitar peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, dan monumen nasional serta wilayah dengan bentukan geologi tertentu; dan/atau d. pemanfaatan ruang yang mengganggu upaya pelestarian budaya masyarakat setempat. Pasal 32 (1) Dalam perencanaan kawasan lindung ditetapkan kawasan lindung prioritas dengan kriteria sebagai ruang terbuka hijau regional, kawasan konservasi, dan/atau daerah resapan air. (2) Kawasan lindung prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. kawasan pantai hutan bakau dan rawa di pantai utara; b. situ; c. waduk; d. rawa; e. kawasan hutan lindung; dan f. kawasan resapan air dan/atau retensi air. dan
(3) Penetapan
- 36 (3) Penetapan lokasi kawasan lindung prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mencakup 2 (dua) daerah atau lebih ditetapkan dengan keputusan bersama antardaerah. (4) Proporsi ruang terbuka hijau publik kota/perkotaan di Kawasan Jabodetabekpunjur paling rendah 20% (dua puluh persen) dari luas wilayah masing-masing kota/perkotaan.
Bagian Keempat Pengelolaan Kawasan Budi Daya Pasal 33 (1) Zona B1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf a merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung lingkungan tinggi, tingkat pelayanan prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung dengan intensitas tinggi, baik vertikal maupun horizontal. (2) Zona B2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf b merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung lingkungan sedang dan tingkat pelayanan prasarana dan sarana sedang. (3) Zona B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf c merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung lingkungan rendah, tingkat pelayanan prasarana dan sarana rendah, dan merupakan kawasan resapan air.
(4) Zona
- 37 (4) Zona B4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf d merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung lingkungan rendah tetapi subur dan merupakan kawasan resapan air, serta merupakan areal pertanian lahan basah bukan irigasi teknis dan pertanian lahan kering. (5) Zona B5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf e merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai kesesuaian lingkungan untuk budi daya pertanian dan mempunyai jaringan irigasi teknis. (6) Zona B6 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf f merupakan zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung lingkungan rendah dengan kesesuaian untuk budi daya dan KLB yang disesuaikan dengan aturan daerah. (7) Zona B7 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) huruf g merupakan zona yang berdekatan dengan Zona N1 pantai dengan karakteristik memiliki daya dukung lingkungan rendah, rawan intrusi air laut, rawan abrasi, dengan kesesuaian untuk budi daya dan KLB yang disesuaikan dengan aturan daerah. Pasal 34 (1) Zona P1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf a merupakan zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona N1 pantai.
(2) Zona...
- 38 (2) Zona P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf b merupakan zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona N1 pantai yang mempunyai potensi untuk reklamasi. (3) Zona P3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf c merupakan zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B1 pantai. (4) Zona P4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf d merupakan zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B2 pantai. (5) Zona P5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf e merupakan zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B6 dan/atau B7. Pasal 35 (1) Pemanfaatan ruang Zona B1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) diarahkan untuk perumahan hunian padat, perdagangan dan jasa, serta industri ringan nonpolutan dan berorientasi pasar, dan difungsikan sebagai pusat pengembangan kegiatan ekonomi unggulan. (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui penerapan rekayasa teknis dan koefisien zona terbangun yang besarannya diatur lebih lanjut dalam aturan daerah. (3) Pemanfaatan ruang pada Zona B1 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berada di pantai utara Jakarta dapat dilakukan melalui rehabilitasi dan/atau revitalisasi kawasan.
Pasal 36...
- 39 Pasal 36 (1) Pemanfaatan ruang Zona B2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) diarahkan untuk perumahan hunian sedang, perdagangan dan jasa, industri padat tenaga kerja, dan diupayakan berfungsi sebagai kawasan resapan air. (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara pengendalian pembangunan perumahan baru dan pengendalian kawasan terbangun dengan menerapkan rekayasa teknis dan koefisien zona terbangun yang besarannya diatur lebih lanjut dengan aturan daerah.
Pasal 37 (1) Pemanfaatan ruang Zona B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (3) diarahkan untuk perumahan hunian rendah, pertanian, dan untuk mempertahankan fungsi kawasan resapan air. (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara pembangunan dengan intensitas lahan terbangun rendah dengan menerapkan rekayasa teknis dan koefisien zona terbangun yang besarannya diatur lebih lanjut dengan aturan daerah. Pasal 38 (1) Pemanfaatan ruang Zona B4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4) diarahkan untuk perumahan hunian rendah, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, perikanan, peternakan, agroindustri, dan hutan produksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pemanfaatan...
- 40 (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara pembangunan dengan intensitas lahan terbangun rendah dengan menerapkan rekayasa teknis dan pelaksanaan kegiatan budi daya pertanian lahan basah, lahan kering, perkebunan, perikanan, peternakan, agroindustri, dan hutan produksi dengan teknologi tepat guna dan koefisien zona terbangun yang besarannya diatur lebih lanjut dengan aturan daerah.
Pasal 39 (1) Pemanfaatan ruang Zona B5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (5) diarahkan untuk pertanian lahan basah beririgasi teknis. (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B5 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara intensifikasi pertanian lahan basah dengan teknologi tepat guna.
Pasal 40 (1) Pemanfaatan ruang Zona B6 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (6) diarahkan untuk permukiman dan fasilitasnya dan/atau penyangga fungsi Zona N1. (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B6 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui rekayasa teknis dan koefisien zona terbangun paling tinggi 50% (lima puluh persen).
Pasal 41
- 41 Pasal 41 (1) Pemanfaatan ruang Zona B7 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (7) diarahkan untuk permukiman dan fasilitasnya, penjaga dan penyangga fungsi Zona N1, serta berfungsi sebagai pengendali banjir terutama dengan penerapan sistem polder. (2) Pemanfaatan ruang pada Zona B7 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui rekayasa teknis dan koefisien zona terbangun paling tinggi 40% (empat puluh persen).
Pasal 42 (1) Pemanfaatan ruang Zona P1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dilaksanakan melalui upaya menjaga Zona N1 dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar dan/atau dari dalam zona, khususnya dalam mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan kerusakan dari laut yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan/atau perubahan fungsi Zona N1. (2) Pemanfaatan ruang Zona P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) dilaksanakan melalui upaya: a. menjaga Zona N1 dari segala bentuk tekanan dan gangguan yang berasal dari luar dan/atau dari dalam zona, khususnya dalam mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan kerusakan dari laut yang dapat mengakibatkan perubahan keutuhan dan/atau perubahan fungsi Zona N1; dan
b. penyelenggaraan...
- 42 b. penyelenggaraan reklamasi dengan koefisien zona terbangun paling tinggi 40% (empat puluh persen) dan/atau konstruksi bangunan di atas air secara bertahap dengan tetap memperhatikan fungsinya, dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter sampai dengan garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter, dan harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan. (3) Pemanfaatan ruang Zona P3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (3) dilaksanakan melalui upaya: a. menjaga fungsi Zona B1 dengan tidak menyebabkan abrasi pantai dan tidak mengganggu fungsi pusat pembangkit tenaga listrik, muara sungai, dan jalur lalu lintas laut dan pelayaran; dan b. penyelenggaraan reklamasi secara bertahap dengan tetap memperhatikan fungsinya, dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) meter sampai dengan garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter, kecuali pada lokasi yang secara rekayasa teknologi memungkinkan jarak dapat diminimalkan, dan harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan, jalur lalu lintas laut dan pelayaran, dan pelabuhan. (4) Pemanfaatan ruang Zona P4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) dilaksanakan melalui upaya: a. menjaga fungsi Zona B2 dengan tidak menyebabkan abrasi pantai, tidak mengganggu fungsi pembangkit tenaga listrik, dan tidak mengganggu muara sungai, jalur lalu lintas laut dan pelayaran, usaha perikanan rakyat; dan b. penyelenggaraan...
- 43 b. penyelenggaraan reklamasi secara bertahap dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter sampai dengan garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter dan harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan.
(5) Pemanfaatan ruang Zona P5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
34 ayat (5) dilaksanakan melalui upaya: a. menjaga fungsi Zona B6 dan/atau Zona B7 dengan tidak menyebabkan abrasi pantai dan tidak mengganggu muara sungai, jalur lalu lintas laut dan pelayaran, usaha perikanan rakyat; dan b. penyelenggaraan reklamasi secara bertahap dengan koefisien zona terbangun paling tinggi 45% (empat puluh lima persen) dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) meter sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter dan harus mempertimbangkan karakteristik lingkungan.
Pasal 44...
- 44 Pasal 44 (1) Di Zona B1 dan B2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 dilarang: a. membangun industri yang mencemari lingkungan dan banyak menggunakan air tanah; dan/atau b. menambah dan/atau memperluas industri sebagaimana dimaksud pada huruf a di Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cibinong, dan Kecamatan Gunung Putri. (2) Di Zona B3, B4, dan B5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 dilarang melakukan pembangunan yang: a. mengurangi areal produktif pertanian dan wisata alam; b. mengurangi daya resap air; dan/atau c. mengubah bentang alam. (3) Di Zona B6 dan B7 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 dan Pasal 41 dilarang melakukan pembangunan yang dapat mengganggu atau merusak fungsi lingkungan hidup, perumahan dan permukiman, pariwisata, bangunan gedung, sumber daya air, dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. (4) Kegiatan pembangunan yang diperkenankan di Zona B6 dan B7 dilakukan berdasarkan hasil kajian mendalam dan komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari ketua badan yang tugas dan fungsinya mengkoordinasikan penataan ruang nasional. Pasal 45 Pemanfaatan ruang Zona P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) untuk kegiatan budi daya dilaksanakan berdasarkan hasil kajian mendalam dari dan ketua komprehensif badan yang dan setelah dan mendapat fungsinya rekomendasi tugas
- 45 Pasal 46 (1) Dalam perencanaan kawasan budi daya ditetapkan kawasan budi daya prioritas dengan kriteria sebagai berikut: a. memiliki aksesibilitas tinggi yang didukung oleh prasarana transportasi yang memadai; b. memiliki potensi strategis yang memberikan keuntungan dalam pengembangan sosial dan ekonomi; c. berdampak luas terhadap pengembangan regional, nasional, dan internasional; dan d. memiliki peluang investasi yang menghasilkan nilai tinggi. (2) Kawasan budi daya prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. c. kawasan perbatasan antardaerah; daerah aliran sungai yang kritis; kegiatan perdagangan dan pusat kegiatan industri; e. f. kawasan sekitar bandar udara; dan kawasan sekitar pelabuhan laut. b. kawasan pertanian beririgasi teknis; d. kawasan pusat kegiatan ekonomi yang mencakup pusat
(3) Penetapan lokasi kawasan budi daya prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mencakup 2 (dua) daerah atau lebih ditetapkan dengan keputusan bersama antardaerah. Pasal 47 Pola ruang kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 digambarkan dalam Peta Struktur dan Pola Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur dengan skala peta 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. Pasal 48...
- 46 Pasal 48 (1) Pemanfaatan ruang Zona N, Zona B, dan Zona P diatur lebih lanjut oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing dengan memperhatikan: a. c. rencana rinci tata ruang; persyaratan-persyaratan teknis. oleh Pemerintah dan pemerintah daerah b. peraturan zonasi; dan
(2) Pengaturan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan melalui koordinasi antarinstansi Pemerintah dan pemerintah daerah. (3) Hak pengelolaan dalam pemanfaatan ruang Zona P2, Zona P3, Zona P4, dan Zona P5 diberikan kepada pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN Pasal 49 (1) Rencana tata ruang wilayah provinsi/kabupaten/kota yang berada di Kawasan Jabodetabekpunjur harus disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur. (2) Rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijabarkan lebih lanjut dalam rencana rinci yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur yang dilengkapi dengan peraturan zonasi. (3) Penyusunan rencana rinci dan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) didasarkan pada indeks konservasi alami dan indeks konservasi aktual. (4) Indeks...
- 47 (4) Indeks konservasi alami dan indeks konservasi aktual digunakan untuk menentukan alokasi pemanfaatan ruang yang meliputi permukiman, ruang terbuka hijau, perkantoran, dan kegiatan pertanian; amplop ruang yang meliputi koefisien dasar ruang hijau, KDB, KLB, dan garis sempadan bangunan; dan rekayasa teknologi yang diperlukan. (5) Penyusunan rencana rinci sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 50 Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota memasyarakatkan Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur dan rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pasal 51 Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan sebagai upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Pasal 52 (1) Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 diselenggarakan pula dalam rangka penyelesaian administrasi pertanahan.
(2) Penyelesaian...
- 48 (2) Penyelesaian administrasi pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan apabila pemohon atau pemegang hak atas tanah atau kuasanya memenuhi syarat-syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. (3) Syarat menggunakan dan memanfaatkan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan satu kesatuan proses dalam penyelenggaraan administrasi pertanahan.
bupati/walikota berdasarkan arahan dan rekomendasi gubernur dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (2) Pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilaksanakan oleh Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan melibatkan partisipasi masyarakat. (3) Koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan oleh gubernur masing-masing wilayah. (4) Dalam melaksanakan koordinasi pengendalian pemanfaatan ruang, gubernur berkonsultasi dengan Menteri. (5) Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang secara berkala kepada Presiden melalui Menteri. (6) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 54...
- 49 Pasal 54 Peraturan zonasi merupakan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang yang disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Pasal 55 (1) Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang telah ditetapkan. (2) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 56 Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, insentif dan/atau disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 diterapkan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 57 Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
dimaksudkan untuk: a. melakukan tindakan penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi; dan b. mengembalikan fungsi ruang melalui rehabilitasi dan revitalisasi kawasan. Pasal 58
- 50 Pasal 58 (1) Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b merupakan bagian dari tindakan mengatur atau menata kembali pemanfaatan tanah dan bangunan yang tidak sesuai dengan rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang telah ditetapkan. (2) Pelaksanaan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan dilakukan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Rehabilitasi dan revitalisasi kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b diprioritaskan pada kawasan lindung di Kecamatan Ciawi, Kecamatan Megamendung, dan Kecamatan Cisarua di Kabupaten Bogor dan di Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Cugenang, dan Kecamatan Cipanas di Kabupaten Cianjur, serta di lokasi-lokasi lain yang ditetapkan berdasarkan keputusan bersama antardaerah. BAB VI PENGAWASAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN Pasal 59 (1) Pengawasan kegiatan pemanfaatan ruang diselenggarakan dan evaluasi melalui terhadap pemantauan, pelaporan,
pemanfaatan ruang. (2) Kegiatan pemantauan, pelaporan, dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara berkesinambungan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah. (3) Dalam penyelenggaraan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan pemerintah daerah melibatkan partisipasi masyarakat. Pasal 60...
- 51 Pasal 60 Kegiatan pemantauan terhadap pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur dilakukan dengan ketentuan: a. pemantauan dilakukan baik terhadap kegiatan di kawasan lindung maupun di kawasan budi daya dengan memperhatikan kesesuaian dengan rencana tata ruang; b. pemantauan terhadap kegiatan budi daya yang ada di kawasan lindung dan kawasan pertanian lahan basah dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan terhadap fungsi yang sudah ditetapkan; c. pemantauan dilakukan oleh kepala desa/lurah, camat, bupati/walikota, gubernur, dan Menteri; dan d. pemantauan merupakan usaha atau perbuatan mengamati, mengawasi, dan memeriksa dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Pasal 61 (1) Kegiatan a. pelaporan pemanfaatan ruang di Kawasan
Jabodetabekpunjur dilakukan dengan ketentuan: laporan pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur dilaksanakan berjenjang melalui dimulai pelaporan dari kepala secara periodik dan desa/lurah, camat,
bupati/walikota, gubernur sampai dengan Menteri; b. laporan tersebut dilengkapi dengan materi laporan yaitu: 1) perkembangan pembangunan fisik; 2) perkembangan pemberian, pengakuan, pembatalan, pencabutan, perpindahan, peralihan, peningkatan, perpanjangan, penggabungan, dan pemisahan serta perubahan hak atas tanah lainnya; 3) perkembangan...
