You are on page 1of 22

1

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 AIKMEL
TAHUN AJARAN 2012/2013



















OLEH

MUHAIMAWATI
E1A 009 030



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah .................................................................................. 3
1.5 Definisi Operasional............................................................................. 3
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1 Pegertian belajar .................................................................................. 5
2.2 Pembelajaran Kooperatif........................................................................5
2.3 Metode Jigsaw.......................................................................................6
2.4 Prestasi Belajar......................................................................................9
2.5 Hipotesis ............................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 11
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 11
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 11
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 11
3.4 Populasi dan Sampel ................................................................................. 11
3.5 Rancangan Penelitian ................................................................................. 12
3.6 Prosedur Penelitian..................................................................................... 12
3.7 Instrumen Penelitian................................................................................... 13
3.8 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................16
3.9 Teknik Analisis Data...................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran,
guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami
berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk
belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Pendidikan
merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa
suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya
interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan
ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan
berpedoman pada seperangkatan aturan dan rencana tentang pendidikan yang
dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan
untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem
pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah
satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya
proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini
cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada
penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan
pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian
materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk,
mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi
siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak
4

kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa
tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan
guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai
oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal.
Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa sehingga kegiatan belajar
berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana
kelas lebih hidup. Pembelajaran kooperatif terutama teknik Jigsaw dianggap cocok
diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Dengan inovasi ini
diharapkan proses pembelajaran akan semakin menningkatkan kreativitas siswa dan
peran nyata guru sebagai inovator dan fasilitator dapat terlihat. Dengan demikian,
pelajaran biologi yang selama ini dianggap sulit dapat menjadi salah satu pelajaran
yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengambil judul efektifitas
pembelajaran menggunakan metode jigsaw terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
di SMPN 1 Aikmel tahun ajaran 2012/2013.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah pembelajaran
menggunakan metode jigsaw efektif terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di
SMPN 1 Aikmel tahun ajaran 2012/2013?


5

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas pembelajaran menggunakan metode jigsaw terhadap prestasi
belajar siswa kelas VIII di SMPN 1 Aikmel tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Batasan Masalah
Untuk mengatasi luasnya penelitian ini, peneliti membatasi penelitiannya
dalam hal sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan adalah jigsaw.
2. Masalah yang diteliti adalah prestasi belajar fisika.
3. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII, semester 2 di SMPN 1 Aikmel tahun ajaran
2012/2013.

1.5 Definisi operasional
Untuk memudahkan memahami isi penelitian ini perlu didefinisikan beberapa
istilah sebagai berikut:
1. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif,
pengaruh atau akibat, bisa dirtikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil
yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektivitas merupakan keterkaitan
antara tujuan dan hasil yang di capai. Jadi efektivitas adalah pengaruh yang
ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk
mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan
yang dilakukan.
2. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3. Metode jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong
siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi maksimal. Kelompok dalam metode jigsaw ini terdiri dari
6

kelompok asal yang terdiri dari 4 - 6 orang dan kelompok ahli yang sesuai dengan
materi yang didapatkan.
4. Prestasi belajar biologi adalah perubahan-perubahan (hasil) yang dicapai siswa
setelah mempelajari biologi. Perubahan ini kemudian dihitung dan dinilai serta
diwujudkan dalam bentuk angka.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Mahasiswa
Mengembangkan pola berpikir mahasiswa FKIP sebagai calon guru dalam
mengembangkan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan efektif sebagai salah
satu upaya peningkatan mutu pendidikan.
b. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru biologi agar dapat menggunakan metode
jigsaw sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir siswa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif serta
meningkatkan kemauan, keberanian untuk bertanya dan menjawab permasalahan
dalam upaya miningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Bagi Sekolah
Bertambahnya variasi metode pembelajaran dalam upaya peningkatan proses
belajar dan hasil belajar siswa disekolah serta mutu pendidikan pada umumnya.







7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri
perubahan tingkah laku dalam pelajaran adalah perubahan secara sadar, perubahan
dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan sifatnya sementara, perubahan dalam
belajar bertujuan atau terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
(Slameto, 2003).

2.2 Pembelajaran Kooperatif
Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu berjalan dengan
mulus meskipun rencana telah dirancang sedemikian rupa. Hal-hal yang dapat
menghambat proses pembelajaran terutama dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran kooperatif
2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru terhadap
proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang hanya segelintir orang yang
menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.
3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran kooperatif.
4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
5. Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat
mendukung proses pembelajaran.
Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik, maka
upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
8

1. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model pembelajaran
kooperatif di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
2. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas
heterogen.
3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran kooperatif.
4. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku sumber.
5. Mensosialisasikan kepada siswa akan pentingnya sistem teknologi dan informasi
yang dapat mendukung proses pembelajaran (Arends (1997) dalam Sudrajat,
2009).

