You are on page 1of 1

Teori Konflik 1.

Teori konflik budaya Teori konflik budaya menyajikan penjelasan yang masuk akal mengenai beberapa bentuk penyimpangan yang terjadi pada beberapa kelompok. Sebagai contoh misalnya orang minoritas di perlakukan dengan tidak adil. Teori ini lebih menekankan bahwa penyimpangan yang terjadi di kalangan orang yang kaya atau orang yang berkuasa. Di dalam suatu masyarakat terdapat kebudayaan khusus seperti (etnik, agama, kebangsaan, kedaerahan dan kelas sosial), hal tersebut mengurangi yang namanya kesepakatan nilai. Norma budaya yang dominan yang dijadikan hukum tertulis, sehingga orang yang lain yang termasuk dalam kebudayaan lain dia anggap sebagai kriminal. Hal inilah yang dialami oleh kaum minoritas, dimana norma dominan yang di dapatnya merupakan suatu yang bertentangan dengannya. Maka dari itu kaum minoritas terpaksa harus berkonflik dengan moralitas konvensional, hanya karena mereka harus meninggalkan norma budaya yang telah mereka ikuti selama ini. 2. Teori konflik kelas sosial Teori konflik kelas sosial tidak mengaitkan penyimpangan dengan perbedaan norma diantara kelas-kelas sosial yang berlainan, melainkan dengan kepentingan kelas-kelas sosial itu. Teori konflik kelas sosial lebih cocok digunakan untuk meninjau kejahatan di kalangan kelas sosial rendah dan di kalangan kelompok minoritas dari pada kelas sosial atas, lebih cocok dipakai untuk meninjau tindak kejahatan yang berkaitan dengan harta benda dari pada tindak kejahatan menyangkut individu. Teori ini juga tidak memberikan penjelasan menyangkut beberapa bentuk kejahatan tertentu. Memang teori ini memberikan penjelasan yang masuk akal menyangkut beberapa bentuk kejahatan tertentu, tetapi tidak didukung kuat oleh bukti yang empiris.

You might also like