You are on page 1of 15

Kepolaran Senyawa Kovalen

Disusun oleh: Bimo Prasetyo Cahya Adi W Dominicus Gagarin M.Amien Abdullah (08) (09) (11) (20)

Daftar Isi

I. II. III. IV.

V. VI. VII. VIII. IX. X.

Judul Daftar Isi Tujuan : Menguji Kepolaran beberapa senyawa Daftar Teori A. Pengertian Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepolaran senyawa C. Contoh senyawa kovalen Polar dan Nonpolar Alat dan Bahan Cara Kerja Hasil Pengamatan Pembahasan Kesimpulan Daftar Pustaka

Tujuan
Untuk mengetahui kepolaran suatu senyawa

Kepolaran Senyawa Kovalen

Polarisasi Ikatan Kovalen Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh : Molekul HCl Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl). Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh : Dalam molekul H2 atau Cl2 ke dua taom yg berikatan menarik pasangan electron ikatan sama kuat karena dari unsure atom-atom sejenis mempunyai harga keelektronnegatifan yang sama, akibatnya muatan dari electron tersebar secar merata sehingga tidak terbentuk kutub. Jadi non polar.

Kepolaran Senyawa Kovalen

Polarisasi Ikatan Kovalen Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.

Contoh : Molekul HCl Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl). Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh : Dalam molekul H2 atau Cl2 ke dua taom yg berikatan menarik pasangan electron ikatan sama kuat karena dari unsure atom-atom sejenis mempunyai harga keelektronnegatifan yang sama, akibatnya muatan dari electron tersebar secar merata sehingga tidak terbentuk kutub. Jadi non polar.

Dasar Teori
A. Pengetian Ikatan Kovalen Polar dan Non Polar Ikatan Polar Kovalen Ikatan polar kovalen merupakan ikatan yang sifat-sifatnya berada di antara ikatan kovalen dan ikatan ion. Ciri-ciri senyawa polar :

dapat larut dalam air dan pelarut polar lain memiliki kutub + dan kutub - , akibat tidak meratanya distribusi elektron memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan

Contoh : Alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5

Ikatan Non Polar Kovalen Merupakan ikatan yang terjadi antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 Ciri-ciri senyawa non polar :

tidak larut dalam air dan pelarut polar lain Tidak memiliki kutub + dan kutub - , akibat meratanya distribusi elektron tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama

Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2

B. Faktor faktor yang mempengaruhi Kepolaran Senyawa Perbedaan keelektronegatifan Senyawa yang ion-ionnya membentuk 2 kutub dengan muatan yang berlawanan (+ dan-) menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul tersebut bersifat semakin polar. Contoh : HCl keelektronegatifan H=2,1 dan Cl=2,8 maka H cenderung bermuatan positif (H+) dan Cl cenderung bermuatan negatif (Cl-), sehingga terjadi 2 kutub (dipol). Pengaruh bentuk molekul Senyawa yang memiliki bentuk molekul simetris bersifat non-polar. Contoh : CH4 , CCl4, dsb. Senyawa yang memiliki bentuk molekul tidak simetris karena ada pasangan elektron bebas (PEB) bersifat polar. Contoh : NH4, H2O , PCl3 , dsb C. Contoh Senyawa Kovalen Polar dan Non Polar Senyawa Kovalen Polar : HF , H2O , NH3 , PCl3 Senyawa Kovalen Nonpolar : CH4 , CCl4 , H2 , Cl2

Alat dan Bahan

A. Alat : Penggaris plastik Gelas kimia Tabung

B. Bahan : Air / H2O Aseton Etanol CCL4

Cara Kerja 1. Ambil cairan, tuangkan kedalam tabung. 2. Gosokan penggaris searah ke rambut. 3. Dekatkan dengan penggaris plastik yang sudah dialiri listrik dengan menggosokkannya dengan rambut. 4. Amati cairan yang keluar dari tabung, jika ia berbelok mendekati penggaris, maka senyawa tersebut adalah polar. Namun jika tidak ada pengaruhnya, maka senyawa tersebut termasuk non polar.