2.3 Metode Jigsaw
Pembelajaran kooperatif metode Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung
jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends (1997) dalam Sudrajat, 2009).
Jumlah yang bekerja sama dalam masing masing harus dibatasi, agar
kelompok kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena suatu
ukuran kelompok mempengaruhi produktivitasnya. Dalam hal ini, Soejadi (2000)
mengemukakan, jumlah anggota dalam satu kelompok apabila semakin besar, dapat
mengakibatkan makin kurang efektif kerja sama antar para anggotanya (Isjoni, 2009).
Menurut Edward (1989), kelompok yang terdiri dari 4 orang terbukti sangat
efektif. Sudjana (1989) mengemukakan, beberapa siswa dihimpun dalam satu
kelompok dapat terdiri 4 6 orang siswa. Jumlah yang paling tepat menurut hasil
penelitian Slavin adalah hal itu dikarenakan kelompok yang beranggotakan 4 6
orang lebih sepaham dalam menyelesaikan suatu permasalahan dibandingkan dengan
kelompok yang beranggotakan 2 4 orang.
Model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
9

4 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan
bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan
menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends (1997)
dalam Sudrajat, 2009).
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu
untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran
yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim /
kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa
yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif metode Jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal.`
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli dapat pada gambar 2.1
digambarkan sebagai berikut.
Kelompok Asal


Kelompok Ahli
Gambar 2.1 Ilustrasi Metode Jigsaw
10

Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :
a) Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap
kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal
menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe
Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi
pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama
belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart
Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi
pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan
kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh
Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan
jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan
tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari
40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8
kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan
kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau
dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik
yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.







11


Gambar 2.2 Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
b) Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,
selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok
yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi
pembelajaran yang telah didiskusikan.
c) Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
d) Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor
dasar ke skor kuis berikutnya.
e) Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.
f) Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru
maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2.4 Prestasi Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan lingkungannya. Perubahan perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku . Menurut Slameto (2003),
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.
12

Arsyad (1996) menyatakan hasil belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Menurut Djamarah (1994) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian,
prestasi belajar adalah hasil ynag diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individual sebagai hasil aktivitas dalam belajar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan hasil perbuatan belajar seseorang yang dinyatakan dalam bentuk angka
(kuantitatif) maupun pernyataan (kualitatif) melalui proses pengukuran terhadap
tingkah laku yang dihasilkan dari proses belajar mengajar.

2.6 Hipotesis
a) Ha (hipotesis alternatif): metode jigsaw efektif terhadap prestasi belajar siswa
kelas VIII di SMPN 1 Aikmel.
b) Ho (hipotesis awal): metode jigsaw tidak efektif terhadap prestasi belajar siswa
kelas VIII di SMPN 1 Aikmel.













13

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah yang melakukan perubahan (perlakuan khusus) terhadap variabel-
variabel yang diteliti. Penelitian eksperimen meneliti ada tidaknya hubungan sebab
akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memperi
perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol
untuk perbandingan (Arikunto, 2006).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Variabel yang diamati terdiri dari dua yaitu variabel yang mempengaruhi
disebut variabel penyebab atau variabel bebas, sedangkan variabel akibat disebut
variabel tidak bebas atau variabel terikat (Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini akan diselidiki variabel bebas dan variabel terikat
sebagai berikut :
a. Variabel bebas yaitu metode jigsaw yang digunakan dalam pembelajaran biologi.
b. Variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 1 Aikmel pada Kelas VIII dari tanggal 4
Agustus 2013 sampai 4 November 2013.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP 1 Aikmel yang
terdiri atas enam kelas. Sampel penelitan yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen
dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol.
14

Penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan dengan teknik
cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan apabila populasi
cukup besar sehingga perlu dibuat beberapa kelas/kelompok. Pengambilannya
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu,
misalnya dengan undian (Sugiyono, 2007).
3.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen yang merupakan jenis
penelitian yang bertujuan melihat hubungan sebab akibat. Penelitian eksperimen ini
menggunakan control group pre-test-post-test design (Arikunto, 2007) yang memiliki
rancangan penelitian seperti pada Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen Ya Ya (metose jigsaw) Ya
Kontrol Ya Tidak (ceramah) Ya
(Arikunto, 2007).
3.6 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pengambilan data penelitian ini
meliputi:
1. Menentukan materi pokok.
2. Membuat persiapan mengajar berupa RPP, kisi-kisi soal, dan test.
3. Melakukan uji coba instrumen penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen
penelitian dilakukan di kelas yang sudah menerima materi gerak tumbuhan,
kemudian diberikan pre-test kepada kelas sampel yang telah dihitung validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda soal.
4. Menentukan kelas sampel.
5. Memberikan perlakuan kepada kelas sampel menggunakan metode jigsaw
6. Melakukan post-test setelah perlakuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
15