- 52 3) perkembangan perubahan fungsi dan pemanfaatan ruang dan izin mendirikan bangunan; 4) masalah-masalah yang perlu segera diatasi; dan 5) masalah-masalah diantisipasi. c. laporan merupakan informasi secara obyektif yang sesuai maupun tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan d. laporan dapat berupa masukan dari masyarakat. (2) Ketentuan Menteri. Pasal 62 (1) Kegiatan evaluasi terhadap pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur dilakukan oleh: a. kepala desa/lurah terhadap laporan yang disampaikan oleh masyarakat; b. camat terhadap laporan yang disampaikan oleh kepala desa/lurah dan/atau masyarakat; c. bupati/walikota terhadap laporan yang disampaikan oleh camat, kepala desa/lurah dan/atau masyarakat; d. gubernur terhadap laporan yang disampaikan oleh bupati/walikota, masyarakat; dan e. Menteri terhadap laporan yang disampaikan oleh gubernur, bupati/walikota, masyarakat. camat, kepala desa/lurah, dan/atau camat, kepala desa/lurah, dan/atau lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan yang akan muncul dan perlu
(2) Kegiatan...
pemantauan dan pelaporan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ditangani. (3) Kegiatan evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur. (4) Kegiatan evaluasi dilakukan agar pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB VII KELEMBAGAAN, PERAN MASYARAKAT, DAN PEMBINAAN Bagian Pertama Kelembagaan Pasal 63 Koordinasi teknis penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur sebagai kawasan strategis nasional dilakukan oleh Menteri.
Pasal 64 Koordinasi kelembagaan dan kebijakan kerja sama antardaerah di Kawasan Jabodetabekpunjur dilakukan dan/atau difasilitasi oleh badan kerja sama antardaerah.
Bagian Kedua...
- 54 Bagian Kedua Peran Masyarakat Pasal 65 Peran masyarakat melalui partisipasi dalam kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4), Pasal 20 ayat (4), Pasal 22 ayat (1), Pasal 23 ayat (4), Pasal 24 ayat (4), Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2), dan Pasal 59 ayat (3) dilakukan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
ruang Kawasan Jabodetabekpunjur yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.
(2) Pembinaan penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur yang
diselenggarakan oleh Pemerintah kepada pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(3) Pelaksanaan
pembinaan yang
penataan diselenggarakan
ruang oleh
Kawasan pemerintah
Jabodetabekpunjur masing.
(4) Pelaksanaan
di
Kawasan
Jabodetabekpunjur
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 67 Penataan ruang kawasan yang berbatasan dengan Kawasan
Jabodetabekpunjur dilaksanakan dengan memperhatikan tujuan dan sasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 68 (1) Jangka waktu Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 adalah 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. (2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan batas administrasi wilayah provinsi dan/atau wilayah kabupaten/kota yang ditetapkan dengan Undang-Undang, Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
BAB IX
- 56 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 69 (1) Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka: a. izin pemanfaatan ruang pada masing-masing daerah yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya; b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini: 1) untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin terkait disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; 2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; dan 3) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini, atas izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak; c. pemanfaatan...
- 57 -
c.
pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden ini dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini;
d. pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut: 1) yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Presiden ini, pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan dengan fungsi kawasan dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Presiden ini; 2) yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini, dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan; e. masyarakat yang menguasai tanahnya berdasarkan hak adat dan/atau hak-hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang karena Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur ini pemanfaatannya tidak sesuai lagi, maka penyelesaiannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Sepanjang...
- 58 -
(2) Sepanjang rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana rinci tata ruang berikut peraturan zonasi belum ditetapkan, digunakan Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur sebagai acuan pemberian izin pemanfaatan ruang.
Pasal 70
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini, semua peraturan pelaksanaan dari: a. b. c. d. Keputusan Presiden Nomor 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur; Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Mandiri; Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta; dan Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Kapuk Naga Tangerang, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti dengan peraturan pelaksanaan baru sesuai dengan Peraturan Presiden ini.
Pasal 71...
- 59 -
Pasal 71 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini: a. peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah provinsi, peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, dan peraturan daerah tentang rencana rinci tata ruang berikut peraturan zonasi yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Presiden ini; dan b. peraturan daerah tentang rencana tata tata ruang wilayah provinsi, peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, dan peraturan daerah tentang rencana rinci tata ruang berikut peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada huruf a disesuaikan dan ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini diberlakukan. Pasal 72 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini: a. b. c. Keputusan Presiden Nomor 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur; Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Mandiri; Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta, sepanjang yang terkait dengan penataan ruang; dan d. Keputusan Presiden Nomor 73 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Kapuk Naga Tangerang, sepanjang yang terkait dengan penataan ruang, dinyatakan tidak berlaku. BAB X...
- 60 -
BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 73 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Agustus 2008 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
9348129 mU
21'
24'
27'
30'
33'
36'
0554'00'' LS
39'
42'
45'
48'
51'
54'
57'
10700'
03'
06'
09'
12'
15'
643953 mT 10618'00'' BT
9347328 mU 0554'00'' LS
754655mT
10718'00'' BT
10630' T 0524' S
36'
42'
48'
10654'' T 524' S
Tg. Wetan
S. Galiansiman
Muara Wetan
Skala 1 ; 250.000
S. Gaa
28'
28'
P. Jagung
P. Penjaliran Barat
esar
P. Rengat P. Sebaru Besar P. Nyamplung P. Lipan P. Kapas P. Sebaru Kecil P. Pantara Timur
Ci Tarum
S. Wetan
nggi
S. Betingti
57'
S. Betingbesa
P. Yu Barat
S. Betingcerme
32'
32'
S.
Bet
L A U T
J A W A
36'
ing
lam
S. Samp
KEPULAUAN SERIBU
ar
bahb
Muara Bungin
KABUPATEN BEKASI
Ci
36'
57'
S. Mati
Ta rum
P. Kelor Timur P. Kelor Barat P. Semut Kecil P. Cina P. Jukung P. Sepa Timur P. Semut Besar P. Sepa Barat P. Melintang Besar P. Melinjo P. Papatheo P. Perak P. Melintang Kecil P. Kayuangin Melintang P. Pelangi P. Kayuanginputri P. Tongkeng P. Putri Barat P. Macan Kecil P. Macan Gundul P. Macan Besar (Matahari) P. Kayuangin Bira P. Bira Besar P. Genteng Besar P. Kuburan Cina P. Kayuangin (Genteng) P. Bira Kecil P. Genteng Kecil P. Bulat P. Pemagaran P. Panjang Kecil
P. Kelapa Dua
PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK DAN CIANJUR
40'
P. Karang Bongkok
P. Kotok Besar
P. Semak Daun
44'
P. Gosonglayar
44'
P. Pramuka
ong
P. Panggang
P. Karangkeling
S.
Ge
mb
S. Besar
Ci Tarum
Ci Tarum
P. Tidung Besar
S. Bun
S. Pecah
gin
40'
0600'
Tg. Burung
Tg. Kait
48'
A R A H A N S I S T E M T R A N S P O R TA S I
0600'
K. Irigasi
P. Tidung Kecil
P. Payung Kecil
48'
P. Payung Besar
K. Blaca
Tg.Gembong
nkon
52'
gsi
ian
ne
Tg. Pasir
52'
P. Tikus
K. Galia
Dur
da
Ci
Ci
Sa
Ci Tarum
Muaragembong
ulan
P. Lancang Besar
56'
P. Lancang Kecil P. Laki P. Bokor P. Damar Besar P. Rambut Pulauuntungjawa
56'
S. Nyamuk
Te l u k N a g a
Teluk Pulaucangkir
S.
S. Teras
Ma
ti
Ci Durian
S. Bulanb
KE
S.
Ba
les
ngan
P. Damar Kecil
S.
Pad
Muar a Mauk
Muara
Cislatip
s eleu Cil
Rara
ara Mu
K.
S.
Ci
Ci Hauk
Kronjo
03'
an
Terus an Apun g
Keta
Kra ma t
10630' T
36'
42'
pang
Tg.Glatik
ane
48'
10654' T
K. Bagong
K. Lara
Teluk Cileleus
K. Rawak
atka rya
U
KABUPATEN KARAWANG
edo t
idang
0600' S
0600' S
Ci Sad
K. Bag
Ci Tuis
Teluknaga
Muara Cikarang
S. Tahang
Ci Karan g
K. CBL
S. Nawan
S. Gab
Asin
Sukadiri Mauk
Ci Pasili
ah
Ci He ran
K. Irig
Ci
03'
asi
K.
KABUPATEN TANGERANG
K. Pond
Seg
ok
atel
T E L U K
ma
J A K A R T A
K. Bekasi
Ci Taru
Ci Slatip
Apung
Kali
S. Tahang
K. DB.0
K.
Kelin
K. Sekunder
as
Kosambi
ci
K. Tegalkap
Ci Mau k
Pakuhaji
K. Sembi langan
Cabangbungin
Ci Hera ng
3 km
12 km
Ci Leleus
K.
Kemiri
Ci Ma nci ri
Ci Rumpak
K. Bantar
CB L
K. Peran
cis
TANJUNG PRIOK
K. Pal
S. Tawar
K. Bute
Sunda Kelapa
Lew ang
.4 K. DA
Ci Karang
K. Konteng
uk
SKALA 1 : 150.000
06'
K.
Ci
06'
Lon
Kresek
Ci
gok
K. Asin
I
Muara Angke
S. Taha
K. Baru
I
ne
K. Peranci
I_ I
I_
K. Ka rat an
_ I
I_
I_ I
KAN
Muara Karang
Tanjungpriuk
I_ I I_ I K. Sunter
I_ I
Ci Sada
ngkalan K. Pa
lian
I_ I
I_
_ I
_ I
Ci Tarum
Bak ung
ng
K.
K.
Bam
Ci
Gem
AL BAR
Pasi
g K.Cengkaren
I_ I
S. Tiram
buku
K. Cakung
Ci
Ci
Her
AT
Beto k
Sepatan
Waduk Pluit
K. Tua
Rajeg
S.
ja Ko Terminal
Tanjung Priok
S. Blen cong
Tarumajaya
K. DT.8
polb ayu
K. Kiam
ang
ning
sar
ng
K. SA.8
KANAL TIMUR
K. Swasembada
ngke K.A
I_ I
K. CBL
Waduk Sunter
K.
K. Rangg
K.Muarakarang
D. ANCOL
KABUPATEN BEKASI
Pebayuran
Ci Ta rum
on
Baku
I_ I
K. Pluit
Ancol
ukga
Ci
Gar
K. Angke
Tambelang
drain
areng
keng K.Jela
Bam
ne
K. Cengk
K. S u nter II
Salura
K.
K. Sunter
K. Baku
I_ I
n Ci
12
BEKASI
Bek
Sadan
Penjaringan
Angke
asi
HALTE BUS
K. Cikaran
K. Opak
Ci Duria
Cilincing
K. Ancol
Tanjungpriok
ng
I_ I
K. buk
ng
uni
ng
K. Brengk
I_ I
Ci Sada
Ci
Lon
gok
Benda
Kalideres
2 JAKARTA UTARA
Rawa Segaran
K. Koba
K. Gemp
ok
HALTE GLODOK
K. Ciliwung
HALTE OLIMO
tI K. Kruku
Ci Longo
09'
G ROAD
I_ I
n Ind
11
RIN
D. Sunter Barat
Ci Tarum
K. Krendang
24
Sal
krant
olbay
ura
Ci Ran gon
ung
Ci Kakalen
JL. GUNUNG
K. Bapak
TE
JL. GAJAH
K. Ciher
SUDA
Balaraja
RSO
ang
e Ba
euh
MAKAL
I_ I
K. Pulopi
DR.
Man
JL.
RT A OU
Grogol
JL. DAAN MOGOT
SATRIA
Ci
WURUK
JL.
K. Angke
JA
I_ I
taris
dan
i K. Sab
etan
Terminal Grogol
JL. KYAI TAPA
Kru
HALTE HARMONI
JL. IR. JUANDA
JL. DR. SUTOM
O
JL. PS.
kareng K. Ceng
Pasarkemis
KE SERANG
Ci Ma
Batuceper
K.
Sod
12
KYAI IN JL. CARING
JL. SURYO
K. Cili wung I II
KA
Kemayoran
24
Senen Terminal Senen
ER
HALTE YARSI
PTO . SUPRA
JL.
Poris
K. Sekre
JL.
LAKS
Duri
AMAN
JL. HAYAM
A YOS
KABUPATEN SERANG
sonah
Batuceper
Ci Sa
MADA
JL. DAAN
MOGOT
Kalideres
K. P
eng are
K. Tua
Koja
09'
K. Gemb
Sukatani
ro
an ng
pisan
K.
PRANOTO
kut II
PEDONGKELAN
RDEK
I_ I
SENEN
Rawa Pondok
Tangerang
9
LETJ EN. S. PARM AN
JL. TOMAN
KEME
JL.
K. Come
A JAKA RT
Ci Soge
15
G
ng
Ci Lowong
RAYA
15
HALTE
ian
JL. CIDENG
JL. CIDENG
23
Tanahabang
Dur
Ci
KOTA TANGERANG
An gke
TIMUR
Tanah Abang
BARAT
SIRIH
Ci Rarab
SENTRA BARAT
K. Cideng
HALTE BI
I_ I
BAR
Kebonjeruk
taris
12
Gondangdia
HALTE SARINAH
K. S asak pap a
JL. JATI
ang
TUBUN
KS.
Jatiuwung
WADUK CIPONDOH
K.
JL.
K. Teriti
ga
K. Sekre
K. Bekas
K. Pasir
I_ I
K. Canti
K. Pesang
12'
17
Karet
Menteng
al
10
A1
GELOR
JL.
KABAU
K. Kobakrante
JL.
T SU
I_ I
AD
JL. P E NGGILI N G AN
Cangkr
O OT
batu
JATINEG
Ci
Du
rian
22
Kebayoran
13
6
STASIUN AMBASADOR
STASIUN TAMAN RASUNA
STASIUN MADYA
Manggarai
DR.
JL.
BEKASI BARAT
JL. I GUSTI
Buaran
NGURAH RAI
ing
MINANG
G RO
Jatinegara
JL.
K. Jambe
Ci Sada
MANSYUR
RIN
. GATO
I_ I
Permatahijau
STASIUN PALMERAH
Tanahabang
T SUBR OTO
Terminal Manggarai
RAYA
10
TO GA
Klender
JAKARTA TIMUR
16
Bekasi Utara
K. Sekunder
A OU ART
Cikini I M BONJOL A HALTE M B ONJ EGORO O LJL. PANGERAN TOSARI Dukuhatas DIPON
JL
STASIUN DUKUH ATAS
JL. IMAM
1
JL.
I_ I
grahan
K. Banjirkan
JL. KH.
Mampang
K. Tengah
Jayanti
Situ Rawacipondoh
Bunderan H.I
K. Jambu
K. Tangsi
JAK
Cipondoh
JL. SALE
JL.
