Professional Documents
Culture Documents
Laporan Dynamic Routing Disusun Oleh : Hardika Dwi Hermawan 11520241004 Timur Rohimiasih 11520241006 Reny Murni Hidayati 11520241009 Ali Hasan Azis 11520241020
2011/2012
Melakukan konfigurasi RIP dengan menggunakan topologi seperti kasus diatas : Konfigurasi R1 Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#interface fastEthernet 0/1 -> menjadi gateway untuk host Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ex
Page 2
2011/2012
( kita menggunakan RIPv2, perbedaan RIPv1 dan RIPv2 adalah kemampuan untuk merouting jaringan yang disubnetting/VLSM sedangkan RIPv1 tidak bisa, tapi kita menggunakan RIPv2 meski kita tidak melakukan VLSM pada jaringan yang ada ) Router(config)#router rip Router(config-router)#version 2 -> untuk mengaktifkan RIPv2 Router(config-router)#network 192.168.1.0 > memasukan alamat network atau net ID yang terhubung langsung dengan R1 Router(config-router)#network 10.0.0.0 Router(config-router)#ex Router(config)#ex Konfigurasi R2 Router>en Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#interface fastEthernet 0/1 -> menjadi gateway untuk host Router(config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.0.0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ex Router(config)#interface fastEthernet 0/0 -> menjadi jalur ke R1 Router(config-if)#ip address 10.0.0.2 255.0.0.0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#ex
Page 3
2011/2012
untuk memastikan apakah RIPv2 sudah berfungsi, ketikkan perintah show ip route pada R1 R1#sh ip route Codes: C connected, S static, I IGRP, R RIP, M mobile, B BGP D EIGRP, EX EIGRP external, O OSPF, IA OSPF inter area N1 OSPF NSSA external type 1, N2 OSPF NSSA external type 2 E1 OSPF external type 1, E2 OSPF external type 2, E EGP i IS-IS, L1 IS-IS level-1, L2 IS-IS level-2, ia IS-IS inter area * candidate default, U per-user static route, o ODR P periodic downloaded static route Gateway of last resort is not set C R 10.0.0.0/8 is directly connected, FastEthernet0/0 172.16.0.0/16 [120/1] via 10.0.0.2, 00:00:11, FastEthernet0/0 <- routing ke network
172.16.0.0/16 C R1# Show ip route pada R2 R2#sh ip route Codes: C connected, S static, I IGRP, R RIP, M mobile, B BGP D EIGRP, EX EIGRP external, O OSPF, IA OSPF inter area
Laporan Dynamic Routing Page 4
2011/2012
192.168.1.0/24 R2# Kita hanya tinggal memasukan network yang terhubung langsung dengan router dan pastikan koneksi antar router sudah berjalan, ketikkan sh ip route di setiap router untuk melihat apakah RIP sudah berfungsi.
3. DASAR TEORI Dynamic Router (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat table routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. Dynamic routing protocol juga dapat didefinisikan sebagai routing protocol yang memungkinkan router-router yang dikonfigurasi dapat saling bertukar informasi routing secara dinamis. Untuk lebih sederhananya lagi Dinamic routing adalah dimana administrator hanya melakukan sedikit konfigurasi (bisa dikatakan hanya mengaktifkan rule dinamic routing) pada setiap router yang akan dikomunikasikan, dan kemudian router-router tersebut secara otomatis akan mendefinisikan network-network yang terhubung. Algoritma Dynamic Routing
Page 5
2011/2012
Router Dinamis adalah Router yang me-rute-kan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru. Dynamic Routing biasanya digunakan untuk mengantisipasi kelemahan Static Routing yang tidak dapat mencari jalur alternative jiak jalur pengiriman putus sehinggga memakai data yang tidak dapat terkirim. Sebuah Dynamic Routing dibangun berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protocol routing. Protocol ini di desaign untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protocol Routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan akurat. Protocol routing di design tidak hanya untuk engubah ke rute back up bila rute utama tidak berhasil, namun juga di desain untuk menentukan rute mana yang terbaik utnuk mencapai tujuan tersebut. Pengisian dan pemeliharaan table routing tidak dilakukan secara manual oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima table routing. Dynamic routing di bagi menjadi dua katagori, diantaranya yaitu: 1. Distance Vector Algoritma Routing distance vector secara periodic menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di update antar router yang saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari roter tetangga yang terhubung secara langsung. Proses routing ini di sebut juga dengan routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson. Routing vector jarak beroprasi dengan membiarkan setiap router menjaga table (sebuah vector) memberikan jarak yang terbaik dapat di ketahui ke setiap tujuan dan salran yang dipakai menuju tujuan tersebut. Table-tabel ini di update dengan cara saling bertukar informasi dengan router tetangga. Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector ke link-link lain disuatu internekwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Page 6