7. Analisis data untuk menarik kesimpulan dari rumusan masalah yang telah
disampaikan.

3.7 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
belajar. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi dan kemampuan yang
dimiliki oleh individu. Tes yang digunakan adalah tes objektif yaitu tes yang
terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif
yang benar dari sejumlah alternatif yang disediakan.
Untuk mengetahui apakah butir soal yang diberikan dapat dikatakan
baik atau tidak, maka perlu dilakukan analisis butir soal. Menurut Arikunto
(2007) butir soal yang baik dapat ditinjau dari beberapa segi, yakni analisis
validitas dan reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal, analisis daya pembeda,
dan fungsi pengecoh (distraktor).
a. Validitas item
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep
yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Analisis
validitas dilakukan dengan menggunakan persamaan korelasi product moment
r dengan angka kasar (Arikunto, 2007) :
( )( )
( ) ( ) { }( ) ( ) { }
2
2
2
2
. .
. .




=
Y Y N X X N
Y X XY N
rxy
............................(3.1)


Keterangan :
r
xy
= koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y
N = jumlah siswa
X = jumlah nilai variabel X
16

Y = jumlah nilai variabel Y
XY = jumlah nilai perkalian variabel X dan Y
(X)
2
= jumlah nilai variabel X dikuadratkan
(Y)
2
= jumlah nilai variabel Y dikuadratkan
X
2
= jumlah kuadrat nilai variabel X
Y
2
= jumlah kuadrat nilai variabel Y.
Nilai r
xy
akan dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Jadi
kemungkinan yang terjadi yaitu :
- Jika r
xy
> r
tabel
, maka soal tersebut dikatakan valid
- Jika r
xy
< r
tabel
, maka soal tersebut dikatakan tidak valid.
b. Reliabilitas
Analisis reliabilitas suatu tes dan atau alat ukur lainnya, pada hakekatnya
menguji keajengan pertanyaan tes. Untuk mencari reliabel soal digunakan rumus
Sperman Brown (Arikunto, 2007) yaitu :
r
r
r
x
2
1
2
1
2
1
2
1
1
2
1
11
+
=
..(3.2)

Keterangan :
r
11
= koefisien realibilitas instrumen seluruh tes
r

= menyatakan reliabilitas separuh tes.


Nilai r
11
akan dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Jadi
kemungkinan yang terjadi yaitu :
- Jika r
11
> r
tabel,
maka soal tersebut dikatakan reliabel.
- Jika r
11
< r
tabel
, maka soal tersebut dikatakan tidak reliabel.
c. Analisis Indeks Kesukaran Soal
17

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
pemecahannya. Sebaliknya soal yang telalu sukar membuat siswa menjadi putus asa
memecahkannya. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal
adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2007):
JS
B
P =
......... ..................................................................................(3.3)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar tiap butir soal
JS = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks kesukaran soal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut
Tabel 3.2 Kriteria Indeks Kesukaran Soal
No. Nilai Kualifikasi
1
2
3
0,00 0,30
0,31 0,70
0,71 1,00
Sukar
Sedang
Mudah
(Arikunto, 2007).
d. Analisis Daya Pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang (rendah prestasinya).
Persamaan yang digunakan :
b
b
a
a
J
B
J
B
D =
(3.4)

18

Keterangan :
D = Daya pembeda
B
a
= Banyak siswa kelompok atas yang menjawab benar
B
b
= Banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar
J
a
= Jumlah siswa kelompok atas
J
b
= Jumlah siswa kelompok bawah
Adapun kriteria nilai daya pembeda dapat di lihat pada tabel 3.3 di
bawah ini.
Tabel 3.3 Kriteria Nilai Daya Pembeda
No Nilai Kualifikasi
1
2
3
4
0,00 0,20
0,21 0,40
0,41 0,70
0,71 1,00
Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali
(Arikunto, 2007).
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini akan diberikan test tes awal (pre-tes) dan tes akhir
(post-test). Test awal (pre-test) bertujuan untuk mengetahui homogenitas suatu
sampel sedangkan pemberian test akhir (post-test) bertujuan untuk mengetahui
prestasi belajar setelah diberikannya perlakuan pada kelas sampel.
3.8. Teknik Analisa Data
Efektifitas perlakuan yang diperoleh siswa dianalisis menggunakan
uji-t dengan rumusan yaitu (Sudjana, 2002) sebagai berikut:
2
2
2
1
2
1
2 1
n
S
n
S
x x
t
+