PRAM
K. Pembu
K. Tonjong
K. Tengah
JL. PEMUDA
HALTE BUNDERAN HI
UKA
ur nce
HALTE ASMI
AAN
Babelan
n
STASIUN CIDENG
HALTE PULOMAS
IN
I_ I
NE
JAKARTA BARAT
STASIUN TOMANG
HALTE LIPPO LETJEN JL. HALTE PS. CEMPAKA PUTIH HALTE HALTE GALUR RAWA SELATAN
12
HALTE GADING
R
RING ROAD gol
ro K. G
2
Senen
JL.
g ban K. Lem
K. Cil iwu
RAYA
ng
K. Banjirkanal
KRAMA
I_ I
Pulogadung
Cakung
T RAYA
12
KETERANGAN :
12'
. Mandung
MBA
A RAY
TER
Matraman
AN
Kedung Waringin
Ibukota Negara
MAS
JL.
MATRAM
JL. JEN
JEND
D.
ne
ur
BR
JL.
ah son
er BP 5
JATINEG K. Sentio
SAHAR
I_ I
ng TIMUR
Ci Biuk
SATRIO
STASIUN GELORA
Ci Kapek
K. Jikin K. Uluh
anwir
Ci
K. Gelon
d K. Sa
iluman
K. Cant
K. Ci l i wu n g I
OTISTA
JL. SISINGAMANGARAJA
Ci
JL. TRUNOJOYO
2
JL. KALI MALANG
K. Baru
I_ I
uku
K. Srengseng
K.
I_ I
Kebayoran Baru
K. Buntu
Baru
Kali
go
DEWI
JL.
onen g
Kali G ro
Kali
ng
kjara
Cisoka
Ci Payaeun
Ci Rara b
Curug
Ci Sabik
ng
Sasa
Pina
Ci
I_ I
Ci Liwung
Jurangmangu
18
Terminal Cililitan
K.
Be
K.
Ci Jantra
Ci Kolear
I_ I
Pasarminggu Baru
K. Jamb
Bekasi Selatan
K.
Kramatjati
Kali
Bar u
TIGARAKSA
i
Ci
Situ Cihuni
r
Ci Ate r
TANGERANG
gra h
INDAH
Kali Sarua
I_ I
Ci Apus
Kebayoran Lama
PONDOK
19
K. Mala
ng
Cibitung
Rawa Palalangan
Cikarang
I_
Ci Kampek
K. Angke
SARTIK
15'
JL. MAMPANG
rahan angg
Terminal Blok M
Kru
rang
K.
Kebayoran Lama
JAKARTA SELATAN
MAJA
JL.
21
Mala
Pondokranji
etari K. Sekr
ane
JL. KYAI
tI
20. Pes
HALTE BLOK M
Bekasi Timur
ng
Sa d
Cawang
Durensawit
Sa
11
ang
lur
I_ I
el
iga
K. B e k as i
an
Bug
NA
K. S
Iri
Pondokbitung
SAID
Ciledug
22
.
Bekasi Barat
JL.
Bekasi
Ci Taru
gas
Cikupa
24
K. Rasm
ggong
i Ta
ur
RAYA
Kali Baru 1
iK
Kali Mampang
Cond
eun
Ci Cayu
K. Ulu
MINGGU
K. Cakung
P e s ang
JL. METRO
JL. PASAR
li
JAGO
Panongan
CURUG
Pagedangan
u2
Pasarminggu
BARAT
Ka
I_
RAW
reu Ci Beu
m
I
I_ I
JATI
Cilandak
Ciater
k Sau
Pasarminggu
NG WARU JL.
K. Sunter
Ci Binong
Bata
CiRara b
I_ I
K. Bekasi
Sepa
Kali
ceu
Ci
Ci Ater
eum
ri
Ci Beur
Ci Bogo
Ci Bitung
a ng
Warung Jati
OR
Jatisari
Ma
Ci
I_ I
BOG
K. Cipi n
Ciputat
Ci
18'
Legok
Ci Sab ik
Baru
Situ Cibeureum
I
Ci Durian
RAYA
aha
ban
ang
Sad
I_
Tanjung Barat
Ir i
I_ I
Ci Langkap
Ci.
Kali Baru
Jambe
Ci
Ci Buluh
Bata
Ci
Lem
I_ I
I_
Ci Odeng
Kali
K. Sunter
kut
Ci
Ci Pegadunga
Serpong
JL.
Peu
Pa yae
teuy
Bantargebang
I_
Liw
ung
as i Tar um
I
I_ I
Ci
Ci
i Gro
Serpong
I_
K.
K. Jeletren
Ater
Ang
Saluran Irigasi
Ca
ab
Ci
ke
Rar
g
Ci Karang
I
Bar
at
I_ I
I_
Kali
Sau
Beu
KE LEBAK
Ci Mat
Ci Conteng
reu
m
Situ
Ci Putat
WADUK LIMO
PONDOK CABE
Cipayung
Lentengagung
Kal
Ci
Kal i S a r ua
ap
I_ I
K. Sunter
Tenjo
I_
Ci Bunar
Pamulang
K. Angke
K. Caku
Ci Langk
Ci Jantung
ng
Ci Ayan
i Gon
I_
uk
Ci Manceuri
K. Kambang
Ci Leungsi
Ci
I_ I
Ked
Cisauk
Setu
Ka ran g
I
Suwuk
Univ. Pancasila
Situ Cileduk
Ci Keas
Ci Kadu
Ci
I_
I_
Setu Babakan
Ci
un
Ci Duria
Ci Lalay
unge
I_
Jant
Ci
aeu Ci Pay
Cinere
an
I
Setu Arman
4
Ci
i ngs Leu
Ci Lema
I_
21'
Ci
Ci Am
Mat
uk
WI TOL JAGORA
haban
Bub
Rawa Indah
ur
I_
Parungpanjang
e Ci Sadan
Ci Kud a
Jatisampurna
Rawa Burangkeng
lan uba K. Pam
Rawa Ciantra
Jamb
Ci
Ci Pining
K. Angke
Ci
Laja
_ I
K. Pesanggrah
B. TANJUNG
un unge Jant
Ci Pang
I_
Univ. Indonesia
Serang
_ I
Kali Baru 2
K.Jeletreng
Ci. Sadang
B. CIANAM
Kali Egram
Ci Lejit
aur
DEPOK
_ I
Ci
ng
I
mpu
K.
Pondokcina
K. Sun ter
_ I
_ I
K.
Pru
Beji
Gro gol
Ci Sadang
I_
Gunungsindur
_ I
Ci
I
Rawa Gede
K.
Rawa Jemblung
Ci
nggis Ma
Rawa Sadang
on ngg
Kal
Situ Rancayuda
Ci Penj
Bun
Ci Keas
K. Krukut
ar
_I
I_
KOTA DEPOK
Situ Peladen
K. Peru
am K. Enggr tat
Du
Ci Laja
Ci
Ci Keas
i Ulu
K. Angke
K. Cipu
Ci
Liw
ung
Baru 3
Rawa Sadang
ang Ma hab
Rawa Taman
Ra
Situ Sawangan
Ci
Ci
Ci Pining
_ I
gkok
Ci
ng
I_
ng
K. Sunter
Jele
How e
Ge
lam
Ci
t am u
Ci
Le un g s
ng
Ci
treng
Ci Baren
K. Sugu
Ci Jantu
Ci Pinan
I_
tun Jan Ci
_ I
e Dua
Ci Pang
gan
Situ Rawabesar
ng
Ci Sada
Rawa Leungsir
Ci
I
Angk
_ I
K.
Ci Ma n
ri ceu
ang
Situ Cekdam
Ci
I_
K. Angk
Bag o
Sawangan
n gi n
Ci Pu tat
K.
Depok Baru
Cileungsi
I
Pe sa
Telaga Subur
g
Cimanggis
Situ Rawakalong
I_
24'
Pancoranmas
Depok
1
Ci Palahl
ar
I
a dan Cen
Ci Kud
_ I
Ci Picung
I
I_
Ca ri
K. Angsana
ang
I_
Ci
Ci
a
Lan gka p
_ I
Ci.
Pin
K.
I_
Gunungputri
ter
Situ Tlajung
ang
Kum
K. Baru
Situ Pasirmaung
Situ Manceuri
Sad
I_
Ci
Situ Pulo
_ I
I_
Man
_ I
I_
Ci
Ci Mar agu
Ci Durian
Beu reum
Situ Baru
Ci How e
Sun
Ci Geuju
K.
Ci Keas
Ci Care h a n
I_
Parung
in
Sukmajaya
Situ Jatijajar
_ I
ng Ci Jelet r e
I_
ng
Ci
I
ane
Ci Bera
Ci Be
Jeng ir
Setu Tunggilis
I_ I
I_ I I_ I I_ I I_ I I_ I
I
Sad
_ I
Ci
Ci Panyai
I_
Ci Pi nan g
K. Caring
P Ci
Puti
I_
K.
_ I
Ci Ka
Ci Bentang
au
Setu Lebakwangi
Ci Bare
_ I
I_
K. Jati
_ I
Baw ah
Ci Howe
I_
Liw
Ci Pandan
I_
jang
Tata
Reun
I_
Ci Keas
Ci
Ci
D. Kiuntang
K. Sasakpan
I_
Pondok Terong
I_
Bojonggede
K. Lay
KABUPATEN BOGOR
Ci Bino
ng
Ci Karang
Ci Bolang
_I I
Irate
K. Demang
Ci
I_
Situ Kangin
Situ Tonjong
Bojonggede
I_
empuhan Ci T
ane
_ I
Ci
Situ Cibuntu
iT eu
Setu Balekambang
Ang
ke
r Lua
Cibinong
reu
NAROGONG\P(1.290 Lt/dt)
Citeureup
isan
I_
ad
_ I
Ci S
Ci Beuteung
Setu Jampang
Setu Sigagu
I_ I
30'
I
_ I
_
I I
I_
ingk
ang
Pam
Ci
_ I
Ci Durian
Ci Luar
PROPINSI BANTEN
Ci
Barangba ng
I_
as
Ci
Ci
reu
Ci B e
ng uteu
Ke
_ I
Ci Omas
Kemang
Ci Jere
Teu
Ci
Ci Angke
_ I
I I
PARUNGBADAK
ATANG SANJAYA
Cilebut
gs i
G. Karang
Ci Hieum
_ I
reum
_ I
Ci
Tem
ng
Lutu
Ci
Ci Kani
I_ I
I_ I
I_ I I_
anggel
Ci Luar
Ci Gen
Ci Sadan
Setu Burung
Ci Apus
_ I
KE
Ci Liwu
un Ci Arute
Kedunghalang
ki
_ I
I_
Ci Ante
ng
Ci J
Ci Seyah
ria
Ci
I_
_ I
Ci Asa h an
33'
Ci Ma nge
eW et a n
625
Ke as
Ci
Ci
Setu Gede
I
_ I
Jere
u de K Ge
Situ Cigudeg
I_ I I_
I
Bad
Ci Taringul
I_
ak
Ci
Ci
Semplak
Ci Miis
Sur
Ci
gbu
Sinda
G. Hambalang
Ci
ian
Tanahsareal
euh
Kup
Ci Hoe
ed Ci G
Ciampea
_ I
m A pea Ci
Cigudeg
Ci Keun
Ci Baya
wak
_ I
_ I
Ci
I
Du
Ci Kasu
ngka
pur
Ci Kiam
Ci
Hi
ngbarang
Ci N
g nen ng
Ci Haniwung
Kol
Ci
an g S
i ki
Ka n
I_
I I_
Cibungbulang Leuwiliang
_ I
Ci
Ci Keu
Asa
han
I_ I
C
ne ada iS
reu m
Ci Teure
up
Ci Herang
Ci Baturuyuk
er Ci H
ten
Bogor Utara
_ I
Ci
deu ng
Ci Jurey
An
Ci Omas
Ci
I I_
Setu Leutik
_ I
kis
Sa t u
I_ I
ro
I_ I
I_ I
Dramaga
I_ I I_
I I_
Ci H am bo
I_ I
I_ I
I_ I
I_
I_ I
I_ I
Ci Keruh
along
KOTA BOGOR
Ci Keas
Bad
Bogor
I
I_ I
_ I
Nanggung
n
Ci Beber
I_
ak
I_
Ci Rawak
Ci
I_
I_
Ci
Babakanmadang
Ci Jayanti
_ I
Sukmajaya
36'
Ci Sero
Ci Sarante
Ci Hideung
Ci Kaniki
Ci Apus
I_
pea
Am
CIDURIAN
an
I_
I_
_ I
I_
Sukaraja
I I_ I
I
Ci
_
I
en
Ci Madang
Ci Du
Ci Berang
gur
_ I
G. Daha
Ci
Ant
932
Ci Garu
ri
CI LIWUNG\P3.830 Lt/dt
Ci
Ci Karet
Ciomas
kgak
_ I
Ci Teureup
ang
I
Her
Ci Herang
Ci
ng
_ I
Bogor Timur
ngah Pene Ci
ang
Bada
Gadu
Ci Pinanggading
Ci
Ci Rejeg
Dul
Liw
Ci Keas
CIBEET
s Ci
kis
Ci
_ I
Ci Letuh
Ci Sero
Ci Mang
Ci
Ci
Ci Berang
Ci
en
Arut
n inte
ung
Rawagede
ah Pan
Oma
Ci
Ci Bung
en
bulan
ian
Ci
CIBURIAL
Ci Keas
ng
eng
San
Ci Hide
Ci Bada
_ I
Ear
Ci Jambu
Ci
Letu
ung
Ant
Ci
Dur
Ci
ang
Ci Paming
Ci
Kaniki Ci
Ci Letuh
Kir
Ci
Ci Patat
Ci
Her
Bogor Selatan
Ci
Ci Rangra
_ I
Apu
iK
Ci
eupa
anc
Gadog
CIAWI
g Ci Liwun
Ci Letuh
Ci Beureum
Ci Sarua
ing
Pu
Ci Esek
kis
ras
_ I
ng wu
eda
ulu
_ I
Hide
ding
Ci Kaniki
ngga
ung
Ci Game
937
Ciawi
Ci
_ I
39'
Tamansari
Pina
Megamendung
Ci
Pam
Ci
B. GENTENG
Ci
Ci Jamb
Ci Ampe
Ci
Ci Pur
Mah
Ci Katomas
840
Ci Na
ung
Ci
San
Ci Megamen
Ci Bunian
Ci
I_ I
ea
Ci ete Ker
Ci Muhara
Ci
Gam
I_
gku
Ci Malang
Ci
Ci
luw un g
i Ci Palasar
Pur
Ci Sodong
1204
wab
akti
Ci Man
de
Ci
42'
G. Astana
Ci
iki
Cijeruk
Ci Badak
ara Asm
angg ede
1725
Kan
G. Talaga
l Gu ndu Ci
Ci Kalong
Her
_ I
I_
Ci Parak
Ci Kereteg
Ci
ten
Ku
alih
Kun
G. Lemo
dul
I_
Ci Tung
Ci
G. Batu
Ci Sada
ne
1030
Ci Walen
Ci Gun
dul
Ci Surian
eteg Ker
I_
2211
ana
Ci Samp
ay
_I
an
G. Kendeng
Ci Pagedo
Ci Suka
Ci Surup
G. Gaga
Ci
ere
1430
Ci Langg ar
Ci Leungsir
a Ci Pendaw
Ci Nangsi
Ci Gagak
1182
Ci Ga reh
Ci Bogo
2044
Ci Kany
Ci Tapen
Ci Maung
I_
Ci Bant
G. Bengkok
I_
1511
Ci Mande
Ci Mang
Ci Anten
Ci Leungsir
gan
I_
G. Kempul
ran
Ci Sono
G. Gegerbentang
g
_ I
nde
45'
Ci
tur Ci Gun
Ci Gombong
Ano m
Ci Andam
_ I
Ci
Ci Bolang
_ I
G. Cipacet
_ I
1092
Danau Lido
Ci
Her
ang
Ci
Her ang
Sun
gare um
3002
Ci
Ha
Ci Gado
r Leu Ci Anju tik
ng
Ci Gadog
Ci Serpo
I_ I
Ci Tamiang
Ci
Hera
Ci
Ci
Sun
Ci
Ci Anjur
Bala
gung
lan Ci Heu
g
Ci Jurang
undi
ng
48'
Cianjur Leutik
I_
I_
en gar
gu
Ci
Ci Beureu
Soka
KABUPATEN SUKABUMI
Ci
Ci Bala
Emb
I_
UMI KE SUKAB
ng
Beu
beu
G. Mandalawangi
_ I
Ci Balu
Ci
Ci Curug
kuda
Ci
Bin
ong
Ci Sarua
Gede
I_ I
Tiri
La Ci
Ci
ku
Bele ng
Ci Padan
Ci Sarua
Gede
51'
Ci Sato
Ci Binong
ng
Ci Sarua Gede
Ci
Ci
lik
Anju
Ci
Anju
Soka
I_ I I_ Ci I Kam
Ci Sarua Leutik
Ci
Ci Cantu
Kar oya
Ci Sokan
Ci
Laku
Ci Peus
Ci Laku
ing
Ci Sarandi
54' 54'
Ci Kondang
10618'00'' BT
643616 mT
10718'00'' BT
0656'00'' LS
9233426 mU
754140 mT
21'
24'
27'
30'
33'
36'
39'
42'
45'
48'
51'
54'
57'
10700'
03'
06'
09'
12'
lan
I_
Ci Balagung
ang
Ci
I_
Ci Tami
Ci Nagar
Ci
Wa
len
Ci Durian
1891
gul
Ci anten
Ci
Man
ra
Pasirpogor
Ci
Pamijahan
Ci Aru ten
Kere
Cisarua
ng
gira
Lul
ngn
ggu
Ci Asma
Ci Saat
_ I
teg
dung
Caringin
KABUPATEN CIANJUR
Ci Angs
1375
G. Salak
Ci Badak
gu
Ci Anten
Ci Apu
Ci
Ci
Liw
Ci Beet
t Bee
leum
Ci
Pa
Ci Beet
Ci Haneu
las
I_
ari
ased
_ I
G. Masigit
an
I_ I
I_ I
Bogor Tengah
I_ I
I_
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
Ci
ran g
Han
Ci Jurey
jaw
gba
eng
Ci
Ba
I_
len
ung
I_
rian Du Ci
Bogor Barat
Ci Sin dan
Sukamakmur
ar
g don
Ci Hide
I_
Sad
Beu
an
I_
_ I
_ I
uang
Leun
I_
_ I
Bunar
I
Ci Temp
Ci Saru a
Rancabungur
734
I_
_ I
Ci Patujah
_ I
Jati
Kar
I_
K.