2011/2012
Update table routing dilakukan ketika terjadi topologi jaringan. Sama dengan proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router. Table routing berisi informasi tentang total path cost yang di tentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi trouble routing, seperti skema oleh Analogi distance vector dapat di analogikan dengan jalan tol. Tanda menujukkan ke titik tujuan dengan menunjukan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan arah yng akan di tempuh utnuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendeknya adalah rute yang terbaik. 2. Link State Routing Protocol Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi. Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah: a. Link-state advertisement (LSA) paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. b. Topological database kumpulan informasi yang dari LSA-LSA. c. SPF algorithm hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF. d. Routing table adalah daftar rute dan interface.
Page 7
2011/2012
Dasar algoritma routing yang lain adalah algoritma link state. Algoritma link state biasa disebut sebagai algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF). Setiap router mempunyai peta jar Router menentukan rute ke setiap tujuan di jar berdasarkan peta jar tersebut Petajaringan disimpan router dalam bentuk database sebagai hasil dari pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jar tersebut Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijar (link-tate) Menerapkan algoritma Dijkstra Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state Semua node memiliki informasi yang sama Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n, diketahui link cost terkecil untuk dan tujuan. Protocol Dynamic Routing Routing protocol berbeda dengan routed protocol. Routing protocol adalah komunikasi antara router-router. Routing protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya. Seperti pada gambar di bawah ini.
Page 8
2011/2012
Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan algoritma link-state. Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protocol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi: 1. RIP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector, 2. IGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector, 3. OSPF -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state, 4. EIGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
a. Routing Information Protocol (RIP) Routed protocol digunakan untuk user traffic secara langsung. Routed protocol menyediakan informasi yang cukup dalam layer address jaringannya untuk melewatkan paket yang akan diteruskan dari satu host ke host yang lain berdasarkan alamatnya. RIP merupakan salah satu protokol routing distance vector yang digunakan oleh ribuan jaringan di dunia. Hal ini dikarenakan RIP berdasarkan open standard dan mudah diimplementasikan. Tetapi RIP membutuhkan konsumsi daya yang tinggi dan memerlukan fitur router routing protokol. Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut:
Laporan Dynamic Routing Page 9
2011/2012
Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
1. RIP Versi 1 Dokumen _ RFC1058 RIP _ routing vektor-jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya RIP _ diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk menghitung rute dalam jaringan TCP/IP Informasi yang dipertukarkan RIP berupa : Host, Network, Subnet, Rutedefault 2. RIP Versi 2 Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru Algoritma routing sama dengan RIP versi1 Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim, Kemampuan baru : a) Tag _untuk rute eksternal b) Subnet mask c) Alamat hop berikutnya d) Autentikasi.
b. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) IGRP merupakan distance vector IGP. Routing distance vector mengukur jarak secara matematik. Pengukuran ini dikenal dengan nama distance vector. Router yang menggunakan distance vector harus mengirimkan semua atau sebagian table routing dalam pesan routing update dengan interval waktu yang regular ke semua router tetangganya. Isi dari informasi routing adalah: Identifikasi tujuan baru Mempelajari apabila terjadi kegagalan.
