You are on page 1of 20

BAB 1 PEMAPARAN

Latar Belakang berdirinya Buah Kurma sudah menjadi hidangan buka puasa. Namun telah

ditemukan imitasinya yaitu Torakur. Buah Torakur atau tomat rasa Kurma ini adalah makanan khas dari Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang bentuk dan rasanya mirip dengan buah Kurma asli. Torakur adalah manisan tomat yang diolah dan dibentuk sedemikian rupa agar mirip dengan buah kurma asli. Ide ini muncul dari Ibu Sri Ngestiwati, warga Dusun Ampel Gading RT /VI , desa Klenteng, kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Ide ini muncul ketika kelebihan stok tomat karena panen yang berlimpah hingga membuat harga tomat anjlok di pasaran hingga ke titik Rp250Rp500. Tomat yang berlimpah tersebut apabila tidak diolah maka akan segera membusuk sehingga muncul ide mengolah tomat agar lebih awet. Tomat-tomat tersebut diolah menjadi manisan menyerupai kurma dari bentuk hingga rasanya. Melalui bekal pengetahuan yang diperoleh dari mahasiswa

Universitas Negeri Semarang yang melakukan kuliah kerja Nyata (KKN) di desanya, Sri Ngestiwati menciptakan produk torakur tersebut. Namun tidak serta-merta dia bisa menemukan rasa yang pas dengan buah

kurma. Rasa kurma itu didapatkan setelah melakukan uji coba berulang kali. Usaha produksi torakur tersebut dijalani sejak tahun 2002 silam. Torakur telah menjadi hak paten sebagai oleh-oleh khas bandungan, namun Bu Ngesti sebagai pencetus mengemukakan bahwa mungkin saja di daerah lain terdapat olahan serupa namun dengan nama yang berbeda. Ia memulai dengan modal awal waktu itu hanya gula 2 kg karena 10 kg tomatnya saya petik di kebun. Sekarang usaha tersebut telah berkembang melalui rumahnya yang juga dijadikan sebagai tempat produksi.

Visi :

Visi dan Misi Usaha Torakur Ibu Ngesti

1. Menjadikan torakur sebagai makanan khas daerah Bandungan bahkan Jawa Tengah. Dan menangkat nama Bandungan dan hasil olahannya ke taraf nasional. 2. Memberdayakan kaum perempuan di daerah Bandungan 3. Meningkatkan taraf hidup petani tomat Bandungan.
Misi :

1. Memasarkan torakur secara universal melalui media internet. 2. Membuka lapangan pekerjaan bagi kaum perempuan di Bandungan khususnya ibu rumah tangga dan anak putus sekolah. 3. Memberikan pelatihan-pelatihan usaha kepada ibu-ibu PKK. 4. Memanfaatkan hasil tani (tomat) yang berlimpah dan terbuang menjadi sesuatu yang bernilai jual.

Cara Memproduksi (cara pembuatan): Proses produksi dilakukan secara tradisional / handmade. Kegiatan

produksi dilakukan di rumah Ibu Ngesti. Proses memproduksi Torakur dikerjakan selama satu minggu dengan karyawan sebanyak 12 orang yang berasal dari lingkungan sekitar rumah Bu Ngesti yang seluruhnya merupakan perempuan. Sebelumnya mereka diberi pelatihan-pelatihan terlebih dahulu tentang cara membuat torakur. Mereka menjadi pekerja yang membantu Ngestiwati dari pagi hingga sore dengan upah antara Rp 300.000-Rp 350.000 per bulan, di luar lembur Rp 3.000 per jam dan uang makan sebesar Rp 3.000 per hari. Mereka diberdayakan karena sebelumnya berkegiatan sebagai ibu rumah tangga atau anak putus sekolah. Bahan baku tomat didapatkan dari pasar sekitar seperti Pasar Jetis, Kopeng, dan Bandungan. Bila bahan baku sulit didapat, kadang mendatangkan juga dari Temanggung. Dalam satu kali produksi dihasilkan dua hingga tiga kuintal perhari. Produksi tersebut dapat mencukupi stok permintaan hingga dua bulan. Kendala yang dihadapi adalah apabila datang musim penghujan karena pasokan tomat menipis disebabkan oleh para petani yang gagal panen. Bulan-bulan yang optimal untuk berproduksi antara Agustus hingga Oktober. Kendala lainnya adalah melonjaknya harga gula pasir dari Rp 285.000 per sak (50 kg) menjadi sekitar Rp 440.000. Padahal, saat ini memasuki masa musim giling tebu. Dia mengatasinya dengan menaikkan harga Rp 500 per kemasan. Berikut tahap-tahap pengolahan buah tomat menjadi torakur :
1.