Ci Pan
Ci Bodas
un
Ci Guha
Setu Batok
Ci
I_
Situ Gedong
tuj
Pa
I_
Setu Pagam
ah
Setu Silala
a
Ci Liwung
I_
Jasinga
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
Ci Berang
Situ Citatah
_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
KABUPATEN LEBAK
Situ Kibing
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
Situ Kadongdong
Situ Cikaret
Nambo
I_
ian
Ci
I_ I
Cibinong
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_
Pan
Ci Landak
Ci
Kar
deu
_ I
ng Pina
ang
_I I
I_
Dur
Ci
Ci
_ I
Putatnutug
I_
Ci Kum
Bog
Iwul
I_
Setu
_ I
I_
ur
aha n
_ I
I_
gde
Citayam
PA S I R K O P O
s Ci Le u n g
Jonggol
Ci Cadas
Ci
Par
anje
g K. Pa sa n
Dan
_ I
_ I
K. Angke
Ci
I_
eureum Ci B
Ci Pining
Situ Rawalo
K.
Ba
Ci Reundeu
Ci Hoe
Ci Pasanggra
ru
_ I
I_
27'
Setu Malangnengah
I_
Citayam
a
K. Baru 3
I_
_ I
in ing Car
Rumpin
I I
Situ Cilodong
I_
_ I
ung
I_
P Ci
Situ Citatah
K.
I
I_
ng
ran g
an
g
rang
ran
ngko
t uj
ah
Ci Goo ng
ingk Pam Ci
isan
I
Cibarusah
I
Ci Anggon
s Ci Boda
g juan Ci Han
Ci
Hau
Ci
Ket
ing
Ci Tangkurak
t Bee Ci
Ci Hoe
Cariu
Ci Gentis
Ci Sero
han
Cintarasa
Ci Kemba
Bee
Ci Baregbeg
Ci Gulinga
Gam bir
KE CIANJUR
Be ureum Ci
Ci Barebeg
I_ I
K. Codet
Ciledug
Tebet 5
a
14
rum
STASIUN CASABLANCA
Tebet
STASIUN TEBET
Uta
SYAFI'E
Kranji
K.
K. Derowak
DR.
K. Pisang
JL.
STASIUN KOMDAK
PROF
JL. ABDUL
BESAR
BARAT
JL.
Sek
ra
JL. JEN
STASIUN SAHARJO
23
Jatinegara
Klender
Saluran
KABUPATEN TANGERANG
Ci Ma nce uri
Ci
Cay
HALTE BENHILL N HALTE NKARET MA RMA DIR HALTE POLDA SUDI SU . D. JEND
HALTE GELORA
13
Ba
pak
ARA
ARA
JO
K.
und
JL. JEND
Kali Sodetan
KOTA BEKASI
Tambun
KABUPATEN BEKASI
K. Boj ongk
K.
Cika
PRAPATAN
I_ I
Duren Kalibata
21
Kali Malang
TOL JAKARTA - CIKAMPEK
Kru kut
ka
si
Ci
Tar
um
K. Sad ang
Batas Propinsi
KE KAR AWA NG
Raj
14
Kal
TOL
ng ara
an Ci M
ce
Sudimara
et
Pondokgede
I_ I
I_
Ci
eum Beur
i Bar
Lemahabang
t
Sa
lur
an
Iri
gas
I_ I I_
Ci
tan
Bee
i Ta
rum Uta ra
Batas Kabupaten
18'
Ci
I_
Ci
Kal
i Kru
un
ran Salu
Ci
Be
et
g
I
Batas Kecamatan
Kal
len gka
gol
Egram
Da
nas
aun g
Ci
gse ng
Jalan Tol
Saluran Irigasi Tar um Bar at
uran Irigasi T Sal aru mB ara t
Kali
Reu
I I
I
nde u
21'
KE CIKAMPE K
Ci
I_ I
pea ng
Jalan Arteri
I_ I
li Suwuk Ka
K. Ulu
I_ I
Ci
I
Be
et
Ci Pu tat
Jalan Kolektor
Ci Paming kis
Ci ria n
aur
Ka nda
I
I
I_
mpu
Ci Jantun
Kar
K. Ge de
ng
Jalan Lokal
24'
Ci Beet
an rah
I
Ci pa
Ci uk
Ci
I_
I_ I
ng
Sud a
Ci Beu teu
I I
I
Ci
K. Lay
gr
Ci gau r
gau r
pa
et
Ci
Be
Ci Genti
I I
Ci Me rak
K.
_ I
I
30'
Ci Ka lon g
I
I
Ci
Ci Kaw ung
KABUPATEN PURWAKARTA
33'
Ci
Ci
tis
Ci Ja
Ci
ng
gel
Ci
nte ung
lo
Bun lang
Be et
Om as
Ci Beu
at u
Ci Pam
sal
ing
Ci Hil ir
Waduk Jatiluhur
Ci Gaha
Waduk
36'
Rencana Waduk
Ci goro wek
Ci ay
Ci Paku
Seus
Pak ilan
Sungai
Ci Dadap
CI
39'
Sa da ne
Ci
Lem
a
s
eng
ber
Danau/Situ
Ci Tateu n
Lal ay
Ci
Awi
Ci ump ang
Ci Sar ua
Ci An
Na gar a
Ci Sada ne
g
Ci
Ci Jam be
Ci Warin
42'
gin
Ci Nangsi
Ci Kundul
Ci Maleber
birus
eng
Waduk Cirata
na Ci Angsa
Ci He
ong
Ci Ma
45'
Nag ara
Ci Balagung
48'
Kuk ulu
Ci
51'
D i s a j i k a n d a n d i c e t a k o l e h B A K O S U R TA N A L
Ci Sok an
Ci Lak u
Ci Jat i
Sumber: 1. Peta Dasar Rupabumi - BAKOSURTANAL Tahun 2000 2. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah JABOTABEK Dep. PU, Tahun 1997 3. Peta Jalan Wilayah Jabotabek - BKSP, Tahun 2000 4. Peta Jaringan Kereta Api Di Wilayah Jabotabek (Masa Depan) - Perumka
15'
0656'00'' LS 9233005 mU
9348129 mU
21'
24'
27'
30'
33'
36'
0554'00'' LS
39'
42'
45'
48'
51'
54'
57'
10700'
03'
06'
09'
12'
15'
643953 mT 10618'00'' BT
9347328 mU 0554'00'' LS
754655mT
10718'00'' BT
10630' T 0524' S
36'
42'
48'
10654'' T 524' S
Tg. Wetan
S. Galiansiman
Muara Wetan
Skala 1 ; 250.000
S. Gaa
28'
28'
P. Jagung
P. Penjaliran Barat
S. Wetan
S. Samp
KEPULAUAN SERIBU
ar
bahb esar
P. Rengat P. Sebaru Besar P. Nyamplung P. Lipan P. Kapas P. Sebaru Kecil P. Pantara Timur
Ci Tarum Ci Tarum
nggi
Muara Bungin
S. Betingti
57'
S. Betingbesa
P. Yu Barat
S. Betingcerme
32'
32'
S.
Bet
L A U T
J A W A
36'
ing
lam
KABUPATEN BEKASI
57'
um Ci Tar
P. Kelor Timur P. Kelor Barat P. Semut Kecil P. Cina P. Jukung P. Sepa Timur P. Semut Besar P. Sepa Barat P. Melintang Besar P. Melinjo P. Papatheo P. Perak P. Melintang Kecil P. Kayuangin Melintang P. Pelangi P. Kayuanginputri P. Tongkeng P. Putri Barat P. Macan Kecil P. Macan Gundul P. Macan Besar (Matahari) P. Kayuangin Bira P. Bira Besar P. Genteng Besar P. Kuburan Cina P. Kayuangin (Genteng) P. Bira Kecil P. Genteng Kecil P. Bulat P. Pemagaran P. Panjang Kecil
36'
S. Mati
P. Kelapa Dua
PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK DAN CIANJUR
40'
P. Karang Bongkok
P. Kotok Besar
P. Semak Daun
44'
P. Gosonglayar
44'
P. Pramuka
ong
Ci T ar um
P. Panggang
P. Karangkeling
S.
Ge
mb
S. Besar
P. Tidung Besar
S. Bun
S. Pecah
gin
40'
0600'
Tg. Burung
Tg. Kait
48'
P. Tidung Kecil
P. Payung Kecil
48'
P. Payung Besar
K. Blaca
Tg.Gembong
52'
Tg. Pasir
52'
P. Tikus
Ci Tarum
Muaragembong
rian Mua ra Cidu
ne
56'
P. Lancang Kecil P. Laki P. Bokor P. Damar Besar P. Rambut Pulauuntungjawa
56'
ulan
P. Lancang Besar
S. Nyamuk
Te l u k N a g a
Teluk Pulaucangkir
S.
S. Teras
Ma
ti
S. Bulanb
KE
ian
Ci Sada
S.
Ba
les
Dur
ngan
P. Damar Kecil
S.
Pad
Muar a Mauk
Muara
Cislatip
s eleu Cil
Ra Rara rab b
ara Mu
K.
S.
Ci Ci
Ci Hauk
Kronjo
03'
an
Terus an Apun g
Keta
Kra ma t
10630' T
36'
42'
pang
Tg.Glatik
48'
10654' T
K. Bagong
K. Lara
Ci
Teluk Cileleus
K. Rawak
atka rya
U
KABUPATEN KARAWANG
edo t
idang
0600' S
0600' S
K. Bag
Ci Tuis
Teluknaga
Asin Ci
S. Ga
Muara Cikarang
Ci Karan g
K. CBL
S. Nawan
Sukadiri Mauk
Ci Pasili
bah
K. Irig
Ci
03'
asi
S. Tahang
Kali
He
ran
K.
KABUPATEN TANGERANG
K. Pond
Seg
ok
atel
T E L U K
K.
J A K A R T A
K. Bekasi
Kedu kang an
Kra
Ci
Ci Slatip
ma
Apung
as
Kosambi
K. Kelin
ci
K. Sekunder
Ci
Kali
nciri
K. Tegalkap
Pakuhaji
K. Sembi langan
S. Tahang
K. DB.0
a ru
Mau k
Cabangbungin
Ci Hera ng
Ci Ma
3 km
Ci
12 km
Ci Leleus
K.
Kemiri
K. Bantar
CB L
K. Peran
cis
TANJUNG PRIOK
K. Pal
S. Tawar
K. Bute
Ta ru
Ci Rumpak
Sunda Kelapa
Lew ang
.4 K. DA
Ci Karang
K. Konteng
uk
Ci
Muara Angke
S. Taha
K. Baru
K. Ka rat an
06'
Lon
Kresek
Ci
gok
K. Asin
SKALA 1 : 150.000
06'
K. Peranci
K.
ngkalan K. Pa
KAN
Muara Karang
Tanjungpriuk
Bak
ng
ung
K.
dan
lian
Bam
AL BAR
Pasi
g K.Cengkaren
Ci Ra rab
Rajeg
S. Tiram
buku
Ci
K. S
Ci Sa
Ci
Her
AT
Beto k
Sepatan
S.
Ko
ja
unter
ng
u
K.
ning
K.
S. Blen cong
Tarumajaya
Cik
Ci
Gem
K. DT.8
ar
Waduk Pluit
K. Tua
an
K. Kiam
ang
ngke K.A
sar
Ci Ta
rum
polb ayu ng
K. CBL
K. SA.8
CAKUNG DRAIN
K. Swasembada
K.Muarakarang
ukga
Gar
Tambelang
Ci
drain
e kasi
keng K.Jela
g II iwun K. Cil
K. Sunter
DAS CIKUPA
Ci Lon gok
Sal ura
K. Baku
n Ci Salura
K. B
KA
Bam
Sadan
areng
Penjaringan
Angke
K. Cikaran
K. Cengk
K. S u nter II
ria n
Ci Du
Ci
Waduk Sunter
k K. Ca
K.
K. Rangg
D. ANCOL
K. Pluit
K. Ancol
Tanjungpriok
KABUPATEN BEKASI
Pebayuran
on
Baku ng
K. Angke
K. Opak
Cilincing
K. buk
ri ceu an M
ng
uni
NA
ng
K. Brengk
L BA
Benda
Ci Longo
n Ind
Kalideres
JAKARTA UTARA
D. Sunter Barat
Rawa Segaran
K. Koba
K. Gemp
ok
K.
KETERANGAN :
09'
K. Pulopi
tI K. Kruku
09'
K. Krendang
krant
olbay
T RA
ol Grog
ung I K. Ciliw
Ci Ran gon
ung
uk
Ci Kakalen
K. Bapak
K. Ciher
Balaraja
Ci
euh
KABUPATEN SERANG
sonah
Batuceper
Poris
Kalideres Grogol
K. P
K. Tua
Koja
ang
eng are
Man
K. Gemb
Sukatani
ro
Sa da
Ibukota Negara
an ng
pisan
Ci
i K. Sab
kareng K. Ceng
Pasarkemis
KE SERANG
Rawa Pondok
Ci Lowong
Ci Soge
Batuceper
K.
