You are on page 1of 8

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN CHIKUNGUNYA Hari/Tanggal: Selasa, 18 Pebruari 2003 Apa itu chikungunya ?

Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albapictus dengan gejala utama demam mendadak, bintikbintik kemerahan, nyeri sendi terutama sendi lutut dan pergelangan kaki sehingga orang tersebut tidak dapat berjalan untuk sementara waktu. Biasanya menyerang sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu.

SEJARAH Penyakit seperti chikungunya, pernah dilaporkan pada tahun 1779 di Batavia. Selanjutnya tahun 1953 dilaporkan di Afrika dan di seluruh dunia khususnya didaerah tropis. Di Indonesia penyakit ini dilaporkan kembali tahun 1973 di Kalimantan Timur dan Jakarta tahun 1978. KLB pertama dilaporkan dari Jambi dan Sumatera Selatan pada tahun 1982, Yogya tahun 1983 dan sejak tahun 1985 seluruh wilayah Indonesia pernah melaporkan kejadian penyakit ini.

GEJALA GEJALA Demam tinggi mendadak selama 2 4 hari, disertai nyeri sendi, bengkak dan kemerahan didaerah lutut, pergelangan kaki, pinggul, siku dan jari-jari kaki maupun tangan. Bila bergerak rasa sakit pada sendi bertambah parah. Gejala lainnya adalah muka kemerahan, nyeri dibelakang bola mata dan konyungtiva kemerahan. Nyeri kepala, nyeri otot dan terdapat pembesaran kelenjar didaerah leher. Gejala lainnya yang dapat timbul adalah mual, muntah, bintik-bintik kemerahan seluruh badan, bisa disertai gatal. Gejala nyeri sendi dapat bertahan selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Penyakit ini tidak menyebabkan kematian.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Untuk memastikan penyakit ini dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan teknik ELISA, maupun pemeriksaan virusnya.

TEMPAT NYAMUK BERKEMBANG BIAK Nyamuk Aedes berkembang biak di tempat penampungan air bersih didalam rumah maupun di sekitar rumah seperti bak mandi, tempayan, vas bunga, tempat minum burung, ban bekas, drum, kaleng, pecahan botol, potongan bambu dll. Pada musim hujan lebih banyak lagi tempat-tempat yang menampung air.

CARA PENCEGAHAN Jangan biarkan jentik-jentik nyamuk berkembang biak dilingkungan perumahan. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3 M (MENGURAS, MENUTUP, dan MENGUBUR) barang-barang bekas, tempat-tempat penampungan air seminggu sekali secara teratur atau menaburkan larvasida serta memasukkan ikan pada kolam/aquarium. Lindungi diri anda jangan sampai tergigit nyamuk terutama pada siang hari dengan menggunakan repellent (obat nyamuk oles), obat nyamuk coil, memakai kelambu atau memasang kawat kasa dirumah.

PENGOBATAN Seperti halnya penyakit virus tidak ada obat untuk membunuh virusnya. Pengobatan yang diberikan terhadap penderita adalah obat penurun panas dan obat nyeri sendi dan pasien dianjurkan untuk beristirahat. Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya. (dr. Rita Kusrastuti, MSc. )

PENANGANAN KASUS Bila menemukan kasus chikungunya lakukan : 1. Segera laporkan ke Puskesmas/Dinas Kesehatan setempat.

2. Hindari penderita dari digigit nyamuk (tidur memakai kelambu) agar tidak menyebarkan ke orang lain.

3. Anjurkan penderita untuk beristirahat selama fase akut.

4. Pada keadaan KLB perlu dilakukan penyemprotan/pengasapan.

5. Lakukan Pemeriksaan Jentik di rumah dan sekitar rumah.

Demam Chikungunya DEFINISI Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. PENYEBAB Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. GEJALA Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegalpegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya. Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot. DIAGNOSA Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari. PENGOBATAN Demam Chikungunya termasuk ?Self Limiting Disease? atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan

hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal. Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat. Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar. Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam. PENCEGAHAN

Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih. Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di bendabenda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap. Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari. Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah

sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut. Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.

Thursday, 06 August 2009 06:37 Demam chikungunya di Medan Opini


UMAR ZEIN

Meningkatnya kasus demam Chikungunya di Kecamatan Medan Belawan, mengingatkan kita pada kejadian di Desa Tiang Layar, Kecamatan Pancur Batu tahun 2006. Lebih 200 kasus ditemukan disana dengan gejala demam akut disertai rasa nyeri yang hebat pada persendian sehingga penderitanya sulit berdiri dan berjalan, kemerahan pada kulit disertai sakit kepala. Hasil pemeriksaan sampel darah membuktikan adanya antibodi terhadap virus Chik yang menyebabkan demam Chikungunya tersebut. Chikungunya berasal dari bahasa Swahili, yang berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung (that which contorts or bends up), mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki. Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu genus Alphavirus, termasuk keluarga Togaviridae dan ditularkan lewat nyamuk Aedes Albopictus yang bersaudara dengan Aedes Agypti yang menularkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Meski masih mirip dengan demam berdarah, penyakit ini tidak mematikan. Penyakit yang berasal dari daratan Afrika ini mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta, selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor pada Oktober tahun yang sama. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Chikungunya yang terjadi pada masa itu mencapai lebih 4.000 kasus tanpa kematian. Gejala-gejala Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegalpegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menyebutnya sebagai demam tulang atau flu tulang. Gejala-gejala ini memang mirip dengan infeksi virus dengue dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes Albopictus dan juga Aedes Aegypti. Virus yang ditularkan nyamuk Aedes ini akan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Virus menyerang semua usia, anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah hari. Mata biasanya merah disertai tanda seperti flu. Sering dijumpai kejang demam. Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa pada otot dan sendi, serta

terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi otot sangat dominan dan sampai tidak sanggup berdiri dan berjalan, seolaholah lumpuh sementara karena rasa sakit berjalan. Rasa nyeri ini bisa berlanjut sampai lebih dari dua minggu pada beberapa kasus. Kadang-kadang timbul mual sampai muntah. Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari, jarang sekali dijumpai perdarahan maupun syok. Berbeda dengan DBD, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan shock) maupun kematian. Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, antisipasi terhadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Penanggulangan Penanggulangan penyakit ini sama dengan penanggulangan DBD. Namun, dengan DBD, pemahaman tentang Chikungunya cara pengendalian serta antisipasi pencegahannya masih sangat lemah. Di sini kunci jawaban mengapa (Kejadian Luar Biasa) dapat terjadi. Chikungunya merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan. Sehingga ada cara yang ampuh untuk mencegah terjadinya penularan kecuali dengan memutus rantai penularan, yaitu mencegah gigitan nyamuk dan memberantas nyamuk penularnya. Jumlah kasus berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat setempat untuk saling bahu membahu untuk mengawasi perkembangan nyamuk Aedes sebagai vektor pembawa virus Chikungunya pada wilayah tertentu. Partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh pimpinan wilayah baik tingkat kelurahan, kecamatan dan wilayah kota. Memang saja rakyat bergerak sendiri tanpa komando pimpinan wilayah tetapi berapa banyak partisipasi masyarakat yang muncul dengan sendirinya ? Peranan petugas kesehatan mutlak, bukan saja di bidang pengobatan (kuratif), tapi lebih kepada promosi kesehatan tindakan pencegahan (preventif ). Peran ini mencakup semua insan kesehatan yang ada di suatu wilayah, aparat pemerintah dan swasta. Upaya penyuluhan dan promosi ini harus terus menerus dilakukan pada daerah endemik Chikungunya, bukan hanya kalau jumlah kasus meningkat saja. Kepala wilayah (camat dan lurah) beserta jajarannya yang proaktif turun ke masyarakat menjadi penggerak masyarakat pasti akan berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dibandingkan pimpinan wilayah yang kurang turun ke masyarakat dan hanya berharap masyarakatnya bergerak sendiri mengatasi permasalahan yang ada di lapangan. Berbagai upaya untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan terutama untuk mencari sumbersumber tempat hidup nyamuk harus terus menerus dilakukan. dalam rumah, setiap anggota keluarga mengamati tempat-tempat hidupnya jentik nyamuk seperti tampungan dispenser, tampungan air di belakang kulkas, bak-bak mandi dan tampungan lain di dalam rumah. Selain itu, vas bunga di dalam maupun sekitar rumah harus diamati ada tidaknya genangan air yang potensial untuk perindukan jentik nyamuk. Semua secara terus menerus diamati agar

dihidupi oleh jentik nyamuk. Kondisi hujan yang terjadi dan diselingi dengan cuaca panas akan berakibat terbentuknya genangan air yang memungkinkan telur nyamuk berkembang menjadi jentik pembawa virus tersebut hidup. Harus diamati kaleng-kaleng bekas, ban bekas, accu bekas, botol bekas minuman, serta drum bekas dan barang pecah belah lain yang berserakan di sekitar rumah yang potensial digenangi air hujan untuk hidupnya jentik nyamuk. Secara wilayah, harus menjadi perhatian tanah dan rumah kosong tidak terawatt yang mungkin luput untuk diamati sehingga banyak genangan-genangan air yang terjadi sehingga berpotensi menjadi tempat tinggal jentik nyamuk pembawa penyakit Chikungunya DBD ini.

Tindakan fogging Fogging ( thermal fogging) atau pengasapan adalah suatu tindakan yang mutlak harus dilakukan dalam upaya pemberantasan nyamuk Aedes dewasa (mosquito vector control) dengan menyemprotkan uap/asap yang berisi insektisida ke area/lahan/pemukiman dimana didapati populasi nyamuk Aedes sebagai vector penular demam Chikungunya. Jenis insektisida atau anti serangga yang dipakai sebagai bahan fogging adalah Malathion 96 persen atau 50 persen yang dicampur dengan minyak solar atau minyak tanah dengan perbandingan tertentu. Bila yang digunakan adalah Malathion EC 96 persen (emulsifiable concentrated), 1 liter dicampur dengan 19 liter solar, dan bila menggunakan Malathion EC 50 persen, 1 liter dicampur dengan 10 liter solar. Perlu diperhatikan agar larutan ini bercampur atau larut dengan sempurna agar mempunyai daya bunuh yang optimal. Bila tidak bercampur dengan sempurna maka ditambahkan larutan cosolvent atau slude inhibitor. Fogging yang tidak berisi insektisida sesuai dengan yang dianjurkan, tidak akan memberi hasil untuk menurunkan jumlah populasi nyamuk Aedes dewasa. Sedangkan fogging yang sesuai dengan yang dianjurkan hanya mampu membunuh nyamuk dewasa sebesar 60-80%.

You might also like