Page 10
2011/2012
IGRP adalah routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco. IGRP mengirimkan update routing setiap interval 90 detik. Update ini advertise semua jaringan dalam AS. Kunci desain jaringan IGRP adalah: Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek, Kemampuan ke segmen dengan bandwidth dan delay yang berbeda, Skalabilitas, untuk fungsi jaringan yang besar.
Secara default, IGRP menggunakan bandwidth dan delay sebagai metric. Untuk konfigurasi tambahan, IGRP dapat dikonfigurasi menggunakan kombinasi semua varibel atau yang disebut dengan composite metric. Variabel-variabel itu misalnya: Bandwidth Delay Load Reliability
IGRP yang merupakan contoh routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector yang lain. Tidak seperti RIP, IGRP merupakan routing protokol yang dibuat oleh Cisco. IGRP juga sangat mudah diimplementasikan, meskipun IGRP merupakan routing potokol yang lebih komplek dari RIP dan banyak faktor yang dapat digunakan untuk mencapai jalur terbaik dengan karakteristik sebagai berikut: Protokol Routing Distance Vector Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability, Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
c. Open Shortest Path First (OSPF) OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First ). Hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an. Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini
Laporan Dynamic Routing Page 11
2011/2012
bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut: Protokol routing link-state. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork. OSPF lebih effisien daripada RIP. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System ( AS ). Menggunakan protokol broadcast.
d. Enchanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut: Menggunakan protokol routing enhanced distance vector. Menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state. Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
e. Exterior Gateway Routing Protocol (EGRP) Exterior Gateway Protocol (EGP) adalah untuk menentukan jaringan reachability antara sistem otonom dan menggunakan IGPs untuk menyelesaikan rute dalam sebuah AS.
Page 12
2011/2012
4. ALAT DAN BAHAN a. Software Simulasi Cisco Paket Tracert 5.3 b. PC/Laptop 5. LANGKAH KERJA Simulasi menggunakan protocol RIPv2
Router A No 1 2 3 4 5 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 Gateway * * 192.168.2.253 192.168.2.253 192.168.3.253 Interface eth0 eth1 eth0 eth0 eth0 Keterangan Direct Connection Direct Connection Indirect Connection Indirect Connection Indirect Connection
Page 13
2011/2012
Keterangan Indirect Connection Direct Connection Direct Connection Direct Connection Indirect Connection
Router C No 1 2 3 4 5 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.2.254 192.168.3.254 * 192.168.3.254 * Interface eth1 eth1 eth0 eth1 eth1 Keterangan Indirect Connection Indirect Connection Direct Connection Indirect Connection Direct Connection
LANGKAH KERJA (simple configuration) : a. Konfigurasi Router A 1) Double click router A kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router A eth0 (example pada fa0/0) ke switch Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router A eth1 (example pada fa0/1) ke Router B Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit
Laporan Dynamic Routing Page 14
2011/2012
b. Konfigurasi Router B 1) Double click router B kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router B eth0 (example pada fa0/0) ke Router A Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router B eth1 (example pada fa0/1) ke Router C Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 4) Setting IP Address Router B eth2 (example pada Et0/0/1) ke Switch Router(config)# interface Ethernet0/0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 5) Tambahkan informasi pada table routing pada Router B Router(config)# router rip
Page 15
2011/2012
c. Konfigurasi Router C 1) Double click router C kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router C eth0 (example pada fa0/1) ke Router B Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.3.253 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router C eth1 (example pada fa0/0) ke Switch Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 4) Tambahkan informasi pada table routing pada Router C Router(config)# router rip Router(config-router)# version 2 Router(config-router)# network 192.168.3.0 Router(config-router)# network 192.168.5.0 Router(config-router)# exit Router(config)# exit 5) Lihat hasil konfiurasi static routing pada Router C
Page 16
2011/2012
Router A No 1 2 3 4 5 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 Gateway * * 192.168.2.253 192.168.2.253 192.168.3.253 Interface eth0 eth1 eth0 eth0 eth0 Keterangan Direct Connection Direct Connection Indirect Connection Indirect Connection Indirect Connection