Proses

pembuatan torakur diawali dengan melukai buah tomat

untuk diambil hati dan isinya yang kemudian direndam air kapur.

Namun tidak semua tomat bisa dimanfaatkan. Hanya tomat berkualitas bagus yang diambil.

2.

Proses selanjutnya susun tomat dalam panci, taburkan gula pasir di atasnya, tutup, diamkan selama semalam hingga keluar air.

3.

Masak tomat dengan api kecil hingga air habis dan kering (jangan sampai gosong), angkat, dinginkan.

4.

Ambil tomat, bentuk seperti kurma, rapikan, taruh di atas loyang, lakukan hingga tomat habis.

5.

Untuk menjaga kebersihan terutama dari serangan lalat, tempat penjemuran dibuat tertutup. Atas terbuat dari kaca sedangkan
4

bagian samping dipasang plastik. Tempat penjemuran berbentuk panggung mirip kandang ayam. Proses paling lama pada saat penjemuran karena tergantung sinar matahari. Kadang bisa satu minggu kalau sering turun hujan. Pernah dicoba dikeringkan memakai oven tetapi rasanya berubah.

Pemasaran : Torakur awalnya dijajakan kepada rekan sekantornya di Unit

Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan di Kecamatan Sumowono. Ternyata banyak yang menyukainya. Sekitar tiga bulan uji coba, Ngestiwati menemukan komposisi yang pas. Ia serius mengerjakan usaha ini, dan mengajukan surat izin kepada Departemen Kesehatan. Pemasaran bukan hanya dalam lingkup Bandungan namun hingga mencapai Brebes, Jakarta, Lembang, dan Surabaya. Permintaan melonjak ketika datang hari-hari perayaan seperti Natal dan Idul Fitri serta hari-hari libur maupun weekend. Cara memasarkan dengan cara tradisional (dari mulut ke mulut), agen-agen distributor dan sistem penjualan melalui outlet-outlet yang ada di Bandungan serta melalui media internet. Olahan tomat tersebut dikemas dalam kardus dengan label Torakur sehingga lebih menarik dan dapat bernilai lebih ekonomis. Satu kotak isi seperempat kilogram baik dalam bentuk rasa kurma dijual dengan harga Rp10 ribu. Harga tersebut akan lebih tinggi bila sudah dijual di kawasan wisata di daerah Bandungan.

Hasil yang dicapai :

Setiap hari dia mengolah sekitar 250 kilogram tomat mentah untuk diolah menjadi 50 kilogram Torakur. Namun, saat bulan Ramadhan, kebutuhan bahan bakunya naik sampai 300 kilogram tomat mentah. Torakur yang dikemas dalam kotak seberat 250 gram seharga Rp 9.000 dan kemasan 500 gram seharga Rp 17.000. Ngestiwati mengaku belum menghadapi kendala berarti dalam pemasaran karena pasar masih menampung berapa pun produk yang didistribusikannya. Dari buah tomat Ibu Ngesti mendapat omzet usaha yang mencapai puluhan juta rupiah. Dan, lapangan pekerjaan terbuka bagi puluhan orang di sekitar rumahnya di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Nama Torakur telah mendapatkan pengakuan hingga tingkat

nasional, terbukti dari banyaknya minat studi banding dari luar daerah seperti misalnya dari Papua dan Pulau Samosir yang bermaksud mengetahui tentang manajemen berproduksi.