Sod
etan
K. Angke
K. Sekre
Tangerang
ne
taris
K. Cili wung I II
II
Kemayoran
K. Come
Senen
Babelan
n
ng
Gambir
K. S asak pap a
rab Ci Ra
n
Jatiuwung Jayanti
Tanahabang
Senen Pulogadung
K. Sun
ter
g ban K. Lem
K. Banjirkanal
K. Gro gol
DASCISADANE
ne da
Kebonjeruk
taris
Ibukota Propinsi
12'
K. Cil
Gondangdia
asi
ng iwu I
K. Tonjong
K. Tengah
K. Teriti
K. Sekre
Ci Du ri a
K. Bek
K. Canti
12'
Karet Palmerah
Menteng
Dukuhatas
Sa
K. Banjirkan
Ci
ing
K. Kobakrante
Jatinegara Manggarai
ur
Cangkr
K.
Klender Baru
batu
Cika rang
Buaran
K. Jambe
ahan esanggr K. P
Permatahijau
Tanahabang
Klender
JAKARTA TIMUR
Rawa Besar Cakung Kranji
Bekasi Utara
K. Sekunder
al
Mampang
K. Tengah
Cikini
K. Pasir
K. Jambu
K. Tangsi
Cipondoh
ga
K. Pembu
WADUK CIPONDOH
. Mandung
ang
Cakung
Matraman
Kedung Waringin
Ibukota Kabupaten/kota
ah son
er BP 5
Ci Tarum
Jatinegara
Saluran
K. Pisang
Ci Biuk
Uta
Ci Kapek
K. Jikin K. Uluh
anwir
K. Gelon
K. Cant
K. Baru
Cawang
tI uku
K. Ci l i wu
K. Srengseng
Kru
K.
Kebayoran Baru
15'
KOTA BEKASI
ng kjara
KABUPATEN BEKASI
K. Boj ongk
onen g
K.
Cika
K. Buntu
Timur
rahan angg
rang
K.
JAKARTA SELATAN
Duren Kalibata
Mala
K. Angke
Ci Sad
Pondokranji
etari K. Sekr
K. P es
ng
Sa
iluman
ang
lur
d K. Sa
el
iga
ng I
K.
an
Bug
Be kas i
Ci
K. S
Iri
Pondokbitung
Bekasi Barat
Bekasi
gas
Cikupa
K. Rasm
ggong
i Ta
Kali G rogo l
Baru
Jurangmangu
Kali
Ci Jantra
Ci Kolear
Pasarminggu Baru
Ci Pina ng
K. Jamb
Bekasi Selatan
K. Mala
K. Bar
Kramatjati
Kali
TIGARAKSA
Ci Raj eun
K. Ci liwung I
Kali Sarua
Kali Baru 1
Ci Cayu
Kali Mampang
Cond
eur i
Panongan
Sudimara
K. Ulu
Ci Apus
Kebayoran Lama
ng
Cibitung
Rawa Palalangan
Ci Kampek
Ci Sabik
Kru
Rara
K.
Be
K.
Ci
Kali Sodetan
ka
Sasa
Ci Manc
K. Cak ung
Ci Binong
Bata
K. Be kas i
K. Bekasi
Sepa
Sau
Ci
Ci Ater
Kali
eum
CiRara b
Ci Beur
Ci Bogo
Cipina ng
Pa yae
ang
Ci Langkap
Tanjung Barat
Sad
Ci.
Kali Baru
Ci Odeng
Kali
kut
Liw
Ci
Beu reu m
Serpong
K.
Saluran Irigasi
rogol li G Ka
PONDOK CABE
Kali
Kali
Ci Putat
Situ
Cipayung
Lentengagung
Kal
Sau
KE LEBAK
Duri an
Ci
Kal i S a r ua
Ci Leungsi
Ci
Ked
K. Kambang
Egram
Ci Mat
Ci Conteng
Ci Man ceur
uk
Cisauk
K. Sunt er
K. Jeletren
Ater
Ang
Ci
Kru
Ci Jantung
ne
Pamulang
K. Angke
Ci Ayan
K. Sunter
Ci Langk
Suwuk
Ci
K. Cakung
Tenjo
Ci Lalay
Ci Bunar
Sa
Univ. Pancasila
Situ Cileduk
Ci Keas
Setu Babakan
Ci
Ka
rang
Ci Kadu
Ci
Ci Lemahaban g
da
ap
Ca
ke
Ci Ra ra b
g
un
unge
Ci Buluh
Ci
Ci Karang
Bar
at
Ci
WADUK LIMO
un g
as i Tar um
Le ma ha ba ng
Jambe
Ci
Bata
kut
Ci
Ci Pegadunga
Jant
21'
aeu Ci
Ci Pining
n Pay
Ci
Ci Am
Mat
uk
Ci
Cinere
an
DAS CILIWUNG
Setu Arman r
imu
K. Sunt er
Jamb
Laja
Kali Baru T
Ci
K. Pesanggrah
B. TANJUNG
Ci
uba K. Pam
Ci
K. Angke
lan
Ci
Le ma ha ba ng
Parungpanjang
Univ. Indonesia
un
Kali Egram
Kali Baru 2
K.Jeletreng
unge
Kali Kruk
Jant
Ci
ng
Ci
mpu
Pondokcina
K. Sun ter
Ci Penj o
Ci Sadang
K.
Pru
Beji
Ci. Sadang
L iw un
K. Angke
l go Gro K.
ut ruk
Kal
da
KOTA DEPOK
Situ Peladen
Situ Rawabesar
Ci
am K. Enggr tat
Ci Laja
Ci Pining
Ci Pin ang
an
Sa
Ci
Ci Keas
i Ulu
gkok
ng
Jele
t am u
Ci
K. Sugu
Ci Jantu
Ci Pinan
Ci Baren
Ci Jantun
Ci
K. Sunter
K.
ce Ci Man
Angk
Ci Pang
e Dua
u Ci D
ne
Ci
Ci
Ci
Bun
K. K
nggis Ma
Ci Keas
Ci Pang
B. CIANAM
Ci Lejit
aur
Situ Rancayuda
ar
Gunungsindur
K. Cipu
g
K. Baru
Situ Sawangan
Ci How e
Ci
nda ng
treng
Peru
tun Jan
gan
DAS CIKUPA
a dan Ci Cen
Ci Ma n
u
ri rcieu
ang
Ci
Ci
24'
Bag o
Sawangan
n gi n
Ci Pu tat
K.
Depok Baru
Pe sa
Telaga Subur
g
Cimanggis
Situ Rawakalong
Pancoranmas
Depok
1
Ci
ng
Ca ri
ngke K. A
gka
K.
i. Pi na
K. Angsana
Ci
a
Lan
Kum
K. Baru
Sad
Gunungputri
Situ Tlajung
ang
Ci
Sunte r
Situ Pulo
Ci Beureum
Situ Baru
Ci How e
K.
Situ Manceuri
uk
Ci Care h a n
Parung
in
Sukmajaya
Situ Jatijajar
ng Ci Jelet r e
ng
Ci
Ci Bera
Ci Be
Jeng ir
Ci Pi nan g
K. Caring
P Ci
Puti
ng
K.
ng
ra
Ci Bentang
K. Jati
P Ci
Situ Citatah
au
r
in ing Car
Rumpin
Setu Lebakwangi
K. Baw ah
Situ Cilodong
27'
eureum Ci B
Ci Pining
Ci
Setu Malangnengah
Citayam
a
Citayam
Situ Rawalo
aha n
g K. Pa sa n
Dan gde ur
ng Pina
K.
Ba
ru
PA S I R K O P O
Setu
Ci Kum
jang
Ci Liwung
Ci
Pan
Tata
Reun
Ci
Cibinong
Ci Landak
deu
ur i
a
n
Ka rang
Putatnutug
Iwul
o Ci Bog
Ci
Ci Keas
Ci
K. Sasakpan
Situ Kadongdong
Situ Cikaret
Pondok Terong
KABUPATEN LEBAK
Ci Berang
Situ Kibing
Situ Citatah
ng
Ci Bino
Ci
Setu Silala
Ci Liwung
Jasinga
Setu Pagam
Ci Guha
Bojonggede
K. Lay
KABUPATEN BOGOR
Ci Karang
Ci Bolang
Irate
K. Demang
Ci
Situ Kangin
Situ Tonjong
Bojonggede
Ci
Situ Cibuntu
iT eu
Setu Balekambang
r Lua
Cibinong
reu
Ci Bodas
un
empuhan Ci T
u ri
Situ Gedong
Setu Batok
Ci Beuteung
isan
30'
Setu Sigagu
K. Jati
Ci Sad ane
ingk
Ci Luar
PROPINSI BANTEN
Ci Ka lon g
Ci
Barangba ng
as
Ci
Ci
reu
Ci B e
ng uteu
Ke
Ci Omas
Kemang
g ran Ci Ka
Ci Jere
Pam
Teu
Ci
Ci Angke
Bunar
reum
Ci Temp
Ci Saru a
Rancabungur
uang
PARUNGBADAK
ATANG SANJAYA
Beu
an
Ci Kiam
Ci
ng
Ci
Tem
Ci Kasu
Lutu
ngka
pur
Cilebut
ng
Ci
anggel
Ci
Ci Luar
KE
e Sadan
Ci Keun
Ci Liwu
Ci Kani
Ci Ante
ki
n
un Ci Arute
Ci Gen
Kedunghalang
DAS CIDURIAN
Ci Asa h an
Ci Ma nge nte
m A pea Ci
Cigudeg
euh
33'
Ci Apus
eW et a n
625
Ke as
Ci
Ci
Kup
Ci Hoe
ed Ci G
Ciampea
Setu Burung
Setu Gede
Ci
u de K Ge
Bad
ak
Ci
Ci
Ci Taringul
Semplak
Ci Miis
Sur
Situ Cigudeg
ung
Ci
gbu
Sinda
G. Hambalang
Ci
ian
Tanahsareal
Hi
ngbarang
Ci N
Ci
deu ng
An
er Ci H
ten
g nen ng
Ci Haniwung
Kol
Ci
an g S
i ki
Ci
Ci Keu
Asa
han
Bogor Utara
Ci Teure
Ka n
Cibungbulang Leuwiliang
ng
Ci Omas
Ci
Bogor Barat
Ci Sin dan gba
Ci
Sa t u
Dramaga
Hil ir
ro
Ci
ran g
Han
Ci Jurey
Ci H am bo
along
ak
KOTA BOGOR
Ci Keas
Ci Rawak
Ci
Bad
n ur i a Ci D
Liwu
Setu Leutik
Ci Keruh
Ci Be
Bogor Tengah
Bogor
Nanggung
Ci Beber
Ci Sarante
Ci Hideung
Ci Kaniki
Ci
Am
CIDURIAN CIDURIAN
pea
36'
Ci Apus
Sukmajaya
Sukaraja
Ci Madang
Ci
Ant
en
Ci
932
Ci Berang
G. Daha
Ci Garu
gur
Ci Dur i
Ci Herang
Ci
Bada
ng
Gadu
Ci Pinanggading
Ci
Ci
Dul
Ci Letuh
Ci Sero
Ci Mang
Ci Karet
Ci Teureup
Ciomas
Liw
Ci Keas
Ci
Ci Berang
Ci
en
Ear
Ci Jambu
Ci
Letu
un
g
ah Pan
Ci Keas
ng
Arut
Ci
n inte
Ci
Ci Bung
en
eng
Be
bulan
Ci
San
Ci Hide
ung
CIBURIAL/SALAK
Bogor Selatan
Ci
Dur ian
Ant
Ci
Ci
Kaniki Ci
Ci
Ci Letuh
Kir
Ci
Ci Patat
Apu
iK
Ci
ulu
DASCISADANE
CI Hide
Gadog
Ci Letuh
Ci Beureum
ng wu
Ci Sarua
ing
Ci Kaniki
ding
ngga
Ci Game
39'
937
Tamansari
ung
Ciawi
ung
Megamendung
Ci
B. GENTENG
Pina
Ci Liw
Pam
Ci
Pu
Ci Esek
kis
ras
eda
Ci
Her
Ci Rangra
ang
G. Masigit
ased a Ci Pur
Ci
Ci Sa da ne
Ci Pa las ari
Ci Lal
Ci Katomas
840
Ci Na
ggu
Ci Asma ra
Ci Saat
gku San Ci
Ci
Ci Megamen
Ci Bunian
ea
Ci Muhara
Ci
Gam
Ke reteg
DAS CILIWUNG
Ci Kereteg
Ci Malang
ten
Ci Duri an
Ku
luw un g
Ci Palasar i
Ci
Pur
1204
wab
akti
Ci Man
de
42'
G. Astana
Ci
iki
Cijeruk
Ci Badak
ara Asm
angg ede
1725
Kan
G. Talaga
Ci Warin
l Ci Gu ndu
Ci Kalong
Ci
Her
Ci Sodong
Ci Parak
Ci
alih
Kun
Ci
G. Lemo
dul
Ci Tung
1891
gul
Ci anten
Ci
Man
Pasirpogor
Pamijahan
Ci Aru ten
Ci
Caringin
Sada ne
1030
G. Batu
Ci
2211
ana
Ci Angs
1375
an
G. Salak
Ci Anten
Ci Badak
Ci Leungsir
G. Kendeng
Ci Surup
1511
Ci Mande
G. Gaga
Ci
ere
1430
Ci Langg ar
Ci Leungsir
1182
Ci Ga reh
Ci Bogo
2044
Ci Kany
Ci Bant
G. Bengkok
Ci Sono
G. Kempul
1092
45'
G. Cipacet
Ci Tami
ang
Ci Tamiang
Ci
Hera
Ci Gado
r Leu Ci Anju tik
Ci Gadog
Ci Serpo ng
Ci
e
Ci Beureu
en gar
gu
Ci
Sun
Ci Sarua Leutik
Ci
Ci Jurang
Ci Balu
Ci
Ci Curug
kuda
Ci
Bin
ong
Ci Sarua
Gede
Ci
Ci Anjur
gung
Heu
Tiri
La Ci
Ci
ku
Bele ng
Ci Padan
Ci Sarua
Gede
51'
Ci Sato
Ci Binong
ng
Ci Sarua Gede
Ci
Ci
lik
Anju
Ci
Anju
Soka
Kam
Ci
Bala
lan
undi
ng
48'
Cianjur Leutik
Ci
Soka
KABUPATEN SUKABUMI
Ci
Ci Bala
Emb
Ci Sarandi
54' 54'
643616 mT
10618'00'' BT
10718'00'' BT
0656'00'' LS
9233426 mU
754140 mT
21'
24'
27'
Ci Kondang
UMI KE SUKAB
ng
Beu
beu
G. Mandalawangi
30'
33'
36'
39'
42'
45'
48'
51'
K.
ik
Serpong
Peu
i Kru
Ci
teuy
i an Dur
Ciputat
Ci
18'
Legok
Ci
Baru
Rawabuntu
K. Sun t
Jatisari
Ci Bitung
Be ureum Ci
K. Codet
Ciledug
Tebet
a
rum
Tebet
K.
K. Derowak
ian
Cisoka
Ci Payaeun
Sek
ra
Ci Dur
Ci
un
K. Sentio
KABUPATEN TANGERANG
Ci Ma nce uri
Ci
Cay
Kebayoran
K.