Hasil Pengamatan NO 1 2 3 4 NAMA CAIRAN H2O Etanol Aseton CCL4 POLAR NON POLAR KETERANGAN Ada muatan (-) Ada muatan (-) Ada muatan (-) Tidak ada muatan (-)

Pembahasan
Molekul Polar dan Nonpolar Suatu senyawa yang memiliki ikatan kovalen polar, belum tentu molekul yang dimiliki bersifat polar. Demikian juga untuk ikatan kovalen nonpolar, molekul yang dimiliki belum tentu bersifat nonpolar. Kepolaran suatu molekul dinyatakan menggunakan suatu besaran yang disebut momen dipol (). Besarnya momen dipol suatu molekul ditentukan menggunakan persamaan berikut. = Q x r 1 D = 3,33 x 10-30 C.m (coulombmeter) = 0 molekul nonpolar > 0 atau 0 molekul polar keterangan: = momen dipol (D, debye) Q = selisih muatan (Coulomb) r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif (m) Semakin besar harga momen dipol, semakin polar senyawa yang bersangkutan bahkan mendekati ke sifat ionik. Harga momen dipol beberapa molekul seperti yang tertera pada Tabel. molekul NO NH3 HF HCl HBr HI H2O Momen dipol (D) 0,159 0,23 1,78 1,078 0,82 0,44 1,85 molekul CO CO2 CHCl3 CH4 CCl4 BF3 BF2 Momen dipol (D) 0,112 0 1,09 0 0 0 0

10

Momen dipol merupakan suatu besaran vektor yang digambarkan menggunakan moment ikatan. Jika jumlah vektor momen-momen ikatan lebih besar dari nol, maka molekul tersebut bersifat polar, sebaliknya jika jumlah vektor momen-momen ikatan sama dengan nol, maka maka molekul tersebut bersifat nonpolar. Momen ikatan terbentuk jika dua atom yang berikatan dalam suatu senyawa memiliki perbedaan keelektronegatifan. Elektron yang yang ditarik oleh atom yang lebih elektronegatif menunjukan arah momen ikatan dan ditunjukan menggunakan tanda dari atom yang kurang elektronegatif menuju atom yang lebih elektronegatif. Akibat tarikan elektron yang terjadi, terbentuk semacam kutub negatif pada atom yang lebih elektronegatif, sedangkan pada atom yang kurang elektronegatif akan terbentuk semacam kutub positif. Kutub positif atau negatif yang terbentuk disebut muatan parsial, yang digambarkan menggunakan simbol delta (). Muatan parsial negatif () diberikan pada unsur yang lebih elektronegatif dan muatan parsial positif (+) diberikan pada unsur yang kurang elektronegatif (lebih elektropositif). Berikut contoh menggambar muatan parsial pada molekul HCl.

Dari contoh di atas terlihat bahwa terdapat muatan positif dan negatif pada tanda yang digunakan. Tanda tersebut tidak sama dengan +1 atau -1 seperti pada simbol ion, tetapi tanda ini hanya menggambarkan elektron ikatan tidak sepenuhnya dipindahkan ke atom Cl. Untuk senyawa diatom yang disusun oleh unsur yang sejenis, molekul yang dimiliki selalu bersifat nonpolar kecuali ozon yang bersifa polar. Hal ini disebabkan dua atom penyusun senyawa memiliki keelektronegatifan sama sehingga tidak terbentuk momen ikatan. Sedangkan untuk senyawa diatom yang disusun oleh dua atom yang berbeda molekul yang dimiliki selalu bersifat polar karena adanya perbedaan keeltronegatifan. Tetapi untuk senyawa-senyawa yang tersusun lebih dari dua atom, kepolaran molekul tidak dapat ditentukan jika hanya didasarkan pada perbedaan keelektronegatifan. Hal ini disebabkan senyawa-senyawa tertentu walaupun memiliki ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat nonpolar. Misalnya CCl4, CO2 dan BeCl2 merupakan beberapa senyawa dengan ikatan kovalen polar tetapi memiliki molekul yang nonpolar. Pada molekul CCl4, yang mempunyai bentuk molekul tetrahedaral dengan C sebagai atom pusat dan dikelilingi oleh 4 atom Cl seperti pada Gambar.