= ....................................................................(3.5)
Keterangan:
19


1
x = nilai rata-rata kelas eksperimen

2
x = nilai rata-rata kelas kontrol
S
1
= standar deviasi kelas eksperimen
S
2
= standar deviasi kelas kontrol
n
1
= jumlah sampel kelas eksperimen
n
2
= jumlah sampel kelas kontrol
Kriteria :
- t
hit
> t
tabel
maka Ha diterima dan Ho ditolak
- t
hit
< t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak


Sebelum melakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas
(untuk data pre test) dan uji normalitas (untuk data post test). Homogenitas data
dapat dicari dengan menggunakan rumus uji F pada persamaan berikut
(Sudjana, 2002).

terkecil Varians
terbesar Varians
F = .....................................................................(3.6)
Data homogen jika F
hitung
< F
tabel
pada taraf signifikan 5 % dengan F
tabel = F
0,95
(dk
1,
dk
2
) dimana dk
1
menyatakan derajat kebebasan pembilang
dan dk
2
menyatakan derajat kebebasan penyebut, dengan dk= k-1.
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data
post-test terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
rumus Chi-Kuadrat (
2
) dengan rumusan sebagai berikut (Riduwan, 2002).

2
=
( )

k
k i e
e
f
f f
2
0
......................................................................................(3.7)
Keterangan:
f
0
= Frekuensi yang diobservasi
f
e
= Frekuensi yang diharapkan
20

f
0
- f
e
= Selisih data f
o
dan f
e
Data terdistrubusi normal jika nilai
2
hitung
<
2
tabel
pada taraf
signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan db = k 3, dimana k adalah jumlah
kelas interval.



JADWAL PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan,
sejak bulan Agustus - November 2013. Secara rinci kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut.
Jadwal kegiatan penelitian yang meliputi persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan hasil penelitian dalam bentuk bar chart. Jadwal maksimal 4 bulan,
sebagai berikut.

No

JENIS KEGIATAN
Bulan ke...
Agust. Sept. Okt. Nov.
1 Persiapan penelitian
Menganalisis masalah
Menyiapkan perangkat
pembelajaran
Menyiapkan instrumen
penelitian

X

X

X

2 Pelaksanaan penelitian X
3 Pengumpulan data X
4 Analisis Data X
5 Pembuatan draft laporan X
6 Monitoring X
7 Seminar hasil penelitian X
8 Revisi laporan X
21

9 Penggandaan X
10 Pelaporan X


RENCANA ANGGARAN
Rincian penggunaan biaya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
No Komponen Rincian Jumlah
1. Biaya
Operasional
Pembuatan rencana pembelajaran
Pembuatan media pembelajaran
Penggandaan LKS, lembar observasi dan soal tes

Rp 200.000,-
Rp 300.000,-
Rp. 350.000,-
Jumlah Rp 850.000,-
2. Biaya
pembelian
ATK
Kertas HVS 80 gram 2 rim @ Rp. 35.000,-
Tinta Canon hitam 1 buah @ Rp. 20.000,-
Tinta Canon warna 1 buah @ Rp. 30.000,-
Transparansi 1 boks @ Rp. 15.000,-
Spidol transparan 1 set @ Rp. 25.000,-
Rp. 70.000,-
Rp. 20.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 15.000,-
Rp. 25.000,-
Jumlah Rp. 160.000,-
3. Biaya lain-
lain
Pembelian alat tulis menulis
Penggandaan dan penjilidan laporan
Rp. 30.000,-
Rp. 350.000,
Jumlah Rp. 380.000,-


Biaya
Keseluruhan
Biaya pembelian ATK Rp. 160.000,-
Biaya lain-lain Rp. 880.000,-
jumlah Rp. 1.400.000,-
Jumlah Total Rp. 2.790.000,-
Terbilang: dua juta tujuh ratus Sembilan puluh ribu


22

DAFTAR PUSTAKA
Arikuto, Suharsimin. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Arikuto, Suharsimin. 2007. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bachri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.
Isjoni. 2009. cooperative learning. Bandung. Alfabeta.
Sudrajat, Akhmad. 2008. cooperative-learning-teknik-jigsaw.diakses online:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-
teknik-jigsaw/. pada hari senin, 23 April 2012.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar mengajar: Bandung: Sinar
Baru Algensido.
Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Suprijono,Agus.2009. cooperative learning. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta. Rineka
Cipta.
Zain, Aswan., dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like