Pelatihan : Ibu Ngestiwati memulai usaha ini setelah mendapat pelatihan dari

sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang sedang kuliah kerja nyata pada awal 2002. Ibu Ngestiwati bersama puluhan warga dilatih mengolah tanaman pangan, salah satunya membuat manisan tomat. Karena itu , ia merasa harus menularkan kesuksesannya kepada orang yang membutuhkan. Guna menularkan kiat sukses dalam memproduksi hasil olahan buah, maka Bu Ngesti sering diajak bekerja sama oleh Dinas-dinas terkait seperti Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian, dan Dinas pertanian untuk memberikan pelatihan maupun menjadi narasumber pada berbagai

acara. Sasaran pelatihan dan seminar adalah ibu-ibu penggerak PKK. Bahkan pelatihan tersebut telah dilakukan hingga tingkatan Provinsi.

BAB 2 : ANALISIS
Dari ulasan ulasan tersebut saya menganalisis melalui fungsi POAC yakni Planning (Perencanaan), Organizing (Mengorganisasi), Actuating (Mengarahkan), dan Controlling (Pengawasan). Berikut ini adalah hasil analisis saya :

Planning :
Garth N. Jone Perencanaan (Planning) adalah proses pemilihan dan pengembangan dari tindakan yang paling baik / menguntungkan untuk mencapai tujuan. Dari teori tersebut, menurut saya perencanaan yang dilakukan oleh Ibu Ngesti selaku perencana memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : Kelebihan :

1.

Usaha torakur yang dibentuk ini sudah direncanakan dengan baik dan melalui proses pertimbangan yang matang. Pertimbangan dan tindakan perencanaan yang efisien dan efektif dalam usaha torakur Ibu Ngesti antara lain : Efisien : karena memilih untuk memanfaatkan bahan baku yang berlimpah (tomat) dengan harganya yang murah menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Efektif : karena berhasil menjual produk tersebut melalui promosi yang direncanakan sedemikian rupa sehingga mendatangkan profit yang tinggi. Rencana promosi yang dilakukan antara lain : Packaging produk torakur yang didesign cantik , rapi, dan menarik. Hal ini dinilai efektif dalam menarik minat pembeli agar membeli torakur dan meningkatkan daya jual.

Promosi melalui mulut ke mulut. Promosi ini memang adalah cara promosi lama / tradisional yang memakan waktu lama namun sangat efektif dan berhasil dalam mendatangkan pembeli. Mengingat sifat masyarakat Indonesia yang cenderung lebih percaya kepada ucapan teman daripada iklan. Pemanfaatan hal itu oleh Ibu Ngesti dalam menjual produk torakur ini adalah tindakan perencanaan yang tepat. Promosi melalui internet. Promosi ini adalah metode / cara promosi yang sedang marak dilakukan karena dinilai efisien dan efektif dalam usaha karena promosi ini bersifat universal yaitu dapat diketahui dan diakses

oleh siapa saja dan dimana saja. Dalam pengembangan torakur , hal tersebut adalah perencanaan / strategi penjualan yang paling bagus karena dapat meluaskan pasar dan sasaran pembeli. 2. Penggunaan nama dan bentuk yang menarik. Rasa penasaran masyarakat akan bentuk dan nama torakur merupakan cerminan keberhasilan perencanaan dalam memikat pembeli. Dengan menggunakan bentuk yang menyerupai kurma dan nama torakur berasal dari tomat rasa kurma yaitu nama yang mudah diingat dan menarik. Hal tersebut membuktikan bahwa Perencana sudah melalui proses planning yang cukup mendetail dalam memikirkan cara penjualan produk yang sebelumnya bernilai rendah menjadi produk yang dicari. Nama dan bentuk torakur secara tidak langsung menjadi media promosi karena membuat orang penasaran , menimbulkan rasa ingin tahu tentang torakur misalnya : seperti apa bentuknya, bagaimana rasanya. Dari hal itu kemudian timbul keinginan untuk membelinya/mencicipi torakur tersebut.

3.