Router B No 1 2 3 4 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 Netmask /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.2.254 * * * Interface eth1 eth0 eth1 eth2 Keterangan Indirect Connection Direct Connection Direct Connection Direct Connection
Page 17
2011/2012
Indirect Connection
Router C No 1 2 3 4 5 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.2.254 192.168.3.254 * 192.168.3.254 * Interface eth1 eth1 eth0 eth1 eth1 Keterangan Indirect Connection Indirect Connection Direct Connection Indirect Connection Direct Connection
LANGKAH KERJA : a. Konfigurasi Router A 1) Double click router A kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router A eth0 (example pada fa0/0) ke switch Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router A eth1 (example pada fa0/1) ke Router B Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 4) Tambahkan informasi pada table routing pada Router A Router(config)# router ospf 1 Router(config-router)# network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# exit Router(config)# exit
Laporan Dynamic Routing Page 18
2011/2012
b. Konfigurasi Router B 1) Double click router B kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router B eth0 (example pada fa0/0) ke Router A Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router B eth1 (example pada fa0/1) ke Router C Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 4) Setting IP Address Router B eth2 (example pada Et0/0/1) ke Switch Router(config)# interface Ethernet0/0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 5) Tambahkan informasi pada table routing pada Router B Router(config)# router ospf 1 Router(config-router)# network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# exit Router(config)# exit 6) Lihat hasil konfiurasi static routing pada Router B Router# show ip route
Page 19
2011/2012
c. Konfigurasi Router C 1) Double click router C kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router C eth0 (example pada fa0/1) ke Router B Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.3.253 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router C eth1 (example pada fa0/0) ke Switch Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 4) Tambahkan informasi pada table routing pada Router C Router(config)# router ospf 1 Router(config-router)# network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# network 192.168.5.0 0.0.0.255 area 0 Router(config-router)# exit Router(config)# exit 5) Lihat hasil konfiurasi static routing pada Router C Router# show ip route
d. Cek hasil pada komputer client Jika dari kesemua komputer tersebut dapat saling berkomunikasi maka konfigurasi dynamic routing dengan OSPF sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan ping juga menggunakan perintah tracert ip address terget.
Page 20
2011/2012
Router A No 1 2 3 4 5 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 Gateway * * 192.168.2.253 192.168.2.253 192.168.3.253 Interface eth0 eth1 eth0 eth0 eth0 Keterangan Direct Connection Direct Connection Indirect Connection Indirect Connection Indirect Connection
Router B No 1 2 3 4 5 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.2.254 * * * 192.168.3.253 Interface eth1 eth0 eth1 eth2 eth0 Keterangan Indirect Connection Direct Connection Direct Connection Direct Connection Indirect Connection
Page 21
2011/2012
Keterangan Indirect Connection Indirect Connection Direct Connection Indirect Connection Direct Connection
a. Konfigurasi Router A 1) Double click router A kemudian pilih CLI Router> enable Router# configure terminal 2) Setting IP Address Router A eth0 (example pada fa0/0) ke switch Router(config)# interface FastEthernet0/0 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 3) Setting IP Address Router A eth1 (example pada fa0/1) ke Router B Router(config)# interface FastEthernet0/1 Router(config-if)# no shutdown Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0 Router(config-if)# exit 4) Tambahkan informasi pada table routing pada Router A Router(config)# router eigrp 1 Router(config-router)# network 192.168.3.0 Router(config-router)# network 192.168.5.0 Router(config-router)# exi Router(config)# exit 5) Lihat hasil konfiurasi static routing pada Router A Router# show ip route
Page 22
2011/2012
c. Konfigurasi Router C 1) Double click router C kemudian pilih CLI Router> enable
Page 23
2011/2012
6. PERMASALAHAN DAN TROUBLESHOOTING 1) Apakah ke semua protocol dynamic routing RIPv2, OSPF dan EIGRP dapat dihubungkan dengan static routing seperti pada gambar diatas? Jika ya, buatlah simulasi pada paket tracert seperti pada gambar diatas dan tuliskan konfigurasinya secara detail langkah per langkah untuk membuat desain jaringan seperti pada gambar diatas. Jika tidak, kemukakan alasan kelompok anda mengapa semua protocol atau beberapa protocol tersebut tidak dapat saling berhubungan?