Ba
pak
ng
und
Curug
Tambun
nter Su K.
an e
Kali kut
si
K. Sad ang
Cikarang
g r an Ka
Ci
Ci eum Beur
Ta
ru
m
KE
Batas Kecamatan
KAR AWA NG
et
Ci Rarab
Ci Barebeg
Pagedangan
CURUG
Pondokgede
Kal i Bar
Pasarminggu
Lemahabang
reu Ci Beu m
Sa
lur
Cilandak
Ciater
an
Iri
Pasarminggu
et
gas
Be
i Ta
rum Uta ra
Ci tan
Ci
Jalan Tol
18'
Situ Cibeureum
er
Kal
Sab
ran Salu Ir i
Bantargebang
Jalan Arteri
Da nas Ci
len gka
i Gon
aun g
Ci
gse ng
Setu
Bee
Jalan Kolektor
uran Irigasi T Sal aru mB ara t
Kali
Reu nde u
Ci
i ngs Leu
Rawa Burangkeng
Rawa Ciantra
Bub
Rawa Indah
ur
Jatisampurna
21'
KE CIKAMPE K
Ci
pea ng
Serang
li Suwuk Ka
K. Ulu
Kud a
ut
Pu tat
Rawa Gede
Rawa Jemblung
Rawa Sadang
on Ra ngg
Ci
Rawa Taman
Be
et
ri
Le un g s
Ci Sada
ng
Ci
Ge
lam
Ci Ka
Ci Paming
kis
K. mpu
ng
K. Ge
Cileungsi
aur
de
Ci Palahl
ar
ng
an rah
Ci Picung
Ci Kud
Situ Cipicung
Ci Tun
lis ggi
pa
Man
Ci Keas
Ci Geuju
Ci Mar agu ng
Ci Sud a
Setu Tunggilis
Ci Panyai
Batas DAS
ran
Ci Beu teu
ran g
an
g
Ci Bare
ngko
t uj
ah
Ci Goo ng
ingk Ci Pam
isan
Ka Ci
s Ci Boda
Cibarusah
Ci Howe
Ci Anggon g
Arah Pasokan
g juan Ci Han
K. Baru 3
Ci Pandan
K. Lay
gr
Ci Reundeu
27'
s Ci Le u n g
ngke K. A
Jonggol
Ci
Ci
D
Ci gau r
Hau
pa
D. Kiuntang
Ket ing
Nambo
Ci
Ci Genti s
Bee
Kanal
Ci Cadas
Ci
tuj
ah
Ci Tangkurak
Ci Beet
Ci
Pa
an
Ci
Par
anje
Rencana Kanal
Ci Hoe
Ci Pan gau r
Ci Kaw ung
Citeureup
Ci Me rak
Ci Bee
Ci Hoe
30'
Ci Patujah
Cariu
Ci Gentis
Ci
Leun
734
gs i
G. Karang
Ci Hieum
Ci Sero
Ci J
Ci Seyah
Ci Baya
wak
KABUPATEN PURWAKARTA
Ci Om
Ci Ja
Jere
Ci
ng gel
lo
Sungai
Ci Jurey
as
lang
Ci Pasanggra
up
Ci Herang
han
Be
et
Ci Sa
Ci Beu reu m
Ci Baturuyuk
Ci
at u
ne da
Cintarasa
Ci Hide
sal
Ci Haneu leum
Sukamakmur
jaw ar
Ci Sad eng
ung
Danau/Situ
Ci Kemba
Ci
Waduk Jatiluhur
r
et
Ci Baregbeg
Ci Gaha
Ci Jayanti
36'
ang Her
Ci Gulinga
kgak
CIBEET
Ci Rejeg
Ci
Ci
Gam bir
goro
wek
Rawagede
kis
s Ci Oma
Ci Bada
DASCITARUM
et
Ci Paming
Ci ay
Ci Paku
Seus
eupa n
Ci Dadap
Ci Jamb
an
KE CIANJUR
Ci
39'
Ci
Ci Ampe a
Mah
Lem ber
Ci
Ci Anten
Ci Apu s
Liw
ung
Ci Beet
ay
Ci
Ci Be
Cisarua
ng
et
Ci Tateu n
Awi
Ci Lul
gira
ngn eng
ump ang
dung
Ci Sar ua
Ci An
Ci Samp
42'
gin
KABUPATEN CIANJUR
Ci Walen
Ci Gun dul
Ci eteg Ker
Ci Jam be
ay
Ci Surian
Ci Nangsi
Ci Kundul
Ci Mang gu
Ci Maleber
Ci Pagedo
gan
Ci Suka birus
a Ci Pendaw
Ci Nangsi
Ci Gagak
Na gar a
eng
Ci Maung
Ci Tapen
Ci
Ci He
G. Gegerbentang
g
Waduk Cirata
na Ci Angsa
ang
Sada ne
ran
ong
Ci Ma nde
Ci Her
45'
Ci Bolang
tur Ci Gun
Ci Gombong
Nag ara
Ci
Ano m
Ci Andam
Ci Nagar
Ci
Wa
len
Ci Balagung
Ci Balagung
Ci
Ci
Her ang
Sun
gare um
3002
Ci
Ha
lan
48'
Kuk ulu
Ci
51'
Ci
Ci Cantu
Kar oya
Ci Sokan
Ci
Laku
D i s a j i k a n d a n d i c e t a k o l e h B A K O S U R TA N A L
Ci Sok an
Ci Lak u
Ci
Ci Peus
Ci Laku
ing
Jat i
54'
57'
Sumber: 1. Peta Dasar Rupabumi - Bakosurtanal Tahun 2000 2. Peta Daerah Aliran Sungai/DAS Bopunjur 3. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah JABOTABEK Dep. PU, Tahun 1997 4. Hasil deliniasi peta aliran sungai Jabotabek 5. Peta Sungai dan Situ - BKSP JABOTABEK 6. Proyek Pengelolaan Sumber Air dan Pengendalian Banjir Ci Liwung - Ci Sadane 7. Hasil Rapat Tim Teknis BKTRN Tahun 2002
10700'
03'
06'
09'
12'
15'
0656'00'' LS 9233005 mU
21'
24'
27'
30'
9348129 mU 0554'00'' LS
33'
36'
39'
42'
45'
48'
51'
54'
57'
10700'
03'
06'
09'
12'
15'
9347328 mU 0554'00'' LS
754655mT
643953 mT 10618'00'' BT
P1
10630' T 0524' S 36' 42' 48' 10654'' T 524' S
10718'00'' BT
Tg. Wetan
S. Galiansiman
Muara Wetan
Skala 1 ; 250.000
S. Gaa
28'
S. Wetan
S. Samp
KEPULAUAN SERIBU
28'
P. Jagung P. Penjaliran Barat
ar
bahb
esar
P. Rengat P. Sebaru Besar P. Nyamplung P. Lipan P. Kapas P. Sebaru Kecil P. Pantara Timur
Ci Tarum
nggi
N1
Muara Bungin
S. Betingti
57'
S. Betingbesa
P. Yu Barat
S. Betingcerme
32'
32'
S.
Bet
L A U T
J A W A
36'
ing
lam
57'
B4
Ci
36'
S. Mati
P. Kelor Timur P. Kelor Barat P. Semut Kecil P. Cina P. Jukung P. Sepa Timur P. Semut Besar P. Sepa Barat P. Melintang Besar P. Melinjo P. Papatheo P. Perak P. Melintang Kecil P. Kayuangin Melintang P. Pelangi P. Kayuanginputri P. Tongkeng P. Putri Barat P. Macan Kecil P. Macan Gundul P. Macan Besar (Matahari) P. Kayuangin Bira P. Bira Besar P. Genteng Besar P. Kuburan Cina P. Kayuangin (Genteng) P. Bira Kecil P. Genteng Kecil P. Bulat P. Pemagaran P. Panjang Kecil
P1
40'
Pulau Paniki
B4 N1
Ta rum
B7/HP
gin
PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK DAN CIANJUR
P. Kelapa Dua
40'
P. Kotok Kecil
P. Karang Bongkok
P. Kotok Besar
P. Semak Daun
44'
P. Gosonglayar
44'
P. Pramuka
ong
P. Panggang
P. Karangkeling
S.
Ge
mb
S. Bun
S. Pecah
S. Besar
Ci Tarum
Ci Tarum
P1
0600'
Tg. Burung
Tg. Kait
P. Tidung Besar
48'
P. Tidung Kecil
P. Payung Kecil
48'
P. Payung Besar
B4
B7/HP
K. Blaca n
P2
ne da Sa
P5
Tg. Pasir
52'
P. Tikus P. Kongsi Tengah P. Kongsi Timur P. Kongsi Barat P. Tengah P. Pari P. Burung
B4
nkon K. Galia gsi
Tg.Gembong
52'
ian
Dur
Ci Tarum
B7/HP
Ci
Ci
P5
rian Mua ra Cidu
U
K. Irigasi
S. Pad atka rya
P5 P5
Teluk Pulaucangkir
P2
Te l u k N a g a
P2 B6 N1 P5 B6
0600' S
P. Lancang Besar
P1
56'
P. Lancang Kecil P. Laki P. Bokor P. Damar Besar P. Rambut Pulauuntungjawa
P. Damar Kecil
N1 B4/HP
S. Ma ti
Muaragembong
S. Nyamuk
B6 N1
Ci Durian
P2
Mu
P5
ntar Cilo ara
S. Bulanb
KE
N1
B6 B6
56'
ulan
P5
S. Teras
P2
B4/HP
les
S.
Ba
B6 N1
Mekarbaru Kronjo
03'
an
Terus an Apun g
P2
Teluk Cileleus
Muara Cislatip
B4
K. Rawak idang
Muar a Mauk
B6
s eleu Cil
Rara
ara Mu
K.
S.
N1
Ci
Ci Tuis
Asin
Ci
Ci Hauk
B6
Keta
Kra ma t
B5
Ci
10630' T
36'
42'
48'
10654' T
K. Bagong
B4
K. Bag edo t
K.
0600' S
La
B4
n an g a
pang
Tg.Glatik
ane
Teluknaga
P1
Muara Cikarang
Ci Karan g
K. CBL
S. Nawan
B4
S. Gab ah
KABUPATEN KARAWANG
K.
Sad
Sukadiri Mauk
Ci Pasili
B7/HP N1
K.
K. Pond
P2
S. Tahang
B4/HP
Seg atel
Ci
03'
Irig asi
He
ran
B4
g
3 km
Ci Taru m
12 km
KABUPATEN TANGERANG
K. Bekasi
B2
K.
T E L U K
Kra ma
J A K A R T A
N1
ok
B7
K. DB.0
Apung
B5
Ci Slatip
B2
Kali
S. Tahang
B2
k
B2
K. Tegalkap
Pakuhaji
B6
P5
K. Sembi
K.
Kelin
K. Sekunder
as
an
B7/HP
Kosambi
ci
Ci Mau
Cabangbungin
Ci Hera ng
Ci Leleus
B5
cis
SKALA 1 : 150.000
B2
Kemiri
Ci Ma nci ri
P4 N1
K. Peran
langan
K. Bantar
K. CB L
Ci Rumpak
B5
B6
P2 P5
P3 B2
I
I_
S. Tawar
K.
K. Pal
Bute
.4 K. DA
B5
Ci
Lew ang
B5
Lon
Ci
gok
K. Asin
P3
I
Ci Karang
K. Konteng
uk
KETERANGAN :
06'
K.
S. Taha
ne
K. Peranci
N1 B7
Muara Angke
KAN
K. Baru
I_ I
Muara Karang
Tanjungpriuk
B1 P3
Waduk Pluit
B1
I_ I
I_ I
I_
Ci Sada
ngkalan K. Pa
lian
AL BAR
Pasi
g K.Cengkaren
I_ I
S. Tiram
buku
K. Cakung
Ci
Ci
Her
AT
Beto k
Sepatan
B2
B6
B1
S.
I_ I
I_ I K. Sunter
I_ I
I_
_ I
_ I
B1
K. Ka rat an
_ I
B1
Ci Tarum
Bak ung
K. Tua
Rajeg
K. Rangg
CAKUNG DRAIN
K. Swasembada
B2
k ukga Gar
B2
Ci Duria n
B2 B2
K.
Tambelang
K.Muarakarang
I_ I
D. ANCOL
B1
Tanjungpriok
K. SA.8
ng
K.
K.
Ibukota Negara
B5
K.
K. Kiam sar
Bam
Ci
Gem
B1
ngke K.A
ja Ko Terminal
Tanjung Priok
S. Blen cong
Tarumajaya
K. DT.8
polb
B5
ayu
ang
ning
ng
I_ I
K. CBL
Waduk Sunter
K. Pluit
B1
K. Opak
Ancol
KABUPATEN BEKASI
Pebayuran
Ci Ta rum
on
Baku ng
K. Ancol
Ci
K. Angke
drain
I_ I
areng
keng K.Jela
B5
n Ci Salura
Bam
ne
K. Cengk
K. S u nter II
K. Brengk
B5
09'
Ci Ran gon
I_ I
Ci Sada
Ci
Lon
gok
B2
K.
K. Sunter
K. Baku
I_ I
12
BEKASI
Bek
Sadan
Penjaringan
asi
HALTE BUS
K. Cikaran
Cilincing
Angke
buk
ng
uni
ng
Benda
Kalideres
2 JAKARTA UTARA
Rawa Segaran
K. Koba
K. Gemp
ok
HALTE GLODOK
K. Ciliwung
HALTE OLIMO
G ROAD
Ci Longo
RIN
I_ I
n Ind uk
Ci Kakalen
JL. GUNUNG
K. Bapak
TE
JL. GAJAH
K. Ciher
SUDA
Balaraja
SAHARI
ang
e Ba
euh
MAKAL
I_ I
K. Pulopi
DR.
Man
JL.
RT A OU
Grogol
JL. DAAN MOGOT
SATRIA
Ci
B1
dan e
Batuceper
WURUK
JL.
JA
I_ I
B5
i K. Sab
K. Angke
taris
etan
Terminal Grogol
JL. KYAI TAPA
Kru
HALTE HARMONI
JL. IR. JUANDA
JL. DR. SUTOM
O
JL. PS.
kareng K. Ceng
Pasarkemis
KE SERANG
Ci Ma
K.
Sod
12
KYAI IN JL. CARING
JL. SURYO
K. Cili wung I II
KA
Kemayoran
24
Terminal Senen Senen
ER
HALTE YARSI
PTO . SUPRA
JL.
Poris
K. Sekre
LAKS
Duri
AMAN
JL. HAYAM
A YOS
KABUPATEN SERANG
sonah
Batuceper
Ci Sa
MADA
JL. DAAN
MOGOT
Kalideres
IVE
RSO
K. P
eng are
K. Tua
B1
11
D. Sunter Barat
Ci Tarum
K. Krendang
tI K. Kruku
24
krant
olbay
Koja
B1
09'
K. Gemb
Sukatani
ro
ung
an ng
pisan
K.
PRANOTO
kut II
JL.
PEDONGKELAN
RDEK
Kanal
Babelan
n
K. Come ng
I_ I
SENEN
Rawa Pondok
9
LETJ EN. S. PARM AN
JL. TOMAN
KEME
JL.
A JAKA RT
Ci Soge
Ci Lowong
B2
Ci Rarab
Tangerang
15
G
RAYA
15
HALTE
ian
JL. CIDENG
JL. CIDENG
23
Tanahabang
Dur
Ci
KOTA TANGERANG
Jatiuwung
K. An gke
TIMUR
Tanah Abang
BARAT
SIRIH
SENTRA BARAT
K. Cideng
HALTE BI
I_ I
BAR
Kebonjeruk
taris
12
STASIUN TANAH ABANG
K. S asak pap a
JL. JATI
ur nce
HALTE ASMI
AAN
STASIUN CIDENG
HALTE PULOMAS
IN
NE
I_ I
JAKARTA BARAT
STASIUN TOMANG
HALTE LIPPO LETJEN JL. HALTE PS. CEMPAKA PUTIH HALTE HALTE GALUR RAWA SELATAN
Batas Kecamatan
g ban K. Lem
12
HALTE GADING
B5
R
ro K. G
2
Senen
JL.
K. Cil iwu
Batas Kawasan
Jalan Tol
B5
12'
ng
SI BEKA JL.
RAYA
K. Banjirkanal
KRAMA
JL. KH.
TUBUN
KS.