Penetapan harga jual yang terjangkau. Dengan harga jual yang murah dapat mendatangkan profit yang optimal. Harga yang terjangkau membuat produk ini mampu menembus pasar yang luas dan memudahkan proses distribusinya. Sehingga semua golongan masyarakat baik golongan menengah ke atas, golongan menengah, maupun golongan menengah ke bawah menjadi sasaran penjualan torakur.

4.

Produk torakur adalah produk yang awet / tahan lama.

Perencana membuat torakur yang sebenarnya adalah manisan tomat yang lebih awet. Manisan torakur ini dapat tahan lama karena penggunaan gula sebagai pemanis alami sehingga produk ini dapat menjadi buah tangan dari daerah Bandungan, Semarang.

Kelemahan : Dari perencanaan yang sudah dilakukan oleh Ibu Ngestiwati terdapat beberapa kelemahan sebagai berikut : Variasi rasa kurang. Jika hanya mengandalkan rasa kurma biasa

dan seperti inovasi yang sebelumnya akan menimbulkan kejenuhan pembeli. Dan bila dibiarkan terus akan mengancam continuity (keberlangsungan) dari usaha ini . Proses produksi secara tradisional / handmade kurang efektif dan

efisien karena banyak memakan waktu. Jenis usaha ini mudah ditiru oleh orang lain dan memunculkan

pesaing-pesaing baru. Proses produksi yang mengandalkan musim kurang efektif. Pada

musim penghujan sering muncul kendala dalam memperoleh bahan baku utama yaitu tomat karena gagal panen. Torakur tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan khususnya

penderita diabetes karena mengandung kadar gula yang cukup tinggi.

Organizing :

10

Dari Bab 1 dapat disimpulkan struktur pengorganisaasian dalam usaha Torakur ibu Ngesti adalah
Petani Tomat Bandungan Pemerinta h Daerah

Ibu Ngestiwati Top Manajer

Produksi

Pemasara n

Penjuala n Outlet-Outlet

Karyawan Distribut or Ibu Rumah Tangga Anak Putus Sekolah Internet

Organizing mengkoordinasikan

adalah hubungan

salah

satu

fungsi sistem

manajemen kewenangan

untuk dan

berbagai

pertanggungjawaban tugas-tugas yang ada di dalam organisasi. Dari teori tersebut, pengorganisasian yang dilakukan Ibu Ngesti dalam usaha Torakur miliknya ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: Kelebihan : 1. Adanya kerjasama yang baik dengan petani tomat selaku supplier dan pemerintah daerah yang terbukti membawa dampak positif bagi usahanya.

11

Hal

ini

terbukti dari

melalui

kemudahan setempat.

Ibu

Ngesti

dalam

mendapatkan perizinan dan hak paten atas usaha dan ide torakurnya pemerintah Sebaliknya hubungan simbiosis mutualisme antara beliau dengan petani tomat selaku supplier tercermin dari partisipasi para petani tersebut dalam membantu usaha torakur ini melalui pemberian stock tomat yang berkualitas dan murah. 2. Adanya pembagian tugas (division of work) yang berstruktur yakni pembagian divisi tersendiri antara lain bagian produksi, bagian pemasaran, dan bagian penjualan. 3. Departementalisasi departementalisasi departementalization). Tipe bidangnya departementalisasi masing-masing. ini cukup baik saja karena bagian dapat produksi yang dilakukan merupakan ( jenis

berdasarkan

fungsinya

fungsional

memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang ada sesuai dengan Contohnya karyawannya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan anak putus sekolah yang ada di daerah sekitar tempat tinggalnya. Tindakan tersebut memiliki kelebihan antara lain : Ibu-ibu rumah tangga : sudah berpengalaman dalam bidang kuliner sehingga cocok bila ditempatkan ke dalam bagian produksi. Anak putus sekolah : memiliki kelebihan dari segi tenaga, tenaganya lebih kuat dan usia yang masih muda membuatnya mudah untuk dibentuk / cepat memahami perintah.