11

Perbedaan keelektronegatifan C dan Cl adalah sebesar 3-2,5 = 0,5. Jadi ikatan CCl termasuk ikatan kovalen (tepatnya ikatan kovalen polar) karena perbedaan keeltronegatifan lebih kecil 1,7. Walaupun ikatan CCl berupa ikatan kovalen polar tetapi molekulnya bersifat nonpolar. Hal ini disebabkan, bentuk tetrahedral dari molekul CCl4 dapat dikatakan simetrism karena memiliki pusat simetri pada atom C ditengah, sehingga jumlah momen ikatan yang sama dengan nol. Atau dapat dikatan tarikan elektron akibat adanya perbedaan keelektronegatifan saling meniadakan atau saling menguatkan (perhatikan tanda panah pada strutur). Hal ini dapat diandaikan, suatu benda yang berada di tengah-tengah ditarik dari empat sudut dengan kekuatan sama, maka benda tersebut tidak akan bergerak. Karena hal inilah molekul CCl4 bersifat nonpolar. Jika CCl4 salah satu atom Cl diganti oleh atom lain misalnya H, maka sifat molekul yang awalnya nonpolar berubah menjadi polar. Hal ini disebabkan kepolaran ikatan C-H berbeda dengan kepolaran ikatan C-Cl, sehingga momen dipol yang terbentuk tidak saling meniadakan. Tetapi apabila semua atom C diganti oleh atom H maka molekulnya bersifat nonpolar karena kepolaran semua ikatan CH sama besar sehingga mpmen ikatan yang terbentuk saling meniadakan. Pada molekul BCl2 dan CO2 mempunyai bentuk molekul linear dengan B dan C sebagai atom pusat.

Atom Cl dan atom O lebih elektronegatif dibanding atom B dan C yang bertindak sebagai atom pusat (pada gambar yang berwarna hitam), sehingga elektron ikatan lebih tertarik kearah atom Cl dan O. Namun, atom B dan C masing-masing mengikat 2 atom yang sejenis maka momen ikatan yang terbentuk tertarik ke arah yang berlawanan dengan kekuatan yang sama, sehingga molekulnya bersifat nonpolar.

12

Molekul H2O walaupun rumus molekulnya mirip dengan CO2 dan BCl2 tetapi bersifat polar.

Hal ini disebabkan, pada molekul H2O, atom O sebagai atom pusat masih memiliki pasangan elektron bebas. Hal ini menyebabkan molekul H2O tidak berbentuk linear seperti molekul CO2 dan BCl2, sehingga momen ikatan yang terbentuk tidak saling menguatkan atau tidak saling meniadakan.

13

KESIMPULAN Suatu larutan dikatakan polar apabila larutan tersebut tertarik saat didekatkan dengan medan listrik/benda yang bermuatan negative (-), sedangkan suatu larutan dikatakan bersifat non polar apabila larutan tersebut tidak tertarik saat didekatkan dengan benda yang bermuatan negative (-). Berdasarkan hasil pengamatan : H2O : Polar Aseton : Polar Etanol : Polar CCL4 : Non polar

14

DAFTAR PUSTAKA
http://smartsains.blogspot.com/2008/09/perbedaan-senyawa-polar-dengan-non.html http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kimia http://s398.photobucket.com/albums/pp65/nikadekdianita/?action=view&current=logosma4.jpg & http://wanibesak.wordpress.com/tag/menguji-kepolaran-molekul/

15

You might also like