Jawab : Dapat, tetapi ada sebagian yang tidak dapat terhubung yaitu topologi RIPv2 ke OSPF atau sebaliknya, hal tersebut karena topologi tersebut berbeda algoritma.
Laporan Dynamic Routing Page 24
2011/2012
TABEL ROUTING ROUTER 0 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 192.168.7.0 192.168.8.0 192.168.9.0 192.168.10.0 192.168.11.0 192.168.12.0 192.168.13.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway * * * 192.168.3.253 192.168.3.253 192.168.4.253 192.168.5.253 192.168.3.253 192.168.8.253 192.168.9.253 192.168.3.253 192.168.11.253 192.168.12.253 Interface Fa0/0 Fa0/1 Eth0/0/0 Fa0/0 Fa0/0 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/0 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/0 Fa0/1 Fa0/1 Keterangan DC DC DC IC IC IC IC IC IC IC IC IC IC
ROUTER 1
Page 25
2011/2012
Keterangan IC IC DC DC DC IC IC DC IC IC DC IC IC
ROUTER 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 192.168.7.0 192.168.8.0 192.168.9.0 192.168.10.0 192.168.11.0 192.168.12.0 192.168.13.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.3.254 192.168.3.254 192.168.4.254 * 192.168.4.254 * 192.168.5.253 192.168.4.254 192.168.8.253 192.168.9.253 192.168.4.254 192.168.11.253 192.168.12.253 Interface Eth0/0/0 Eth0/0/0 Eth1/0 Fa0/1 Eth1/0 Fa0/0 Fa0/1 Eth1/0 Fa0/1 Fa0/1 Eth1/0 Fa0/1 Fa0/1 Keterangan IC IC IC DC IC DC IC IC IC IC IC IC IC
Page 26
2011/2012
ROUTER 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 192.168.7.0 192.168.8.0 192.168.9.0 192.168.10.0 192.168.11.0 192.168.12.0 192.168.13.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.3.254 192.168.3.254 192.168.5.254 192.168.5.254 * 192.168.4.253 * 192.168.5.254 192.168.8.253 192.168.8.253 192.168.5.254 192.168.11.253 192.168.12.253 Interface Eth0/0/0 Eth0/0/0 Eth1/1 Eth1/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/0 Eth1/1 Fa0/1 Fa0/1 Eth1/1 Fa0/1 Fa0/1 Keterangan IC IC IC IC DC IC DC IC IC IC IC IC IC
ROUTER 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 192.168.7.0 192.168.8.0 192.168.9.0 192.168.10.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.3.254 192.168.3.254 192.168.8.254 192.168.8.254 192.168.8.254 192.168.4.253 192.168.5.253 * * 192.168.9.253 Interface Eth0/0/0 Eth0/0/0 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/0 Fa0/1 Keterangan IC IC IC IC IC IC IC DC DC IC
Page 27
2011/2012
ROUTER 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 192.168.7.0 192.168.8.0 192.168.9.0 192.168.10.0 192.168.11.0 192.168.12.0 192.168.13.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.3.254 192.168.3.254 192.168.8.254 192.168.8.254 192.168.8.254 192.168.4.253 192.168.5.253 192.168.9.254 * * 192.168.8.254 192.168.11.253 192.168.12.253 Interface Eth0/0/0 Eth0/0/0 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/0 Fa0/1 Fa0/0 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/1 Keterangan IC IC IC IC IC IC IC IC DC DC IC IC IC
ROUTER 6 No 1 2 3 4 5 6 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.3.254 192.168.3.254 192.168.11.254 192.168.11.254 192.168.11.254 192.168.4.253 Interface Eth0/0/0 Eth0/0/0 Eth1/2 Eth1/2 Eth1/2 Fa0/1 Keterangan IC IC IC IC IC IC
Page 28
2011/2012