12

Kelemahan :

Usaha torakur milik Ibu Ngesti ini memiliki beberapa kelemahan dari segi pengorganisasian antara lain : 1. Semua perintah hanya diberikan olah Ibu Ngesti, sehingga

semuanya terlalu bergantung pada Ibu Ngesti. 2. Penggunaan ibu-ibu rumah tangga sebagai karyawan kurang tepat karena ibu-ibu rumah tangga memiliki keterbatasan yakni mereka harus mengutamakan urusan rumah tangganya terlebih dahulu. Sehingga produktivitasnya pada usaha ini kurang. 3. Penggunaan anak putus sekolah sebagai karyawan memang tepat tetapi memiliki sedikit kekurangan yaitu anak putus sekolah yang biasanya masih muda cenderung masih memiliki rasa egoisme yang tinggi sehingga kadang menghambat kerjanya dan berdampak buruk pada usaha.

Actuating :

George, R. Terry berbagai pengarahan dan

Actuating / fungsi aktuasi adalah sebuah pemotivasian agar setiap staf dapat

upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, melalui melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas , dan tanggungjawabnya. Yang memiliki prinsip-prinsip antara lain efisien, komunikasi, dan penghargaan / insentif.

13

Berdasarkan teori tersebut fungsi aktuasi dalam usaha Torakur Ibu Ngesti ini memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :

Kelebihan : 1. Adanya pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Ibu Ngesti

merupakan tindakan aktuasi yang baik. Hal ini menimbulkan keefisienan waktu, jika pekerja sudah mengerti cara kerja maka ia akan dapat bekerja dengan lebih cepat. 2. Dengan mengajak ibu-ibu rumah tangga dan anak putus sekolah di daerahnya sebagai pekerja, berarti memberikan harapan dan kesempatan pada mereka untuk mengaktualisasikan dirinya. Hal tersebut akan membuat mereka merasa berhutang budi pada Ibu Ngesti sehingga mereka bekerja dengan baik sebagai ucapan terima kasihnya. Karena sudah saling mengenal akan memudahkan komunikasi dan kerjasama diantara Ibu Ngesti dan pekerjanya. 3. Adanya pemberian insentif berupa upah lembur akan memacu pekerja dalam usaha torakur untuk meningkatkan kinerjanya.

Kelemahan : 1. Gaji yang sedikit akan menimbulkan penurunan produktivitas para pekerja. 2. Pekerja yang masih tetangganya sendiri merupakan suatu

kelemahan karena mereka sudah mengenal sifat-sifat asli Ibu Ngesti. Mereka akan cenderung meremehkan / menguji kemampuan leadership Ibu Ngesti dalam mengarahkan dan membina mereka.

14

3.

Bila terjadi kesalahpahaman dalam hubungan social antara Ibu Ngesti dan pekerjanya yang juga sekaligus tetangganya akan terbawa ke dalam pekerjaan. Sehingga suasana lingkungan kerja akan menjadi tidak kondusif.

Controlling :
GR. Terry dan Leslie W. Rue dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Controlling / Pengawasan / Pengendalian adalah proses mengukur pelaksanaan penyimpangan, diperlukan. Berpedoman pada teori tersebut fungsi controlling/pengawasan yang diterapkan dalam usaha Torakur Ibu Ngesti ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagi berikut : Kelebihan :
1.

dengan dan

tujuan-tujuan, mengambil

menentukan

sebab-sebab korektif bila

tindakan-tindakan

Tindakan

controlling

dengan

mengajukan

surat

izin

kepada

Departemen Kesehatan. Hal itu adalah upaya pengendalian yang cukup tanggap dalam menjaga kepercayaan pelanggannya. Surat Izin dari Departemen Kesehatan adalah suatu bukti pengakuan bahwa produk torakur miliknya merupakan produk yang halal dan layak dikonsumsi. Sehingga bila timbul masalah yang mempertanyakan kelayakan produk torakur Ibu Ngesti ini, beliau sudah aman dengan berlindung kepada surat izin dari Departemen Kesehatan yang didapatnya. 2. Mematenkan Torakur sebagai oleh-oleh khas Bandungan.