K. Tonjong
K. Tengah
JL.
K. Teriti
K. Sekre
JL. SALE
I_ I
MANSYUR
K. Canti
17
ONGAN JL. PEJOMP
JL.
12'
Karet
10
A RAY
BONJOL
K. Pesang
TOSARI Dukuhatas
STASIUN DUKUH ATAS
HALTE
Menteng
JL. PANGERAN
DIPON EGORO
1
JL.
K. Tengah
Cikini
K. Bekas
K. Pasir
Jayanti
Situ Rawacipondoh
Bunderan H.I
JL. IMAM
JL.
K. Jambu
K. Tangsi
A1
GELOR
JL.
Ci Sada
MANSYUR
RIN
I_ I
B2 B2
Ci Du rian
. GATO
Permatahijau
KABAU
STASIUN PALMERAH
Tanahabang
T SUBR OTO
Terminal Manggarai
K. Sekunder
JAK
WADUK CIPONDOH
Cipondoh
ga
PRAM
K. Pembu
UKA
JL. PEMUDA
MAS
HALTE BUNDERAN HI
SENTRA TIMUR
I_ I
Gondangdia
12
B4
. Mandung
ang
B2
A OU ART TER
I_ I
JL. KH.
grahan
Palmerah
K. Banjirkan
STASIUN PEJOMPONGAN
al
Mampang
T RAYA
HALTE SARINAH
Pulogadung
Cakung
Rencana Kanal Waduk Rencana Waduk Sungai Danau/Situ Pusat Kegiatan Nasional
MBA
Matraman
AN
Kedung Waringin
MAS
MATRAM
JEND
K. Kobakrante
JL.
5
HALTE BENHILL
RMA . JEND JL. SUDI
I_ I
Cangkr
NKARET
JL. PENGGILINGAN
AD
22
Kebayoran
13
HALTE
STASIUN MADYA
Manggarai
DR.
JL.
BEKASI BARAT
JL. I GUSTI
Buaran
NGURAH RAI
ing
MINANG
G RO
Jatinegara
JL.
K. Jambe
ne
ur
RAYA
10
Klender
JAKARTA TIMUR
16
Bekasi Utara
JL.
ah son
er BP 5
batu
JATINEG
HALTE POLDA
6
STASIUN AMBASADOR
STASIUN TAMAN RASUNA
JATINEG K. Sentio
SAHAR
I_ I
STASIUN SAHARJO
ng TIMUR
Ci Biuk
SATRIO
STASIUN GELORA
Ci Kapek
K. Jikin K. Uluh
anwir
Ci
K. Gelon
d K. Sa
iluman
K. Cant
K. Ci l i wu n g I
OTISTA
JL. SISINGAMANGARAJA
Ci
JL. TRUNOJOYO
2
JL. KALI MALANG
Sa
11
ang
B2
lur
I_ I
el
iga
K. B e k as i
an
Bug
NA
K. S
Iri
Pondokbitung
SAID
Ciledug
22
.
Bekasi Barat
JL.
Bekasi
Ci Taru
gas
Cikupa
24
B2
K. Rasm
ggong
i Ta
K. Baru
I_ I
uku
K. Srengseng
K.
I_ I
Kebayoran Baru
Baru
JL.
onen g
Kali
ng
kjara
B2
Ci Payaeun
Ci Rara b
Kali G ro
Cisoka
Curug
ng
I_ I
B2
Ci Sabik
Kali
go
DEWI
Sasa
Pina
Ci
I_ I
Ci Liwung
Jurangmangu
18
Terminal Cililitan
K.
Be
K.
Ci Jantra
Ci Kolear
I_ I
B2
Pasarminggu Baru
K. Jamb
Bekasi Selatan
K.
B1 B1
K. Mala ng
Kramatjati
Kali
TIGARAKSA
i
Ci
Situ Cihuni
r
Ci Ate r
TANGERANG
B3
han
INDAH
Kali Sarua
I_ I
Ci Apus
Kebayoran Lama
PONDOK
19
B3
Bar u
Cibitung
Rawa Palalangan
Cikarang
I_
ur
RAYA
Kali Baru 1
iK
Kali Mampang
Cond
eun
Ci Cayu
K. Ulu
Raj
14
Kal
TOL
ng ara
MINGGU
K. Cakung
an Ci M
ce
Sudimara
Ci Kampek
K. Angke
SARTIK
15'
JL. MAMPANG
KOTA BEKASI
B1
KABUPATEN BEKASI
K. Boj ongk
K.
Cika
PRAPATAN
Pondokranji
Duren Kalibata
K. Buntu
rahan angg
Terminal Blok M
Kru
rang
K.
B3
Kebayoran Lama
JAKARTA SELATAN
MAJA
JL.
B1 21
B1
Mala
etari K. Sekr
ane
JL. KYAI
tI
B3
B3
20. Pes
HALTE BLOK M
Bekasi Timur
ng
JL. METRO
P esang gr a
JL. PASAR
JAGO
Ka li
Panongan
CURUG
Pagedangan
u2
Pasarminggu
BARAT
I_
RAW
reu Ci Beu
B1
I I_ I
I_ I
JATI
Cilandak
Ciater
k Sau
Pasarminggu
NG WARU JL.
K. Sunter
Ci Binong
Bata
CiRara b
I_ I
K. Bekasi
Sepa
Kali
ceu
Ci
Ci Ater
eum
ri
Ci Beur
Ci Bogo
Ci Bitung
Ma
B3
Ci
Pa yae
Ci
I_ I
OR
BOG
K. Cipi n
Ciputat
Ci
18'
Legok
Ci Sab ik
Baru
B3
B4
B4
Rawabuntu
a ng
Warung Jati
Serpong
B3 B1
Jatisari
Situ Cibeureum
I
Ci Durian
RAYA
teuy
JL.
Peu
B4 B2 B4
Kal
ban
I_ I
I_
aha
kut
Ci
B3
Ci Pegadunga
B2
ang Sad Ci.
I_
Tanjung Barat
Ir i
I_ I
Ci Langkap
Ci
Lem
ran Salu
B1
Ci Odeng
Kali
B2
Ci
Ci Buluh
Kali Baru
Jambe
Ca
Bata
Bantargebang
I_
Liw
ung
B2
Cipayung
as i Tar um
I
K. Sunter
I_ I
Ci
Ci
ke
i Gro
Rar ab
Serpong
I_
K.
K. Jeletren
Ater
Ang
Ci
B4 B4
Situ
Ci Karang
I
Bar
at
Saluran Irigasi
I_ I
I_
Kali
Sau
Beu
KE LEBAK
Ci Mat
Ci Conteng
reu
Ci Putat
B4
Egram
WADUK LIMO
PONDOK CABE
Lentengagung
B1
Kal i Gon
Ci
Kal i S a r ua
Ci Leungsi
Ci
B4 B4
Pamulang
K. Caku
Kali
ap
Ci Jantung
ng
Ci Ayan
I_
uk
Ci Manceuri
K. Kambang
I_ I
B1
B3
Ked
B2
Tenjo
Cisauk
B4
B1
I I_
K. Sunter
Ci Bunar
Setu
Ci Ka ran g
I I_
B3
K. Angke
B4 B2
Ci Langk
Suwuk
B4
Situ Cileduk
Univ. Pancasila
kut i Kru Kal
Ci Keas
Ci Kadu
Ci
un
Ci Duria
Ci Lalay
B2
unge Jant
n aeu Ci Pay
B2
B2
I_
B4
Setu Babakan
I_
Ci
Setu Arman
4
B2
I I
Ci
i ngs Leu
Ci Lema
I_
21'
Ci
Ci Am
Mat
uk
WI TOL JAGORA
haban
B3
B1
u
B2
K. Angke
an
Cinere
B3
Univ. Indonesia
Bub
Rawa Indah
ur
I_
Parungpanjang
_ I
Ci
Jatisampurna
Rawa Burangkeng
Rawa Ciantra
Jamb
Laja
Ci Sadan
Kud a
uba K. Pam
Ci
Ci Pining
B. TANJUNG
un unge Jant
Ci Pang
B1
Kali Egram
B3
lan
B4
K. Ulu
Ci
K. Pesanggrah
I_
Serang
_ I
Kali Baru 2
K.Jeletreng
B3
B4
K. Sun ter
Ci. Sadang
B. CIANAM
Ci Lejit
aur
DEPOK
B1
_ I
Ci
ng mpu
K.
B4
Gro gol
B4
K.
Pondokcina
_ I
_ I
Pru
Beji
K. Krukut
B4
I
Ci Sadang
B2
Rawa Sadang
on ngg
Kal
I_
Gunungsindur
_ I
Ci
I
Situ Rancayuda
B4 B4
K. Cipu
B4
K.
Rawa Gede
Rawa Jemblung
Ci
nggis Ma
Ci Penj
Bun
B4
Ci
Ci Keas
ar
B2 B1
Ci
B2
Situ Sawangan
B4 B3
_I
I_
KOTA DEPOK
Situ Peladen
Situ Rawabesar
Depok Baru
am K. Enggr tat
Du
Ci Laja
B4
Ci Keas
Ci
i Ulu
K. Angke
B4
K.
Ci
Liw
ung
Baru 3
Rawa Sadang
ang Ma hab
Rawa Taman
Ra
Ci Pining
_ I
gkok
Ci
ng
I_
ng
K. Sunter
Jele
t am u
B2
tun Jan Ci gan
How e
Ge
lam
Ci
Ci
B3
B4
Le un g s
treng
Ci Baren
Ci Pinan
K. Sugu
Ci Jantu
B4/HP
_ I
I_
B2
_ I
Ci Ma n
ri ceu
e Dua
Angk
K.
Ci Pang
Ci Sada
ng
Ci
Rawa Leungsir
Ci
I
I_
B1
Pancoranmas
Cileungsi
I
ang
I_
K. Angk
Situ Cekdam
B4/HP
a dan Cen Ci
Ci
Bag o
Sawangan
n gi n
Ci Pu tat
K.
Cimanggis
Situ Rawakalong
Pe sa
Telaga Subur
g
B4 B4
Ci Palahl
ar
I
I_
24'
B4
B4
I
_ I
B3 B4
B4
B4
I_
Ca ri
K. Angsana
I_
Kud
_ I
Ci.
Pin
gka
K.
Depok
Ci
ang
B4
Ci
a
B1
B2
Kum
B2
ang
Ci Picung
I
Lan
B2
I_
B3
ter Sun K.
Gunungputri
Situ Tlajung
K. Baru
Situ Pasirmaung
Situ Manceuri
Sad
Ci
I_
Situ Pulo
_ I
B3
B4
I
I_
B2
_ I
I_
Ci
Ci Mar agu
Ci Durian
Beu reum
Situ Baru
B4
B4
Ci
I
Ci Keas
B4
Ci Geuju
B4
Ci Care h a n
N2
How e
I_
Parung
Sukmajaya
Situ Jatijajar
B4
_ I
ng Ci Jelet r e
I_
ng
B4
I
Ci
I
ane
Ci Bera
Ci Be
Jeng ir
B4
in
B4
I_
Sad
_ I
Ci
I_
Ci Pi nan g
K. Caring
P Ci
Puti
I_
K.
_ I
Ci Ka
Ci Bentang
au
B3
Setu Lebakwangi
Ci Bare
_ I
I_
K. Jati
_ I
Ci Howe
I_
Liw
Ci Pandan
I_
g K. Pa sa n
jang
Tata
Reun
I_
Ci Keas
Ci
Ci
D. Kiuntang
K. Sasakpan
I_
I_
Bojonggede
KABUPATEN BOGOR
Ci Bino
ng
Ci Liwung
B4
_I I
I_
I
B4
Setu Pagam
Ci Guha
Ci Karang
Ci Bolang
Setu Batok
K.