ROUTER 7 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Destination 192.168.1.0 192.168.2.0 192.168.3.0 192.168.4.0 192.168.5.0 192.168.6.0 192.168.7.0 192.168.8.0 192.168.9.0 192.168.10.0 192.168.11.0 192.168.12.0 192.168.13.0 Netmask /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 /24 Gateway 192.168.3.254 192.168.3.254 192.168.11.254 192.168.11.254 192.168.11.254 192.168.4.253 192.168.5.253 192.168.11.254 192.168.8.253 192.168.9.253 192.168.12.254 * * Interface Eth0/0/0 Eth0/0/0 Eth1/2 Eth1/2 Eth1/2 Fa0/1 Fa0/1 Eth1/2 Fa0/1 Fa0/1 Fa0/0 Fa0/1 Fa0/0 Keterangan IC IC IC IC IC IC IC IC IC IC IC DC DC
Konfigurasi router 0: R0>enable R0#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Laporan Dynamic Routing Page 29
2011/2012
Konfigurasi router 1:
Page 30
2011/2012
Page 31
2011/2012
Page 32
2011/2012
Konfigurasi router 3: Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname R3 R3(config)#interface fa0/1 R3(config-if)#ip address 192.168.5.253 255.255.255.0 R3(config-if)#no shutdown
Page 33
2011/2012
Konfigurasi router 4: Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname R3 R3(config)#interface fa0/1 R3(config-if)#ip address 192.168.5.253 255.255.255.0 R3(config-if)#no shutdown R3(config-if)#exit R3(config)#interface fa0/0 R3(config-if)#ip address 192.168.7.254 255.255.255.0 R3(config-if)#no shutdown R3(config-if)#exit
Page 34
2011/2012
Konfigurasi router 5: Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname R5 R5(config)#interface fa0/1 R5(config-if)#ip address 192.168.9.253 255.255.255.0 R5(config-if)#no shutdown R5(config-if)#exit R5(config)#interface fa0/0 R5(config-if)#192.168.10.254 255.255.255.0 R5(config-if)#ip address 192.168.10.254 255.255.255.0 R5(config-if)#no shutdown R5(config-if)#exit R5(config)#router ospf 1 R5(config-router)#network 192.168.9.0 0.0.0.255 area 0 R5(config-router)#network 1
Page 35
2011/2012
Konfigurasi router 6: Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#hostname R6 R6(config)#interface fa0/1 R6(config-if)#ip address 192.168.11.253 255.255.255.0 R6(config-if)#no shutdown R6(config-if)#exit R6(config)#interface fa0/0 R6(config-if)#ip address 192.168.12.254 255.255.255.0 R6(config-if)#no shutdown R6(config-if)#exit R6(config)#router eigrp 1 R6(config-router)#network 192.168.11.0 0.0.0.255 R6(config-router)# R6(config-router)#network 192.168.12.0 0.0.0.255 R6(config-router)#redistribute ospf 1 R6(config-router)#redistribute rip R6(config-router)#exit R6(config)#
Page 36
2011/2012
%DUAL-5-NBRCHANGE: IP-EIGRP 1: Neighbor 192.168.12.254 (FastEthernet0/1) is up: new adjacency R7(config-router)#network 192.168.13.0 0.0.0.255 R7(config-router)#
7. KESIMPULAN
Protokol routing dinamik yang banyak digunakan dalam internetworking TCP/IP adalah RIP (Routing Information Protocol) yang menggunakan algoritma routing distance vector dan OSPF (Open Shortest Path First) yang menggunakan algoritma link-state. Pada
Page 37
2011/2012
layer TCP/IP, router dapat menggunakan protocol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi: 1. RIP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector, 2. IGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector, 3. OSPF -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma link state, 4. EIGRP -- menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector.
8. DAFTAR PUSTAKA Nur Ramadhan, Arwan dan Lukman Rian Affandi. 2012. 7_Labsheet Dynamic Routing Paket Tracert 5.3- rev2. Yogyakarta Dimas, Santo. 2011. http://verpozkyz.blogspot.com/2011/01/pengertian-igp-interiorgateway.html Rizki, Mirna. 2012. http://mirnarizki37.blogspot.com/2012/01/laporan-dynamic-routing.html
Page 38