15

Hal

tersebut

merupakan

tindakan

controlling

yang

tepat

terhadap munculnya pesaing-pesaing baru yang juga menjual olahan serupa. 3. Tempat Produksi yang berada di rumahnya. Dengan memanfaatkan rumahnya sebagai tempat produksi, maka memudahkan Ibu Ngesti dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pada proses produksi.

Kelemahan :
1. Karena

pekerjaan Ibu Ngesti di Unit Pelaksana Teknis Dinas

Pendidikan di Kecamatan Sumowono yang menyita sebagian besar waktunya. Hal itu membuatnya tidak punya cukup waktu dalam melakukan pengawasan terhadap usahanya. 2. Pengawasan terhadap kinerja pekerjanya kurang dapat dilakukan secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan para pekerjanya masih tetangganya sendiri. Karena masih tetangga akan timbul yang ketidakleluasaan dalam menegur kesalahan-kesalahan

dilakukan. Hal ini membuat kegiatan pengawasan kurang berhasil.

16

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan :
Menurut saya fungsi manajemen yang ada dalam usaha Torakur Ibu Ngesti di Bandungan , Semarang ini sudah cukup baik. Fungsi POAC ( Planning, Organizing, Aktuating, dan Controlling) yang dilakukan secara umum memiliki kelebihan dan kelemahan antara lain : Kelebihan : Penggunaan nama dan bentuk yang menarik. Adanya pembagian tugas (division of work) yang berstruktur yakni pembagian divisi tersendiri antara lain bagian produksi, bagian pemasaran, dan bagian penjualan.

17

Adanya pemberian insentif berupa upah lembur akan memacu pekerja dalam usaha torakur untuk meningkatkan kinerjanya.

Mematenkan Torakur sebagai oleh-oleh khas Bandungan.

Kelemahan :
Variasi rasa kurang, dan proses produksi yang mengandalkan

musim kurang efektif. Torakur tidak dapat dinikmati oleh semua kalangan khususnya penderita diabetes karena mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Gaji yang sedikit akan menimbulkan penurunan produktivitas para pekerja.
Pekerjaan Ibu Ngesti di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan di

Kecamatan Sumowono yang membuatnya tidak punya cukup waktu dalam melakukan pengawasan terhadap usahanya.

Saran :
Ada beberapa saran / usulan untuk mengatasi kelemahankelemahan fungsi manajemen yang ada dalam usaha Ibu Ngestiwati ini antara lain : Perlunya penelitian-penelitian untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru sehingga muncul ide-ide baru dan produk baru agar dapat mempertahankan eksistensi usaha Torakur ini. Misalnya : perpaduan rasa torakur dengan dark coklat menjadi Choco Torakur.

18

Kendala bahan baku tomat yang susah dicari bila musim penghujan karena gagal panen dapat diatasi dengan mengimpor bahan tersebut dari luar negeri. Torakur yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes karena mengandung kadar gula yang tinggi. Hal tesebut dapat diatasi dengan mengeluarkan produk torakur khusus penderita diabetes dengan cara mengganti penggunaan gula tebu dengan gula jagung/ gula khusus penderita diabetes. Penurunan produktivitas karena gaji yang sedikit dapat diatasi dengan adanya insentif/hadiah bagi kinerja yang bagus. Hal itu akan memacu semangat bekerja karyawan Ibu Ngesti. Misalnya : pemberian sembako bagi 2 karyawan terbaik. Masalah waktu Ibu Ngesti yang kurang maksimal dalam melakukan pengawasan dapat diatasi dengan mengangkat keluarganya/orang yang dipercayainya untuk melakukan pengawasan bila ia tak ada/ tak bias melakukannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/09/13/18215329/Ngestiwati.den gan.Torakur.Tunjang.Ekonomi.Tetangga

19

http://ide17bisnis.blogspot.com/2011/10/ide-jitu-bisnis-torakur-tomat-rasa.html http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=10447 http://www.jsit.web.id/index.php? option=com_content&view=article&id=61:aktivitaskepsek&catid=35:dpm&Itemid=57

20

You might also like