B4
Ang ke
Cibinong
reu
Irate
K. Demang
Ci
I_
Situ Kangin
Situ Tonjong
I_
B1
Bojonggede
empuhan Ci T
ane
_ I
Ci
Situ Cibuntu
iT eu
Setu Balekambang
r Lua
NAROGONG\P(1.290 Lt/dt)
B4 B4 B4 B4
Ci Kar ang
Citeureup
I_
ad
_ I
Ci S
I_ I
_ I
I
ingk
B4
Ci Luar
isan
30'
_
I I
I_
B4
_ I
I
Ci Beuteung
Setu Jampang
Setu Sigagu
B4
B4
K. Jati
Pam
_ I
Ci Durian
PROPINSI BANTEN
B4/HP
Ci
Barangba ng
I
B4
B4
as
Ci
reu
Ci B e
ng uteu
Ke
_ I
Ci Omas
B4/HP
Ci
Kemang
Ci Jere
I_
Teu
B4
Ci Temp
Ci Saru a
Ci
Ci Angke
_ I
_ I
I I
PARUNGBADAK
B4
ATANG SANJAYA
Cilebut
_ I
reum
_ I
Beu
Ci
pur
ng
ng
Lutu
Ci
B4/HP
Cigudeg
Ci Kani
anggel
Ci Luar
Ci Gen
Ci Sadan
Setu Burung
Ci Apus
_ I
KE
I_ I
I_ I
I_ I
B2
Ci Liwu
un Ci Arute
B4/HP
Ciampea
Kedunghalang
B4
Ci Baya wak
Kup
ki
_ I
I_
Ci Ante
B4
ria
Ci
I_
_ I
Du
Tem
Ci Hoe
ed Ci G
_ I
Ci Asa h an
33'
Ci Ma nge
eW et a n
625
Ke as
Ci
Ci
I_
Setu Gede
I
_ I
Jere
u de K Ge
Situ Cigudeg
I_ I I_
I
Bad
Ci Taringul
I_
ak
Ci
Ci
Semplak
Ci Miis
Sur
B2
gbu
Ci
Sinda
G. Hambalang
Ci
ian
Tanahsareal
m A pea Ci
_ I
_ I
Ci
I
Ci Kasu
ngka
B4/HP
Ci Kaw ung
B4
B4
Ci J
Ci Seyah
Ci Kiam
B4
Ci Ja
Ci
Hi
ngbarang
Ci N
g nen ng
Ci Haniwung
Kol
Ci
an g S
i ki
_ I
Ci
Ci Keu
Asa
han
I_ I
B3
reu m
C
ne ada iS
Ci Teure
up
Ci Herang
Ka n
I_
I I_
Cibungbulang Leuwiliang
Ci Baturuyuk
er Ci H
ten
B2
Bogor Utara
B4
Ci
Ci Omas
_ I
Ci
deu ng
An
B1
at u
Ci Jurey
Ci
I I_
Setu Leutik
_ I
kis
rian Du Ci
B4
Bogor Barat
Ci Sin dan gba
Sukamakmur
jaw Ci Han ar
g Ba len don
Ci Hide ung
Sa t u
I_ I
ro
I_ I
I_ I
Dramaga
I_ I I_
I I_
Ci Jurey
Ci H am bo
I_ I
I_ I
I_ I
I_
I_ I
I_ I
Ci Keruh
along
B2 B4/HP
36'
KOTA BOGOR
Ci Keas
B4 B4
Ci Sero
Bad
Bogor
I
I_ I
_ I
Nanggung
n
Ci Beber
ak
I_ I
TWA
I_
B4
Ci Rawak
Ci
I_
I_
Ci Sarante
Ci Hideung
Ci Apus
Ci Kaniki
B2 I_
pea
Am
CIDURIAN
I_
I_
_ I
I_
Sukaraja
I I_ I
I
Ci Jayanti
B4
B4/HP
ang Her
B4
Ci Karet
kgak
B4
B3
Babakanmadang
_ I
Sukmajaya
Ci
B4/HP
an
Ci
_
I
en
Ci Madang
Ci Berang
B4/HP
B4
gur
_ I
B4 B4 N2
Ci Berang
Ci Du
G. Daha
Ci
Ant
B4/HP B4/HP
932
B4
Ci Herang
Ci Garu
ri
Ciomas
CI LIWUNG\P3.830 Lt/dt
Ci
_ I
Ci Teureup
Ci
ng
_ I
Bogor Timur
ngah Pene Ci
ang
B4/HP
Dul
Bada
Gadu
Ci Pinanggading
Liw
Ci Keas
Ci
Ci
en
Arut
n inte
ung
Rawagede
ah Pan
Ci Keas
ng Ci Rangra
Ci
Ci Bung
en
bulan
Ant
Ci
Dur
ang
Ci
B4 B4
39'
B1
Ci
Ci Paming
B4 B4
B4 B4
Ci
Kaniki Ci
Her
Bogor Selatan
s Apu
B4
_ I
B4
Ci Patat
ian
Ci
CIBURIAL
eng
San
Ci Hide
B4
Ci
B4
B4
B4
Ci Bada
kis
B4
Ci
Oma
B4
_ I
Ear
Ci Jambu
B4/HP
Ci
Letu
ung
B4
CIBEET
Ci
_ I
Ci
B4/HP
s
Ci
Ci Rejeg
Ci Letuh
Ci Sero
Ci Mang
B4
Ci Letuh
iK
Ci
eupa
anc
Gadog
Ci Liwun g
Ci Letuh
Ci Beureum
Ci Sarua
ing
Pu
Ci Esek
kis
ras
_ I
B4
Ci
B4 B4
Hide
ding
Ci Kaniki
ngga
ung
Ci Game
937
Ciawi
Ci
_ I
Tamansari
Pina
Megamendung
Ci
Pam
ng wu
eda
B3
B. GENTENG
ulu
_ I
B4
n
Ci
B4
an
_ I
G. Masigit
B4
a ased Ci Pur
Ci
Ci Jamb
Ci Ampe
Ci
Ci Katomas
B4
B4
840
Ci Na
Ci Asma ra
B4
Ci Saat
ung
Ci
B3 B4
San
Ci Megamen
I_
gku Ci
B4 B4 B4
Ci Malang
B4/HP N1 N1 B4 B3
dul Ci Kun
Ci Muhara
Ci anten
B4 B4 B4 B4
Ci
Man
Pasirpogor
Ci
Pamijahan
Ci Aru
Kere
teg
B3
B4 B3
B4
Ci Sar
Cisarua
dung
gira
Lul
ngn
ggu
_ I
B1
ng
B3 B4 B4
N1
B3
Ci Bunian
Ci
Gam ea
I_ I
B1
B4
Ci
Ci Tung
Ci
Ci
B4/HP B4
N1 B3 B3 B4
Pur
1204
wab
Ci Palasar
B4
Ci Sodong
akti
N2
Ci Asm ara
Ci Man
de
B3
Ci Her angg ede
I_
42'
G. Astana
iki Kan
Ci Badak
B4
Cijeruk Caringin
ne Sada
C A G. Talaga
l Gu ndu
1725
Ci Kalong
ten
Ku
luw un
alih
B2
Ci Kereteg
Ci Parak
B1
B3
G. Lemo
I_
B4
Ci
1030
G. Batu
TWA
Ci Samp
Ci
B4
2211
Ci
Ci Walen
dul Ci Gun
Ci Surian
eteg Ker
I_
ay
_I
an
G. Kendeng
Ci Suka
Ci Surup
B4 B4
Ci Langg ar
G. Gaga
Ci
B4
ere
Ci Nangsi
Ci Gagak
I_
1511
Ci Leungsir
Ci Mande
B3
T N
2044
Ci Pagedo
B3
a
Ci Mang
B4
Ci Anten
N2
Ci Leungsir
gan
I_
1430
Ci Pendaw
Ci Kany
1182
Ci Ga reh
B4
ong
Ci Bogo
G. Kempul
ran
Ci Sono
G. Gegerbentang
g
B1
B3 N1
Ci Her ang
B3
_ I
B4
ne
Ci Ma nde
B3
B4 B3
Ci Tapen
B1
Ci Maung
I_
Ci Bant
G. Bengkok
B3
B3
HL
45'
N2
B4
Ci Tami
Ci
Her ang
Sun
gare um
3002
Ci
Ha
I_ I
Ci Tamiang
Ci
Hera
Ci
Ci Gado
r Leu Ci Anju tik
ng
Ci
Sun
B1
Ci Anjur
Ci
Bala
gung
lan Ci Heu
g
Ci Jurang
undi
ng
48'
Cianjur Leutik
I_
I_
en gar
gu
Ci
Ci Beureu
Soka
KABUPATEN SUKABUMI
N1
Ci Bala
Ci
Emb
I_
UMI KE SUKAB
ng
Beu
B3
g
Ci Gadog
Ci Serpo
beu
G. Mandalawangi
_ I
I_ I I_ Ci I Kam
Ci Sarua Leutik
Ci Balu
Ci
Ci Curug
kuda
Ci
B4
Bin ong
I_ I
B3
Kuk
Ci Sarua
Gede
Tiri
Ci
Ci
lik
Anju
Ci
Anju
Soka
La Ci
Ci
ku
Bele ng
Ci Padan
Ci Sarua
Gede
51'
Ci Sato
Ci Binong
ng
Ci Sarua Gede
Ci
Ci Cantu
Kar oya
Ci Sokan
Ci
Laku
Ci Peus
Ci Laku
ing
Ci Sarandi
Ci Kondang
54' 54'
643616 mT
10618'00'' BT
10718'00'' BT
0656'00'' LS
9233426 mU
754140 mT
21'
24'
27'
30'
33'
36'
39'
42'
45'
48'
51'
54'
57'
10700'
03'
06'
09'
12'
lan
I_
Ci Balagung
ang
Ci
I_
Ci Nagar
Ci
Wa
len
Ci Gombong
Ci Andam
T N
Ci
Ano m
_ I
N2
T N
tur Gun
B4/HP
Ci
Ci Bolang
_ I
G. Cipacet
_ I
1092
Danau Lido
Ci
B3
N2
B2
Ci Durian
gul
ete Ker
1891
N2
B4
B4 B4
Ci
KABUPATEN CIANJUR
N1 B4
Ci Angs
ana
B4
1375
G. Salak
Ci Badak
B4
gu
Ci Anten
Ci Apu
B3
Ci
Ci
Liw
B3
Ci Beet
t Bee
Ci Beet
leum
Ci
Pa
B4
Lal ay
Ci Awi
Ci Haneu
B4
las
I_
B4
ari
B4
B4
ber
Mah
B4
B4
I_ I
I_ I
Bogor Tengah
I_ I
I_
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
Ci
I_ I
I_
I_
I_
Sad
B4/HP
an
B4/HP
I_
_ I
B4
gs i
G. Karang
B4
Ci Hieum
_ I
uang
Leun
I_
Bunar
I
Rancabungur
734
I_
_ I
B3
B2
Ci Patujah
_ I
B4/HP
Ci Pan gau r
I
Ci Bodas
un
Ci
I_
B1
Situ Gedong
B2
tuj
Pa
I_
B3
B4
K. Lay a
B1
B4
ah
Setu Silala
I_
Jasinga
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
Ci Berang
Situ Citatah
B4/HP
_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
KABUPATEN LEBAK
I_ I
B4
Pondok Terong
B2
Situ Kibing
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
Situ Kadongdong
B2
B4
Situ Cikaret
Nambo
I_
ian
B4
Ci
I_ I
Cibinong
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_
Pan
Ci Landak
Ci
Kar
deu
_ I
ng Pina
ang
B2
Ci Cadas
Ci Ket
_I I
I_
Dur
Ci
Ci
_ I
Putatnutug
I_
Ci Kum
B2
Bog
Iwul
B4
I_
Setu
_ I
B4
I_
ur
aha n
_ I
I_
gde
B4
B3
Citayam
PA S I R K O P O
s Ci Le u n g
Jonggol
Ci
Par
anje
B4
Dan
_ I
_ I
K. Angke
Ci
B4
I_
eureum Ci B
Ci Pining
Situ Rawalo
K.
Ba
I_
B4
Ci Reundeu
Ci Hoe
Ci Pasanggra
ru
_ I
I_
B4
27'
Setu Malangnengah
I
Citayam
a
B3
_ I
B4
K. Baru 3
I_
B4
K. Lay
_ I
B4
I_ I I
Baw ah
B4
Ci ung
in ing Car
Rumpin
Situ Cilodong
B3
B4
I_
P Ci
Situ Citatah
B4
K.
B4
I_
ng
ran g
an
g
B4
B1
B1
I I
B4
I_
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
I_ I
B1
B2
I I
Setu Tunggilis
I
Ci Panyai
rang
ran
ngko
t uj
ah
Ci Goo ng
ingk Ci Pam
isan
I
Cibarusah
I
Ci Anggon
s Ci Boda
g juan Ci Han
Ci
Hau
B4
et Ci Be
ing
Ci Tangkurak
B2
Ci Me
t Bee Ci
Ci Hoe
Cariu
Ci Gentis
Ci Sero
han
Cintarasa
Ci Kemba
B4
t
Ci Baregbeg
Bee
Ci Gulinga
Gam bir
KE CIANJUR
Be ureum Ci
Ci Barebeg
I_ I
K. Codet
Ciledug
Tebet 5
a
14
rum
STASIUN CASABLANCA
Tebet
STASIUN TEBET
Uta
SYAFI'E
Kranji
K.
K. Derowak
DR.
K. Pisang
STASIUN KOMDAK
PROF
JL. ABDUL
BESAR
BARAT
JL.
Sek
ra
23
Jatinegara
Klender
Saluran
KABUPATEN TANGERANG
Ci Ma nce uri
Ci
Cay
B4
und
HALTE GELORA
13
Ba
pak
ARA
ARA
JO
K.
JL. JEND
Sa d
Cawang
Durensawit
Kali Sodetan
21
Kali Malang
TOL JAKARTA - CIKAMPEK
Tambun
K. Sad ang
Kru kut
ka
si
B1
Ci
Tar
um
KE
et
Pondokgede
I_ I
B2
I_
Ci
eum Beur
KAR AWA NG
i Bar
Lemahabang
t
Sa
lur
an
Iri
gas
B4
tan
Ci
Bee
i Ta
rum Uta ra
Ci
I_
KODE ZONA
18'
NAMA ZONNING
I_
Kal
i Kru
un
N-1 LINDUNG
Ci
Be
et
a. Tidak diperkenankan bagi kegiatan budidaya b. Kegiatan budidaya yang telah terlanjur dalam jangka panjang harus dikeluarkan dari zona ini
g
I
len gka
gol
Da
nas
aun g
Ci
B4
gse ng
I_ I
I
I
d. Riset
21'
Ci
I_ I
pea ng
KE CIKAMPE K
e. Hutan sepadan sungai, danau, laut dan lereng terjal f. Hutan perlindungan badan air g. Hutan Bakau
I_ I
li Suwuk Ka
I_ I
Ci
I
Be
et
Ci Pu tat
I I
Ci ria n
aur
Ka nda
Ci
I
I
B2
Ci Paming kis
Peru mpu
N-2
24'
Ci Jantun
ng
Kar
K. Ge de
a. Tidak diperkenankan bagi kegiatan budidaya b. Wisata Alam c. Kawasan preservasi dan konservasi budaya, flora dan fauna d. Riset
ng
an rah
B2
Ci Beet
pa
Ci Man uk
Ci
I_ I
ng
Sud a
HUTAN KONSERVASI/ CAGAR ALAM/ TAMAN NASIONAL/ TAMAN WISATA ALAM/ SUAKAMARGASATWA /BUDAYA/ PENINGGALAN SEJARAH
Ci Beu teu
27'
ARAHAN PEMANFAATAN
gr
Ci gau r
pa
a. Perumahan Hunian padat (Perkotaan) b. Perdagangan dan Jasa c. Industri ringan non polutan dan berorientasi pasar
Ci Genti
I I
rak
B-2
30'
a. Perumahan Hunian sedang (Perdesaan) b. Pertanian / Ladang c. Industri berorientasi tenaga kerja
Ci Ka lon g
I
I
Ci
B-3
KANAL TARUM BARAT\P (31.000 Lt/dt)
tis
a. Perumahan Hunian Rendah (Intensitas Lahan Terbangun Rendah Dengan Rekayasa Teknis)
Ci Keun euh
KABUPATEN PURWAKARTA
33'
Ci
Ci
Ci
ng
gel
Ci
nte ung
lo
Bun lang
b. Pertanian / Ladang
B-4
Be et
Om as
Ci Beu
a. Perumahan Hunian Rendah b. Pertanian lahan basah/kering (Dengan Teknologi Tepat Guna)
Pam
sal
ing
Ci eng Hil ir
ran g
Waduk Jatiluhur
36'
B - 4/HP
Zona B4 yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Produksi Tetap atau Hutan Produksi Terbatas sesuai Peraturan Perundang-undangan
B4/HP
Ci
goro
wek
B-5
Ci Kir ay
Ci
Seus
Pak
Paku
ilan
CI
39'
B-6
a. Perumahan Hunian Rendah dengan KZB maksimum 50 persen b. Daya dukung lingkungan rendah
Sa da ne
Ci
Lem
a
s
eng
Ci ump ang
Ci Tateu
c. Pemanfaatan ruangnya harus disetujui oleh Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional
B-7
ten
ua
a. Perumahan Hunian Rendah dengan KZB maksimum 40 persen b. Daya dukung lingkungan rendah, Hutan Produksi
Ci An
Na gar a
Ci Sada
g
Ci Jam be
_ I
Ci Warin
42'
gin
c. Pemanfaatan ruangnya harus disetujui oleh Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional
B - 7/HP
Ci Nangsi
Ci Kundul
Ci Maleber
Zona B7 yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Produksi Tetap atau Hutan Produksi Terbatas sesuai Peraturan Perundang-undangan
birus
eng
Waduk Cirata
na Ci Angsa
Ci He
Zona P1
45'
Zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang berfungsi untuk mencegah abrasi, intrusiair laut, pencemaran dan kerusakan dari laut Pemanfaatan diarahkan untuk menjaga fungsi Zona N1
Nag ara
Ci Balagung
Zona P2
Zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang berfungsi untuk referensi banjir mencegah abrasi, intrusiair laut, pencemaran dan kerusakan dari laut Pemanfaatan diarahkan untuk menjaga fungsi Zona N1 dan Zona P5
Zona P3
48'
Zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang mendukung zona dengan intensitas penfaatan tinggi dan tingkat aksesibilitas tinggi Pemanfaatan diarahkan untuk menjaga fungsi Zona B1 Zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang menpunyai daya dukung lingkungan rendah Pemanfaatan diarahkan untuk menjaga fungsi Zona B2 dan B4
ulu
Zona P4
Ci
51'
Zona P5
Zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang berfungsi untuk mencegah abrasi, retensi air intrusiair laut, dan konservasi hutan bakau dengan daya dukung lingkungan rendah Pemanfaatan diarahkan sebagai penyangga Zona N1 dengan Zona B1
D i s a j i k a n d a n d i c e t a k o l e h B A K O S U R TA N A L
Ci Lak u
Ci Jat i
Ci Sok an
Sumber: 1. 2. 3. 4. 5. Peta Dasar Rupabumi Skala 1 :25.000 - Bakosurtanal tahun 2000 Hasil Rapat Tim Sektoral,Pemerintah Daerah dan BKSP Keppres nomor 114 tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor-Puncak-Cianjur Peta Pola Pemanfaatan dan Struktur Ruang hasil konsultasi dengan Daerah Peta Kawasan Hutan dan Perairan Jabodetabek-Punjur, Baplan Kehutanan tahun 2007
15'
0656'00'' LS 9233005 mU